Neuro Farmakologi PDF
Document Details
Uploaded by QuieterSynecdoche9294
UPN Veteran Jakarta
Tags
Related
- La Trobe University PSY1BNA Lecture 8: The Chemistry of Behaviour 2 Neuropharmacology PDF
- Neuropharmacology Textbook Chapters PDF
- Neuropharmacology: CNS Drugs PDF
- Understanding Neuropharmacology PDF
- Principles Of Neuropharmacology PDF
- Drugs Acting on the Central Nervous System (CNS) Lecture Notes PDF
Summary
This document provides an outline and detailed information on neuropharmacology, including the nervous system's hierarchy, anatomy, and physiology. It also covers pharmacotherapies for epilepsy, Parkinson's disease, and Alzheimer's disease. The document is suitable for an undergraduate neuroscience course.
Full Transcript
## NEURO FARMAKOLOGI ### OUTLINE: - Hirarki Susunan Syaraf - Anatomi Susunan Syaraf - Fisiologi Susunan Syaraf Pusat - Neuro transmitter - Farmakoterapi Penyakit Epilepsi - Farmakoterapi Penyakit Parkinson - Farmakoterapi Penyakit Alzheimer ### HIERARKI SUSUNAN SYARAF - A diagram shows the hier...
## NEURO FARMAKOLOGI ### OUTLINE: - Hirarki Susunan Syaraf - Anatomi Susunan Syaraf - Fisiologi Susunan Syaraf Pusat - Neuro transmitter - Farmakoterapi Penyakit Epilepsi - Farmakoterapi Penyakit Parkinson - Farmakoterapi Penyakit Alzheimer ### HIERARKI SUSUNAN SYARAF - A diagram shows the hierarchy of the nervous system. The diagram shows four boxes inside each other. The biggest box is labelled "Sistem Saraf" and the smallest box is "Sistem saraf pusat". The other two boxes are labelled "Sistem Saraf tepi" and "Sistem Saraf otonom". The arrows show the relationship between the boxes. - The diagram also shows the different parts of the nervous system. There is a box with the title "Pembagian Sistem Syaraf Manusia secara Skematik". Inside the box are five boxes connected with arrows. The boxes are labelled "Otak", "Medulla Spinalis", "Sistem Saraf somatis", "SS Simpatis", and "SS parasimpatis". ### ANATOMI SUSUNAN SYARAF PUSAT - A picture shows the brain and a diagram of the parts. The brain is divided into different parts. The parts are: "Frontal lobe", "Parietal lobe", "Temporal lobe", "Occipital lobe", "Cerebrum", "Limbic lobe", "Thalamus", "Hypothalamus", "Optic chiasm", "Pituitary gland", "Pons", "Mamillary body", "Medulla oblongata", "Corpus callosum", "Central sulcus", "Pineal gland", and "Cerebellum". - *Susunan syaraf Pusat terdiri dari Otak dan Medulla spinalis* - Another diagram shows the spinal cord and the peripheral nerves. The spinal cord is labelled "Spinal Cord", the peripheral nerves are labelled "Saraf Nerve", and the motor neurons are labelled "Saraf Motoris". #### Medulla Spinalis - *Merupakan penghubung sebagian besar sel syaraf dengan otak* - **Fungsi:** 1. Mengatur informasi sensorik dari SSP ke otak 2. Mengatur informasi motoric dari otak ke berbagai sel effector (otot skeletal, jantung dll) 3. Sebagai minor reflex center - **Terdiri dari:** - White matter - tersusun dari Axon yang termielinisasi - Grey Matter - tersusun dari Badan sel syaraf, sel glia dan kapiler ### KOMPONEN STRUKTUR SEL SYARAF - A diagram shows a neuron. The diagram shows the different parts of the neuron, including the dendrites, nucleus, cytoplasm, axon, synaptic vesicles, and receptors. - *Sel syaraf terdiri dari : Badan sel, axon, dendrit dan ujung sinaptik* - *Untuk menjalankan fungsi → diperlukan jaringan syaraf yang terdiri dari ribuan sel syaraf → mengantarkan informasi dari dan ke otak dari berbagai bagian tubuh* #### Macam Macam Sel Saraf - Multipolar : Memiliki beberapa dendrit dengan 1 akson - Bipolar : Memiliki 1 dendrit dan 1 akson - *Banyak dendrit → 1 sel syaraf menerima banyak input* - *Akson akan berakhir di ujung sinaptik* ### FISIOLOGI SUSUNAN SYARAF PUSAT #### TRANSMISI / HANTARAN IMPULS SYARAF - *Permukaan /membran sel syaraf terdapat banyak kanal ion Na+, K+, Ca++ dan Cl -, Ion Na+, Ca++ dan Cl- → Konsentrasi tinggi di luar sel, K+ tinggi di dalam sel* - *Bila ada perubahan muatan terjadi hantaran impuls, misal-Na+ masuk sel syaraf → Depolarisasi : Pemicu hantaran impuls dan ion K+ keluar dari sel / Cl- masuk sel → sel makin negatif / Hiperpolarisasi : Penghambatan impuls* #### BAGAIMANA IMPULS SYARAF DIHANTARKAN? - *Penghantaran impuls sepanjang akson dimulai sejak depolarisasi kr pembukaan kanal Na+ (konduksi aksonal) → sampai ujung sinaps membuka kanal Ca++ shg ion Ca ++ masuk sel → memicu pelepasan nerve transmitter yg bekerja di reseptornya di post sinaps (Tansmisi sinaps)* #### TRANSMISI SINAPTIK - A diagram shows the synaptic transmission. The diagram shows the presynaptic membrane, synaptic vesicles, autoreceptors, neurotransmitters, postsynaptic membrane, and receptors. - *Masuknya Ca ++ melalui kanal Ca++ akan memicu pelepasan nerve transmitter untuk kemudian berinteraksi dengan reseptornya* #### NEURO TRANSMITER - *Adalah : suatu senyawa yang digunakan sel syaraf untuk saling berkomunikasi* #### Sifat Neuro Transmiter - *Berada di ujung syaraf, dapat diaktivasi dan diinhibisi, serta hrs dilepaskan pada stimulasi syaraf* - *Inaktivasi NT dengan cara : degradasi enzim di celah sinaps dan re uptake masuk ujung pre sinaps* #### Contoh Neuro Transmiter 1. Senyawa amina : asetil kolin, dopamine, norepinefrin, epinefrin, histamine, serotonin 2. Asam amino : GABA, Glutamat, Glisin, Aspartat 3. Nukleotida dan nukleosida : adenosine, ATP 4. Peptida: vasopressin, bradikinin, substance P, ACTH, insulin dll #### NEUROTRANSMITTER, FUNGSI, AND GANGGUAN | Neurotransmitter | Fungsi | Gangguan | |---|---|---| | Dopamin | Pengatur rasa senang, untuk memori dan penggerak otot | Depresi & Ansietas + Skizoprenia | | Serotonin | Pengatur mood, pola tidur, rasa bahagia dan senang | Depresi & Ansietas | | GABA | Menurunkan aktivitas sistem saraf lainnya (inhibitory) | Ansietas + Depresi | | Glutamat | Menaikkan aktivitas sistem saraf lainnya (eksitatory) | Epilepsi | | Norepineprin/Epineprin | Peningkat kewaspadaan, pengatur nafsu makan | Depresi + Ansietas | | Asetilkolin | Menjaga hubungan tiap neuron sebagai pengingat jangka panjang dan mengatur Gerakan otot | Alzheimer | #### LETAK AKSI OBAT PADA SISTEM SYARAF PUSAT - *Berdasarkan tempat aksinya, aksi obat pada susunan syaraf pusat terbagi 3, yaitu :* 1. Aksi pada Presinaptik (Presynaptic) - Gabapentin memicu pelepasan GABA, Levodopa meningkatkan sintesis dopamin 2. Aksi pada Celah Sinaptik - Antikolinesterase (neostigmine) menghambat degradasi asetilkolin - Inhibitor MAO (seleginin) menghambat degradasi dopamine dan norepinefrin 3. Aksi pada Pasca sinaptik (Post synaptic) - Antagonis serotonin (ondasentron), agonis dopamin ( bromokriptin) - A diagram shows the different locations of drug action on the nervous system. There are eight numbered arrows pointing to various locations. #### LETAK AKSI OBAT PADA SISTEM SYARAF PUSAT - *No. 1 dan 2, menghambat sintesis dan pelepasan NT* - *No. 3 dan 4, menghambat ikatan NT dengan reseptor pasca sinaps* - *No. 5, menghambat ikatan NT-reseptor pre sinaps* - *No. 6, menghambat re uptake pada transporter* - *No. 7 dan 8, menghambat degradasi NT shg bahan baku berkurang* ### FARMAKOTERAPI EPILEPSI #### EPILEPSI ADALAH - *Gangguan system saraf pusat akibat aktivitas Listrik otak yang tidak normal/berlebih* - *Kondisi neurologis ini dikarakterisir dengan kekambuhan kejang yang tidak beralasan yang dapat dipicu oleh berbagai penyebab tertentu.* - *Hal ini bisebabkan oleh pelepasan secara sinkron berulang, abnormal, dan berlebihan dari neuron otak di dalam korteks serebral* #### TANDA DAN GEJALA - Kebingungan sementara, Kejang, Gerakan menghentak tak terkendali lengan dan kaki, tatapan maya kosong, kehilangan kesadaran, kekakuan otot bisa disertai gejala psikis ketakutan, kecemasan. #### EPIDEMIOLOGI - *Sulit dipastikan bila tidak ada serangan seperti orang sehat* - *Studi melaporkan :* - Prevalensi di Indonesia 0,5 % - 2% dari jumlah penduduk - Insiden tertinggi usia 20 tahun pertama, menurun sampai 50 th dan naik lagi - Sekitar 75 % pasien, epilepsi terjadi sebelum umur 18 tahun #### PROGNOSIS BAIK, DENGAN : - 70 - 80 % sembuh, sekitar setengahnya terbebas dari obat - 20 – 30 % berkembang menjadi epilepsi kronik dengan terapi yg lebih sulit - 5% hidupnya tergantung orang lain #### ETIOLOGI - Injury saat persalinan, - vascular injury, - trauma di kepala, - malformasi kongenital, - gangguan metabolik (serum Na, Ca, glukosa, urea), - pengaruh obat (sindroma putus obat tu. golongan barbiturat dan depresan SSP lain), - faktor genetik, - infeksi, - hipertermia / kejang demam pada ana anak - Tumor otak #### PENEGAKAN DIAGNOSA: - Anamnesis : Riwayat kejang sebelumnya - Pemeriksaan fisik - Pemeriksaan penunjang: Elektroencephalography (EEG), Magnetic resonance imaging (MRI), Computed tomography (CT) Scanning #### PATOFISIOLOGI - *Kejang dapat terjadi karena:* - Adanya ketidakseimbangan antara pemicu/ eksitatori (depolarisasi) dengan inhibisi/ penghambatan (hiperpolarisasi) dalam jaringan neuron kortikal - *Ketidakseimbangan disebabkan:* - kurangnya transmisi inhibitori dan tingginya transmisi eksitatori - kurangnya agonis GABA (Gama Aminobutirat) - meningkatnya aksi eksitatori (aksi Glutamate) - *Influks Na dari kanal Na (bermuatan +) → menyebabkan terjadinya depolarisasi, dengan masuknya ion Na+ dapat mnyebabkan kanal Ca++ juga terbuka sehingga ion Ca++ juga masuk yang mnyebabkan muatan makin positif→ membuat letupan depolarisasi membran neuron dan melepas aliran listrik berlebihan → Hal ini membuat NT Glutamat (eksitatori di pre sinap) dalam vesikel keluar dan merangsang reseptor NMDA (yang dapat membuka kanal ion Ca++) dan reseptor AMPA (yang dapat membuka kanal ion Na+) di post sinap sehingga muatan semakin positif dan terjadi letupan depolarisasi* - *Disisi lain pengeluaran NT GABA (inhibisi) tidak banyak → sehingga reseptor GABA di post sinap tidak terlalu banyak sehingga Cl- yg masuk dari kanal Cl- juga tidak banyak. Ketidak seimbangan ini menyebabkan terjadinya kejang pada epilepsi* - A diagram shows a normal synapse and an excitatory synapse. The diagram shows the different parts of the synapse, including the presynaptic terminal, postsynaptic terminal, glutamat, GAD, GABA, and GABA receptor. #### KLASIFIKASI KEJANG & TIPE EPILEPSI - *Berdasar tanda klinik dan data EEG, kejang terbagi:* 1. **Kejang umum (General seizure)** - *Kejang yg terjadi jika aktivasi terjadi pada kedua hemisphere otak scr bersama sama, tdd : Tonik-clonik, Absence, Myoclonic, Atonic, Clonic, Tonic dan Infantile spasme* 2. **Kejang Parsial / focal** - *Lesi pada satu bagian korteks cerebral. Kejang terjadi jika aktivasi dimulai dari daerah tertentu dari otak* 3. Status epilepticus 4. Unclassified seizures #### KEJANG UMUM (GENERAL SEIZURE) 1. **Tonic-clonik convulsion = Grand mal** - Tiba tiba hilang kesadaran, diikuti Kejang tonik (30-60 dt) klonik (30-60 dt), diikuti : lemah bingung, sakit kepala, tertidur - Paling sering terjadi, saat kejang bisa terjadi sianosis, inkontinensia urin / menggigit lidah 2. **Absence attacts = Petit mal** - Jarang terjadi, umumnya pada anak anak, kadang tidak disadari - Tiba tiba pandangan kosong dan me'otot / berkedip kedip dengan kepala terkulai, bbrp detik dan beberapa kali/hari 3. Mioclonic seizure 4. Atonic seizure 5. Tonic seizure 6. Clonic seizure 7. Infantile spasme - A diagram shows the different types of seizures, including absence seizures and tonic-clonic seizures. The diagrams show a child sitting on stairs during an absence seizure, a child lying on the ground during a tonic-clonic seizure, and the separate phases of a tonic-clonic seizure (the tonic and clonic phases). #### KLASIFIKASI KEJANG & TIPE EPILEPSI - *Kejang Parsial, terdiri dari:* 1. **Simple partial seizures** - Gejala motorik][local/somatosensorik, spt parastesia / geli menyebar di bag tubuh tanpa kehilangan kesadaran 2. **Compleks partial seizures** - Pasien tidak sadar, yang diikuti gejara fisik tak terkendali sperti mngunyah / meringis - **Status epileptikus** - Kejang terus menerus selama 30 menit - Kejang terus menerus selama 5 menit/ lebih atau kejadian kejang 2 kali/ lebih tanpa pemulihan kesadaran diantara keduanya - **Unclassified seizures** - Semua kejang yang tidak dapat diklasifikasikan #### PRINSIP PENATALAKSANAAN - *Penatalaksanaan epilepsi: keseimbangan neurotransmiter GABA* 1. **Talak saat kejang akut** - Tujuan mempertahankan oksigenasi otak, mengakhiri kejang, mencegah kejang berulang. - Terapi: Diazepam, anak < 10 kg :5 mg, >10 th : 10 mg dapat diulang 2x bersela 5 mnt 2. **Pengobatan Epilepsi** - Tujuan : Agar terbebas dari serangan epilepsi. - Pengobatan berhasil bila dengan control obat bebas serangan kejang dalam 2 tahun - Macam pengobatan : Terapi medikamentosa (fenitoin, karbamazepin, fenobarbital, as. Valproat); terapi pembedahan (memotong bagian focus infeksi), dan terapi nutrisi (diet tinggi lemak /ketogenic diduga dapat mengendalikan kejang) #### PERTOLONGAN PERTAMA - Jauhkan dari benda berbahaya, jangan meninggalkan penderita, kendorkan pakaian dan beri alas kepala yg lembut, miringkan tubuh ke salah satu sisi (memudahkan bernafas / muntah), jangan memasukkan benda / minuman, setelah kejang biarkan istirahat #### PENATALAKSANAN EPILEPSI 1. **Obat obat untuk meningkatkan inaktivasi kanal Na+** - Mekanisme : menurunkan kemampuan syaraf menghantar muatan listrik melalui Kanal Na - Contoh : Fenitoin, karbamazepin, lamotrigin, asam valproate 2. **Obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik** - Mengaktifkan reseptor GABA, contoh : benzodiazepine (diazepam) dan barbiturate - Menghambat GABA transaminase shg [GABA] meningkat, contoh : vigabatrin - Menghambat GABA transporter (GAT-1) shg memperlama aksi GABA, contoh : tiagabin - Meningkatkan [GABA] di cairan serebrospinal, c/ : gabapentin, pregabalin, asam valproate 3. **Obat yang menurunkan nilai ambang arus ion Ca2+** - Mekanisme : menghambat ion kanal Ca+ tipe T - Kanal Ca+ tipe T mrp arus pacemaker di thalamus yg menyebabkan kejang ritmik - contoh : etosuksimid, asam valproate 4. **Obat yang mengurangi transmisi eksitatori Glutamat** - contoh : Fenobarbital, Topiramate - A diagram shows a detailed description of the different medications for treating epilepsy. - The diagram shows the different drug mechanisms and their effects on the nerve cells or the different functions of the nerve cells. #### FENITOIN - *Fenitoin adalah suatu antikonvulsan hidantoin yang sukar larut dalam air.* - *Fenitoin efektif mengurangi frekuensi dan keparahan kejang, tanpa menyebabkan depresi SSP.* #### MEKANISME KERJA - *Mempengaruhi perubahan fungsi membran saraf, misal pada pengaturan perubahan voltase yang diatur melalui kanal ion.* - *Fenitoin dan karbamazepin memblok kanal Na pada saraf sehingga dapat mereduksi perulangan potensial aksi yang sangat berguna untuk mengontrol serangan tonik-klonik* #### FARMKOKINETIKA - *Farmakokinetika fenitoin sangat dipengaruhi oleh kelarutannya dalam air yang kecil dan metabolismenya oleh enzim sitokrom P450* - *Fenitoin hanya sedikit diabsorpsi di lambung karena walaupun berada dalam bentuk tak terion tapi kelarutannya sangat rendah.* - *Absorpsi terjadi di duodenum* - *Fenitoin terikat plasma 90% terutama dengan albumin.* - *Ikatan dengan plasma tergantung kadar albumin dan* - *Dipengaruhi berbagai kondisi klinis seperti kadar serum albumin yang rendah, gagal ginjal, penggunaan bersama obat lain yang juga terikat protein.* - *Dimetabolisme oleh enzim sitokrom P450* - *± 95% diekskresi lewat urin atau feses* ### FARMAKOTERAPI PARKINSON #### DEFINISI - *Parkinson adalah penyakit gangguan syaraf kronik dan progesif yang ditandai dengan gemetar, kekakuan, berkurangnya kecepatan gerakan, dan depresi wajah kosong dengan salivasi berlebihan. Penyakit ini disebabkan karena kurangnya NT dopamin* #### EPIDEMIOLOGI - Faktor Genetik - Dapat timbul pada berbagai usia, terutama usia 60 tahun (jarang < 30 thn), mempengaruhi 1 dari 20 orang ysng berusia 80 tahun. - Terdapat lebih dari 5,2 juta penderita Parkinson, dengan prevalensi tertinggi di USA., yaitu 970 per 100.000 kejadian dan terendah di Benua Asia yaitu 0,7 juta Jiwa - Laki laki > Perempuan (1.5 : 1) #### PATOFISIOLOGI - Degenerasi sel saraf → hilangnya syaraf / neuron berpigmen dopaminergic (yg memproduksi Dopamin di otak ) di pars compacta substansia nigra di otak dan ketidakseimbangn daerah motor ekstra pyramidal (pengatur gerakan di otak) - Dopamin adalah NT yg menstimulasi neuron motorik dalam mengontrol gerakan otot - Produksi Dopamin < 80 % secara bertahap - Terdapat ketidakseimbangan NT lain (asetil kolin, GABA, NE, glutamate dan 5-HT) di korteks dan hipothalamus - A diagram shows the substansia nigra, the portion of the midbrain that is affected in Parkinson's disease. The diagram shows a healthy portion of the substansia nigra, and a portion that is diminished due to Parkinson's disease, with the text "Diminished substantia nigra as seen in Parkinson's disease". #### MANIFESTASI KLINIS - Parkinson → suatu kondisi neurodegeneratif yang progressif karena kematian sel sel dopaminergic pada substansia nigra - Gejala parkinsonisme → Hypokinesia (berkurangnya gerakan), bradykinesia, (kelambatan gerakan), kekakuan dan tremor saat istirahat. Yang terbanyak adalah Penyakit Parkinson #### TANDA UTAMA: (TRAP) - Tremor (saat istirahat) - Rigiditas/kekakuan ( gerakan siku dan pergin tangan berkurang + ekspresi wajah kaku) - Kelemahan gerakan (Akinesia-hipokinesia dan bradikinesia/lambat), langkah pendek, Postur tidak stabil, sering jatuh kr keseimbangan berkurang - *Tidak ada pemeriksaan yg tepat, namun diagnosa berdasar anamnesa dan pemeriksaan ditambah CT Scan dan MRI* #### MANIFESTASI KLINIS TAMBAHAN SELAIN GEJALA “TRAP” | Gejala Motorik | Gejala Otonomik - Sensorik | Perub Status Mental | |---|---|---| | Ketrampilan berkurang | Ggn Kdg kemih | Ansietas | | Ayunan lengan berkurang | Konstipasi | Apatis | | Dysarthria (sulit bicara) | Diaforesis | Bingung | | Dysphagia (Sulit nelan) | Fatique | Demensia | | Fastinating gait (Langkah kecil-kecil cepat, diseret) | Ggn Penciuman | Depresi | | Perubahan postur | Perub tek darah | Halusinasi | | Hypomimia (eksp wajah) berkurang | Nyeri - Paresthesia | Psikosis | | Hypophonia (Suara) berkurang | Ggn Seksual | Ggn tidur | | Micrographia (tulisan kecil) | Seborea | | #### TERAPI - Menyeimbangkan NT → keseimbangan aktivitas Dopaminergik – asetilkolinergik - Mengaktifkan reseptor Dopamin (inhibitory) - Meningkatkn ketersediaan dopamine di tempat aksinya (resp pasca sinaptik) - Menekan aksi kolinergik (excitatory) - A diagram shows a normal neuron versus a neuron from a patient with Parkinson's disease. The diagram shows how the lack of dopamine in the striatum affects the normal function of a neuron. #### PRINSIP UMUM TERAPI: - Dimulai dari titrasi terendah - Terapi dijaga pada dosis terendah - Bila diperlukan penghentian secara bertahap #### TERAPI FARMAKOLOGI 1. **Levodopa (L-Dopa)** - Merupakan terapi farmakologi paling efektif untuk mengatasi tu. bradykinesia dan rigidity - Merupakan precursor dopamine yg dapat melewati blood brain barrier (BBB), dapat diambil oleh syaraf dopaminergic di substansia nigra untuk diubah jd Dopamin (dgn bantuan Dopa dekarboksilase/DDC). Dopamin tdk dapat melewati BBB scr langsung - L-Dopa diabsobsi baik oleh saluran pencernaan, dimetabolisme di lambung dan usus dengan t1/2 = 1,5 jam, diekskresi di urin - ES jangka pendek jarang - ES jangka lama : halusinasi, konstipasi, fluktuasi motoric (dyskinesia-akinesia) - Biasanya dikombinasikan dengan Carbidopa/Levodopa dimulai dosis kecil 25/100 mg, 3x 1 tablet, lalu dapat ditingkatkan 2. **Agonis Dopamin** - Bekerja langsung di reseptor dopamin di sentral dan perifer - Digunakan untuk usia <60 th, karena dapat mengurangi fluktuasi motorik - ES agonis dopamin (ergot) : Bromocriptine; (non ergot) kabergolin, pramipexole → mual, effusi pleura, pericardial, peritoneal, kelelahan, konstipasi - Diabsorbsi di saluran pencernaan, tidak terdistribusi secara luas, dimetabolisme di hati, dieksresi dimelalui feses - Dosis Bromocriptine : awal 2x1.25 mg, lalu dapat ditingkatkan, maksimal 100 mg/hari 3. **Inhibitor COMT (Cathechol -0- Methyltransferase inhibitor)** - Diberikan Bersama L-Dopa untuk meningkatkan efek L-Dopa - Menghambat enzim COMT yang mengkonversi L-dopa→ dopamine - Diabsorbsi di saluran pencernaan, tidak terdistribusi secara luas, dimetabolisme di hati, dieksresi melalui feses - Contoh obat : Entacapon, Tolcapone - Dosis Entacapone: 1x200 mg maksimal 1600 mg /hari - Dosis Tolcapone : 3x100 mg, maksimal 600 mg/hari - ES: perubahan warna urin menjadi coklat/jingga, hepatotoksik, diare 4. **Carbidopa dan Benserazid (Decarboksilase Inhibitor)** - Inhibitor Dopa karboksilasi perifer → mencegah pembentukan dopamine diluar otak - Kombinasi Carbidopa + L-dopa mengurangi efek samping 80% (anorexia, mual, muntah) 5. **Anti kholinergik** - Dopamin memberi umpan baik negatif untuk Ach di striatum shg Dopamin yg rendah menyebabkan peningkatan aktivitas Ach → tremor pada Parkinsonism - Penggunaan Anti kholinergik harus dihindari untuk usia >70 th ES sulit dihindari, fungsi kognitif memburuk, muncul masalah neuropsikiatrik (sedasi dan kebingungan) - Dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau kombinasi obat parkinson lain - Contoh: Triheksifenidil (Artan, Parkinal) - Dosis 1 x 1mg / hari, dapat ditingkatkan maksimal 6-10 mg dalam 3-4 dosis terbagi - Berfungsi mengembalikan keseimbangan kholinergik-dopaminergic - Onset of Action 1 jam, DOA 6-12 jam - ES: penglihatan buram, takikardia, sedasi, konstipasi, mual, retensi urin, memperburuk demensia, ileus paralitik - Amantadin - Obat anti viral yang punya efek antiparkinson→ diduga meningkatkan pelepasan dopamine, menghambat re uptake dopamin dan merangsang reseptor dopamine - Dapat mengurasi durasi dyskinesia sampai 50% - Dosis: 200-300 mg / hari dalam dosis terbagi - ES: halusinasi, insomnia, retensi urin dan edema ### FARMAKOTERAPI ALZHEIMER #### DEFINISI - *Alzheimer adalah Sindrom Demensia yang ditandai dengan penurunan ingatan dan kemampuan kognitif pasien secara progresif.* - *Atau Bentuk umum dari Demensia pada Geriatrik* - A diagram shows a healthy brain and a brain affected by Alzheimer's disease. The diagram highlights different areas for comparison. #### EPIDEMIOLOGI - Prevalensi Alzheimer dan demensia lainnya sekitar 24,2 juta jiwa. - Di USA 100.000 orang meninggal tiap tahunnya karena Alzheimer (penyebab kematian tertinggi ke enam pada usia diatas 65 tahun) - Alzheimer mengalami peningkatan signifikan dalam dekade trakhir. #### FAKTOR RESIKO - **Usia** ; mulai pada usia 65 th keatas dan meningkat 50% usia > 85 th - **Riwayat Keluarga,** - Berhubungan scr genetika 5-7 %, Bila salah satu orangtua (+) kemungkinan 50%, bila kedua orangtua (+) mnjadi 75% - **Faktor Genetika** → Gen APO-E4 (apolipoprotein) - Gen ini meregulasi produksi protein u membawa kolesterol –lemak lain dalam darah ke seluruh sel tubuh - **Gender,** Wanita 2 kali > tinggi terkena Alzheimer (pengaruh hormonal) - **Penyakit Cardiovascular** - Semua fx resiko peny kardiovasc sbg Fx resiko Alzheimer dan Demensia - **DM** - **Trauma Kepala** - **Down's syndrome. Mild Cognitive Impairment (MCI), dll** - A diagram shows a normal brain next to an Alzheimer's affected brain. #### DEFISIT KOGNITIF 1. Memory Loss : sulit mengingat, agnosia, kehilangan barang 2. Dysphasia: Animia (sulit mengingat nama/barang), aphasia circumlocution 3. Dyspraxia 4. Disorientation: waktu, tempat, tidak mengenal keluarga, teman, diri sendiri 5. Tidak bisa menghitung 6 Impaired judgement & problem solving #### GEJALA PSIKIATRIK NON KOGNITIF - 7. Depresi - 8. Gejala psikotik : halusinasi, curiga, delusi - 9. Gangguan Non psikotijk yang merusak: agresif (fisik dan verbal), hipereaktif, tidak kooperatif, menentang, melakukan kegiatan berulang ulang #### GEJALA BERISFAT FUNGSIONAL - 10.Kegagalan pasien memelihara diri sendiri : makan sendiri, memakai pakaian, mandi, buang air #### FARMAKOTERAPI PENYAKIT ALZHEIMER #### PRINSIP TUJUAN TERAPI: - Memelihara fungsi pasien yang masih tersisa selama mungkin - Mengobati kesulitan kognitif pasien - Mengobati sisa gejala psikiatrik dan perilaku yang terjadi #### TERAPI FARMAKOLOGI 1. **Terapi Non Farmakologi** - Memberikan KIE → Melibatkan pasien, keluarga dan pengasuh dalam memahami pasien - Memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari pasien 2. **Terapi Farmakologi** - Meningkatkn ketersediaan asetil kolin sbg neurotransmitter yg terlibat - Melakukan proteksi mencegah degradasi saraf lebih lanjut #### TERAPI FARMAKOLOGI: 1. **Terapi Inhibitor kolinesterase** - Mekanisme : meningkatkan kadar asetilkolin dengan menghambat hidrolisis Ach - Merupakan standar terapi Alzheimer ringan - sedang - Contoh : Takrin, Donepezil, Rivastigmin, Galantamin - Takrin → obat pertama namun banyak ES, shg tdk digunakan - Penelitian : 50 % sudah unresponsif donepezil → responsive dengan Rivastigmin - ES seperti : gangguan Gl (mual, muntah dan diare), inkontinensia uri, sakit kepala, sinkope, bradikardi, kelemahan otot, salivasi dan berkeringat 2. **Terapi Antiglutamat** - Mekanisme : Memblok neurotransmisi glutamatergik dengan mengantagonis reseptor NMDA (yg dapat menyebabkan kematian sel). - Glutamat → NT eksitatori pada otak untuk implikasi jangka panjang (belajar dan memori) - Obat : Mamantin 2 x 5-10 mg/ hari - Penelitian : hasil baik dengan perbaikan fungsi kognisi untuk Alzeimer sedang-berat - ES: konstipasi, kebingungan, pusing, sakit kepala, halusinasi, batuk dan HT - Farmkinetik : Mamantin tdk dimetabolisme di hati dengan ikatan protein yang rendah - T½: 60-80 jam 3. **Terapi Antioksidan** - Mekanisme : memperlama progresivitas penyakit, dengan mencegah/mengurangi radikal bebas pada Alzheimer - Contoh : vitamin E (a tokoferol) 2 x 1000 IU / hari #### TERAPI ALTERNATIF - **Ginkgo Biloba (ekstrak)** - Mekanisme: - meningkatkan aliran darah mengurangi kekentalan darah, meningkatkan toleransi anoksia, menghambat monoamine oksidase dan mencegah kerusakaan o/ radikal bebas - neuro protektif, untuk mengurangi kerapuhan kapiler, memberikan efek anti oksidan, menghambat agregasi platelet - Kandungan zat aktif : flavonoid, glikosida, flavon ginkgo dan bioflavonoid - ES: jarang terjadi, ringan : mual, muntah, sakit kepala, palpitasi dan badan lemah #### PENEGAKAN DIAGNOSIS 1. **Alat ukur, seperti :** - MMSE (Mini Mental status Examination), - Test neuropsikologi, - Radiologi → CT Scan, MRI - EEG 2. **Memantau perkembangan penyakit** - GDS (Global Deterioration Scale) #### TAHAPAN PENURUNAN KOGNITIF MENURUT DGS | Tahap | Level | Deskripsi | |---|---|---| | Tahap 1 | Normal | Tidak ada perubahan fungsi kognitif | | Tahap 2 | Pelupa | Mengeluh kehilangan sesuatu / lupa nama teman tapi tdk mempengaruhi pekerjaan / fungsi sosial. Penuaan yang normal | | Tahap 3 | Early confusion | Penurunan kognisi msbb gangguan sosial dan kerja. Anomia, kesulitan mengingat kata, mulai sering bingung | | Tahap 4 | Late confusion (Early Alzheimer Disease/AD) | Tidak bisa mngatur keuangan / aktivitas rumah tangga, sulit mengingat peristiwa yg baru terjadi (masih menyangkal ada ggn memori) | | Tahap 5 | LTE Dementia (moderate AD) | Tidak bisa bertahan tanpa bantuan orang lain, sering disorientasi (waktu-tempat). Kadang menyangkal bermasalah dan mnjadi curiga /mudah depresi | | Tahap 6 | Middle dementia (moderate-severe AD) | Perlu bantuan untuk kegiatan sehari hari (mandi, berpakaian, toileting), lupa nama keluarga, sulit menghitung mundur dari 10, Kadang muncul paranoid, dan waham | | Tahan 7 | Late Dementia | Pasien tidak bisa bicara jelas tidak bisa jalan dan makan sendiri. |