Analisis Input Output PDF
Document Details
Uploaded by PreEminentTsilaisite1437
Tags
Related
- Production Possibilities and Opportunity Cost PDF
- Response Surface Methodology (RSM) and Plackett-Burman Design PDF
- FPAC Part 2 Chapter 6 Specifying Outputs and Getting Inputs PDF
- Microelectronics: Devices to Circuits Lecture 9 PDF
- EC4101 Week 09 Lecture 1 PDF
- Basic Input/Output and String Processing PDF
Summary
This document is a presentation on input-output analysis. It describes the model, its application, and its uses in economics. It contains various formulas and tables of data illustrating this analysis. The presentation also explores the concept of inter-sectoral linkages.
Full Transcript
ANALISIS INPUT OUTPUT MODEL INPUT-OUTPUT PERTAMA KALI DITERAPKAN OLEH : WESLEY LEONTIEF (1930) ANALISIS INPUT-OUTPUT ADALAH ANALISIS ATAS PEREKONOMIAN WILAYAH SECARA KOMPREHENSIF KARENA MELIHAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI WILAYAH TERSEBUT SECARA KESELURUHAN TABEL I-O : SUATU SISTEM IN...
ANALISIS INPUT OUTPUT MODEL INPUT-OUTPUT PERTAMA KALI DITERAPKAN OLEH : WESLEY LEONTIEF (1930) ANALISIS INPUT-OUTPUT ADALAH ANALISIS ATAS PEREKONOMIAN WILAYAH SECARA KOMPREHENSIF KARENA MELIHAT KETERKAITAN ANTAR SEKTOR EKONOMI DI WILAYAH TERSEBUT SECARA KESELURUHAN TABEL I-O : SUATU SISTEM INFORMASI STATISTIK YANG DISUSUN DALAM BENTUK MATRIKS YANG MENGGAMBARKAN TRANSAKSI BARANG DAN JASA ANTAR SEKTOR EKONOMI. KEGUNAAN ANALISIS I-O : 1. DIGUNAKAN UNTUK MENDESKRIPSIKAN STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH (SEPERTI : STRUKTUR OUTPUT, STRUKTUR NILAI TAMBAH, DAN SEBAGAINYA) 2. MENGANALISIS DAMPAK YANG TERJADI TERHDP SELURUH PEREKONOMIAN AKIBAT ADANYA PERUBAHAN PERMINTAAN AKHIR (SEPERTI : KONSUMSI, INVESTASI, GOVERNMENT DAN EKSPOR SUATU SEKTOR) 3. MENGANALISIS KETERKAITAN ANTAR SEKTOR PRODUKSI 4. DAN SEBAGAINYA PROSES PRODUKSI INPUT PRIMER PEMAKAI AKHIR (primary input) (final demander/user) INPUT OUTPUT INPUT ANTARA PEMAKAI ANTARA (intermediate input) (intermediate user) TRANSAKSI INPUT ANTARA DALAM KONTEKS INPUT ANTARA TERJADI ARUS/PERPINDAHAN BARANG ANTARSEKTOR. MISALKAN DARI SEKTOR i KE SEKTOR j. – BISA JUGA TERJADI INTRASEKTOR, YAITU DARI SEKTOR i KE i ITU SENDIRI ❑ Xi IALAH BAHWA TOTAL OUTPUT SEKTOR i, ❑ zij IALAH NILAI UANG DARI ARUS BARANG ❑ --ATAU NILAI TRANSAKSI-- DARI SEKTOR i KE SEKTOR j ❑ Yi IALAH TOTAL PERMINTAAN AKHIR SEKTOR i. ❑ JIKA ADA n SEKTOR DI EKONOMI, DAPAT DITULISKAN BAHWA Xi = zi1 + zi2 + zi3 +... zin + Yi UNTUK SELURUH PEREKONOMIAN TERDAPAT n-BUAH (ARTINYA n-BARIS) PERSAMAAN SEPERTI DI ATAS, YANG DAPAT DINYATAKAN DALAM SUATU SISTEM PERSAMAAN SEPERTI BERIKUT : BARIS VS KOLOM ❑ SECARA BARIS, KITA MELIHAT STRUKTUR DISTRIBUSI OUTPUT ANTARA MASING-MASING SEKTOR KE PEMAKAI ANTARA DAN PEMAKAI AKHIR ❑ SECARA KOLOM, KITA MELIHAT DISTRIBUSI INPUT ANTARA MASING-MASING SEKTOR DARI PRODUSEN INPUT ANTARA DAN INPUT PRIMER RUMUS LEONTIEF INVERSE -1 X = (I - A) Y DIMANA : X : OUTPUT SEKTORAL (I-A)-1 : PENGGANDA LEONTIEF Y : FINAL DEMAND/PERMINTAAN AKHIR KASUS HIPOTETIS zij NILAI KOEFISIEN INPUT YAITU Aij = : Xj 0,1 0,2 A = 0,3 0,3 KOEFISIEN INPUT-OUTPUT (I-O COEFFICIENT) ❑ KOEFISIEN INPUT : BESARNYA INPUT YANG DIBUTUHKAN DARI SEKTOR LAINNYA AGAR SEKTOR TERSEBUT DAPAT MENGHASILKAN PRODUK zij aij = Xj a32 = 0,3 BERARTI UNTUK MEMPRODUKSI SETIAP Rp 1 OUTPUT SEKTOR 2, DIBUTUHKAN INPUT ANTARA DARI SEKTOR 3 SEBESAR 0.3 LEONTIEF INVERSE CONTOH DARI DUA SEKTOR DI ATAS, DAPAT DIHITUNG KETERKAITAN ANTAR SEKTOR MELALUI MATRIKS KEBALIKAN LEONTIEF SEBAGAI BERIKUT : SEKTOR 1 TOTAL 2 1 1,228 0,351 1,579 2 0,526 1,579 2,105 TOTAL 1,754 1,930 PENJUMLAHAN KESAMPING KANAN MERUPAKAN KETERKAITAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG KEDEPAN PENJUMLAHAN KEBAWAH MERUPAKAN KETERKAITAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG KEBELAKANG MISALNYA, SEKTOR 1 SEBESAR 1,579 ARTINYA : SETIAP SATU- SATUAN NILAI OUTPUT SEKTOR 1 DIALOKASIKAN KE SEKTOR LAINNYA MAUPUN KE SEKTOR ITU SENDIRI ADALAH 1,579. OUTPUT SEKTOR 1 DIDISTRIBUSIKAN KE SEKTOR 1 SEBESAR 1,228. OUTPUT SEKTOR 1 DIDISTRIBUSIKAN KE SEKTOR 2 SEBESAR 0,351. HAL INI MENUNJUKKAN PERAN SEKTOR 1 DALAM PENYEDIAAN OUTPUT YANG DIHASILKAN, DAN DIGUNAKAN SEBAGAI INPUT OLEH SEKTOR LAINNYA DALAM PROSES PRODUKSI. MISALNYA, SEKTOR 1 SEBESAR 1,754 ARTINYA : SETIAP SATU- SATUAN NILAI INPUT SEKTOR 1 MEMBUTUHKAN INPUT TAMBAHAN DARI SEKTOR 1 SEBESAR 1,228, DAN SEKTOR LAINNYA SEBESAR 0,526. HAL INI MENUNJUKKAN PERAN SEKTOR 1 DALAM PERMINTAAN INPUT YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PROSES PRODUKSI. MENENTUKAN SEKTOR UNGGULAN (KEY SEKTOR) MENURUT RASMUSSEN, YAITU : DARI NILAI DAYA PENARIK/DAYA PENYEBARAN/KETERKAITAN KEBELAKANG DAN DAYA PENDORONG/DERAJAT KEPEKAAN/KETERKAITAN KE DEPAN NO DAYA PENYEBARAN PRIORITAS DERAJAT KEPEKAAN 1 TINGGI TINGGI PERTAMA 2 TINGGI RENDAH KEDUA 3 RENDAH TINGGI KETIGA 4 RENDAH RENDAH KEEMPAT MENGHITUNG DAYA PENARIK DAN DAYA PENDORONG DAYA PENARIK DAN DAYA PENDORONG SETELAH DI NORMALKAN ATAU DIBAGI DENGAN RATA-RATA KESELURUHAN SEKTO 1 TOTAL R 2 1 1,228 0,351 1,579 2 0,526 1,579 2,105 TOTAL 1,754 1,930 3,684 RATA-RATA KOEFISIEN = 3,684/2 = 1,842 DAYA PENARIK SEKTOR 1 = 1,754/1,842 = 0,952 DAYA PENARIK SEKTOR 2 = 1,930/1.842 = 1,047 DAYA PENDORONG SEKTOR 1 = 1,579/1,842 = 0,857 DAYA PENDORONG SEKTOR 2 = 2,105/1.842 = 1,142 REKAPITULASI INDEKS DAYA PENARIK DAN DAYA PENDORONG SEKTOR DAYA PENARIK DAYA PENDORONG 1 0,952 0,857 2 1,047 1,142 DARI HASIL REKAPITULASI, BAHWA SEKTOR 2 MEMILIKI INDEKS DAYA PENARIK DAN DAYA PENDORONG TERTINGGI, SEHINGGA SEKTOR 2 MERUPAKAN SEKTOR UNGGULAN (KEY SEKTOR). HAL INI BERARTI UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH, PRIORITAS UTAMA DITUJUKAN KEPADA SEKTOR 2. KARENA MEMILIKI DAYA PENARIK/KETERKAITAN KEBELAKANG DAN DAYA PENDORONG/KETERKAITAN KE DEPAN YANG TINGGI. ANGKA PENGGANDA OUTPUT ❑ JIKA ADA TAMBAHAN FINAL DEMAND SEBESAR Rp 1 DI SATU SEKTOR TERTENTU (KATAKAN SEKTOR i), BERAPA BESAR TAMBAHAN OUTPUT SEKTOR TERSEBUT ? Rp 1 TAMBAHAN FINAL DEMAND DI SEKTOR i TAMBAHAN OUTPUT --- KONSUMSI, INVESTASI, DI SEKTOR i PENGELUARAN PEMERINTAH --- ANGKA PENGGANDA OUTPUT (OUTPUT MULTIPLIER) PERUBAHAN FINAL DEMAND/PERMINTAAN AKHIR : DI TAHUN T MATRIKS PERMINTAAN AKHIR BERBENTUK : C1 I1 500 Xt = = C2 I2 1100 SEDANGKAN SEBAGAI CONTOH DI TAHUN T+1 MATRIKS PERMINTAAN AKHIR BERBENTUK : C1 I1 700 Xt+1 = = C2 I2 1400 OLEH KARENA ITU OUTPUT SEKTOR 1 DAN OUTPUT SEKTOR 2 DI TAHUN T+1 ADALAH : 1,228 0,351 700 Xt+1 = 0,526 1,579 1400 (1,228 x 700) + (0,351 x 1400) 1351,0 = = (0,526 x 700) + (1,579 x 1400) 2578,8 BERARTI, DENGAN PENINGKATAN PERMINTAAN AKHIR SEBESAR 200 DI SEKTOR 1, DAN SEBESAR 300 DI SEKTOR 2, MAKA TOTAL OUTPUT YANG DIPRODUKSI AKAN MENINGKAT, YAITU : DI SEKTOR 1 SEBESAR 1351,0 – 1000 = 351,0 DAN DI SEKTOR 2 SEBESAR 2578,8 – 2000 = 578,8. NAIKNYA PERMINTAAN AKHIR AKAN MENDORONG PENINGKATAN OUTPUT PRODUKSI. PENINGKATAN OUTPUT PRODUKSI PADA GILIRANNYA MENINGKATKAN PENGGUNAAN INPUT. DENGAN DEMIKIAN PENINGKATAN OUTPUT SEKTOR 2 LEBIH BESAR DARI PADA PENINGKATAN OUTPUT SEKTOR 1. HAL INI BERARTI EFEK MAKSIMUM DALAM HAL OUTPUT AKAN TERCIPTA APABILA SETIAP SATU-SATUAN UNTUK PERMINTAAN AKHIR DIBELANJAKAN UNTUK MEMBELI OUTPUT SEKTOR 2. TERIMAKASIH