Summary

Dokumen ini membahas ruang lingkup pekerjaan seorang humas profesional, termasuk publisitas, pemasaran, hubungan masyarakat, manajemen isu, lobi, dan hubungan investor. Setiap poin dijelaskan secara singkat dengan contoh dan tujuan kegiatan tersebut.

Full Transcript

Grunig dalam bukunya berjudul *Managing Public Relations *(1984) menjelaskan, humas merupakan kegiatan manajemen komunikasi antara organisasi dengan publik. Dalam konteks ini, ruang lingkup pekerjaan humas tidak sepenuhnya soal kegiatan komunikasi. Sejatinya, terdapat sekurangnya enam ruang lingkup...

Grunig dalam bukunya berjudul *Managing Public Relations *(1984) menjelaskan, humas merupakan kegiatan manajemen komunikasi antara organisasi dengan publik. Dalam konteks ini, ruang lingkup pekerjaan humas tidak sepenuhnya soal kegiatan komunikasi. Sejatinya, terdapat sekurangnya enam ruang lingkup pekerjaan seorang humas profesional. Melansir *[[Kompas]](https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/31/110000269/tugas-pokok-humas-dan-ruang-lingkup-pekerjaannya#:~:text=Menurut%20Morissan%20dalam%20buku%20Manajemen,%2C%20lobi%2C%20serta%20hubungan%20investor), *berikut enam ruang di antaranya. **1. Publisitas** Publisitas merupakan upaya yang dikerahkan individu atau organisasi agar suatu kegiatan berhasil diberitakan oleh media massa. Ini merupakan salah satu ruang lingkup kerja humas yang sangat penting, karena dapat membawa dampak positif bagi citra organisasi. **2. Pemasaran** Meskipun bukan tupoksi utama humas, tetapi kegiatan pemasaran masih beririsan dengan ruang lingkup kehumasan. Hanya saja, kegiatan pemasaran yang dilakukan humas lebih menekankan pada aktivitas publisitas, kampanye, *marketing relations, customer relations*, iklan, dan lainnya. **3*. Public Affairs*** Tugas utama *public affairs* ialah membangun serta mempertahankan hubungan organisasi dengan pemerintah maupun komunitas lokal. Tujuannya untuk memengaruhi kebijakan publik yang dimuat pemerintah, agar dapat membawa dampak positif bagi organisasi.  4. **Manajemen Isu** Humas dituntut memiliki kemampuan manajemen isu agar dapat melihat kecenderungan isu atau opini publik yang muncul di tengah masyarakat terkait organisasi. Dengan ini humas dapat memberikan respons yang sebaik-baiknya. **5. Lobi** Humas juga dituntut dituntut dapat melakukan pendekatan atau lobi terhadap pihak tertentu, agar tujuan utama komunikasi dapat berjalan dengan baik dan lancar. **6. Hubungan Investor** Salah satu sasaran utama humas di perusahaan publik adalah investor pasar uang atau masyarakat keuangan. Dalam konteks kehumasan, menjalin hubungan dengan investor  penting dilakukan untuk meningkatkan nilai saham perusahaan, maupun mengurangi biaya modal lewat peningkatan kepercayaan pemegang saham. Bagi para mahasiswa yang baru masuk jurusan *Public Relation,* mereka tentu harus memahami dan siap mengaplikasikan prinsip etika profesi humas. Seorang *public relation* tidak hanya harus ramah dan energik serta siap menjadi juru bicara perusahaan atau organisasi di mana mereka bekerja, tetapi juga perlu menerapkan beberapa prinsip etika seperti berikut ini. **Kehandalan *(Reliability)*** Seorang staf *public relation* atau PR atau sering disebut humas harus handal dalam penyampaian informasi. Tugas ini tidak mudah karena komunikasi yang salah dapat menimbulkan kesalahpahaman. Arus informasi yang semakin bebas dapat menjadi keuntungan atau kerugian, di mana staf humas harus dapat mengatasinya. Staf PR harus dapat menjaga integritas dari keseluruhan proses komunikasi. Perusahaan atau organisasi harus dapat bertindak segera untuk melakukan klarifikasi melalui departemen PR secara jujur dan akurat. Tanpa harus mengurangi informasi yang diterima publik, departemen PR perlu mempertahankan reputasi perusahaan melalui komunikasi secara jelas dan intens. **Keterbukaan *(Transparency)*** Transparansi atau keterbukaan juga menjadi salah satu prinsip etika profesi humas yang harus dijaga. Tanpa transparansi, maka tidak ada kepercayaan publik sehingga hal ini dapat merusak reputasi perusahaan. Di era serba digital saat ini, publik dapat dengan mudah melakukan investigasi yang bisa saja salah atau benar. Di sinilah pentingnya transparansi atau keterbukaan perusahaan atau organisasi. Keterbukaan informasi ini dapat berwujud akurasi dan kejujuran dalam semua bentuk komunikasi. Apabila ada kesalahan komunikasi, PR harus segera bertindak dalam memperbaiki kesalahan komunikasi. Bahkan, departemen PR harus menjamin kebenaran informasi sebelum mereka merilis kepada publik. Transparansi akan dapat menjadi penilaian bisnis dari publik, mitra, dan juga calon investor. **Keberpihakan *(Advocacy*)** Salah satu tugas utama *public relation* adalah advokasi kepada pihak yang terwakili. Tentu dalam hal ini adalah perusahaan atau organisasi yang diwakili. Keberpihakan ini sangat mutlak melalui pemberian informasi, fakta, dan ide kepada publik. Keberpihakan menjadi tanggung jawab dari departemen dan seluruh staf PR. Advokasi menjadi salah satu bentuk komitmen pada pekerjaan yang terkait dengan komunikasi ini. Tentunya, dengan mempertahankan advokasi, staf PR dapat meningkatkan karir karena telah menjaga nama baik perusahaan. **Profesionalisme *(Professionalism)*** Tentu saja profesionalisme memang harus dimiliki oleh semua pihak dalam setiap perusahaan. Terkait dengan profesionalisme dalam dunia *public relation,* seluruh staf departemen PR perlu memahami semua etika dalam profesi humas. Dengan demikian, perusahaan dapat memiliki nilai lebih di mata publik. Tugas staf PR profesional tidak hanya berpegang pada standar dalam menyebarkan informasi kepada publik secara jujur saja. Staf humas juga perlu memberi distribusi terbaik kepada konsumen perusahaan yang diwakilinya, sekaligus membangun hubungan serta kredibilitas dengan perusahaan lain serta mitra. Dengan kata lain, Anda harus terus memperoleh dan menggunakan pengetahuan dan pengalaman khusus. Untuk melakukannya, Anda harus secara konsisten mengembangkan profesionalisme Anda dengan bantuan penelitian dan pendidikan. **Keberagaman *(Diversity)*** Saat ini, tim hubungan masyarakat juga mengedepankan keberagaman yang dulu hanya dijalankan oleh tim HRD atau sumber daya manusia. Keragaman mengacu pada perbedaan demografi karyawan, suku agama, ras, gender, usia, status, serta keadaan fisik. Keragaman yang ada harus dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, serta kesejahteraan di tempat kerja secara menyeluruh. Fungsi PR dalam menuntut keragaman antara karyawan, klien, dan pemangku kepentingan sangat penting. Tim PR merupakan departemen yang mewakili sekaligus berkomunikasi dengan orang-orang dari semua latar belakang, di mana pengerjaan proyek harus fokus pada keragaman setiap orang yang terlibat. Inisiatif keragaman adalah langkah ke arah yang benar, tetapi begitu tim mempekerjakan lebih banyak orang yang beragam, mereka perlu memastikan individu tersebut merasa disertakan. Sebaiknya, pertimbangkan untuk melakukan sesi di seluruh perusahaan tentang komunikasi lintas budaya. Memilih mereka atau memproyeksikan stereotip kepada mereka yang berasal dari kelompok terpinggirkan akan mengurangi retensi dan pada akhirnya mempengaruhi keuntungan Anda. Perusahaan dapat mengembangkan tenaga kerja inovatif sekaligus mempertahankan bakat sebagai upaya dalam peningkatan keragaman. Faktanya, karyawan dari berbagai latar belakang akan menghadapi masalah dengan cara yang sangat berbeda. Integrasi ragam suara dalam memecahkan masalah bisnis menjadi kekuatan perusahaan. Keragaman juga dapat mendukung komunikasi yang lebih baik. Staf profesional hubungan masyarakat adalah pihak yang menyusun pesan organisasi kepada publik. Staf profesional harus sangat fasih tentang keragaman. Dengan demikian, mereka dapat memastikan komunikasi relevan secara budaya yang positif untuk beragam audiens. Keragaman sangat krusial sebagai prinsip etika profesi karena audiens yang ingin dijangkau klien sangat beragam. Industri PR harus mencerminkan audiens yang beragam sebagai pihak yang dilayani. Perusahaan raksasa di dunia sangat menghargai keberagaman, yang terlihat pada proses perekrutan dan pelatihan. **Kerahasiaan *(Confidentiality)*** Menghargai kerahasiaan merupakan salah satu prinsip etika profesi humas yang cukup fundamental. Privasi klien, mitra, investor, dan karyawan harus dihargai selama berprofesi sebagai hubungan masyarakat. Informasi rahasia harus tetap terjaga sehingga tidak ada yang dirugikan. Memang, dalam banyak hal ada beberapa rahasia yang memang perlu terungkap. Namun, tim humas harus sudah mendapatkan izin khusus dari yang berwenang. **Tanggung Jawab Sosial *(Social Responsibility)*** Prinsip terakhir dari etika profesi humas adalah tanggung jawab sosial. Staf PR harus memiliki tanggung jawab secara sosial dengan menghormati pendapat siapapun. Departemen *Public Relation* perlu memiliki hubungan sosial baik dengan siapa saja yang terkait, seperti klien, karyawan, mitra, vendor, pers, dan bahkan kompetitor. Siapapun yang terkait merupakan bagian dari pekerjaan departemen humas. Sebagai staf PR profesional, tugas utama adalah melindungi citra dari merek atau perusahaan. Tantangan untuk menjunjung standar akurasi serta kebenaran sangat tinggi dalam mewakili perusahaan. Hal ini terutama saat berkomunikasi dengan publik. Tidak sedikit hubungan masyarakat melebih-lebihkan detail kecil untuk mempromosikan perusahaan atau citra merek. Namun, sesuai kode etik *public relation* secara internasional, staf *public relation* harus benar-benar jujur dan akurat saat memberikan informasi kepada publik terkait dengan detail perusahaan yang diwakili. **Hal-Hal yang Tidak Etis di Dunia Humas** Jika ada prinsip etika profesi humas, tentunya ada prinsip non-etis yang juga harus diperhatikan. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Bagi para mahasiswa yang baru masuk jurusan *Public Relation,* mereka tentu harus memahami dan siap mengaplikasikan prinsip etika profesi humas. Seorang *public relation* tidak hanya harus ramah dan energik serta siap menjadi juru bicara perusahaan atau organisasi di mana mereka bekerja, tetapi juga perlu menerapkan beberapa prinsip etika seperti berikut ini.

Use Quizgecko on...
Browser
Browser