KFR pada Nyeri Sendi, Ekstremitas, dan Fraktur PDF

Summary

Dokumen ini membahas tentang konsep-konsep dasar KFR pada nyeri sendi, ekstremitas, dan fraktur, termasuk definisi, faktor risiko, dan diagnosis. Informasi yang disajikan meliputi beberapa aspek yang relevan.

Full Transcript

STRUCTURE KFR pada Nyeri Sendi dan Ekstremitas KFR pada Fraktur 1 STRUCTURE KFR pada OA lutut dan panggul 2 DEFINISI OSTEOARTHRITIS OARSI Tahun 2015 (Osteoarthritis Research Society International)...

STRUCTURE KFR pada Nyeri Sendi dan Ekstremitas KFR pada Fraktur 1 STRUCTURE KFR pada OA lutut dan panggul 2 DEFINISI OSTEOARTHRITIS OARSI Tahun 2015 (Osteoarthritis Research Society International) Kelainan yang melibatkan sendi yang dapat bergerak yang ditandai dengan penekanan berulang pada sel dan degradasi matriks ekstraselular yang diprakarsai oleh cedera mikro dan makro yang mengaktifkan respons perbaikan maladaptive termasuk jalur pro-inflamasi dan imunitas bawaan. NICE Tahun 2014 (The National Institute for Health and Care Excellence) Osteoarthritis adalah penyakit yang secara patologis ditandai dengan hilangnya tulang rawan lokal, remodeling tulang yang bersebelahan dan peradangan. Kraus VB, Blanco FJ, Englund M, Karsdal MA, Lohmander LS. Call for standardized definitions of osteoarthritis and risk stratification for clinical trials and clinical use. Osteoarthritis Cartilage 2015;23(8):1233-41 3 Faktor Risiko 1. Faktor Genetik Predisposisi genetik OA dianggap menyebabkan kerentanan kolagen dan enzim dalam kartilago, variasi sitokin atau factor pertumbuhan dalam kartilago, dan mempengaruhi bentuk dan struktur sendi. 2. Usia dan jenis kelamin Akibat perubahan biologis karena faktor penuaan. Usia muda dapat terjadi OA sekunder karena cedera dan hilangnya integritas biomekanik. Wanita usia >50 tahun lebih umum terkenan OA, sedangkan laki-laki sebelum 50 tahun. Hal tersebut dikarenakan pada wanita insiden meningkat setelah usia menopause. 4 3. Etnis Prevalensi keparahan OA lutut lebih besar pada etnis Afrika Amerika dibanding Caucasian. Prevalensi OA panggul lebih tinggi pada etnis Caucasia Eropa dibanding Afrika Amerika. OA panggul lebih jarang di etnis China dan keturunan China di Amerika 4. Obesitas Dapat terjadi degenerasi kartilago karena beban tubuh yang berlebih. Pada pasien knee varus, BMI tampak berkaitan dengan keparahan OA, khususnya OA tibiofemoral medial. Hubungan obesitas dengan OA panggul bilateral masih melibatkan banyak faktor termasuk abnormalitas yang tak berhubungan dengan obesitas 5 5. Pekerjaan Faktor pekerjaan dicirikan dengan pembebanan sendi repetitive (overuse) atau beban fisik tinggi yang dapat meningkatkan risiko OA. Misalnya, petani berisiko terjadi OA panggul, penambang berisiko OA lutut dan tulang belakang, pekerja bengkel kapal berisiko OA lutut dan jari-jari. 6. Kelemahan otot Kekuatan quadriceps yang buruk dapat berpredisposisi sendiri terhadap perkembangan OA. Pada studi longitudinal, wanita yang awalnya tidak terdapat gambaran radiologi OA namun memiliki kelemahan ekstensor lutut cenderung terjadi OA dibanding wanita tanpa kelemahan otot 6 Diagnosis OA Lutut & OA Panggul o Klinik & radiologi OA lutut Nyeri lutut + min 1 dr 3 : o Klinik & lab 1. Umur > 50 thn Nyeri lutut + min 5 dr 9 : 2. Kaku pagi 50 thn 3. Krepitus pada gerakan aktif 2. Kaku pagi 50 thn 7. LED < 40 mm/jam 2. Kaku pagi kombinasi berbagai faktor genetik, lingkungan, imunologi Braddom’s Physical Medicine and Rehabilitation. 6th edition. Elsevier; 2021. Cuccurullo S. J, Physical Medicine & Rehabillitation Board Review. 4th ed. Medical Publishing. New York. 2020. Predileksi - PIP, IP thumb, MCP, MTP - Pergelangan tangan - Tulang servikal (C1-C2) - Pergelangan kaki, panggul dan lutut - Bahu (keterlibatan bilateral, simetris & poliartikular) Braddom’s Physical Medicine and Rehabilitation. 6th edition. Elsevier; 2021. Cuccurullo S. J, Physical Medicine & Rehabillitation Board Review. 4th ed. Medical Publishing. New York. 2020. American Rheumatologic Association (ARA) Criteria Ada 7 kriteria : 1. Morning stiffness di sendi & sekitarnya, minimal 1 jam 2. Pembengkakan ≥3 sendi 3. Pembengkakan pada wrist, MCP, PIP 4. Symmetric arthritis 5. Nodul rheumatoid 6. Rheumatoid Factor (+) 7. Kelainan radiologis tangan yang khas untuk RA (erosi/dekalsifikasi tulang yang jelas) 1. Definite RA Harus terdapat 4 dari 7 kriteria di atas. Kriteria 1-4 harus berlangsung paling tidak 6 minggu Braddom’s Physical Medicine and Rehabilitation. 6th edition. Elsevier; 2021. Cuccurullo S. J, Physical Medicine & Rehabillitation Board Review. 4th ed. Medical Publishing. New York. 2020. 52 2. Probable RA Harus terdapat 3 dari 7 kriteria diatas. Paling sedikit 1 dari kriteria 1-5 atau gejala sendi harus berlangsung terus menerus paling sedikit 6 minggu. 3. Possible RA Harus terdapat 2 dari kriteria di bawah ini, dengan lamanya gejala sendi paling sedikit 3 bulan Kaku pagi hari Nyeri tekan atau nyeri gerak (diamati oleh pemeriksa) dengan riwayat rekurensi atau menetap selama 3 minggu Riwayat atau didapati adanya pembengkakan sendi Nodul subkutan (diamati oleh pemeriksa) Peningkatan LED atau CRP Modul IKFR Iritis Klippel JH, Stone JH, Crofford LJ, White PH. Primer on the Rheumatic Disease. Thirteenth edition. Springer: Arthritis Foundation Dikarenakan pada tahap awal biasanya belum muncul nodul subkutan dan erosi tulang pada gambaran radiologi, maka ACR dan EULAR mengembangkan suatu kriteria klasifikasi yang baru tahun 2010. Definite RA bila skor >=6 Braddom’s Physical Medicine and Rehabilitation. 6th edition. Elsevier; 2021. Cuccurullo S. J, Physical Medicine & Rehabillitation Board Review. 4th ed. Medical Publishing. New York. 2020. Pemeriksaan penunjang 1.Laboratorium : Temuan laboratorium yang khas pada penyakit aktif meliputi: – Faktor rheumatoid (RF+) – Peningkatan reaktan fase akut: Laju sedimentasi eritrosit (ESR) dan protein C-reaktif (CRP) - Hitung darah lengkap (CBC): Trombositosis, hipokrom anemia mikrositik mikro, eosinofilia – Analisis cairan sinovial – Antibodi terhadap peptida sitrulinasi siklik (ACPA/CCP): Spesifik untuk RA dan berkorelasi dengan penyakit agresif Hipergammaglobulinemia Hipokomplementemia Cuccurullo S. J, Physical Medicine & Rehabillitation Board Review. 4th ed. Medical Publishing. New York. 2020. 2. Radiologi: Early findings: – Soft tissue swelling – Joint space Late findings: – Uniform joint space narrowing due to loss of articular cartilage (hips, knees, etc.) – Axial migration of the hip (protrusio acetabuli) – Malalignment and fusion of joints Marginal bone erosions (near attachment of joint capsule) (+) Juxtaarticular osteopenia (bone washout) Predilection of swelling of joints in wrists: metacarpophalangeals (MCPs), proximal interphalangeals (PIPs), metatarsophalangeals (MTPs) but not distal interphalangeals (DIPs) Erosion of the ulnar styloid Erosion of the metatarsal head of the MTP joint Disease may be asymmetric at first, then progress to be symmetric. Ulnar deviation and volar subluxation seen at the MCP joint of the phalanges Radial deviation of the radiocarpal joint Hallux valgus Cuccurullo S. J, Physical Medicine & Rehabillitation Board Review. 4th ed. Medical Publishing. New York. 2020. Deformitas tipikal dan temuan X-ray pada RA Deformitas swan neck -> kontraktur fleksi MCP, hiperekstensi PIP, fleksi DIP Deformitas boutonniere -> hiperekstensi MCP, fleksi PIP, hiperekstensi DIP Braddom’s Physical Medicine and Rehabilitation. 6th edition. Elsevier; 2021. Deviasi ulnar Hallux valgus Braddom’s Physical Medicine and Rehabilitation. 6th edition. Elsevier; 2021. Diagnosis ICF Health Condition : Rheumatoid arthritis Body Structure : s7701 Joints s7700 Bones s4100 Heart Activities : Participation: s4301 Lungs d450-d469 Walking d8 Major Life Areas and moving (Education, Work Body Fucntion: b28016 Pain in joint d430-d449 Carrying, employment, b7300 Power of isolated muscles and moving and handling Economy) muscle groups objects d9 Community, Social b1471 Gait pattern function d5 Self-Care and Civic Life b710-729 Functions of joints and bones b410 Heart Function d6 Domestic Life b440 Respiration function b152 Emotional function b134 Sleep function b640 Sexual function Personal Factors: Environment: e1151 Assistive products and technology for personal Usia, Jenis Kelamin, Faktor use in daily living Genetik, Riwayat penyakit e1201 Assistive products and technology for personal autoimun, Gaya Hidup indoor and outdoor mobility and transportation e580 Health services, systems and policies e3 Support and Relationship TUJUAN TERAPI Fase Akut/Inflamasi/Eksaserbasi Mengurangi nyeri Mengurangi peradangan Fase Kronis Mempertahankan LGS Mencegah deformitas Mencegah deconditioning Memaksimalkan fungsi yang ada (ADL dan ambulasi) Meningkatkan kualitas hidup MODUL IKFR TATALAKSANA KFR Modalitas fisik Latihan Orthosis Alat adaptif dan asistif Rencana vokasional Konseling Psikologi Edukasi Proteksi sendi Konservasi energi Istirahat Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. Tatalaksana Fase Akut PRICE : Positioning, Rest, Icing, Compression, Elevation Positioning-Rest : Orthosis, resting splint Ice : Terapi dingin Compression : Bandaging Elevation Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. 61 Subakut dan Kronik Setelah fase akut berlalu, nyeri, kaku dan bengkak sendi berkurang Isotonic exercise dapat dimulai secara bertahap dengan penambahan repetisi dan beban Terapi dingin dapat idganti terapi hangat jika pembengkakan sudah tidak ada Bila kondisi semakin baik, dapat ditambahkan latihan endurance, aerobik dan rekreasional Braddom’s Physical Medicine and Rehabilitation. 6th edition. Elsevier; 2021. 62 MODALITAS PEMANASAN: (tidak digunakan pada sendi yang sedang inflamasi akut) Mainardi et al. -> membuktikan bahwa tidak ada peningkatan atau tidak ada penurunan dalam destruksi sendi dan aktivitas inflamasi tangan pada pasien RA dengan penggunaan pemanasan superfisial Ketika suhu sendi meningkat dari 30,5 °C menjadi 36°C, seperti pada RA aktif, kolagenase yang ditemukan di synovium pasien RA empat kali lebih aktif, mengakibatkan lisis tulang rawan EFEK PEMANASAN: - Panas dapat meningkatkan ambang batas rasa sakit - Panas mempengaruhi sifat viskoelastik kolagen Pemanasan superficial untuk daerah tangan -> moist hot pack atau paraffin bath Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. F : 3x minggu, 4 minggu I : 52° C to 57° C (126° F to 134° F) T : 10-15 menit T : Paraffin bath (Dipp-wrap) Braddom’s Physical Medicine and Rehabilitation. 6th edition. Elsevier; 2021. Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. TERAPI LATIHAN Pada pasien RA seringkali terdapat kelemahan otot, kontraktur dan atrofi. Latihan dapat diberikan secara isometrik, isotonik atau isokinetik, tergantung pada integritas biomekanika sendi dan status aktivitas penyakit. Tujuan : - Pemeliharaan dan peningkatan LGS - Penguatan otot - Peningkatan ketahanan - Peningkatan fungsi secara menyeluruh Intervensi : - Latihan Pasif - Latihan Aktif Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. Latihan ROM dan Stretching Indikasi untuk mencegah kontraktur dan mempertahankan ROM Kontra indikasi inflamasi akut Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. F : 1-2x/hari I : 6-10 repetisi/lingkup gerak T : tahan 5 detik (atau mild discomfort) T : wrist stretch dsb https://www.bewellbuzz.com/body-buzz/stretching/ LATIHAN Strengthening And stretching for Rheumatoid Arthritis Hand (SARAH) Typ F I Time I Heine, P.J.; Williams, M.A.; Williamson, E.; Bridle, C.; Adams, J.; O’Brien, A.; Evans, D.; Lamb, S.E. e (2012). Development and delivery of an exercise intervention for rheumatoid arthritis: Strengthening and stretching for rheumatoid arthritis of the hand (SARAH) trial. Physiotherapy, 98(2), 121–130. Latihan Kardiorespirasi Latihan kardiorespirasi penting karena harapan hidup pasien dengan RA < populasi umum, dan resiko komorbiditas kardiovaskuler ↑ sebagai akibat berkurangnya aktivitas fisik dan aerobic fitness -> maka perlu aerobic fitness yang cukup untuk menjaga performa AKS. Peresepan : program latihan paling sedikit 60% denyut jantung maksimal -> 20 menit -> 2-3 kali seminggu -> selama 6 minggu Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. Terapi Aquatik (Hidroterapi) Hidroterapi dapat dilakukan di kolam renang, Hubbard tank, atau whirpool. Whirpool dibagi menjadi cold whirpool dan warm whirpool. Cold whirpool diindikasikan untuk RA akut dan subakut. Warm whirpool (suhu 37°C to 45°C) untuk RA kronis (untuk terapi pada tangan, lengan atau kaki). Durasi: 15-20 menit Braddom’s Physical Medicine and Rehabilitation. 6th edition. Elsevier; 2021. 50 Orthosis untuk tangan ▪ Rest orthosis diberikan pada saat flare meliputi inflamasi lokal pada tangan. Orthosis yang paling umum adalah global static orthosis untuk wrist, tangan dan jari dimana meng-imobilisasi sendi yang radang pada posisi fungsional, baik pada saat malam hari atau dalam beberapa jam saat siang hari. ▪ Functional orthosis diberikan untuk memfasilitasi aktivitas sehari-hari. ▪ Corrective orthosis diberikan untuk koreksi deformitas yang dapat direduksi  dipakai pada saat istirahat & kadang saat aktivitas. Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. Orthosis Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. Orthosis untuk EKSTREMITAS BAWAH Kaki JARI KAKI RA -> pronasi sendi subtalar berlebih, arkus medial dan pergerakan subtalar hilang -> RA -> deformitas Hallux Valgus -> Silicone Soft Insert nyeri -> tarsal tunnel syndrome Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. 74 Alat asistif dan adaptif Fungsi : - kompensasi keterbatasan ROM dan nyeri - membantu kemandirian dan mengurangi gangguan, dan kecacatan - meningkatkan fungsi pasien Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. 75 Peralatan adaptif Braddom’s Physical Medicine and Rehabilitation. 6th edition. Elsevier; 2021. 76 Peralatan adaptif Braddom’s Physical Medicine and Rehabilitation. 6th edition. Elsevier; 2021. 77 Clothing made with Velcro Long-handled sponges betterlifehealthcare.com 78 Walker Platform Crutches Mendistribusikan berat pada lengan tangan Mengurangi kebutuhan untuk ekstensi pergelangan tangan dan mengeliminasi kekuatan menahan beban melalui pergelangan tangan dan tangan Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. Edukasi ISTIRAHAT (REST) Istirahat local  Fase Akut/Subakut Tujuan: - Mengurangi nyeri - Mengurangi peradangan pada sendi Intervensi: Saat malam hari -> pemakaian nonfunctional resting splints Saat siang hari -> pemakaian functional splints Periode istirahat singkat 🡪 saat siang hari selama 20-30 menit -> splints Tambahkan : satu latihan ROM sendi harian selama istirahat selama 2 minggu Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. Edukasi Proteksi Sendi ❖Teknik proteksi sendi -> pencegahan yang digunakan untuk manajemen nyeri & fatigue, dan gejala lain yang berhubungan pada pasien dengan RA. ❖Tujuan -> mengaplikasikan prinsip ergonomik dan biomekanikal pada saat melakukan AKS -> untuk melindungi struktur sendi dari gaya normal dan abnormal yang dapat menimbulkan atau memperberat deformitas. Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. Proteksi sendi Prinsip: Monitor aktivitas & hentikan bila terasa tidak nyaman atau lelah. Latihan rutin dengan durasi singkat -> 3-5 sesi/ hari Variasikan aktivitas guna menghindari kelelahan Me↓ tingkat aktivitas / hentikan aktivitas bila nyeri sendi mulai timbul & menetap >1 jam setelah beraktivitas. Pertahankan kekuatan otot dan LGS. Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. Almeida PH, Tatiana BP, Joao PC, Luciana FM, Licia MH (2015) Occupational therapy in rheumatoid rheumatologists need to know?. Revista Brasileira de Reumatologia, 55(3), 272– 280. Edukasi Konservasi Energi Pada pasien RA sering mengalami gejala fatique sehingga diperlukan teknik konservasi energi untuk aktivitas sehari-hari. Gejala fatique pada pasien RA kemungkinan disebabkan oleh: ✔ Proses spesifik aktivitas penyakit dan inflamasi. Sitokin pro-inflamasi berperan disini. ✔ Nyeri yang berkepanjangan ✔ Waktu tidur di malam hari yang terganggu akibat nyeri ✔ Depresi ✔ Disabilitas Frontera WR. DeLisa’s Physical Medicine and Rehabilitation Principle and Practice. Sixth edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2019. 83 Intervensi Psikososial Depresi umum terjadi (37% RA mengalami depresi) Support psikologis untuk pasien dan keluarga dibutuhkan Group therapy (termasuk diskusi tentang body image, pekerjaan, hubungan keluarga, dan mekanisme coping) efektif dan telah digunakan untuk beragam kelompok arthritis 83 84 Aspek Vokasional Aspek vokasional diawali dengan asesmen yang mencakup tingkat pendidikan, riwayat pekerjaan dan pencapaian keberhasilan, tingkat fungsional fisik serta penyesuaian psikologis dan social. Konseling dimulai dengan melihat apakah bisa diadakan perubahan dalam lingkungan kerja pasien. Bila tidak mungkin, sebaiknya pasien mendapat pelatihan dalam pekerjaan atau aktifitas lain. 84 85 PROGNOSIS Perjalanan penyakit RA bervariasi Tanpa terapi, pasien cenderung memiliki disabilitas dan mortalitas yang tinggi. Sekitar 40% pasien dengan RA memiliki disabilitas fungsional yang berdampak pada kemampuan bekerja dan ADL dalam 10 tahun setelah didiagnosis. Pasien dengan RA juga mengalami komplikasi yang dihubungkan dengan penyakit arteri koroner, meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular, penyakit paru, dan keganasan yang mana akan meningkatkan angka mortalitas pasien. Chauhan K, Jandu JS, Goyal A, et al. Rheumatoid Arthritis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441999/#_NBK441999_pubdet_ Paul BJ, Kandy HI, Krishnan V. Pre-rheumatoid arthritis and its prevention. Eur J Rheumatol. 2017 Jun;4(2):161-165. [PMC free article: PMC5473457] [PubMed: 28638695] TERIMA KASIH 86 STRUCTURE KFR pada Fraktur Ekstremitas Bawah Anatomi dan Histologi Tulang 88 https://open.oregonstate.education/aandp/chapter/6-3-bone-structure/ Klasifikasi Fraktur Etiologi – penyebab Morfologi – pola/bentuk fraktur Keparahan – derajat pecah (comminution) atau keterlibatan jaringan lunak atau sendi Lokasi – bagian tulang yang terkena Displacement / perpindahan – bagaimana pecahan tulang berpindah McRae’s Orthopaedic Trauma and Emergency Fracture Management, Hoppenfeld’s Rehabilitation and treatment of Fractures, 2nd Edition 3rd Edition 89 Sistem Klasifikasi AO untuk Tulang Panjang 90 PENYEMBUHAN FRAKTUR Tahap I : Inisial (pembentukan hematom). Saat fraktur terjadi perdarahan interna. Fraktur undisplaced  robekan pembuluh darah di Sistim Haversian dan dari periosteum. Fraktur displaced  otot dan jaringan lemak. Tahap II : Inflamasi dan Proliferasi sel (minggu 1) Hematom merupakan medium dari sel-sel yang berguna untuk penyembuhan fraktur. Sel-sel “Penyembuh” (sel osteogenik) berproliferasi  Berasal dari lapisan dalam periosteum dan endosteum. 91 PENYEMBUHAN FRAKTUR Tahap III : Pembentukan soft callus. (minggu 2- 3) Pada akhir minggu I, seluruh hematom berisi sel-sel osteogenic, membentuk massa tebal yang menutupi fraktur  Kalus (Interna dan Eksterna). Kalus fraktur awalnya lunak dan cair, secara progressif mengental dan lengket (Sticky), sehingga fragmen fraktur relatif tidak bergerak. Maturitas kalus  sel-sel osteogenik berdiferensiasi menjadi osteoblas  membentuk Tulang “Woven” Primer (Tulang immatur). Tahap penyatuan tulang secara klinis (Clinical Union). 92 PENYEMBUHAN FRAKTUR Tahap IV : Pembentukan Hard Callus/ Konsolidasi (Minggu 4-12) Dalam beberapa bulan, seluruh tulang immatur digantikan oleh tulang matur (Tulang Lamellar) melalui proses Ossifikasi Endokhondral. Tahap penyatuan tulang secara radiologis (Radiographic Union). Tahap V : Remodeling (bulan-tahunan) Melalui proses resorpsi dan deposisi sesuai dengan Hukum Wolff (Respon tulang terhadap stress fisik). Kalus yang tersisa direabsorbsi. Sudut dari angulasi residual dan pergeseran  mengalami remodeling menjadi lebih halus. Diameter tulang kembali normal. Canalis medullaris terbentuk kembali. 93 Penyembuhan Fraktur Primer Bila fraktur telah direduksi dan difiksasi dengan fiksasi internal atau kompresi, tulang akan menyatu tanpa pembentukan kalus. Osteoklas membentuk ruffled border, yang menempel pada tulang membentuk Howsip lacunae Enzym osteolitik masuk ke lacuna dan tulang di resorbsi “Cutting cone” terbentuk dari resorbsi osteoklastik yang diikuti aktivitas osteoblast membentuk System Haversian yang baru Evaluasi Fraktur Look: Pembengkakan, luka memar, deformitas, permukaan kulit, sendi berdekatan dan pemendekan anggota gerak. Feel: Temperatur, nyeri tekan, pembengkakkan, sensasi perifer, pulsasi perifer. Move: Tidak akan dilakukan untuk menimbulkan mobilitas abnormal atau krepitasi pada fraktur tulang. Pergerakan sendi dites jika pasien dapat melakukannya secara aktif. 95 PENILAIAN PENYEMBUHAN FRAKTUR Clinical Union Tidak ada nyeri Tidak ada pergerakan di daerah fraktur Radiographic Union X-ray : Callus yang menyeberangi garis fraktur 96 PERKIN’S TIME TABLE Fraktur spiral Ekstremitas atas menyatu setelah 3 minggu. Konsolidasi  dikali 2 ( 6-8 minggu ) Ekstremitas bawah  2 x lebih Panjang (12-16 minggu) Fraktur Tranversal  2 x lebih panjang dari fr.spiral Ditambah 25% jika fraktur tidak spiral atau fraktur pada femur Fraktur pada anak lebih cepat 97 KFR pada Fraktur Goal Mengatasi nyeri, Memperbaiki deformitas, Melindungi jaringan yang cedera, Mencegah komplikasi, Restorasi gerakan sendi (ROM), dan Memperbaiki kekuatan otot. Program rehabilitasi dilakukan / dimulai pada saat imobilisasi dan mobilisasi  hospitalisasi lebih singkat. 98 Program Rehabilitasi pada Fraktur Ektremitas Bawah Modalitas: TENS, Cryotherapy, IR Exercise: ROM Exercise Stretching exercise Strengthening exercise Latihan pola jalan dengan alat bantu Latihan aerobik/kardiorespirasi Peresepan alat bantu jalan 99 Komplikasi Infeksi DVT (Deep Vein Thrombosis) Complex Regional Pain Syndrome Compartment Syndrome Non Union Mal union Heterotropic Ossification TERIMA KASIH 101

Use Quizgecko on...
Browser
Browser