Rangkuman Kuliah Program Blok GIS (PDF)

Summary

This document summarizes the lecture notes for the Community Health Oriented Program within the GIS program. It covers topics such as nutrition throughout life cycles, assessing nutritional status, and issues of food security and safety. The summary highlights the importance of improving community health and nutrition.

Full Transcript

RANGKUMAN KULIAH PROGRAM BLOK GIS COMMUNITY HEALTH ORIENTED PROGRAM PA KULIAH PROGRAM ACROMION TIM PENYUSUN Rafi Iqbal Abdullah (2210211062) Daniel Natanael (2210211112) A...

RANGKUMAN KULIAH PROGRAM BLOK GIS COMMUNITY HEALTH ORIENTED PROGRAM PA KULIAH PROGRAM ACROMION TIM PENYUSUN Rafi Iqbal Abdullah (2210211062) Daniel Natanael (2210211112) Aiman Justisi Bahrin Shulchi (2210211115) Berlian Ilyas Oktavian (2210211016) Asma Izzatuz Zahra (2210211040) DAFTAR ISI Gizi dalam Daur Kehidupan 2 Penilaian Status Gizi, Nilai Gizi, dan Angka Kecukupan Gizi 12 Surveilans Gizi 20 Intervensi dan KIE Gizi 26 Keamanan dan Ketahanan Pangan 31 1 Gizi dalam Daur Kehidupan drg. Nunuk Nugrohowati, M.S. Selasa, 30 April 2024 Status gizi rendah dan status kesehatan penduduk bersumber dari kemiskinan → AHH rendah PENDAHULUAN → IPM rendah → Kurang berhasilnya Pembangunan Kesehatan suatu daerah Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun SDM yang berkualitas, sehat, cerdas, produktif. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan suatu daerah dapat dilihat dari gambaran Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Komponen dari IPM adalah Angka Harapan Hidup/AHH (umur panjang dan sehat), Lama pendidikan (pengetahuan) dan Pendapatan penduduk (kehidupan yang layak). Semakin tinggi angka harapan hidup, jumlah penduduk lansia akan semakin besar Pencapaian pembangunan manusia Indonesia yang diukur dengan IPM belum menurun dalam 3 dekade terakhir, walau pada 2017 IPM Indonesia terus meningkat, dari 68.9 pada 2014 menjadi 70.1 pada 2016. Rendahnya IPM sangat dipengaruhi oleh rendahnya AHH, yang dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan status kesehatan penduduk yang bersumber pada kemiskinan. Meningkatkan status gizi masyarakat erat kaitannya dengan upaya peningkatan ekonomi berkurangnya kematian bayi dan anak balita, berkurangnya biaya perawatan untuk neonatus, bayi dan balita, produktivitas meningkat (anak jd sehat, peningkatan kemampuan intelektualitas, berkurangnya biaya karena penyakit kronis, peningkatan kualitas kesehatan) Mengatasi masalah gizi [Problem Solving Oriented] → Identifikasi masalah → GIZI MASYARAKAT Identifikasi seberapa besat masalah FAO / WHO (1982) mengatakan bahwa untuk mengatasi masalah gizi dengan cara yang disebut dengan “Problem Solving Oriented”, dimana Pertama mengidentifikasi masalahnya (what nutrition problem has), lalu seberapa besar masalah (how great the problem is). Status gizi masyarakat dipengaruhi oleh Konsumsi Makanan dan status kesehatan masyarakat. Kedua hal ini dapat ditentukan oleh beberapa faktor: Kultur sosial-ekonomi Sanitasi lingkungan Produksi dan ketersediaan makanan. Pendidikan, Pengetahuan dan pelayanan kesehatan. 2 Status defisiensi gizi dapat terjadi pada makronutrients (Karbohidrat, Protein, lemak), dan mikronutrients (Fe, vit A, vit D, Zn, B12, B6, Asam Folat, Yodium, Selenium, vit C, E, Cu,vit B1, B2, B3). gejala defisiensi vitamin yang terlarut dalam air akan lebih cepat terlihat daripada yang terlarut dalam lemak. Alasan terjadinya defisiensi gizi di masyarakat Kurangnya asupan harian konsumsi makanan Gangguan/disturbance pencernaan, absorpsi, dan pemanfaatan. Peningkatan kebutuhan gizi untuk penyembuhan/reconvalescence, kehamilan, laktasi, dan pertumbuhan SITUASI GIZI MASYARAKAT DI INDONESIA Dari data-data yang sudah dikumpulkan kemudian disusun sebagai the tackling program yang melibatkan: multidisipliner dan instansi yang masing-masing mempunyai perannya. Dukungan dan partisipasi masyarakat, ini sangat penting untuk mendukung program-program yang direncanakan. Beberapa penelitian dalam cakupan gizi membuktikan adanya keterkaitan antara status gizi dan kualitas fisik, mental dan intelektual dari sumber daya manusia. Penyebab langsung kekurangan gizi adalah penyakit/asupan makan yang tidak mencukupi, yg pada akhirnya diakibatkan oleh tidak cukupnya pangan, kesehatan, ataupun perawatan pada tingkat rumah tangga atau masyarakat. Penyebab tidak langsung diantaranya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat akan pentingnya gizi bagi daur kehidupan Status Gizi Masyarakat yang menyebabkan masalah gizi paling sering dialami oleh KELOMPOK RENTAN GIZI. Sampai saat ini ada 4 masalah gizi utama di Indonesia 4 MASALAH GIZI UTAMA Protein Energy Malnutrition (PEM, Deficiency Protein and Energy), KEP. Vitamin A deficiency (VAD, KVA) Endemic goiter (GAKY / IDD): Defisiensi Kronik Asupan Yodium Iron Deficiency Anemia: Asupan kurang dari Fe, Zn, Asam Folat, protein dan lainnya Sejak tahun 1996, kesejahteraan masyarakat Indonesia (terkait dengan masalah kesehatan masyarakat) mulai membaik, terlihat dari kecenderungan mengarah ke doubled nutrition problem, yaitu gizi lebih dan juga masih adanya gizi buruk. Pada usia produktif terlihat pada keadaan hiperlipidemia dan obesitas 3 KELOMPOK RENTAN GIZI Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatan atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya kelompok rentan gizi ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia, oleh sebab itu kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia. Pada kelompok-kelompok umur tsb berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain. Oleh sebab itu apabila terjadi kekurangan zat gizi maka akan timbul gangguan gizi/ kesehatannya. Kelompok Bayi:0-1 Tahun Dalam siklus kehidupan manusia, bayi berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan paling pesat. Bayi lahir sehat, pada umur 6 bulan akan mencapai pertumbuhan BB 2 kali lipat dari berat badan pada saat baru lahir. Untuk pertumbuhan bayi, zat gizi yang sangat dibutuhkan ialah: - Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan. - Calsium (Ca) - Vitamin D tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis maka hal ini tidak begitu menjadi masalah. - Vitamin A dan K yang harus diberikan sejak post natal. - Fe (zat besi) diperlukan karena didalam proses kelahiran sebagian Fe ikut terbuang. Secara alamiah sebenarnya zat-zat gizi tersebut sudah terkandung didalam ASI (air susu ibu), sehingga ASI eksklusif sangat bermanfaat dalam memenuhi zat2 gizi tersebut. Apabila gizi makan ibu cukup baik dan anak diberi ASI pada umur sampai 4 bulan, zat-zat gizi tersebut sudah dapat mencukupi. ASI juga mempunyai keunggulan, yakni mengandung imunoglobulin yang memberi daya tahan tubuh pada bayi, yang berasal dari tubuh ibu. Immunoglobulin ini dapat bertahan pada anak sampai dengan bayi berumur 6 bulan. Pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan lain sampai pada umur 4 bulan ini disebut pemberian ASI eksklusif. Peralihan ASI kepada makanan tambahan (PMT) harus dilakukan sesuai dengan kondisi anatomi dan fungsional alat pencernaan bayi. Setelah masa pemberian ASI eksklusif berakhir maka: - mulai umur 4 bulan bayi diberi makanan tambahan, itupun makanan yang sangat halus - mulai umur 9 bulan sudah dapat diberikan makanan tambahan yang lunak sampai dengan umur 18 bulan 4 - ASI tetap diteruskan dan mulai umur 18 bulan dapat diberikan makanan tambahan agak keras (semisolid) sampai umur 2 tahun. - Umur 2 tahun, ASI diberhentikan, dan sudah dapat diberi makanan orang dewasa. Jumlah makanan tambahan makin lama makin meningkat, sesuai kebutuhan kalori yang diperlukan bayi /anak untuk berkembang. Kelompok Anak Balita Merupakan kelompok umur paling menderita akibat gizi (KKP) dan jumlahnya dalam populasi besar. Kondisi yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain karena: - Anak balita berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa. - Biasanya anak balita sudah mempunyai adik atau ibunya sudah bekerja penuh sehingga perhatian ibu sudah berkurang. - Anak balita sudah mulai main di tanah/sudah dapat main di luar rumahnya sendiri sehingga lebih mudah terpapar dengan lingkungan yang kotor, kondisi ini yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit. - Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan. Apalagi ibunya sudah tidak begitu memperhatikan makanan anak balita karena dianggap sudah dapat makan sendiri. - Adanya posyandu (pos pelayanan terpadu) yang sasaran utamanya adalah anak balita, sangat tepat untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak balita. - Pola makan pada balita Asupan kebutuhan gizi pada balita Asupan makanan sehari untuk balita harus mengandung 10-15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya karbohidrat. Setiap kg berat badan anak memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal. Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena struktur utama pembentuk otak adalah lemak. Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari minyak dan margarine. Kelompok Anak Sekolah 5 Kelompok umur yg mempunyai kesehatan lebih baik dibanding kesehatan anak balita. Masalah-masalah yang sering timbul pada kelompok ini adalah BB rendah, Defisiensi Fe, dan Defisiensi vitamin E. Masalah timbul karena pada usia ini anak sangat aktif bermain, banyaknya kegiatan di sekolah/lingkungan rumah, sering mencoba makanan baru sehingga dapat menyebabkan terjadi penyakit infeksi seperti cacingan dan diare sehingga Kelompok ini terkadang nafsu makan menurun, sehingga konsumsi makanan tak seimbang dengan kalori yang diperlukan. Program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) adalah sangat tepat untuk membina dan meningkatkan gizi dan kesehatan kelompok ini. Anak sekolah adalah kelompok yang sudah terorganisasi shg mudah untuk dijangkau oleh program, kelompok ini adalah kelompok yang mudah menerima upaya pendidikan/penyuluhan, sangat sensitif untuk menerima pendidikan, termasuk pendidikan gizi. Kelompok Remaja Pertumbuhan pada umur ini juga sangat pesat, kegiatan-kegiatan jasmani/olahraga pada kondisi puncaknya. - Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan kegiatannya, akan terjadi defisiensi yang dapat menghambat pertumbuhannya. - Pada anak remaja putri yang mulai terjadi menarche (awal menstruasi) yang berarti mulai terjadi pembuangan Fe. Apbl kekurangan konsumsi makanan, khususnya Fe maka akan terjadi kekurangan Fe (anemia). Upaya membina kesehatan dan gizi kelompok dapat melalui: - Sekolah (UKS) karena kelompok ini pada umumnya berada di bangku SLTP atau SLTA. - Organisasi-organisasi kemasyarakatan, seperti: karang taruna, remaja/pemuda masjid, gereja, dll, karena kelompok pada remaja ini sudah mulai tertarik berorganisasi atau senang berorganisasi. Kelompok Ibu Hamil Ibu hamil berhubungan dengan proses pertumbuhan janin yang dikandungnya dan pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses kehamilan tersebut. Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan ini maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat: - Kebutuhan kalori tambahan bagi ibu hamil sekitar 300-350 kalori per hari. 6 - Kebutuhan protein meningkat dengan 10 gram sehari. - Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi pada ibu hamil perlu ditingkatkan pada suplai vitamin, seperti thiamin, riboflavin, vitamin A - Kebutuhan berbagai mineral, khususnya Fe dan kalsium juga meningkat. Apabila kebutuhan kalori, protein, vitamin, mineral yg meningkat ini tidak dapat dipenuhi melalui konsumsi makanan oleh ibu hamil, akan terjadi kekurangan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat berakibat: - Berat badan bayi pada waktu lahir rendah (BBLR). - Kelahiran prematur (lahir belum cukup umur kehamilan) - Lahir dengan berbagai kesulitan dan lahir mati. - Perhitungan kebutuhan gizi pada ibu hamil - Kebutuhan energi : Metode harrist benedict dan Penambahan kalori → + 180 kkal pada Trimester 1, + 300 kkal pada T2 & T3 - Kebutuhan protein : 1 gr/kg BB/ hari dan Penambahan protein → + 17 gram pada T1-T3 - Kebutuhan lemak : 25-30% dari total kebutuhan energi - Perubahan berat badan pada ibu hamil Ibu Menyusui Air susu ibu (ASI) adalah sumber makanan utama bayi, Untuk menjamin kecukupan ASI bagi bayi, makanan ibu yang sedang menyusui harus diperhatikan. Sekresi ASI rata-rata 800-850 mililiter per hari yang mengandung kalori 60-65 kalori, protein 1,0-1,2 gram, dan lemak 2,5-3,5 gram, ketiganya pada setiap 100 mililiter. Zat-zat ini diambil dari tubuh ibu dan harus digantikan dengan suplai makanan ibu sehari-hari. Untuk itu ibu sedang menyusui perlu tambahan 800 kalori sehari dan tambahan protein 25 gram sehari, diatas kebutuhan bila ibu tidak menyusui. Dalam batas-batas tertentu kebutuhan bayi akan zat-zat gizi ini diambil dari tubuh ibunya tanpa menghiraukan apakah ibunya mempunyai persediaan cukup atau tidak. - Bila konsumsi makanan ibu tidak mencukupi, zat dalam ASI akan terpengaruh, ASI akan tetap memberikan jatah yang diperlukan oleh anak dengan mengambil jaringan ibu, akibatnya ibu akan menjadi kurus. - Bila konsumsi kalsium ibu berkurang, kalsium akan diambil dari cadangan kalsium jaringan ibunya sehingga menyebabkan osteoporosis dan kerusakan gigi (caries dentis). 7 Perhitungan kebutuhan gizi pada ibu menyusui - Kebutuhan energi : Metode harrist benedict, dan Penambahan kalori → + 500 kkal.... 6 bulan pertama, + 550 kkal.... 6 bulan kedua - Kebutuhan protein : 1 gr/kg BB/ hari dan Penambahan protein → + 17 gram - Kebutuhan lemak : 25-30% dari total kebutuhan energi Kelompok Usia Lanjut (Usila-Lansia) Kelompok usia lanjut termasuk kelompok rentan gizi meskipun kelompok ini tidak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, hal ini disebabkan kelompok usia ini mengalami kelainan/gangguan gizi. Pada usia ini manusia sudah mengalami penurunan fungsi organ tubuh maka sering terjadi gangguan gizi, misal: - Pada usila/lansia beberapa gigi atau semuanya telah tanggal terjadi kesulitan mengunyah makanan, apabila makanan tidak diolah sempurna akan terjadi gangguan dalam pencernaan dan penyerapan oleh usus. - Alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun sehingga yang diperlukan adalah makanan yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan. - Makanan yang tidak banyak mengandung lemak pada umumnya mudah dicerna. Kadar serat yang tidak dapat dicerna sebaiknya tidak dikonsumsi oleh usila namun demikian makanan yang mengandung serat yang lain harus banyak, agar dapat melancarkan peristaltik dan dengan demikian melancarkan defekasi (buang air besar). - Keperluan energi pada lansia sudah menurun, oleh sebab itu konsumsi makanan untuk usila secara kuantitas berbeda dengan pada kelompok rentan yang lain, kualitas makanan dalam arti keseimbangan zat gizi harus dijaga. - Kegemukan pada lansia sangat merugikan bagi lansia itu sendiri karena merupakan resiko untuk berbagai penyakit seperti kardiovaskuler, diabetes melitus, hipertensi, dan sebagainya PROGRAM GIZI PADA PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT Pembinaan Gizi MAsyarakat Indikator: - Persentase ibu hamil KEK yang mendapat pemberian makanan tambahan (PMT) 8 - Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet/tab Tambah Darah (TTD) 90 tab selama masa kehamilan - Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif - Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan tambahan - Persentase remaja putri yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) Pembinaan Kesehatan Keluarga Indikator: - Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal keempat - Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) - Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1) STUNTING Program Kesmas juga digunakan untuk menemukan kelainan yang disebabkan oleh substansi integrative: STUNTING. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan karena malnutrisi kronis. Anak 12–24 bulan sangat rentan terjadi masalah gizi stunting. Asupan protein, status ekonomi keluarga dan riwayat penyakit infeksi ditengarai sebagai faktor risiko kejadian stunting. Kasus stunting (anak tumbuh kerdil) di Kabupaten Serang mencapai 33,4 persen, dari 159 ribu bayi usia lima tahun (balita) (2016). Penyebabnya antara lain anak kekurangan asupan gizi dari sejak masa kandungan sampai balita. Konsep penanggulangan stunting: Pencegahan Stunting - Premier: sosialisasi 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) - Sekunder: KUALITAS REMAJA PUTRI. - Tersier: PEMBERDAYAAN ORANG TERDEKAT (SUAMI, ORANG TUA, GURU, REMAJA PUTRA) Penanganan Stunting (Penemuan Kasus Stunting) - Penimbangan bayi - Konseling - Suplementasi Gizi - Pelayanan kes dasar utk anak usia > 2thn Apabila dengan PMT Pemulihan dan konseling masih menunjukkan gizi kurang, atau di puskesmas terbukti sudah terjadi gizi buruk, maka telah terjadi stunting (sudah terlambat penanganan). 9 PEMBERIAN MAKANAN PADA KELOMPOK RENTAN DALAM SITUASI BERAT Permasalahan: - Pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat dan korban bencana adalah kebutuhan pangan, khususnya pemenuhan nilai gizi yang memenuhi standar minimal terutama pada kelompok rentan. - Pada penanganan gizi pada situasi darurat, respons untuk mencegah/memperbaiki kekurangan gizi perlu pencapaian standar minimum dari sisi makanan/pelayanan kesehatan/pasokan air dan sanitasi/hunian dan penampungan - Prinsip dasar yang wajib dipenuhi: meliputi koordinasi, bantuan spesifik, makanan untuk umum berdasarkan pemenuhan 2100 kalori, waktu pendistribusian yang tepat, standarisasi jumlah kebutuhan bahan makanan, partisipasi masyarakat, serta pemantauan dan evaluasi termasuk penetapan target. Adanya standar bantuan gizi untuk kelompok berisiko/rentan, antara lain: - Bayi berumur kurang dari enam bulan harus diberi ASI secara eksklusif atau dalam kasus-kasus khusus dapat diberikan susu pengganti ASI yang tepat dalam jumlah yang memadai. - Anak-anak berumur 6-24 bulan mendapatkan makanan tambahan yang bergizi dan syarat energi. - Perempuan yang hamil atau menyusui prioritas terhadap gizi dan bantuan tambahan - Ibu hamil dan menyusui mendapatkan suplemen Fe setiap hari. - Ibu baru melahirkan dipastikan mendapat kapsul vitamin A sesuai program - Ibu hamil mendapatkan tambahan sejumlah 285 kkal/hari - Ibu menyusui ++ 500 kkal/hari - Pemberian mikronutrien sesuai keadaan kehamilan - Minimal 2.100 kalori terpenuhi - Perhatian khusus diberikan untuk melindungi, meningkatkan dan mendukung perawatan gizi bagi wanita usia subur. - Informasi, pendidikan dan pelatihan yang tepat tentang gizi diberikan kepada para profesional, seperti juru rawat, dan lembaga-lembaga yang bergerak dalam praktek pemberian makan bayi dan anak. - Para lanjut usia mendapatkan makanan yang bergizi dan dukungan gizi yang tepat dilindungi, ditingkatkan, dan didukung, dengan prinsip: 10 - Lansia harus mampu mengakses sumber-sumber pangan termasuk bantuan pangan dengan lebih mudah. - Makanan disesuaikan dengan kondisi lansia serta mudah disiapkan dan dikonsumsi. - Makanan yang diberikan pada lansia harus memenuhi kebutuhan protein tambahan serta vitamin dan mineral. - Keluarga dgn anggota keluarga sakit kronis, termasuk yg menderita HIV/AIDS. Yg mempunyai kecacatan tertentu mempunyai akses terhadap makanan bergizi yang tepat dan dukungan gizi yang memadai. - Dibuat sistem berbasis komunitas untuk menjamin perawatan individu-individu yang rentan secara semestinya. 11 Penilaian Status Gizi, Nilai Gizi, dan Angka Kecukupan Gizi Dr. dr. Dian Kusuma Dewi, M.Gz., Sp.K.K.L.P. Selasa, 7 Mei 2024 Cara Memantau Berat Badan Mandiri Alat: - Timbangan badan digital atau pegas (BB) - Microtoise, stadiometer (TB) Cara pengukuran BB: - Timbangan diletakkan pada permukaan datar dan keras. Skala penimbangan dalam posisi menunjukkan angka nol. - Gunakan pakaian seminimal mungkin, tanpa alas kaki dan semua benda yang dapat menambah beban (perhiasan atau bagian pakaian yang mengandung logam). - Naik ke atas timbangan, berdiri tegak dan pandangan lurus ke depan. - Pemeriksa membaca hasil timbangan dengan posisi berhadapan dengan klien yang diperiksa (membaca hasil timbangan dari arah depan). Cara pengukuran TB: - Lepaskan alas kaki, berdiri di lantai yang datar dengan kaki sejajar, leher, bokong, punggung, dan belakang kepala menyentuh dinding tegak lurus sejajar dengan microtoise. - Lengan diluruskan ke sisi badan dengan santai. - Tarik pita microtoise ke bawah sampai menyentuh puncak kepala, kemudian hasil pemeriksaan dibaca dengan posisi pemeriksa berhadapan dengan orang yang diperiksa. - Jika tinggi badan klien yang diperiksa lebih tinggi dari pemeriksa, pemeriksa naik ke kursi kecil dan lakukan pembacaan hasil berhadapan dengan klien. Indeks Massa Tubuh Cara menghitung IMT: Berat badan (kg) : tinggi badan (m2). Klasifikasi IMT: 12 Perhitungan ini dapat menilai komorbiditas yang dapat terjadi. Orang underweight memiliki risiko rendah untuk penyakit degeneratif, tetapi mungkin akan tinggi risikonya untuk penyakit lain, misalnya ISPA, TB, dll. Kalau orang dengan IMT overweight, sesuai tingkatannya akan meningkat. Pengukuran Antropometri - BB dan TB - LILA, lingkar pinggang, dan lingkar panggul - Komposisi tubuh Prinsip Gizi Seimbang Perlu diketahui: - Jenis kelamin - BB dan TB Berat Badan Ideal Selanjutnya kita cari berat badan ideal: TB - 100 x 90% Misal: Laki-laki 19 tahun, BB 75 kg, TB 160 cm. BB ideal: TB - 100 x 90% = 160 - 100 x 90% = 54 kg. Kebutuhan Energi Kebutuhan kalori yang harus didapat dalam sehari = 30 kkal (laki-laki) atau 25 kkal (perempuan) x BB ideal. Rata-rata orang Indonesia kalau perempuan 1200 - 1500 kkal, laki-laki 1500-1800/2000 kkal. Kalau contoh tadi: 30 kkal x 54 kg = 1620 kkal → 1600 kkal. Kebutuhan Protein 13 Kebutuhan protein yang dihitung dalam sehari: 1-1,5 gram x BB ideal. Contoh tadi: 1–1,5 x 54 = 54 - 81 gram. Tumpeng Gizi Seimbang Prinsip: 1. Membiasakan makan makanan yang beraneka ragam 2. Pola hidup bersih 3. Pola hidup aktif dan olahraga 4. Pantau berat badan Gizi seimbang: - Bagian dasarnya air atau cairan, 8 gelas sehari. Sebaiknya air putih, kalau tidak suka boleh 1 gelasnya diganti jus buah. Boleh teh atau kopi 1 cangkir sehari. - Makanan pokok ada nasi, roti, kentang, umbi-umbian, jagung, mie. Kalau bisa karbohidratnya kompleks. Makanan pokok 3-8 porsi. - Sayuran (3-5 porsi) dan buah-buahan (2-3 porsi) didahulukan. - Protein nabati dan protein nabati 2-3 porsi. - Paling ujung ada zat yang paling sedikit dibutuhkan oleh tubuh, yaitu gula, garam, dan lemak. Isi Piringku 14 - Makanan pokok: ⅔ - Lauk pauk: ⅓ - Sayuran: ⅔ - Buah-buahan: ⅓ Karbohidrat - Dianjurkan sebesar 45-65% total kebutuhan kalori sehari. Mis. 1500 kkal, sekitar 750 kkal karbohidrat. 200 kkal makan pagi, 200 kkal makan siang, 200 kkal makan malam, sisa 150 kkal untuk camilan 2 kali. - Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi atau kompleks. - Makan 3x sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari. - Selingan buah atau makanan lain dapat sebagai bagian dari kebutuhan karbohidrat sehari. Disarankan mengonsumsi karbohidrat kompleks karena simpleks berakibat pada kenaikan drastis gula darah. Kalau karbohidrat kompleks lebih stabil dalam kadar gula darah sehingga insulinnya bisa terjaga dengan baik. 15 Lemak - Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori. - Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah banyak mengandung lemak jenuh dan trans. Contoh lemak jenuh dari gorengan, lemak trans dari kue. - Anjuran konsumsi kolesterol

Use Quizgecko on...
Browser
Browser