Pemberian Beberapa Amelioran Terhadap Perubahan Sifat Kimia Tanah Gambut PDF

Document Details

AdequateFluorine

Uploaded by AdequateFluorine

UIN Suska Riau

2016

Ervina Aryanti, Yulita, Aulia Rani Annisava

Tags

ameliorant chemical properties peat soil agricultural science

Summary

This journal article details a research study conducted at UIN Suska Riau on the effect of various ameliorants on the chemical properties of peat soil. The study aimed to find the best ameliorant to increase chemical content (pH, N, P, K) and decrease C and C/N in the peat soil. Random sampling of various ameliorants like chicken manure, compost, rice husk ash, and bunch ash was considered. The results indicated that rice husk ash effectively improved P content, while dolomite enhanced pH from acidic to neutral conditions.

Full Transcript

Jurnal Agroteknologi, Vol. 7 No. 1, Agustus 2016 : 19 - 26 PEMBERIAN BEBERAPA AMELIORAN TERHADAP PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT (Giving Some Ameliorants To Changes Chemical Properties of Peat Soil) ERVINA ARYANTI, YULITA, A...

Jurnal Agroteknologi, Vol. 7 No. 1, Agustus 2016 : 19 - 26 PEMBERIAN BEBERAPA AMELIORAN TERHADAP PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH GAMBUT (Giving Some Ameliorants To Changes Chemical Properties of Peat Soil) ERVINA ARYANTI, YULITA, AULIA RANI ANNISAVA Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau Kampus II Raja Ali Haji Jln. Haji Soebrantas Km 15 Pekanbaru Email: [email protected] ABSTRACT The research was conducted in the Faculty of Agriculture and Animal Science State University of Sultan Syarif Kasim Riau. This research aimed to determine best ameliorant which can increase the chemical content of peat soil such as pH, N, P, K and decrease C, C/N. The research used random sampling method, there are: without ameliorant, chicken manure fertilizer, compost of oil palm empty fruits bunches, rice husk ash, and bunch ash. The results showed that give rice husk ash and dolomite can increase some nutrient content of peat. Based on result of the research rice husk ash can increase P from lowest to highest criteria. Giving dolomite increase best pH value, from sour to neutral. Keywords : Ameliorant, chemical properties, peat soil PENDAHULUAN menambahkan, senyawa organik yang bersifat racun dan menghambat pertumbuhan Lahan gambut merupakan lahan tanaman, dengan demikian perlu adanya marginal untuk pertanian karena kesuburannya penambahan bahan amelioran untuk yang rendah, bersifat sangat masam, mengatasi permasalahan kesuburan tanah kapasitas tukar kation yang tinggi, kejenuhan gambut tersebut. Menurut Salsi (2011) jenis basa yang rendah, kandungan unsur K, Ca, amelioran seperti kapur, abu janjang kelapa Mg, P dan mikro seperti (Cu, Zn, Mn, B) juga sawit, kompos TKKS, abu sekam padi, dan rendah. Keterbatasan lahan bertanah mineral, pupuk kotoran ayam dapat meningkatkan menyebabkan ekstensifikasi pertanian ke unsur hara tanah gambut. lahan gambut tidak dapat dihindari (Salsi, 2011). Achmad et al. (2011) menambahkan, BAHAN DAN METODE dewasa ini lahan gambut digunakan untuk berbagai komoditas pertanian, termasuk Penelitian ini dilaksanakan bulan kelapa sawit, karet, buah-buahan dan sayur- Maret sampai April 2015. Penelitian ini sayuran, yang memiliki tingkat pengelolaan dilakukan di kebun percobaan Fakultas dan input tinggi, sehingga produktivitas lahan Pertanian dan Perternakan UIN Suska Riau. gambut bisa lebih tinggi dari lahan mineral. Analisis kimia tanah gambut dilakukan di Potensi lahan gambut sebagai lahan Laboratorium Central Plantation Services. pertanian di Indonesia cukup luas sekitar 6 juta Bahan yang digunakan adalah tanah gambut ha. Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian yang diambil dari lahan Fakultas Pertanian dan memerlukan perencanaan yang cermat dan Perternakan UIN Suska Riau. Amelioran yang teliti, penerapan teknologi yang sesuai, dan digunakan, abu janjang, kompos TKKS, abu pengelolaan yang tepat karena ekosistemnya sekam, pupuk kotoran ayam, kapur yang dibeli yang marginal dan fragile. Lahan gambut di tokoh pertanian, serta bahan-bahan kimia sangat rentan terhadap kerusakan lahan, yaitu yang dibutuhkan dalam analisis di kerusakan fisik (subsiden dan irriversible laboratorium. Alat yang digunakan cangkul, drying) serta kerusakan kimia (defesiensi hara polibeg, alat tulis, kamera digital, kayu, atap dan unsur beracun). Pengembangan pertanian rumbio, saringan 5 mm, meteran, dan alat-alat dari lahan gambut menghadapi kendala antara yang digunakan untuk analisis laboratorium. lain tingginya asam-asam organik. Pengaruh buruk asam-asam organik yang beracun dapat Metode Penelitian dikurangi dengan teknologi pengelolaan air Penelitian ini merupakan penelitian dan penambahan bahan-bahan yang banyak deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel mengandung kation polivalen seperti Fe, Al, tanah menggunakan metode pengambilan Cu, dan Zn (Ratmini, 2012). Krisnohadi (2011) secara random sampling. Data yang diambil 19 Pemberian Beberapa Amelioran Terhadap Perubahan Sifat Kimia (Ervina Aryanti, et al.) diperoleh dari beberapa perlakuan di lapangan kompos tandan kosong kelapa sawit, abu kemudian dilakukan analisis untuk sekam padi, pupuk kotoran ayam, kapur mendapatkan data kuantitatif. Analisis sampel dengan dosis yang sama dan dimasukkan ke tanah yang dilakukan merupakan hasil dalam polibeg. Tahap selanjutnya dilakukan komposit dari tanah gambut dengan abu diinkubasi selama 30 hari dan disiram air janjang kelapa sawit, abu sekam padi, kompos setiap hari dengan jumlah air yang diberikan tandan kosong kelapa sawit, pupuk kotoran sejumlah kebutuhan untuk mencapai kapasitas ayam, kapur seperti di bawah ini: lapang. 1. Tanah gambut tanpa perlakuan 2. Tanah gambut + abu janjang kelapa sawit Pengambilan sampel untuk analisis 10 ton/ha (100 g/polibeg) Pengambilan sampel untuk analisis 3. Tanah gambut + kompos tandan kosong 10 dilakukan setelah tanah diinkubasi selama 30 ton/ha (100 g/polibeg) hari. Setiap polibeg dengan perlakuan yang 4. Tanah gambut + abu sekam padi 10 ton/ha sama dikompositkan dan diupayakan (100 g/polibeg) sehomogen mungkin, selanjutnya tanah 5. Tanah gambut + pupuk kotoran ayam10 diambil sebagian dan dimasukkan ke dalam ton/ha (100 g/polibeg) kantong plastik sebagai sampel yang akan 6. Tanah gambut + kapur 10 ton/ha (100 dianalisis. g/polibeg) Tiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan, Analisis data dengan demikian terdapat 24 polibeg. Masing- Hasil analisis kimia tanah gambut dan masing jenis amelioran tersebut diberikan amelioran di laboratorium selanjutnya disajikan sesuai dengan perlakuan dan diaduk secara dalam bentuk tabel dan dibandingkan dengan merata. Pengambilan contoh tanah dilakukan kriteria penilaian sifat kimia yang telah setelah diberi perlakukan dan diinkubasi ditetapkan oleh Balai Penelitian Tanah dan selama satu bulan. Setelah itu dilakukan Pengembangan Pertanian (BPTPP), analisis kandungan hara yang meliputi analisis Departemen Pertanian tahun 2005. pH, N, P, K, C, C/N. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Penelitian Sifat pH, N, P, K, C, C/N Tanah Gambut Persiapan media Sebelum Perlakuan Media yang dipersiapankan untuk Hasil analisis kimia tanah sebelum analisis kimia tanah yaitu tanah gambut. Tanah perlakuan ditampilkan pada Tabel 1 dan diambil pada kedalaman 0-20 cm, kemudian dibandingkan dengan kriteria penilaian hasil dibersihkan dari akar dan kotoran yang ada. analisis sifat kimia tanah BPTPP 2005. Tanah gambut adalah tanah yang banyak mengandung air sehingga tanah gambut yang Tabel 1. Hasil Analisis Sifat KimiaTanah Gambut digunakan dalam penelitian dihilangkan kadar Sebelum Diberi Perlakuan airnya terlebih dahulu, dengan cara Kriteria BPTP 2016 Sifat Kimia Tanah Gambut menghitung kadar airnya agar setara dengan pH H2O 4,64 Masam berat keringnnya. Pengukuran berat kering N-Total (%) 0,27 Sedang dilakukan dengan cara mengoven tanah P2O5 (ppm) 2,45 Sangat rendah gambut sebanyak 100 gr selama 12 jam Kalium (K2O) 0,23 Sangat rendah dengan suhu 105 °C. Selanjutnya tanah C-organik (%) 21,1 Sangat tinggi diambil sebanyak 10 kg atau 66,28 kg setara Rasio C/N 78,1 Sangat tinggi dengan berat kering mutlak dan memasukkan ke dalam masing-masing polibeg dengan menggunakan perhitungan rumus = (% kadar Pada tabel 1. Hasil analisis sifat kimia air tanah x berat setara kering mutlak) + berat tanah gambut sebelum diberi perlakuan setara kering mutlak yaitu (50,87 % x 66,28 kg menunjukkan bahwa nilaip H,N,P,K,C,C/N + 66,28 kg = 10 kg). Tanah yang sudah tanah sebesar 4,64 (masam), 0,27% (sedang), dimasukkan ke dalam polibeg selanjutnya 2,45 ppm (sangatrendah), 0,23 mg (sangat diberi label sesuai perlakuan. rendah), 21,1% (sangat tinggi), 78,1% (sangat tinggi). Tahap inkubasi Rendahnya pH tanah gambut yaitu Tanah gambut yang sudah 4,64 (masam), berhubungan erat dengan dimasukkan ke dalam polibeg selanjutnya kandungan asam-asam organic dalam jumlah tanah dicampur dan diaduk rata dengan bahan yang tinggi yaitu asam humat dan asam fulvat. amelioran, yaitu: abu janjang kelapa sawit, Bahan organic yang telah mengalami dekomposisi mempunyai gugus reaktif 20 Jurnal Agroteknologi, Vol. 7 No. 1, Agustus 2016 : 19 - 26 karboksil dan fenol yang bersifat sebagai asam Kandungan K dalam tanah gambut sebesar lemah. Diperkirakan 85-95% sumber 0,23 mg dikarenakan tanah gambut memiliki kemasaman tanah gambut disebabkan karena kejenuhan basa dan kadar abu yang juga kedua gugus karboksil dan fenol tersebut rendah. Hal ini sangat mempengaruhi (Nurlida et al., 2011). Kandungan N-total pada kadungan K dalam tanah gambut (Ratmini, tanah gambut tergolong berada pada kondisi 2012). Kandungan C pada tanah gambut sedang 0,27%. Kandungan N pada tanah tergolong tinggi yaitu 21,1% dengan rasio C/N gambut berkorelasi dengan tingkat sebesar 78,1 (sangat tinggi). Hal ini dekomposisi, semakin tinggi dekom posisi menunjukkan bahwa perombakan belum maka nilai N juga akan semakin tinggi atau sempurna karena proses dekomposisinya sebaliknya. Rendahnya tingkat dekomposisi sangat rendah sehingga terjadi immobilisasi N. disebabkan terlalu rendahnya pH tanah gambut Perombakan dikatakan sempurna apabila sehingga mikroorganisme pengurai tidak dapat nisbah C/N lebih kecil dari 20 (Nurhayati, hidup dengan baik pada kondisi tanah masam 2008). tersebut (Masganti et al., 2014). Kandungan P pada tanah gambut Sifat Kimia Amelioran tergolong sangat rendah yaitu sebesar 2,45 Hasil analisis kandungan kimia ppm. Rendahnya kandungan P pada tanah amelioran, yaitu pupuk kotoran ayam, kompos gambut dikarenakan tanah gambut memiliki TTKS, Kapur, Abu sekam padi, AJKS, kation polivalen yang rendah terutama Fe, ditampilkan pada Tabel 2 dan dibandingkan sehingga ikatan P pada tapak reaktif mudah denagan kriteria penilaian hasilan alisis sifat lepas karena gugus reaktif yang terbentuk pada kimia tanah BPTPP 2005. bahan organic tergolong rendah (Salsi, 2011). Tabel 2. Hasil Analisis Sifat pH, N, P, K, C, C/N Amelioran PK. Ayam KTKKS Kapus As. Padi AJKS Amelioran Sifat Kimia (Kriteria) (Kriteria) (Kriteria) (Kriteria) (Kriteria) pHH2O 6,49 (N) 6,07 (N) 8,54 (A) 6,37 (N) 8,91 (A) N-total(%) 0,93 (ST) 1,44 (ST) 0,1 (R) 0,75 (ST) 0,21 (S) P2O5(ppm) 1,63 (SR) 0,18 (SR)

Use Quizgecko on...
Browser
Browser