🎧 New: AI-Generated Podcasts Turn your study notes into engaging audio conversations. Learn more

Rangkuman RP GIS.pdf

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Transcript

RANGKUMAN KULIAH PROGRAM BLOK GIS RESEARCH PROGRAM PA KULIAH PROGRAM ACROMION TIM PENYUSUN Prisilia Qurratu Aini (2210211039) Abdullah Syamil Basayev (2210211042) R...

RANGKUMAN KULIAH PROGRAM BLOK GIS RESEARCH PROGRAM PA KULIAH PROGRAM ACROMION TIM PENYUSUN Prisilia Qurratu Aini (2210211039) Abdullah Syamil Basayev (2210211042) Rayhan Fawzy Kusumahdipura (2210211030) Xhena Gustia Safitri (2210211043) Raina Rizkyani Firdaus (2210211011) DAFTAR ISI Instrumen Penelitian, Validitas, dan Reliabilitas 3 Ukuran Asosiasi dan Ukuran Dampak 13 Critical Appraisal 21 Sistematika Usulan Penelitian, Langkah, Jenis, dan Desain Penelitian 28 Usulan Penelitian Observasional 43 1 Instrumen Penelitian, Validitas, dan Reliabilitas dr. Yanti Harjono H., M.K.M., Sp.K.K.L.P., Subsp.C.O.P.C. Jumat, 3 Mei 2024 Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana atau derajat ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas artinya indikator yang benar adalah indikator yang benar-benar mengukur apa yang dimaksudkan atau apa yang harus diukur dan bisa dilakukan. Validitas adalah kemapuan suatu alat ukur untuk mengukur sasaran ukurnya dengan tepat dan cermat. Cermat berarti bahwa pengukuran itu dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya antara perbedaan satu dengan yang lain Contoh alat ukur: ★ Termometer untuk mengukur suhu (termometer mampu mengukur suhu dalam ★ Celcius/Kelvin/R/F) ★ Microtoise untuk mengukur tinggi badan ★ Timbangan mengukur BB (dapat mengukur berat dalam kilogram) ★ Kuesioner dapat digunakan mengukur tingkat pengetahuan apabila kuesioner tersebut berisi pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan yang ingin diuji. Kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur perlu diuji validitas dan reabilitasnya, karenasyarat instrumen penelitian yang baik digunakan untuk mengukur variabel harus memenuhi unsur-unsur akurasi, presisi, dan peka. Alat pengumpul data dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang mau diukur 2 Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana (derajat) hasil pengukuran dapat dipercaya / diandalkan yang memiliki kestabilan dan konsistensi dari waktu ke waktu (dalam beberapakali pengukuran). Kepercayaan itu dalam bentuk keandalan instrumen, yaitu konsistensi hasil dari waktu ke waktu (jika suatu instrumen digunakan pada subjek) Arti reliabilitas adalah indikator harus mengacu pada perbandingan hasil, jadi saat indikator diukur berulang kali di bawah kondisi standar dan independensi dari orang atau instrumen yang terlibat, hasilnya harus sama atau konsistensi tes. Hal ini sangat penting dalam melaksanakan pemantauan. Sebuah tes dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi jika tes terebut memberikan data hasil yang ajeg (tetap) walaupun diberikan pada waktu yang berbeda kepada responden yang sama. Hasil tes yang tetap (identik atau sangat mirip) atau seandainya berubah, maka perubahan itu tidak signifikan, maka tes tersebut dikatakan reliabel. Oleh karena itu reliabilitas sering disebut dengan keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. NOTE : Perhitungan atau uji reliabilias harus dilakukan hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas, maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas. Semakin ke tengah, semakin valid. Semakin dekat, semakin reliable. 3 Interpretasi (Dibaca dari bagian kiri atas terus kekanan) 1. Tidak valid dan tidak reliabel karena tidak tepat apa yang diukur, tetapi saat beberapa kali digunakan untuk mengukur tidak menghasilkan hasil yang sama. 2. Valid tapi tidak reliabel karena bisa diukur saat ingin mengukur sesuatu, namun pada saat yang berbeda menghasilkan hasil yang berbeda. 3. Tidak valid (Tidak tepat apa yang ingin diukur), tapi reliabel (alat ukur tersebut saat mengukur kapanpun hasil yang dihasilkan sama). 4. Valid dan reliabel karena tepat mengukur apa yang ingin diukur dan dapat dipakai kapanpun dan dimanapun. 4 Validitas internal: Berkaitan dengan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan terikat — sejauh mana hasil bisa dipercaya berdasarkan perlakuan, bukan faktor luar Faktor: Retroactive history, maturation [kematangan wajar], testing [2 tes sama di waktu berbeda], statistical regretion, jumlah subjek berkurang, interacrion effect [subjek mendapat lebih dari satu perlakuan dan pengaruh perlakuan sebelumnya belum hilang] Contoh: Penelitian efek latihan fisik pada berat badan, memastikan bahwa perubahan BB memang disebabkan latihan fisik bukan faktor lain Validitas eksternal: Kemampuan generalisasi hasil penelitian terhadap populasi lain yang representatif [jika apa yang kita dapatkan bisa digunakan dan mendapatkan hasil yang sama pada populasi yang memiliki karakteristik sama dengan populasi kita Contoh: Jika penelitian tentang efek latihan fisik pada berat badan dilakukan hanya pada sekelompok mahasiswa, validitas eksternal akan mempertanyakan apakah hasil ini berlaku untuk semua kelompok umur, profesi, atau latar belakang yang berbeda. Validitas terbagi menjadi 2: Validitas eksternal dan Internal 1. Validitas eksternal : Intinya ketika hasil penelitian dapat menjadi suatu kesimpulan bagi populasi dan dapat digeneralisasi (bila diterpakan pada orang, setting dan waktu yang berbeda) Validitas eksternal menunjukkan sejauh mana (kemampuan) hasil-hasil temuan penelitian untuk dapat digeneralisasikan kepada subjek-subjek lain yang serupa atau dari satu penelitian pada suatu kelompok kecil ke kelompok yang lebih besar. Dapat atau tidaknya hasil penelitian digeneralisasikan pada populasi tempat sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian representatif, instrumen penelitian valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan menganalisis data benar, penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi. Contoh : Dilakukan penelitian yang bertujuan mengetahui pola belajar mahasiswa di kampus area malang. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa dari sampel diketahui sebagian besar mahasiswa leih sering belajar SKS (sistem kebut semalam) dan lebih intens mengerjakan praktikum. Jika hasil penelitian ini mewakili pola populasi mahasiswa di malang maka validitas eksternal dikatakan tinggi. 5 2. Validitas internal : Untuk melengkapi (mengatasi kelemahan) validitas eksternal dan digunakan untuk menjawab apakah penelitian sudah menggunakan konsep benar-benar mengukur yang seharusnya diukur (memang benar berhubungan atau uji statistik yang benar) Expert judgement → menelaah isi → memastikan tes sudah Macam macam validitas lain: mewakili atau mencerminkan keseluruhan konten atau materi Validitas isi (content validity): Seberapa suksesnya pengukuran memprediksi atau mengestimasi. Dengan prosedur : Pertimbangan ahli Fungsi : untuk menguji apakah isi sesuai dengan apa yang kita ukur atau untuk menguji apakah bahan atau materi yang diujikan sesuai dengan pengetahuan, pelajaran, kemampuan, pengalaman, atau latar belakang orang yang diuji. ❖ Sebagai contoh: apabila isi test tersebut keluar dari apa yang diberikan, tidak mencakup keseluruhan bahan (kurang komprehensif), dan item sample atau pertanyaan tidak memiliki isi yang dinilpi cukup memadai maka tes tersebut tidak valid. ❖ memperoleh validitas isi, diperlukan adanya uji coba instrumen dengan cara mengadakan sampling yang baik, melalui pemilihan item-item yang representatif dari keseluruhan bahan Contoh : judul penelitiannya tingkat pengetahuan mahasiswa pada Gizi, apakah isi dari penelitian tsb tentang pengetahuan mahasiswa terhadap gizi (sesuai) atau hanya membahas gizi saja (tidak sesuai)? ❖ Cara penetapan validitas 1. Penilaian adalah apakah isi dari alat ukur sudah mencakup seluruh pokok bahasan dan tingkatan pengetahuan (aspek) yang kana diukur 2. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam angka 3. Penetapan validitas didasarkan pada pertimbangan dari ahli HARUS TERSEDIA KRITERIA EKSTERNAL YANG DAPAT DIJADIKAN DASAR PENGUJIAN TES Validitas dengan kriteria (criterion-related validity) : apa teorinya bermakna, lihat apakah instrumennya adequate untuk mengukur. Dengan prosedur : Berkaitan dengan pengukuran lain dari variabel yang sama. Fungsi : untuk menguji apakah kriteria luar (yang mandiri dan dipercaya) mencerminkan tingkah laku atau ciri yang ingin dinilai atau diselidiki. Ini dilakukan oleh peneliti dengan membandingkan bentuk instrumen satu dengan yang lain. Melihat hubungan alat ukur dengan hal-hal yang berada di luar alat ukur Estimasi validitas berdasarkan korelasi antara skor tes dengan skor kriteria yang sesuai Contoh: tes intelegensi yang berkolerasi dengan rata-rata nilai akademik. Dengan6 asumsi, jika intelegensi tinggi maka nilai akademis bagus ★ Pengukuran indeks validitas kriteria tersebut dengan koefisien korelasi (r) yang menunjukkan deraiat hubungan antara skor individul yang diperoleh melalui dua instrumen tersebut —->Koefisien korelasi berada pada kisaran angka +1,00 dan -1,00; r =0 menunjukkan tidak ada hubungan Untuk mendapatkan pembuktian validitas kriteria, A. Concruent Validity —> mengkorelasikan hasil skor dengan skor tes lain (tidak sejenis) yang dilakukan dalam waktu yang berdekatan Validitas ini ditetapkan dengan cara mengkorelasikan hasil skor tes yang sedang disusun dengan skor tes lain yang tidak sejenis tetapi pengetesannya dilakukan saat bersamaan atau berdekatan. Cth : peneliti melakukan tes IQ pada siswa kelas 8 dan dibandingkan dengan hasil penilaian pada self esteem pada gurunya - yang keduanya dilakukan di waktu yang hampir bersamaan B. Predictive validity —> validitas prediktif : mengkorelasikan skor dengan hasil dan prestasi yang akan datang (waktunya tidak berdekatan) Jenis validitas ini ditetapkan dengan cara mengkorelasikan skor tes yg sedang disusun dengan kriteria yang menyangkut hasil karya atau prestasinya di masa yang akan datang. Peneliti harus menyediakan selang waktu antara pencatatan dan perolehan skor kriteria. Cth : menyelidiki hubungan antara skor tes masuk SNMPTN dengan IPK yang dicapai oleh mahasiswa. Atau juga korelasi skor tes seleksi CPNS dengan kinerja pegawai. Instrumen dikatakan valid: skor cpns bagus, kinerjanya bagus Validitas konstruk (construct validity) : seberapa jauh alat terbsebut meliputi atas topik yang diriset. Dengan prosedur : prediksi berdasarkan teori. Tolak ukur nya ialah menilai konsep teori yang melatarbelakangi penyusunan tes atau instrmen yang bersangkutan Menunjukan sejauh mana instrumen tersebut mengungkap suatu konstruk teoretik yang hendak diukur [telaah konstruk terori] Menentukan definisi dari teori → persiapan instrumen sesuai teori → Jika bangunan teori benar, maka hasil pengukuran berbasis teori dipandang valid 7 ★ Hal ini dinilai dengan convergent validity (instrument yang memiliki korelasi tinggi) dan discriminant validity (variabel yang tidak berkorelasi). : A. Validitas konvergen : skor yang dihasilkan oleh dua buah instrumen yang mengukur konsep yang sama yang korelasinya tinggi, diukur dengan tingginya koefisien korelasi dua instrument tersebut B. Validitas diskriminan : ketika dua buah instrumen tidak berkorelasi dan menunjukkan hasil yang sama. Diukur dengan analisis faktor. ★ Bedanya, Konvergen memiliki hubungan antar dua faktor tersebut, diskriminan kaga. Contoh : a. Konvergen : hubungan antara lama belajar CRP dan tingkat pemahaman mahasiswa terhadap kuliah CRP dengan nilai UTS CRP yang didapat mahasiswa b. Diskriminan : hubungan antara lama belajar MDE dan konsumsi buah tiap hari dengan hasil ujian SOCA mahasiswa. Selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang Reliabilitas sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda - Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. - Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. - Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. - Untuk melihat reliabilitas suatu alat ukur yang berupa suatu nilai, dapat dilakukan dengan perhitungan statistik yang biasa disebut dengan koefisien reliabilitas. (Reliability Coefficient) Estimasi reliabilitas :”estimasi” disini bermakna proses perhitungan reliabilitas. 1. Reliabilitas Inter-rater Tes dinilai oleh dua orang atau lebih untuk menghitung reliabilitasnya dengan formula Kappa Instrumen dinilai oleh 2 orang ahli → masing masing beri skor → dihitung realiabilitasnya 8 Penskoran butir dilakukan dengan memanfaatkan 2 rater (2 orang observer), apakah hasil yang didapatkan dari 2 observer tersebut sama atau tidak. Diujikan 2 kali tapi itemnya berbeda TAPI MEMILIKI SIFAT 2. Konsistensi eksternal YANG SETARA (EKUIVALEN) a. Pararel (antar responden dengan pertanyaan sama, kalimat berbeda) Membagikan kuesioner kepada responden yang intinya sama tetapi kalimatnya beda, Contoh: pertanyaan 1: apakah menurut saudara harga tiket di kereta ini tidak mahal? Pertanyaan 2: apakah harga di kereta ini telah sesuai dengan pelayanan yang diterima? Koefisien reliabilitasnya adalah korelasi dari hasil pengukuran alat ukur 1 dengan alat ukur 2 —> ini disebut dengan koefisien ekuivalen Dilakukan observasi dengan jangka waktu tertentu, apakah terdapat korelasi yang akan ditunjukkan dengan koefisien korelasi. Double test double trial Tes 2 kali → koef korelasi dari kedua score tersebut b. Teknik ulang (double test / double trial) (kayak pre dan post test) Memberikan kuesioner yang sama tetapi pada waktu yang berbeda. Koefisien reliabliitasnya adalah korelasi dari hasil pengukuran pertama dengan yang kedua —> yang disebut koefisien stabilitas Single test double trial 9 GAMBAR SLIDE 23 Tes dibelah jadi dua, misal genap dan ganjil. Syaratnya: mean dan 3. Konsistensi Internal varians belahan pertama dan kedua setara Konsistensi pertanyaan dalam suatu instrumen diukur dengan split half method (Metode belah dua) untuk mengukur konsistensi internal. Konsistensi antara butir-butir pertanyaan atau pernyataan dalam suatu instrumen. Tingkat keterikaitan antara butir pertanyaan atau pernyataan menunjukkan reliabilitas konsistensi internal instrumen yang bersangkutan GAMBAR SLIDE 25 4. Reliabilitas komposit Digunakan pada instrumen yang terdiri dari beberapa butir dengan konstruk yang sama Skor akhir merupakan gabungan dari skor-skor butir penyusunan instrumen Contoh : soal Sbmptn Formula: a. Rumus alpha dari cronbach Skornya bukan hanya 1 dan O tetapi menggunakan skala politomus misal skala likert Skala likert : skala bertingkat ( contoh Sangat Setuju, Setuju, Cukup, tidak Setuju, sangat tidak setuju) GAMBAR SLIDE 27 b. Rumus Kuder-Richardson Mengukur dengan skala dikotomi Skala dikotomi : skala yang memiliki 2 arti yang berlawanan ( contoh benar dan salah) GAMBAR SLIDE 28 DAN 29 Faktor yang mempengaruhi reliabilitas 1. Panjang dan kualitas butir-butir instrumen 2. Kondisi penyelenggaraan, pengumpulan data pertama 3. Waktu penyelenggarakan pengumpulan data pertama dan kedua 4. Penyebaran skor dari responden 10 5. Tingkat kesulitan instrumen 6. Objektivitas penskoran Pembuatan kuesioner 1. Pastikan validitas dan reliabilitas dalam isi kuesioner tersebut. Contoh : buat kuesioner dan berikan pada pakar, jika pakar mengatakan kuesioner tersebut sesuai, maka kuesioner tsb Valid, setelah itu uji validitas pada beberapa sampel. 2. Gunakan SPSS untuk melihat apakah kuesioner yang diberikan pada beberapa sampel tersebut valid dan reliabel. 3. Jika sudah valid dan reliabel maka kuesioner dapat digunakan dalam penelitian. 11 Ukuran Asosiasi dan Ukuran Dampak Dr. dr. Wresti Indriatmi, Sp.K.K., Subsp.Ven., M.Epid. Selasa, 7 Mei 2024 Pendahuluan Ukuran asosiasi menganalisis secara statistik mengenai hubungan antara exposure/pajanan/faktor risiko dan outcome di antara dua kelompok Asosiasi terdiri atas 3 yaitu : Asosiasi positif kelompok terpajan menunjukkan outcome lebih tinggi daripada kelompok tidak terpajan Asosiasi negatif kelompok terpajan menunjukkan outcome lebih rendah daripada kelompok tidak terpajan Tidak ada asosiasi kelompok terpajan menunjukkan outcome yang sama dengan kelompok tidak terpajan Ukuran asosiasi dibagi menjadi dua yaitu ukuran relatif ataupun ukuran absolut → Ukuran rasio (perbandingan relatif) rasio dua frekuensi penyakit antara kelompok terpajan dengan kelompok tidak terpajan Ukuran perbedaan efek (perbandingan absolut) perbedaan antara ukuran frekuensi penyakit suatu kelompok terpajan dan kelompok yang tidak terpajan Measure of association: - A measure of association quantifies the strength or magnitude of the statistical association between an exposure and outcome - Sometimes called measures of effect because if the exposure is causally related to the health outcome, the measure quantifies the probability hat the health outcome will occur These ratios -> comparing the observed with the expected— that is, the observed amount of disease among persons exposed versus the expected (or baseline) amount of disease among persons unexposed. The measures clearly demonstrate wether the amount of disease among the exposed group is simillar to higher than the amount of disease in the baseline group 12 The value of each measure of the association equals to 1.0 when the amount of disease is THE SAME among the exposed and unexposed groups The measure has a value greater than 1.0 when the amount of disease is GREATER among the exposed group than among the unexposed group, consistent with a harmful effect. The measure has a value less than 1.0 when the amount of disease among the exposed group is LESS than it is among the unexposed group, as when the exposure protects against occurrence of disease (e.g., vaccination). Different measures of association are used with different types of studies The most commonly used measure in a cohort study is the RR (Relative risk) For most case–control studies the measure of choice is the OR (Odds ratio) Cross- sectional studies or surveys typically measure prevalence (existing cases)rather than incidence (new cases) of a health condition. Prevalence measures of association analogous to the RR and OR— the PR and POR RISK RATIO? The RR, the preferred measure for cohortstudies, is calculated as the attack rate (risk) among the exposed group divided by the attack rate among the uneposed group Relative risk compares the number of outcome events in the intervention group tothat number in the control group. RR equal to one suggests equal outcome rates inboth groups, RR < 1 suggests a lower event rate in theintervention group, RR > 1 shows a higher event rate in theintervention group 13 RR = [A/(A + B)]/[C/(C + D)] = A(C + D)/C(A +B) ( or the risk of disease in exposed group dividedby the risk of disease among nonexposed group) RISK RATIO /RELATIVE RISK In the case scenario, the RR would be calculated as: the risk of AD/ADRD among high exercise group is: 16/747 = 0.02 The risk of AD/ADRD among nonexercised group would be 80/1183 = 0.07 The RR = (16/747)/(80/1183) = 0,32 The attack rate (i.e., risk) for acquiring oropharyngeal tularemia among persons who had drunk tap water at the banquet was 26.6%. The attack rate (i.e., risk) for those who had not drink tap water was 10.6%. Thus, the RR is calculated as 0.266 /0.106 = 2.5. That is, persons who had drink tap water were 2.5 times a likely to become ill as those who had not drunk tap water - Relative risk reduction (RRR) expresses the magnitude of risk reduction between the outcome event rates in the intervention group compared with the control group - RRR = ([C/(C + D)] – [A/(A + B)])/[C/(C + D)] = (1 − RR) X 100% - In the case scenario: RRR = (1 – 0.32) X 100% = 68% ABSOLUTE RISK REDUCTION - Absolute risk reduction (ARR) is also known as the attributable RR, attributable risk,attributable risk reduction, and risk difference. 14 - One advantage of the ARR is that it provides more accurate information about the benefits of treating a patient versus not treating. - Absolute risk reduction is calculated fromthe difference between the baseline control group and the intervention group event rates and also called risk difference - ARR = Incidence in control group − Incidence in treatment group - [C/(C + D)] – [A/(A + B)] X 100% - In the case scenario, the ARR would be: ARR = (80/1183) − (16/747) X 100 = 4.62 - This means that, if 100 people performed high level of physical activity, 4.62 individuals will be prevented from developing AD/ADRD, or of 200 peoples involved with high level of physical activity, 9 individuals will not be involved with AD/ADRD ODDS RATIO The OR is the preferred measure of association for case– control data. Conceptually, it is calculated as the odds of exposure among case- patents divided by the odds of exposure among controls. However, in practice, it is calculated as the cross- product ratio OR = ad/bc The OR is a useful measure of association because it provides an estimate of theassociation between exposure and disease from case– control data - This is the ratio of the probability of the outcome event in the intervention (exposure) group to that in the control (nonexposure) group and gives direct information to clinicians about the effect of treatment - Outcome rates may be more frequent in the intervention group (OR > 1) Equal (OR=1) Less frequents (OR bila peluang =p maka odds -= P/(1-9) 5. Experimental event rate Pada uji Klinis pragmatis 18 Proporsi event pada kelompok perlakuan 6. Control event rate Pada uji klinis pragmatis Proporsi event pada kelompok kontrol 7. Absolute Risk Reduction Pada table 2x2 hasil uji pragmatis Beda Absolut antara proporsi kegagalan pada kelompok eksperimen dengan prevalensi kegagalan pada kelompok control 19 Critical Appraisal dr. Ima Maria, M.K.M. Selasa, 14 Mei 2024 DEFINISI CRITICAL APPRAISAL Seorang dokter melihat bahwa (Burls, A. (2009)) banyak pasien lansia mengalami ⇒ Penelitian kritis adalah proses fraktur tulang panggul setelah pemeriksaan penelitian secara cermat jatuh. Dokter ini ingin tahu dan sistematis untuk menilai kelayakan bagaimana cara terbaik untuk penelitian, serta nilai dan relevansinya mencegah fraktur ini. dalam konteks tertentu. Ini adalah keterampilan penting untuk 2) Formulating a clinical question pengobatan berbasis bukti karena (Merumuskan pertanyaan memungkinkan dokter menemukan klinis) dan menggunakan bukti penelitian ⇒ Setelah masalah diidentifikasi, secara andal dan efisien. pertanyaan klinis yang spesifik dan terfokus dirumuskan. KAPAN MELAKUKAN CRITICAL Pertanyaan ini sering APPRAISAL? menggunakan format PICO (Population, Intervention, Comparison, Outcome) untuk memastikan kejelasan dan fokus. ⇒ Contoh : Dokter merumuskan pertanyaan klinis menggunakan format PICO: - Population (P): Pasien lansia 1) Identification of a clinical - Intervention(I): Suplemen problem (Identifikasi masalah kalsium dan vitamin D klinis) - Comparison (C): Tidak ⇒ Langkah ini melibatkan memberikan suplemen pengenalan dan pemahaman - Outcome(O): Pencegahan masalah atau pertanyaan klinis fraktur tulang panggul yang perlu dijawab. Ini bisa berasal dari praktik sehari-hari Maka, untuk contoh pertanyaan atau dari kebutuhan untuk klinisnya seperti, Apakah mengetahui lebih banyak tentang pemberian suplemen kalsium dan kondisi tertentu. vitamin D dapat mencegah fraktur ⇒ Contoh: 20 tulang panggul pada pasien menginformasikan praktik lansia? klinis) ⇒ Hasil dari critical appraisal 3) Searching through the available digunakan untuk membuat literature (Mencari literatur keputusan klinis yang lebih baik. yang tersedia) Informasi dari penelitian yang ⇒ Pertanyaan klinis yang dievaluasi diterapkan ke dalam diformulasikan digunakan untuk praktik klinis untuk meningkatkan mencari literatur ilmiah yang hasil perawatan pasien. relevan. Ini melibatkan pencarian ⇒ Contoh : melalui database penelitian, Setelah melakukan critical jurnal, dan sumber lainnya untuk appraisal, dokter menemukan menemukan bukti yang ada. bahwa beberapa penelitian ⇒ Contoh: berkualitas tinggi Suplemen Dokter mencari artikel penelitian, kalsium dan vitamin D dapat uji klinis, dan meta-analisis yang mengurangi risiko fraktur tulang relevan di database seperti panggul pada lansia menurut PubMed, Cochrane Library, dan penelitian berkualitas tinggi, Google Scholar dengan sehingga dokter dapat menggunakan kata kunci terkait. merekomendasikannya. 4) Critically appraising the TUJUAN CRITICAL APPRAISAL literature (Melakukan penilaian a) Validitas → seberapa baik uji/tes kritis terhadap literatur) mengukur suatu hasil ⇒ Pada tahap ini, literatur yang - Desain : population of interest, ditemukan dari pencarian intervention, outcomes yang dievaluasi secara kritis untuk diinginkan menilai validitas, kekuatan, - Metode : Apakah penelitian kelemahan, dan relevansinya. menggunakan metode yang ⇒ Contoh : tepat, seperti eksperimental? Dari pencarian, dokter RCT (randomized controlled trial menemukan beberapa artikel / uji coba terkontrol secara acak)? penelitian tentang penggunaan - Prosedur : seleksi subjek suplemen kalsium dan vitamin D untuk pencegahan fraktur tulang b) Relevansi → seberapa penting panggul pada pasien lansia. topiknya (untuk peneliti/pasien) 5) Evaluating the research to c) Reliabilitas → seberapa besar inform clinical practice studi ini bisa dipercaya? (Mengevaluasi penelitian untuk 21 d) Quality → apakah ada proses akurat dan apakah ada potensi sistematis dalam menjawab bias yang dapat mempengaruhi pertanyaan penelitian? hasil. ⇒ Contoh : PERTANYAAN KUNCI CRITICAL Validitas penelitian ditingkatkan APPRAISAL (Yang Perlu Dibayangkan dengan prosedur acak yang ketat, Ketika Membaca Artikel) penggunaan kelompok kontrol, 1) Apa pertanyaan penelitiannya? dan blinding dari peserta dan ⇒ Identifikasi pertanyaan utama peneliti. yang ingin dijawab oleh penelitian. 4) Bagaimana hasil studinya? ⇒ Contoh : ⇒ Tinjau hasil utama dari Apakah pemberian suplemen penelitian dan apakah hasil kalsium dan vitamin D dapat tersebut signifikan secara mencegah fraktur tulang panggul statistik maupun klinis. pada pasien lansia? Perhatikan ukuran efek, interval kepercayaan, dan signifikansi 2) Apa desain studinya? p-value. ⇒ Deskripsikan desain penelitian ⇒ Contoh : yang digunakan untuk menjawab Hasil penelitian menunjukkan pertanyaan penelitian. Jenis bahwa suplemen kalsium dan desain studi bisa berupa uji klinis vitamin D secara signifikan acak terkontrol (RCT), studi mengurangi risiko fraktur tulang kohort, studi kasus-kontrol, atau panggul pada pasien lansia studi deskriptif. dengan p-value < 0,05 dan ⇒ Contoh : interval kepercayaan yang ketat. Penelitian ini menggunakan desain RCT untuk mengevaluasi 5) Apakah aplikabel/general? efektivitas suplemen kalsium dan ⇒ Tentukan apakah hasil vitamin D dalam mencegah fraktur penelitian dapat diterapkan pada tulang panggul. populasi pasien yang lebih luas atau spesifik. Evaluasi relevansi 3) Bagaimana validitasnya? klinis dan apakah hasil dapat ⇒ Evaluasi validitas internal digeneralisasi ke populasi yang penelitian dengan menilai berbeda. bagaimana penelitian tersebut ⇒ Contoh : dirancang dan dilaksanakan. Hasil penelitian ini aplikabel pada Pertimbangkan apakah metode populasi pasien lansia yang yang digunakan dapat mengukur berisiko tinggi mengalami fraktur hasil yang dimaksud secara tulang panggul, namun mungkin 22 tidak berlaku untuk populasi yang dan p-value untuk memahami lebih muda atau pasien dengan sejauh mana hasil penelitian kondisi kesehatan yang berbeda. dapat berdampak pada praktik klinis. (Oxford University) Critical Appraisal Adalah Evaluasi Sistematis Terhadap 4. Are these valid, important Makalah Penelitian Klinis Untuk results applicable to my patient Menentukan : or population? 1. Does this study address a ⇒ Evaluasi apakah hasil clearly focused question? penelitian relevan dan dapat ⇒ Evaluasi apakah penelitian diterapkan pada populasi pasien dimulai dengan pertanyaan yang yang dihadapi dalam praktik klinis jelas, spesifik, dan terfokus yang sehari-hari. relevan dengan topik penelitian. ⇒ Melibatkan ⇒ Pertanyaan yang jelas mempertimbangkan karakteristik membantu dalam merancang demografis, kondisi klinis, dan penelitian yang terstruktur konteks lokal. dengan baik dan memastikan tujuan yang ingin dicapai dapat PERTANYAAN PENELITIAN diidentifikasi sejak awal. a) Biasanya ada di akhir introduction (pengantar) 2. Did the study use valid methods ⇒ Membantu pembaca to address this question? memahami tujuan utama dari ⇒ Analisis apakah metode penelitian dan bagaimana penelitian yang digunakan adalah penelitian tersebut dirancang yang terbaik untuk menjawab untuk menjawab pertanyaan yang pertanyaan yang diajukan. spesifik. ⇒ Mencakup desain penelitian (misalnya, RCT, studi kohort), b) PICO prosedur acak, blinding, ukuran - Patient / Population sampel, dan analisis statistik. → Kelompok pasien atau populasi yang menjadi 3. Are the valid results of this fokus penelitian study important? - Intervention / Exposure ⇒ Menilai apakah hasil yang → Intervensi atau paparan diperoleh secara statistik yang akan diuji signifikan dan memiliki makna - Comparison klinis yang penting. → Kelompok pembanding ⇒ Ini termasuk mengevaluasi atau kontrol ukuran efek, interval kepercayaan, - Outcome 23 → Hasil yang diukur untuk b) Controlled Trial menilai efektivitas ⇒ Studi ini serupa dengan RCT intervensi tetapi tanpa proses pengacakan. Meskipun masih membandingkan c) Pertanyaan / Hasil Pendamping kelompok intervensi dan kontrol, ⇒ membantu menjelaskan lebih tidak adanya pengacakan dapat lanjut tentang efek intervensi menyebabkan potensi bias. atau kondisi yang sedang diteliti. ⇒ bisa mencakup efek samping, c) Cohort kualitas hidup, atau faktor lain - Prospective yang relevan ⇒ Mengikuti kelompok dari awal (saat paparan/intervensi) hingga DESAIN STUDI masa depan untuk mengamati ⇒ Desain studi bergantung pertanyaan hasil penelitian - Retrospective ⇒ Jika, validitas baik → kepercayaan ⇒ Menggunakan data yang sudah hasil baik ada untuk melihat kembali dan mengamati hubungan antara Berdasarkan Hierarchy of Scientific paparan/intervensi dan hasil Evidence, yaitu : d) Case-control Retrospective ⇒ Membandingkan individu dengan kondisi atau penyakit tertentu (kasus) dengan individu tanpa kondisi tersebut (kontrol) untuk mengidentifikasi faktor risiko atau penyebab e) Cross-sectional a) RCT (Randomized Controlled ⇒ Studi potong lintang Trial) mengamati populasi pada satu ⇒ Dianggap sebagai "gold titik waktu tertentu untuk menilai standard" dalam penelitian klinis. prevalensi atau hubungan antara Dalam RCT, peserta secara acak variabel-variabel dialokasikan ke dalam kelompok intervensi atau kontrol. Desain ini VALIDITAS CRITICAL APPRAISAL mengurangi bias dan memberikan ⇒ Beberapa faktor penting harus bukti yang kuat mengenai dipertimbangkan, yaitu : efektivitas intervensi a) Apakah populasinya sudah tepat sasaran 24 ⇒ Pastikan populasi yang dipilih NICE INFO : untuk penelitian sesuai dengan Jenis Bias : tujuan dan pertanyaan penelitian, - Selection Bias → pemilihan sehingga memastikan bahwa peserta yang tidak representatif. hasil penelitian relevan dan dapat - Performance Bias → peserta diterapkan pada kelompok yang atau peneliti mengetahui diinginkan. kelompok mana yang menerima intervensi. b) Sampel cukup (Sample size) - Detection Bias → cara mengukur ⇒ Merupakan elemen penting hasil berbeda antara kelompok. untuk memastikan validitas - Attrition Bias → perbedaan penelitian tingkat keluarnya peserta antara ⇒ Ukuran sampel yang besar kelompok cenderung memberikan kekuatan statistik yang lebih tinggi, e) Prosedur dilakukan → apakah sehingga hasil penelitian lebih sudah tepat secara teoritis dapat diandalkan dan dapat ⇒ Memastikan bahwa intervensi digeneralisasi ke populasi yang atau pengukuran dilakukan lebih luas. dengan benar dan hasilnya valid. c) Bagaimana memilih subjek HASIL STUDI CRITICAL APPRAISAL (Subject Selection) ⇒ Proses pemilihan subjek harus a) Menjawab pertanyaan dilakukan secara acak dan penelitian representatif untuk menghindari ⇒ Hasil penelitian harus secara bias seleksi dan mencerminkan jelas dan langsung menjawab populasi target. pertanyaan penelitian yang diajukan. Hasil yang tidak relevan d) Apakah ada bias (Bias atau tidak menjawab pertanyaan Assessment) ? penelitian dapat mengurangi ⇒ Bias adalah penyimpangan validitas studi. sistematis yang dapat mempengaruhi validitas hasil b) Statistik deskriptif penelitian. ⇒ Digunakan untuk ⇒ Meminimalkan berbagai jenis menggambarkan karakteristik bias sangat penting untuk sampel atau populasi yang diteliti. memastikan bahwa hasil Ini termasuk ukuran sampel, penelitian benar-benar rata-rata, median, dan distribusi mencerminkan kenyataan atau data lainnya. valid. 25 ⇒ Contoh : Rata-rata usia yang lebih besar yang memiliki peserta, distribusi gender, dan karakteristik serupa dengan subjek karakteristik lain dari populasi penelitian. penelitian. ⇒ Contoh : Siapakah orang yang dapat diterapkan c) Statistik inferensial hasil studi ini? ⇒ Digunakan untuk membuat kesimpulan atau inferensi TUJUAN MEMBACA TELITI PADA tentang populasi berdasarkan CRITICAL APPRAISAL sampel yang dipelajari. 1) Deteksi bias dan error ⇒ Melibatkan penggunaan tes ⇒ Membantu dalam menilai hipotesis dan estimasi parameter keandalan dan validitas populasi. kesimpulan studi yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian. d) Penggunaan teks, table, grafik ⇒ Informasi yang disajikan dalam 2) Memahami signifikansi dan studi harus jelas dan mudah besarnya suatu hasil penelitian dimengerti, sehingga dapat ⇒ Untuk dapat memahami membantu menyajikan informasi termasuk besarnya efek dari dengan efektif intervensi yang diteliti. Hal ini penting dalam mengevaluasi APPLICABILITY relevansi hasil penelitian dalam ⇒ Mengacu pada sejauh mana hasil praktik klinis. penelitian dapat diterapkan atau relevan dalam situasi klinis yang spesifik. 3) Mencari tahu apakah hasil studi Melibatkan pertimbangan terhadap tersebut dapat diaplikasikan ke karakteristik pasien, setting klinis, dan pasien faktor lain yang dapat mempengaruhi ⇒ Melibatkan pertimbangan hasil penelitian. terhadap karakteristik pasien, ⇒ Contoh : setting klinis, dan faktor-faktor Apakah bukti/hasil studi bisa diterapkan lain yang dapat mempengaruhi pada pasien saya? penerapan hasil penelitian dalam praktik klinis sehari-hari. GENERALIZABILITY ⇒ Mengacu pada sejauh mana hasil studi dapat umumkan pada populasi yang lebih luas atau kelompok orang 26 Sistematika Usulan Penelitian, Langkah, Jenis, dan Desain Penelitian Yudhi Nugraha, M.Biomed., Ph.D. Sabtu, 25 Mei 2024 1. Sistematika Usulan Penelitian a. Ciri penelitian Bersifat ilmiah. Selalu mengikuti prosedur dan menggunakan bukti yang meyakinkan dalam bentuk fakta-fakta yang diperoleh secara objektif. Bersifat terus-menerus. Penelitian merupakan suatu proses yg berjalan terus-menerus dan berkesinambungan, karena suatu hasil penelitian selalu dapat disempurnakan. Memberikan kontribusi. Artinya harus dapat memiliki nilai tambah.Sehingga harus ada sesuatu yang baru untuk ditambahkan ke dalam penelitian ilmu pengetahuan yang sudah ada. Analitis. Artinya harus dapat dibuktikan, dijelaskan/diuraikan dengan menggunakan metode ilmiah dan juga suatu hubungan kausal di antara variabel-variabel yang digunakan. b. Syarat Penelitian Sistematis Dilaksanakan berdasarkan pola tertentu, dari yang paling sederhana sampai yang kompleks dengan urutan yang baik, sampai tujuan dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Terencana Dilaksanakan karena unsur kesengajaan serta didahului dengan adanya konsep dan perencanaan langkah-langkah pelaksanaanya. Mengikuti Konsep Ilmiah 27 Kegiatan dilakukan dari awal sampai akhir, dengan mengikuti langkah yang telah ditetapkan, yaitu dengan prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Dapat direplikasi. Kebenaran harus dapat diuji berkali-kali. Dapat diuji dan di ukur. Ada data yang akan diukur dan diuji. Seperti variabel dan parameter. Objektif Dilakukan dengan menghilangkan subjektifitas dengan menggunakan data. Berlaku Umum Empiris. Harus dibuktikan dengan adanya kenyataan. Logis c. Tipe Umum Penelitian Metode Penelitian Survey. Suatu bentuk teknik penelitian dimana informasi dikumpulkan dari sejumlah sampel yaitu orang melalui pertanyaan-pertanyaan. Metode penelitian historis. Met. penelitian untuk menentukan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah ada. Atau bisa juga berarti penelitian yang secara eksklusif memfokuskan pada masa lalu. Metode Penelitian eksperimen. Suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Metode Penelitian Kuantitatif. Merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Metode Penelitian deskriptif. Merupakan metode penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. 28 d. Langkah-langkah Penelitian Eksperimen Melakukan tinjauan literatur terutama yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian Merumuskan hipotesis penelitian Menyusun rencana eksperimen yang mencakup Menentukan variabel bebas dan variabel terikat yakni variabel yang akan diukur perubahannya setelah adanya intervensi atau perlakuan Memilih desain atau model eksperimen yang akan digunakan Menentukan sample Menyusun metode atau model eksperimen dan alat ukur Menyusun outline prosedur pengumpulan data Menyusun hipotesis statistik Melakukan pengumpulan data tahap pertama (pretest) Melakukan eksperimen Mengumpulkan data tahap kedua (post test) Mengolah dan menganalisis data Menyusun laporan e. Memilih Ide/Topik penelitian → Berkaitan dengan novelty atau kebaruan. → sumber yang dapat dijadikan topik penelitian : - Kehidupan sehari-hari - Masalah praktis - Hasil penelitian sebelumnya - Teori yang ada tentang gejala 2. Syarat a. Judul Singkat 15-15 kata, jelas, menarik. Menggambarkan isi dan menarik minat pembaca Kesamaan bentuk Logis Fungsi Judul : - Merupakan Identitas dari jiwa seluruh tulisan - Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membaca isinya 29 - Gambar global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya - Relevan dengan seluruh isi tulisan , maksud masalah, dan tujuannya. Contoh Judul Penelitian : - Judul Penelitian Deskriptif → Analisis kelengkapan dokumen rekam medis rawat inap kasus demam berdarah dengue di RSUD C tahun 2016 → Gambaran tingkat pengetahuan pasien tentang pelaksanaan sistem rujukan pasien BPJS di Puskesmas Tahun 2017 - Judul Penelitian Analitik → Hubungan antara ketepatan penulisan diagnosis dengan keakuratan kode kasus thypoid → Perbedaan tingkat kepuasan antara pasien di Puskesmas A dan B dalam hal pelayanan b. Latar Belakang Mengapa usulan penelitian itu perlu? Untuk menjawab keingintahuan peneliti, mengungkapkan suatu gejala/konsep/dugaan/ menerapkan suatu tujuan. Bagaimana cara ? Metode melakukan kegiatan. Kemukakan hal-hal yang mendorong / argumentasi pentingnya dilakukan penelitian. Apa hasil kegiatan ? Uraikan proses dalam mengidentifikasikan masalah penelitian. Merumuskan substansi yang akan diteliti → Superfisial/umum → Detail/terperinci → Makin tajam 30 c. Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah kalimat pertanyaan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang dilibatkan dalam penelitian. Tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Harus menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel 2. Dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya yang jelas dan tidak ambigu 3. Harus memungkinkan dilakukan pengukuran secara empiris Terkait dengan latar belakang - Fokus pada masalah - Dapat menggunakan kalimat tanya - Rumuskan dengan jelas permasalahan yang akan diteliti - Uraikan pendekatan & konsep untuk menjawab yang diteliti - Hipotesis yang akan diuji/ dugaan yang akan dibuktikan - Jelaskan definisi, asumsi & lingkup yang menjadi batasan penelitian - Alasan penolakan perumusan masalah. Perumusan masalah lemah, kurang mengarah, tujuan penelitian tidak jelas. Solusinya : Ketajaman perumusan masalah - Tujuan Penelitian Kapan masalah bisa menjadi Penelitian ? → Etics → Menarik → Feasible/kemampulaksanaan → Novelty d. Rumusan Hipotesis Hipotesis merupakan pernyataan mengenai dugaan hubungan antara dua atau lebih variabel yang terlibat dalam penelitian. Hipotesis Ilmiah - Hipotesis Umum - Hipotesis Eksplisit Hipotesis Statistik - Hipotesis alternatif (Ha) → berefek - Hipotesis nol (H0) → tidak berefek 31 e. Tujuan penelitian Tujuan harus dijawab pada kesimpulan. Tujuan Umum Pernyataan satu tujuan dalam lingkup besar yang erat dengan pertanyaan dalam rumusan masalah Tujuan Khusus Pernyataan tujuan dalam lingkup kecil, yang merupakan turunan dari tujuan umum. Tujuan khusus dinyatakan lebih operasional dan menjadi arahan secara detail untuk tahapan peneliti selanjutnya. Eksploratif Dilakukan untuk menemukan pengetahuan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Sebagai contoh, tentang manfaat ekstrak kayu manis untuk masalah diabetes dalam tubuh manusia. Verifikatif Penelitian dilakukan untuk membuktikan atau menguji kembali kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Contoh, membuktikan manfaat ekstrak belimbing wuluh sebagai antibakteri. Pengembangan Penelitian dilakukan untuk menggali lebih dalam atau mengembangkan suatu penelitian atau pengetahuan yang telah ada. Contoh, manfaat ekstrak kulit manggis untuk masalah diabetes yang sudah ada sebelumnya. f. Manfaat Penelitian Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, kepentingan program pemerintah, dan tempat penelitian tersebut dilaksanakan. Manfaat penelitian harus diuraikan secara terperinci apa manfaat penelitian nanti. Terdapat 2 aspek, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian di bidang rekam medis dan informasi kesehatan dapat menambah wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang tersebut, yang manfaatnya dapat dirasakan oleh akademisi baik mahasiswa, dosen, instruktur, 32 serta peneliti yang concern dalam bidang rekam medis dan informasi kesehatan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian di bidang rekam medis dan informasi kesehatan dapat digunakan sebagai masukan terhadap kebijakan di tingkat manajemen ataupun praktisi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan citra rumah sakit. 3. Perbedaan Kerangka Teori dan kerangka Konsep Kerangka teori adalah rangkuman seluruh variabel penelitian (variabel yg diukur maupun yang tidak diukur oleh peneliti) yang terdapat pada tinjauan pustaka Kerangka konsep adalah khusus rangkuman pada variabel yang akan diukur oleh peneliti. Fungsi utama kerangka teori : - Menetapkan suatu ketentuan - Mempersatukan bagian-bagian penelitian - Menggambarkan latar belakang - Sebagai pembatas penelitian - Memberi informasi kepada pembaca mengenai metode yang digunakan Fungsi Kerangka Konsep - Menentukan variabel dan parameter. - Perbedaan variabel dan parameter : → Variabel merupakan karakteristik yang dapat berbeda diantara organisme, situasi atau lingkungan → Dalam penelitian eksperimental, minimal dikenal 2 jenis variabel, yaitu variabel bebas dan tergantung. - Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. - Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas - Dalam kurva X dan Y. 33 Jenis-Jenis Penelitian 1. Penelitian Deskriptif 2. Penelitian Cross Sectional 3. Penelitian Case control 4. Penelitian Kohort 5. Penelitian Experimental Pembahasan : 1. Penelitian Deskriptif → Merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, atau menggambarkan secara sistematis suatu fenomena, fakta, gejala, peristiwa, peristiwa sebagaimana adanya secara akurat dengan interpretasi yang tepat. 2. Penelitian Survey → Adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel penelitian. → Jumlah sampel besar → Contoh : sensus penduduk. 34 3. Penelitian cross-sectional → Adalah suatu studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi, maupun hubungan penyakit dengan paparan dengan cara mengamati status paparan, penyakit atau karakteristik terkait kesehatan lainnya, secara serentak dalam satu waktu pada individu-individu dari suatu populasi, Penelitian ini termasuk kedalam penelitian observasional. 4. Penelitian Case-control → Adalah rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. 5. Penelitian Kohort → Adalah jenis penelitian yang mencari penyebab faktor resiko dan penyakit yang timbul’ → Penelitian kohort biasa dikenal dengan prospective cohort dan retrospective cohort. → RR (relative risk) digunakan untuk melihat seberapa besar kemungkinan terjadinya insiden pada kasus tersebut. 35 6. Penelitian Eksperimental → Penelitian dengan menggunakan percobaan terhadap kelompok eksperimen. Kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan tertentu dengan kondisi yang dapat dikontrol. → Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok eksperimen diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan. → Misalnya, hendak meneliti keefektifan suatu obat. Penerapan tiap metode dicobakan terhadap kelompok coba, pada akhir percobaan diamati keefektifan obat tersebut. → Tujuan utama penelitian eksperimental : Objektif Menjawab persoalan Menghilangkan bias Ada pretest dan post test Ada kontrol positif, negatif, dan kontrol perlakuan. → 7 Bagian dari penelitian Eksperimen 1. Variabel independen 2. Variabel dependen 3. Pretest 4. Kelompok kontrol 5. Kelompok eksperimen 6. Post test 7. Kelompok yang diteliti dapat dibandingkan. → Contoh Eksperimen Dampak pelayanan berkualitas terhadap peningkatan Uang Tip yang diterima Desain penelitian eksperimen ke dalam 3 bentuk yakni pre experimental design, true experimental design, dan quasy experimental design. 36 → Rancangan pra eksperimen Postest only design → experiment hanya dilihat hasilnya One group pretest posttest→ ada pre dan post test Static Group comparison→ posttest only design dengan kontrol. → Rancangan Eksperimen Sungguhan → Rancangan Posttest dengan kelompok control (Posttest Only Control Group Design) → Rancangan Eksperimen Semu 3. Uji Klinis 37 a. Tahap Pengembangan Obat b. Uji Praklinik (In vitro=hewan coba) 38 c. Uji Klinik → Desain Uji Klinik Menyilang 39 → Menetapkan Subjek Penelitian → Sampel → Hubungan Populasi Sampe; 40 → Menetapkan Subjek Penelitian —----------------Selesai—---------------- 41 Usulan Penelitian Observasional drg. Nunuk Nugrohowati, M.S. Selasa, 4 Juni 2024 Manfaat Usulan Penelitian Observasional : - Membantu pembuatan laporan - Membantu pembuatan skripsi - Memperkuat materi Isi : 1. Sistematika Usulan Penelitian 2. Judul 3. Penulisan latar belakang masalah 4. Rumusan masalah 5. Tujuan penulisan 6. Hipotesis 7. Definisi Operasional Penelitian 8. Perbedaan kerangka teori dan kerangka konsep PENELITIAN → Upaya pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan secara sistematis, teliti dan mendalam dalam rangka mencari jalan keluar dan atau pun jawaban terhadap suatu masalah yang ditemukan, baik pada penelitian observasional maupun eksperimental. Mungkin saja menggunakan metode yang berbeda, namun intinya sama. Poin-poin Usulan Penelitian : 1. Rumusan masalah 2. Landasan teori 3. Menentukan sampel 4. Teknik pengumpulan data, bagaimana? 5. Mengumpulkan data, bagaimana tekniknya? 6. Analisa data 7. Laporan 42 Karakter Penelitian S.Ked (S1) - Scope tidak luas dan tidak perlu terlalu mendalam, berdasarkan kompetisi dari masing-masing departemen saja. Dalam dunia skripsi nanti akan ada pembagiannya - Bobot dari penelitian dasar : 1) Hakikat berpikir ilmiah → rasionalitas, sesuai dengan logika dan akal sehat. Masalah pada penelitian itu terbatas hanya ada di dunia saja, sehingga memang penelitian logis dan masuk ke dalam akal sehat 2) Penelitian deskriptif → bertujuan mendeskripsikan fenomena yang ditemukan (who = siapa sampelnya, when = dimana fenomenanya, where = kapan kondisi terjadinya) 3) Penelitian analitik/inferensial (secara sederhana) → Menjelaskan WHY nya. Melakukan analisa dengan data yang dikumpulkan. Mengapa masalah kesehatan itu bisa terjadi? Bagaimana hubungan 1 variabel dengan variabel lainnya? Nilai keilmuan dan kemanfaatan secara teoritis : 1. Judul : Status gizi mahasiswa FK UPNVJ angkatan 2006 → penelitian deskriptif. 2. Judul : Hubungan status gizi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa FK UPN “Veteran” Jakarta angkatan 2006 → penelitian analitik, karena akan mencari tahu apakah ada hubungan status gizi dengan IPK. Catatan : - Penilaian status gizi lazim dikerjakan (karena kompetensi SKDI 4), data primer nilai (+) * Data primer = data yang diambil saat pemeriksaan yang dilakukan sendiri/langsung → pada kasus ini data primernya adalah pengukuran status gizi - Kemanfaatan teoritis + , data primer dan sekunder juga nilai (+) * Data sekunder = pada kasus ini data sekundernya adalah IPK mahasiswa. 3. Judul : Efektivitas pemeriksaan radiologi terhadap deteksi dini penderita stroke. - Yang ingin dicapai → Bagaimana efektivitas pemeriksaan radiologinya berpengaruh thdp deteksi dini penderita stroke? - Bagaimana metodologinya? → dapat dipelajari kemudian. 4. Judul : Pemilihan dan pemakaian antibiotik pada pekerja seks komersial. 43 - Yang ingin dicapai → pemakaian antibiotik untuk apa? Bagaimana mereka memilihnya? - Hipotesisnya apa? - Bagaimana metodologinya? Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi status gizi karyawan FK? - Deduktif : usia, pendidikan, aktivitas fisik, pola makan, pengetahuan tentang gizi, pertimbangkan materi dengan kompetensi mahasiswa. → intinya adalah variabel yang akan diambil oleh peneliti sesuai dengan kompetensinya, Contoh : penilaian status gizi merupakan kompetensi 4 SKD untuk dokter umum. - Induktif : Bagaimana berpengaruhnya variabel-variabel tsb terhadap status gizi? → Caranya dengan mempelajari landasan teori yang ada dan membaca beberapa referensi yang kondisinya sama; variabel dependen nya sama, walaupun variabel independennya tidak sama. Penemuan adalah KEBENARAN, bukan secara : - KEBETULAN - Coba-coba (trial and error) - Intuitif (lamunan) - Spekulasi - Kebiasaan - Kekuasaan - Sering salah Kembali kepada prinsip : - Rasionalitas → sesuai logika dan akal sehat - Empiris → dapat diuji coba beberapa kali dengan hasil sama Tahapan Penelitian - Identifikasi masalahm, pemilihan, perumusan, dan Judul penelitian - Tinjauan Pustaka - Kerangka berpikir - Hipotesis penelitian - Klasifikasi dan Definisi Operasional - Pemilihan instrumen 44 - Rancangan penelitian - Penentuan sampel - Pengumpulan data - Analisis data - Interpretasi hasil - Kesimpulan - Laporan penelitian —> hasil yang dikerjakan setelah penelitian Identifikasi masalah, pemilihan masalah, perumusan masalah, dan judul penelitian Masalah = kesenjangan antara yang seharusnya terjadi dan kenyataan yang ada, misal: informasi, sdm —> menimbulkan masalah/gap, hal itulah yang akan dijadikan tema/topik penelitian Sumber masalah: - Bacaan -> text book, artikel, jurnal, sumber kualitatif - Pertemuan ilmiah -> membahas trend yang baru terjadi dalam lingkungan - Pengalaman -> dalam bidang kedokteran/kesehatan pengalaman adalah hal hal yang terjadi - Pengamatan -> hasil pengamatan bisa pertamakali, lanjutan, maupun advance Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih nmasalah penelitian : - Masalah sesuai dengan kompetensi (sesuai bidang/departemennya) - Masalah mempunyai feasibilitas (gambaran/kondisi yang jelas), masalah harus dapat dipecahkan, memiliki fakta dan data yang lengkap (harus ada data, kalau tidak ada tidak ada yang bisa diambil dan dianalisa), punya metode yang tepat untuk proses pemecahannya, memiliki instrumen (untuk mengukur data yang ada), kondisi memungkinkan (waktu dan biaya), biaya dalam memecahkan masalah - Masalah harus sesuai dengan kualifikasi dan minat peneliti -> biasanya penelitian dosen, kalau mahasiswa udah ada (sesuai dengan derajat ilmiah dan dana) Area penilitian -> semua sama secara observasional 45 - Preklinik -> bisa mengambil data pada beberapa departemen yang dilakukan pada lab, tidak boleh mengambil data pasien. bolehnya menggunakan data sekunder - Klinik -> dilakukan oleh coass, mengambil data dari pasien - Kesehatan Masyarakat -> bisa mengambil semua data yang diperlukan Area penelitian -> Sub-area penelitian -> Topik penelitian Departemen Biologi -> Meneliti sperma -> Beberapa sub-area yang berkaitan dengan sperma tikus (bisa secara observasional/eksperimen) Judul Penelitian Judul yang lengkap memberikan petunjuk (indikasi), informasi tentang : - Jenis penelitian - Masalah dan pertanyan penelitian - Tujuan penelitian (biasanya variabel dicantumkan) - Variabel bebas dan terikat - Objek penelitian - Subjek penelitian - Lokasi/daerah penelitian - Waktu terjadinya masalah (tahun penelitian) Contoh : Gambaran Penderita Gondok Endemik Pada Anak SD di Kecamatan Belkrimin Kabupaten Tulungagung Tahun 2006 - Jenis penelitian : deskriptif -> kalo deskriptif semua harus diperiksa - Pendekatan/jenis penelitian : cross secional, seluruh anak SD di wilayah kecamatan tsb diperiksa serentak - Masalah dan pertanyaan penelitian : berapa berat kejadian gondok endemik pada anak SD di wilayah kec. Belkrimin? -> berapa prevalensinya? - Tujuan penelitian : deskripsi (menggambarkan) keadaan gondok endemik di wilayah kec. Belkrimin - Variabel bebas dan variabel terikat : - -> karna isi hanya gambaran secara deskriptif - Objek penelitian : gondok endemik - Subjek penelitian : anak SD - Lokasi/daerah penelitian : Kec. Belkrimin Kab. Tulungagung - Waktu tahun penelitian : 2006 46 BAB I : Latar Belakang Masalah - Memberikan alasan kenapa penelitian dilakukan - Terdiri dari komponen besar Masalah & Dampak (M&D) Masalah : Gambaran Endemik Gondong di Tulungagung Dampak : Penderita (Siswa SD) - Masalah spesifik (MS) - Apa saja yang sudah dilakukan/diketahui (E = elaborasi) - Apa yang belum dilakukan/diketahui (K = kesenjangan/kontroversi) -> Jumlah penderitanya What is known? What is unknown? What is the aim of our study? Why our study is important? -> mengapa dampak gondok ini merugikan masa depan? apa dampaknya pada gizi, kesehatan, dan IQ mereka? Rumusan Masalah 1) Memeras latar belakang menjadi 1 paragraf kalimat tanya yang efektif dan efisien untuk menyatakan masalah yang diteliti dalam bentuk pertanyaan penelitian Contoh : Bagaimana hubungan antara perilaku merokok dengan penyakit jantung? ->Penyakit jantung bukan suatu variabel yang khas, harus dituliskan secara spesifik penyakit jantung apa yang diteliti, jadi kurang tepat. -> Saran perbaikan : Bagaimana hubungan antara perilaku merokok dengan hipertensi? Proporsi Data dan Cara Berpikir dalam Merumuskan Masalah Penelitian 47 Nasional : kemenkes, riskesdas, penelitian seluruh Indonesia. Provinsi : datanya per provinsi. Kecamatan : datanya per kecamatan. 2) Mengambil sari pati latar belakang menjadi 1 paragraf kalimat yang efektif dan efisien untuk menyatakan masalah yang akan diteliti 3) Masalah/pertanyaan penelitian (M/PP) -> tujuan penelitian (TP) -> hipotesis penelitian (HP) : ‘in line’ Tujuan Penelitian Tujuan penelitian harus sinkron dengan judul penelitian, rumusan masalah dan hipotesis 1) Tujuan umum: 48 - Tujuan yang melingkupi semua tujuan penelitian - Peneliti harus memformulasikan agar semua tujuan penelitian terangkum dalam tujuan umum Contoh : suatu penelitian ingin mengetahui prevalensi diare di kecamatan C pada tahun 2005 serta faktor-faktor yang bernubungan dengan diare. -> Tujuan umum : diketahuinya prevalensi diare di kec. C pada tahun 2005 serta faktor-faktor yang bernubungan dengan diare. 2) Tujuan khusus - Dibuat dalam kalimat berita - Konsisten dengan pertanyaan penelitian - Bersifat khas (menyebutkan variabel penelitian) - Bisa terdapat pertanyaan tambahan, buat tujuan khusus utama dn tujuan khusus tambahan - Bila variabel bebas lebih dari satu, maka tujuan penelitian boleh disatukan BAB II : Landasan Teori A. Tinjauan Pustaka B. Penelitian terkait yang pernah dilakukan -> dari jurnal, google, scopus, ebook, science direct, dll C. Kerangka Teori : gambaran teori yang kita gunakan yang berkaitan dg materi penelitian -> hubungan antar konsep berdasarkan studi empiris 49 *variabel pengganggu : status ekonomi, pengetahuan, psikososial, psikologi D. Kerangka Konsep : konsep yang dipakai sebagai landasan berpikir dalam kegiatan ilmu, berupa uraian naratif dg model diagram - Memberikan dasar konseptual bagi penelitian, apa yang disampaikan (unsur, faktor/variabel yang berhubungan) harus berdasarkan referensi yang diakui kebenarannya -> utk menunjang analisa data yang dikumpulkan - Diagram yang memperlihatkan berbagai variabel dan hubungan antar variabel yang diteliti - Dalam mengukur kerangka konsep, peneliti hendaknya memahami variabel konsep yang hendakndiukur Contoh : Variabel Independen : aktivitas fisik Variabel dependen : status gizi -> apakah status gizi yang tinggi disebabkan oleh aktivitas fisik yang tinggi juga? E. Hipotesis Penelitian - Hipotesis secara umum : hipo (lemah) dan tesis (pernyataan) - Jawaban sementara peneliti thdp pertanyaan penelitian - Berbeda dengan hipotesis statistik : jawaban sementara terhadap uji statistik yang dilakukan Syarat membuat hipotesis yang benar : 50 - Konsisten/ sinkron dengan pertanyaan penelitian - Merupakan kalimat deklaratif (dalam bentuk pernyataan/statement) -> informatif - Hipotesis dibuat hanya untuk penelitian analitik -> harus dapat diuji - Menyebutkan variabel secara spesifik (sederhana, jelas, tegas, terbatas -> tidak menimbulkan perbedaan dalam pengertian dan tidak terlalu luas) Contoh : H0 : Tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi lansia wanita 60-74 tahun Ha : Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi lansia wanita 60-74 tahun BAB III : Metodologi Penelitian A. Jenis penelitian observasional *Desain yang sesuai dengan masalah penelitian deskriptif -> Potong lintang/cross sectional -> data diambil dalam satu waktu. Apabila setelah itu data berubah, kita tidak bertanggungjawab atas hasil setelahnya. B. Lokasi Penelitian -> bisa di klinik, lab, atau lapangan C. Subjek penelitian - Target populasi, populasi yang bisa diakses (accessible population) - Sampling technique - Sample size D. Kriteria 51 1) Kriteria inklusi -> sample sudah bisa digunakan karena sudah memenuhi syrat-syarat yang terkandung - Karakteristik subyek yang menjadi target generalisasi penelitian -> contoh : pada anak SD usia 6-9 tahun - Karakteristik subyek yang berpotensi akan memperoleh manfaat pengobatan (pada uji klinis) -> penelitian pada area klinis - Kesediaan subyek untuk ikut dalam penelitian -> melakukan perjanjian dengan pasien, menjelaskan kondisi apa yang akan kita lakukan, bagaimana caranya, dan bagaimana hasilnya - Subyek yang mempunyai variabel yang akan dikontrol dengan cara homogenisasi -> misal pada hipertensi sedang, mempunyai batas-batas tensi yang harus diambil pada pasien hipertensi sedang. 2) Kriteria eksklusi - Karakteristik subyek yang bila ikut serta dalam penelitian justru akan membahayakan keselamatan subyek. - Subyek yang mempunyai variabel yang akan dikontrol dengan cara restriksi E. Rancangan Penelitian Contoh : cross sectional, case control F. Identifikasi variabel penelitian G. Definisi operasional variabel 52 → definisi dari variabel harus sesuai dengan referensi, tidak boleh membuat/mengarang sendiri. Cara ukur dengan data primer. Hasil ukur juga harus mengambil hasil penelitian orang yang sudah kredibel. Teknik Pengambilan Sampel 53 Contoh : “Hubungan Ketahanan Pangan dan Karakteristik Keluarga dengan Status Gizi Balita Usia 2-5 tahun” - Seleksi Tahap I : Penentuan populasi untuk penelitian -> balita usia 2-5 tahun - Seleksi Tahap II : Penentuan sampel sesuai dengan Kriteria Inklusi dan Eksklusi - Kriteria Inklusi : Ibu, usia 20-40 tahun, mempunyai anak 1-3 orang salah satu balita 2-5 tahun, tidak bekerja, suami bekerja - Penilaian Status Gizi sebagai variabel dependen : antropometri (BB dan TB), TB/umur - Penilaian ketahanan pangan dan karakteristik keluarga sesuai definisi operasional - Desain cross section H. Instrumen penelitian -> kuesioner Tekanan darah diukur dengan sfigmomanometer Data depresi diukur dengan Beck’s Depression Inventory (BDI) Disfungsi diukur dengan The Western Ontario and McMaster University Arthritis Indeks (WOMAC) Data stadium kanker harus didapatkan dari rekam medis (sbg data sekunder) Variabel lainnya diukur melalui kuisioner Summary Penelitian Observasional 54 Analisis Data 1. Univariat -> untuk mendeskripsikan masing-masing variabel 2. Bivariat -> untuk menganalisis hubungan antar dua variabel yaitu variabel bebas danterikat 3. Multivariat -> untuk menganalisis variabel bebas mana di antara variabel yang diteliti, yang paling berpengaruh terhadap variabel tergantung 4. Penentuan uji statistik Contoh : - Efektivitas dari pengobatan diukur dengan ukuran efek. Perbedaan rata-rata antara eksperimen dan kontrol group dilakukan dengan independent T test - Efek random dari level variabel tertinggi pada lower level intercept di estimasi dengan multilevel registri logistik - Asosiasi direct dan indirect antar variabel di analisa dengan path analysis (dalam step spesifikasi model), identifikasi model, model fit, parameter estimasi dan model re-spesifikasi (jika butuh) Statistika Inferensial 55 Daftar Pustaka - Harus up to date, pustaka yang diacu hendaknya sumber acuan primer dan mutakhir (5-10 tahun terakhir), agar sumbangan ilmiah jurnalnya mempunyai makna yang lebih berbobot. - Referensi minimal 20 pustaka, terdiri dari 80% jurnal artikel primer, dan 20% buku literatur. - Peneliti dari artikel tidak harus orang, dapat juga organisasi (misalnya WHO, CDC) - Utama : jurnal-jurnal, sumber primer, full paper - Aturan baku penulisan, konsisten, dan harus disitasi dengan Harvard Style ada vancouver (penomeran) - Di FK UPNVJ menggunakan harvard style, dianjurkan menggunakan mendeley, boleh manual - Bagian dari standard artikel yang dimuat : Peneliti(s); tahun; judul; jurnal; volume; issue/number; nomer halaman awal-akhir; dan DOI (apabila ada). Referensi tidak boleh ditulis dalam italics. Contoh : Demirel H, Arli C, Ozgur T, Inci M, Dokuyucu R (2018). The role of topical Thymoquinone in the treatment of acute otitis externa; an experimental study in rats. J Int Adv Otol. 14(2): 258-289. Doi: 10.5152/iao.2017.4213. 56 57

Tags

research program validity reliability measurement instruments
Use Quizgecko on...
Browser
Browser