Adaptasi Otot Terhadap Latihan

Adaptasi Otot Terhadap Latihan

• Latihan adalah suatu proses berlatih secara sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin bertambah.
• Latihan merupakan pelaksanaan gerakan secara berurutan dan berulang.
• Latihan memberikan tekanan fisik secara teratur, sistematik, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kemampuan fisik dalam melakukan aktivitas.
• Tujuan latihan antara lain meningkatkan, memelihara, rekreasi, dan terapi.
• Prinsip Specific Adaptation to Imposed Demand (SAID) dikenal dalam latihan.
• Latihan tertentu menyebabkan hasil latihan tertentu. Misalnya, latihan beban berat meningkatkan kekuatan otot.
• Latihan merupakan salah satu bentuk stressor fisik.
• Latihan yang tidak mengindahkan prinsip dasar latihan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.
• Pemeliharaan keseimbangan homeostatis perlu diperhatikan saat melakukan latihan. Pengukuran dosis latihan yang tepat penting untuk membentuk mekanisme penyakit agar mampu mengubah stressor menjadi stimulator.
• Dosis latihan yang tidak tepat dapat mengganggu keseimbangan homeostatis dan menyebabkan masalah biologis/patologis.
• Adaptasi otot dipengaruhi oleh waktu latihan (pendek, sedang, lama).

Teori Superkompensasi dan Pemulihan

• Teori superkompensasi menunjukkan peran pemulihan.
• Keadaan biologis sebelum stimulasi (latihan) menurun karena kelelahan.
• Pelatihan terlalu mudah, tepat waktu, atau terlalu keras akan memengaruhi pemulihan.
• Ada tiga kemungkinan pemulihan: pemulihan terlalu dini (A), tepat waktu (B), atau terlambat (C).
• Setelah latihan, pemulihan akan melampaui level awal (superkompensasi).
• Ada empat tahapan dalam siklus superkompensasi, yaitu pelatihan, pemulihan, kompensasi super, dan hilangnya superkompensasi.

Respon dan Adaptasi Latihan

• Respon akut latihan adalah pengaruh sesaat akibat latihan.
• Adaptasi latihan (kronis) adalah pengaruh yang timbul dalam waktu lama akibat latihan.
• Ada perubahan fisiologis akibat latihan dalam waktu pendek, sedang, dan lama.
• Latihan mengubah beberapa mekanisme dalam tubuh, termasuk respirasi sel, tingkat karbon dioksida dalam darah, sinyal ke paru-paru, dan detak jantung.
• Curah jantung meningkat, membuat darah yang dipompa lebih banyak ke otot setiap menit.
• Oksigen yang dihantarkan ke otot meningkat, sedangkan karbon dioksida berkurang.
• Otot mengerut atau berelaksasi.
• Darah dipindahkan ke bagian tubuh yang membutuhkan.
• Olahraga menghasilkan panas, meningkatkan suhu tubuh.
• Darah diarahkan ke kulit untuk mendinginkannya.
• Tubuh mendinginkan diri dengan berkeringat.
• Aliran darah ke tulang diubah saat latihan.
• Latihan mengubah distribusi cardiac output ke berbagai organ, seperti otak, ginjal, usus, kulit, dan otot.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adaptasi

• Adaptasi biokimia meliputi peningkatan myoglobin, oksidasi glikogen, lipolisis dan oksidasi lemak, serta peningkatan mitokondria.
• Adaptasi kardiovaskular meliputi perubahan besarnya otot jantung, penurunan frekuensi jantung, peningkatan volume stroke, peningkatan volume darah dan hemoglobin, serta hipertropi otot rangka.
• Adaptasi pada otot fast twitch dan slow twitch dipengaruhi oleh tipe, intensitas, dan durasi latihan.
• Peningkatan kapasitas aerobik dan hipertropi merupakan dampak adaptasi otot terhadap latihan.

Batasan Konsumsi Oksigen Maksimal

• Faktor-faktor sistem kardiovaskular dan pernapasan mempengaruhi konsumsi oksigen maksimal.
• Sistem kardiovaskular meliputi sirkulasi pusat, curah jantung, aliran darah arteri, dan konsentrasi hemoglobin.
• Sistem pernapasan meliputi peningkatan volume paru-paru, difusi oksigen, dan efisiensi penggunaan oksigen.
• Adaptasi otot rangka meliputi enzim dan potensi oksidatif, penyimpanan dan pengiriman energi, mioglobin, dan jumlah mitokondria.

Dimensi Jantung dan Latihan

• Peningkatan ketebalan dinding ventrikel merupakan respons adaptasi jantung terhadap latihan.
• Ruang ventrikel yang lebih besar memperlihatkan adaptasi pada jantung yang terlatih.
• Hipertensi dan angkat beban juga memengaruhi jantung.
• Olahraga memengaruhi otot, yang berdampak pada kekuatan kontraksi dan daya tahan.

Perkembangan Otot

• Latihan memengaruhi jumlah mitokondria.
• Isi dan ukuran mitokondria meningkat selama periode pelatihan.
• Mitokondria bertanggung jawab atas respirasi selular dalam otot.

Adaptasi Mekanis dan Kimia pada Otot

• Adaptasi latihan memicu perubahan kimia dan mekanis otot.
• Perkembangan kandungan mioglobin, oksidasi glikogen dan lemak, jumlah mitokondria, dan aktivitas enzim merupakan adaptasi biokimia.
• ATP-PC dan kapasitas glikolitik meningkat, memengaruhi sistem anaerobik otot.
• Otot fast twitch dan slow twitch merespons adaptasi latihan dengan cara yang berbeda.