Sejarah Ilmu Komunikasi PDF

Summary

This document provides a comprehensive overview of the history of communication studies. It explores the evolution of communication, covering key figures, theoretical frameworks, and the growth of communication studies as a discipline. The text analyzes historical perspectives on rhetoric, public opinion, and the rise of communication studies.

Full Transcript

SEJARAH ILMU KOMUNIKASI Ilmu Komunikasi tumbuh melalui tiga jalur : A. Retorika berasal dari Yunani B. Publizistik berasal dari Jerman C. Ilmu komunikasi berasal dari Amerika A. Jalur Retorika (abad ke 5 SM) Ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia sebagai fenomena sosial Pertama k...

SEJARAH ILMU KOMUNIKASI Ilmu Komunikasi tumbuh melalui tiga jalur : A. Retorika berasal dari Yunani B. Publizistik berasal dari Jerman C. Ilmu komunikasi berasal dari Amerika A. Jalur Retorika (abad ke 5 SM) Ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia sebagai fenomena sosial Pertama kali dikaji di Yunani (Rhetorike), kemudian di Romawi (Rhetorika) Di Yunani dipelopori oleh Greorgias (480-370 SM) ; guru pertama yang mempelajari dan menelaan proses pernyataan antara manusia. Retorika sebagai seni berbicara, adalah Ketika kaum Sofis di saat mengembara dari tempat yang satu ke tempat lain, mengajarkan mengenai politik dan pemerintahan. Kaum Sofis (Georgias) mengatakan bahwa pemerintah harus berdasarkan suara rakyat terbanyak atau demokrasi (pemerintahan rakyat), untuk itu perlu pemilihan – maka berkembanglah seni pidato, yang demi tercapainya suatu tujuan kadang membenarkan pemutarbalikan kenyataan, yang penting khalayak tertarik perhatiannya dan terbujuk. Pendapat Protagoras (500-432 SM) dan Socrates (469 – 395 SM) berlawanan dengan Georgias. Protagoras berpendapat bahwa kemahiran berbicara bukan demi kemenangan tetapi keindahan berbahasa. Socrates berpendapat retorika itu demi kebenaran dengan cara dialog sebagai tekniknya, karena denga dialog kebenaran akan terungkap dengan sendirinya, Para pakar rettorika lainnya adalah : Isocrates dan Plato, yang keduanya dipengaruhi oleh Georgias dan Socrates. Mereka berpendapat bahwa retorika berperan penting dalam persiapan seseorang untuk menjadi pemimpin. Plato yang merupakan murid utama dari Socrates menyatakan bahwa pentingnya retorika adalah sebagai metode Pendidikan dalam rangka mencapai kedudukan pemerintahan dan dalam rangka upaya mempengaruhi rakyat. Puncak Retorika (munculnya Demosthenes dan Aristoteles) Demosthenes (384-322 SM) termasyur karena kegigihannya mempertahankan kemerdekaan Athena dari ancaman raja Philipus dari Mecodonia. Pada waktu itu telah menjadi anggapan umum bahwa dimana terdapat sistem pemerintahan yang berkedaulatan rakyat, di situ harus ada pemilihan berkala (dari rakyat oleh rakyat), karenanya di situ masyarakat memerlukan orang- orang yang mahir berbicara di depan umum. (terdapat 61 naskah pidato Demosthenes yang tersimpan), Aristoteles (Abad ke 4SM): merupakan pemuka/tokoh Yunani dalam berbagai disipilin ilmu. Berbeda dengan tokoh-tokoh lainnya yang memandang retorika sebagai seni. Ia memasukkan sebagai bagian dari filsafat. Ia berkata, “ Anda dalam retorika terutama menggelorakan emosi, itu memang baik, tetapi ucapan-ucapan Anda tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan retorika yang sebanarnya adalah membuktikan maksud pembicaraan atau menampakkan pembuktiannya, Ini terdapat pada logika. Retorika hanya menimbulkan perasaan seketika, meski lebih efektif daripada silogisme. Pernyataan pokok bagi logika dan bagi retorika akan benar apabila telah diuji oleh dasar-dasar logika”. Bagi Aristoteles retorika adalah seni persuasi, suatu uraian yang harus singkat, jelas dan meyakinkan, dengan keindahan Bahasa yang disusun untuk hal-hal yang bersifat memperbaiki (corrective), memerintah ( instructive), mendorong (suggestive), dan mempertahankan (detensive) Di Romawi Marcus Tulius Ceciro (106-43 SM), yang menjadi termashur karena bukunya yang berjudul “ de Oratore” dan karena penampilannya sebagai orator. Cicero mempunyai suara yang bervolume berat dan berirama mengalun, (di suatu saat keras menggema, dan di saat lain halus memelas, kadang disertai cucuran air mata). Cicero mengembangkan kecakapan retorika menjadi ilmu. Menurutnya sistematika retorika mencakup dua tujuan pokok yaitu : “Suasio” (anjuran) , dan “dissuasion” (penolakan) Retorika gaya Cicero meliputi : 1. Investio : mencari bahan yang dibahas 2. Ordo collocatio ; penyusunan pidato (Pendahuluan, pemaparan, peneguhan, pertimbangan dan penutup) B. Jalur Publizistik Akibat dari revolusi industri, perhatian para pemikir dalam dunia sosial, politikus dan negarawan, industri, peranan pers dalam pembentukkan pendapat umum banyak menarik MAX WEBER (1864 – 1920) untuk pertama kali mengembangkan ilmu pers dengan dasar ilmiah. Pada pertemuan Deutsche Gesellschaft fur Soziologi (1910), ia mengusulkan dua proyek pengkajian sosiologi yaitu Sosiologi Organisasi dan Sosiologi Pers (Zeitungwesen). Satu dasawarsa kemudian, F TONNIS (1885 – 1936) menerbitkan “Kritik der Offentliche Meinung--- yang mengupas sifat opini publik dalam masyarakat massa. Hubungan antara Pers dan Opini Publik melahirkan Zeitungwissenschaft (Ilmu Persuratkabaran) Sosiologi Pers, khususnya Opini Publik telah membawa sarjana Jerman pada bidang yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan persuratkabaran, tetapi mereka cenderung mengkaji retorika, radio, televisi dan film. Maka pada tahun 1966 muncul ilmu baru “Publisistik” yang dikembangkan oleh HAGEMANN dan disistematisasikan oleh DOFIVAT (1968). Yang menjadi objek penelitian bukan lagi pers tetapi “Offen-tliche Aussage” (Pernyataan Publik) Menurut DOFIVAT : Publisistik adalah usaha menggerakkan dan membimbing tingkah laku publik secara rokhaniah. Publisistik selalu bertujuan dan disalurkan melalui perbuatan, kata tulisan, kata ucapan, gambar, lambang, tanda, dan televisi. Saat ini DOFIVAT membayangkan publisistik sebagai kekuatan perkasa yang sudah mencapai publik dunia. Di sini tampak publisistik sebagai kekuatan komunikasi yang dapat mengendalikan tingkah laku manusia dan mewarnai sejarahnya. ENAM UNSUR POKOK PUBLISISTIK 1. OFFENTLICHKEIT (ditentukan/ditujukan kepada publik) 2. AKTUALITAT (bersifat aktual) 3. GESINNUNG (didasarkan pada norma dan ideologi) 4. VERZEUGUNG ODER KOLLEKTIEVE AUSRICHTUNG (dengan cara persuasi atau koersi kolektif) 5. ANSCHAULICHKEIT UND EINDRINGLICHKEIT (menggunakan bentuk pesan dan pernyataan yang jelas dan mengesankan) 6. DIE PUBLIZISRICHE PERSONLICHKEIT (digerakkan oleh orang-orang yang mempunyai karakter dan menjiwai misi yang diembannya) PUBLISISTIK ⚫ Merumuskan pesan secara sinambung berupa kata-kata, gambar dan suara dalam alur, motif dan gagasan lama/baru ⚫ Menyertai perubahan budaya baik secara berangsur-angsur maupun secara revolusioner ⚫ Meliputi pernyataan tertulis, terucap, tergambar, dan bergerak ⚫ Komunikasi : segala kegiatan tukar-menukar informasi (information sharing); baik yang bersifat intrapersonal, interpersonal, organisasional/massa. ⚫ Publisistik adalah komunikasi dengan ciri khusus: ► Publik, prosesnya ditentukan/dipengaruhi publik ► Persuasif, bertujuan mengubah sikap dan tingkah laku orang lain ► Aktual, terjadi dalam waktu segera ⚫ Komunikasi massa menurut NOELLE NEUWMAN : ► Merupakan lawan dari komunikasi tatap muka ► bersifat tidak langsung (indirect) ; melalui media, satu arah (= tidak ada reaksi timbal balik/feedback antara komunikator dengan komunikan), bersifat terbuka (= ditujukan pada khalayak yang tidak terbatas, anonim, dan tersebar) Perbedaan Publisistik dengan Komunikasi Massa : ⚫ Secara singkat Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa. ⚫ Publisistik dapat dilakukan melalui saluran lain selain media massa; boleh bersifat tatap muka seperti dalam rapat massa, demonstrasi, interpersonal (MALETZKE). ⚫ Dari segi media, Komunikasi massa lebih sempit dari publisistik, tetapi publisistik hanya berkenaan dengan pernyataan yang bersifat publik, persuasif dan aktual. Sedangkan komunikasi massa memiliki pesan yang lebih umum (HAAGEE). KESIMPULAN ⚫ Publisistik adalah ilmu yang dikembangkan untuk memahami dan mengendalikan segala tenaga yang mempengaruhi tindakan publik, sedangkan komunikasi massa adalah istilah umum yang meliputi berbagai kegiatan pertukaran informasi tanpa mempersoalkan apakah kegiatan itu bersifat persuasif atau informatif. ⚫ Publisistik beguna untuk mengamati, menganalisis, merumuskan teori-teori tentang pengaruh pernyataan terhadap perubahan budaya dan sosial. ⚫ Dalam fokus yang lebih tajam, publisistik lebih berat ke politik, sedang menurut SCHRAMM (1980) komunikasi massa adalah “The Busiest Crossroad”, yaitu simpang jalan ramai dengan segala disiplin imu. ⚫ KESIMPULAN ⚫ Publisistik lahir di Jerman sebagai ilmu yang berusaha menganalisis tenaga-tenaga kejiwaan yang mengarahkan dan membimbing perilaku publik ⚫ Dalam konteks ilmu komunikasi yang luas, publisistik adalah spesialisasi komunikasi yang bersifat publik, persuasif, dan aktual ⚫ Publisistik sangat berguna bagi Indonesia dalam menganalisis pengaruh-pengaruh komunikasi terhadap perubahan sosial dan budaya ⚫ Indonesia sebagai negara berkembang dapat mengambil anfaat dari berbagai mazhab ilmu pengetahuan sehingga yang muncul nanti adalah komunikasi yang sesuai dengan Indonesia (bukan gaya Amerika atau Jerman) ⚫ Publisistik harus dipelajari sebagai bagian utama dari ilmu komunikasi. Meletakkan ilmu komunikasi sebagai lembaga adalah suatu yang tepat dan pragmatis selama tetap diingat perlunya menyertakan konsep-konsep publisistik di dalamnya 3, PERKEMBANGAN ILMU KOMUNIKASI DILIHAT DARI ARAH SPEECH COMMUNICATION ARISTOTELES ⚫ Retorika adalah semua cara persuasi melalui ethos, pathos dan logos. ⚫ Ethos : Kredibilitas komunikator ⚫ Pathos : pendekatan emosional ⚫ Logos : pendekatan rasional ⚫ Bukunya : “De Arte Rhetorika” (3 jilid), a. Buku Komunikator b. Buku Khalayak c. Buku Pesan dalam istilah komunikasi kontemporer ⚫ “De Arte Rhetorika” buku pertama tentang komunikasi ⚫ Karena pengaruh falsafah Amerika yang fragmatis, retorika digeser oleh istilah lain yang lebih populer yaitu “SPEECH” ⚫ Di sini akan terlehat perkembangan Ilmu Komunikasi di USA melalui dua organisasi dalam bidang Speech yaitu “Speech Association of America” dan “International Communication Association” ⚫ Komunikasi, seperti ilmu-ilmu mutakhir (ekologi, ekonomi, pembangunan, planologi, industrial engineering dst. Sulit dikelompokkan secara tepat pada klasifikasi ilmu yang tradisional. ⚫ Komunikasi merupakan kombinasi ‘SKILL, SCIENCE, & ART’ (Severin & Tankard, 1979) SPEECH ASSOCIATION OF AMERICA ⚫ Pada periode ini berkembang aliran “Elokusionis” yang membatasi retorika pada komunikasi bicara dan menekan aturan-aturan bicara yang mekanistis. ⚫ Beberapa sarjana menganggap aliran ini ditegakan pada aturan-aturan yang kaku, mereka beraksi dengan mendirikan “Speech Association of America” (SAA, 1944) ⚫ Asosiasi ini bertujuan mengembangkan pengkajian, kritik, penelaahan, pengajaran, dan penerapan prinsip- prinsip komunikasi yang artistik, humanistik dan ilmiah (terutama komunikasi bicara) ⚫ CARL H WEAVER mengusulkan spesialisasi pada SAA dengan membentuk organisasi baru yang ditujukan untuk mengembangkan “methodologies, philosophies, courses, curricula, in so – called basic communication, speech, journalism and other mass media (including English etc.), which would implement training more directly for the needs of human relations at all levels”. ⚫ Organisasi ini memandang komunikasi meliputi bidang komunikasi dasar (diskusi, pidato dan membaca lisan), radio, televisi, teater, apresiasi dan produksi film, komunikasi industri, komunikasi antar budaya, komunikasi pemerintahan, komunikasi pendidikan, metode klinis dalam bicara, mendengarkan, menulis, membaca, dan jurnalistik. INTERNATIONAL COMMUNICATION ASSOCIATION ⚫ Speech communication : Ilmu komunikasi ⚫ Tahun 1949, SAA menyetujui berdirinya “The National Society for The Study of Communication” (NSSC) ⚫ Tahun 1968, NSSC memisahkan diri dari SAA, dan menerbitkan “Journal of Communication Research, Human Communication Year Book” ⚫ Perkembangan sains dan teknologi juga mengembangkan metodologi dan mempeluas bidang-bidang komunikasi ⚫ Tahun 1969, NSSC, : “International Communication Association” (ICA). Organisasi inilah yang memelihara ilmu komunikasi baik sebagai ILMU maupun sebagai PROFESI ⚫ Bagian-bagian dari ICA mencerminkan spesialisasi ilmu komunikasi dewasa ini : 1. Informatika (information system) ; mempelajari sistem penyampaian informasi secara mekanistis/matematis 2. Komunikasi interpersonal / interpersonal communication : mempelajari Hubungan individual, komunikasi non-verbal dan komunikasi kelompok 3. Komunikasi massa (mass communication) : menelaah media massa dan pesan yang disampaikannya serta efek yang ditimbulkannya 4. Komunikasi organisasional (organizational communication), meneliti gejala komunikasi dalam organisasi dan manajemen 5. Komunikasi interkultural (intercultural communication) mendalami proses pertemuan antar budaya dari segi komunikasi 6. Komunikasi politik (political communication), menelaah proses penyampaian pesan yang mempunyai konsekuensi terhadap fungsi sistem politik 7. Komunikasi instruksional (instructional communication) mendalami gejala komunikasi dalam proses pendidikan atau ruangan belajar 8. Komunikasi kesehatan (health communication) : menelaah komunikasi dalam bidang kedokteran. Perintis dan Bapak Ilmu komunikasi : Menurut Wilbur Schramm, 4 tokoh cendikiawan Amerika yaitu : 1. Harold Lasswell; meskipun Lasswell tidak meraih gelar Ph.D,namun ia seorang yang cendikiawan yang aktif menulis. Ia mampu menulis lebih dari enam juta kata dalam publikasi ilmiahnya. Buku “Propaganda and Communication in World History”, dicetak dalam 3 jilid buku merupakan karya terakhirnya. 2. Kurt Lewin (1890 – 1947) Lewin mencanangkan dinamika kelompok dengan memfokuskan kepda masalah komunikasi kelompok sebagai sarana untuk memperoleh pemahaman. Bagaimana orang-orang dipengaruhi oleh kelompoknya? Bagiamana tipe kepemimpinan otoriter dan demokratik mempengaruhi produktiitas kelompok? Bagaimana keterkaitan seseorang pada suatu kelompok mempengaruhi kesesuaian orang tersebut dengan norma kelompoknya? Artikelnya terakhirnya menampilkan teori tentang gatekeeping dalam sistem komunikasi. 3. Paul Lazarsfeld (1901): Dilahirkan di Wina, lulus sebagai doctor matematika umur 19 tahun. Hijrah ke Amerika Serikat tahun 1939. Seperti halnya Kut Lewin, Lazarsfeld terpengaruh oleh pemikiran Freud, yang menyebabkan ia berminat untuk melakukan studi terhadap sumber-sumber perilaku. Penlitian komunikasi berubah dari kegiatan ilmiah perorangan menjadi kegiatan perusahaan dengan tim peneliti yang banyak. Lazarsfeld berhasil mengemukakan dalil “ two step flow of communication” – dimana media massa mempengaruhi opinion leader yang pada gilirannya mempengaruhi indiidu-individu” Dari buku “Personal Influence”, diketahui bahwa pengaruh media jauh lebih kecil daripada jaringan antarpribadi” Kelebihan Paul Lazarsfeld diabandingkan tokoh lainya adalah melakukan penelitiannya mengggunakan pedoman empiris. Oleh karena metode penelitiannya tentang pengukuran dan pengambilan sampel semakin berkembang, maka ilmu komunikasi semakin mendapat penghargaan dari disiplin ilmu social lainnya. 4. Carold I Hovland Memperoleh gelar doctor dalam bidang psikologi eksperimental dari Universitas Yale. Ketika PD II Meletus, ia dipanggil ke Washington untuk bekerja di Departemen Peperangan AS (kini pertahanan). Ia ditugaskan untuk meneliti pengaruh film perang terhadap moral perjuangan. Hovland merancang suatu eksperimen dengan film mengenai Latihan ketentaraan untuk menguji teori kredibitas sumber 9source credibility). Hovland mampu memberikan penjelasan kepada Angkatan Darat untuk kebanyakan prajurit akan lebih efektif jika dikatakan langsung mengenai apa yang dikehendaki daripadanya ketimbang mengajar mereka secara tersirat.. 5. Wilbur Schramm (1908), memperoleh gelar master dan doctor bagi bidang kesusasteraan dari University of Iowa. Tahun 1950, ia mengabdi pada bidang komunikasi hingga akhir hayatnya tahun 1987. Schramm adalah orang pertama yang menjalin bidang-bidang social seperti psikologi social, antropologi, ilmu politik, dan ekonomi untuk pengemabangan ilmu komunikasi.

Use Quizgecko on...
Browser
Browser