Pendidikan Pancasila Buku Siswa SMP/MTs Kelas VII PDF

Document Details

FancierLotus8403

Uploaded by FancierLotus8403

2023

Yayat Suryatna, Ai Tin Sumartini, Devita Puspa Sari, Dwi Indah Mustiko Ningrum

Tags

Pendidikan Pancasila Pancasila Kurikulum Merdeka Pendidikan

Summary

This Indonesian textbook is for SMP/MTs (Junior High School/Middle School) Grade 7 students. It covers the subject of Pancasila, Indonesia's philosophy and ideology. The text emphasizes the application of Pancasila in daily life and aims to develop students' understanding of this important subject matter.

Full Transcript

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2023 PENDIDIKAN PANCASILA Yayat Suryatna Ai Tin Sumartini Devita Puspa Sari Dwi Indah Mustiko Ningrum...

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2023 PENDIDIKAN PANCASILA Yayat Suryatna Ai Tin Sumartini Devita Puspa Sari Dwi Indah Mustiko Ningrum SMP/MTs SMK/MAKKelas Kelas XVII Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Dilindungi Undang-Undang Penaian: Buku ini disiapkan oleh Pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan buku pendidikan yang bermutu, murah, dan merata sesuai dengan amanat dalam UU No. 3 Tahun 2017. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Buku ini merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis atau melalui alamat surel [email protected] diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Penulis Yayat Suryatna Ai Tin Sumartini Devita Puspa Sari Dwi Indah Mustiko Ningrum Penelaah Susan Fitriasari Suhadi Penyelia/Penyelaras Supriyatno Aris Heru Utomo Lenny Puspita Ekawaty Ervina Soia Nida Khoerunnisa Kontributor At. Sugeng Priyatno Yulies Andriana Titik Sulandari Ilustrator Okky Bagus Wahyudi Editor Tri Hartini Editor Visual Tauiq Yuniarto Desainer Suhardiman Penerbit Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Dikeluarkan oleh Pusat Perbukuan Kompleks Kemdikbudristek Jalan RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan https://buku.kemdikbud.go.id Cetak Pertama, 2021 Cetakan Kedua Edisi Revisi, 2023 ISBN 978-623-194-632-4 (no.jil.lengkap) ISBN 978-623-194-633-1 (jil.1 PDF) Isi buku ini menggunakan huruf Noto Serif 10/16 pt, (SIL Open Font License (OFL)). xvi, 200 hlm.: 17,6 × 25 cm. Kata Pengantar Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan ideologi negara harus diinternalisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui gerakan Merdeka Belajar telah berkormitmen untuk terus mengedepankan Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari penguatan proil Pelajar Pancasila. Pendidikan Pancasila dalam Kurikulum Merdeka bertujuan membentuk peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, benalar kritis, dan kreatif. Pembelajaran Pendidikan Pancasila di satuan pendidikan diaplikasikan melalui praktik belajar kewarganegaraan yang berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila, telah disusun buku teks utama Pendidikan Pancasila yang terdiri dari Buku Siswa dan Buku Panduan Guru. Keduanya merupakan salah satu sumber belajar utama untuk digunakan oleh satuan pendidikan pelaksana Kurikulum Merdeka. Buku yang dikembangkan saat ini mengacu pada Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka yang memberikan keleluasaan bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan potensi dan minat peserta didik sesuai karakteristiknya masing-masing. Buku teks utama Pendidikan Pancasila disajikan dalam bentuk berbagai aktivitas pembelajaran untuk mencapai kompetensi dalam Capaian Pembelajaran. Dalam pengembangan buku teks utama Pendidikan Pancasila, Kemendikbudristek berkoordinasi dan bekerja sama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai badan yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang pembinaan ideologi Pancasila. BPIP memiliki kewenangan dalam memastikan muatan pembelajaran Pancasila dalam buku, mencerminkan dan memperkuat nilai-nilai Pancasila yang menjadi landasan ideologi negara. Kerja sama antara Kemendikbudristek dan BPIP dalam pengembangan buku teks utama Pendidikan Pancasila memungkinkan iii pengintegrasian pemahaman yang mendalam tentang Pancasila serta praktiknya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dan bekerja sama dalam proses penyusunan buku teks utama Pendidikan Pancasila. Besar harapan kami agar buku ini dimanfaatkan sebagai pedoman semua satuan pendidikan di seluruh Indonesia dalam upaya melahirkan Pelajar Pancasila. Mari terus menguatkan Pendidikan Pancasila dengan semangat Merdeka Belajar untuk membentuk generasi penerus yang berintegritas, beretika, dan memiliki semangat kebangsaan. Jakarta, Juli 2023 Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim iv Kata Pengantar Salam Pancasila! Pancasila dan nilai-nilai yang dikandungnya merupakan falsafah dasar, pandangan hidup bangsa, dasar negara, ideologi, kekuatan pemersatu bangsa, dan sumber segala hukum negara. Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan “meja statis” yang menyatukan berbagai keragaman yang ada, sekaligus sebagai “bintang penuntun” (leitstar) yang dinamis dengan gerak evolusioner pemikiran manusia. Untuk itu, sudah selayaknya kita, bangsa Indonesia, mengaktualisasikan Pancasila dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi sehingga kelestarian dan kelanggengan Pancasila senantiasa diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Buku Pendidikan Pancasila ini merupakan buku teks utama yang digunakan dalam pembelajaran di seluruh satuan pendidikan jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK/MAK dan bentuk pendidikan sederajat lainnya. Buku ini hadir dalam rangka memperkaya pemahaman ideologi Pancasila. Penyusunan buku teks utama Pendidikan Pancasila ini mengacu pada Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka yang telah diselaraskan dengan Capaian Kompetensi BPIP. Dalam penyusunannya, digunakan buku bahan ajar Pendidikan dan Pembinaan Ideologi Pancasila (PPIP) sebagai salah satu sumber rujukan (referensi). Hadirnya buku bahan ajar tersebut berawal dari arahan Presiden RI, Joko Widodo, yang saat itu didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara RI dalam pertemuan terbatas di Istana Negara pada 22 Februari 2021 dengan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Pada kesempatan itu juga, Presiden Joko Widodo berpesan kembali tentang pentingnya menanamkan nilai Pancasila dengan metode yang menyenangkan bagi peserta didik. Dalam upaya memenuhi harapan Presiden, BPIP bersama Kemendikbudristek melakukan penyusunan bersama buku teks utama Pendidikan Pancasila dengan melibatkan tim penulis yang terdiri atas guru, pakar, serta praktisi bidang pendidikan dan ideologi Pancasila yang mendapatkan peran aktif dari Dewan Pengarah BPIP, Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah, Dewan Pakar BPIP, dan unsur pimpinan lainnya. Buku ini disusun sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 untuk menerapkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dalam sistem pendidikan nasional. Penulisan buku teks utama ini didasarkan pada fakta dan sejarah yang autentik. Buku ini diharapkan menjadi penuntun bagaimana memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila secara kontekstual sehingga v mengembalikan pemahaman yang benar tentang Pancasila. Oleh karena itu, digunakanlah metode pembelajaran Pancasila yang berorientasi pada peserta didik (student-centered learning). Metode ini dapat membuat peserta didik lebih aktif terlibat dalam praktik dan pengalaman ber-Pancasila secara nyata yang selaras dengan Kurikulum Merdeka. Penyampaian materi yang ada di dalam buku ini, mendorong agar para peserta didik dapat mengeksplorasi rasa ingin tahu, kreativitas, serta sikap gotong-royong dalam meneladani Pancasila. Buku teks utama Pendidikan Pancasila ini menggunakan konsep “Tri Pusat Pendidikan” yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara untuk menyentuh seluruh warga sekolah, anggota keluarga di rumah, dan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) terkait di lingkungan masyarakat agar terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Buku ini mengandung pesan bahwa pembinaan ideologi Pancasila, khususnya bagi generasi penerus, sejatinya merupakan tanggung jawab yang harus dipikul bersama, secara bergotong- royong, demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pengaktualisasian Pancasila dalam kehidupan sehari- hari memang diyakini mampu mewujudkan negara Indonesia yang lebih baik. Kepada semua pihak, baik dari BPIP, Kemendikbudristek, dan pihak lainnya yang telah bergotong-royong dengan tekun sedari awal menyusun buku teks utama Pendidikan Pancasila untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK/MAK dan bentuk pendidikan sederajat lainnya, saya haturkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rida dan rahmat-Nya kepada seluruh masyarakat Indonesia. Jakarta, Juni 2023 Kepala, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. vi Prakata Buku teks Pendidikan Pancasila ini adalah salah satu sumber belajar bagi peserta didik. Materi pada buku ini disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka. Penulisan buku ini bertujuan untuk menyediakan bahan bacaan yang tepat sehingga dapat meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang Pendidikan Pancasila, khususnya bagi peserta didik di kelas VII jenjang SMP dan MTs. Materi pada buku ini disusun berdasarkan Capaian Pembelajaran yang telah diturunkan menjadi tujuan pembelajaran. Buku ini adalah satu rangkaian dengan buku teks yang digunakan untuk kelas VIII dan IX. Keunggulan buku ini adalah bahasanya yang mudah dipahami dan disajikan secara sistematis. Selain itu, buku ini dilengkapi dengan ilustrasi dan contoh kasus yang dapat membantu peserta didik memahami topik dengan lebih baik. Buku ini juga merupakan buku yang berbasis aktivitas belajar di mana peserta didik dapat mempraktikkan aktivitas pembelajaran di kelas. Penulis berharap peserta didik dapat memanfaatkan buku ini sebagai sumber pengetahuan dan wawasan yang bermanfaat. Semoga buku ini dapat memberikan solusi bagi masalah-masalah yang dihadapi peserta didik dan dapat menjadi inspirasi dalam menjalani kehidupan, khususnya memahami materi Pendidikan Pancasila di masa sekarang. Jakarta, Mei 2023 Tim Penulis vii Daftar Isi Kata Pengantar.................................................................................................................iii Kata Pengantar.................................................................................................................. v Prakata.............................................................................................................................. vii Daftar Isi.......................................................................................................................... viii Daftar Tabel........................................................................................................................ x Daftar Gambar..................................................................................................................xi Fitur-Fitur di Buku........................................................................................................ xiii BAB 1 - Sejarah Kelahiran Pancasila............................................................ 1 A. Kelahiran Pancasila dalam Sidang BPUPK......................................................... 6 B. Perumusan Pancasila oleh Panitia Sembilan..................................................16 C. Proklamasi dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.....................20 Uji Kompetensi.................................................................................................................33 Pengayaan.........................................................................................................................37 Releksi...............................................................................................................................38 BAB 2 - Penerapan Nilai-Nilai Pancasila.....................................................39 A. Makna Sila-Sila Pancasila.....................................................................................43 B. Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat.............................56 C. Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.........59 Uji Kompetensi.................................................................................................................61 Pengayaan.........................................................................................................................66 Releksi...............................................................................................................................66 BAB 3 - Patuh Terhadap Norma...................................................................69 A. Manusia sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa, Makhluk Individu, dan Makhluk Sosial................................................................................................72 B. Pengertian Norma..................................................................................................75 C. Macam-Macam Norma..........................................................................................78 D. Mari Bertindak Sesuai Norma.............................................................................87 Uji Kompetensi.................................................................................................................97 Pengayaan.......................................................................................................................103 Releksi.............................................................................................................................103 viii BAB 4 - Keberagaman Bangsa Indonesia dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika.................................................................................105 A. Makna Persatuan dalam Keberagaman..........................................................109 B. Persatuan dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan dalam Kehidupan Bermasyarakat......................................114 C. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial dan Keberagaman................128 D. Tantangan dan Sikap terhadap Pengaruh Perubahan Budaya Tingkat Lokal, Nasional, dan Global................................................................131 E. Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika..................................136 Uji Kompetensi...............................................................................................................137 Pengayaan.......................................................................................................................141 Releksi.............................................................................................................................142 BAB 5 - Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia...........................143 A. Makna Negara dan Unsur-Unsur Negara.......................................................148 B. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia............................................152 C. Indonesia sebagai Negara Kesatuan...............................................................160 D. Upaya Menjaga Keutuhan Wilayah..................................................................166 Uji Kompetensi...............................................................................................................174 Pengayaan.......................................................................................................................178 Releksi.............................................................................................................................178 Glosarium........................................................................................................................180 Daftar Pustaka...............................................................................................................183 Daftar Kredit Gambar.................................................................................................185 Indeks...............................................................................................................................188 Proil Pelaku Perbukuan.............................................................................................192 ix Daftar Tabel Tabel 1.1 Asesmen Awal............................................................................................. 5 Tabel 1.2 Biograi Tokoh Anggota BPUPK............................................................12 Tabel 1.3 Sidang Panitia Sembilan.........................................................................19 Tabel 2.1 Menganalisis Keberagaman Agama....................................................46 Tabel 2.2 Menyimpulkan Pendapat Arti Penting dan Penerapan Nilai Persatuan....................................................................................................50 Tabel 2.3 Menerapkan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat..........................................................................................58 Tabel 3.1 Peran positif sebagai makhluk individu dan makhluk sosial....74 Tabel 3.2 Perilaku Sesuai Norma dan Perilaku Tidak Sesuai Norma..........96 Tabel 4.1 Keberagaman suku bangsa..................................................................117 Tabel 4.2 Asal wilayah suku bangsa....................................................................119 Tabel 4.3 Keberagaman agama di Indonesia....................................................122 Tabel 5.1 Asesmen awal..........................................................................................147 Tabel 5.2 Unsur-Unsur negara..............................................................................151 Tabel 5.3 Bentuk Negara berdasarkan UUD yang berlaku...........................166 x Daftar Gambar Gambar 1.1 Suasana pembukaan sidang BPUPK. Tampak hadirin sedang mendengarkan nasehat Saikoo Sikikan ke-16 (Panglima Balatentara Jepang di Jawa), 28 Mei 1945...................3 Gambar 1.2 Ir. Sukarno................................................................................................3 Gambar 1.3 Serangan Jepang ke Pangkalan Militer Amerika Serikat di Pearl Harbour....................................................................................7 Gambar 1.4 Gedung Pancasila di Jalan Pejambon No. 6 Jakarta......................9 Gambar 1.5 dr. K.R.T. Radjiman Wedjodiningrat................................................11 Gambar 1.6 Sidang BPUPK Perumusan Dasar Negara......................................13 Gambar 1.7 Pidato Ir. Sukarno pada rapat BPUPK.............................................15 Gambar 1.9 Piagam Jakarta......................................................................................18 Gambar 1.10 RP Soeroso Tjondronegoro.................................................................20 Gambar 1.11 Ki Hadjar Dewantara...........................................................................21 Gambar 1.12 Husein Mutahar...................................................................................23 Gambar 1.13 Drs. Mohammad Hatta........................................................................25 Gambar 1.14 Rumah Rengasdengklok.....................................................................26 Gambar 1.15 Teks Proklamasi yang ditulis tangan oleh Ir. Sukarno..............27 Gambar 1.16 Teks Proklamasi yang ditik oleh Sayuti Melik..............................28 Gambar 1.17 Pengibaran Bendera Merah Putih pada tanggal 17 Agustus 1945 di depan rumah Ir. Sukarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta............................................................................29 Gambar 1.18 Suasana sidang PPKI, Agustus 1945..................................................31 Gambar 2.1 Garuda Pancasila..................................................................................42 Gambar 2.2 Bintang....................................................................................................44 Gambar 2.3 Ilustrasi Keberagaman Agama..........................................................45 Gambar 2.5 Ilustrasi Penerapan Nilai Kemanusiaan.........................................47 Gambar 2.4 Rantai.......................................................................................................47 Gambar 2.7 Ilustrasi Persatuan dalam Keberagaman Budaya........................49 Gambar 2.6 Pohon Beringin......................................................................................49 Gambar 2.8 Kepala Banteng......................................................................................51 Gambar 2.9 Ilustrasi Kegiatan Musyawarah........................................................52 Gambar 2.10 Kapas dan Padi......................................................................................54 Gambar 2.11 Ilustrasi Penerapan Nilai Keadilan Sosial......................................54 xi Gambar 3.1 Interaksi sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia.............74 Gambar 3.2 Beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.....80 Gambar 3.3 Berani jujur............................................................................................82 Gambar 3.4 Budayakan antre...................................................................................83 Gambar 3.5 Anak di bawah umur dilarang berkendara..................................85 Gambar 3.6 Aksi cium tangan wasit pemain Timnas Indonesia U-12 tuai pujian...............................................................................................87 Gambar 4.1 Rumah adat suku Baduy.................................................................. 115 Gambar 4.2 Suku Minangkabau memiliki ciri khas yang berbeda dalam berbusana............................................................................... 116 Gambar 4.3 Batik tulis merupakan salah satu karya suku Jawa................. 116 Gambar 4.4 Suku Bali sangat kaya akan karya budaya................................. 117 Gambar 4.5 Masjid sebagai rumah ibadah umat Islam................................. 119 Gambar 4.6 Gereja sebagai rumah ibadah umat Kristen.............................. 119 Gambar 4.7 Gereja Katedral sebagai rumah ibadah umat Katolik............. 120 Gambar 4.8 Pura sebagai rumah ibadah umat Hindu.................................... 120 Gambar 4.9 Vihara/Wihara sebagai rumah ibadah umat Buddha............. 120 Gambar 4.10 Klenteng Ma Co Po sebagai rumah ibadah umat Khonghucu.......................................................................................... 120 Gambar 4.11 Permainan tarik tambang............................................................... 126 Gambar 5.1 Pengibaran bendera Merah Putih di wisata Klangon, Sleman pada 17 Agustus 2021....................................................... 146 Gambar 5.2 Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia......................... 152 Gambar 5.3 Perairan Indonesia............................................................................ 157 Gambar 5.4 Batas Wilayah Udara Negara.......................................................... 159 Gambar 5.5 Istana Merdeka................................................................................... 161 Gambar 5.6 Gedung DPR dan MPR RI................................................................. 163 Gambar 5.7 Konferensi Meja Bundar di Den Haag Belanda......................... 164 Gambar 5.8 Kampung Halaman........................................................................... 167 Gambar 5.9 Saling rukun sesama anggota keluarga....................................... 171 Gambar 5.10 Gotong royong kebersihan kelas................................................... 172 Gambar 5.11 Ronda malam...................................................................................... 172 xii Fitur-Fitur di Buku Tujuan Pembelajaran Suatu hasil yang diharapkan dari Tujuan Pembelajaran Pada bab ini kalian akan memahami tentang sejarah kelahiran Pancasila, proses pembelajaran. Rumusan tujuan yaitu mendeskripsikan kelahiran Pancasila dalam sidang BPUPK (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan), mendeskripsikan perumu- san Pancasila oleh Panitia Sembilan, mendeskripsikan proklamasi dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. pembelajaran merujuk pada sejumlah kompetensi pada aspek pengetahuan, Kata Kunci Kelahiran Pancasila Perumusan Pancasila Penetapan Pancasila keterampilan, dan sikap. Peta Konsep Kata Kunci Kelahiran Pancasila dalam Sidang BPUPK Kata kunci adalah sejumlah kata yang sering Sejarah Kelahiran Perumusan Pancasila oleh Pancasila Panitia Sembilan muncul atau dibahas dalam bab materi. Proklamasi dan Penetapan Pancasila sebagai Peta Konsep Dasar Negara Peta konsep adalah peta kumpulan materi 2 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII utama yang akan dipelajari peserta didik. e. Nilai-nilai apa yang tampak dari pengalaman proyek mind mapping bersama anggota kelompokmu? Pengayaan/Remedial Pengayaan Untuk memperdalam pemahaman tentang sejarah kelahiran Pancasila kalian dapat menyimak materinya dari kode respons cepat berikut. Pengayaan diberikan kepada peserta didik Pindai Aku yang sudah melampaui kompetensi yang Buku Referensi Pendidikan dan Pembinaan Ideologi Pancasila Kelas VII. https://buku.kemdikbud.go.id/katalog/ disebutkan pada tujuan pembelajaran. pendidikan-dan-pembinaan-ideologi- pancasila-untuk-smpmts-kelas-vii Video YouTube Kata Pencarian “Karikatur Sejarah Pancasila” Remedial adalah upaya untuk meningkatkan kompetensi peserta didik agar mencapai Releksi 1. Berilah tanda centang ( ) pada gambar yang mewakili perasaanmu tujuan pembelajaran. setelah mempelajari materi sejarah kelahiran Pancasila. Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 37 xiii maaf” kepada sesama karena dianggap kata yang sepele dan tak bernilai. Padahal jika kita menerapkan penggunaan kata “tolong, terima kasih, dan maaf” ke sesama secara ikhlas akan memberikan efek positif dalam kehidupan masyarakat. Kebiasaan kecil mengucapkan “tolong, terima kasih, dan maaf” kepada sesama mempererat hubungan persaudaraan. Dari cerita di atas, perilaku baik apa yang bisa kalian contoh? Dapatkah kalian menerapkan perilaku baik tersebut setiap hari? Asesmen Awal 1. Apa yang dimaksud manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial? 2. Menurut kalian, apa saja syarat berlakunya norma dan aturan di dalam kehidupan masyarakat? 3. Apa saja norma yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal kalian? 4. Mengapa norma hukum menjadi norma paling tegas dalam kehidupan bermasyarakat? 5. Tuliskan satu contoh tindakan sesuai norma yang menggambarkan hubungan antara manusia dengan alam! A. Manusia sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa, Makhluk Individu, dan Makhluk Sosial Ayo, Membaca Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna sebab manusia diberikan karunia oleh Tuhan berupa akal dan pikiran. Setiap manusia yang terlahir memiliki ciri khas masing-masing yang membedakan dirinya dengan manusia lain, meskipun terlahir dari satu keluarga. Sesuai sifat kodratnya tiap manusia memiliki kedudukan sebagai makhluk monodualis yaitu makhluk individu dan makhluk sosial. Berikut ini penjelasan lebih lanjut. 72 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Aktivitas Aktivitas pembelajaran berupa sejumlah kegiatan yang dilaksanakan selama proses Ayo, Mengamati pembelajaran. Amatilah lingkungan sekitar sekolah atau rumah kalian! 1. Fakta yang ada di lingkungan sekitar Aspek Jumlah Sebutkan Suku Agama Pengguna bahasa daerah Pekerjaan Hobi 2. Apakah ada nilai positif dari perbedaan atau perubahan sosial yang kalian rasakan? Jelaskan! 3. Apakah ada dampak positif dari perbedaan atau perubahan sosial yang kalian rasakan? Jelaskan! 4. Bagaimana kalian mengambil sikap terhadap hal tersebut? E. Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan atau motto nasional Indonesia yang berarti “berbeda-beda (tetapi) tetap satu jua”. Semboyan ini menggambarkan makna pentingnya persatuan dalam keberagaman yang ada di Indonesia. Dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, keberagaman merujuk pada banyaknya perbedaan yang ada di Indonesia, baik dari segi suku, agama, budaya, bahasa, maupun ras. Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa yang memiliki kebudayaan, bahasa, dan adat istiadat yang berbeda-beda. Selain itu, Indonesia juga memiliki beragam agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, dan kepercayaan-kepercayaan tradisional yang masih dijalankan oleh sebagian masyarakat. Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan tersebut, keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan pentingnya menghargai, menghormati, dan menerima perbedaan satu sama lain. Keberagaman juga 136 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Uji Kompetensi A. Pilihan Ganda Uji Kompetensi Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d. 1. Para ahli menyatakan pendapat yang beragam tentang negara tergantung sudut pandangnya masing-masing. Akan tetapi, pada dasarnya negara Kegiatan untuk mengukur ketercapaian itu memiliki unsur-unsur yang mutlak harus ada, karena jika salah satu unsur tidak ada bukanlah negara. Unsur-unsur tersebut merupakan unsur konstitutif atau secara de facto, yaitu negara memiliki …. a. wilayah darat, laut, dan udara tujuan pembelajaran. b. kekuasaan bekerja sama dengan negara lain c. rakyat, pemerintah yang berdaulat, wilayah d. pengakuan dari negara lain 2. Dalam sidang BPUPK para pendiri negara bermusyawarah untuk menentukan bentuk negara. Terdapat perbedaan pendapat di antara para tokoh. Ada yang berpendapat bentuk negara kesatuan, tetapi juga ada yang berpendapat sebaiknya negara Indonesia merupakan negara kesatuan. Tokoh-tokoh BPUPK yang berpendapat bentuk negara kesatuan adalah.... a. Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Soepomo b. Drs. Mohammad Hatta, Mr. Muhammad Yamin, Ir. Sukarno c. Mr. Soepomo, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Muhammad Yamin d. Mr. Muhammad Yamin. Mr. Soepomo, Ir. Sukarno 3. Ketika Indonesia merdeka, masih ada negara yang belum mengakui kedaulatan negara Indonesia. Belanda dan Sekutunya melakukan serangkaian agresi militer di berbagai daerah. Untuk mempertahankan kemerdekaan, perjuangan bangsa Indonesia dilakukan baik secara fisik dengan peperangan di medan perang, maupun perjuangan melalui perdamaian atau perjanjian. Belanda baru mengakui kemerdekaan Indonesia melalui.... a. Perjanjian Linggarjati b. Konferensi Meja Bundar Bab 5 | Wilayah Negara Kesatuan 121 xiv Glosarium adat : gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai budaya, kebiasaan, hukum adat, norma masyarakat yang berguna untuk mengatur tingkah laku manusia dalam suatu Glosarium kelompok adat tertentu agama beradab : kepercayaan/keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa : kehalusan budi pekerti, kesopanan, atau akhlak seseorang Bagian ini memuat penjelasan khusus budaya : tata cara hidup yang berkembang dalam diri sekelompok dasar negara orang dan diwariskan dari generasi ke generasi : dasar aturan yang mengatur dan menjadi pedoman jalannya penyelenggaraan negara kumpulan daftar kata atau istilah penting demografi : ilmu yang mengkaji tentang ukuran, struktur, dan distribusi kependudukan seperti tingkat kelahiran, perpindahan penduduk, kematian, dan lain sebagainya yang tersusun secara alfabet untuk diskriminasi : perbedaan perlakuan yang dilakukan terhadap seseorang mendeinisikan bidang pengetahuan atau sekelompok orang yang dianggap tidak seimbang dokuritsu : bahasa Jepang dari Panitia Persiapan Kemerdekaan zyunbi iinkai Indonesia dokuritsu : bahasa Jepang dari Badan Penyelidik Usaha-usaha zyunbi tyoosakai etika Persiapan Kemerdekaan : tata cara atau kebiasaan manusia dalam bertindak tertentu. berdasarkan kebenaran dan kebaikan dalam kehidupan sosialnya evaluasi : kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menentukan nilai dari suatu hal atau capaian tertentu genetik : asal mula garis keturunan globalisasi : adanya proses pertukaran pandangan dunia, pemikiran, aspek budaya, produk horizontal : garis atau bidang yang ada pada posisi mendatar 180 Daftar Pustaka Basmatulhana, Hanindita. 2022. Keteladanan dari Tokoh Nasional dalam Mewujudkan Nilai Pancasila. https://www.detik.com/edu/ detikpedia/d-6267935/keteladanan-dari-tokoh-nasional-dalam- mewujudkan-nilai-Pancasila Budiardjo, Miriam. 2007. Dasar-dasar Ilmu Politik. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Erwin, Muhamad. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Daftar Pustaka Jakarta: Refika Aditama. Fauzi, Ahmad. 2020. Pancasila Konteks Sejarah, Filsafat, Ideologi Nasional, dan Ketatanegaraan Republik Indonesia. Jawa Timur: Madani Media. Memuat daftar referensi yang digunakan, Giddens, Anthony. 1986. Kapitalisme dan Teori Sosial Modern: Suatu Analisis Karya Tulis Marx, Durkheim, dan Max Weber. Diterjemahkan oleh Soeheba Kramadibrata, Jakarta: UI-Press. Givari, Hilwan dkk. 2022. Pendidikan dan Pembinaan Ideologi Pancasila untuk baik berupa buku, jurnal, peraturan, SMP/MTs kelas VII. Jakarta: BPIP dan Kemendikbudristek. Hatta, Mohammad. 1970. Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Jakarta: Tintamas. Kardiman, Yuyus. 2010. Norma Bukan Untuk Dilanggar. Jakarta Timur: PT undang-undang, atau situs online. Multazam Mulia Utama. Kusuma, RM. AB. 2004. Lahirnya Undang-Undang Dasar. Depok: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia Laning, Vina Dwi dan Endar Wismulyani. 2009. Masyarakat: Sendi Dasar Kehidupan Berbangsa. Surabaya: PT JePe Press Media Utama. Mangku, Dewa Gede Sudika. 2020. Pengantar Ilmu Hukum. Klaten: Lakeisha. Manus, MPB dkk. 1993. Tokoh-tokoh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Proyek Inverntarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Marwati Djoened Poesponegoro. Nugroho Notosusanto. 2015. Sejarah nasional Indonesia VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia, ±1942. Jakarta: Balai Pustaka. 185 xv KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2023 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Penulis: Yayat Suryatna dkk. ISBN: 9978-623-194-633-1 (jil.1 PDF) Bab 1 Sejarah Kelahiran Pancasila Tahukah kalian mengenai sejarah kelahiran Pancasila sebagai dasar negara? Tujuan Pembelajaran Pada bab ini kalian akan memahami tentang sejarah kelahiran Pancasila, yaitu mendeskripsikan kelahiran Pancasila dalam sidang BPUPK (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan), mendeskripsikan perumu- san Pancasila oleh Panitia Sembilan, mendeskripsikan proklamasi dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Kata Kunci Kelahiran Pancasila Perumusan Pancasila Penetapan Pancasila Peta Konsep Kelahiran Pancasila dalam Sidang BPUPK Sejarah Kelahiran Perumusan Pancasila oleh Pancasila Panitia Sembilan Proklamasi dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara 2 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Gambar 1.1 Suasana pembukaan sidang BPUPK. Tampak hadirin sedang mendengarkan nasehat Saikoo Sikikan ke-16 (Panglima Balatentara Jepang di Jawa), 28 Mei 1945 Sumber: Arsip Nasional/BPUPK 1. Selamat atas keberhasilan kalian diterima di sekolah baru pada jenjang pendidikan SMP. Tentu saja kalian bertemu dengan lingkungan baru, guru- guru baru, serta teman-teman yang baru pula. Kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya kalian mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke Gambar 1.2 Ir. Sukarno Sumber: Domain Publik, https:// jenjang yang lebih tinggi. id.wikipedia.org/ Materi pertama yang akan kalian pelajari Ir. Sukarno lahir pada 6 Juni 1901 dengan nama lengkap adalah tentang sejarah kelahiran Pancasila. Pada Koesno Sosro Soekarno. bagian ini kalian akan membahas tentang kelahiran Ayahnya bernama Sukemi dan ibunya bernama Pancasila dalam sidang BPUPK, perumusan dasar Ida Ayu Nyoman Rai. Ia negara oleh Panitia Sembilan, pembentukan menempuh pendidikan di Europeesche Lagere Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), School (1914), HBS (1921), THS di Bandung (1927). Ir. detik-detik Proklamasi, serta penetapan Pancasila Sukarno mendirikan Partai sebagai dasar negara. Nasional Indonesia bersama teman-temannya. Pada Masih ingatkah kalian materi tentang Pancasila masa pendudukan Jepang, Ir. Sukarno memimpin sebagai dasar negara sewaktu di SD/MI? Apa arti Poetra dan Jawa Hokokai. Ia Pancasila? Dalam mempersiapkan dasar negara juga menjabat ketua Tjhuo Sangi-In. Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 3 Indonesia merdeka dalam sidang BPUPK pada 1 Juni 1945, Sukarno berpidato bahwa “Pancasila: Sila artinya asas atau dasar dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.” Inilah untuk pertama kalinya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka diperkenalkan secara eksplisit dan jelas oleh Sukarno di sidang BPUPK pada 1 Juni 1945. Coba kalian sebutkan bunyi sila-sila dalam Pancasila itu! Bagus kalau kalian masih hafal, namun bukan hanya hafal bunyi sila-sila dalam Pancasila saja, ya. Kita perlu memahami sejarah kelahiran Pancasila dalam sidang BPUPK, perumusan Pancasila oleh Panitia Sembilan, serta proklamasi dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Nah, untuk memahami materi ini, ayo, kita nyanyikan dengan khidmat lagu wajib nasional berikut ini! Ayo, Menyanyi GARUDA PANCASILA Ciptaan Sudharnoto Garuda Pancasila Akulah pendukungmu Patriot proklamasi Sedia berkorban untukmu Pancasila dasar negara Rakyat adil makmur sentosa Raky Pribadi bangsaku Ayo maju maju Ayo maju maju Ayo maju maju 4 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Setelah menyanyikan lagu wajib nasional berjudul “Garuda Pancasila” yang diciptakan oleh Sudharnoto tersebut, pahami apa makna yang terkandung di dalam lagu itu? Apa kedudukan Pancasila dalam lagu tersebut? Apa nilai- nilai dan semangat yang terkandung dalam lagu itu? Bagaimana sikap yang akan kalian tunjukkan sesuai dengan nilai-nilai dalam lagu tersebut? Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil jerih payah perjuangan para pendiri bangsa dalam merumuskan dan menetapkannya. Dasar negara merupakan fondasi sebuah negara. Oleh karena itu, negara akan kokoh apabila fondasinya kuat. Asesmen Awal Sebelum memahami materi pokok mengenai kelahiran Pancasila dalam sidang BPUPK, perumusan Pancasila oleh Panitia Sembilan, serta proklamasi dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Silakan kalian kerjakan terlebih dahulu asesmen awal berikut ini. Tabel 1.1 Asesmen Awal Pertanyaan Jawaban Apa yang kalian pahami tentang sejarah kelahiran Pancasila? Bagaimana bunyi sila-sila dalam Pancasila? Bagaimana lambang-lambang dari tiap sila Pancasila? Siapa yang memberi nama dasar negara dengan Pancasila? Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 5 Pertanyaan Jawaban Bagaimana proses penetapan Pancasila sebagai dasar negara? Apakah kalian dapat menjawab semua pertanyaan di atas? Selamat dan sukses jika kalian mampu menjawabnya dengan benar. Untuk lebih memahaminya, marilah kita simak uraian penyajian materi dan lakukan aktivitas pembelajaran berikut ini! A. Kelahiran Pancasila dalam Sidang BPUPK 1. Pembentukan BPUPK Sekilas Info Ayo, Membaca Mengapa Jepang Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan Menyerang Amerika Serikat? yang sangat panjang. Belanda menguasai Sejak akhir 1930-an, Jepang Indonesia kurang lebih selama 350 tahun dan dibuat tidak nyaman dengan berpindah tangan pada kekuasaan Jepang kebijakan luar negeri Amerika Serikat di Pasiik. Ketegangan selama 3,5 tahun. Bagaimana latar belakangnya di antara kedua negara semakin memuncak saat AS hingga harus berpindah tangan dari penjajahan menghentikan perjanjian kolonial Belanda kepada kekuasaan Jepang? perdagangan dengan Jepang. Sedangkan Jepang, yang Untuk menjawabnya tentu kita harus kembali telah menduduki Indochina, mengingat sejarahnya. bersekutu dengan Blok Poros (Jerman dan Italia). Pada awal 1940, Angkatan Laut AS telah Pada tanggal 8 Desember 1941, Jepang ditempatkan di Pearl Harbour, menyerang pangkalan armada Amerika yang terletak di Pulau Oahu, Hawaii. Sejak itu, AS terus Serikat di Kota Pearl Harbour Pulau Hawai. menambah ketersediaan Penyerangan tersebut mengakibatkan pecah kapalnya di Pearl Harbour hingga menjadi pangkalan Perang Pasiik atau Perang Asia Timur Raya utamanya di Pasiik. Pada 7 Desember 1941, puluhan karena Jepang ingin merebut semua negara di pesawat Jepang tiba-tiba seluruh Asia Timur dan Asia Tenggara termasuk menyerang Pangkalan Angkatan Laut AS di Pearl wilayah Indonesia. Pada saat itu, Indonesia Harbour. dikuasai Belanda yang masih bernama Hindia Sumber: Verelladevanka Adryamarthanino, www.kompas. com, 2022. Belanda. 6 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Coba amati gambar berikut! Gambar 1.3 Serangan Jepang ke Pangkalan Militer Amerika Serikat di Pearl Harbour Sumber: Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Kemendikbud 2017. Ayo, Menganalisis 1. Apa yang kalian pahami dari gambar di atas? 2. Mengapa Jepang menghancurkan pangkalan militer Amerika Serikat? 3. Bagaimana dampak dari peristiwa tersebut? Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 7 Ayo, Membaca Bacalah kembali paparan materi berikut ini! Setelah melakukan serangan terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour, selanjutnya Jepang menyerbu kawasan Asia Tenggara termasuk wilayah Indonesia yang tidak terbendung oleh tentara Belanda dan Sekutu. Oleh karena itu, pada tanggal 8 Maret 1942 panglima tentara Hindia Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Sejak saat itulah masa pendudukan Jepang di wilayah Indonesia dimulai. Semula rakyat Indonesia menyambut gembira atas kedatangan Jepang yang akan membebaskan kita dari penjajahan Belanda. Jepang selalu mengaku sebagai saudara tua yang sama-sama bangsa Asia dan menamakan dirinya Nippon dengan mendirikan “Gerakan Tiga A”, yaitu Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, dan Nippon pemimpin Asia. Akan tetapi, setelah menduduki tanah air kita, tentara Jepang melakukan tindakan-tindakan yang tidak berperikemanusiaan bahkan dianggap lebih kejam dibandingkan masa penjajahan Belanda. Sementara itu, pihak Amerika Serikat dan Sekutunya yang dahulu kalah perang menghadapi Jepang, mulai melancarkan aksi balasannya hingga Jepang mulai menderita kekalahan. Tanggal 7 September 1944, Jepang mulai berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia, yang bunyinya, “Hindia Timur akan dimerdekakan di kemudian hari.” Yang dimaksud Hindia Timur adalah Indonesia. Makna ‘di kemudian hari’ tentu tidak jelas kapan waktunya, bahkan langkah-langkah menuju kemerdekaan pun tidak tampak. Serangan demi serangan tentara Amerika Serikat dan Sekutunya terus dilakukan sehingga Jepang meminta bantuan rakyat Indonesia dalam menghadapi serangan Amerika Serikat tersebut. Jepang memberikan janjinya yang kedua akan memerdekakan Indonesia. Sebagai buktinya, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan disingkat BPUPK atau Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai pada tanggal 1 Maret 1945. Badan ini dibentuk oleh pemerintah Militer Angkatan Darat ke-16 Jepang yang hanya memiliki wewenang untuk Jawa dan Madura saja, bukan untuk seluruh Indonesia, sedangkan wilayah Sumatra yang dipimpin oleh Pemerintahan Militer Angkatan Darat ke-25 Jepang baru diizinkan mendirikan BPUPK pada 8 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII tanggal 25 Juli 1945. Badan Penyelidik ini dilantik pada tanggal 29 April 1945 untuk menyelidiki usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mempersiapkan kemerdekaan. Anggota BPUPK semula berjumlah 62 orang Indonesia terdiri atas 60 orang anggota, 1 orang ketua, dan 1 orang wakil ketua. Sebanyak 8 orang Jepang, yaitu 1 orang wakil ketua serta 7 orang anggota lebih berperan sebagai pengamat dan tidak aktif dalam sidang-sidang yang diadakan. Jumlah anggota bertambah menjadi 76 orang pada saat sidang BPUPK ke-2 dalam perumusan Undang-Undang Dasar. dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat diangkat sebagai ketua, didampingi oleh Raden Pandji Soeroso dari Indonesia dan Ichibangase Yosio dari Jepang sebagai wakil ketua. BPUPK melaksanakan sidangnya yang pertama pada tanggal 29 Mei–1 Juni 1945 untuk membahas dasar negara, sedangkan sidangnya yang kedua pada tanggal 10–17 Juli 1945 membahas rancangan Undang-Undang Dasar. Sidang BPUPK dilaksanakan di gedung Chuo Sangi In yang sekarang dikenal dengan nama Gedung Pancasila di Jalan Pejambon No. 6 Jakarta. Gambar 1.4 Gedung Pancasila di Jalan Pejambon No. 6 Jakarta Sumber: Rochelimit/Wikimedia Commons, 2011. Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 9 Susunan anggota BPUPK adalah sebagai berikut. Ketua : dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat Wakil Ketua : ▪ Ichibangase Yosio (Jepang) ▪ R.P. Soeroso (Indonesia) Anggota: 35. Mr. R. Sastromoeljono 1. Raden Abikoesno Tjokrosoejoso 36. Mr. R.P. Saragih 2. H.A. Sanoesi 37. Ir. Sukarno 3. K.H. Abdul Halim 38. R. Soedirman 4. Prof. Dr. Rd. Djenal Asikin 39. R. Soerkardjo Wirjopranoto Widjaja Koesoema 40. Dr. Soekiman 5. M. Aris 41. Mr. A. Soebardjo 6. R. Abdoel Kadir 42. Prof. Mr. Dr. Soepomo 7. Dr. R. Boentaran Martoatmojo 43. Ir. R.M.P. Soerachman 8. B.P.H Bintoro Tjokroadisoerjo 9. Ki Hajar Dewantara 44. M. Soetardjo Kartahadikoesoema 10. Agus Muhsin Dasaad 45. R.M.T.A. Soerjo 11. Prof. Dr. P.A.H. Djajadiningrat 46. Mr. Soesanto 12. Drs. Mohammad Hatta 47. Mr. Soewandi 13. Ki Bagoes Hadikoesoemoe 48. Drs. K.R.M.A. Sosrodiningrat 14. Mr. R. Hindromartono 49. K.H. A. Wachid Hasjim 15. Mr. Mohammad Yamin 50. K.R.M.T.H. Woerjaningrat 16. R.A.A. Soemitro Kolopaking 51. R.A.A Wiranatakoesoema Poerbonegoro 52. Mr. K.R.M.T Wongsonegoro 17. Mr. Dr. R. Koesoema Atmadja 53. Ny. Mr. Maria Oelfah Santoso 18. Mr. J. Latuharhary 54. Ny. R.S.S Soenarjo 19. R.M. Margono Mangoenpoespito Djojohadkoesoemo 55. Oei Tjong Hauw 20. Mr. A.A. Maramis 56. Oei Tiang Tjoei 21. K.H. Masjkoer 57. Liem Koen Hian 22. K.H.M Mansoer 58. Mr. Tan Eng Hoa 23. Moenandar 59. P.F. Dahler 24. A.K. Moezakir 60. A.R. Baswedan 25. R. Otto Iskandar Dinata Anggota Tambahan (menjadi 26. Parada Harahap anggota pada masa sidang kedua, 27. B.P.H Poerbojo 10–17 Juli 1945): 28. R. Abdoelrahim Pratalykrama 1. K.H. Abdul Fatah Hasan 29. R. Roeslan Wongsokoesoemo 2. R. Asikin Natanegara 30. Prof. Ir. R. Rooseno 3. B.P.K.A. Soerjo Hamidjojo 31. H. Agoes Salim 4. Ir. Pangeran M. Noor 32. Dr. Samsi 5. Mr. M. Besar 33. Mr. R.M. Sartono 6. Badul Kaffar 34. Mr. R. Samsoedin 10 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Anggota Istimewa: 1. Tokonomi Tokuzi 5. Tanaka Minoru 2. Miyano Syoozoo 6. Masuda Toyohiko 3. Itagaki Masamitu 7. Ide Teitiroe 4. Matuura Mitokiyo (Sumber: PPIP untuk SMP/MTs kelas VII, BPIP, 2022) Sekilas Info dr. K.R.T Radjiman Wedjodiningrat lahir pada 21 April 1879 di Lempuyangan, Yogyakarta. Putra pertama keluarga Sutrodono ini merupakan anak yang sangat didambakan dan dicita-citakan dapat mengharumkan nama orang tua, berbakti kepada orang tua, dan menjunjung tinggi keluarga di kemudian hari. Sejak kecil, Radjiman dididik disiplin, suka bekerja keras, bersahaja, tabah, Gambar 1.5 dr. K.R.T. dan kesatria. Ia disekolahkan di Europeesche Radjiman Wedjodiningrat Lagere School (ELS) Yogyakarta, selesai tahun Sumber: Dok IKPNI, https:// kumparan.com/. 1893. Selanjutnya ia menjadi mahasiswa School tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA), sambil menjalankan tugas sebagai asisten leenar. Berkat ketekunannya, ia mendapatkan gelar Indish Arts. Pada 1910 Radjiman belajar di Universitas Amsterdam, Netherland hingga mendapatkan gelar Europees Arts. Selanjutnya, pada 1911, ia belajar ilmu kebidanan dan penyakit pada wanita di Berlin, Jerman. Pada 1919, ia belajar rontgenologie di Amsterdam, Netherland. Beberapa tahun kemudian, ia memperdalam ilmu gudascopie urinoir di Paris, Prancis. Radjiman mulai aktif dalam kegiatan politik sejak menjadi anggota Boedi Oetomo pada awal pendirian organisasi ini. Pada 1914, ia menjabat wakil ketua Pengurus Besar Boedi Oetomo. Ia juga menjadi anggota volksraad pada masa awal lembaga bentukan Belanda itu berdiri (1918– 1921). Pada masa pendudukan Jepang, Radjiman berperan serta dalam Poetra sebagai Majelis Pertimbangan, di samping menjadi anggota Chuo Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 11 Sangi In. Sebagai ketua BPUPK, Radjiman sangat demokratis dan tegas mengambil sikap terhadap keputusan yang telah disepakati sebelumnya. Pada masa awal kemerdekaan, Radjiman menjabat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia. Ia juga aktif dalam usaha-usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Setelah pengakuan Indonesia oleh Belanda, Radjiman ikut serta dalam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Negara Kesatuan Republik Indonesia. (disarikan dari Tokoh-Tokoh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 1993). Ayo, Mencari Informasi Berdasarkan daftar nama tokoh anggota BPUPK di atas, pilihlah lima tokoh untuk dicari informasinya tentang tempat lahir, tanggal lahir, pendidikan, dan perjuangannya bagi bangsa, kemudian tuliskan secara singkat informasinya pada tabel berikut! Tabel 1.2 Biograi Tokoh Anggota BPUPK Tempat, Tanggal No. Nama Tokoh Pendidikan Perjuangan bagi Bangsa Lahir 1. 2. 3. 4. 5. 12 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII 2. Kelahiran Pancasila dalam Sidang BPUPK Ayo, Mengamati Gambar 1.6 Sidang BPUPK Perumusan Dasar Negara Sumber: Arsip Nasional Republik Indonesia/Wikimedia Commons, 2011. 1. Dengan mengamati gambar 1.6, bagaimana suasana sidang BPUPK? 2. Bagaimana perasaan kalian seandainya pada saat itu kalian turut hadir dalam sidang tersebut? 3. Apa yang akan kalian lakukan jika saat itu hadir sebagai anggota BPUPK? Pindai Aku Untuk memperkuat pemahamanmu, ayo, simak “Video Dokumenter Hari Lahir Pancasila” berikut. https://buku.kemdikbud.go.id/s/VideoDHLP Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 13 Ayo, Membaca Setelah BPUPK terbentuk dan dilantik, BPUPK segera melaksanakan sidang untuk menyelidiki persiapan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Masa persidangan BPUPK yang pertama dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945 dipimpin oleh ketua BPUPK, yaitu dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat. Dalam sidang hari pertama dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat menanyakan kepada seluruh anggota BPUPK tentang dasar negara yang akan dibentuk. Pada sidang BPUPK yang pertama ini terdapat 32 orang yang turut menyampaikan pendapatnya. Pendapat tersebut terkait dengan bentuk negara, cara menjalankan pemerintahan, dan lain-lain. Selanjutnya, para peserta sidang BPUPK mencoba untuk menjawab pertanyaan dari ketua sidang dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat. Sesuai jadwal, pada tanggal 29 Mei 1945 terdapat 12 anggota yang berbicara. Pada tanggal 30 Mei 1945 terdapat ada 9 anggota yang berbicara, lalu pada tanggal 31 Mei 1945 terdapat 14 anggota yang berbicara. Pada tanggal 1 Juni 1945 terdapat 6 anggota yang berbicara. Suasana persidangan pada saat itu relatif bebas dari gangguan dan tekanan penguasa Jepang sehingga anggota BPUPK dapat menyampaikan aspirasinya. Jepang semakin terdesak dan mengalami kekalahan dalam menghadapi Sekutu. Sebagai upaya untuk menarik simpati dan dukungan rakyat Indonesia, Jepang memberikan kebebasan untuk membahas berbagai hal dalam rangka persiapan kemerdekaan Indonesia. Termasuk dalam membahas dasar negara Indonesia merdeka. Setelah 3 (tiga) hari sidang berlangsung tidak ada satupun peserta sidang yang menjawab pertanyaan ketua sidang tentang dasar negara, barulah pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidatonya Ir. Sukarno menyampaikan pemikirannya tentang dasar negara yang mengandung prinsip: Kebangsaan; Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan; Mufakat atau Demokrasi; Kesejahteraan Sosial; dan Ketuhanan. Dasar negara itu kemudian diberi nama Pancasila, yang menjadi pemersatu seluruh elemen bangsa. Pancasila menjadi alat pemersatu keragaman budaya, agama, dan etnik yang menjadi bagian integral dari masyarakat Nusantara. 14 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Gambar 1.7 Pidato Ir. Sukarno pada rapat BPUPK Sumber: Kompas.com/Kemendikbud/2022. Di akhir Sidang BPUPK dan setelah mendengarkan usulan Ir. Sukarno mengenai Pancasila sebagai dasar negara pada 1 Juni 1945 tersebut, Sidang menyepakati untuk menerima usulan Pancasila sebagai dasar negara. Sidang BPUPK kemudian juga memutuskan untuk merumuskan Pancasila sebagai dasar negara oleh panitia kecil yang dibentuk oleh Ketua Sidang dan diketuai oleh Ir. Sukarno. Sesuai Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila, rumusan Pancasila sejak tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir. Soekarno di sidang BPUPK, rumusan Piagam Jakarta oleh Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945 hingga rumusan inal oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah satu kesatuan proses lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara. Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 15 Ayo, Bermain Peran Setelah menyimak materi di atas, lakukanlah permainan peran tentang proses sidang BPUPK yang pertama! 1. Bentuklah kelompok 5–6 orang. 2. Carilah informasi lebih lanjut tentang sejarah kelahiran Pancasila. 3. Buatlah skenario sederhana untuk permainan peran sidang BPUPK yang pertama. 4. Tentukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh-tokoh dalam sidang BPUPK. 5. Berlatihlah percakapan atau dialog sesuai dengan skenario yang telah disusun. 6. Tampilkan permainan peran di depan kelas. B. Perumusan Pancasila oleh Panitia Sembilan Ayo, Membaca Sidang BPUPK yang pertama belum menghasilkan kesepakatan tentang rumusan dasar negara. Akan tetapi, pidato Ir. Sukarno pada 1 Juni 1945 mempunyai arti yang sangat penting karena dapat mengintegrasikan seluruh pandangan anggota BPUPK menjadi suatu kesatuan yang utuh juga disampaikan dengan retorika yang kuat. Setelah berakhirnya sidang BPUPK yang pertama, dibentuklah Panitia Kecil yang terdiri atas delapan orang yang diketuai oleh Ir. Sukarno. Panitia ini bertugas mengumpulkan usul-usul para anggota BPUPK serta merumuskan Pancasila sebagai dasar negara berdasarkan pidato yang disampaikan Ir. Sukarno. Panitia Kecil tersebut di antaranya sebagai berikut. 1. Ir. Sukarno 6. Ki Bagoes Hadikoesoemo 2. Drs. Mohammad Hatta 7. M. Soetardjo Kartohadikoesoemo 3. R. Otto Iskandar Dinata 8. A.A. Maramis 4. K.H. A. Wachid Hasjim 5. Mohammad Yamin 16 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Belum sempat mengadakan pertemuan, keanggotaan Panitia Delapan diganti menjadi sembilan orang sehingga menjadi Panitia Sembilan. Penggantian ini dilakukan untuk menghadirkan komposisi keanggotaan panitia yang lebih mewakili dinamika pembahasan tentang dasar negara dalam Sidang BPUPK pertama tersebut, yang merepresentasikan golongan nasionalis religius dan Islamis nasionalis. Berikut adalah kesembilan anggota BPUPK tersebut. 1. Ir. Sukarno (ketua) 2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua) 3. Mr. Achmad Soebardjo (anggota) 4. Mr. Muhammad Yamin (anggota) 5. K.H. Wachid Hasyim (anggota) 6. Abdul Kahar Muzakir (anggota) 7. Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota) 8. H. Agus Salim (anggota) 9. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota) Panitia Sembilan yang menggantikan Panitia Delapan beranggotakan 4 orang golongan Gambar 1.8 Tokoh Panitia Sembilan nasionalis religius dan 4 orang Sumber: Foto Ist/demokratis.co.id, 2021. golongan Islam nasionalis, sedangkan Ir. Sukarno sebagai ketua sekaligus penengahnya. Panitia Sembilan ini, pada tanggal 22 Juni 1945 di kediaman Ir. Sukarno Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, berhasil menyepakati rancangan preambul yang di dalamnya terdapat rumusan Pancasila. Ir. Sukarno menyebut rancangan preambul ini dengan “Mukadimah”, Muhammad Yamin menyebutnya “Piagam Jakarta”, dan Soekirman Wirsosandjojo menyebutnya “Gentlemen’s Agreement”. Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 17 Gambar 1.9 Piagam Jakarta Sumber: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2011 Melalui pembahasan yang demokratis, Panitia Sembilan menyepakati untuk menyempurnakan rumusan Pancasila yang diusulkan Ir. Sukarno menjadi sebuah rumusan yang dikenal sebagai Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945. Rumusan Pancasila tersebut berbunyi: 18 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII 1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Berdasarkan uraian materi di atas, silakan identiikasi tentang perumusan dasar negara dalam sidang Panitia Sembilan dengan melengkapi tabel di bawah ini. Tabel 1.3 Sidang Panitia Sembilan No. Pernyataan Deskripsi 1. Waktu pelaksanaan sidang Panitia Sembilan 2. Tempat pelaksanaan sidang Panitia Sembilan 3. Nama tokoh-tokoh Panitia Sembilan 4. Karakter tokoh-tokoh Panitia Sembilan 5. Hasil sidang Panitia Sembilan Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 19 C. Proklamasi dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara 1. Pembentukan PPKI Ayo, Membaca Bagaimana selanjutnya setelah proses perumusan dasar negara baik dalam sidang BPUPK maupun sidang Panitia Sembilan? Ayo, kita pahami kembali paparan materi berikut ini! Ternyata Jepang semakin mengalami kemunduran dalam Perang Asia Timur Raya. Pada 6 Agustus 1945, Kota Hirosima dibom atom oleh Gambar 1.10 RP Soeroso Tjondronegoro Amerika Serikat. Kemudian, pada tanggal tanggal Sumber: Departement of Social Afairs of Indonesia. https://commons. 9 Agustus 1945 giliran Kota Nagasaki juga dijatuhi wikimedia.org. bom atom oleh Sekutu. Korban meninggal di RP Soeroso Tjondronegoro Hiroshima sekitar 140.000 orang dan di Nagasaki lahir pada 3 November 1895 di sekitar 70.000 orang. Porong Sidoardjo, Jawa Timur. Ia menempuh pendidikan Menghadapi situasi tersebut, pada 7 Agustus di Eerste Volkschool dan Kweekschool Probolinggo, 1945, Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Jawa timur. Ia menjadi anggota Boedi Oetomo Dokuritsu Zyunbi Iinkai atau Panitia Persiapan sejak berdirinya organisasi Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Tugas PPKI tersebut dan menjadi ketua Serikat Islam di Probolinggo yaitu melanjutkan tugas BPUPK dan untuk pada 1913–1919. Pada masa mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Ketua pendudukan Jepang, Soeroso menjadi ketua Poetra daerah PPKI adalah Ir. Sukarno, sedangkan wakilnya Drs. Malang, Jawa Timur, serta menjadi anggota BPUPK Mohammad Hatta. PPKI beranggotakan 21 orang dengan jabatan ketua muda dan semuanya orang Indonesia yang berasal dari atau wakil ketua. berbagai daerah, yaitu dari 12 wakil dari Jawa, 3 wakil dari Sumatra, 2 wakil dari Sulawesi, 1 wakil dari Kalimantan, 1 wakil dari Sunda Kecil, 1 wakil dari Maluku, dan 1 wakil dari golongan penduduk Cina. Dengan demikian, kemerdekaan yang dipersiapkan itu murni hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri karena semua anggotanya dari bangsa Indonesia. 20 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Anggota PPKI itu di antaranya sebagai berikut. 1. Ir. Sukarno (ketua) 2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua) 3. Prof. Mr. Dr. Soepomo 4. dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat 5. R.P. Soeroso 6. Soetardjo Kartohadikoesoemo 7. K.A. Wachid Hasjim 8. Ki Bagoes Hadikoesoemo 9. Otto Iskandar Dinata 10. Abdoel Kadir 11. Pangeran Soerjohamidjojo 12. Pangeran Poerbojo 13. Dr. Mohammad Amir 14. Mr. Abdul Maghfar 15. Teuku Mohammad Hasan 16. Dr. G.S.S.S.J Ratulangi Gambar 1.11 Ki Hadjar 17. Andi Pangerang Dewantara 18. A.A Hamidhan Sumber: Dok. KOMPAS, www.kompas. com. 19. I Goesti Ketoet Poedja 20. Mr. Johannes Latuharhary Ki Hajar Dewantara 21. Drs. Yap Tjwan Bing dilahirkan tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, Soewardi Soerjaningrat. Ia adalah salah seorang cucu Sri keanggotaan bertambah 6 orang, di antaranya Paku Alam III di Yogyakarta. Ki Hajar Dewantara aktif sebagai berikut. sebagai pendukung organisasi 1. Achmad Soebardjo Boedi Oetomo, kemudian Sarekat Islam dan mendirikan 2. Sajoeti Melik organisasi baru bernama 3. Ki Hadjar Dewantara Indische Partij tanggal 6 September 1912 bersama 4. R.A.A. Wiranatakoesoema Douwes Dekker dan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo 5. Kasman Singodimedjo yang dikenal dengan “tiga 6. Iwa Koesoemasoemantri serangkai”. Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 21 Ayo, Berdiskusi Aktivitas Kelompok 1. Bentuklah kelompok belajar terdiri atas 3–4 orang. 2. Diskusikan bersama anggota kelompokmu untuk memilih salah seorang anggota PPKI dan carilah informasi biograi beserta fotonya. Usahakan tokoh yang dipilih tidak sama dengan kelompok lain. 3. Buatlah laporan tertulis biograi tokoh anggota PPKI tersebut sesuai kemampuan kelompok. Laporan bisa berupa esai, power point, infograis, mind mapping, dan lain-lain untuk dipresentasikan di depan kelas. 4. Foto tokoh anggota PPKI tersebut dicetak dan beri bingkai foto untuk ditempelkan di dinding kelas. 2. Detik-Detik Proklamasi Ayo, Menyanyi Sebelum melanjutkan ke materi berikutnya, ayo, kita nyanyikan lagu berikut dengan semangat! 22 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Hari Merdeka Ciptaan H. Mutahar Tujuh belas Agustus tahun empat lima Itulah hari kemerdekaan kita Hari merdeka nusa dan bangsa Hari lahirnya bangsa Indonesia Merdeka Sekali merdeka tetap merdeka Selama hayat masih dikandung badan Kita tetap setia tetap sedia Mempertahankan Indonesia Kita tetap setia tetap sedia Membela negara kita Sekilas Info Husein Mutahar yang lebih dikenal dengan H. Mutahar lahir di Semarang pada 5 Agustus 1916. Pendidikannya ditempuh di MULO B (1934), AMS AI (1938), dan UGM (1946–1947). H. Mutahar bekerja sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Yogyakarta (1947), kemudian menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negara di Yogyakarta. Jabatan terakhirnya sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri (1974) setelah menjadi Duta Besar Indonesia di Vatikan Gambar 1.12 Husein (1969–1973). H. Mutahar dikenal sebagai pencipta lagu-lagu Mutahar nasional, di antaranya “Hari Merdeka”, “Hymne Pramuka”, Sumber: Dok. Gerakan Pramuka, www.tvonenews.com. “Syukur”, dan sebagainya. H. Mutahar merupakan tokoh kepanduan Indonesia (1945–1961) dan pendiri Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), yaitu tim yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 23 Ayo, Menganalisis Setelah menyanyikan lagu wajib nasional berjudul “Hari Merdeka” jawablah pertanyaan berikut! 1. Apa makna yang terkandung dalam lagu tersebut? 2. Nilai-nilai apa yang tersirat dalam lagu itu? 3. Bagaimana cara kita mempertahankan kemerdekaan? 4. Apa yang dapat kalian lakukan untuk membela negara? Menyusul pembentukan PPKI, pada tanggal 9 Agustus 1945 Ir. Sukarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat berangkat ke Dalat, Vietnam untuk menemui Jenderal Terauchi, pimpinan Angkatan Perang Jepang yang berkedudukan di Saigon (sekarang Ho Chi Minh City, Vietnam) untuk membahas persiapan kemerdekaan. Di Dalat, pada 12 Agustus 1945, Jenderal Terauchi menyatakan bahwa pelaksanaan kemerdekaan Indonesia itu terserah kepada PPKI yang ketua dan wakil ketuanya adalah Sukarno dan Muhammad Hatta. Dengan demikian, kemerdekaan Indonesia dipersiapkan oleh bangsa Indonesia sendiri. Ketika ketiga tokoh itu pulang kembali ke Jakarta pada 14 Agustus 1945, di lapangan terbang Kemayoran Sukarno disambut oleh para petinggi Jepang, anggota-anggota PPKI dan beberapa rakyat Jakarta. Dalam kesempatan itu Sukarno diminta untuk berpidato. Pada pidatonya Sukarno mengatakan: “Kalau dahulu saya berkata, sebelum jagung berbuah Indonesia akan merdeka, sekarang saya dapat memastikan Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga. Soalnya hanya bergantung pada saya dan kemauan rakyat”. Selain itu, drs. Mohammad Hatta pun sudah ditunggu oleh Sutan Syahrir ketika tiba di rumahnya di Jalan Diponegoro No. 57 Jakarta Pusat. Kabar mengenai Jepang mengajukan damai kepada Sekutu disampaikan Sutan Syahrir kepada Drs. Mohammad Hatta. Saat itu juga Sutan Syahrir menyarankan agar kemerdekaan segera diproklamasikan oleh Ir. Sukarno, supaya terhindar dari label kemerdekaan Indonesia sebagai pemberian dari Jepang. Tetapi Drs. Mohammad Hatta menyatakan ketidaksetujuannya, karena proklamasi kemerdekaan sudah diserahkan kepada PPKI. Jika dilakukan oleh Ir. Sukarno sendiri maka akan merampas hak-hak anggota PPKI yang lainnya. 24 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Untuk menindaklanjuti masalah ini Drs. Mohammad Hatta dan Sutan Syahrir menemui Ir. Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta Pusat. Ir. Sukarno masih meragukan kebenaran bahwa Jepang telah meminta damai kepada Sekutu, beliau juga menyatakan tidak bersedia memproklamasikan kemerdekaan seorang diri. Mr. Achmad Soebardjo. mengusulkan untuk menanyakan kebenarannya kepada Laksamana Maeda. Menurut siaran berita radio memang betul Jepang sudah menyerah, tetapi belum ada pemberitahuan dari Tokyo. Setelah memastikan kebenaran kabar tentang Jepang menyerah kepada Sekutu, selanjutnya Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta mempersiapkan rapat anggota PPKI tentang proklamasi kemerdekaan yang akan dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 1945. Tetapi golongan muda mengharapkan proklamasi segera dilakukan tanpa melalui rapat PPKI, karena dianggapnya PPKI sebagai lembaga bentukan Jepang dan dikhawatirkan proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagai pemberian dari Jepang padahal merupakan hasil perjuangan bangsa Indonesia. Sekilas Info Drs. Mohammad Hatta dilahirkan di Bukittinggi pada 12 Agustus 1902, dengan nama asli Mohammad Athar. Ibunya bernama Siti Soleha dan ayahnya bernama Seh Abdurahman. Pendidikannya diawali di Europeesche Lagere School dan melanjutkan ke MULO di Padang dan Prinst Hendrik School di Batavia. Hatta melanjutkan sekolahnya ke Netherlands Hendelschooge School di Rotterdam, Belanda. Aktivitas politiknya diawali Gambar 1.13 Drs. Mohammad Hatta dengan mendirikan Jong Sumatranen Bond di Padang. Sumber: Perpusnas, https://nasional. Ketika belajar di negeri Belanda, Hatta aktif dalam okezone.com. Indonesische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia. Meninggal : Jakarta, 14 Maret 1980 Dimakamkan : Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta. Sumber: https://commons.wikimedia.org. Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 25 Gambar 1.14 Rumah Rengasdengklok Sumber: Direktorat Pelindungan Kebudayaan, http://kebudayaan.kemdikbud.go.id. Adanya perbedaan pandangan ini, terjadilah peristiwa Rengasdengklok oleh sejumlah golongan muda dari perkumpulan “Menteng 31” di antaranya Soekarni, Wikana, dan Chaerul Saleh. Mereka menjemput Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Ibu Fatmawati dan Guntur turut serta dalam rombongan tersebut. Awalnya mereka dibawa ke sebuah asrama PETA, selanjutnya dibawa ke rumah seorang Tionghoa bernama Djiauw Kie Song di Rengasdengklok, Karawang Jawa Barat. Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta ditawan oleh para pemuda, hal ini dilakukan untuk mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Mr. Achmad Soebardjo datang ke tempat itu pukul 18.00 WIB untuk menjemput dan membuat kesepakatan antara golongan tua dan golongan muda tentang waktu pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. Rombongan kembali ke Jakarta pada pukul 22.00 WIB untuk mempersiap- kan naskah proklamasi. Namun, Hotel Des Indes tempat menginap anggota PPKI tidak menyediakan ruangan untuk rapat. Oleh karena itu, Mr. Achmad Soebardjo mengusulkan meminta bantuan Laksamana Maeda menyediakan ruang tengah rumahnya untuk rapat malam itu. Pada pukul 24.00 WIB berkumpulah semua anggota PPKI dan beberapa pemimpin golongan pemuda serta beberapa orang terkemuka lainnya di ruangan tengah yang lebih besar di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta Pusat. 26 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII Gambar 1.15 Teks Proklamasi yang ditulis tangan oleh Ir. Sukarno Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1986. Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta berpindah tempat ke ruang tamu yang lebih kecil diikuti oleh Mr. Achmad Soebardjo, Sukarni, dan Sayuti Melik untuk menyusun teks proklamasi kemerdekaan yang ringkas. Ir. Sukarno mempersilakan Drs. Mohammad Hatta untuk menyusunnya karena menganggap bahasa Drs. Mohammad Hatta yang paling bagus. Selanjutnya, Drs. Mohammad Hatta mendiktekan rumusan teks proklamasi dan ditulis oleh Ir. Sukarno. Setelah rumusan teks proklamasi disusun, mereka kembali ke ruang tengah di mana seluruh anggota PPKI dan beberapa pemuda lainnya menunggu. Ir. Sukarno membacakan kalimat-kalimat yang ditulis tadi secara perlahan dan diulang-ulang, sedangkan hadirin mendengarkan dengan penuh perhatian. Ir. Sukarno menanyakan kepada hadirin, “Apakah Saudara-saudara dapat menyetujui susunan kalimat-kalimat Proklamasi kita ini?” Suara gemuruh menyatakan persetujuan mereka. Kemudian Drs. Mohammad Hatta berdiri dan berbicara, “Kalau Saudara semuanya setuju, baiklah kita semua yang hadir di sini menandatangani naskah Proklamasi Indonesia merdeka ini, suatu dokumen yang bersejarah. Ini penting bagi anak cucu kita. Mereka harus tahu, siapa yang ikut memproklamasikan Indonesia Merdeka.” Bab 1 | Sejarah Kelahiran Pancasila 27 Namun, usul Drs. Mohammad Hatta tidak diterima oleh yang hadir. Sukarni menyatakan pendapatnya bahwa tidak perlu semua yang hadir itu menandatangani naskah, melainkan cukup dua orang saja atas nama rakyat Indonesia yaitu Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta. Usulan Sukarni pun disambut dengan meriah dan mendapat persetujuan dari semua yang hadir. Naskah teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia berhasil dirumuskan, kemudian ditik oleh Sayuti Melik dan ditandatangani oleh Ir. Sukarno dan Drs. Mohammad Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks proklamasi inilah yang dibacakan pada 17 Agustus 1945 oleh Ir. Sukarno. Berikut gambar teks proklamasi tersebut. Gambar 1.16 Teks Proklamasi yang ditik oleh Sayuti Melik Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka,1986. Ayo, Mengamati 1. Amatilah teks proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia baik tulis tangan (Gambar 1.15) maupun yang ditik (Gambar 1.16). Apa perbedaan dan persamaannya dari kedua teks tersebut? 28 Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas VII 2. Hafalkanlah teks proklamasi kemerdekaan seperti yang diucapkan oleh Ir. Sukarno. 3. Lafalkan dengan lantang teks Proklamasi kemerdekaan di depan kelas. Ayo, Menyimak Adakah di antara kalian yang dapat melafalkan teks Proklamasi kemerdekaan seperti Ir. Sukarno? Hebat, jika ada yang dapat menirukan gaya tokoh proklamator kita, hayati pula semangat juangnya bagi bangsa dan negara, ya? Pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945, tepat pada pukul 10.00 WIB, Ir. Sukarno didampingi Drs. Mohammad Hatta membacakan teks proklamasi dan dihadiri tokoh-tokoh pendiri negara serta golongan muda. Sebelum membaca teks proklamasi kemerdekaan, Ir. Sukarno menyampaikan pidato singka

Use Quizgecko on...
Browser
Browser