Materi Teks Puisi Kelas 9 - PDF
Document Details
Uploaded by GorgeousThorium7518
Tags
Related
- Document sur les Institutions Publiques Françaises des Anciens Régimes PDF
- Document sur l'Union Européenne PDF
- Berkelana di Dunia Imajinasi (Puisi Rakyat dan Cerita Fantasi) PDF
- Architecture des ordinateurs (PISI 2) TD N°3 PDF
- Exercice 1 : Caractéristiques du Métier en Informatique PDF
- Comment activer la virtualisation sur votre PC (Guide étape par étape) PDF
Summary
Ini adalah ringkasan materi mengenai teks puisi kelas 9. Materi ini mencakup pengertian, ciri-ciri, unsur-unsur pembangun (seperti tipografi, rima, irama, dan diksi), dan jenis-jenis puisi (puisi lama dan puisi baru), termasuk puisi naratif, lirik, dan deskriptif, serta cara membaca dan menulis puisi.
Full Transcript
MATERI TEKS PUISI KELAS 9 – KURIKULUM MERDEKA A. Pengertian Puisi Puisi adalah karya sastra yang menggunakan bahasa yang indah dan penuh makna, disusun dalam bentuk bait-bait, dan mengutamakan irama, rima, serta pemilihan kata untuk menyampaikan perasaan, pikiran, atau pesan kepada pembac...
MATERI TEKS PUISI KELAS 9 – KURIKULUM MERDEKA A. Pengertian Puisi Puisi adalah karya sastra yang menggunakan bahasa yang indah dan penuh makna, disusun dalam bentuk bait-bait, dan mengutamakan irama, rima, serta pemilihan kata untuk menyampaikan perasaan, pikiran, atau pesan kepada pembacanya. B. Ciri-Ciri Puisi 1. Puisi terdiri dari beberapa bait. Umumnya, setiap bait terdiri dari empat baris atau larik. 2. Puisi akan menggunakan diksi atau kata-kata yang bersifat kiasan untuk memperindah bunyi. Contoh penggunaan kata dalam puisi: Wahai, rembulan yang bundar Jenguklah jendela kekasihku! 3. Pada puisi tertentu, diksi pada puisi kerap memperhatikan rima. Rima adalah pengulangan bunyi, baik dalam baris (larik) atau akhir sajak. Rima bisa berbunyi a-a- a-a atau a-b-a-b. Bukan kematian benar menusuk kalbu Keridhaanmu menerima segala tiba Tak kutahu setinggi itu atas debu dan duka maha tuan bertakhta 4. Puisi biasanya menggunakan majas. C. Unsur Pembangun Puisi 1. Unsur Fisik Puisi (struktur luar) a. Tipografi Bentuk dan tata letak puisi di halaman. Contoh: Puisi modern biasanya tidak terikat aturan bait atau baris tertentu. b. Rima Pola persamaan bunyi dalam puisi. Contoh: "Aku ingin cinta yang sederhana, // Seperti embun jatuh di dedaunan." Dan angin mendesah/ mengeluh dan mendesah c. Irama Alunan bunyi atau nada dalam pembacaan puisi. Contoh: Irama cepat digunakan untuk menggambarkan suasana tegang. d. Diksi Pemilihan kata yang indah dan bermakna. Contoh: "Pelangi pagi menari di ujung cakrawala." e. Majas Gaya bahasa untuk memperindah puisi. Contoh: "Hidup ini adalah pelangi setelah hujan." f. Imaji/ Citraan Kata yang menimbulkan imajinasi. Imaji auditif : gelakku rayu Imaji visual: senja samar, masa purnama meningkat naik. Imaji taktil : Sepoi, panas terik, menghembus lemah g. Kata Konkret Menjelaskan maksud yang disampaikan. Contoh: Seorang pengemis gembel dikonkretkan gadis kecil berkaleng kecil. martabat gadis yang sama dengan yang lain dikonkretkan dengan duniamu yang lebih tinggi dari menara katdral. 2. Unsur Batin Puisi (struktur dalam) a. Tema Gagasan utama atau pokok pikiran puisi. Contoh: Cinta, alam, perjuangan. b. Amanat Pesan moral atau nilai yang ingin disampaikan penulis. Contoh: "Jagalah alam agar tetap lestari." c. Nada Sikap penyair terhadap pembaca. Contoh: Nada marah, sedih, atau bahagia. d. Perasaan Emosi yang ditampilkan dalam puisi. Contoh: Perasaan rindu atau kehilangan. D. Jenis-Jenis Puisi 1. Puisi Lama a. Pantun: Bersajak a-b-a-b, tiap bait terdiri dari empat baris. Contoh: Buah mangga buah durian, // Enak dimakan saat sore, // Jika cinta jangan mainkan, // Hati ini sudah percaya. b. Gurindam: Dua baris dengan pesan moral. Contoh: Jika hendak hidup bahagia, // Taatilah Tuhan di mana saja. 2. Puisi Baru a. Balada: Puisi yang berisi cerita. Contoh: "Balada Orang-orang Tercinta" – W.S. Rendra. b. Ode: Puisi pujian atau sanjungan. Contoh: Ode untuk guru dan pahlawan. 3. Puisi Modern Tidak terikat oleh aturan rima dan bait tertentu. Contoh: Puisi "Aku" oleh Chairil Anwar. Jenis Puisi berdasarkan isinya 1. Puisi naratif Mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Balada : cerita tentang orang-orang perkasa atau tokoh pujaan. Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Boni karya WS Rendra. Romansaadalah berisi percintaan. 2. Puisi Lirik Elegi adalah ungkapan perasaan duka. Serenada adalah puisi percintaan dinyanyikan. Contoh “Serenada Biru”Karya WS Redra Ode adalah berisi pujaan terhadap seseorang. contoh “Diponegoro” karya Chairil Anwar, “Teratai” karya Sanusi Pane,”Ode buat Proklamator” karya Leon Agusta. 3. Puisi Deskriptif Penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa. Satire adalah ungkapan perasaan tidak puas keadaan dengan menyindir. Puisi Kritik Sosial adalah ungkapan ketidaksenangan terhadap keadaan, namun dengan cara membeberkan ketidakberesan keadaan. E. Cara Membaca Puisi 1. Pahami tema dan pesan puisi. 2. Perhatikan intonasi sesuai suasana puisi. 3. Gunakan ekspresi wajah dan gerakan tubuh jika diperlukan. 4. Jaga kejelasan pengucapan setiap kata. F. Cara Menulis Puisi 1. Tentukan tema. 2. Pilih kata-kata yang sesuai dengan suasana. 3. Gunakan gaya bahasa untuk memperindah puisi. 4. Susun kata-kata menjadi baris dan bait dengan pola tertentu. G. Majas atau Gaya Bahasa dalam Puisi 1. Personifikasi Memberikan sifat manusia pada benda mati. Contoh: "Angin bernyanyi di sela-sela dedaunan. Angin bernyanyi di sela-sela dedaunan. (Angin digambarkan seolah-olah bisa bernyanyi seperti manusia.) Mentari tersenyum ramah menyambut pagi. (Matahari diberi sifat manusia, yaitu tersenyum.) Hujan menari di atas atap rumah. (Hujan digambarkan seperti manusia yang menari.) Lilin itu menangis dalam gelap malam. (Lilin diberi sifat manusia, yaitu menangis.) Daun-daun berguguran sambil berbisik kepada bumi. (Daun digambarkan seolah- olah bisa berbisik) 2. Metafora Perbandingan langsung tanpa kata pembanding Bagai seperti laksana. Contoh: "Dia adalah mentari di kehidupanku." Dia adalah mentari di kehidupanku. (Orang tersebut diibaratkan sebagai matahari yang memberi cahaya dan kehidupan.) Hatinya adalah samudra yang luas. (Hati seseorang diibaratkan seluas samudra, menunjukkan kelapangan atau kebaikan hati.) Pendidikan adalah jembatan menuju masa depan. (Pendidikan diibaratkan sebagai jembatan yang menghubungkan seseorang dengan masa depan.) Wajahnya adalah purnama yang bersinar. (Wajah seseorang diibaratkan seindah bulan purnama.) Kota ini adalah rimba beton. (Kota diibaratkan sebagai hutan yang dipenuhi oleh gedung-gedung tinggi seperti pohon-pohon besar. 3. Simile Perbandingan menggunakan kata penghubung bagai, seperti, laksana. Contoh: "Hidup ini bagai roda yang terus berputar." Hidup ini bagai roda yang terus berputar. Menggambarkan kehidupan yang penuh perubahan, terkadang di atas, terkadang di bawah. Wajahnya berseri seperti mentari pagi. Membandingkan wajah yang cerah dengan sinar matahari pagi. Hatinya lembut laksana sutra. Menggambarkan kelembutan hati seseorang dengan kain sutra. Anaknya kuat seperti baja. Membandingkan kekuatan anak dengan baja yang kokoh. Cintamu indah bagai pelangi setelah hujan. Membandingkan keindahan cinta dengan pelangi yang muncul setelah hujan. 4. Hiperbola Pernyataan yang dilebih-lebihkan. Contoh: "Tangisannya membanjiri seluruh ruangan." Tangisannya membanjiri seluruh ruangan. Menggambarkan kesedihan yang sangat mendalam dengan cara berlebihan. Suara teriakannya mengguncang langit. Menggambarkan teriakan yang sangat keras hingga seolah-olah mengguncang langit. Aku menunggumu selama ribuan tahun. Menggambarkan rasa penantian yang sangat lama secara berlebihan. Tugas sekolah ini membuat otakku meledak. Menggambarkan betapa sulitnya tugas dengan cara yang dilebih-lebihkan. Mobil itu melesat secepat kilat di jalan raya. Menggambarkan kecepatan mobil yang sangat tinggi dengan perbandingan yang dilebih-lebihkan.