Analysis Of N-Hexane Fraction From Purwoceng Plant (Pimpinella Alpina Molk) PDF

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Document Details

Diponegoro University

2013

Zahroul Umami Qodri, Bambang Cahyono, Meiny Suzery

Tags

chemical analysis plant extracts organic chemistry natural product chemistry

Summary

This article details the chemical analysis of the n-hexane fraction extracted from the Purwoceng plant. The analysis included quantifying total phenols and flavonoids, assessing antioxidant activity, and identifying coumarin compounds. The study aims to understand the potential of this Indonesian plant as a source of bioactive compounds.

Full Transcript

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 16 (1) (2013) : 27 – 32 27 Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 16 (1) (2013) : 27 – 32 ISSN: 1410-8917 Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi...

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 16 (1) (2013) : 27 – 32 27 Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 16 (1) (2013) : 27 – 32 ISSN: 1410-8917 Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry Journal homepage: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/ksa Analisis Kimiawi Fraksi n-Heksana dari Tanaman Purwoceng (Pimpinella Alpina Molk) Zahroul Umami Qodri a, Bambang Cahyono a*, Meiny Suzery a a Organic Chemistry Laboratory, Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University, Jalan Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang * Corresponding author: [email protected] Article Info Abstract Quantification of total phenolate content, total flavonoids, antioxidant activity test Keywords: (DPPH), and chromatographic identification of phenolic compounds of the coumarin Pimpinella alpina, class in the p-nan hexane fraction of Pimpinella alpina Molk have been performed. The antioxidants, results showed that the total phenolic compound content of n-hexane fraction was 45.04 coumarin mg equivalent of galic acid/gram of dry fraction. While the total flavonoid content of the n-hexane fraction was 5.58 mg equivalent of quercetin/gram of dry fraction. Antioxidant activity with DPPH method obtained IC50 is 13485 ppm. The identification of the coumarin class of column chromatography yielded 11 fractions, based on the KLT profile results after being sprayed with NH3 color reagent and viewed under a 365 nm UV lamp. It has been found that the positive F 1 fraction contains a class of coumarin compounds exhibited by yellow-green stains. However, the chemical structure of the compound can not yet be proposed. Abstrak Kata kunci: Pimpinella alpina, Telah dilakukan kuantifikasi kandungan fenolat total, flavonoid total, uji aktivitas antioksidan, antioksidan (DPPH), serta identifikasi secara kromatografi senyawa fenolat dari golongan kumarin kumarin dalam fraksi n-heksana Pimpinella alpina Molk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa fenolat total fraksi n-heksana , yaitu 45,04 mg ekuivalen asam galat/gram fraksi kering. Sedangkan kandungan flavonoid total fraksi n-heksana yaitu 5,58 mg ekuivalen kuersetin/gram fraksi kering. Aktivitas antioksidan dengan metode DPPH diperoleh IC50 yaitu 13485 ppm. Identifikasi dari golongan kumarin dari kromatografi kolom dihasilkan 11 fraksi, berdasarkan hasil profil KLT setelah disemprot dengan pereaksi warna NH3 dan dilihat di bawah lampu UV 365 nm, ditunjukkan bahwa fraksi F1 positif mengandung golongan senyawa kumarin yang ditunjukkan oleh noda berwarna hijau kuning. Bagaimanapun struktur kimia dari senyawa tersebut hingga saat ini belum dapat diusulkan. memiliki aktivitas biologis sebagai antimalaria, 1. Pendahuluan antimikroba, antijamur, dan antioksidan [1, 2]. Purwoceng (Pimpinella alpina Molk) merupakan salah satu tanaman obat Indonesia yang hanya dapat Tumbuhan genus Pimpinella diketahui mengandung ditemukan secara endemik di dataran tinggi Dieng, metabolit sekunder seperti minyak atsiri, fenolat, Wonosobo, Jawa Tengah. Secara taksonomi, tanaman ini stigmasterol, flavonoid, saponin, dan senyawa aromatik termasuk famili Apiaceae dari genus Pimpinella, beberapa lainnya yang berfungsi sebagai afrodisiak, antijamur, spesies lain adalah P. anissum, P. Saxifraga, P. thellungiana, antibakteri, antikanker, dan antiinflamasi [3, 4]. Analisis P. villosa, dan lain-lain. Tumbuhan dari famili Apiaceae ini praklinis terhadap tanaman ini dilakukan untuk senyawa-senyawa yang larut dalam etanol. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 16 (1) (2013) : 27 – 32 28 Eksplorasi terhadap fraksi non polar, seperti n- pelarutnya (etanol 96%) dengan rotary vacuum heksana, terhadap tanaman Purwoceng hingga saat ini evaporator hingga sepertiga volume untuk mendapatkan belum pernah dilakukan. Hal ini penting dilaksanakan ekstrak kental. Ekstrak ini kemudian dipartisi dengan mengingat dalam fraksi n-heksana diduga megandung pelarut n-heksana di dalam corong pisah, selanjutnya pula senyawa-senyawa bioktif yang memiliki sifat dilakukan analisis senyawa fenolat total, senyawa farmakologis yang menarik. Pada penelitian ini akan flavonoid total, uji aktivitas antioksidan, dan isolasi difokuskan pada analisis fenolat total, flavonoid total dan senyawa kumarin melalui pemurnian kromatografi aktivitas antioksidan terhadap fraksi n-heksana, serta dalam fraksi n-heksana. usaha memperoleh informasi terhadap salah satu Pembuatan Kurva Kalibrasi Asam Galat komponen aktif yang terkandung didalamnya melalui pemurnian kromatografi. Senyawa kumarin ditemukan Larutan asam galat (dalam akuades) dibuat dengan hampir di setiap bagian tumbuh-tumbuhan mulai dari konsentrasi 30, 40, 50, 60 dan 70 ppm. Dari masing- akar, batang, daun sampai bunga dan juga buah. Jenis masing konsentrasi tersebut, dipipet 0,05 mL senyawa kumarin dalam Pimpinella alpina Molk belum ditambahkan 0,4 mL akuades dan 2 mL reagen Folin- diketahui dan belum banyak dilakukan penelitian. Ciocalteu lalu dikocok sampai homogen dan terbentuk Tertarik akan hal tersebut, maka perlu dilakukan larutan berwarna kuning jernih. Larutan didiamkan penelitian untuk melakukan isolasi dan identifikasi selama 8 menit, kemudian ditambahkan 1,6 mL larutan kandungan senyawa kumarin pada Pimpinella alpina Na2CO3 7,5%, lalu dikocok hingga homogen. Larutan Molk. Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya untuk kembali didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar pengembangan formulasi obat tradisional di Indonesia. hingga terbentuk warna biru. Serapan larutan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang 2. Metodologi gelombang 765 nm , lalu dibuat kurva kalibrasi hubungan antara konsentrasi asam galat (mg/L) dengan Alat & Bahan absorbansi. Peralatan yang digunakan yaitu seperangkat alat Penentuan Kandungan Fenolat Total soklet, tabung reaksi, gelas ukur, labu takar, pipet tetes, pipet gondok, pipa kapiler, pipet mikro, gelas beaker, plat Larutan fraksi n-heksana dibuat dengan konsentrasi tetes, erlenmeyer, corong kaca, corong pisah, kolom 2000 ppm dalam akuades. Sebanyak 0,05 mL dari larutan kromatografi, botol vial, botol semprot, chamber KLT, ekstrak ditambahkan dengan 0,4 mL akuades dan 2 mL neraca analitik (Kern-870), statif dan klem, kertas reagen Folin-Ciocalteu, dikocok sampai homogen dan saring, kompor listrik, vakum rotary evaporator (Buchi- terbentuk larutan berwarna jernih kekuningan. Larutan B480), lampu detektor UV (Spectroline ENF-24/F), dan didiamkan selama 8 menit, selanjutnya ditambahkan 1,6 spektrofotometer UV-Vis (Optizen UV2120). mL larutan Na2CO3 7,5% lalu dikocok sampai homogen. Larutan kembali didiamkan selama 30 menit pada suhu Bahan yang digunakan adalah sampel penelitian kamar hingga terbentuk warna biru. Serapan larutan berupa tanaman Pimpinella alpina Molk kering, H2SO4 p.a. diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang (merck), HCl p.a. (merck), serbuk Mg p.a., amil alkohol gelombang 765 nm. Kadar fenol yang diperoleh p.a., FeCl3 p.a. (merck), anhidrida asam asetat p.a merupakan mg ekuivalen asam galat/gram sampel (merck), NH3, pereaksi Meyer, pereaksi Dragendroff, kering. akuades, etanol 96%, eter p.a., touluena p.a., asam asetat 10 %, kloroform p.a., etil asetat p.a., aseton p.a., Pembuatan Kurva Kalibrasi Kuersetin diklorometana p.a., metanol p.a., dan n-heksana p.a., Larutan kuersetin (dalam metanol) dibuat dengan asam galat (merck), kuersetin (merck), reagen Folin- konsentrasi 20, 40, 60, 80, dan 100 ppm. Dari masing- Ciocalteu, 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil p.a. (merck), masing konsentrasi dipipet 0,5 mL dan dicampurkan larutan AlCl3, larutan potasium asetat, larutan Na2CO3, dengan 1,5 mL metanol dan 0,1 mL AlCl3 10%. Setelah NaOH, plat silika gel 60 GF254 (merck), silika gel 60 G didiamkan selama 6 menit, larutan ditambahkan dengan (merck) untuk kromatografi kolom, plat KLT dengan 0,1 mL potasium asetat 1M dan didiamkan kembali silika gel 60 (tanpa indikator fluoresen) ukuran 5x20 cm selama 6 menit. Kemudian larutan diencerkan hingga 5 dengan ketebalan silika sebesar 0,25 mm untuk mL. Larutan digojog kemudian didiamkan selama 30 preparatif. menit. Selanjutnya absorbansi larutan diukur Penyiapan Sampel menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 415 nm. Sampel Pimpinella alpina Molk kering diperoleh dari kelompok tani Desa Sikunang, Dieng, Wonosobo, Jawa Penentuan Kandungan Flavonoid Total Tengah. Sampel kemu-dian dibersihkan dan dihaluskan Kandungan senyawa flavonoid total ditentukan untuk mendapat serbuk Pimpinella alpina Molk. berdasarkan metode kerja Soltani dkk. ,. Larutan Pembuatan Ekstrak Pimpinella alpina Molk fraksi n-heksana (dalam metanol) dibuat dengan konsentrasi 5000 ppm. Dari larutan fraksi tersebut Serbuk Pimpinella alpina Molk dibungkus dengan dipipet 0,5 mL dan dicampurkan dengan 1,5 mL metanol kertas saring dan dimasukkan ke dalam soklet yang telah dan 0,1 mL AlCl3 10%. Setelah didiamkan selama 6 menit, dilengkapi dengan kondensor serta pelarut etanol 96% larutan ditambahkan dengan 0,1 mL potasium asetat 1M ke dalam labu alas bulat, proses sokletasi dilakukan dan didiamkan kembali selama 6 menit. Kemudian selama ± 8 jam. Hasil sokletasi kemudian diuapkan Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 16 (1) (2013) : 27 – 32 29 larutan diencerkan hingga 5 mL. Larutan digojog pelarut n-heksana. Fase diamnya berupa silika gel 60 G. kemudian didiamkan selama 30 menit. Selanjutnya Masing-masing fraksi dianalisis dengan metode KLT. absorbansi larutan diukur menggunakan Fraksi-fraksi dengan pola pemisahan noda yang sama spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 415 digabung diberi notasi A, B, C, D dan seterusnya. nm. Kadar flavonoid yang diperoleh merupakan mg ekuivalen kuersetin/gram sampel kering. 3. Hasil dan Pembahasan Uji Aktivitas Antioksidan Kurva Kalibrasi Asam Galat Fraksi n-heksana dalam metanol dibuat konsentrasi Kurva kalibrasi asam galat telah dibuat sebagai 2000, 4000, 6000, 8000, 10000, 12000, dan 14000 ppm. pembanding ekivalen senyawa fenolat total yang Untuk menentukan aktivitas antioksidan, masing- berguna untuk menentukan senyawa fenolat total dalam masing konsentrasi dipipet sebanyak 1 mL dan fraksi n-heksana Pimpinella alpina Molk melalui dimasukkan ke dalam botol vial, kemudian ditambahkan persamaan regresi yang didapatkan seperti disajikan 3 mL larutan DPPH 0,1 mM. Campuran dihomogenkan pada Gambar 1. dan dibiarkan selama 30 menit di tempat gelap hingga warna ungu larutan berkurang atau terbentuk larutan warna merah muda atau kekuningan. Absorbansi larutan diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm. Kemampuan untuk meredam radikal DPPH (inhibisi) dihitung menggunakan persamaan : 𝐴𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 − 𝐴𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 % 𝐼𝑛ℎ𝑖𝑏𝑖𝑠𝑖 = × 100% 𝐴𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 Selanjutnya dilakukan perhitungan IC50 yang merupakan konsentrasi sampel untuk dapat meredam 50% aktivitas radikal DPPH. Nilai IC50 diperoleh dari Gambar 1. Kurva kalibrasi asam galat dengan reagen perpotongan garis antara 50% daya inhibisi dengan Folin-Ciocalteu pada panjang gelombang 765 nm konsentrasi sampel. Hasil analisis terhadap larutan asam galat Uji pendahuluan Kumarin didapatkan kurva kalibrasi dengan persamaan regresi y = Prosedur deteksi kumarin dalam tanaman dengan 0,00047x - 0,008 dan harga koefisien korelasi (R2) yaitu metode Farnsworth yaitu dengan memasukkan 1 mL 0,998. Persamaan regresi menyatakan hubungan sampel dalam tabung reaksi, tutup tabung reaksi dengan matematis antara konsentrasi asam galat dan kertas saring yang dibasahi dengan larutan NaOH. absorbansinya pada pengukuran menggunakan Kemudian tempatkan di dalam penangas air mendidih spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan harga koefisien selama beberapa menit, kertas di angkat dan dilihat di korelasi (R2) menyatakan keeratan hubungan/ korelasi bawah lampu UV 365 nm. Uji positif kumarin ditandai antara konsentrasi (sumbu x) dan absorbansi (sumbu y). dengan terbentuknya fluorosensi hijau-kuning yang Harga R2 yang mendekati angka 1 menyatakan bahwa muncul dalam beberapa menit. persamaan regresi tersebut adalah linier dan konsentrasi mempengaruhi absorbansi sebesar 99%. Prosedur uji kumarin mengunakan KLT [11, 12], yaitu dengan menotolkan fraksi n-heksana ke adsorben pada Penentuan Kandungan Senyawa Fenolat Total plat KLT, kemudian plat KLT dimasukkan ke dalam Hasil analisis kandungan senyawa fenolat total chamber KLT yang berisi fase gerak n- fraksi n-heksana Pimpinella alpina Molk adalah 45,04 mg heksana:diklorometana:etil asetat 8:1:6 , sedangkan ekuivalen asam galat/gram fraksi kering. Wagner dan Bladt meggunakan toluena:eter 1:1 yang dijenuhkan dengan asam asetat 10% sebagai fase gerak. Kurva Kalibrasi Kuersetin Noda dilihat dengan lampu UV 365 nm. Untuk memperjelas warna noda dari metode Chakraborty, plat Kurva kalibrasi kuersetin telah dibuat untuk KLT disemprot dengan NH3 , kemudian plat dilihat menentukan kadar senyawa flavonoid total dalam fraksi kembali di bawah lampu ultraviolet. Adanya senyawa n-heksana Pimpinella alpina Molk melalui persamaan kumarin ditandai dengan fluoresensi yang berwarna regresi yang didapatkan. Seperti disajikan pada Gambar hijau-kuning. 2. Pemisahan dengan Kromatografi Lapis Tipis Terhadap fraksi n-heksana dilakukan kromatografi lapis tipis dan KLT preparatif dengan pelarut etil asetat p.a., diklorometana p.a., metanol p.a., dan n-heksana p.a., serta campuran pelarut dengan perbandingan tertentu dan fase diam berupa silika gel 60 GF254. Selanjutnya dilakukan kromatografi kolom dengan Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 16 (1) (2013) : 27 – 32 30 Penelitian ini telah berhasil dilakukan analisis total fenolat, total flavonoid dan uji aktivitas antioksidan terhadap fraksi n-heksana yang diduga mengandung senyawa fenolat lain. Data ini penting dilakukan guna memberikan gambaran mengenai aplikasi-aplikasi fraksi etanol dan n-heksana dari Pimpinella alpina Molk sebagai bahan sediaan yang bermanfaat untuk antioksidan. Identifikasi Senyawa Kumarin Keberadaangolongan kumarin sebagai salah satu senyawa fenolat ditunjukkan dengan metode yang Gambar 2. Kurva kalibrasi kuersetin dengan reagen AlCl3 dan potasium asetat pada panjang gelombang 415 nm dilakukan oleh Farnsworth dan metode KLT menurut Chakraborty dkk.. Uji kumarin menunjukkan hasil Hasil analisis terhadap larutan kuersetin didapatkan yang positif pada ekstrak etanol dan fraksi n-heksana kurva kalibrasi dengan persamaan regresi y = 0,009x + dengan terbentuknya warna fluoresensi hijau kuning di 0,196 dan harga koefisien korelasi (R2) yaitu 0,995. bawah lampu UV 365 nm pada kertas saring jenuh NaOH 10% yang telah diuapi sampel , seperti yang Penentuan Kandungan Senyawa Flavonoid Total ditunjukkan pada Gambar 4. Hasil analisis kandungan senyawa flavonoid total pada fraksi n-heksana Pimpinella alpina Molk adalah 5,58 mg ekuivalen kuersetin/gram fraksi kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi n- heksana Pimpinella alpina Molk mengandung senyawa- senyawa fenolat dan flavonoid sehingga dapat digunakan untuk analisis fenolat total dan flavonoid total pada fraksi etanolnya. Fraksi etanol Pimpinella anisum mengandung fenolat total yaitu 77,5 mg ekuivalen asam Gambar 4. Uji fitokimia kumarin pada eksrtak etanol dan galat/gram fraksi kering. Menurut Pramono yang fraksi n-heksana dengan metode Farnsworth telah menentukan flavonoid total dari fraksi etil asetat Memurut metode Chakraborty dkk. yang Pimpinella alpina yaitu 0,78 mg ekuivalen epigenin/gram dilakukan dengan KLT dilakukan dengan pengembang n- fraksi kering. Perbedaan fenolat total dan flavonoid total heksana:diklorometana:etil asetat 8:1:6, noda dilihat dalam fraksi n-heksana Pimpinella alpina Molk dengan dengan lampu UV 365 nm. Untuk memperjelas warna fenolat total dan flavonoid total dalam fraksi etanol noda dari kumarin plat KLT disemprot dengan NH3 Pimpinella anisum dan fraksi etil asetat Pimpinella alpina sebagai pereaksi warna , kemudian plat KLT dilihat ini disebabkan oleh perbedaan distribusi senyawa fenolat kembali di bawah lampu UV 365 nm. Adanya kumarin dan flavonoid yang cenderung akan banyak terlarut ditandai dengan flouresensi yang berwarna hijau dalam pelarut polar seperti etanol dan etil asetat. kekuningan , seperti disajikan pada Gambar 5. Penentuan Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan uji DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrasil) terhadap fraksi etanol dan n-heksana. Pengurangan intensitas warna ditandai dengan penurunan absorbansi pada panjang gelombang 517 nm. Reaksi peredaman radikal DPPH dapat dilihat pada Gambar 3. Pendonor atom H NO2 NO2 H O2N N N O2N N N NO2 NO2 1,1-dif enil-2-pikrilhidrazil (radikal bebas) 1,1-dif enil-2-pikrilhidrazin (bukan radikal) Gambar 5. Profil noda KLT fraksi n-heksana Gambar 3. Reaksi peredaman radikal DPPH Keterangan: Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH pada fraksi n-heksana diperoleh IC50 sebesar 13485 ppm. Hal (A) pengembang toluen:eter dijenuhkan dengan ini disebabkan karena fraksi n-heksana Pimpinella alpina 10% asam asetat , Molk memiliki senyawa-senyawa fenolat/ flavonoid (B) pembanding kumarin , yang menurut Liu dkk. memiliki peran penting dalam peredaman radikal DPPH. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 16 (1) (2013) : 27 – 32 31 (C) pengembang n-heksana: diklorometana:etil asetat 8:1:6 dan pereaksi warna NH3 [12, 13] Kromatografi kolom bertujuan untuk mendapatkan komponen senyawa yang terdapat di fraksi n-heksana. Kemudian dilakukan analisis manggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT), pada pola noda yang sama digabungkan sehingga diperoleh beberapa fraksi yang selan-jutnya disebut sebagai fraksi A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, dan K. Hasil dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 8. Hasil uji kemurnian isolat F1 dengan berbagai pengembang dengan pereaksi warna NH3, dilihat di bawah lampu UV 365 nm Keterangan: (1) n-heksana, (2) aseton, (3) kloroform, (4) n-heksana:diklorome-tana:etil asetat 8:1:6, Gambar 6. Profil noda fraksi A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, dan K dengan pengembang n-heksana: diklorometana Uji kemurnian menggunakan berbagai pengembang 2:1 di bawah lampu UV 365 nm terhadap noda uji hasil KLT preparatif menunjukkan adanya noda tunggal yang berwarna hijau kuning, Hasil dari pengelompokan fraksi diperoleh 11 fraksi, setelah plat KLT disemprot dengan pereaksi warna NH3 yang kemudian disebut dengan fraksi A, B, C, D, E, F, G, dan dilihat di bawah lampu UV 365 nm, sehingga dapat H, I, J, dan K. Analisis selanjutnya dilakukan pada F1 (D noda hasil KLT prparatif F1 merupakan golongan dan E) karena jumlahnya lebih banyak dari yang lainnya. senyawa kumarin. Senyawa kumarin yg diperoleh dari Analisis dengan KLT preparatif selanjutnya KLT preparatif tidak dilakukan analisis mengingat dilakukan pada isolat F1 dengan pengembang n- kuantitasnya sangat terbatas. Bagaimanapun juga heksana:dikolorometana:etil asetat 8:1:6 yang struktur lengkap kumarin belum dapat dibuktikan secara mempunyai pola pemisahan terbaik setelah melalui lengkap. analisis berbagai pelarut. Noda yang diduga golongan kumarin ditunjukkan dengan warna hijau kuning di 4. Kesimpulan bawah lampu UV 365 nm, seperti yang ditunjukkan pada Berdasarkan hasil serangkaian analisis terhadap Gambar 7, kemudian dilakukan uji kemurnian dengan tanaman Pinpinella alpina Molk memiliki kandungan berbagai pelarut. senyawa total fenolat fraksi n-heksana yaitu 45,04 mg ekuivalen asam galat/g fraksi kering dan kandungan senyawa total flavonoid terbesar fraksi n-heksana yaitu 5,58 mg ekuivalen kuersetin/gram fraksi kering. Sedangkan aktivitas antioksidan ditunjukkan dengan (IC50) 13485 ppm. Noda hasil KLT prparatif F1 merupakan golongan senyawa kumarin. 5. Daftar Pustaka Abbas Ali Dehpour, Mohammad Ali Ebrahimzadeh, Nabavi Seyed Fazel, Nabavi Seyed Mohammad, Gambar 7. Profil noda KLT preparatif dengan Antioxidant activity of the methanol extract of Ferula pengembang n-heksana:dikolo-rometana:etil asetat assafoetida and its essential oil composition, Grasas 8:1:6 di bawah lampu UV 365 nm y aceites, 60, 4, (2009) 405-412 http://dx.doi.org/10.3989/gya.010109 Hasil uji kemurnian dengan berbagai pelarut K Hüsnü Can Baser, Nurhayat Tabanca, Nese menunjukkan adanya satu noda yang ditunjukkan pada Kirimer, Erdal Bedir, Ikhlas A Khan, David E Wedge, Gambar 8. Recent advances in the chemistry and biological activities of the Pimpinella species of Turkey, Pure and applied chemistry, 79, 4, (2007) 539-556 http://dx.doi.org/10.1351/pac200779040539 Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 16 (1) (2013) : 27 – 32 32 M Suzery, Nurhasnawati E Ngadiwiyono, B Cahyono, Senyawa stigmasterol dari Pimpinella alpina Molk, Media Medika Indonesiana, Suppl, 29, 1, (2004) 37-39 Suwijiyo Pramono, Efek Antiinflamasi Beberapa Tumbuhan Umbelliferae, HAYATI Journal of Biosciences, 12, 1, (2005) 7-10 http://dx.doi.org/10.1016/S1978-3019(16)30316-3 Trevor Robinson, Kandungan organik tumbuhan tinggi, Bandung: ITB, 14, 3, (1995) 1-6 G. K. Jayaprakasha, Tamil Selvi, K. K. Sakariah, Antibacterial and antioxidant activities of grape (Vitis vinifera) seed extracts, Food Research International, 36, 2, (2003) 117-122 http://dx.doi.org/10.1016/S0963-9969(02)00116-3 Saeid Soltani, Sara Saadatm, Ramzanali Khavarinejad, Taher Nejadsattari, Antioxidant and antibacterial activities of Cladophora glomerata (L.) Ktz. in Caspian Sea Coast, Iran, African Journal of Biotechnology, 10, 39, (2011) 7684-7689 http://dx.doi.org/10.5897/AJB11.491 Kamran Ghasemi, Yosef Ghasemi, Mohammad Ali Ebrahimzadeh, Antioxidant activity, phenol and flavonoid contents of 13 citrus species peels and tissues, Pak J Pharm Sci, 22, 3, (2009) 277-281 Saurabh K Banerjee, CG Bonde, Total phenolic content and antioxidant activity of extracts of Bridelia Retusa Spreng Bark: Impact of dielectric constant and geographical location, Journal of Medicinal Plants Research, 5, 5, (2011) 817-822 Norman R. Farnsworth, Biological and phytochemical screening of plants, Journal of Pharmaceutical Sciences, 55, 3, (1966) 225-276 http://dx.doi.org/10.1002/jps.2600550302 Hildebert Wagner, Sabine Bladt, Plant drug analysis: a thin layer chromatography atlas, 2th Edition ed., Springer Science & Business Media, Germany, 1996. DD Chakraborty, V Ravi, P Chakraborty, Phytochemical evaluation and TLC protocol of various extracts of Bombax ceiba Linn, International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 1, 8, (2010) 66-73 TRABI Fézan, Purification and characterization of a coumarin in methanolic leaf extracts of Secamone afzelii (Asclepiedacea) from Côte d'Ivoire, Journal of Animal & Plant Sciences, 3, 2, (2009) 182-185 S Banerjee, Judy Gopal, P Muraleedharan, AK Tyagi, Baldev Raj, Physics and chemistry of photocatalytic titanium dioxide: visualization of bactericidal activity using atomic force microscopy, Current Science, 90, 10, (2006) 1378-1383 Xiaoli Liu, Mouming Zhao, Jinshui Wang, Bao Yang, Yueming Jiang, Antioxidant activity of methanolic extract of emblica fruit (Phyllanthus emblica L.) from six regions in China, Journal of Food Composition and Analysis, 21, 3, (2008) 219-228 http://dx.doi.org/10.1016/j.jfca.2007.10.001

Use Quizgecko on...
Browser
Browser