Analgesik Opioid dan Klasifikasinya
26 Questions
0 Views

Choose a study mode

Play Quiz
Study Flashcards
Spaced Repetition
Chat to Lesson

Podcast

Play an AI-generated podcast conversation about this lesson

Questions and Answers

Getah Papaver Somniferum yang dikeringkan dikenal sebagai?

  • Opium atau candu (correct)
  • Kodein
  • Tebain
  • Morfin
  • Reseptor opioid yang memiliki peran utama dalam efek analgesik mirip morfin, euforia, dan depresi napas adalah?

  • Reseptor κ
  • Semua reseptor opioid
  • Reseptor δ
  • Reseptor μ (correct)
  • Efek yang diperantarai oleh reseptor κ adalah?

  • Analgesia seperti yang ditimbulkan pentazosin, sedasi, dan miosis (correct)
  • Penurunan tidal volume dan bradikardi
  • Depresi pernapasan yang signifikan
  • Analgesia supraspinal dan pelepasan prolaktin
  • Obat golongan opioid yang dapat menimbulkan efek agonis dan antagonis disebut?

    <p>Campuran agonis-antagonis (B)</p> Signup and view all the answers

    Manakah di bawah ini yang BUKAN termasuk dalam penggolongan obat opioid berdasarkan rumus bangunnya?

    <p>Alkaloid opium (C)</p> Signup and view all the answers

    Morfin bekerja sebagai agonis reseptor μ, efek utamanya pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan usus adalah?

    <p>Sebagai agonis (B)</p> Signup and view all the answers

    Manakah pernyataan yang paling tepat mengenai agonis parsial?

    <p>Dapat bertindak sebagai antagonis dengan menggeser agonis kuat dari reseptor (D)</p> Signup and view all the answers

    Reseptor δ lebih berasosiasi dengan efek?

    <p>Depresi napas (B)</p> Signup and view all the answers

    Efek apa yang mungkin timbul pada pasien normal yang mengonsumsi morfin dosis 5-10 mg?

    <p>Disforia, termasuk khawatir, takut, mual, dan muntah (A)</p> Signup and view all the answers

    Bagaimana analgesik opioid bekerja dalam mengurangi rasa nyeri?

    <p>Menghambat saraf yang mentransmisi nyeri di kornu dorsalis medula spinalis (C)</p> Signup and view all the answers

    Apa yang dimaksud dengan nosiseptor?

    <p>Saraf aferen utama yang menerima dan menyalurkan rangsang nyeri (B)</p> Signup and view all the answers

    Efek analgesik morfin paling efektif untuk nyeri jenis apa?

    <p>Nyeri tumpul berkesinambungan (D)</p> Signup and view all the answers

    Selain analgesia, efek samping apa yang bisa terjadi setelah penggunaan morfin?

    <p>Mual dan muntah (A)</p> Signup and view all the answers

    Bagaimana efek morfin terhadap pupil mata pada dosis terapi?

    <p>Peningkatan daya akomodasi dan penurunan tekanan intraokular (TIO) (D)</p> Signup and view all the answers

    Apa yang terjadi pada pernapasan akibat penggunaan morfin?

    <p>Depresi napas bahkan pada dosis kecil (A)</p> Signup and view all the answers

    Obat apa yang dapat menekan refleks batuk tanpa menyebabkan depresi napas?

    <p>Naskopin (C)</p> Signup and view all the answers

    Stimulasi langsung pada Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) di medulla oblongata dapat menyebabkan?

    <p>Mual dan muntah (D)</p> Signup and view all the answers

    Berikut ini yang memiliki efek emetik paling kuat adalah?

    <p>Apomorfin (C)</p> Signup and view all the answers

    Derivat fenotiazin bekerja untuk mengatasi emetik yang disebabkan oleh morfin dengan cara?

    <p>Menghambat CTZ (D)</p> Signup and view all the answers

    Pemberian opioid melalui rute intravena (IV) dibandingkan dengan rute oral, umumnya memiliki efek?

    <p>Efek analgesik yang lebih besar (B)</p> Signup and view all the answers

    Berikut ini merupakan indikasi penggunaan opioid kecuali untuk?

    <p>Mengatasi batuk produktif (D)</p> Signup and view all the answers

    Toleransi terhadap opioid tidak timbul pada efek?

    <p>Miosis (A)</p> Signup and view all the answers

    Mengapa heroin memiliki potensi adiksi yang paling kuat?

    <p>Efek euforia yang lebih kuat tanpa menimbulkan muntah dan konstipasi. (D)</p> Signup and view all the answers

    Metamfetamin secara farmakologis bekerja dengan cara?

    <p>Meningkatkan jumlah neurotransmiter (dopamin, serotonin, dan NE) (C)</p> Signup and view all the answers

    Antagonis opioid yang memiliki afinitas tertinggi terhadap reseptor μ adalah?

    <p>Nalokson (A)</p> Signup and view all the answers

    Tramadol memiliki mekanisme kerja ganda, yaitu sebagai agonis reseptor μ lemah dan juga dengan cara?

    <p>Menghambat ambilan NE dan serotonin (B)</p> Signup and view all the answers

    Flashcards

    Analgetik Opioid

    Sekelompok obat yang memiliki efek mirip dengan opium, digunakan untuk meredakan rasa sakit.

    Opium atau Candu

    Getah kering dari tanaman Papaver Somniferum, mengandung berbagai alkaloid.

    Morfin

    Bahan aktif dalam opium, merupakan agonis kuat reseptor opioid.

    Reseptor μ

    Reseptor yang berperan dalam efek analgetik mirip morfin, euforia, depresi napas, dan miosis.

    Signup and view all the flashcards

    Reseptor κ

    Reseptor yang bertanggung jawab untuk efek analgesia, sedasi, miosis.

    Signup and view all the flashcards

    Agonis Penuh (kuat)

    Obat yang hanya memiliki efek agonis

    Signup and view all the flashcards

    Agonis Parsial

    Obat yang dapat berperan sebagai agonis atau antagonis

    Signup and view all the flashcards

    Campuran Agonis-Antagonis

    Obat yang memiliki efek agonis pada satu subtipe reseptor, dan sebagai parsial agonis atau antagonis pada subtipe reseptor lain.

    Signup and view all the flashcards

    Euforia

    Kondisi di mana pasien mengalami perasaan senang, gembira, dan tenang. Biasanya terjadi pada dosis morfin 5-10 mg pada pasien yang merasakan nyeri, sedih, dan gelisah.

    Signup and view all the flashcards

    Disforia

    Kondisi di mana pasien mengalami perasaan kuatir, takut, mual, dan muntah. Biasanya terjadi pada dosis morfin 5-10 mg pada pasien yang normal.

    Signup and view all the flashcards

    Nosiseptor

    Saraf aferen primer yang berfungsi untuk menerima dan menyalurkan rangsangan nyeri.

    Signup and view all the flashcards

    Miosis

    Efek samping morfin dan opioid yang menyebabkan penyempitan pupil mata. Hal ini terjadi karena kerja opioid pada reseptor μ dan κ.

    Signup and view all the flashcards

    Depresi Pernapasan

    Efek samping morfin dan opioid yang menyebabkan perlambatan pernapasan. Depresi pernapasan dapat terjadi pada dosis kecil morfin dan dapat mengancam nyawa.

    Signup and view all the flashcards

    Narkosis

    Kondisi di mana morfin dan opioid menyebabkan penurunan kesadaran dan tertidur nyenyak. Hal ini terjadi pada dosis morfin 15-20 mg.

    Signup and view all the flashcards

    Depresi Refleks Batuk

    Perlambatan refleks batuk yang disebabkan oleh efek depresi pernapasan morfin dan opioid. Morfin dan opioid digunakan untuk menghambat batuk yang berlebihan.

    Signup and view all the flashcards

    Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ)

    Daerah dalam otak yang bertanggung jawab untuk merangsang muntah. Aktivasi CTZ dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti obat-obatan, racun, dan gangguan vestibular.

    Signup and view all the flashcards

    Opioid

    Medikasi yang digunakan untuk mengobati nyeri berat yang tidak dapat diatasi dengan obat pereda nyeri non-opioid. Contohnya termasuk morfin, kodein, dan heroin.

    Signup and view all the flashcards

    Toleransi Opioid

    Toleransi terhadap efek opioid terjadi ketika tubuh membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai efek yang sama. Biasanya muncul setelah penggunaan jangka panjang.

    Signup and view all the flashcards

    Ketergantungan Fisik terhadap Opioid

    Ketergantungan fisik terhadap opioid terjadi ketika tubuh menjadi tergantung pada obat untuk berfungsi normal. Henti penggunaan obat secara tiba-tiba akan menyebabkan gejala penarikan.

    Signup and view all the flashcards

    Adiksi Opioid

    Kondisi ketika seseorang mengalami keinginan kuat dan kompulsif untuk menggunakan opioid, meskipun mengetahui efek negatifnya.

    Signup and view all the flashcards

    Antagonis Opioid

    Obat yang mengikat reseptor opioid dan menghalangi efek opioid, seperti morfin. Dapat digunakan untuk mengatasi overdosis opioid atau sebagai terapi untuk adiksi opioid.

    Signup and view all the flashcards

    Efek Euforia Opioid

    Kemampuan opioid untuk menginduksi perasaan euforia dan kebahagiaan. Efek euforia ini merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap penyalahgunaan opioid.

    Signup and view all the flashcards

    Tramadol

    Opioid sintetis yang digunakan untuk mengatasi nyeri sedang hingga berat. Efeknya lebih lama dibandingkan dengan morfin.

    Signup and view all the flashcards

    Naskopina

    Opioid yang ditemukan secara alami di opium poppy. Digunakan secara medis sebagai penenang, antitussif, dan untuk mengatasi diare.

    Signup and view all the flashcards

    Metamfetamin

    Obat stimulan sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan peningkatan kewaspadaan, energi, dan konsentrasi. Digunakan untuk mengobati ADHD dan narkolepsi. Sering disalahgunakan untuk meningkatkan kinerja dan kesenangan.

    Signup and view all the flashcards

    Study Notes

    Analgesik Opioid

    • Analgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat seperti opium.
    • Opium adalah getah Papaver Somniferum yang dikeringkan.
    • Opium mengandung 20 jenis alkaloid, termasuk morfin, kodein, tebain, dan papaverin.
    • Golongan opioid meliputi alkaloid opium, derivat semisintetik alkaloid opium, dan senyawa sintetik dengan sifat farmakologi menyerupai morfin.

    Klasifikasi Opioid

    • Berdasarkan aktivitas pada reseptor, opioid diklasifikasikan menjadi:
      • Agonis penuh (kuat)
      • Agonis parsial (agonis lemah sampai sedang)
      • Campuran agonis-antagonis
      • Antagonis

    Kerja Opioid pada Reseptor

    • Tabel 13-1 mencantumkan kerja opioid pada reseptor μ (mu), δ (delta), dan κ (kappa).
    • Reseptor μ memperantarai efek analgesik, euforia, depresi napas, miosis, dan menurunkan motilitas saluran cerna.
    • Reseptor κ diduga memperantarai analgesia seperti yang ditimbulkan oleh pentazosin.

    Rumus Bangunan Opioid

    • Berdasarkan rumus bangunnya, obat golongan opioid terbagi menjadi:
      • Derivat fenantren
      • Fenilheptilamin
      • Fenilpiperidin
      • Morfinan
      • Benzomorfan

    Klasifikasi Obat Golongan Opioid

    • Tabel 13-2 mencantumkan klasifikasi obat golongan opioid berdasarkan struktur dasar, agonis kuat, agonis lemah sampai sedang, dan campuran agonis-antagonis.

    Morfin dan Alkaloid Opium

    • Morfin termasuk senyawa semisintetik dari alkaloid fenantren yang alamiah.
    • Efek morfin pada SSP dan usus terutama ditimbulkan karena morfin bekerja sebagai agonis reseptor μ.

    Farmakodinamik SSP (a) Narkosis

    • Morfin dosis 5-10 mg dapat menyebabkan euforia pada pasien yang menderita nyeri, sedih, atau gelisah; sebaliknya, pada pasien normal, dapat menyebabkan disforia (kuatir, takut, mual, muntah).
    • Dosis 15-20 mg dapat menyebabkan kantuk, kesulitan berkonsentrasi, sukar berpikir, apatis, dan mengurangi aktivitas motorik, serta mengurangi ketajaman penglihatan dan menimbulkan letargi.
    • Efek dari morfin meliputi rasa nyeri berkurang, lapar hilang, dan muntah, serta nyenyak, mimpi, napas lambat, dan miosis.

    Farmakodinamik Analgetik

    • Efek analgetik morfin disebabkan kerja opioid pada reseptor μ, δ, dan κ, yang berperan dalam transmisi dan modulasi nyeri.
    • Agonis opioid pada reseptor μ, δ, dan κ pada ujung prasinaps afferen nosiseptor mengurangi pelepasan transmiter.
    • Analgesik opioid menghambat saraf yang mentransmisi nyeri di kornu dorsalis medula spinalis.
    • Analgesik opioid kuat melalui medula spinalis, dan μ agonis menghambat pasca sinaps reseptor μ di otak.

    Definisi Nosiseptor

    • Nosiseptor adalah saraf aferen primer yang menerima dan menyalurkan rangsang nyeri.
    • Ujung-ujung saraf bebas nosiseptor berfungsi sebagai reseptor yang peka terhadap rangsangan mekanik, suhu, listrik, dan kimiawi yang menimbulkan nyeri.

    Efek Analgesik Morfin

    • Efek analgesik morfin dan opioid lain bersifat selektif.
    • Tidak disertai hilangnya fungsi sensorik lain, seperti rasa raba, rasa getar, penglihatan, dan pendengaran.
    • Nyeri tumpul berkesinambungan dapat berubah menjadi nyeri tajam intermiten.

    Efek Samping Lain Morfin (c) Eksitasi, (d) Miosis, (e) Depresi Napas

    • Efek samping morfin meliputi mual, muntah, delirium, dan konvulsi, jarang terjadi.
    • Miosis (penyempitan pupil mata), merupakan efek dari morfin dan agonis opioid yang bekerja pada reseptor μ dan κ.
    • Antidotum miosis dapat berupa atropin dan skopolamin.
    • Morfin dosis terapi meningkatkan daya akomodasi, dan menurunkan TIO (tekanan intraokular).
    • Keracunan morfin ditandai dengan pupil kecil (Pin Point Pupils).
    • Depresi napas adalah efek langsung dari morfin pada dosis kecil, yang dapat menyebabkan depresi napas tanpa diikuti penurunan kesadaran.
    • Morfin dan analgesik opioid lainnya bermanfaat untuk menghambat refleks batuk.

    Mual dan Muntah (f)

    • Efek mual dan muntah ditimbulkan oleh rangsangan langsung pada Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) di medula oblongata.
    • Apomorfin menstimulasi CTZ secara kuat, sedangkan kodein dan metildihidromorfin kurang kuat dibandingkan morfin.
    • Derivat fenotiazin (antagonis dopamin) menghambat CTZ, seperti klorpromazin, flifenazin, dan perfenazin, yang digunakan untuk mengatasi efek emetik morfin.

    Efek Farmakologi (FK)

    • Pemberian oral opioid menghasilkan efek analgesik lebih kecil dibandingkan pemberian intravena.
    • Kecepatan absorpsi opioid berbeda-beda.

    Indikasi Analgesik Opioid

    • Analgesik opioid digunakan untuk nyeri berat yang tidak dapat diobati dengan analgetik non opioid, seperti infark miokard, neoplasma, kolik renal/empedu, oklusi pembuluh darah perifer akut, pulmonal, dan koroner, perikarditis akut, pleuritis, pneumotoraks spontan, nyeri pada trauma (luka bakar, fraktur), dan nyeri pasca operasi.

    Indikasi Lain Analgesik Opioid

    • Pengobatan batuk dengan menghambat refleks batuk (batuk tidak produktif).
    • Mengobati udem atau edema paru akut dengan menghilangkan sesak napas akibat udem paru yang disebabkan gagal jantung kiri.
    • Pengobatan diare dengan efek langsung terhadap usus.

    Toleransi, Adiksi dan Penyalahgunaan

    • Toleransi terhadap morfin berkaitan dengan menurunnya efek morfin akibat penggunaan berulang, yang disebabkan perubahan faal dan biokimia tubuh.
    • Toleransi ini berupa timbulnya efek depresi, dan tidak meliputi efek eksitasi, miosis, atau efek lain pada usus, yang biasanya timbul setelah 2-3 minggu penggunaan.
    • Terdapat kemungkinan toleransi lebih besar pada penggunaan dosis besar secara teratur.
    • Toleransi silang dapat terjadi pada morfin, dihidromorfin, metadon, kodein, dan heroin.
    • Gejala putus obat atau abstinensi bisa berupa rasa sakit, gelisah, dan iritabel.

    Kemampuan Adiksi

    • Kemampuan adiksi tiap-tiap obat berbeda-beda.
    • Heroin memiliki kemampuan adiksi paling kuat yang menghasilkan euforia yang kuat tanpa muntah atau konstipasi; kodein paling jarang menyebabkan adiksi, sedangkan efek euforianya kurang kuat.
    • Untuk mendapatkan adiksi dengan kodein diperlukan dosis besar.
    • Sebelum adiksi, sudah terdapat efek samping pada pemakaian opioid, terutama agonis reseptor μ, karena efek euforianya.

    Karakteristik Obat Lain (Heroin, Metamfetamin)

    • Heroin merupakan hasil ekstraksi dari morfin, sedangkan metamfetamin (sabu-sabu) merupakan limbah ekstrak heroin yang diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan kristal halus.
    • Metamfetamin merupakan stimulan sistem saraf pusat.

    Indikasi Metamfetamin

    • Indikasi metamfetamin meliputi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), yang ditandai dengan perilaku hiperaktif dan impulsif, mudah terganggu, dan sulit berkonsentrasi.
    • Narkolepsi, suatu gangguan tidur yang ditandai dengan rasa kantuk berlebihan.

    Mekanisme Kerja Metamfetamin (MK)

    • Metamfetamin meningkatkan jumlah neurotransmiter (dopamin, serotonin, norepinefrin), yang meningkatkan aktivitas otak dan sistem peredaran darah.
    • Efek dari methamfetamin meliputi peningkatan kesadaran, denyut jantung, tekanan darah, dan energi, serta penurunan nafsu makan.

    Analgesik Opioid Antagonis (Nalorfin)

    • Nalorfin digunakan sebagai antidotum keracunan morfin, merupakan antagonis kompetitif.
    • Nalorfin menimbulkan gejala putus obat akut pada pencandu morfin, metadon, dan heroin.
    • Analgesik nalorfin jarang digunakan karena menyebabkan disforia.
    • Nalorfin termasuk antagonis tanpa disforia.

    Buprenorfin (Campuran Agonis-Antagonis) dan Naloxone (Antagonis)

    • Buprenorfin adalah opioid campuran agonis-antagonis yang bekerja secara parsial pada reseptor μ.
    • Naloxone adalah opioid antagonis yang bekerja secara kompetitif pada reseptor μ, κ, dan δ, dengan afinitas tinggi pada reseptor μ.
    • Buprenorfin memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap reseptor opioid μ dibandingkan naloxone.

    Antagonis Parsial (Pentazosin)

    • Pentazosin adalah antagonis parsial yang bekerja lemah pada reseptor μ dan sebagai agonis kuat pada reseptor κ.
    • Pentazosin tidak menghambat efek depresi napas morfin.
    • Analgesia yang ditimbulkan oleh pentazosin berasal dari kerja pada reseptor κ, berbeda dengan analgesia morfin yang berasal dari kerja pada reseptor μ.

    Efek Analgesia dan Toleransi

    • Analgesia timbul lebih dini dan hilang lebih cepat pada pentazosin dibandingkan morfin.
    • Toleransi dapat timbul pada efek analgesik pentazosin saat pemberian berulang.
    • Kemungkinan ketergantungan fisik dan psikis, pada penggunaan pentazosin, jauh lebih kecil dibandingkan morfin.

    Indikasi Pentazosin dan Tramadol

    • Pentazosin diindikasikan untuk nyeri sedang, sementara tramadol digunakan untuk nyeri ringan sampai sedang.
    • Tramadol memiliki efek analgesik yang kurang efektif dibanding morfin.
    • Efek disforia tramadol dapat diatasi dengan nalokson.

    Antititusif Non-Opioid (Naskopina)

    • Naskopina merupakan alkoloid alam yang didapat dari candu.
    • Naskopina tidak memiliki efek terhadap SSP pada dosis terapi kecuali sebagai antitusis.
    • Naskopina melepaskan histamin yang kuat sehingga menyebabkan bronkokonstriksi dan hipotensi sementara.
    • Naskopina tidak menyebabkan habituasi dan adiksi.

    Studying That Suits You

    Use AI to generate personalized quizzes and flashcards to suit your learning preferences.

    Quiz Team

    Related Documents

    Analgesik opioid PDF

    Description

    Quiz ini membahas tentang analgesik opioid yang memiliki sifat mirip opium. Selain itu, klasifikasi serta kerja opioid pada reseptor juga akan dijelaskan. Persiapkan diri Anda untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang materi ini.

    More Like This

    Analgesics: Opioid and Non-Opioid Overview
    37 questions
    Pharmacology of Opioids and Analgesics
    36 questions
    Drug List Study Notes
    8 questions

    Drug List Study Notes

    UndamagedOnyx6191 avatar
    UndamagedOnyx6191
    Analgesics and Opioid Classification
    30 questions
    Use Quizgecko on...
    Browser
    Browser