Sumatif Akhir Semester Sejarah X PDF

Summary

This document appears to be a summary of Indonesian history, covering topics such as historical research, pre-historic life, and the spice trade. It likely contains study notes or a past exam outline focusing on the specific content covered.

Full Transcript

SUMATIF AKHIR SEMESTER SEJARAH X I. Materi: A. Penelitian Sejarah B. Kehidupan masa praaksara C. Jalur rempah di masa praaksara II. Bahan pembelajaran: A. Buku cetak B. Catatan-catatan C. Rangkuman D. Infografis Penelitian Sejarah E. Presentasi ...

SUMATIF AKHIR SEMESTER SEJARAH X I. Materi: A. Penelitian Sejarah B. Kehidupan masa praaksara C. Jalur rempah di masa praaksara II. Bahan pembelajaran: A. Buku cetak B. Catatan-catatan C. Rangkuman D. Infografis Penelitian Sejarah E. Presentasi RANGKUMAN SEJARAH X TOPIK: PENELITIAN SEJARAH Penelitian sejarah merupakan proses mengkaji secara sistematis suatu peristiwa masa lalu dalam rangka mendapatkan pemahaman mendalam serta makna dari peristiwa tersebut. Unsur yang harus ada dalam proses penelitian sejarah adalah 5W1H. Dalam meneliti sejarah, para sejarawan butuh metode sejarah sebagai pedoman untuk meneliti. Metode sejarah berisi tahapan-tahapan yang terdiri dari: Penjelasan tahapan ❖ Pemilihan topik sejarawan harus menentukan topik yang akan diteliti. Topik yang dipilih harus memperhatikan kedekatan emosional (ketertarikan sejarawan terhadap topik) dan kedekatan intelektual (penguasaan topik yang dipilih). ❖ Heuristik sejarawan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya terkait topik yang sudah dipilih. Data/sumber/bukti sejarah yang dipilih bisa mengacu dari 2 jenis sumber sejarah berdasarkan bentuk & sifatnya. ❖ Verifikasi data yang sudah terkumpul diuji keaslian dan keabsahannya oleh sejarawan/peneliti. Pengujian melalui 2 tahap, kritik eksternal (verifikasi terhadap keaslian sumber dilihat dari bahan pembuatannya) dan kritik internal (verifikasi terhadap kredibilitas/kebenaran informasi yang ada) ❖ Interpretasi proses merangkai fakta yang sudah diverifikasi dan melihat keterkaitan serta benang merah diantara fakta-fakta tersebut. ❖ Historiografi tahap akhir penelitian yang berupa penyajian data-data yang sudah didapatkan dari hasil penelitian dalam bentuk tulisan. TOPIK: KEHIDUPAN MASA PRA-AKSARA A. PERIODISASI MASA PRA-AKSARA 1. Berdasarkan Geologi Arkaekum Masa tertua bumi dimana keadaan bumi masih dalam proses pembentukan dengan temperatur yang sangat tinggi sehingga tidak memungkinkan adanya makhluk hidup. Paleozoikum Masa kedua di bumi, disebut juga zaman primer. Di masa ini, kondisi bumi mulai stabil dan mulai ada tanda-tanda kehidupan mikroorganisme seperti amfibi, ikan tidak berahang, dan tumbuhan ganggang. Mesozoikum Masa ketiga di bumi, disebut sebagai zaman sekunder. Kondisi bumi saat masa ini sudah semakin stabil dan mulai muncul hewan bertubuh besar, burung, dan mamalia. Mesozoikum juga menjadi masa berkuasanya dinosaurus. Neozoikum Masa keempat di bumi dan masa setelah (tersier) punahnya dinosaurus akibat meteorit. Di masa ini mulai muncul berbagai jenis primata dan perkembangan mamalia semakin banyak. Neozoikum Masa bumi berada di fase modern. Di masa ini (kuarter) bumi mengalami zaman es (diluvium) dan zaman pencairan es (alluvium). Di masa ini, mulai muncul manusia pra-aksara. Secara khusus, kepulauan Indonesia mulai muncul saat masa ini tepatnya di masa Pleistosen diakibatkan penurunan air laut. 2. Berdasarkan Benda Budaya/Arkeologi Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Di masa praaksara, awalnya kebudayaan dihasilkan dalam bentuk batu-batuan (lithikum) setelah perkembangan akhirnya muncul kebudayaan yang dibuat dalam bentuk logam. Berikut pemaparan untuk kebudayaan masa praaksara: Paleolithikum Zaman batu tua dimana manusia pra-aksara saat itu masih nomaden dan teknologi yang dimanfaatkan masih sederhana hanya dibuat dari batu-batuan kasar. Mesolithikum Zaman batu tengah dimana kehidupan manusianya tidak berbeda jauh dari paleolithikum hanya saja mereka sudah mulai mencoba membuat tempat tinggal untuk menetap (biasanya tepi pantai/goa-goa). Neolithikum Zaman batu muda dimana masyarakat pra-aksara sudah mulai maju pemikirannya dan mulai ada perkembangan dari kehidupannya. Teknologi yang digunakan sudah mulai maju (batu yang diasah) dan mulai mengenal bercocok tanam. Megalithikum Disebut juga zaman batu besar karena masyarakatnya sudah mampu membuat dan meningkatkan kebudayaannya dari batu-batu besar. Pembuatan kebudayaan dengan batu-batu besar ini digunakan untuk alat-alat ritual kepercayaan. Logam Zaman logam adalah suatu masa ketika manusia pra-aksara sudah mampu membuat teknologinya dari logam. Masa ini disebut juga sebagai zaman perundagian/pertukangan. Zaman logam di dunia terbagi menjadi 3 yaitu zaman tembaga (tidak ditemukan di Indonesia), perunggu, dan besi. B. MANUSIA PURBA INDONESIA Sebelum menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-empat di dunia (data World Bank 2021), Indonesia pernah berada di era pra-aksara dimana manusianya disebut sebagai manusia purba atau manusia pra-aksara. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya fosil yang ditemukan di Indonesia bahkan penemuan peninggalan pra-aksaranya pun memiliki satu tempat penyimpanan khusus yaitu di Museum Sangiran, Jawa Tengah. Beberapa fosil yang ditemukan di Indonesia: 1. Meganthropus Palaeojavanicus (manusia tua dari jawa) 🡪 manusia pra-aksara tertua yang hidup di era Paleolithikum. 2. Pithecanthropus Erectus (manusia kera berdiri tegak), Pithecanthropus Robustus, dan Pithecanthropus Mojokertensis (manusia purba mirip kera) 🡪 manusia pra-aksara yang masih rendah kemampuan berpikirnya. 3. Homo Soloensis dan Homo Wajakensis (manusia modern dari solo dan wajak) 🡪 manusia pra-aksara yang memiliki kecerdasan hampir seperti manusia sekarang. C. ASAL-USUL NENEK MOYANG INDONESIA Keberagaman yang ada di Indonesia sekarang tidak muncul begitu saja, tetapi muncul sebagai dampak dari perkembangan masyarakat sebelumnya termasuk masa pra-aksara. Ada berbagai teori yang menyatakan asal-usul nenek moyang Indonesia. Beberapa teorinya adalah: 1. Teori Nusantara 🡪 para ahli pendukung teori ini percaya bahwa manusia purba yang menghuni wilayah Nusantara berasal dari wilayah Indonesia sendiri. 2. Teori Yunnan 🡪 ahli-ahli yang mendukung teori ini meyakini bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan (Tiongkok) yang melakukan migrasi ke Asia Tenggara. Migrasi ini dilakukan dalam 3 tahap yaitu Negrito (keturunan: orang Riau pedalaman, Papua, dan Melanesia), Proto Melayu (keturunan: suku Toraja, Dayak, Sasak, Nias), dan Deutero Melayu (keturunan: suku Jawa, Aceh, Sunda, Betawi, Manado). 3. Teori Out of Africa 🡪 para ahli pendukung teori ini mempercayai bahwa manusia purba yang pertama kali mendiami Nusantara berasal dari Afrika. Mereka melakukan perjalanan menyebar ke berbagai daerah dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. 4. Teori Out of Taiwan 🡪 pendukung teori ini berpandangan bahwa bangsa yang ada di Nusantara berasal dari Taiwan, bukan daratan Tiongkok (Yunnan). D. KEHIDUPAN MASYARAKAT PRA-AKSARA 1. Masa Berburu dan Meramu Mengambil makanan secara langsung dari alam dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan (food gathering) Mereka hidup dalam kelompok kecil berpindah dari satu tempat ke tempat lain (nomaden) ada juga yang sudah semi menetap (semi-sedenter) Berkomunikasi dengan menggunakan gerakan badan (bahasa isyarat) Sudah mulai ada pembagian kerja sederhana (pria: berburu, Wanita: mengumpulkan tumbuhan/memasak) Mulai mengenal tradisi melukis di dinding goa karena goa digunakan sebagai tempat tinggal mereka Adanya penemuan api yang digunakan untuk memasak hewan buruan 2. Masa Bercocok tanam Memenuhi kebutuhan makanan dengan bercocok tanam (food producing) dan mengenal peternakan Pembukaan lahan bercocok tanam dilakukan dengan teknik huma (menebang dan membakar pohon maupun semak belukar untuk membuka lahan) Sudah tinggal menetap (sedenter) dan mulai membuat rumah dari kayu atau bambu Gotong royong semakin kuat di masa ini karena pembagian kerja semakin banyak Mulai muncul istilah primus interpares (pertama di antara sederajat) sebagai sebutan untuk ketua suku Sistem kepercayaan Animisme-Dinamisme mulai berkembang dan mendorong munculnya hasil budaya yang digunakan untuk keperluan ritual kepercayaan 3. Masa Perundagian Mulai muncul istilah “undagi” (terampil) yang merujuk pada kelompok yang ahli dalam membuat sesuatu terutama dari logam Manusianya sudah menetap dan membuat desa di daerah pegunungan, dataran rendah, dan tepi pantai Mulai dikenal perdagangan dengan sistem barter (tukar-menukar barang) Muncul hubungan dagang internasional dengan menggunakan perahu bercadik sebagai transportasi utamanya Pengelompokan masyarakat mulai muncul di masa perundagian ini, misalnya kelompok pengrajin logam, kelompok petani, kelompok pedagang, dan lain-lain. E. HASIL-HASIL BUDAYA Paleolithikum Mesolithikum Neolithikum Megalithikum Logam Alat serpih Kjokkenmoddinger Kapak Persegi Sarkofagus (peti Nekara (flakes) (sampah dapur) batu) Kapak Pipisan Kapak bahu Menhir (tugu Kapak corong genggam batu) Alat dari tulang Abris Sous Roche & Tembikar/gerabah Punden berundak Arca Lukisan Goa perunggu F. TRADISI LISAN Perkembangan hidup manusia pra-aksara yang semakin kompleks dan pemikirannya yang semakin cerdas membuat mereka menyadari kenyataan bahwa hidup itu harus bermakna dan dimaknai, tidak hanya sekedar mencari makan dan menunggu kematian. Oleh sebab itu, lama-kelamaan mereka mulai menghasilkan budaya-budaya non-benda yang mereka warisi dari generasi ke generasi. Penyebaran budaya non-benda ini dilakukan dengan kemampuan berkomunikasi mereka dengan menggunakan bahasa dari satu generasi ke generasi yang lainnya. Pewarisan inilah yang kemudian dikenal dengan tradisi lisan. Ada dua cara penyampaian budaya lisan tersebut, yakni secara langsung lewat nasihat atau petuah, dan secara tidak langsung melalui contoh hidup serta folklore (mitos, legenda, dongeng, upacara, nyanyian rakyat, dll.) Jenis-jenis folklore yaitu: 1) mitos cerita rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain dan dianggap benar terjadi, 2) legenda cerita rakyat yang dianggap benar terjadi namun tokohnya adalah manusia biasa, 3) dongeng cerita imajinatif/fiktif yang diceritakan turun temurun, 4) nyanyian rakyat cerita yang disampaikan dengan teks dan menggunakan lagu/musik, 5) upacara tradisi yang disebarkan lewat rangkaian tindakan/perbuatan. G. NILAI KEHIDUPAN DAN BUDAYA PRA-AKSARA YANG MASIH BERTAHAN 1. Nilai Religius 🡪 beberapa daerah di Indonesia masih memiliki kepercayaan Animisme maupun Dinamisme maupun ritual-ritual kepercayaan yang mencerminkan Animisme-Dinamisme. 2. Nilai Gotong Royong 🡪 sejak masa pra-aksara, masyarakat saat itu sudah hidup dalam kelompok dimana mereka bergotong royong demi kepentingan bersama. Hingga saat ini, nilai gotong royong tersebut masih bisa ditemukan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. 3. Tradisi bercocok tanam 🡪 kegiatan bercocok tanam/bertani dikenal terlebih dahulu oleh masyarakat pra-aksara. Nyatanya, kegiatan ini masih bisa kita temukan di berbagai daerah yang ada di Indonesia. 4. Tradisi pelayaran 🡪 diawali dari masa pra-aksara, manusia saat itu sudah mampu berpindah lokasi dengan memanfaatkan teknologi pelayaran dan perkapalan. Hal ini tidak terlepas dari kondisi wilayah Indonesia sejak dahulu yang lebih banyak perairan dibanding daratan. Hingga saat ini, banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan pelayaran sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan hidupnya. 5. Tradisi gerabah 🡪 sebelum memasuki masa perundagian, manusia pra-aksara mulai menemukan cara membuat barang dengan menggunakan tanah liat yang nantinya menghasilkan tembikar/gerabah. Di beberapa tempat di Indonesia, khususnya di Jawa, masih banyak masyarakat yang juga memanfaatkan keterampilannya dalam membuat gerabah sebagai usaha memenuhi perekonomiannya. H. JALUR REMPAH NUSANTARA Jalur Rempah mencakup berbagai lintasan jalur budaya dari timur Asia hingga barat Eropa terhubung dengan Benua Amerika, Afrika dan Australia. Jalur Rempah mencakup berbagai lintasan jalur budaya yang melahirkan peradaban global dan menghidupkan kembali peran masyarakat Nusantara berabad-abad lampau. Pada masa praaksara, nenek moyang menggunakan jalur ini dalam aktivitas perdagangan dan pelayaran. Aktivitas tersebut dikembangkan dengan menggunakan berbagai macam tipe perahu tradisional, seperti perahu bercadik. Nenek moyang bangsa Indonesia terkenal sebagai pelaut yang handal mengarungi samudera untuk mengadakan kontak dan interaksi dengan pihak luar bahkan hingga ke Madagaskar. “Awali dengan niat baik, lakukan dengan usaha terbaik, maka hasilnya pun akan baik” ~ Selamat Menjalani ASAS, Tuhan Memberkati ~

Use Quizgecko on...
Browser
Browser