TM 1 PENGANTAR KOMUNIKASI K3.pptx
Document Details
Uploaded by GlamorousLily954
Universitas Airlangga
Tags
Related
- Workplace Hazardous Materials Information System (WHMIS) PDF
- IMCA Safety Flash PDF 06/24 March 2024
- Trinidad And Tobago Police Service Operating Plan 2024 PDF
- İş Pedagojisi Kursu Usta Öğreticilik Eğitim Materyali 2020 PDF
- Safety Refresher Training Manual PDF (Southern Petrochemical Industries Corporation Ltd)
- Chapter 31 OSHA PDF
Full Transcript
PENGANTAR KOMUNIKASI K3 RATNANINGTYAS WAHYU K OUTLINE 1. PENGERTIAN KOMUNIKASI 2. PRINSIP KOMUNIKASI EFEKTIF 3. UNSUR KOMUNIKASI 4. MODEL KOMUNIKASI 5. PERAN KOMUNIKASI 6. SARANA/MEDIA TEPAT BERKOMUNIKASI 7. FAKTOR KESULITAN BERKOMUNIKASI 8. KOMINIKASI EFEKTIF MEDIA MASSA APA KAITAN KOMUNI...
PENGANTAR KOMUNIKASI K3 RATNANINGTYAS WAHYU K OUTLINE 1. PENGERTIAN KOMUNIKASI 2. PRINSIP KOMUNIKASI EFEKTIF 3. UNSUR KOMUNIKASI 4. MODEL KOMUNIKASI 5. PERAN KOMUNIKASI 6. SARANA/MEDIA TEPAT BERKOMUNIKASI 7. FAKTOR KESULITAN BERKOMUNIKASI 8. KOMINIKASI EFEKTIF MEDIA MASSA APA KAITAN KOMUNIKASI DAN K3? 1. PENGERTIAN KOMUNIKASI PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek krusial dalam lingkungan kerja yang bertujuan untuk melindungi karyawan dari risiko cedera, penyakit, atau kematian yang mungkin terjadi akibat aktivitas pekerjaan Komunikasi K3 memainkan peran sentral dalam membentuk kesadaran, mempromosikan perilaku aman, dan memastikan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. KOMUNIKASI Komunikasi adalah proses pengiriman lambang yang berarti antara individu (Willian Albig) komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communio atau common, bilamana kita mengadakan komunikasi itu berarti membagikan informasi agar si penerima maupun si pengirim sepaham atas suatu pesan tertentu (Wilbur Schram) komunikasi hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh komunikator kepada komunikan (Onong Uchyana Effendy) Komunikasi adalah transmisi informasi, Gagasan, emosi, ketrampilan (Bennerd Berelson dan Garry A Steinner) PENTINGNYA KOMUNIKASI K3 Kesadaran Membantu menyebarkan informasi tentang potensi risiko dan Tindakan pencegahan, memahamai bahaya Perilaku aman paham dan mengadopsi perilaku aman Partisipasi bertukar infomasi dua arah, pemberi informasi Pelatihan dan pendidikan penyampaian materi pelatihan penyampaian materi K3 (Penyampaian prosedur tentang praktek K3) BENTUK KOMUNIKASI K3 Komunikasi Tertulis: Termasuk piktogram, instruksi, dan pedoman tertulis yang menguraikan tindakan keselamatan. Ini dapat ditemukan dalam bentuk poster, buku panduan, dan lain-lain. Komunikasi Lisan: Melibatkan diskusi, rapat, dan instruksi lisan untuk memberikan informasi langsung kepada karyawan tentang bahaya, prosedur, dan peraturan K3. Media Digital: Penggunaan media sosial, aplikasi mobile, dan platform digital lainnya untuk menyampaikan pesan K3 kepada karyawan. 2. PRINSIP KOMUNIKASI EFEKTIF PRINSIP KOMUNIKASI EFEKTIF Kepahaman Tujuan Komunikasi: Penyesuaian Pesan Kekuatan Visual Pentingnya Keterbukaan Keterlibatan Aktif Pengulangan dan Pengingat Kepahaman Tujuan Komunikasi: penting untuk memahami tujuan komunikasi informasi tentang risiko tertentu, intrsunsi tindakan keselamatan, atau membangun kesadaran umum tentang K3 memahami tujuan dalam merumuskan pesan yang tepat dan relevan. Penyesuaian Pesan: Pesan yang disampaikan harus disesuaikan dengan audiensnya (latar belakang, pengetahuan, dan bahasa yang digunakan oleh audiens Anda) Kekuatan Visual: Penggunaan visual (gambar, grafik, atau pictogram) dapat menguatkan pesan. Visualisasi membantu audiens memahami informasi dengan lebih baik, terutama dalam hal yang berkaitan dengan prosedur atau instruksi teknis. Pentingnya Keterbukaan: Komunikasi yang jujur dan terbuka sangat penting dalam K3. Karyawan harus merasa nyaman untuk melaporkan risiko atau masalah keselamatan tanpa takut adanya konsekuensi negatif. Keterlibatan Aktif : pendekatan dua arah yang melibatkan pertanyaan, diskusi, dan pengalaman berbagi Pengulangan dan Pengingat : Pengulangan membantu meningkatkan kesadaran dan mengingatkan kembali praktik keselamatan kepada karyawan 3. UNSUR KOMUNIKASI 5 UNSUR KOMUNIKASI (5 W + 1 H) Komunikator, source, sender WHO WHA pesan T IN Media WHIC H TO Komunikan, receiver, recipient WHO M Efect, umpan balik, impact HOW 1. KOMUNIKATOR Pihak yg mengawali komunikasi utk mengirim pesan disebut komunikator & ia mjd sumber pesan (source). Komunikator adalah individu atau entitas yang menginisiasi pesan. Dalam konteks K3, sumber bisa menjadi manajer, supervisor, atau bahkan rekan kerja yang menyampaikan informasi tentang keselamatan, tindakan pencegahan, atau risiko di tempat kerja. 2. PESAN Pesan : dirumuskan dalam bentuk yg tepat, disesuaikan, dipertimbangkan berdasarkan keadaan penerima; hub pengirim dan penerima; situasi waktu komunikasi dilakukan Bentuk pesan : instruksi keselamatan, penjelasan tentang prosedur pencegahan, atau bahkan cerita mengenai insiden untuk meningkatkan kesadaran. 3. MEDIA ATAU SALURAN (CHANNEL) saluran adalah media yang digunakan untuk mengirimkan pesan dari sumber ke penerima Bentuk media komunikasi : 1. Poster dan pictogram 2. Panduan dan brosur 3. Vidio dan animasi 4. Pesan teks dan pesan suara 5. Pelatihan berbasis online 6. Media social internet 7. Webinar dan presentasi virtual 3. KOMUNIKAN / PENERIMA (RECEIEVER) Penerima adalah individu atau kelompok yang menerima dan menguraikan pesan yang diterima. K3 penerima bisa menjadi karyawan yang perlu memahami informasi tentang praktik keselamatan atau risiko di tempat kerja. Kunci keberhasilan komunikasi adlh mengenal karakteristik dari penerima pesan, dengan mengetahui siapa yg akan menjadi penerima pesan maka pesan dapat dirancang sebaik mungkin sesuai karakteristik penerima shg tujuan komunikasi akan tercapai. UMPAN BALIK tanggapan penerima pesan yg diterima dari pengirim. Umpan balik positif atau negatif. Umpan balik positif : bila tanggapan penerima menunjukkan kesediaan menerima/ mengerti pesan dg baik serta memberi tanggapan sesuai yg diinginkan pengirim dapat membuat komunikasi tetap berlanjut. Umpan balik negatif : umpan balik yg menunjukkan penerima pesan tdk dpt menerima dgn baik pesan yg diterimanya. 4. MODEL KOMUNIKASI PENGERTIAN MODEL KOMUNIKASI Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Model dapat diartikan sebagai representasi dari suatu peristiwa komunikasi MAC AM MODEL KOMUNIKASI 1. S –R 2. ARISTOTELES 3. SHANON DAN WEAVER 4. NEWCOMB 5. SCHRAM 6. Interaksional MODEL STIMULUS RESPON (S-R) Model Stimulus–Respons (S-R) adalah model komunikasi paling dasar yang dipengaruhi oleh disiplin psikologi behavioristik (tingkah laku). Menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses “aksi- reaksi” yang sangat sederhana. Mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, gambar dan tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi (communication act). CONTOH KASUS MODEL STIMULUS– RESPONS (S-R) Ketika ada seseorang yang tersenyum kepada kita, lalu kita membalas senyumannya dan orang tersebut lalu bertanya kepada kita “mau kemana?” lalu menjawab “mau kelas komunikasi K3”. MODEL ARISTOTELES Model yang menggunakan model retoris atau yang saat ini dikenal dengan pidato. Inti dari model komunikasi ini adalah persuasi, yaitu komunikasi yang terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada khlayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Contoh Kasus : seorang safety officer memberikan safety breafing kepada pekerja MODEL SHANNON DAN WEAVER Menekankan pada penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatan. Diawali dengan pemancar (transmiter) yang mengubah pesan menjadi suatu sinyal, kemudian sinyal tersebut disalurkan atau diberikan pada penerima (received) dalam bentuk percakapan. Sasaran (destination) adalah otak yang menjadi tujuan pesan tersebut. Ganguan yang terjadi yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Gangguan ini bisa berupa interferensi statis atau suatu panggilan telepon, musik yang sangat keras. CONTOH KASUS Saat kita mengobrol dengan seseorang melalui telepon genggam, kita sedang berdiri di pinggir jalan dan kita terganggu dengan suara berisik dari kendaraan yang berlalu lalang di depan kita. MODEL SCHRAMM Menurut Schramm komunikasi membutuhkan setidaknya 3 unsur : Sumber, bisa berupa: Seorang individual, berbicara, menggambar, menulis, bergerak. Sebuah organisasi komunikasi (koran, rumah produksi, televisi). Pesan dapat berupa tinta dalam kertas, gelombang suara dalam udara, lambaian tangan, atau sinyal-sinyal lain yang memiliki makna. Sasaran dapat berupa individu yang mendengarkan, melihat, membaca, anggota dari sebuah kelompok seperti diskusi kelompok, mahasiswa dalam perkuliahan, khalayak massa, pembaca surat kabar, penonton televisi,dll. CONTOH KASUS Seorang mahasiswa jurusan K3 dari Universitas Unair bertemu dengan seorang mahasiswa jurusan K3 dari universitas yang berbeda disitu terjadilah komunikasi, dengan yang baik karena memiliki pengalaman yang sama akan lebih mudah untuk berkomunikasi. 5. PERAN KOMUNIKASI K3 PERAN KOMUNIKASI DALAM K3 1. Informasi dan Kesadaran K3 2. Edukasi 3. Pembentukan Budaya K3 4. Tanggapan terhadap Kejadian Darurat 5. Umpan Balik dan Perbaikan Berkelanjutan 6. Pengambilan Keputusan yang Informasional 7. Penerapan Peraturan dan Kepatuhan 1. INFORMASI DAN KESADARAN K3 1.Penyebaran Informasi tentang Risiko: Komunikasi memungkinkan organisasi untuk menyampaikan informasi tentang risiko kerja kepada karyawan. (Jenis risiko, potensi bahaya, dan langkah- langkah pencegahan yang harus diambil). 2.Meningkatkan Kesadaran: Komunikasi yang efektif meningkatkan kesadaran karyawan terhadap bahaya potensial di tempat kerja. Karyawan yang sadar akan risiko lebih cenderung menghindarinya dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. 2. EDUKASI 1.Pelatihan K3: Komunikasi melalui pelatihan mengajarkan karyawan tentang praktik keselamatan yang benar. Meliputi pengenalan peralatan keselamatan, tindakan pencegahan, dan tanggapan terhadap situasi darurat. 2.Pengembangan Keterampilan: Komunikasi dalam bentuk pelatihan mengembangkan keterampilan karyawan dalam mengenali bahaya, menggunakan alat keselamatan, dan mengatasi situasi berbahaya. 3. BUDAYA K3 Pengkondisian Budaya K3: Komunikasi yang konsisten dan berfokus pada keselamatan dapat membentuk budaya K3 yang positif. Ini menciptakan lingkungan di mana keselamatan diutamakan dan menjadi bagian dari nilai perusahaan. Partisipasi Aktif: Melalui komunikasi, karyawan diundang untuk berpartisipasi aktif dalam upaya K3. Mereka merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi pada keselamatan kolektif. 4. TANGGAPAN TERHADAP KEJADIAN DARURAT 1.Komunikasi Darurat: Komunikasi yang efektif diperlukan saat terjadi situasi darurat. Pesan yang jelas dan tepat waktu membantu karyawan mengambil tindakan yang sesuai untuk melindungi diri mereka sendiri dan rekan kerja. 2.Evaluasi Pasca Kejadian: Komunikasi setelah kejadian darurat memfasilitasi evaluasi menyeluruh. Hal ini membantu identifikasi penyebab dan langkah-langkah pencegahan untuk menghindari insiden serupa di masa depan. 5. UMPAN BALIK Umpan Balik dari Karyawan: Komunikasi yang terbuka mengundang umpan balik dari karyawan terkait kondisi keselamatan dan masalah yang ditemui. Ini membantu manajemen memperbaiki situasi yang berisiko. Peningkatan Proses K3: Umpan balik yang diterima digunakan untuk mengidentifikasi kelemahan dalam proses K3 dan memperbaikinya secara berkelanjutan. 6. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG INFORMASIONAL Keputusan Berdasarkan Informasi: Komunikasi yang akurat dan tepat memberikan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan K3, seperti investasi dalam peralatan keselamatan atau perubahan prosedur kerja. 7. PENERAPAN PERATURAN DAN KEPATUHAN 1.Menjelaskan Peraturan K3: Komunikasi efektif membantu menjelaskan peraturan K3 kepada karyawan. Ini memberi mereka pemahaman tentang apa yang diharapkan dan bagaimana mereka harus berperilaku di tempat kerja. 2.Meningkatkan Kepatuhan: Komunikasi yang berfokus pada pentingnya kepatuhan terhadap peraturan keselamatan mendorong karyawan untuk mengikuti pedoman dan praktik keselamatan. 7. FAKTOR KESULITAN BERKOMUNIKASI Perbedaan Bahasa dan Budaya: Perbedaan bahasa dan budaya dapat menghambat pemahaman yang tepat antara individu. Istilah atau konsep yang umum dalam satu budaya mungkin tidak familiar bagi orang dari budaya lain. Gangguan Fisik: Gangguan pendengaran atau bicara dapat menyulitkan komunikasi verbal. Orang dengan gangguan ini mungkin membutuhkan bantuan teknologi atau bahkan interpretasi bahasa isyarat. Gangguan Komunikasi: Gangguan komunikasi seperti gangguan autisme atau afasia bisa membuat proses komunikasi lebih sulit. Orang dengan gangguan ini mungkin memerlukan pendekatan komunikasi yang lebih sensitif. Kurangnya Keterampilan Komunikasi: Individu yang kurang terampil dalam berkomunikasi mungkin kesulitan menyampaikan pesan dengan jelas atau memahami apa yang disampaikan oleh orang lain. Gangguan Teknis: Faktor teknis seperti suara yang buruk dalam panggilan telepon atau koneksi internet yang lemah dapat mengganggu komunikasi jarak jauh. Ketakutan atau Kecemasan: Kecemasan sosial atau ketakutan berbicara di depan umum bisa mengganggu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan percaya diri. 8. KOMINIKASI EFEKTIF MEDIA MASSA FAKTOR YANG MEMPENGARUI Ketepatan Pesan: Pesan yang disampaikan harus akurat dan sesuai dengan tujuan komunikasi. Ketidakakuratan dapat merusak kredibilitas dan efektivitas pesan. Pemilihan Gaya Bahasa dan Tonasi yang Tepat: Gaya bahasa dan tonasi harus disesuaikan dengan audiens yang dituju. Penggunaan bahasa yang sesuai dengan karakteristik audiens dapat meningkatkan pemahaman dan resonansi pesan. Visualisasi yang Menarik: Media massa visual seperti televisi dan media sosial memungkinkan penggunaan gambar, video, dan grafik yang dapat memperkaya pesan dan membuatnya lebih menarik. Penggunaan Contoh dan Narasi: Penggunaan contoh nyata dan narasi dalam pesan dapat membantu audiens lebih memahami dan merasa terhubung dengan isu yang dibahas. Kesesuaian Saluran Media: Memilih saluran media yang sesuai dengan audiens sangat penting. Misalnya, pesan yang ditujukan untuk generasi muda mungkin lebih baik disampaikan melalui media sosial daripada surat kabar. KEUNGGULAN KOMUNIKASI EFEKTIF MELALUI MEDIA MASSA Jangkauan yang Luas: Media massa memiliki kemampuan untuk mencapai audiens yang sangat luas, dari berbagai latar belakang dan lokasi. Kecepatan dan Real-Time: Media massa digital memungkinkan penyampaian informasi secara cepat, bahkan dalam waktu nyata melalui platform media sosial atau berita online. Interaktivitas: Media sosial memungkinkan interaksi langsung antara penyedia pesan dan audiens melalui komentar, like, atau berbagi. Visualisasi yang Kuat: Media massa visual seperti video atau gambar dapat memperkuat pesan dan membantu audiens memahami dengan lebih baik. TANTANGAN DALAM KOMUNIKASI EFEKTIF MELALUI MEDIA MASSA Kekurangan Konteks: Pesan yang disampaikan melalui media massa mungkin kehilangan konteks atau detail yang penting. Overload Informasi: Audiens saat ini terpapar oleh berbagai informasi dari berbagai sumber. Pesan perlu membedakan diri untuk menarik perhatian. Penyebaran Berita Palsu (Hoax): Media massa juga dapat digunakan untuk menyebarkan berita palsu. Oleh karena itu, sumber yang dapat dipercaya sangat penting. TERIMA KASIH