Model Konsep Keperawatan Komunitas PDF
Document Details
Universitas Muhammadiyah Malang
Yoyok Bekti Prasetyo
Tags
Summary
Materi ini membahas tentang model konsep keperawatan komunitas. Materi mencakup definisi, tujuan, dan peran keperawatan komunitas dalam masyarakat. Ini juga membahas strategi intervensi kesehatan komunitas untuk mengurangi risiko kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan komunitas.
Full Transcript
MODEL KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS YOYOK BEKTI PRASETYO Department of Community Nursing Faculty of Health Sciences University Muhammadiyah of Malang, INDONESIA NURSING | PHARMACY | PHYSIOTHERAPY...
MODEL KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS YOYOK BEKTI PRASETYO Department of Community Nursing Faculty of Health Sciences University Muhammadiyah of Malang, INDONESIA NURSING | PHARMACY | PHYSIOTHERAPY fikes.umm.ac.id PENDAHULUAN Pengantar ke Keperawatan Komunitas: Menjelaskan apa itu keperawatan komunitas dan perannya dalam kesehatan masyarakat. Tujuan Pemberlajaran: Mahasiswa mampu menjelaskan konsep model keperawatan komunitas. KEPERAWATAN KOMUNITAS Keperawatan komunitas adalah bidang keperawatan yang berfokus pada pelayanan kesehatan berbasis komunitas, yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatan individu, keluarga, dan kelompok dalam komunitas. Keperawatan komunitas berorientasi pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan, bukan hanya pada individu, dan bertujuan untuk mencegah penyakit serta mempromosikan gaya hidup sehat. PERAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DALAM MASYARAKAT Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara hidup sehat, pencegahan penyakit, dan pengelolaan faktor risiko. Promosi Kesehatan: Melibatkan anggota komunitas dalam kegiatan promosi kesehatan seperti kampanye kebersihan, pola makan sehat, dan aktivitas fisik. Pencegahan Penyakit:: Melakukan intervensi untuk mencegah penyebaran penyakit melalui program vaksinasi, skrining kesehatan, dan deteksi dini. Mengidentifikasi kelompok rentan (seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan kronis) untuk diberikan perhatian khusus. PERAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DALAM MASYARAKAT Memberikan layanan langsung, seperti perawatan Perawatan Berbasis kesehatan primer di rumah atau di pusat kesehatan Masyarakat: masyarakat. Mengajarkan keluarga dan anggota komunitas untuk merawat pasien dengan kebutuhan khusus atau penyakit kronis. Berperan dalam perencanaan dan pengembangan program Manajemen kesehatan masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan Kesehatan Komunitas: komunitas. Menggunakan data kesehatan masyarakat untuk mengidentifikasi masalah kesehatan komunitas, seperti tingginya kasus hipertensi atau diabetes, dan merancang solusi yang tepat. PERAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DALAM MASYARAKAT Mendorong komunitas untuk terlibat dalam pengambilan Pemberdayaan dan keputusan terkait kesehatan mereka, meningkatkan rasa Partisipasi tanggung jawab terhadap kesejahteraan bersama. Masyarakat:: Bekerja dengan pemimpin komunitas, organisasi lokal, dan sumber daya lain untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan. Kolaborasi dan Berkoordinasi dengan berbagai layanan kesehatan dan organisasi masyarakat untuk menyediakan sumber daya Koordinasi:: yang komprehensif bagi komunitas. Membantu menjembatani kesenjangan layanan kesehatan antara berbagai penyedia layanan untuk memastikan akses yang merata. DEFINISI KEPERAWATAN KOMUNITAS Definisi: Pengertian keperawatan komunitas dan perbedaannya dengan keperawatan individu/klinis. Fokus Utama: Promosi kesehatan, pencegahan penyakit, dan peningkatan kualitas hidup komunitas. Keperawatan komunitas berperan penting dalam memperkuat ketahanan komunitas, meningkatkan akses ke perawatan kesehatan yang berkualitas, dan menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat bagi semua anggota masyarakat. TUJUAN KEPER AWATAN KOMUNITAS Mengurangi Risiko Kesehatan: Contoh strategi intervensi kesehatan komunitas. Kampanye Pengurangan Asupan Garam dan Gula Tujuan: Mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes di masyarakat. Intervensi: Mengadakan sesi edukasi tentang risiko konsumsi garam dan gula berlebih, serta dampaknya pada kesehatan jantung dan metabolisme. Mendorong masyarakat untuk mengganti camilan tinggi gula dan garam dengan buah- buahan atau makanan sehat lainnya. Hasil yang Diharapkan: Berkurangnya kasus hipertensi dan diabetes serta peningkatan pola makan sehat dalam komunitas. Meningkatkan Kesejahteraan Komunitas: Membantu komunitas mencapai kondisi kesehatan optimal. TEORI DAN MODEL DALAM KEPER AWATAN KOMUNITAS Beberapa Model Konsep: Model Promosi Kesehatan Pender (Pender's Health Promotion Model) Model Perilaku Kesehatan (Health Belief Model) Model Community-as-Partner (Anderson dan McFarlane) Teori Adaptasi Roy (Roy’s Adaptation Model) untuk kontekstualisasi komunitas. Tujuan Penggunaan Model: Menyusun intervensi berbasis bukti yang efektif dan sesuai dengan kondisi komunitas. Model Promosi Kesehatan Pender Deskripsi Model: Fokus pada pencegahan dan peningkatan kesejahteraan Aspek Kunci: Perilaku individu, faktor personal, dan persepsi risiko Implementasi dalam Komunitas: Contoh penerapan dalam program-program kesehatan masyarakat. Komponen Utama dalam Model Promosi Kesehatan Pender Model ini dirancang untuk Model Promosi Kesehatan Pender membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang orang-orang menjadi lebih sadar dan proaktif memengaruhi keputusan seseorang dalam menjaga kesehatan mereka, membuat untuk menjalani gaya hidup sehat dan pilihan yang lebih sehat, dan mempertahankan memperkuat motivasi mereka dalam gaya hidup yang mendukung kesejahteraan menjaga kesehatan. jangka panjang. Faktor-faktor Personal: Ini adalah aspek-aspek pribadi seseorang, seperti usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, pengalaman hidup, dan latar belakang budaya, yang semuanya bisa memengaruhi pandangan dan motivasi mereka terhadap kesehatan. Misalnya, seseorang dengan riwayat keluarga diabetes mungkin lebih termotivasi untuk menjaga pola makan sehat dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat tersebut. Komponen Utama dalam Model Promosi Kesehatan Pender Persepsi tentang Persepsi ini adalah keyakinan seseorang tentang keuntungan yang akan mereka peroleh dari berperilaku sehat. Manfaat: Contohnya, jika seseorang percaya bahwa dengan berolahraga mereka akan lebih energik dan terhindar dari penyakit, mereka lebih mungkin untuk melakukannya secara rutin. Persepsi tentang Ini mencakup berbagai kendala yang dirasakan yang bisa menghalangi Hambatan: seseorang untuk berperilaku sehat, seperti keterbatasan waktu, biaya, atau kurangnya dukungan sosial. Jika seseorang merasa olahraga membutuhkan waktu yang lama atau mahal, mereka mungkin enggan memulainya. Komponen Utama dalam Model Promosi Kesehatan Pender Persepsi tentang Kemampuan diri adalah keyakinan seseorang bahwa mereka mampu melakukan perubahan atau berkomitmen pada perilaku Kemampuan Diri (Self- sehat. Efficacy): Misalnya, jika seseorang yakin bahwa mereka bisa menahan diri untuk tidak merokok, mereka lebih mungkin untuk berhasil dalam berhenti merokok. Pengaruh Lingkungan Faktor lingkungan seperti dukungan dari keluarga, teman, atau dan Dukungan Sosial: komunitas juga memainkan peran penting dalam model ini. Orang yang mendapatkan dorongan dan dukungan dari orang terdekat cenderung lebih termotivasi dan konsisten dalam berperilaku sehat. Cara Kerja Model Promosi Kesehatan Pender dalam Praktik Model ini biasanya digunakan oleh tenaga kesehatan, seperti perawat atau konselor, untuk merancang program promosi kesehatan. Mereka membantu masyarakat untuk: Mengidentifikasi dan memahami keuntungan dari kebiasaan sehat. Mengatasi hambatan yang mungkin menghalangi mereka, seperti menyediakan solusi atau alternatif untuk mengatasi kendala waktu dan biaya. Meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam melakukan perubahan gaya hidup sehat. Melibatkan dukungan sosial untuk meningkatkan keberhasilan, seperti mengajak keluarga atau teman untuk ikut serta dalam perilaku sehat bersama. Contoh Implementasi Model Pender Misalkan dalam sebuah program promosi olahraga: Para peserta diberikan edukasi tentang manfaat olahraga terhadap kesehatan jantung dan penurunan stres. Kendala seperti keterbatasan waktu diatasi dengan membuat jadwal olahraga singkat yang bisa dilakukan di rumah. Peserta didorong untuk percaya bahwa mereka mampu berolahraga secara teratur melalui pencapaian-pencapaian kecil. Keluarga dan teman diikutsertakan dalam olahraga bersama untuk menciptakan dukungan sosial yang kuat. Health Belief Model Deskripsi Model: Berfokus pada keyakinan individu terhadap kesehatan Elemen Utama: Kerentanan yang dirasakan, manfaat, dan hambatan. Penerapan pada Keperawatan Komunitas: Strategi untuk meningkatkan kesadaran dan perubahan perilaku.. Komponen Utama dalam Health Belief Model Health Belief Model (HBM) atau Model Perilaku Kesehatan adalah teori psikologi yang dirancang untuk memahami mengapa seseorang memilih untuk mengambil tindakan pencegahan kesehatan atau tidak. Model ini berfokus pada keyakinan seseorang terhadap penyakit dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mencegah atau mengatasi penyakit tersebut. HBM digunakan secara luas untuk membantu merancang program edukasi kesehatan yang lebih efektif. Persepsi Kerentanan Ini adalah keyakinan seseorang tentang seberapa besar kemungkinan mereka terkena penyakit atau (Perceived Susceptibility): kondisi tertentu. Misalnya, seseorang mungkin merasa rentan terhadap diabetes karena riwayat keluarga atau gaya hidup yang tidak sehat. Orang yang merasa rentan lebih mungkin untuk mengambil langkah pencegahan. Komponen Utama dalam Health Belief Model Persepsi Keseriusan Ini adalah pandangan seseorang tentang seberapa parah dampak suatu penyakit jika mereka sampai terkena penyakit (Perceived Severity): tersebut. Contohnya, seseorang yang percaya bahwa diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kebutaan atau amputasi cenderung lebih berhati-hati dan termotivasi untuk menghindari risiko tersebut. Persepsi Manfaat Ini adalah keyakinan seseorang tentang manfaat atau hasil positif dari tindakan pencegahan atau pengobatan. (Perceived Benefits): Jika seseorang yakin bahwa berolahraga dapat mengurangi risiko penyakit jantung, mereka akan lebih termotivasi untuk rutin berolahraga. Komponen Utama dalam Health Belief Model Persepsi Hambatan Persepsi ini adalah pandangan seseorang tentang hambatan atau kesulitan yang mungkin dihadapi saat mencoba menjalani perilaku (Perceived Barriers): sehat. Misalnya, seseorang mungkin merasa bahwa olahraga rutin sulit dilakukan karena keterbatasan waktu atau biaya. Semakin besar hambatan yang dirasakan, semakin kecil kemungkinan mereka untuk mengambil tindakan. Isyarat untuk Bertindak Ini adalah pemicu atau tanda yang mendorong seseorang untuk mengambil tindakan. Tanda-tanda ini bisa berupa informasi dari media, (Cues to Action): saran dari tenaga medis, atau bahkan pengalaman pribadi. Misalnya, seseorang mungkin memutuskan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setelah melihat kampanye tentang risiko hipertensi di televisi. Komponen Utama dalam Health Belief Model Efikasi diri adalah keyakinan seseorang bahwa mereka mampu Efikasi Diri (Self-Efficacy): melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan. Jika seseorang yakin bahwa mereka mampu berhenti merokok atau mengubah pola makan, mereka lebih mungkin untuk sukses dalam menjalankan perilaku sehat tersebut. Cara Kerja Health Belief Model dalam Praktik Health Belief Model digunakan oleh tenaga kesehatan untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pasien dan untuk merancang program yang mendorong perilaku sehat. Dengan memahami komponen HBM, tenaga kesehatan dapat membantu individu mengatasi keraguan dan meningkatkan keyakinan mereka terhadap langkah-langkah pencegahan. Misalnya: Mengatasi Hambatan: Jika seseorang merasa olahraga mahal dan sulit diakses, tenaga kesehatan bisa memberi solusi berupa olahraga ringan yang bisa dilakukan di rumah. Meningkatkan Efikasi Diri: Melalui dukungan dan motivasi, tenaga kesehatan bisa membantu seseorang merasa mampu untuk menjalani perilaku sehat, misalnya dengan menunjukkan langkah- langkah sederhana untuk mengurangi konsumsi gula. Menggunakan Cues to Action: Mengingatkan pasien untuk memeriksa tekanan darah rutin atau melakukan edukasi kesehatan melalui pengumuman atau poster di fasilitas kesehatan. Contoh Implementasi Health Belief Model Misalkan ada kampanye pencegahan diabetes di suatu komunitas: Masyarakat diberi informasi tentang risiko diabetes dan pentingnya menjaga berat badan ideal (Persepsi Kerentanan dan Keseriusan). Edukasi diberikan tentang manfaat gaya hidup sehat, seperti diet rendah gula dan aktivitas fisik, untuk mencegah diabetes (Persepsi Manfaat). Hambatan diatasi dengan menyediakan alternatif murah dan mudah, seperti contoh menu sehat dan aktivitas fisik yang bisa dilakukan di rumah (Persepsi Hambatan). Kampanye diadakan secara berkala, dan cek kesehatan gratis disediakan sebagai isyarat bertindak bagi masyarakat (Cues to Action). Model Community-as-Partner (Anderson & McFarlane) Deskripsi Model: Konsep kemitraan dengan komunitas dalam mengidentifikasi masalah kesehatan Komponen Utama: Sistem inti komunitas dan lingkungan sekitarnya. Penerapan dalam Praktek: Contoh kasus penerapan model ini dalam keperawatan komunitas. Model keperawatan komunitas yang berfokus pada kemitraan antara perawat dan komunitas. Model ini membantu perawat memahami dan bekerja bersama komunitas untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, bukan hanya sebagai "pemberi layanan," tetapi sebagai mitra yang setara. Dengan pendekatan ini, Model Community-as- Partner membantu masyarakat merasa memiliki tanggung jawab dan kontrol atas kesehatan mereka sendiri, meningkatkan ketahanan komunitas, serta membangun rasa kebersamaan dalam menjaga kesejahteraan bersama. Komponen Utama Model Community- as-Partner Inti komunitas meliputi orang-orang yang tinggal di dalamnya dan Sistem Inti Komunitas: karakteristik dasar komunitas tersebut, seperti demografi, sejarah, dan budaya. Sistem inti ini menjadi pusat perhatian perawat untuk memahami identitas dan nilai-nilai komunitas, yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan dan kesejahteraan mereka. Komponen Utama Model Community- as-Partner Delapan Subsistem Komunitas: Model ini mengidentifikasi delapan subsistem atau aspek yang harus diperhatikan perawat untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang kondisi komunitas, yaitu: Fisik/lingkungan: Misalnya, ketersediaan air bersih, kualitas udara, dan fasilitas umum. Ekonomi: Seperti tingkat pendapatan, pekerjaan, dan akses ekonomi masyarakat. Pendidikan: Meliputi tingkat pendidikan dan akses ke informasi serta pengetahuan kesehatan. Sistem sosial dan rekreasi: Seperti adanya fasilitas sosial dan tempat berkumpulnya warga. Politik dan pemerintahan: Termasuk aturan lokal, kebijakan kesehatan, dan dukungan pemerintah setempat. Layanan kesehatan dan sosial: Misalnya, puskesmas, rumah sakit, dan layanan sosial lainnya. Komunikasi: Cara komunitas saling berkomunikasi, seperti melalui media lokal atau pengumuman di tempat umum. Keamanan dan transportasi: Infrastruktur yang aman dan mudah diakses serta fasilitas transportasi yang memadai. Komponen Utama Model Community- as-Partner Stresor adalah faktor atau masalah yang bisa mengganggu Stresor dan Tanggapan kesejahteraan komunitas, seperti bencana alam, kemiskinan, atau Komunitas: wabah penyakit. Tanggapan komunitas adalah bagaimana masyarakat merespons stresor ini. Misalnya, ketika ada peningkatan kasus penyakit, apakah komunitas segera mengadakan pemeriksaan kesehatan bersama atau bekerja sama dengan lembaga kesehatan setempat. Kemitraan dengan Di dalam model ini, perawat tidak bekerja sendiri. Mereka menjalin hubungan dengan komunitas dan bekerja sama untuk mengidentifikasi Komunitas: masalah, merencanakan, serta melaksanakan program kesehatan. Pendekatan kemitraan ini membuat komunitas merasa memiliki peran dalam proses peningkatan kesehatan dan lebih termotivasi untuk menjaga kesejahteraan mereka. Cara Kerja Model Community-as- Partner dalam Praktik Perawat melakukan asesmen dengan cara mengumpulkan informasi Asesmen Komunitas: dari setiap subsistem komunitas untuk memahami kondisi komunitas secara menyeluruh. Misalnya, mereka mungkin melihat data kesehatan, tingkat pendidikan, dan tingkat ekonomi untuk memahami masalah utama yang dihadapi. Identifikasi Masalah Setelah memahami situasi komunitas, perawat bekerja bersama anggota komunitas untuk mengidentifikasi masalah utama, seperti dan Perencanaan kekurangan fasilitas air bersih atau meningkatnya kasus penyakit tertentu. Program:: Kemudian, mereka bersama-sama merencanakan program kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan komunitas dan melibatkan mereka dalam pelaksanaannya. Cara Kerja Model Community-as- Partner dalam Praktik Perawat berperan sebagai fasilitator, membantu komunitas untuk Intervensi dan melaksanakan program-program yang sudah direncanakan. Contohnya, mereka mungkin memandu program kebersihan Tindakan Kolaboratif: lingkungan atau kampanye kesehatan. Dengan keterlibatan masyarakat, program ini lebih efektif karena komunitas merasa terlibat langsung dalam prosesnya. Evaluasi dan Umpan Setelah program berjalan, dilakukan evaluasi untuk melihat seberapa efektif program tersebut dalam mengatasi masalah. Balik: Perawat dan komunitas mengevaluasi bersama dan memanfaatkan umpan balik untuk memperbaiki program di masa mendatang. Contoh Implementasi Model Community-as-Partner Misalkan dalam sebuah desa yang sering mengalami masalah air bersih: Perawat pertama-tama bekerja sama dengan masyarakat untuk memahami pentingnya air bersih dan mengidentifikasi sumber masalah. Setelah berdiskusi, masyarakat bersama perawat merencanakan program penyaringan air sederhana atau pembangunan sumur. Program dijalankan dengan melibatkan warga, misalnya dengan membentuk kelompok kerja. Setelah beberapa waktu, perawat dan warga mengevaluasi apakah program tersebut berhasil mengurangi masalah kesehatan terkait air bersih. Roy’s Adaptation Model (RAM) pada Keperawatan Komunitas Deskripsi Model: Fokus pada adaptasi komunitas terhadap perubahan lingkungan. Dimensi Adaptasi: Fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. Aplikasi dalam Keperawatan Komunitas: Program intervensi berbasis adaptasi untuk komunitas. Roy’s Adaptation Model (RAM) pada Keperawatan Komunitas Teori Adaptasi Roy atau Roy’s Adaptation Model dikembangkan oleh Sister Callista Roy dan biasanya digunakan dalam perawatan individu, tetapi konsep-konsep dalam teori ini juga dapat diterapkan pada konteks komunitas. Inti dari teori ini adalah bagaimana komunitas dapat beradaptasi dengan lingkungan mereka, mempertahankan kesehatan, dan mencapai kesejahteraan melalui mekanisme adaptasi yang berbeda. Dengan Roy’s Adaptation Model, komunitas bisa mengidentifikasi sumber daya dan keterampilan yang dimiliki untuk beradaptasi dengan perubahan atau tantangan. Model ini juga membantu meningkatkan kesadaran dan kolaborasi antarwarga, sehingga komunitas lebih kuat, mandiri, dan siap menghadapi tantangan kesehatan di masa depan. Konsep Utama dalam Roy’s Adaptation Model Stimulus (Rangsangan): Stimulus adalah segala hal dari lingkungan luar atau dalam yang memengaruhi komunitas. Stimulus ini terbagi menjadi tiga jenis: Focal: Rangsangan yang paling utama atau mendesak, seperti bencana alam atau wabah penyakit. Contextual: Faktor lain yang memengaruhi situasi utama, seperti kondisi sosial- ekonomi atau akses ke layanan kesehatan. Residual: Pengaruh tak langsung atau tersembunyi, seperti budaya atau sejarah yang dapat membentuk cara komunitas merespons situasi. Konsep Utama dalam Roy’s Adaptation Model Mekanisme Koping (Coping Mechanisms): Roy mengidentifikasi dua mekanisme koping utama yang digunakan komunitas untuk beradaptasi: Mekanisme Regulasi: Respon otomatis atau fisiologis, seperti langkah- langkah darurat yang segera diambil saat ada bencana. Mekanisme Kognator: Respon lebih dalam yang melibatkan pemikiran, penilaian, dan perencanaan. Misalnya, komunitas membuat program jangka panjang untuk mengatasi kemiskinan atau meningkatkan kesehatan. Konsep Utama dalam Roy’s Adaptation Model Modus Adaptasi: Ada empat modus adaptasi yang bisa digunakan dalam konteks komunitas untuk menilai adaptasi dan kesehatan komunitas: Fisiologis: Bagaimana komunitas memenuhi kebutuhan dasar seperti akses air bersih, makanan sehat, dan lingkungan yang aman. Interdependensi: Hubungan saling ketergantungan antara anggota komunitas, yang tercermin dalam dukungan sosial dan kolaborasi. Konsep Diri: Citra atau identitas komunitas, seperti kebanggaan dan kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan. Peran Sosial: Cara komunitas menata peran masing-masing anggotanya, seperti peran pemimpin komunitas, tenaga kesehatan, atau kader dalam membantu anggota yang membutuhkan. Cara Kerja Roy’s Adaptation Model dalam Konteks Komunitas Teori Adaptasi Roy dalam konteks komunitas membantu tenaga kesehatan atau pemimpin masyarakat untuk memahami bagaimana komunitas beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan tantangan kesehatan. Model ini mendukung pendekatan yang mendorong komunitas untuk: Mengenali Tantangan Utama (Focal Stimulus): Mengidentifikasi tantangan terbesar, misalnya meningkatnya kasus penyakit menular. Mengelola Faktor Pendukung (Contextual dan Residual Stimulus): Mengidentifikasi kondisi yang mendukung atau menghambat respons komunitas, seperti sumber daya kesehatan atau tradisi yang memengaruhi respons kesehatan. Membangun Strategi Koping: Mendorong komunitas untuk memanfaatkan mekanisme koping regulasi dan kognator agar siap menghadapi masalah, misalnya dengan pelatihan kebencanaan atau meningkatkan pemahaman tentang gaya hidup sehat. Contoh Implementasi Roy’s Adaptation Model dalam Komunitas Misalkan dalam menghadapi meningkatnya kasus demam berdarah di sebuah desa: Stimulus: Focal stimulus adalah meningkatnya jumlah kasus demam berdarah. Contextual stimulus mungkin mencakup kondisi sanitasi dan kelembaban lingkungan. Residual stimulus bisa berupa kebiasaan warga yang jarang membersihkan lingkungan karena faktor budaya. Mekanisme Mekanisme regulasi mungkin melibatkan tindakan pencegahan langsung, Koping:: seperti penyemprotan anti nyamuk dan distribusi kelambu. Mekanisme kognator bisa berupa edukasi tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan pelatihan kader kesehatan untuk memantau kondisi kebersihan. Contoh Implementasi Roy’s Adaptation Model dalam Komunitas Misalkan dalam menghadapi meningkatnya kasus demam berdarah di sebuah desa: Modus Fisiologis: Masyarakat bekerja bersama untuk menyediakan air Adaptasi: bersih dan menjaga lingkungan. Interdependensi: Warga saling membantu dan bergotong royong untuk mengatasi masalah nyamuk di lingkungan mereka. Konsep Diri: Membangun kesadaran dan rasa bangga akan kesehatan lingkungan mereka. Peran Sosial: Masyarakat membentuk tim kader yang bertugas memantau kebersihan dan memberikan edukasi kesehatan. Peran Perawat Komunitas dalam Implementasi Model Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Pelibatan Komunitas dalam Pengambilan Keputusan Kolaborasi dengan Sumber Daya Lokal dan Stakeholder KESIMPULAN Rangkuman: Peran penting model konsep keperawatan dalam mengembangkan intervensi komunitas. Arah Ke Depan: Pentingnya pengembangan model berbasis bukti dalam menghadapi tantangan kesehatan komunitas yang kompleks. TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA