Jenis Penelitian Eksperimental PDF
Document Details
Azzura Salsabilla Puspariyan Putri
Tags
Summary
Dokumen ini membahas berbagai jenis penelitian eksperimental, mulai dari eksperimen laboratorium hingga eksperimen lapangan, dengan fokus pada karakteristik, desain, dan kelebihan serta kekurangan masing-masing. Metode ini cocok untuk studi ilmiah di berbagai bidang.
Full Transcript
Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) JENIS PENELITIAN EKSPERIMENTAL SETTING PENELITIAN EKSPERIMENTAL ★ Laboratory Experiment -> EV seminim mungkin, steril, operasional, controlled ○ Penelitian di mana seluruh vari...
Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) JENIS PENELITIAN EKSPERIMENTAL SETTING PENELITIAN EKSPERIMENTAL ★ Laboratory Experiment -> EV seminim mungkin, steril, operasional, controlled ○ Penelitian di mana seluruh variabel selain IV yang dapat memengaruhi DV dibuat seminim mungkin; ○ Peneliti menjaga lingkungan eksperimen sangat steril → campur tangan EV dibuat sangat minim. yang berperan dalam menciptakan variasi di DV hanya IV. ○ Dengan melakukan penelitian dalam situasi fisik tertentu yang terpisah dari kegiatan hidup sehari-hari; dan memanipulasi satu atau lebih IV dalam kondisi yang sangat spesifik, operasional, dan terkontrol. ○ Memiliki validitas internal yang tinggi. Tidak ada faktor lain selain IV yang dapat memengaruhi DV. Pengaruh faktor selain IV ditekan seminimal mungkin. ○ Memiliki validitas eksternal yang rendah. Dunia nyata tidak sesteril laboratorium. Hubungan validitas internal dan eksternal berbanding terbalik. ★ (?) Field Experiment -> natural / sehari2 ○ Penelitian yang dilakukan dalam situasi sehari-hari; ○ Satu atau lebih IV dimanipulasi oleh eksperimenter dengan mengontrol kondisi semaksimal mungkin sesuai dengan situasi yang ada. ○ Eksperimenter berusaha untuk memanipulasi IV, namun karena settingnya natural, mereka tidak dapat mengontrol EV secara penuh. ○ Validitas internal lebih rendah daripada Laboratory Experiment; Validitas eksternal lebih tinggi → konteks setting lebih realistis. Jadi, EV dikontrol, tapi memang tidak bisa sepenuhnya seperti di laboratorium. DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL ★ Berdasarkan Paradigma → berapa kali seorang partisipan mendapatkan treatment. Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) ○ Between-Subjects; ○ Within Subjects; ○ Mixed Desain → kombinasi between dan within. ★ Berdasarkan Teknik Kontrol ○ Randomized; ○ Matched. ★ Berdasarkan Jumlah Kelompok (Variabel yang Disertakan) ○ Two-group 1 IV, variasi IV = 2. CONTOH: Pengaruh genre film (IV) terhadap transportasi naratif (DV) → genre film drama dan horor. (variabel: genre film, jenis: drama, horor) ○ Multigroup 1 IV, variasi IV > 2. CONTOH: Pengaruh genre film (IV) terhadap transportasi naratif (DV) → genre film drama, horor, thriller, dan komedi. ○ Factorial IV ≥ 2, variasi IV ≥ 2. CONTOH: Pengaruh genre film (IV) dan gawai yang digunakan untuk menonton film (IV2) terhadap transportasi naratif (DV). Genre film → drama dan horor. Gawai → TV dan ponsel. BETWEEN DAN WITHIN-SUBJECT DESIGN ★ Between Subjects ○ Disebut juga sebagai independent groups. ○ Partisipan dimasukkan secara random ke dalam dua kelompok atau lebih dan mendapat level IV yang berbeda. ○ Digunakan untuk membandingkan kelompok-kelompok individu yang berbeda. ○ DV diukur dari setiap individu dan dibandingkan antar kelompok. ★ Within-Subjects ○ Disebut juga repeated measures. ○ Sekelompok partisipan mendapatkan semua level IV. Satu partisipan mendapatkan treatment yang berulang. ○ Perlakuan (IV) dapat diberikan dalam dua variasi atau lebih; Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) Bentuk perlakuan sama dengan between-subjects design, hanya saja diberikan secara berulang pada kelompok subjek yang sama. KARAKTERISTIK BETWEEN-SUBJECT DESIGN ★ Menggunakan kelompok partisipan yang berbeda untuk setiap kondisi treatment. ★ Setiap partisipan hanya diberikan satu kondisi treatment. ○ Setiap kelompok partisipan akan mendapat treatment yang berbeda. ★ Memiliki independent score untuk setiap partisipan. ○ Skor partisipan 1 tidak berkorelasi dengan partisipan lain. ○ Perlu adanya random assignment! KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BETWEEN-SUBJECT DESIGN ★ Kelebihan ○ Setiap skor individu independen terhadap skor lain dan error lebih kecil → skor merupakan skor yang bersih dan tidak terkontaminasi dengan faktor perlakuan lain. ○ Skor partisipan tidak terpengaruh oleh faktor kelelahan, latihan, kebosanan, dan contrast effect → karena cuma dapat satu treatment. ○ Dapat digunakan untuk berbagai jenis pertanyaan penelitian. ○ Waktu pelaksanaan eksperimen dapat lebih singkat. Bisa memberikan lebih dari satu treatment secara simultan. ★ Kekurangan ○ Membutuhkan jumlah partisipan yang banyak. Jika peneliti tidak cukup mahir dalam merekrut, hal ini juga bisa memperpanjang waktu pelaksanaan eksperimen. ○ Meningkatkan variabilitas; disebabkan oleh adanya (?) perbedaan individual (individual differences) di antara setiap kelompok. Meningkatnya variabilitas terjadi karena adanya **perbedaan individual** antara anggota tiap kelompok, seperti perbedaan usia, pengalaman, atau kemampuan. Hal ini bisa membuat hasil antar kelompok lebih bervariasi, sehingga sulit untuk melihat efek dari variabel yang diuji. Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) ⚠️SUMBER (?) CONFOUND (EV uncontrolled) DALAM BETWEEN-SUBJECT DESIGN ★ Individual Differences → Assignment Bias ○ Perlu random assignment yang baik → memastikan partisipan benar-benar terbagi secara random ke dalam kelompok penelitian. ○ CONTOH: Treatment I diberikan kepada partisipan yang lebih tua, sementara Treatment II diberikan kepada partisipan yang lebih muda → kalo skor (DV)nya berbeda, bisa aja disebabkan faktor usia. Ketika gagal melakukan random assignment, EV bisa berubah menjadi CV. ★ Environmental Variables ○ Sebisa mungkin, partisipan berada pada lingkungan eksperimen yang sama → jangan sampai ada yang lebih nyaman daripada yang lain. BAGAIMANA MENCIPTAKAN KELOMPOK YANG SETARA? ★ Created Equally ○ Jumlah anggota pada kelompok harus setara. ★ Treated Equally ○ Harus diperlakukan setara → jangan sampai keramahannya beda. ★ Composed of Equivalent Individuals ○ Pastikan profil dari partisipan kurang lebih sama. Usia, gender. ⚠️MEMBATASI CONFOUNDING KARENA INDIVIDUAL DIFFERENCES (misal krn perbedaan kemampuan dan pengalaman) ★ Random Assignment (Randomization) ★ Matching Groups (Matched Assignment) ★ Holding Variables Constant or Restricted Range of Variability Ex: hanya siswa berusia 15-16 tahun yang diikutsertakan dalam penelitian untuk mengurangi pengaruh usia. INDIVIDUAL DIFFERENCES AND VARIABILITY ★ (?) Perhatikan Prinsip Maks-Min! ★ Maximize Between-Group Variance (maximize 2 groups) (MaBeIV) Pastikan bahwa varians yang terjadi adalah karena perubahan DV yang diinduksi oleh IV, bukan karena variabel lain. Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) Diberikan variasi IV yang benar-benar berbeda. ○ Minimize Within-Group Variance (minimize 1 group) (MiWiID) Membuat prosedur dan setting treatment yang standar. Membatasi individual differences → menetapkan rentang usia. Random assignment dan matching. (!) Memperbesar sample size. OTHER THREATS TO INTERNAL VALIDITY OF BETWEEN-SUBJECT DESIGNS ★ Differential Attrition (ada yg mau mundur) ○ Terjadi ketika jumlah partisipan yang mengundurkan diri pada satu kelompok tidak seimbang (lebih banyak) daripada kelompok lain → kalau setara, nggak jadi masalah. ○ Ada partisipan yang profilnya memang menunjukkan bahwa dia cenderung untuk mundur dari penelitian. ★ Communication Between Groups (bocorin) ○ Ketika kelompok treatment dan kelompok kontrol mendiskusikan apa yang terjadi saat penelitian atau yang sudah selesai mengobrol dengan yang belum selesai/mulai. ○ Jadi ini kayak dibocorin gitu :D ⚠️JENIS BETWEEN SUBJECT DESIGN BERDASARKAN TEKNIK KONTROL ★ The Single-Factor Randomized-Group Design (Randomization) ○ The Randomized Two-Group Design ○ The Randomized-Multigroup Design ★ Matched-Group Design (Matching) ○ The Matched-Pairs Design ○ Matched-MultigroupDesign Randomized Two-Group Design (bisa 1 or 2 treatment groups). Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) ★ Sampel → random assignment of participants → Group A and Group B → Setiap group dapet treatment → Mean masing-masing kelompok. Matched-Pairs Design ★ Sampel → mengukur dan match partisipan dengan karakteristik mirip → membagi pasangan secara random kepada kelompok. (?) BETWEEN-GROUP DESIGN, SINGLE FACTORS ★ Randomized Two-Group Design, Post Test Only ○ Notasi: (R X O1) ○ (R O2) ○ R → random assignment | X → treatment | O → pengukuran DV ○ Jadi, yang di bawah itu ngga dapet treatment (kelompok kontrol). ○ Desain yang paling umum digunakan dan paling mudah dipahami. ○ CONTOH: Andi menguji pengaruh jenis olahraga terhadap kesegaran jasmani lansia di panti wreda. Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) ★ Randomized-Blocked/Matched Two-Group Design ○ Notasi: (RB x O1) ○ (RB O2) ○ RB → random assignment and blocking (matching). Teknik Kontrol: Randomisasi dan Blocking/Matching ○ CONTOH: Penelitian tentang pengaruh media penyampaian informasi terhadap ingatan → modalitas penyampaian informasi diduga dapat memengaruhi ingatan. ★ Intinya, kamu menyeimbangkan kemampuan ingatan di awal (melalui matching), tapi siapa yang menerima jenis informasi tertentu ditentukan secara acak. ★ Randomized Pretest-Posttest Control Group Design ○ Notasi: (R O1 X O2) ○ (R O3 O4) O1 dan O3 → Pretest | O2 dan O4 → Posttest Teknik Kontrol: Randomisasi dan Konstansi ○ Kelebihan → adanya Pretest. // cek blm signifikan Peneliti dapat mengecek bahwa sebelum treatment diberikan, kelompok treatment dan kontrol tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Idealnya, O1 dan O3 secara statistik tidak boleh signifikan → yang diharapkan signifikan adalah O2 dan O4 (Posttest). ○ CONTOH: Penelitian tentang pengaruh bentuk edukasi peraturan lalu lintas terhadap perilaku mengemudi secara agresif → perilaku mengemudi agresif diukur sebelum dan sesudah edukasi. ★ (?) Ancova Two-Group Design -> EV diperhitungkan. ○ Ancova → Analysis of Covariance Teknik Kontrol: Kontrol Statistik EV dijadikan sebagai kovariat. ○ CONTOH: Penelitian yang melihat pengaruh musik terhadap kecepatan mengemudi. Variasi IV: Musik instrumental dan musik dengan lirik lagu DV: Kecepatan mengemudi EV: Pengalaman mengemudi mobil Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) ★ Dalam ANCOVA, EV (pengalaman mengemudi) dianggap sebagai kovariat. Ini berarti bahwa saat menganalisis hasil, kita memperhitungkan pengaruh pengalaman mengemudi untuk melihat dengan lebih jelas pengaruh jenis musik pada kecepatan mengemudi. Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) EKSPERIMEN BERBASIS INTERNET ★ Tantangan Eksperimen ○ “Ketergantungan” pada partisipan mahasiswa → banyak digunakan. Mendapat kritik karena mahasiswa bukan individu yang memiliki profil yang representatif terhadap populasi yang lebih besar → validitas eksternal dipertanyakan. ○ Biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk eksperimen. ○ Autentisitas tingkah laku partisipan selama eksperimen. Meneliti tentang rasisme → mahasiswa tahu bagaimana cara membawakan dirinya pada setting akademis. Kalo orang itu rasis, nggak mungkin dia terang-terangan. ○ Efek kehadiran eksperimenter dan standarisasi instruksi eksperimen. eksperimenter dipersepsi kurang ramah → memengaruhi respons partisipan. ○ Di masa pandemi, eksperimen berbasis internet semakin populer. KELEBIHAN VS KEKURANGAN EKSPERIMEN BERBASIS INTERNET ★ Kelebihan ○ Partisipan lebih heterogen → menjangkau partisipan selain mahasiswa. ○ Murah, cepat, dan partisipan biasanya benar-benar sukarela. ○ Menghilangkan bias kehadiran eksperimenter → instruksi lebih seragam karena harus tertulis dan direkam. ○ Hasil serupa dengan eksperimen luring → keseriusan dan insentif imbalan bukan merupakan isu. ★ Kekurangan ○ Hanya menjangkau partisipan yang memiliki akses internet memadai. Biasanya tingkat pendidikan tinggi, lebih muda, SES baik. ○ Tingkat atrisi. Karena partisipan bisa meninggalkan eksperimen diam-diam, tingkat atrisi bisa lebih tinggi. ○ Keamanan data → adakah pihak ketiga yang tidak kita inginkan turut membaca data partisipan? ○ Memastikan ⚠️ debriefing terjadi, terutama untuk eksperimen dengan deception (Ini adalah teknik di mana peneliti menyembunyikan tujuan sebenarnya dari eksperimen atau memberikan informasi yang tidak Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) sepenuhnya benar kepada partisipan selama penelitian.) debriefing: Setelah eksperimen selesai, terutama ketika deception digunakan, peneliti wajib melakukan debriefing. Ini adalah proses di mana partisipan diberi tahu tujuan sebenarnya dari eksperimen, termasuk menjelaskan tentang deception yang terjadi. Untuk eksperimen luring, kita bisa menahan partisipan untuk mendengarkan debriefing terlebih dahulu. Pada eksperimen daring, lebih sulit untuk menahan partisipan. ○ Sulit menjangkau partisipan berusia di bawah 18 tahun. Parental consent mungkin tetap membutuhkan tanda tangan “basah”. ○ Perbedaan antarpartisipan dalam spesifikasi komputer atau gawai yang digunakan. Berpengaruh kalo penelitian meneliti reaction time, dll. ★ Meminimalkan Risiko dalam Eksperimen Berbasis Internet ○ Lakukan uji coba instrumen → pastikan stimulus bekerja di berbagai jenis gawai; laptop, ponsel, tablet. ○ Lakukan uji coba randomisasi → lewat software. ○ Semakin baik peneliti menguasai bahasa pemrograman, maka semakin beragam, kompleks, dan halus jenis eksperimen yang dapat dilakukan. ○ Memastikan partisipan tidak melakukan partisipasi berganda. Bisa dengan mengecek alamat IP. ○ Menjaga kerahasiaan data dan sedapat mungkin anonimitas partisipan. Usahakan partisipan tidak perlu menuliskan namanya. Pastikan peneliti benar-benar memproteksi data partisipan.