Ibadah dan Hikmahnya PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
Tags
Summary
This document discusses the concept of ibadah (worship) in Islam, covering its meaning, functions, importance, and types, including prayer, zakat, fasting, and pilgrimage. It explores the significance of ibadah in personal growth and societal well-being within the Islamic framework.
Full Transcript
Assalamu’alaikum wr. wb. Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam Pokok Bahasan 1. Makna Ibadah 2. Fungsi Ibadah 3. Kewajiban Beribadah bagi Manusia 4. Bentuk-bentuk Peribadatan a. Shalat: Makna, Tata Cara, dan Hikmahnya b. Zakat: Makna dan Hikmahnya c. Puasa: Makna d...
Assalamu’alaikum wr. wb. Ibadah: Aspek Ritual Umat Islam Pokok Bahasan 1. Makna Ibadah 2. Fungsi Ibadah 3. Kewajiban Beribadah bagi Manusia 4. Bentuk-bentuk Peribadatan a. Shalat: Makna, Tata Cara, dan Hikmahnya b. Zakat: Makna dan Hikmahnya c. Puasa: Makna dan Hikmahnya d. Haji: Makna dan Hikmahnya Makna Ibadah Kata ibadah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab yaitu 'ibadah, yang secara bahasa (lughawi atau etimologi) artinya menyembah atau menghamba. Sedangkan secara istilahi atau terminologi ibadah yaitu penghambaan seorang manusia kepada Allah untuk dapat mendekatkan diri kepada-Nya sebagai realisasi dari pelaksanaan tugas hidup selaku makhluk yang diciptakan Allah. Fungsi Ibadah 1. Sebagai amal shaleh yang akan menjadi bekal manusia di akhirat kelak. Baik buruknya manusia di akhirat itu ntergantung kepada amal shaleh manusia ketika di dunia 2. Sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pada hakikatnya Allah itu dekat dengan manusia, tetapi tidak semua manusia merasa dekat dengan Allah. Oleh karena itu, agar supaya kita merasa dekat dan merasakan ketenangan, maka di antaranya kita dapat melakukannya melalui ibadah kepada Allah. 3. Sebagai wujud syukur manusia kepada Allah yang telah memberikan banyak karunia-Nya. Manusia banyak sekali mendapatkan karunia dan anugerah dari Allah, dan sebagai waujud syukur atas segala anugerah Allah tersebut, manusia dapat merealisasikannya melalui ketaatan beribadah. 4. Sebagai sarana untuk mencari ridha Allah. Ridha Allah itu harus kita cari, karena manusia bisa masuk surga itu nanti,karena adanya ridha dan rahmat Allah. Dan salah satu upaya untuk menggapai ridha Allah itu manusia harus beridah kepada-Nya. Kewajiban Ibadah bagi Manusia Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah mempunyai kewajiban beribadah kepada Allah, sebagaimana dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firmanNya: "Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu" (Q.S.al- Dzariyat:56). Dan dalam ayat yang lain dijelaskan pula: Dan mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepadaNya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikana shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus" (Q.S.al-Bayyinah:5). Bentuk-Bentuk Peribadatan 1. Shalat Makna Shalat Shalat menurut bahasa artinya do’a. Sedangkan menurut istilah syara’, shalat berarti perbuatan khusus seorang muslim yang berisi bacaan-bacaan dan gerakan- gerakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan memenuhi syarat-syarat tertentu. Tata Cara Shalat Shalat termasuk kepada ibadah mahdhah, yang tata cara dan ketentuannya sudah diatur berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Adapun tata caranya: (1) niat, (2) berdiri bagi yang mampu, (3) takbiratul ihram dengan membaca Allahu Akbar, (4) membaca Al-Fatihah disertai dengan membaca salah satu surat al-Qur’an, (5) ruku’ disertai dengan bacaannya, (6) I’tidal disertai dengan bacaannya, (7) sujud disertai dengan bacaannya, (8) duduk iftirosy disertai dengan bacaannya, (9) attahiyat disertai dengan bacaannya, (10) membaca salam, dan (11) tertib, yaitu mendahulukan yang awal dan mengakhirkan yang akhir. Fungsi Shalat 1. Shalat merupakan suatu media komunikasi antara hamba dan Khaliknya agar manusia selalu ingat kepada-Nya, sehingga memperoleh kedekatan dengan-Nya. 2. Shalat merupakan benteng yang dapat membentengi manusia dari pebuatan keji dan mungkar (QS. Al- Ankabut: 45) 3. Shalat merupakan sarana untuk menghapus dosa dan kesalahan 4. Shalat merupakan sarana yang dapat menjadikan manusia sehat lahir dan batih 5. Shalat merupakan pendidikan positif yang menjadikan manusia menjadi hidup teratur 2. Zakat Makna Zakat Zakat secara bahasa artinya mensucikan. Secara istilah syara’, zakat yaitu sesuatu yang harus dikeluarkan dari sebagian harta yang dimiliki seseorang kepada fakir miskin sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan syara’. Zakat dapat dikatakan sebagai usaha mensucikan diri dari kemungkinan memiliki cinta berlebih- lebihan kepada harta dan dari kemungkinan memiliki harta kotor yang disebabkan bercampurnya harta dengan hak fakir miskin yang harus dikeluarkan. Fungsi Zakat 1. Bagi muzakki, zakat berarti mendidik jiwa untuk suka berkorban dan membersihkan jiwa dari sifat kikir, sombong, dan angkuh 2. Bagi mustahiq, zakat memberikan harapan adanya perubahan nasib dan sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki, dan suudzdzon terhadap orang-orang kaya, sehingga jurang pemisah antara orang dan orang miskin tidak ada 3. Bagi masyarakat muslim, melalui zakat akan terdapat pemerataan pendapatan dan pemilikan harta di kalangan umat Islam 3. Puasa Makna Puasa Puasa secara bahasa yaitu menahan diri dari segala sesuatu. Menurut istilah syara’, puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan, seperti: makan, minum, dan bersetubuh, serta menahan diri dari hawa nafsu yang dapat mengurangi nilai puasa, seperti: berkata dan berbuat keji dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Fungsi Puasa 1. Sebagai pengendali hawa nafsu agar tidak melakukan perbuatan kemaksiatan 2. Sebagai sarana pembinaan untuk mencapai derajat taqwa 3. Sebagai sarana agar menjadi orang yang sehat lahir dan batin 4. Untuk menumbuhkan sifat kepedulian sosial kepada fakir miskin c. Haji Makna Haji Haji secara bahasa artinya menyengaja sesuatu. Secara istilah syara’, haji ialah menyengaja mengunjungi ka’bah untuk melakukan rangkaian ibadah dengan syarat-syarat tertentu. Haji termasuk kepada ibadah rohaniah, jasmaniah, dan materil, karena untuk pergi haji memerlukan biaya yang cukup besar. Dikatakan ibadah rohaniah dan jasmaniah, karena ketika melaksanakan haji banyak sekali rangkaian pelaksanaan ibadah yang menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan di dalamnya juga banyak memerlukan tenaga dan pisik yang kuat. Tata Cara Haji Ibadah haji dilakukan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang dikerjakan secara pisik, mulai dari ihram, thawaf, sa’i, wuquf, mabit, melempar jumrah, dan tahallul. Ihram, yaitu berniat melakukan haji atau umrah dengan berpakaian tanpa dijahit bagi laki-laki sebagai simbol melepaskan diri dari kemewahan jasmani dan kesenangan duniawi serta sebagai simbol bahwa manusia di mata Allah itu sama, dan yang membedakannya hanyalah ketaqwaannya. Thawaf, yaitu bentuk ibadah berupa mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh putaran, dimulai dari sudut ka’bah tempat beradanya hajar aswad. Perhatikan gambar ini: Sa’i , yaitu suatu bentuk ibadah dengan cara berlari-lari kecil antara shafa dan marwa sebanyak tujuh balikan, dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di bukit Marwa. Wuquf di Arafah, yaitu hadir di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzul Hijjah, dan ini disebut dengan puncaknya haji. Mabit di Muzdalifah, yaitu bermalam atau melewati malam di Muzdalifah pada tanggal 10 Dzul Hijjah sebelum sampai di Mina. Di tempat inilah para jama’ah haji memungut batu sebagai keperluan untuk melempah jumrah di Mina. Melontar Jumrah, yang maknanya sebagai simbol yang menyatakan ketetapan hatinya untuk meninggalkan dorongan-dorongan nafsu syetan yang jahat. Ada tiga jumrah, yaitu jumrah aqabah, wustha, dan ula. Tahallul, yaitu melepaskan diri dari keadaan ihram berupa hal-hal yang diharamkan dilakukan ketika haji. Tahallul dilakukan dengan cara mencukur rambut kepala atau memotong sebagian dari padanya, dan kemudian melepaskan pakaian ihramnya. Fungsi Haji 1. Sebagai sarana silaturahmi umat Islam se dunia, dan sarana bermusyawarah untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi umat Islam 2. Sebagai sarana latihan diri untuk meningkatkan amal ibadah manusia menuju manusia yang bertaqwa 3. Sebagai sarana introspeksi diri dari berbagai kesalahan dan perbuatan dosa menuju taubatan nasuha Alhamdulillahi Robbil alamin