Edible Coating: Anggur Merah Lebih Awet

Choose a study mode

Play Quiz
Study Flashcards
Spaced Repetition
Chat to Lesson

Podcast

Play an AI-generated podcast conversation about this lesson

Questions and Answers

Mengapa buah anggur yang didistribusikan secara lokal menghadapi tantangan besar?

Karena buah anggur memiliki kadar air tinggi (70%), kulit buah tipis, dan buah tumbuh berdekatan, sehingga rentan pecah dan terserang jamur.

Sebutkan dua kelebihan edible coating dari bahan hidrokoloid dibandingkan dengan bahan lainnya?

Sebagai barrier semi-permeabel, dapat menghalangi kontak langsung dengan oksigen, efektif mengontrol transfer uap air, oksigen, dan lipid.

Mengapa rasio amilosa dan amilopektin dalam pati sangat penting dalam pembuatan edible coating?

Menentukan karakteristik edible coating seperti transparansi, kekuatan, elastisitas, dan kerapatan lapisan.

Bagaimana proses kerja kitosan meningkatkan resistensi edible coating terhadap uap air?

<p>Membentuk lapisan yang menutupi permukaan buah, sehingga menghambat perpindahan uap air, gas, dan oksigen.</p> Signup and view all the answers

Sebutkan mekanisme kitosan dalam menghambat pertumbuhan mikroba pada buah?

<p>Menghambat interaksi membran sel, menginaktivasi enzim-enzim, dan merusak bahan genetik mikroba.</p> Signup and view all the answers

Mengapa suhu pembuatan larutan edible coating dibatasi pada 70°C dalam penelitian ini?

<p>Suhu 70°C konsisten dengan metode yang digunakan dalam teks untuk membuat larutan <em>edible coating</em> ini.</p> Signup and view all the answers

Apa yang menjadi dasar penentuan perlakuan terbaik dalam penelitian edible coating pada buah anggur?

<p>Pertimbangan parameter kualitas buah (kadar air, warna, susut bobot dll.) dan analisis kuantitatif nilai rerata tertinggi atau terendah dari parameter tersebut.</p> Signup and view all the answers

Jelaskan mengapa gliserol sering digunakan sebagai plasticizer dalam pembuatan film biodegradable?

<p>Karena dapat memperlemah kekakuan dari bahan polimer sekaligus meningkatkan fleksibilitas polimer.</p> Signup and view all the answers

Apa fungsi edible coating selain memperpanjang umur simpan produk?

<p>Melindungi produk dari kerusakan mekanis, mengurangi transmisi uap air, aroma, dan lemak, serta berfungsi sebagai pembawa antimikroba dan antioksidan.</p> Signup and view all the answers

Sebutkan tiga metode yang dapat digunakan untuk melapisi buah-buahan atau sayuran dengan edible coating?

<p>Pencelupan (dipping), penyemprotan (spraying), dan pemolesan (brushing).</p> Signup and view all the answers

Mengapa buah anggur merah termasuk komoditas yang mudah rusak?

<p>Buah anggur mengalami peningkatan respirasi saat pematangan atau penuaan, meningkatkan kerentanan terhadap kerusakan mekanis dan serangan penyakit.</p> Signup and view all the answers

Apa yang dimaksud dengan talas beneng dan mengapa disebut demikian?

<p>Talas beneng adalah jenis tanaman liar dari Banten, disebut beneng karena ukurannya besar dan berwarna kuning (koneng).</p> Signup and view all the answers

Jelaskan bagaimana cara mereduksi kandungan oksalat pada talas beneng?

<p>Dengan cara merendam dalam larutan garam dapur atau NaCl 10% selama 150 menit.</p> Signup and view all the answers

Apa perbedaan struktur antara amilosa dan amilopektin?

<p>Amilosa memiliki rantai lurus, sedangkan amilopektin memiliki struktur rantai bercabang.</p> Signup and view all the answers

Bagaimana molekul amilosa dan amilopektin berkontribusi pada karakteristik edible coating?

<p>Amilosa memberikan kekuatan dan mengurangi laju transmisi uap air, sedangkan amilopektin memberikan sifat lengket.</p> Signup and view all the answers

Jelaskan bagaimana proses ekstraksi pati talas beneng dilakukan?

<p>Melalui pengupasan, pencucian, perendaman, penghancuran, penyaringan, pengendapan, pengeringan, penggilingan, dan pengayakan.</p> Signup and view all the answers

Apa yang dimaksud dengan kitosan dan dari mana asalnya?

<p>Kitosan adalah polisakarida yang terdiri dari kopolimer glukosamin dan N-asetilglukosamin, diperoleh dari deasetilasi kitin.</p> Signup and view all the answers

Mengapa variasi konsentrasi pati talas beneng dan kitosan perlu diteliti dalam pembuatan edible coating?

<p>Untuk menentukan formula optimal yang dapat mempertahankan karakteristik buah anggur merah selama penyimpanan.</p> Signup and view all the answers

Jelaskan bagaimana cara kerja pengujian susut bobot pada analisis karakteristik fisik?

<p>Dengan cara menimbang sampel pada awal dan akhir penyimpanan, lalu menghitung persentase penurunan berat.</p> Signup and view all the answers

Bagaimana cara kerja pengukuran warna pada sampel buah anggur merah menggunakan kamera smartphone?

<p>Sampel difoto dalam studio mini dengan pencahayaan standar, lalu dianalisis menggunakan aplikasi Adobe Photoshop CS 6 untuk mengukur nilai L, a, dan b.</p> Signup and view all the answers

Mengapa larutan NaOH 0,05 N digunakan dalam pengukuran laju respirasi buah anggur?

<p>Berfungsi sebagai pengikat gas CO2 yang telah diproduksi oleh buah sebagai hasil respirasi.</p> Signup and view all the answers

Selain pati talas beneng (sebagai sumber amilosa dan amilopektin), komponen apalagi yang diperlukan dalam pembuatan edible coating supaya lentur dan tidak mudah patah?

<p><em>Plasticizer</em>, contohnya gliserol</p> Signup and view all the answers

Disebutkan bahwa talas beneng berpotensi sebagai pengganti bahan baku edible coating. Apa pertimbangan dari pernyataan tersebut, dan bagaiaman cara memperolehnya?

<p>Pertimbangan kandungan pati yang tinggi, hingga 82,32%. Cara memperolehnya dengan mengekstraksi umbi talas beneng</p> Signup and view all the answers

Disebutkan dalam penelitian terkait yaitu, edible coating telah banyak dikaji pada tanaman stroberi dan tomat. Akan tetapi buah anggur belum banyak. Jika ingin mengkaji edible coating pada buah mangga, bagaimana metodenya (singkat saja)?

<p>Mengacu pada metode Meindrawan et al (2024), menggunakan pati talas beneng, kitosan serta minyak atsiri, lalu diaplikasikan dengan metode pencelupan</p> Signup and view all the answers

Mengapa pada buah anggur perlu dilakukan pengamatan deskriptif terhadap kerusakan mikroba?

<p>Untuk mengetahui jenis kerusakan seperti apa yang terjadi pada buah anggur yang dilapisi <em>edible coating</em> berbahan dasar pati talas beneng dan mitosan</p> Signup and view all the answers

Jika diasumsikan formula edible coating sudah baik, pengemasan seperti apa yang tepat agar aman disimpan dalam jangka panjang?

<p>Divakum atau dalam suhu rendah (suhu chiller 4-8 derajat celcius)</p> Signup and view all the answers

Mengapa kitosan lebih baik diaplikasikan menjadi edible coating daripada diaplikasikan pada kemasan?

<p>Karena kitosan bersifat alami dan dapat dimakan</p> Signup and view all the answers

Selain buah, apa saja yang tepat jika diaplikasikan edible coating kitatosan?

<p>Sayuran, daging, produk olahan susu</p> Signup and view all the answers

Mengapa ekstraksi pati perlu menggunakan air garam?

<p>Air garam membantu menghambat aktivitas enzimatis dan oksidasi.</p> Signup and view all the answers

Selain persentase susut bobot, parameter apa lagi yang penting diperhatikan dalam menguji kualitas buah anggur setelah dilapisi edible coating?

<p>Kadar air, tekstur, laju respirasi, dan pertumbuhan mikroba.</p> Signup and view all the answers

Apa peran indikator fenolftalein dalam metode titrasi yang digunakan untuk mengukur laju respirasi?

<p>Indikator fenolftalein digunakan untuk menandai perubahan pH yang terjadi ketika CO2 bereaksi dengan NaOH sehingga menunjukkan titik akhir titrasi.</p> Signup and view all the answers

Adakah jenis talas selain talas beneng yang cocok dijadikan edible coating? Mengapa?

<p>Ada, semua jenis talas bisa. Yang penting kandungan patinya tinggi</p> Signup and view all the answers

Senyawa apa yang menjadi indikator utama pada buah anggur tersebut mulai membusuk?

<p>Etanol</p> Signup and view all the answers

Senyawa apa yang harus dihindari pada edible coating agar tidak berbahaya bagi tubuh?

<p>Formaldehida</p> Signup and view all the answers

Bahan pelapis edible biasanya memiliki kemampuan untuk memertahankan apa?

<p>Kelembapan produk</p> Signup and view all the answers

Bagaimana edible coating dapat membantu menjaga nilai gizi pada buah anggur?

<p>Mengontrol terhadap perpindahan zat terlarut untuk mempertahankan pigmen alami dan nilai gizi</p> Signup and view all the answers

Faktor diluar buah yang memengaruhi kualitas edible coating?

<p>Jenis tanaman, iklim, dan kesehatan tanah</p> Signup and view all the answers

Apa yang terjadi jika lapisan edible terlalu kental?

<p>Menyebabkan terjadinya respirasi anaerobik yang akan menyebabkan kerusakan atau pembususkan yang lebih cepat dari keadaan normal</p> Signup and view all the answers

Mengapa dalam pelaksanaan pelapisan edible coating , buah yang akan menjadi sampel harus disortir terlebih dahulu?

<p>Agar ukurannya menjadi seragam</p> Signup and view all the answers

Berapa kali dan berapa lama proses pencelupan dalam pelapisan edible coating?

<p>Dua kali selama 3 menit</p> Signup and view all the answers

Bagaimana buah yang sudah dilapisi edible coating disimpan?

<p>Diletakkan buah anggur yang sudah dilapisi <em>edible coating</em> ke dalam keranjang lau disimpan pada suhu 25c (suhu ruang)</p> Signup and view all the answers

Flashcards

Apa itu Edible Coating?

Lapisan tipis yang diaplikasikan pada produk dalam bentuk cair untuk memperpanjang umur simpan.

Mengapa Pati digunakan dalam Edible Coating?

Pati dapat membentuk lapisan yang kuat dan elastis.

Apa itu Talas Beneng?

Sebagai talas lokal dari Provinsi Banten yang berpotensi sebagai bahan baku edible coating.

Apa peran Kitosan?

Kitosan dapat meningkatkan resistensi terhadap uap air pada edible coating.

Signup and view all the flashcards

Apa itu Plasticizer?

Zat non-volatil yang ditambahkan untuk meningkatkan fleksibilitas polimer.

Signup and view all the flashcards

Apa Fungsi Edible Coating?

Untuk melindungi produk dari kerusakan mekanis dan mengurangi transmisi uap air.

Signup and view all the flashcards

Apa itu Pati atau Amilum?

Pati atau amilum adalah karbohidrat polisakarida yang terdiri dari sejumlah besar unit glukosa yang bergabung bersama-sama oleh ikatan glikosidik.

Signup and view all the flashcards

Tujuan Rancangan Respon?

Tentukan perlakuan terbaik dengan mempertimbangkan parameter terhadap edible coating.

Signup and view all the flashcards

Metode yang digunakan?

Metode kuantitatif dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial.

Signup and view all the flashcards

Kriteria Edible Coating?

Dapat dikonsumsi bersama produk pangan.

Signup and view all the flashcards

Apa itu Pati?

Struktur yang terdiri dari amilosa dan amilopektin

Signup and view all the flashcards

Apa itu Kitosan?

Senyawa organik yang banyak terdapat pada cangkang Crustaceae

Signup and view all the flashcards

Apa itu Pelapisan Edible?

Proses mengolah bahan pangan dengan melapisi lapisan tipis yang bisa dimakan.

Signup and view all the flashcards

Karakteristik Anggur Merah?

Buah-buahan yang memiliki kandungan air tinggi dan mudah rusak.

Signup and view all the flashcards

Komponen Faktor?

Terdiri dari konsentrasi pati talas beneng dan konsentrasi kitosan

Signup and view all the flashcards

Kapan Analisis dilakukan?

Dilakukan setiap 3 hari sekali mengikuti uji susut bobot, warna, dan pH.

Signup and view all the flashcards

Deskripsi Kerusakan?

Pengamatan kerusakan mikroba dilakukan secara deskriptif

Signup and view all the flashcards

Bagaimana Produksi Anggur?

Produksi buah anggur selama 3 tahun terakhir (2021-2023) terus meningkat

Signup and view all the flashcards

Bahan Baku Edible Coating?

Dapat dibuat dari bahan-bahan seperti lemak, hidrokoloid, atau gabungan keduanya

Signup and view all the flashcards

Anggur Merah?

Jenis pohon Vitis vinifera L.

Signup and view all the flashcards

Study Notes

Aplikasi Edible Coating Berbasis Pati Talas Beneng dan Kitosan untuk Mempertahankan Mutu Buah Anggur Merah Selama Penyimpanan

  • Usulan penelitian ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan di Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 2025.

Latar Belakang

  • Masyarakat Indonesia banyak mengkonsumsi buah anggur.
  • Data BPS (2023) menunjukkan peningkatan minat konsumen terhadap buah anggur, yang mengakibatkan peningkatan produksi selama 3 tahun terakhir (2021-2023).
  • Peningkatan produksi adalah 12.164 ton, 13.405 ton, dan 13.516 ton.
  • Probolinggo adalah salah satu daerah penghasil buah anggur terbesar di Indonesia, dengan produksi 161,9 ton pada tahun 2022 (BPS, 2022).
  • Impor buah anggur di Indonesia masih tinggi pada 2023, yaitu 11.300 ton (UN Comtrade, 2023).
  • Proses distribusi anggur lokal menghadapi tantangan seperti kadar air tinggi (70%), kulit buah tipis, dan kerentanan terhadap jamur.
  • Buah anggur (Vitis vinifera L.) tergolong non-klimaterik dengan umur simpan pendek dan rentan terhadap susut bobot setelah 3 hari.
  • Beberapa solusi untuk memperpanjang umur simpan buah adalah pendinginan, penyimpanan vakum, dan penggunaan bahan kimia sintetis.
  • Salah satu cara memperpanjang umur simpan adalah aplikasi edible coating, lapisan tipis yang diaplikasikan pada produk dalam bentuk cair.
  • Edible coating dapat dibuat dari lemak, hidrokoloid, atau gabungan keduanya (Saltveit, 2006).
  • Hidrokoloid memiliki kelebihan sebagai barier semi-permeabel yang efektif mengontrol transfer uap air, oksigen, dan lipid.
  • Salah satu hidrokoloid yang umum digunakan adalah pati, polisakarida yang melimpah dan mampu membentuk lapisan kuat dan elastis.
  • Penelitian Cornelia dan Handoko (2017) menunjukkan bahwa anggur merah yang dilapisi edible coating pati biji durian dan gliserol dapat memperpanjang umur simpan hingga 18 hari.
  • Pati talas beneng berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan edible coating karena kandungan pati sebesar 82,32% dengan kadar amilosa 28,91% dan amilopektin 53,41% (Nurtiana dan Pamela, 2019).
  • Edible coating berbasis pati cenderung memiliki resistensi rendah terhadap air dan kekuatan mekanik yang lemah karena bersifat hidrofilik (Garcia et al., 2011).
  • Penambahan kitosan dapat meningkatkan resistensi terhadap uap air dengan membentuk lapisan yang menutupi permukaan buah.
  • Kombinasi kitosan dengan pati dapat memperbaiki permeabilitas edible dan menambah kemampuan antimikroba (Mustapa et al., 2017).
  • Sifat antimikroba kitosan memiliki spektrum luas terhadap bakteri, jamur, dan kapang.
  • Penelitian Sari et al. (2022) menunjukkan bahwa anggur merah yang dilapisi edible coating berbasis kitosan dapat mempertahankan karakteristik fisik selama 7 hari.

Penelitian Terkait Edible Coating Pati Talas Beneng

  • Penelitian edible coating berbahan pati talas beneng konsentrasi 3% pada stroberi dapat menurunkan nilai susut bobot (15,7%), kadar gula (3,2%), dan vitamin C (12%) (Wardalia et al., 2022).
  • Konsentrasi 5% pati talas beneng pada tomat dapat menurunkan nilai susut bobot (0,64% - 1,85%) dan kadar air (1,19% - 2,3%) (Hanik, 2019).
  • Konsentrasi 7% pati talas beneng berpengaruh terhadap nilai persen pemanjangan (2% - 24%), ketebalan (0,21 mm - 0,39 mm), kuat tekan (80,77 gf - 116,07 gf), derajat putih (67,97% - 75,05%), dan laju transmisi uap air (21,57 g.m-2.hari-¹ - 41,49 g.m-2.hari-¹) pada edible film (Widyatantri, 2022).
  • Penambahan kitosan 1% dan 2% pada anggur dapat menurunkan nilai susut bobot (17,4% - 19,58%) (Hilma et al., 2018).
  • Kitosan 1,5% pada stroberi dapat menurunkan nilai susut bobot (10,91%) dan hasil nilai total padatan terlarut tertinggi (6,8%) (Riaz et al., 2020).

Rumusan Masalah

  • Apakah variasi konsentrasi pati talas beneng berpengaruh terhadap karakteristik fisikokimia buah anggur yang dilapisi edible coating berbasis pati talas beneng selama penyimpanan?
  • Apakah variasi konsentrasi kitosan berpengaruh terhadap karakteristik fisikokimia buah anggur yang dilapisi edible coating berbasis pati talas beneng selama penyimpanan?
  • Apakah terdapat interaksi antara variasi konsentrasi pati talas beneng dan konsentrasi kitosan terhadap karakteristik fisikokimia buah anggur yang dilapisi edible coating berbasis pati talas beneng selama penyimpanan?

Batasan Masalah

  • Pembuatan larutan edible coating menggunakan suhu 70°C.
  • Buah anggur merah dicelupkan sebanyak 2 kali selama 3 menit.
  • Buah anggur merah akan disimpan selama 15 hari dan analisis dilakukan dengan interval 3 hari sekali.

Tujuan Penelitian

  • Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi pati talas beneng terhadap karakteristik fisikokimia buah anggur yang dilapisi edible coating berbasis pati talas beneng selama penyimpanan.
  • Mengetahui pengaruh konsentrasi kitosan terhadap karakteristik fisikokimia buah anggur yang dilapisi edible coating berbasis pati talas beneng selama penyimpanan.
  • Mengetahui interaksi antara variasi konsentrasi pati talas beneng dan konsentrasi kitosan terhadap karakteristik fisikokimia buah anggur yang dilapisi edible coating berbasis pati talas beneng selama penyimpanan.

Hipotesis

  • Variasi konsentrasi pati talas beneng berpengaruh terhadap karakteristik fisikokimia buah anggur yang dilapisi edible coating berbasis pati talas beneng selama penyimpanan.
  • Variasi konsentrasi kitosan berpengaruh terhadap karakteristik fisikokimia buah anggur yang dilapisi edible coating berbasis pati talas beneng selama penyimpanan.
  • Terdapat interaksi antara variasi konsentrasi pati talas beneng dan konsentrasi kitosan terhadap karakteristik fisikokimia buah anggur yang dilapisi edible coating berbasis pati talas beneng selama penyimpanan.

Talas Beneng

  • Talas beneng adalah jenis tanaman liar yang tersebar di hutan Gunung Karang, Pandeglang, Banten.
  • Masyarakat menyebutnya "talas beneng" karena ukurannya besar dan berwarna kuning.
  • Dahulu dianggap sebagai tanaman pengganggu, talas beneng kini menjadi makanan selingan.
  • Pemanfaatan talas beneng yang dapat dioptimalkan sebagai pangan olahan membuat masyarakat mulai membudidayakan talas beneng untuk mendatangkan keuntungan ekonomi (Najah dan Nurtiana, 2021).
  • Talas beneng merupakan talas lokal khas dari Gunung Karang yang tergolong dalam genus Xanthosoma.

Klasifikasi Botani Talas Beneng

  • Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
  • Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
  • Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
  • Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
  • Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
  • Sub Kelas: Arecidae
  • Ordo: Arales
  • Famili: Araceae
  • Genus: Xanthosoma
  • Spesies: Xanthosoma undipes K. Koch

Karakteristik Talas Beneng

  • Merupakan umbi indigenous yang berasal dari Banten.
  • Kata "beneng" berasal dari Bahasa Sunda yang berarti besar dan kuning (beuneur dan koneng).
  • Umbi dapat mencapai berat sekitar 20 kg pada umur 2 tahun, panjang 1,2-1,5 m, dan lingkar luar 50 cm.
  • Mengandung pigmen karotenoid yang membuatnya berwarna kuning (Wahjusaputri et al., 2018).
  • Dapat menjadi bahan pangan alternatif yang dikembangkan pada produk olahan yang berbahan dasar tepung seperti olahan kue kering, mie, roti, dan lain-lain.
  • Kandungan karbohidrat tinggi (82%), serta protein (6.25% bb), abu (3.43% bb), kalori (374,69 kkal), amilopektin (70.24% bb), serat kasar (2.29% bb), dan serat pangan (7.19% bb) (Apriani et al., 2011; Ariska, 2017).
  • Mengandung pati sebesar 84,96% (Rostianti et al., 2018) dan termasuk salah satu umbi dengan kandungan pati yang cukup besar yaitu 56,29% (Kusumasari et al., 2019).
  • Memiliki kandungan oksalat yang sangat tinggi dan dapat menimbulkan rasa gatal di tenggorokan (Yuniarsih, 2018).
  • Kandungan oksalat dapat direduksi dengan merendam dalam larutan garam dapur atau NaCl 10% selama 150 menit, hasilnya menunjukkan kadar oksalat tereduksi hingga mencapai 90,29% (Marliana, 2011).

Pati Talas Beneng

  • Pati atau amilum adalah karbohidrat polisakarida yang terdiri dari sejumlah besar unit glukosa bergabung bersama-sama oleh ikatan glikosidik (Abbas, 2010).
  • Pati terdiri dari amilosa dan amilopektin dalam bentuk makromolekul (Abbas, 2010).
  • Pati yang terdapat dalam sel tumbuhan berbentuk granula (butiran) berwarna putih, sangat kecil dengan diameter yang dengan ukuran antara 2 – 100 µm (Sunarya, 2012).
  • Amilosa merupakan komponen dengan rantai lurus dan mempunyai rangkaian panjang dari unit µ-D-glukosa yang terikat bersama-sama melalui ikatan µ-1,4 glikosida.
  • Amilopektin tersusun melalui ikatan µ-1,5 1,4 glikosida dan ikatan cabang µ-1,6 glikosida, sehingga mempunyai struktur rantai bercabang (Dureja et al., 2011).

Peran Amilosa dan Amilopektin pada Edible Coating

  • Berperan dalam pembentukan karakteristik edible coating.
  • Edible coating yang terbuat dari pati dengan kadar amilosa tinggi bersifat kurang transparan, rendah kekuatan dan elastisitasnya, tetapi tinggi kerapatannya.
  • Edible coating kadar amilopektin tinggi bersifat transparan, kekuatan dan elastisitasnya tinggi, tetapi rendah kerapatannya.
  • Rasio amilosa dan amilopektin sangat menentukan karakteristik edible coating berbasis pati (Santoso, 2020).

Komposisi Talas Beneng

  • Talas beneng mengandung kadar pati sebesar 75,62% dengan kadar amilopektin (70,24% bb) dan kadar amilosa (19,27%) (Apriani et al., 2011; Rostianti et al., 2018).
  • Sifat fisikokimia pati talas beneng memenuhi persyaratan SNI 3451:2011 yaitu berbentuk serbuk halus; warna putih; tidak terdapat benda asing; kadar abu tidak larut asam sebesar 0,11%; derajat asam (pH) sebesar 6,25; kadar sulfur dioksida (SO2) < 3 mg/kg; cemaran logam yaitu timbal (Pb) < 0,012 mg/kg, timah (Sn) < 1,25 mg/kg, raksa (Hg) < 0,005 mg/kg, dan arsen < 0,003 mg/kg.
  • Ekstraksi pati terjadi karena granula pati memiliki sifat yang tidak larut air (Kusnandar, 2019).
  • Tahapan ekstraksi pati talas beneng dimulai dari proses pengupasan, pencucian, dan perendaman umbi menggunakan air garam 10%.

Kitosan

  • Kitosan (poli – µ – 1,4 – glukosamin) merupakan polisakarida yang terdiri dari kopolimer glukosamin dan N – asetilglukosamin, dan dapat diperoleh dari deasetilasi kitin.
  • Kitosan memiliki struktur molekul menyerupai selulosa dengan perbedaan yang terletak pada gugus rantai C-2
  • gugus -OH pada C-2 digantikan dengan gugus –NH2 (Pratiwi, 2016).
  • Kitosan digunakan sebagai biopolimer pencampurnya untuk meningkatkan sifat mekanik karena dapat membentuk ikatan hidrogen antar rantai dengan amilosa dan amilopektin dalam pati.
  • Salah satu turunan kitin, polisakarida paling banyak di bumi setelah selulosa, bersifat hidrofobik serta dapat membentuk film dan membran dengan baik (Dallan et al., 2006).
  • Kitosan dapat dijadikan sebagai bahan baku pelapis alami yang dapat dimakan dan dibentuk untuk melapisi makanan yang berfungsi sebagai penghalang terhadap kelembaban dan oksigen (Henriette et al., 2010).
  • Kitosan memiliki gugus fungsional amina (NH2) yang bermuatan positif sehingga mampu berikatan dengan dinding sel bakteri yang bermuatan negatif dan dapat mengahambat bakteri pembusuk yang mengandung patogen (Hafdani, 2011).
  • Membentuk lapisan semipermeabel yang dapat memodifikasi bagian internal sehingga menurunkan tingkat transpirasi dalam buah-buahan dan sayuran.

Plastisizer (Plasticizer)

  • Plasticizer adalah suatu subtansi non-volatil, bahan organik dengan berat molekul rendah, memiliki titik didih yang tinggi (Astuti, 2011).
  • Penambahan plasticizer berfungsi untuk memperlemah kekakuan dari bahan polimer sekaligus meningkatkan fleksibilitas polimer.
  • Beberapa jenis plasticizer adalah gliserol dan sorbitol (Astuti, 2011).

Gliserol

  • Merupakan suatu larutan kental tidak berwama dan mempunyai rasa yang manis.
  • Gliserol mempunyai sifat mudah larut dalam air, meningkatkan kekentalan larutan, mengikat air dan menurunkan aktivitas air (aw) (Baldwin, 2012).

Edible Coating

  • Didefinisikan sebagai lapisan tipis yang digunakan untuk melapisi bahan pangan yang dapat dihilangkan atau dikonsumsi bersamaan dengan produk pangan.
  • Berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan mekanis dengan mengurangi transmisi uap air, aroma, dan lemak dari bahan pangan yang dikemas (Rosida et al., 2021).
  • Bahan dasarnya berasal dari bahan baku yang mudah diperbaharui seperti campuran lipid, polisakarida dan protein.
  • Bersifat biodegradable serta dapat memperlambat kerusakan dan meningkatkan keamanan produk dari kontaminasi mikroorganisme selama proses penanganan dan penyimpanan buah dan sayur (Valvarde et al., 2005).
  • Berguna untuk mengoptimalkan penampilan produk dengan melindungi produk dari pengaruh mikroorganisme, mencegah adanya air, oksigen dan perpindahan larutan

Karakteristik Edible Coating

  • Tidak mengubah warna dan bau dari produk, tidak mempengaruhi kualitas dari suatu produk, dan harus melekat dan cocok dengan produk (Prasad dan Batra, 2015).
  • Kriteria lain yaitu bersifat ekonomis, mudah terurai, serta aman untuk dikonsumsi (Winarti et al., 2012).
  • Bahan pelapis edible biasanya memiliki kemampuan untuk menahan kehilangan kelembaban produk, permeabilitas gas yang selektif, kontrol terhadap perpindahan zat terlarut untuk mempertahankan pigmen alami dan nilai gizi.

Buah Anggur Merah

  • Termasuk ke dalam buah berry yang dihasilkan oleh tanaman dari genus Vitis.
  • Vitis vinifera L. adalah spesies buah yang paling umum dibudidayakan (Venkitasamy et al., 2019).
  • Kaya akan kandungan vitamin, mineral, karbohidrat dan senyawa fitokimia.
  • Tergolong buah dengan kandungan air relatif tinggi yaitu sekitar 70% (Hawa et al., 2020).
  • Merupakan buah non klimaterik yang dimana pada proses pematangan pola respirasinya akan meningkat, kemudian turun secara perlahan-lahan (Nurhasanah, 2023).
  • Secara umum terdapat dua varietas anggur yang umum dibudidayakan dan bisa dikonsumsi yaitu Vitis vinifera dan Vitis labrusca.
  • Termasuk genus Vitis, dari keluarga Vitaceae yang jumlahnya lebih dari 60 jenis (Setiadi, 2005).

Taksonomi Tanaman Buah Anggur

  • Kingdom: Plantae
  • Sub Kingdom : Tracheobionta
  • Super Divisi : Spermatophyta
  • Divisi: Magnoliophyta
  • Kelas: Magnoliopsida
  • Sub kelas : Rosidae
  • Ordo : Rhamnales
  • Family : Vitaceae
  • Genus: Vitis
  • Spesies: Vitis vinifera L.

Karakteristik Buah Anggur

  • Bunga tersusun dalam malai, setelah menjadi buah berbentuk bulat atau lonjong (1-2,5 cm).
  • Kulit buah halus dengan warna hijau, ungu, kehitaman, merah atau merah tua.
  • Daging buah berbiji dan berasa manis (Wiryanta, 2004).
  • Merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan menguntungkan (Setiadi, 2005).
  • Anggur termasuk komoditas pangan yang mudah rusak.
  • Perubahan proses pemasakan atau penuaan pada buah anggur merah menyebabkan meningkatnya kerentanan komoditas terhadap perusakan mekanis maupun serangan penyakit (Marpaung et al., 2015).
  • Tergolong dalam buah yang rentan mengalami kerusakan dan tidak bertahan lama jika disimpan dalam kondisi segar (Coniwanti et al., 2014).
  • Suhu optimal penyimpanan buah anggur adalah-1°C sampai 4°C dengan daya simpannya 4-6 minggu (Sudjatha dan Ni, 2017).
  • Disimpan pada suhu ruang (28°C - 31°C dengan RH 80-85%) daya simpannya mencapai 14 hari (Hawa et al., 2020).

III METODE PENELITIAN

  • Merupakan penelitian eksperimental yang akan dilakukan di Laboratorium Rekayasa dan Pengolahan Pangan, Laboratorium Mikrobiologi dan Keamanan Pangan, dan Laboratorium Analisis Pangan Jurusan Teknologi Pangan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
  • Penelitian akan dilakukan pada bulan April 2025 hingga Juni 2025.

Alat

  • Neraca analitik (Excellent, H7K), hot plate dan stirrer (Thermo Scientific), gelas ukur (Pyrex), gelas beaker (Pyrex), termometer (Goto).

Bahan

  • Pati talas beneng dari UMKM Unni Talas Beneng Serang, akuades, kitosan (CV. Bio Chitosan Indonesia), asam asetat 1% (Merck), gliserol (Merck), buah anggur merah berumur 7-8 bulan dari Toko Buah Omah Buah berdiameter 1,7 cm (ukuran dan warna seragam, tidak memar, tidak busuk, dan memiliki kenampakan mulus).

Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data

Menggunakan metode kuantitatif dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor:

  • Faktor pertama: konsentrasi pati talas beneng (A) dengan 3 taraf (3%, 5%, 7%).
  • Faktor kedua: konsentrasi kitosan (B) dengan 3 taraf (1%, 1,5%, 2%).

Rancangan Analisis

  • Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan model liniear.

Rancangan Respon Pengamatan

  • Pengamatan dilakukan pada buah anggur yang dilapisi edible coating selama interval 3 hari selama 15 hari.
  • Meliputi: kadar air, warna, susut bobot, total padatan terlarut, kuat tekan, pengukuran pH, laju respirasi dan analisis kerusakan mikroba secara deskriptif.

Pelaksanaan Penelitian

  • Pembuatan edible coating
  • Pelapisan pada buah anggur,
  • Analisis fisik dan kimia terhadap edible coating pati talas beneng dan kitosan.

Proses Pembuatan Edible Coating

(mengacu pada penelitian Meindrawan et al. (2024) yang sudah dimodifikasi bahan baku dan konsentrasinya):

  • Pati talas beneng (3%, 5%, 7%) dimasukkan ke dalam gelas beaker berisi 100 ml akuades
  • Pemanasan dan pengadukan (70°C selama 3 menit) hingga terbentuk larutan putih kental.
  • Kitosan (1%, 1,5%, 2%) dilarutkan pada gelas beaker terpisah dengan 100 ml aquades dan 2 ml asam asetat 1% pada suhu 70°C.
  • Larutan kemudian dicampurkan dengan larutan pati yang telah dihasilkan (diaduk 20 menit sambil dipanaskan di atas hotplate (70°C)).
  • 4 mL gliserol ditambahkan dan diaduk (5 menit) hingga tercapai larutan yang homogen.
  • Hasil pemanasan didinginkan hingga suhu ruang (25°C).

Proses Pelapisan pada Buah Anggur

(mengacu pada penelitian Cornelia dan Tandoko (2017) yang sudah dimodifikasi)

  • Buah anggur disortir (ukuran seragam), dibersihkan (air bersih) dan dikeringkan.
  • Anggur dicelupkan ke dalam larutan konsentrasi pati talas beneng dan kitosan (3 menit), pencelupan dua kali.
  • Buah anggur ditiriskan dan dikeringkan (suhu ruang (45 menit)).
  • Penyimpanan: buah anggur yang dilapisi edible coating ke dalam keranjang (suhu 25°C/suhu ruang), selama 15 hari.
  • Analisis dilakukan (setiap 3 hari sekali).

Analisis Karakteristik Fisik

Susut Bobot (Sudarmadi et al., 1997)

  • Pengujian dilakukan dengan menimbang sampel selama waktu masa simpan.
  • Buah anggur merah yang belum diberi perlakuan (berat awal) dan buah anggur merah yang sudah diberi perlakuan dan disimpan.(berat akhir)
  • Perhitungan susut bobot dengan rumus:

Susut bobot (%) = ((Wo-Wp)/Wo) × 100%

  • Keterangan:
    • Wo = bobot awal penyimpanan (gram)
    • Wp = bobot akhir setelah penyimpanan (gram)

Warna (Mella, 2016)

  • Menggunakan kamera smartphone:
    • Sampel diletakkan di dalam studio mini berukuran 23 cm x 23 cm x 25 cm (dibagian tengah studio mini).
    • Diatas studio mini diletakkan Lampu LED (suhu warna 6500 K).
    • Gambar sampel diambil dari 1titik diatas studio dengan kamera smartphone (fitur kamera 48 mega pixel, ISO Auto dan tanpa menggunakan blitz) dari lubang.
    • Foto dinilai dengan cara diunggah pada aplikasi Adobe Photoshop CS 6 (mengukur nilai L, *a, dan *b).
    • Nilai hue dan Kroma:
      • b*/a = arctan (Hue)
      • Kroma = √(a2 + b2)

Kuat Tekan (Usni et al., 2016)

  • Pengukuran tekstur pada daging buah menggunakan alat penetrometer
  • Sampel ditusuk pada 3 titik yang telah ditentukan (alat penetrometer precision(tekanan 250 g)), selama 10 detik.
  • Nilai tekstur pada membaca skala (skala digital), Seluruh nilai di rata dan dinyatakan dalam satuan g/mm² dan diubah ke dalam kg/cm².
  • Uji kekerasan (dilakukan setiap 3 hari sekali yaitu hari ke 0, 3, 6, 9, 12 dan 15)

Analisis Karakteristik Kimia

Kadar Air (BSN, 2006)

  • Cawan aluminium kosong dikeringkan dalam oven (105°C selama 15 menit), didinginkan dalam desikator (5 menit). ditimbang dan dicatat beratnya
  • Sampel 1 gram dimasukkan ke dalam cawan kosong (berat diketahui).
  • Cawan beserta isi dikeringkan (oven bersuhu 105°C sampai bobot konstan).
  • Didinginkan (desikator), ditimbang berat akhirnya, dan dihitung kadar airnya.

Total Padatan Terlarut (Gurning et al., 2019)

  • Menggunakan alat refraktometer dalam satuan °Brix

Pengukuran pH (Nurhayati et al., 2014)

  • Menggunakan pH meter
  • Sampel (3 gram) dihaluskan dan dimulai dengan membilas elektroda dengan aquades dan dikeringkan dengan kertas tissue.
  • Dimasukkan ke dalam gelas beaker dan ditambahkan akuades (10 ml).
  • Elektroda tenggelam dalam larutan (1 menit)
  • pH diukur (setiap 3 hari sekali)

Laju Respirasi (Winarno dan Amman, 1991)

  • Ditentukan berdasarkan jumlah gas CO2 (metode titrasi).
  • Udara dialirkan ke dalam larutan Ca(OH)2 pada toples C (mengikat CO2).
  • Udara toples C dialirkan ke toples B (sampel).
  • Udara dari toples B ditampung dalam toples A (50 ml NaOH 0,05 N/pengikat gas CO2).

Kerusakan Mikroba Secara Deskriptif (Gurning et al., 2019)

  • Pengamatan visual (perubahan) pada buah anggur merah yang dilapisi edible coating Pati Talas Beneng dan kitosan

Pengolahan Data

  • Sesuai parameter pada setiap pengujian untuk mengetahui kecenderungan setiap parameter.
  • Perbedaan nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT(α=0.05))

Studying That Suits You

Use AI to generate personalized quizzes and flashcards to suit your learning preferences.

Quiz Team

Related Documents

More Like This

Use Quizgecko on...
Browser
Browser