Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX. PDF

Summary

This book is a textbook on Islamic culture history aimed at ninth-grade students in Indonesian Junior High Schools. It covers topics like Indonesian Islamic history, Islamic kingdoms and the role of pesantrens in spreading Islam in Indonesia. It is part of a series related to religious studies and Bahasa Arab in the Madrasah education system. The book is designed to align with the KMA (Keputusan Menteri Agama) No. 183 Tahun 2019 curriculum.

Full Transcript

i SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MTs KELAS IX Penulis : M. Kholiluddin Editor : Hasan Basori Cetakan ke-1, Tahun 2020 Hak Cipta © 2020 pada Kementerian Agama RI Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku siswa ini dipersiapkan pemerintah dalam rangka mengi...

i SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MTs KELAS IX Penulis : M. Kholiluddin Editor : Hasan Basori Cetakan ke-1, Tahun 2020 Hak Cipta © 2020 pada Kementerian Agama RI Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku siswa ini dipersiapkan pemerintah dalam rangka mengimplementasikan KMA Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. ISBN 978-623-6687-35-2 (jilid lengkap) ISBN 978-623-6687-38-3 (jilid 3) Diterbitkan oleh: Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Jl. Lapangan Banteng Barat No 3-4 Lantai 6-7 Jakarta 10110 ii Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur hanya milik Allah Swt. yang telah menganugerahkan hidayah, taufiq, dan inayah sehingga proses penulisan buku teks pelajaran PAI dan bahasa Arab pada madrasah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah keharibaan Rasulullah Saw. Amin. Seiring dengan terbitnya KMA Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah, maka Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menerbitkan buku teks pelajaran. Buku teks pelajaran PAI dan Bahasa Arab pada madrasah terdiri dari; al-Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, SKI, dan Bahasa Arab untuk jenjang MI, MTs, dan MA/MAK semua peminatan. Keperluan untuk MA Peminatan Keagamaan diterbitkan buku Tafsir, Hadis, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadis, Ushul Fikih, Ilmu Kalam, Akhlak Tasawuf, dan Bahasa Arab berbahasa Indonesia, sedangkan untuk peminatan keagamaan khusus pada MA Program Keagamaan (MAPK) diterbitkan dengan menggunakan Bahasa Arab. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi di era global mengalami perubahan yang sangat cepat dan sulit diprediksi. Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada madrasah harus bisa mengantisipasi cepatnya perubahan tersebut di samping menjalankan mandat mewariskan budaya-karakter bangsa dan nilai-nilai akhlak pada peserta didik. Dengan demikian, generasi muda akan memiliki kepribadian, berkarakter kuat, dan tidak tercerabut dari akar budaya bangsa namun tetap bisa menjadi aktor di zamannya. Pengembangan buku teks mata pelajaran pada madrasah tersebut di atas diarahkan untuk tidak sekedar membekali pemahaman keagamaan yang komprehensif dan moderat, namun juga memandu proses internalisasi nilai keagamaan pada peserta didik. Buku mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab ini diharapkan mampu menjadi acuan cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari, yang selanjutnya mampu ditransformasikan pada kehidupan sosial- masyarakat dalam konteks berbangsa dan bernegara. Pemahaman Islam yang moderat dan penerapan nilai-nilai keagamaan dalam kurikulum PAI di madrasah tidak boleh lepas dari konteks kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila, berkonstitusi UUD 1945 dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika. Guru sebagai ujung tombak implementasi kurikulum harus mampu mengejawantahkan prinsip tersebut dalam proses pembelajaran dan interaksi pendidikan di lingkungan madrasah. Kurikulum dan buku teks pelajaran adalah dokumen hidup. Sebagai dokumen hidup memiliki fleksibilitas, memungkinkan disempurnakan sesuai tuntutan zaman dan implementasinya akan terus berkembang melalui kreativitas dan inovasi para guru. Jika ditemukan kekurangan maka harus diklarifikasi kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI c.q. Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah (KSKK) untuk disempurnakan. Buku teks pelajaran PAI dan Bahasa Arab yang diterbitkan Kementerian Agama merupakan buku wajib bagi peserta didik dan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran di Madrasah. Agar ilmu berkah dan manfaat perlu keikhlasan dalam proses pembelajaran, hubungan guru dengan peserta didik dibangun dengan kasih sayang dalam ikatan mahabbah fillah, diorientasikan untuk kebaikan dunia sekaligus di akhirat kelak. Akhirnya ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan atau penerbitan buku ini. Semoga Allah Swt. memberikan pahala yang tidak akan terputus, dan semoga buku ini benar-benar berkah-manfaat bagi agama, nusa, dan bangsa. Amin Ya Rabbal ‘Alamin. Jakarta, Agustus 2020 Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX iii N Berikut ini adalah pedoman transliterasi yang diberlakukan berdasarkan keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 158 tahun 1987 dan nomor 0543/b/u/1987. 1. KONSONAN No Arab Nama Latin No Arab Nama Latin 1 ‫ا‬ Alif a 16 ‫ط‬ ṭa’ ṭ 2 ‫ب‬ ba’ b 17 ‫ظ‬ ẓa’ ẓ 3 ‫ت‬ ta’ t 18 ‫ع‬ ‘ayn ‘ 4 ‫ث‬ ṡa’ ṡ 19 ‫غ‬ gayn g 5 ‫ج‬ Jim j 20 ‫ف‬ fa’ f 6 ‫ح‬ ḥ a’ ḥ 21 ‫ق‬ qaf q 7 ‫خ‬ kha’ kh 22 ‫ك‬ kaf k 8 ‫د‬ Dal d 23 ‫ل‬ lam l 9 ‫ذ‬ żal ż 24 ‫م‬ mim m 10 ‫ر‬ ra’ r 25 ‫ن‬ nun n 11 ‫ز‬ za’ z 26 ‫و‬ waw w 12 ‫س‬ Sin s 27 ‫هـ‬ ha’ h 13 ‫ش‬ Syin sy 28 ‫ء‬ hamzah ‘ 14 ‫ص‬ Ṣad ṣ 29 ‫ي‬ ya; y iv Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 15 ‫ض‬ Ḍ aḍ ḍ 2. VOKAL ARAB a. Vokal Tunggal ‫ـــــــــــــــــــــَــــــــــــــ‬ a َ َ ‫َكت‬ َ‫ب‬ Kataba ‫ـــــــــــــــــــــَــــــــــــــ‬ i َ‫س ِئ َل‬ ُ Suila ُ ‫يَ ْذ َه‬ ‫ـــــــــــــــــــــَــــــــــــــ‬ u َ‫ب‬ Yażhabu b. Vokal Rangkap ‫ــــَـــ َي‬ َ ‫َك ْي‬ َ‫ف‬ kayfa ‫ــــَــــ َو‬ َ‫َح ْو َل‬ ḥ awla c. Vokal Panjang ‫ـــــــَا‬ ā َ‫قال‬ qāla ‫ـــــَـــي‬ Ī َ‫ق ْيل‬ qi ̄la ‫ـــــَــو‬ Ū َ‫يَق ْول‬ yaqū lu 3. TA’ MARBUṬAH Transliterasi untuk ta’ marbutah ̣ (‫ ) ــة‬ada dua, yaitu: a. Ta’ marbutah ̣ yang hidup atau berharakat fathah, kasrah, atau d ̣ammah ditranslitasikan adalah “t”. Ta’ matbutah ̣ yang mati atau yang mendapat harahat sukun ditransliterasikan dengan “h” Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX v HALAMAN JUDUL........................................................................................................i HALAMAN PENERBITAN...........................................................................................ii KATA PENGANTAR......................................................................................................iii PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA.................................................iv DAFTAR ISI.....................................................................................................................vi PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU.......................................................................... viii KOMPETENSI INTI....................................................................................................... xi KOMPETENSI DASAR................................................................................................. xii BAB I SEJARAH ISLAM DI INDONESIA................................................................... 1 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikatror........................................................... 2 Peta Konsep......................................................................................................................... 3 Prawacana........................................................................................................................... 4 Wawasanku!........................................................................................................................ 7 Aktivitasku!....................................................................................................................... 16 Refleksi............................................................................................................................. 17 Rangkuman....................................................................................................................... 17 Uji Kompetensi................................................................................................................. 19 BAB II KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA............................................................ 21 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikatror......................................................... 20 Peta Konsep....................................................................................................................... 21 Prawacana......................................................................................................................... 22 Wawasanku!...................................................................................................................... 25 Aktivitasku!....................................................................................................................... 32 Refleksi............................................................................................................................. 32 Rangkuman....................................................................................................................... 33 Uji Kompetensi................................................................................................................. 36 BAB III PERAN PESANTREN DALAM DAKWAH ISLAM DI INDONESIA................................................................................................. 39 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikatror......................................................... 40 Peta Konsep....................................................................................................................... 41 Prawacana......................................................................................................................... 42 Wawasanku!...................................................................................................................... 45 Aktivitasku!....................................................................................................................... 50 Refleksi............................................................................................................................. 51 Rangkuman....................................................................................................................... 51 Uji Kompetensi................................................................................................................. 54 vi Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX BAB IV NILAI-NILAI ISLAM DAN KEARIFAN LOKAL DARI BERBAGAI SUKU DI INDONESIA................................................................................................... 57 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikatror......................................................... 58 Peta Konsep....................................................................................................................... 59 Prawacana......................................................................................................................... 60 Mari Mengamati !............................................................................................................. 61 Pertanyaanku..................................................................................................................... 62 Wawasanku!...................................................................................................................... 62 Aktivitasku!....................................................................................................................... 72 Refleksi 1.......................................................................................................................... 75 Refleksi 2.......................................................................................................................... 75 Rangkuman....................................................................................................................... 76 Uji Kompetensi................................................................................................................. 80 BAB V WALISANGA DALAM DAKWAH ISLAM DI INDONESIA................................................................................................. 81 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikatror......................................................... 82 Peta Konsep....................................................................................................................... 83 Prawacana......................................................................................................................... 84 Mari Mengamati................................................................................................................ 85 Pertanyaanku..................................................................................................................... 86 Wawasanku!...................................................................................................................... 86 Aktivitasku!....................................................................................................................... 91 Refleksi............................................................................................................................. 91 Rangkuman....................................................................................................................... 92 Uji Kompetensi................................................................................................................. 93 BAB VI SYAIKH ABDUL RAUF AS-SINGKILI DAN SYAIKH MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI.................................................................... 97 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikatror......................................................... 98 Peta Konsep....................................................................................................................... 99 Prawacana......................................................................................................................... 100 Mari Mengamati................................................................................................................ 101 Pertanyaanku..................................................................................................................... 102 Wawasanku!...................................................................................................................... 102 Aktivitasku!....................................................................................................................... 104 Refleksi............................................................................................................................. 105 Rangkuman....................................................................................................................... 105 Uji Kompetensi................................................................................................................. 106 BAB VII BIOGRAFI TOKOH PENDIRI ORGANISASI KEAGAMAAN DI INDONESIA........................................................... 109 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikatror........................................................ 110 Peta Konsep....................................................................................................................... 111 Prawacana......................................................................................................................... 112 Mari Mengamati................................................................................................................ 113 Pertanyaanku..................................................................................................................... 114 Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX vii Wawasanku!...................................................................................................................... 115 Aktivitasku!....................................................................................................................... 123 Refleksi 1.......................................................................................................................... 123 Refleksi 2.......................................................................................................................... 124 Refleksi 3.......................................................................................................................... 125 Rangkuman....................................................................................................................... 125 Uji Kompetensi................................................................................................................. 126 Penilaian Akhir Semester.................................................................................................. 129 Penilaian Akhir Tahun...................................................................................................... 139 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 146 GLOSARIUM................................................................................................................... 148 INDEKS............................................................................................................................ 149 viii Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX SMT BAB Implementasi Pembelajaran Memberikan Pembelajaran kepada peserta dididik tentang Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara; Kondisi masyarakat Indonesia pra Islam, metode masuknya Islam, Teori masuknya Islam sampai Corak keislaman di Nusantara sebagai sebuah realitas. Dengan harapan siswa dapat mengapresiasi corak keberagaman masyarakat Islam Indonesia secara bijak. Memberikan Pembelajaran kepada peserta dididik bahwa Kerajaan Islam di Nusantara merupakan realita sejarah yang dapat diambil hikmah bagi ke hidupan masa kini dan yang akan datang. Menanamkan sikap bagi peserta didik bahwa Islam sebagai Rahmatali lil’alamin dan NKRI harga mati. I Memberikan pembelajaran kepada peserta didik tentang Pondok pesantren , salah satu Lembaga pendidikan yang merupakan Pendidikan “keislaman dan Keaslian Indonesia “.Setelah proses pembelajaran , diharapkan Peserta didik memahami kontribusi Pesantren dalam Dakwah Islam dan menumbuhkan rasa cinta serta mampu memberikan apresiasi tehadap pendidikan Pesantren. Memberikan pembelajaran dan pemahaman kepada peserta dididik tentang nilai-nilai Islam & kearifan lokal Nusantara sebagai kekayaan seni-budaya bangsa serta sebuah realitas sosial. Keberagaman adalah sebuah keniscayaan dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika (walau berbeda-beda tapi satu jua). Melalui proses pembelajaran dengan tugas kelompok yaitu program aktualisasi Lapangan (PAL) ini, diharapakan akan viii Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX SMT BAB Implementasi Pembelajaran mampu menumbuhkan rasa memilki dan mengapresiasi nilai-nilai Islam dan kearifan lokal pada diri peserta didik. Sehingga peserta didik akan memiliki kecakapan hidup atau kesalehan sosial. Memberikan Pembelajaran kepada peserta didik tentang Peran Walisanga dalam dakwah Islam di Nusantara dengan kondisi masyarakat Indonesia pra Islam yang beraneka ragam. Mereka mengajak kepada kebajikan melalui berbagai metode dan pendekatan. Melalui proses pembelajaran ini diharapakan peserta didik mampu memahami kepribadian Walisanga dan kontribusinya terhadap perkembangan Islam di Indonesia. Pada akhirnya peserta didik diharapkan mampu meneladani kepribadian Walisanga. Memberikan Pembelajaran kepada peserta dididik tentang Peran Syekh Abdul Rauf Singkel dan Muhammad Arsyad al-Banjari dalam dakwah Islam di Nusantara. Syekh Abdul Rauf Singkel dan Muhammad Arsyad al-Banjari mengajak kepada kebajikan melalui berbagai metode dan II pendekatan. Melalui proses pembelajaran ini diharapakan peserta didik mampu memahami kepribadian dan kontribusinya terhadap perkembangan Islam di Indonesia. Melalui tugas Individu peserta didik diharapkan mampu meneladani salah kepribadian Tokoh Muslim pada era milineal yang paling dekat dengan masanya.. Memberikan Pembelajaran kepada peserta dididik untuk memahami Tokoh Pendiri Oraganisasi Masa (Ormas) Islam terbesar di Indonesia yang mempunyai kontribusi terhadap perkembangan Islam juga pengabdian yang tulus terhadap bangsa dan Negara Indonesia. Melalui proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan mampu meneladani kepribadiannya dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan nyata melalui organisasi Sekolah/Madrasah. Menumbuh rasa cinta tanah air sebagian dari Iman (hubul wathon minal Iman) x Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VII A. SEMESTER GANJIL KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghargai dan menghayati ajaran 1.1 Menghayati kewajiban berdakwah dan agama yang dianutnya dengan cara yang santun untuk setiap muslim 1.2 Menghayati nilai Islam dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa sebagai dasar pembentukan sikap cinta tanah air 1.3 Menghargai nilai-nilai positif dari perkembangan pesantren dan perannya dalam dakwah Islam di Indonesia 1.4 Menghayati nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dari berbagai suku di Indonesia 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, 2.1 Menunjukkan sikap moderat dalam tanggung jawab, peduli (toleran, gotong meneladani penyebaran Islam di royong), santun, percaya diri dalam Indonesia berinteraksi secara efektif dengan 2.2 Mengamalkan sikap toleran dan saling lingkungan sosial dan alam dalam menghargai perbedaan pendapat jangkauan pergaulan dan keberadaannya 2.3 Mengamalkan sikap berani dan gigih dalam menuntut ilmu 2.4 Mengamalkan sikap kritis, toleran dan santun 3. Menganalisis dan menerapkan 3.1 Menganalisis sejarah penyebaran Islam pengetahuan (faktual, konseptual, dan di Indonesia prosedural) berdasarkan rasa ingin 3.2 Menganalisis sejarah kerajaan Islam di tahunya tentang ilmu pengetahuan, Indonesia teknologi, seni, budaya terkait fenomena 3.3 Menganalisis perkembangan pesantren dan kejadian tampak mata dan peranannya dalam dakwah Islam di Indonesia 3.4 Menganalisis nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dari berbagai suku di Indonesia 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam 4.1 Mengolah informasi tentang penyebaran ranah konkret (menggunakan, mengurai, Islam di Indonesia merangkai, memodifikasi, dan membuat) 4.2 Mengolah informasi tentang kerajaan- dan ranah abstrak (menulis, membaca, kerajaan Islam di Indonesia dalam menghitung, menggambar, dan bentuk tulisan atau media lain mengarang) sesuai dengan yang 4.3 Menyajikan hasil analisis perkembangan dipelajari di sekolah dan sumber lain pesantren dan peranannya dalam dakwah yang sama dalam sudut pandang/teori Islam di Indonesia 4.4 Mengklasifikan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal dari berbagai suku di Indonesia Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX xiii B. SEMESTER GENAP KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama 1.5 Menghayati nilai-nilai positif dari yang dianutnya perjuangan Walisanga dalam mensyiarkan Islam 1.6 Menghayati nilai-nilai positif dari tokoh penyebar Islam di berbagai wilayah Indonesia dalam berdakwah 1.7 Menghayati nilai-nilai positif dari tokoh pendiri organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia dalam berdakwah 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung 2.5 Mengamalkan sikap tanggung jawab, jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri, toleran dan santun percaya diri dalam berinteraksi secara efektif 2.6 Mengamalkan sikap tanggung jawab, dengan lingkungan sosial dan alam dalam santun dan peduli jangkauan pergaulan dan keberadaannya 2.7 Mengamalkan sikap tanggung jawab, santun dan peduli 3. Menganalisis dan menerapkan pengetahuan 3.5 Menganalisis biografi Walisanga dan (faktual, konseptual, dan prosedural) perannya dalam mengembangkan berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu Islam pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait 3.6 Menganalisis biografi tokoh penyebar fenomena dan kejadian tampak mata Islam di berbagai wilayah Indonesia 3.7 Menganalisis biografi tokoh pendiri organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah 4.5 Menilai peran Walisanga dalam konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, menyebarkan agama Islam di memodifikasi, dan membuat) dan ranah Indonesia dalam bentuk tulisan atau abstrak (menulis, membaca, menghitung, media lain menggambar, dan mengarang) sesuai dengan 4.6 Menyimpulkan peran tokoh penyebar yang dipelajari di sekolah dan sumber lain Islam di berbagai wilayah Indonesia yang sama dalam sudut pandang/teori 4.7 Menyimpulkan peran tokoh pendiri organisasi kemasyarakatan Islam dalam membentuk sikap cinta tanah air dan bela Negara di Indonesia xii Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 1 BAB I SEJARAH ISLAM DI INDONESIA KOMPETENSI INTI 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Menganalisis dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori KOMPETENSI DASAR 1.2. Menghayati kewajiban berdakwah dan dengan cara yang santun untuk setiap muslim 2.2. Menunjukkan sikap moderat dalam meneladani penyebaran Islam di Indonesia 3.2. Menganalisis sejarah penyebaran Islam di Indonesia 4.2. Mengolah informasi tentang penyebaran Islam di Indonesia INDIKATOR 1. Menjelaskan kewajiban berdakwah dan dengan cara yang santun untuk setiap muslim 2. Menjelaskan sejarah penyebaran Islam di Indonesia. 3. Menjelaskan kondisi masyarakat Nusantara sebelum Islam. 4. Mengidentifikasi cara penyebaran Islam di Indonesia. 5. Mengklasifikasikan keberhasilan para Da’i dalam menyebarkan Islam di Indonesia. 6. Mengklasifikasikan jalur penyebaran Islam di Indonesia. 7. Menjelaskan keterkaitan dakwah pada masa awal peyebaran Islam dengan perkembangan dakwah saat ini. 8. Menjelaskan sikap moderat para Da’i dalam menyebarkan Islam di Indonesia. 9. Menjelaskan hikmah dari proses penyebarah islam di Indonesia dengan cara damai 10. Menjelasakan keteladanan para ulama dalam menyebarkan Islam di Indonesia. 2 Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX Peta Konsep SEJARAH ISLAM DI NUSANTARA SETIAP MUSLIM ADALAH PENDAKWAH Kondisi Masyarakat Proses Masuknya Teori Masuknya CORAK KEISLAMAN DI NUSANTARA Nusantara sebelum Islam ke Nusantara Islam ke Nusantara Islam 1. Ekonomi 1. Perdagangan 1. Mekah 2. Budaya 2. Perkawinan 2. Persia 3.Agama/Kepercayaan 3. Pendidikan 3. Gujarat 4. Politik 4. Seni budaya 4. Cina 5. Bersuku-suku bangsa 5. Tasawuf 6. Politik Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 3 Prawacana Kondisi Masyarakat Indonesia sebelum Islam sudah menganut agama dan atau kepercayaan. Secara geografis wilayah Indonesia terdiri dari beribu pulau, terbentang dari Sabang sampai Merauke. Beraneka suku bangsa, adat istiadat, seni dan budayanya serta masyarakat yang lemah lembut tutur bahasa dan budi pekertinya. Kaya akan hasil sumber daya alam baik biotik maupun abiotik, tanah yang subur witwitan tukul tanpa tinandur gemah ripah loh jinawi, Indonesia ibarat negeri Zamrud katulistiwa. Letak Indonesia sangat strtegis sebagai pusat sekaligus jalur perdagangan dunia. Pelabuhan di Indonesia banyak yang dijadikan dermaga untuk transaksi jual beli Internasioal. Banyak para pedagang bedatangan, singgah dan beberapa yang tinggal di Indonesia, diantara mereka ada yang beragama Islam. Perdagangan merupakan saluran pertama dan utama penyebaran Islam di Indonesia, ada yang datang langsung dari Arab, dari Persia, Gujarat dan Cina. Mereka datang ke Indonesia berdagangan sambil berdakwah. Ada sebagai dari mereka menikah dengan penduduk setempat, tinggal menetap dan beranak pinak.kemudian muncul komunitas dan perkampungan muslim, dari situlah Islam mulai berkembang di Indonesia.Saluran penyebaran Islam di Indonesia selanjutnya melalui; perdagangan, perkawinan, pendidikan, seni-budaya, tasawuf dan politik. Dari sinilah Walisanga mempunyai peran dakwah yang sangat penting dalam perkembangan Islam di Tanah air. Walaupun melalui proses yang panjang Walisanga mampu “membumikan” nilai-nilai ajaran Islam yang menjadi corak Islam di Nusantra. A. Mari Mengamati! Amatilah gambar berikut ini! ? 1.1 https://p3ta-indonesia.blogspot.com/ Gambar 1 adalah peta dan ruang kosong sebagai deskripsi sederhana proses penyebaran Islam di Indonesia. Ada tanda panah ke ruang kosong dan tercantum tanda tanya yang mengisyaratkan apakah Islam datang ke Indonesia pada masyarakat yang “hampa”, belum berbudaya, belum mengenal agama atau kepercayaan, belum ada kekuasaan/pemerintahan, dan lain-lain? Jawabannya tentu saja TIDAK! Rumuskan 4 Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX beberapa pertanyaan terkait kondisi masyarakat sebelum dan atau selama proses penyebaran Islam di Indonesia! 1.2 Diolah dari berbagai sumber Gambar 2 merupakan ilustrasi kedatangan saudagar Arab ke Indonesia. Selain sebagai saudagar, mereka juga sekaligus menjadi mubaligh yang disambut masyarakat setempat dengan ramah. Rumuskan beberapa pertanyaan berkaitan dengan strategi atau metode yang digunakan para da’i kepada masyarakat selama proses penyebaran Islam di Indonesia! Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 5 1.3 Sumber Gambar: bacaanmadani.com Gambar 3 merupakan ilustrasi jalur kedatangan saudagar Islam ke Indonesia dari berbagai negara. Mereka disambut masyarakat setempat dengan ramah. Rumuskan beberapa pertanyaan berkaitan proses penyebaran Islam di Indonesia berdasarkan beberapa sumber sejarah! 1.4 Diolah dari berbagai sumber Gambar 4 merupakan ilustrasi penanaman nilai-nilai ajaran Islam kepada masyarakat Indonesia dengan berbagai suku bangsa, budaya, dan bahasa yang berbeda, dari Sabang sampai Merauke. Rumuskan beberapa pertanyaan terkait corak dan karakteristik keislaman di Indonesia berdasarkan beberapa sumber dan fakta sejarah! B. Pertanyaanku Setelah kalian memperhatikan dan mengamati gambar/cerita di atas, ada beberapa pertanyaan yang perlu kalian renungkan. Buatlah sejumlah pertanyaan dalam daftar berikut dengan menggunakan kata tanya apa, siapa, mengapa, , di mana, kapan, dan bagaimana. No. Kata Tanya Pertanyaan 1. Mengapa Mengapa jalur perdagangan menjadi ramai di Nusantara? 2. Bagaimana cara 3. Bagaimana pengaruh C. Wawasanku! Untuk membuka dan memperluas cakrawala kalian tentang masuknya Islam ke Indonesia, ayo baca materi berikut ! Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 hingga 16 Masehi. Proses masuknya Islam ke Indonesia pada umumnya berlangsung secara damai. Islam Masuk ke Indonesia melalui saluran perdagangan baik para saudagar Arab, Gujarat, Persia dan Cina. Para Pedagang dari Arab sering kali harus singgah beberapa bulan di Indonesia menunggu pergantian angin muson barat dan angin muson timur. Sejak abad ke 7 sebagian besar penduduk Cina bagian barat telah memeluk Islam serta sebagian dari mereka menjalin perdagangan dengan masyarakat Indonesia. Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 7 1. Kondisi Masyarakat Indonesia sebelum Islam Kondisi masyarakat Indonesia sebelum Islam dapat dilihat dari beberapa aspek, di antaranya perekonomian, sosial budaya, agama/kepercayaan, sosial dan politik, serta berbagai suku bangsa. a. Kondisi Sosial Budaya Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang masing-masing daerahnya mempunyai corak seni, budaya, dan bahasa beragam. Berbagai perbedaan itulah yang membentuk keanekaragaman suku bangsa di Indonesia. Keanekaragaman atau pluralitas tersebut merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya sehingga harus tetap dipertahankan dan dilestarikan. b. Kondisi Agama atau Kepercayaan Masyarakat yang tinggal di Indonesia sebelum Islam sudah mengenal agama atau kepercayaan. Mereka sudah memeluk agama Hindu, Buddha, dan sebagian menganut kepercayaan Kapitaya. Agama Hindu lahir di India Sekitar tahun 1500 SM dengan kitab suci Weda. Adapun agama Buddha dengan kitab suci Tripitaka lahir di India kurang lebih tahun 500 SM. Sementara itu, Kapitaya adalah sebuah kepercayaan yang memuja “sanghyang taya”, yakni bermakna hampa atau kosong. Mereka mendefinisikan bahwa “sanghyang taya” adalah sanghyang widi tan kena kinaya ngapa yen ana palah dudu (Tuhan itu tidak boleh diserupakan atau bahkan terlintas gambarannya di pikiran kita. Kalau sampai diwujudkan maka itu berarti bukan Tuhan). Sedangkan para orientalis mengklasifikasikan kepercayaan nenek moyang Indonesia dalam dua jenis, yaitu animisme dan dinamisme. c. Kondisi Perekonomian Penduduk Indonesia sebelum Islam memiliki berbagai mata pencaharian. Di antara mereka ada yang berdagang, bercocok tanam, beternak, serta berlayar atau menjadi nelayan. Penduduk Indonesia mayoritas bercocok tanam, terutama yang tinggal di pedalaman. Adapun yang tinggal di kawasan pesisir rata-rata menekuni profesi sebagai nelayan dan pedagang. Indonesia terletak di daerah tropis sehingga mengalami hujan lebat dan sinar matahari hampir sepanjang waktu yang merupakan elemen penting untuk bercocok tanam. Komoditas pertanian dan perkebunan sebagian besar dapat tumbuh di Indonesia yang notabene memiliki tanah subur melimpah. Indonesia adalah penghasil utama dari berbagai produk pertanian tropis. Komoditas pertanian dan perkebunan penting di Indonesia meliputi cengkih, kayu manis, kayu putih, rempah-rempah, dan lain- lain. d. Kondisi Sosial Politik Sebelum Islam datang ke Indonesia pada abad ke-7 hingga ke-12, Sriwijaya mengalami masa kejayaan, baik dalam bidang politik, sosial, maupun ekonomi. Kejayaan yang dialami Sriwijaya sangat ditentukan oleh letak wilayahnya sebagai kerajaan maritim. Dalam hal ini, Sriwijaya merupakan bagian dari jalur perdagangan internasional. Sebagai pelabuhan, pusat perdagangan, dan pusat kekuasaan, Sriwijaya banyak dikunjungi oleh pedagang dari Persia, Arab, dan Tiongkok. Namun, memasuki abad ke-13, Sriwijaya menunjukkan tanda-tanda kemunduran. Kekayaan alamnya sudah tidak lagi menghasilkan dan kalah dengan pulau Jawa. Untuk menyiasati hal ini, Sriwijaya menerapkan bea cukai yang mahal bagi kapal-kapal yang berlabuh. Tindakan Sriwijaya tersebut ternyata tidak memberikan keuntungan bagi kerajaan. Sebaliknya, kapal-kapal asing mencoba menghindar untuk berlabuh. Kemunduran Sriwijaya diperparah dengan serangan Kerajaan Singasari dari Jawa melalui ekspedisi Pamalayu. Melalui ekspedisi tersebut, supremasi Kerajaan Singasari dapat ditancapkan di bekas wilayah Sriwijaya di Sumatra. Setelah Singasari berkuasa, kemudian muncullah Majapahit sebagai kerajaan yang memiliki kekuatan dan pengaruh lebih besar. Kemunculan Majapahit ini semakin memperlemah kedudukan Sriwijaya. Majapahit pernah tampil sebagai supremasi kekuasaan di wilayah Indonesia setelah Sriwijaya runtuh. Kejayaan Kerajaan Majapahit terjadi pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk beserta patihnya yang terkenal, yaitu Gajah Mada. Dengan Sumpah Palapa, Gajah Mada melakukan perluasan wilayah secara luar biasa. Majapahit kemudian mengalami kemunduran yang lebih banyak disebabkan oleh adanya konflik internal. Pada tahun 1478, Majapahit mengalami keruntuhan. e. Kondisi Suku Bangsa Masyarakat Indonesia memiliki suku bangsa yang beragam. Keragaman tersebut terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang mendiami berbagai daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap suku bangsa mempunyai corak seni, budaya, dan bahasa masing-masing. Berbagai perbedaan itulah yang membentuk keanekaragaman suku bangsa di Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 9 Indonesia. Pluralitas tersebut merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya sehingga harus tetap dipertahankan dan dilestarikan. 2. Masuknya Islam ke Indonesia Secara umum, agama Islam masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur utama, sebagaimana akan diuraikan berikut ini. a. Perdagangan Pada taraf permulaan, saluran islamisasi adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 Masehi membuat pedagang- pedagang muslim dari Arab, Persia, dan India turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian barat, tenggara, dan timur Asia. Saluran Penyebaran Islam melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut terlibat dalam kegiatan perdagangan. Bahkan, mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Kaum pedagang memegang peranan sangat penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan munculnya tempat perdagangan yang membantu mempercepat penyebaran tersebut. Hal yang turut berperan dalam penyebaran Islam ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh. Setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan Indonesia dikenal oleh bangsa-bangsa lain. 1) Letak geografis yang strategis, yaitu berada di persimpangan jalan raya internasional dari jurusan Timur Tengah menuju Tiongkok. 2) Kesuburan tanahnya sehingga menghasilkan bahan-bahan keperluan hidup yang dibutuhkan oleh bangsa-bangsa lain, misalnya rempah-rempah. 3) Penduduk Indonesia terkenal ramah tamahan. Pada masa itu pedagang muslim yang datang ke Indonesia semakin banyak hingga akhirnya membentuk pemukiman yang disebut pekojan (perkampungan Arab). Dari tempat ini, mereka berinteraksi (berhubungan) dan berasimilasi (berbaur) dengan masyarakat asli sambil menyebarkan agama Islam. b. Perkawinan Dari sudut pandang ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih tinggi dan unggul daripada kebanyakan masyarakat pribumi. Hal ini berakibat penduduk pribumi, terutama putri-putri bangsawan tertarik untuk menjadi istri dari para saudagar tersebut. Sebelum menikah, mereka diminta masuk Islam terlebih dahulu. Setelah mempunyai keturunan, lingkungan mereka semakin meluas hingga pada akhirnya memunculkan kampung-kampung, daerah-daerah, dan kerajaan- kerajaan muslim. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan dan lebih mempercepat dalam penyebaran agama Islam. Sebab, jika terjadi perkawinan antara anak bangsawan, raja, atau adipati, karena mereka adalah orang-orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh sosial kuat, maka keislaman mereka akan diikuti oleh masyarakat/pengikutnya sehingga turut mempercepat proses islamisasi. Beberapa contoh pernikahan yang dilakukan ulama dengan putri bangsawan antara lain sebagai berikut; Maulana Ishaq menikah dengan putri Prabu Blambangan yang melahirkan Sunan Giri, Syarif Abdullah yang menikah dengan putri Prabu Siliwangi melahirkan Sunan Gunung Jati. c. Pendidikan Proses penyebaran Islam juga dilakukan melalui jalur pendidikan. Dalam hal ini, model pembelajaran dilakukan dengan cara sederhana. Menurut KH. Sahl Mahfudz model tersebut dinamakan dengan halaqoh. Pembelajaran halaqah merupakan cikal bakal pendidikan pesantren yang di kemudian hari berkembang menjadi pondok pesantren. Model pendidikan ini memiliki ciri khas santri/peserta didik menginap di asrama dengan dibimbing oleh guru agama, kiai, ataupun ulama. Sunan Ampel mendirikan pondok pesantren Ampel Denta. Adapun pesantren Glagah Wangi Demak didirikan oleh Raden Patah. Demikian pula Sunan Giri dan Sunan Bonang juga mendirikan pondok pesantren. Di pesantren atau pondok tersebut, calon ulama, guru, dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah ke tempat tertentu untuk mengajarkan agama Islam. d. Seni Budaya Saluran penyebaran Islam melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Sunan Kalijaga adalah tokoh ulama yang paling mahir dalam memainkan wayang. Ia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi mengajak penonton untuk mengikuti mengucapkan kalimat syahadatain. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabharata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam, pendidikan, dan unsur-unsur filsafat (mencari kebenaran). Sebagai contoh, cerita berjudul Jamus Kalimasada, Wahyu Tohjali, Wahyu Purbaningrat, serta Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 11 Babad Alas Wanamarta. Adapun jenis kesenian lain yang juga dijadikan media islamisasi meliputi sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni bangunan, dan seni ukir. e. Tasawuf Tasawuf adalah ajaran (cara dan sebagainya) untuk mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. sehingga memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan-Nya. Orang yang ahli di bidang ilmu tasawuf disebut sufi. Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi, mengajarkan ilmu tasawuf yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam hal-hal magis (sesuatu yang berhubungan dengan perkara gaib) dan mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan. Di antara mereka ada yang mengawini putri-putri bangsawan setempat. Tasawuf yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya sudah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme dalam agama Hindu sehingga agama baru tersebut (Islam) mudah dimengerti dan diterima. Ajaran mistik ini masih berkembang di abad ke-19 dan bahkan abad ke-20. f. Politik Di beberapa daerah di Indonesia, kebanyakan rakyatnya masuk Islam setelah penguasa atau rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik para raja dan penguasa tersebut sangat membantu tersebarnya Islam di Indonesia. Selain itu, kerajaan yang sudah memeluk agama Islam terkadang menaklukkan kerajaan- kerajaan non-Islam yang sedang mengalami konflik internal. Kemenangan kerajaan Islam secara politis menarik penduduk kerajaan yang ditaklukkan untuk masuk Islam. 3. Teori Masuknya Islam ke Indonesia a. Teori Mekah Teori Mekah merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan/penolakan terhadap teori Gujarat. Teori Mekah mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 Masehi. Adapun orang-orang yang membawa Islam ke Indonesia berasal dari bangsa Arab, terutama Mesir. Teori ini didasarkan pada beberapa hal berikut ini. 1) Pada abad ke-7 (tahun 674 Masehi) di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Arab (Islam), dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Tiongkok dari Hikayat Dinasti Tang yang antara lain menceritakan tentang orang-orang Ta Shih (sebutan untuk bangsa Arab) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang kerajaan Ho Ling yang diperintah oleh Ratu Sima (tahun 674 Masehi). 2) Kerajaan Samudera Pasai menganut madzhab Syafi’i. Dalam hal ini, pengaruh madzhab Syafi’i yang terbesar pada waktu itu adalah di Mesir dan Mekah. Adapun daerah Gujarat/India adalah penganut madzhab Hanafi. 3) Raja-raja Samudera Pasai menggunakan gelar al-Malik, di mana gelar ini berasal dari Mesir. Teori Mekah didukung oleh Hamka, Van Leur, dan T.W. Arnold. Pendukung teori ini menyatakan bahwa pada abad ke-13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam. Jadi, masuknya Islam ke Indonesia terjadi sebelumnya, yaitu pada abad ke-7. Begitu pula yang berperan besar terhadap proses penyebaran Islam adalah bangsa Arab. b. Teori Persia Teori Persia berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-15 dengan dibawa oleh bangsa Persia (sekarang menjadi negara Iran). Teori Persia didasarkan pada banyaknya kesamaan antara budaya Persia dengan masyarakat Indonesia, di antaranya sebagai berikut. 1) Peringatan 10 Muharram atau hari Asyura, yaitu memperingati meninggalnya Husain bin Ali (cucu Nabi Muhammad Saw.) yang sangat dihormati oleh kaum Syi’ah (Islam Iran). Di Sumatra Barat, peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di Pulau Jawa, masyarakatnya membuat bubur Suro. 2) Kesamaan ajaran tasawuf yang dianut Syeikh Siti Jennar dengan seorang sufi dari Iran yaitu, al-Hallaj. 3) Penggunaan istilah bahasa Persia dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi harakat (jabar jer = fathah, dhammah, kasrah). c. Teori Gujarat Teori ini mengemukakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 Masehi. Bangsa Gujarat (Cambay) dari India diyakini sebagai pihak yang membawa Islam ke Indonesia. Teori ini didasarkan pada hal-hal berikut. 1) Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. 2) Hubungan dagang antara Indonesia dengan India sudah lama terjalin melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa. Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 13 3) Adanya batu nisan Sultan Malik al-Saleh (sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai) yang bertuliskan angka tahun 1297 bercorak khas Gujarat. Teori Gujarat didukung oleh Snouck Hurgronje, W.F. Stutterheim, dan Bernard H.M. Vlekke. Para ahli sejarah pendukung teori ini lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam, yaitu adanya Kerajaan Samudera Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marco Polo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak (Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk agama Islam dan banyak pedagang dari India yang menyebarkan Islam. d. Teori Cina Ahli sejarah yang mendukung teori ini anatra lain; Prof. Slamet Muljana, H.J, De Graaf. Teori cina ini di dasarkan pada asumsi adanya unsur kebudayaan Cina dalam sejumlah unsur kebudayaan Islam di Indonesia, berdasarkan sumber klonik dari klenteng Sampokong di Semarang yang memperlihatkan pengaruh orang- orang Cina dalam penyebaran Islam di Indonesia. Pengaruh cina dalam penyebaran Islam di Indonesia, bias kita saksikan pada bukti- bukti arkeologis. Pada masjid-masjid kuno yang dibangun pada sekitar abad 15 M. Masjid Agung Demak, Masjid Agung kesepuhan Cirebon, masjid agung Kudus di dinding masjid tertempel berbagi piring porselin dari masa dinasti Ming, ini sabagi salah satu bukti arkeologis. Bukti berikutnya adalah catatan sejarah Babad ding Gresik mengisahakan tentang prajurit patang puluh cina bersenjata api pimpinan Paji laras dan Panji Liris. 4. Corak Keislaman di Indonesia Dalam perkembangan sejarah dakwah Islam, para mubaligh menyampaikan ajaran Islam secara bijaksana melalui bahasa budaya sebagaimana dilakukan oleh Walisanga. Karena kehebatan para wali Allah dalam mengemas dan pendekatan yang arif bijaksana, ajaran Islam menjadi bagian dari tata nilai di masyarakat yang tidak dapat dipisahkan. Nilai-nilai Islam meliputi segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Corak keislaman dan keindonesiaan dapat disaksikan dari berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari seni, budaya, sosial-politik, sosial-ekonomi, pendidikan dan ilmu pengetahuan, bahkan dalam tatanan berbangsa dan bernegara yang masih dapat kita rasakan sampai saat ini. a. Politik Seiring periodisasi perkembangan Islam di Indonesia, ajaran Islam ikut mewarnai corak politik di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan munculnya kerajaan Islam di Indonesia, seperti Kerajaan Samudera Pasai, Malaka, Aceh Darussalam, Demak, Pajang, Banten, Cirebon, Mataram, Ternate, Tidore, Gowa-Tallo, dan lain-lain. Bahkan, nilai-nilai Islam mewarnai corak pemerintahan dan tata kenegaraan, berkolaborasi dengan nilai-nilai luhur bangsa. b. Seni dan Budaya Seni dan budaya tidak lepas dari pengaruh nilai-nilai ajaran Islam. Seni bukanlah sesuatu yang diharamkan dalam Islam. Dengan seni, kehidupan manusia lebih indah dan nyaman untuk dinikmati. Kata “budaya” berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddayah sebagai bentuk jamak dari kata budhi yang berarti perilaku, budi, atau akal. Maka, kata kebudayaan dapat diartikan sebagai bentuk yang berkaitan dengan budi pekerti dari hasil pemikiran. Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan. Banyak seni dan budaya Indonesia yang bernuansa Islam seperti, hadrah, rebana, kasidah, kaligrafi, seni lukis, seni pahat, tari zapin, pakarena burakne, sandur, tari pergaulan, barzanji, khitan, sekaten, rajaban, mauludan, nyadran, kenduri, menata konde, dan masih banyak lagi. c. Pendidikan Untuk menganalisis masuknya pendidikan Islam di Indonesia, maka sangat tepat kiranya untuk menelusuri proses masuknya Islam di Indonesia. Dalam hal ini, Indonesia memiliki letak yang strategis dalam rangka pelayaran dan perdagangan sehingga menjadi salah satu sarana masuknya ajaran Islam. Para saudagar, ulama, termasuk wali, berperan besar terhadap penyebaran Islam. Mereka pada mulanya mendirikan pesantren-pesantren di sekitar kota pelabuhan (sebagai tempat transit kapal-kapal dagang) guna menyebarkan dakwah Islam. Istilah “pesantren” sendiri berasal dari ucapan “pesantrian”, yakni tempat para santri menimba ilmu agama. d. Perekonomian Perekonomian sebagai salah satu pilar tegaknya sebuah peradaban sedikit banyak mendapat corak keislaman. Nilai-nilai ajaran Islam telah terpatri dalam sanubari setiap muslim, apa pun profesinya. Sehingga, di dalam menjalankan segala aktivitas selalu dilandasi karena Allah dan mencari keridaan-Nya. Sejarah mencatat banyak tokoh muslim Indonesia yang sukses dalam bidang perekonomian. Mohammad Hatta adalah salah contoh tokoh muslim yang ikut mewarnai perekonomian Indonesia dengan nilai-nilai keislaman, Ia dikenal sebagai bapak koperasi, di mana badan usaha berbentuk koperasi merupakan saka guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 15 perekonomian Indonesia. Contoh lain adalah Haji Samanhudi, seorang pedagang batik dari Laweyan, Surakarta. Pada 16 Oktober 1905, ia mendirikan organisasi Sarekat Dagang Islam demi mengatasi situasi perekonomian rakyat pribumi yang terpuruk akibat monopoli bangsa asing. D. Aktivitasku! Kegiatan 1: Diskusi a. Bentuklah kelompok kecil secara heterogen (acak dan merata)! b. Diskusikan materi diskusi dengan saling menghargai pendapat teman! c. Pajang hasil diskusi kalian, bisa ditunjukkan di atas meja atau ditempelkan pada dinding kelas! d. Setiap kelompok bergeser searah jarum jam untuk menilai hasil kelompok lain dari segi ketepatan jawaban, banyaknya/kelengkapan contoh, dan kejujuran pendapat. e. Presentasikan hasil diskusi kalian! f. Berilah penghargaan pada kelompok yang paling baik hasilnya! Materi Diskusi Setelah kalian mengamati, memperhatikan gambar atau fenomena, serta mempelajari materi di atas, ada beberapa hal yang perlu didiskusikan. a. Kondisi Masyarkat Indonesia sebelum Islam. b. Proses sejarah Islam masuknya ke Indonesia. c. Islam menebarkan kedamaian di Indonesia. d. Teori tentang masuknya Islam di Indonesia. e. Corak keislaman di Indonesia Refleksiku Setelah kalian mempelajari materi di atas, renungkan dan jawablah pertanyaan- pertanyaan berikut! 1. Pernahkah kalian mendengar atau membaca tentang proses masuknya Islam ke Indonesia? 2. Bila pernah, manfaat apa yang dapat kamu petik sejarah proses masuknya Islam di Indonesia ? 3. Bagaimana wujud apresiasi kalian untuk mengenang jasa-jasa para ulam dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia? 4. Deskripsikan secara singkat proses masuknya Islam ke indonesia! 5. Apa wujud cinta kalian terhadap agama Islam! Rencana Aksiku No Peran Rencana Perilaku yang Hasil melakukan akan saya lakukan 1. Di lingkungan Membiasakan budaya Islam rumah di sekitar rumah 2. Di lingkungan Mencerminkan siswa madrasah madrasah 3. Di masyarakat Mencerminkan muslim yang taat 4. Untuk negara Memelihara budaya bangsa yang Islami 5. Untuk agama Membiasakan budaya yang religius Rangkuman 1. Kondisi masyarakat Indonesia sebelum Islam: a) Bermata pencaharian yang mempunyai nilai ekonomis. b) Kaya akan sumber daya alam. c) Beraneka ragam seni budaya. d) Terdiri atas berbagai suku bangsa. e) Sudah ada pemerintahan berupa kerajaan-kerajaan Indonesia. f) Masyarakat Indonesia sudah menganut agama dan atau kepercayaan. 2. Secara garis besar, Islam masuk ke Indonesia melalui perdagangan, perkawinan, pendidikan tasawuf, serta seni budaya. Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 17 3. Islam masuk ke Indonesia melalui dua rute, yaitu jalur utara dan jalur selatan. 4. Ada empat teori yang menjelaskan mengenai masuknya Islam ke Indonesia, yakni, teori Gujarat (India), Persia,Mekah, Cina 5. Bukti tertua tentang agama Islam di Pulau Jawa berasal dari batu nisan Fatimah binti Maimun di Leran Gresik, yang menunjukkan angka tahun 1082 Masehi. 6. Ada beberapa faktor penyebab agama Islam dapat cepat berkembang di Indonesia. a) Syarat masuk agama Islam sangat mudah, yaitu dengan mengucapkan kalimat syahadat. b) Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana. c) Islam tidak mengenal sistem kasta. d) Islam menyebar di Indonesia disesuaikan dengan adat dan tradisi bangsa Indonesia. e) Penyebaran Islam dilakukan dengan jalan damai. f) Runtuhnya Kerajaan Majapahit memperlancar penyebaran agama Islam. Uji Kompetensi I. Jawablah pertanyaan berikut in dengan memilih jawaban a, b, c, atau d yang paling tepat! 1. Islam masuk di Indonesia dibawa oleh pedagang muslim dari Arab, Persia, dan India. Mereka membentuk pemukiman khusus guna beriteraksi dan berasimilasi dengan masyarakat asli seraya menyebarkan agama Islam. Pemukiman mereka dikenal dengan istilah.... A. Kampung Kauman B. Kampung Pekajen C. Kampung Pekojan D. Kampung Pecinan 2. Salah satu cara penyebaran Agama Islam di Indonesia melalui pendidikan yang diselenggarakan oleh guru agama, kyai serta ulama. Pusat pendidikan yang dijadikan sebagai media penyebaran Islam di Indonesia pertama kali melalui.... A. Pondok Pesantren B. Panti asuhan C. Yayasan D. Sekolah 3. Perkembangan Islam di Pulau Jawa terjadi sangat cepat, seiring dengan semakin lemahnya kerajaan Majapahit. Di bawah ini merupakan salah satu faktor yang mempermudah penyebaran Islam di Indonesia adalah.... A. ajaran agama Islam mengenal kasta B. upacara keagamaan dalam Islam sangat tidak sederhana C. penyebaran agama Islam disesuikan dengan adat dan tradisi D. syarat masuk agama Islam dengan beberapa syarat yang beraneka ragam 4. Masuknya Islam di Indonesia dibawa langsung oleh para pedagang muslim yang berasal dari Timur Tengah yang terjadi sekitar abad ke 7 M. Hal ini berdasarkan teori.... A. India B. Persia C. Gujarat D. Makkah 5. Penyebaran Islam dengan cara tasawuf juga mewarnai dinamika sejarah Islam di Indonesia dan berikut ini adalah tokoh tasawuf Indonesia yang terkenal adalah …. A. Hamzah Fansuri B. Syekh Abdul Kahfi C. Muhammad Nuruddin D. Abdul Somad Muhammad Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 19 6. Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang dimiliki oleh setiap kelompok masyarakat Indonesia. Karena kepandaian para pendakwah Islam pada masa lalu kesenian memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di Nusantara. Di antara kesenian yang dijadikan sebagai media dakwah adalah … A. Ludruk B. Ketoprak C. Wayang Kulit D. Kuda Lumping 7. Berdasarkan bukti-bukti sejarah ada yang berpendapat bahwa Islam pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M. atau abad ke-1 Hijriyah. Masuknya Islam ke Indonesia salah satunya melalui jalur Selatan yaitu dengan rute …. A. Arab (Mekkah dan Madinah) Damaskus-Bagdad-Gujarat ( pantai Barat India) –Srilanka – Indonesia B. Arab (Mekkah dan Madinah) Palestina-Bagdad-Gujarat ( pantai Barat India) –Srilanka – Indonesia C. Arab (Mekkah dan Madinah) Yordania-Bagdad-Gujarat ( pantai Barat India) –Srilanka – Indonesia D. Arab (Mekkah dan Madinah) Yaman-Gujarat ( pantai Barat India) –Srilanka –Indonesia 8. Ada beberapa faktor yang menyebabkan proses penyebaran Islam di Nusantara berjalan dengan aman dan lancar. Di bawah ini yang tidak termasuk faktor penyebab agama Islam dapat berkembang cepat di Indonesia adalah …. A. agama Islam tidak mengenal kasta B. syarat masuk agama Islam sangat mudah C. sifat bangsa Indonesia yang ramah dan tamah D. bila masuk Islam harus membayar mahar 9. Teori yang menjelaskan bahwa Islam tiba di Indonesia dibawa langsung oleh para pedagang muslim dari Timur Tengah pada sekitar abad ke-7 M, yaitu oleh orang-orang dari …. A. Persia B. Gujarat C. Makkah D. Mesir 10. Perhatikan data berikut: 1) Masjid 2) Sanggar 3) Padepokan 4) Langgar/Surau 5) Pondok Pesantren Penyebaran Islam di Nusantara melalui pendidikan dan pengajaran banyak dilakukan di tempat-tempat.... A. 1,3 dan 5 B. 1,4 dan 5 C. 2,3 dan 4 D. 2,4 dan 5 II. Jawablah dengan singkat dan tepat! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Islam masuk ke Indonesia? 2. Deskripsikan proses Islam ke Indonesia? 3. Klasifikasikan proses penyebaran Islam Indonesia? 4. Ibrah yang dapat kalian petik dari proses penyebaran Islam di Indonesia dengan cara damai ? 5. Deskripsikan secara singkat beberapa teori proses masuknya Islam ke Indonesia? Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 21 Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 21 BAB II KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA KOMPETENSI INTI 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3. Menganalisis dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori KOMPETENSI DASAR 1.2. Menghayati nilai Islam dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa sebagai dasar pembentukan sikap cinta tanah air 2.2. Mengamalkan sikap toleran dan saling menghargai perbedaan pendapat 3.2. Menganalisis sejarah kerajaan Islam di Indonesia 4.2. Mengolah informasi tentang kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dalam bentuk tulisan atau media lain INDIKATOR 1. Mengidentifikasi nilai Islam dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa sebagai dasar pembentukan sikap cinta tanah air. 2. Menjelaskan sejarah kerajaan Islam di Indonesia 3. Mengidentifikasikan kerajaan Islam di Indonesia 4. Mengklasifikasikan kerajaan Islam di Indonesia 5. Menjelaskan peran kerajaan Islam dalam proses penyebaran Islam di Indonesia 6. Mendeskripsikan peran kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dalam bentuk tulisan atau media lain 7. Menjelaskan hikmah perjuangan para raja dalam mempertahankan kedaulatan dari penjajahan Negara lain. 8. Menguraikan keteladanan para raja kerajaan Islam di Indonesia yang ikut andil dalam penyebaran Islam di tanah air. 22 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX PETA KONSEP Sejarah Kebudayaan Islam MTs Kelas IX 23 PRAWACANA Proses masuknya Islam ke Indonesia dapat diklasifikasikan menjadi tiga periode yaitu; masa singgah, masa penyebaran , masa politik. Periodesasi ini berdasarakan pada beberapa teori tentang masuknya Islam ke Indonesia Mulai dari teori Mekah, teori Persia, teori Gujarat dan Teori Cina. Masa singgah dari abad ke 7 sampai 10 M., masa Penyebaran muali abad 11 samapai 13 M dan masa politik mulai abad 13 sampai abad 18 M. Masa Politik yaitu masa mulai berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di berbagai wilayah di Nusantara, mulai dari Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Diakai atau tidak hal ini mempercepat perkembangan Islam di Indonesia. Kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera antara lain; Samudra Pasai, Malaka, dan kerajaan Aceh. Kemudian berdiri kerajaan Islam di Pulau jawa seperti; Demak, Pajang, Mataram,Banten dan Cirebon. Sedang di Sulawesi muncul beberapa kerajaan Islam seperti; Gowa-Tallo, Ternate dan Tidore. Pada periode kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, bangsa ini mengalami guncangan yang luar biasa, namun Islam harus terus berkembang secara dinamis. Nilai-nilai Islam mencoba menemukan koordinat yang tepat dan titik keseimbangan. Pada gilirannya nilai-nilai Islam akan membentuk formasi yang terbaik untuk dipersembahakan kepada ibu pertiwi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Formasi terbaik tersebut tidak lain adalah formasi Umbrella, Islam harus mampu menaungi semua lapisan masyarakat dari berbagai suku bangsa dan agama. Dengan kata lain Islam rahmatal lil’alamin. 24 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX A. Mari Mengamati! 2.1 https://p3ta-indonesia.blogspot.com/ Gambar 2.1 merupakan ilustrasi masa politik setelah proses penyebaran Islam di Indonesia dengan peta sederhana. Berbagai kerajaan Islam di Indonesia mulai bermunculan. Rumuskan beberapa pertanyaan tentang berbagai kerajaan Islam di Indonesia mulai tumbuh, berkembang, mencapai puncak kejayaan, hingga mengalami masa keruntuhan! 2.2 https://p3ta-indonesia.blogspot.com/ Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 23 Gambar 2.2 merupakan ilustrasi masa politik setelah proses penyebaran Islam di Indonesia dengan peta sederhana. Kerajaan Islam mulai muncul di Sumatra. Rumuskan beberapa pertanyaan tentang kerajaan Islam di Sumatra mulai tumbuh, berkembang, mencapai puncak kejayaan, hingga mengalami masa keruntuhan! 2.3 https://p3ta-indonesia.blogspot.com/ Gambar 2.3 merupakan ilustrasi masa politik setelah proses penyebaran Islam di Indonesia dengan peta sederhana. Kerajaan Islam mulai muncul di Jawa. Rumuskan beberapa pertanyaan tentang kerajaan Islam di Jawa mulai tumbuh, berkembang, mencapai puncak kejayaan, hingga mengalami masa keruntuhan! 2.4 https://p3ta-indonesia.blogspot.com/ Gambar 2.4 merupakan ilustrasi masa politik setelah proses penyebaran Islam di Indonesia dengan peta sederhana. Kerajaan Islam mulai muncul di Sulawesi. Rumuskan beberapa pertanyaan tentang kerajaan Islam di Sulawesi mulai tumbuh, berkembang, mencapai puncak kejayaan, hingga mengalami masa keruntuhan! 24 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX B. Pertanyaanku Setiap kali pertemuan dalam proses belajar mengajar dan atau setelah kalian memperhatikan serta mengamati gambar/cerita di atas, ada beberapa pertanyaan yang perlu kalian renungkan. Daftarlah sejumlah pertanyaan dengan menggunakan kata tanya apa, siapa, mengapa, di mana, kapan, dan bagaimana. No. Kata Tanya Pertanyaan 1 Apa Apa faktor penyebab kerajaan Islam mudah berkembang di Nusantara? 2 Bagaimana Bagaimana proses Umat Islam mendirikan kerajaan Islam di Nusantara? 3 C. Wawasanku! 1. Kerajaan Samudera Pasai Penguasa Kerajaan Samudera Pasai terdiri dari dua dinasti, yaitu sebagai berikut. a. Dinasti Meurah Khair Pendiri dan raja pertama Kerajaan Samudera Pasai adalah Meurah Khair yang bergelar Maharaja Mahmud Syah (1042–1078 Masehi). Kemudian, disusul para penggantinya, yaitu Maharaja Mansyur Syah (1078–1133 Masehi), Maharaja Giyasuddin Syah (1133–1155 Masehi), Meurah Noe atau Maharaja Nuruddin yang dikenal juga sebagai Tengku Samudera atau Sultan Nazimuddin al-Kamil. Ia berasal dari Mesir dan tidak mempunyai keturunan (1155–1210 Masehi). b. Dinasti Meurah Silu Meurah Silu bergelar Sultan Malik al-Saleh (1285–1297 Masehi). Ia adalah keturunan Raja Perlak (Malaysia) sekaligus merupakan pendiri kedua Dinasti Kerajaan Samudera Pasai. Dalam rangka memperkokoh hubungan dengan kerajaan Perlak, ia mempersunting putri Raja Perlak yang bernama Gangggang Sari. Selanjutnya, para penerus Meurah Silu atau Sultan Malik al-Saleh adalah Sultan Muhammad Malik Zahir (1297–1326 Masehi), Sultan Mahmud Malik Zahir (1326–1345 Masehi), Sultan Mansur Malik Zahir (1345–1346 Masehi), Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 25 Sultan Ahmad Malik Zahir (1346–1383 Masehi), Sultan Zainal Abidin (1383– 1403 Masehi). Sultan Zainal Abidin adalah penguasa yang paling aktif menyebarkan Islam sampai ke pulau Jawa dan Sulawesi dengan mengirimkan para mubaligh seperti Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq. Bukti kemakmuran Kerajaan Samudera Pasai adalah adanya cerita dari Tome Pires (seorang pengembara asal Portugis) yang mengatakan bahwa pada saat itu sudah ada mata uang drama (dirham). 2. Kerajaan Malaka Kerajaan ini pernah menguasai wilayah Semenanjung Malaka dan Riau. Penguasa/ rajanya yang pertama adalah Iskandar Syah. Ia merupakan raja pertama Kerajaan Malaka yang masih keturunan Majapahit yang kalah dalam perang Paregreg. Nama aslinya adalah Paramisora. Adapun para penerusnya adalah Muhammad Iskandar Syah, Sultan Muzafar Syah, Sultan Mansyur Syah (Laksamana Hang Tuah sangat berjasa pada masa pemerintahannya), serta Sultan Alauddin Syah. Pada masa kekuasaan Sultan Alauddin Syah, kondisi ekonomi kerajaan cukup stabil, tetapi secara politis mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan banyak daerah yang ditaklukkan kemudian melepaskan diri serta terjadi beberapa pemberontakan oleh Sultan Mahmud Syah. Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh dua budaya, yaitu Melayu dan Islam. Hal ini menjadikan Kerajaan Malaka memiliki corak budaya egaliter, terbuka, demokratis, serta menghargai budaya lain. Pada masa Sultan Alauddin Syah, kerajaan Malaka semakin mengalami kemunduran karena wilayahnya hanya mencakup Semenanjung Malaka. Daerah- daerah lain telah memisahkan diri dan menjadi kerajaan baru. Dalam kondisi demikian, pada tahun 1511, Malaka jatuh ke tangan Portugis yang dipimpin oleh Alfonso d’Albuquerque. 3. Kerajaan Aceh Darussalam Raja pertama kerajaan ini adalah Sultan Ali Mugayat Syah. Setelah wafat, ia digantikan putranya, yaitu Sultan Salahudin. Karena kelemahan Sultan Salahudin, akhirnya kekuasaan direbut oleh saudaranya, yakni Sultan Alauddin Ri’ayat Syah al- Qahar. Sultan Alauddin Ri’ayat Syah al-Qahar cukup berperan memperbaiki keadaan pemerintahannya dan aktif menyebarkan Islam dengan mengirimkan mubaligh ke berbagai daerah, seperti Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang diutus ke 26 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX Gresik, Jawa Timur. Sepeninggal Sultan Alauddin Ri’ayat Syah al-Qahar, Kerajaan Aceh Darussalam mengalami kemunduran. Kerajaan Aceh Darussalam kembali bangkit setelah diperintah oleh Sultan Iskandar Muda/Darma Wangsa Perkasa Alam Syah. Ia sangat taat beragama dan berusaha dengan gigih untuk membangun pemerintahan sehingga pada saat itu Kerajaan Aceh Darussalam berkembang sangat pesat. Struktur kekuasaan kerajaan Aceh Darussalam terbagi menjadi dua wilayah, yaitu kekuasaan oleh kaum bangsawan dan kaum ulama. Dalam, kekuasaan kaum bangsawan, wilayah kerajaan terbagi-bagi menjadi daerah-daerah kehulubalangan yang dipimpin oleh Uleebalang. Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh Darussalam dipimpin oleh menantunya yang bergelar Sultan Iskandar Sani yang naik tahta pada tahun 1636. Namun, kekuasaan Sultan Iskandar Sani tidak berlangsung lama karena kemudian digantikan oleh istrinya, yaitu Putri Sri Alam Permaisuri yang bergelar Sultanah Tajul Alam Safiatuddin Syah. Selama 59 tahun berikutnya, Aceh Darussalam diperintah oleh para ratu. Sepeninggal Sultan Iskandar Muda, terjadi perpecahan antar kelompok dalam masyarakat yaitu golongan ulama (Tengku) dan bangsawan (Teuku). Penyebabnya, kaum bangsawan dianggap terlalu dekat dengan penjajah Belanda. Selain itu, perpecahan juga disebabkan perbedaan paham keagamaan, yaitu antara Islam Syi’ah dan Islam Ahli Sunnah Wal Jama’ah. Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Sani, terdapat dua orang sastrawan terkenal, yaitu Nuruddin ar-Raniri dan Hamzah Fansuri. Kesusastraan Aceh Darussalam yang cukup terkenal adalah Bustanussalatin dan Hikayat Putrou Gumbok Meuh. 4. Kerajaan Demak dan Pajang Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Para ahli memperkirakan Demak berdiri pada tahun 1500. Letak kerajaan berada di Bintoro, yakni di dekat muara sungai Demak. Pusat kerajaan terletak di antara pelabuhan Bergota dan Jepara. Raja-raja yang memerintah di Demak antara lain Raden Fatah sebagai pendiri sekaligus raja pertama, Pati Unus, Sultan Trenggono, dan Sunan Prawoto. Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 27 Berikut adalah silsilah raja-raja Kerajaan Demak. Raden Fatah Pati Unus Sultan Trenggono Pengalihan dari kerajaan Demak ke Pajang Sultan Hadiwijaya Aria Pangiri Pangeran Benawa Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Fatah yang memerintah pada tahun 1500‒1518. Pengangkatan Raden Fatah menjadi sultan dipimpin langsung oleh Sunan Ampel. Pada masa pemerintahannya, agama Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat karena gencarnya gerakan dakwah para wali. Berdirinya kerajaan Demak dilatarbelakangi oleh melemahnya pemerintahan kerajaan Majapahit dan mulai menguatnya pengaruh Islam di tanah Jawa. Pada masa pemerintahan Raden Patah, wilayah kerajaan Demak meliputi Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, serta beberapa daerah di Kalimantan. Raden Fatah bergelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayyidin Panatagama. Pada tahun 1511, ketika Kerajaan Malaka diserang oleh Portugis, Raden Fatah mengirimkan bantuan militer yang dipimpin oleh Pati Unus (putra Raden Fatah). Hanya saja, usaha tersebut tidak berhasil dan Malaka jatuh ke tangan Portugis. Raden Fatah meninggal pada tahun 1518. Selanjutnya pemerintahan kerajaan Demak dilanjutkan oleh Pati Unus selama empat tahun. Ia meninggal pada tahun 1522 dalam usahanya mengusir Portugis dari Malaka. Pemerintahan dilanjutkan oleh adiknya, yakni Sultan Trenggono. Ia diangkat oleh Sunan Gunung Jati dan bergelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Demak mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Pada awal masa pemerintahannya, Sultan Trenggono mengirimkan Fatahillah dan pasukannya ke Banten. Dengan bantuan pasukan Cirebon, Demak berhasil 28 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX menaklukkan Banten dan Pajajaran. Wilayah kekuasaan kerajaan Demak pun semakin luas. Begitu pula Islam berkembang di seluruh penjuru kekuasaannya. Pada tahun 1546, Sultan Trenggono wafat. Sejak saat itu, Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran akibat terjadinya perebutan tahta kerajaan. Perebutan itu dimulai dari terbunuhnya Sunan Prawoto dan Sultan Hadiri oleh Ario Penangsang yang merasa lebih berhak atas tahta kerajaan Demak. Namun, usaha Ario Penangsang untuk menguasai kerajaan Demak dihalangi oleh Joko Tingkir yang merupakan menantu Sultan Trenggono. Berkat dukungan Ki Gede Pemanahan dan Ki Penjawi, Joko Tingkir berhasil membunuh Ario Penangsang. Tahta Kerajaan Demak pun jatuh ke tangan Joko Tingkir. Setelah menjadi raja, Joko Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya. Ia kemudian memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang. Walaupun sudah menjadi kerajaan baru, Kerajaan Pajang masih mengakui sebagai penerus Kerajaan Demak. 5. Kerajaan Banten dan Cirebon Kerajaan Banten didirikan oleh Syarif Hidayatullah pada tahun 1526. Daerah kerajaan Banten menjadi batu loncatan oleh kerjaan Demak untuk menguasai Pajajaran dari barat dan timur. Wilayah kekuasaan Banten meliputi sebelah barat pantai Jawa hingga Lampung. Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu, Pelabuhan Banten telah menjadi pelabuhan internasional sehingga perekonomian Banten maju pesat. Wilayah kekuasaannya meliputi sisa Kerajaan Sunda yang tidak direbut Kerajaan Mataram serta wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Sekitar tahun 1680, muncul perselisihan di dalam Kerajaan Banten akibat perebutan kekuasaan dan pertentangan antara Sultan Ageng dengan putranya, yaitu Sultan Haji. Perpecahan ini dimanfaatkan oleh VOC yang memberikan dukungan kepada Sultan Haji. Adapun mengenai Kerajaan Cirebon, terdapat dua pendapat mengenai asal-usul nama Cirebon. Menurut Babad Cirebon, kata Cirebon berasal dari kata ci dan rebon yang artinya udang kecil. Sementara itu, versi lain yang diambil dari kitab Nagarakertabhumi menyatakan bahwa kata Cirebon adalah perkembangan dari kata Caruban yang berasal dari istilah sarumban dengan makna pusat percampuran penduduk. Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 29 Pada awal abad ke-16, Cirebon masih berada di bawah kekuasaan Pakuan Pajajaran. Pangeran Walangsungsang yang bergelar Cakrabuana ditempatkan oleh raja Pajajaran sebagai juru labuhan di Cirebon. Syarif Hidayatullah merupakan keponakan sekaligus pengganti Pangeran Cakrabuana sebagai Penguasa Cirebon. Dialah yang menjadi pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten. 6. Kerajaan Mataram Pendiri Kerajaan Mataram adalah Sutawijaya. Ia bergelar Panembahan Senopati dan memerintah pada tahun (1575‒1601). Penambahan Senopati wafat pada tahun 1601 dan dimakamkan di Kotagede Yogyakarta. Ia digantikan putranya yang bernama Mas Jolang (1601‒1613), kemudian Raden Mas Rangsang (Sultan Agung) pada tahun 1613‒1645. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Kerajaan Mataram mencapai kejayaan. Pengaruh Mataram memudar setelah Sultan Agung meninggal pada tahun 1645. Selanjutnya, Kerajaan Mataram pecah menjadi dua, sebagaimana hasil Perjanjian Giyanti (1755) berikut ini. Kasunanan Surakarta Hadiningrat di bawah kekuasaan Paku Buwono III dengan pusat pemerintahan di Surakarta. Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat di bawah kekuasaan Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwono I dengan pusat pemerintahannya di Yogyakarta. Pada tahun 1813, terjadi perpecahan lagi sehingga Kerajaan Mataram akhirnya terpecah menjadi empat kerajaan kecil sebagai berikut; Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Pakualaman, Kasunanan Surakarta, Kadipaten Mangkunegaran. 7. Kerajaan Gowa-Tallo Munculnya kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi tidak lepas dari perdagangan antar benua yang berlangsung ketika itu. Beberapa kerajaan Islam di Sulawesi, di antaranya Gowa-Tallo, Bone, Wajo dan Sopeng, serta Buton. Dari sekian banyak kerajaan-kerajaan tersebut, yang paling terkenal adalah Gowa- Tallo. Sejak menjadi pusat perdagangan jalur laut, Kerajaan Gowa-Tallo menjalin hubungan dengan Ternate yang sudah menerima Islam dari Gresik. Raja Ternate, yakni Baabullah mengajak Raja Gowa-Tallo untuk masuk Islam, tetapi gagal. Baru pada masa Datu Ri Bandang datang ke Kerajaan Gowa-Tallo, agama Islam mulai 30 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX masuk ke kerajaan ini. Setahun kemudian, hampir seluruh penduduk Gowa-Tallo memeluk Islam. Kerajaan ini mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin (1653–1669). Daerah kekuasaan Gowa-Tallo terbilang luas karena seluruh jalur perdagangan di Indonesia Timur dapat dikuasai. Sultan Hasanuddin dikenal sebagai raja yang sangat anti terhadap dominasi asing. Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasanuddin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya, kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasanuddin tersebut, maka Belanda memberikan julukan kepadanya sebagai “Ayam Jantan dari Timur”. 8. Kerajaan Ternate dan Tidore Kerajaan Ternate dan Tidore memiliki wilayah kekuasaan yang meliputi Kepulauan Maluku dan sebagian Papua. Tanah Maluku yang kaya akan rempah-rempah menjadikannya dikenal di dunia internasional dengan sebutan “Spice Island”. Ada beberapa persekutuan yang terbentuk sebagai reaksi atas kepentingan Ternate dan Tidore terhadap kekuasaan, yaitu sebagai berikut. a. Uli Lima (Persekutuan Lima), meliputi Ternate, Obi, Bacan, Seram, dan Ambon. b. Uli Siwa (Persekutuan Sembilan), meliputi Tidore, Makyan, Jailolo, dan lain- lain. Pada tahun 1512 bangsa Portugis datang ke Ternate sedangkan bangsa Spanyol datang ke Tidore. Sepuluh tahun kemudian, bangsa Portugis membangun Benteng Sao Paolo di Ternate. Pembangunan benteng tersebut menyulut perlawanan masyarakat Ternate yang dipimpin Sultan Hairun. Bentuk perlawanan Sultan Hairun tidak dengan kekerasan, tetapi melalui perundingan. Namun, ia sendiri dikhianati dan ditangkap oleh Portugis sebelum akhirnya dibunuh. Sepeninggal Sultan Hairun, Ternate dipimpin oleh Sultan Baabullah. Ia berusaha membalaskan kematian Sultan Hairun. Pada tahun 1575, Sultan Baabullah berhasil memukul mundur pasukan Portugis dari Ternate. Portugis lari ke arah selatan menuju pulau Timor dan menguasai pulau itu hingga tahun 1976. Setelah kejadian tersebut, Sultan Baabullah berhasil menguasai Maluku, Sulawesi, Papua, Mindanao, dan Bima. Karena keberhasilan Sultan Baabullah tersebut, ia dijuluki “Tuan dari Tujuh Puluh Dua Pulau”. Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 31 D. Aktivitasku! Kegiatan 1: Diskusi a. Bentuklah kelompok kecil secara heterogen (acak dan merata)! b. Diskusikan hal-hal berikut (materi diskusi) dengan saling menghargai pendapat teman! c. Pajang hasil diskusi kalian, bisa ditunjukkan di atas meja atau ditempelkan pada dinding kelas! d. Setiap kelompok bergeser searah jarum jam untuk menilai hasil kelompok lain dari segi ketepatan jawaban, banyaknya/kelengkapan contoh, dan kejujuran pendapat. e. Presentasikan hasil diskusi kalian! f. Berilah penghargaan pada kelompok yang paling baik hasilnya! Materi Diskusi Setelah kalian mengamati, memperhatikan gambar atau fenomena, serta mempelajari materi di atas, ada beberapa hal yang perlu didiskusikan sebagai berikut. a. Tujuan dan manfaat mempelajari berbagai kerajaan Islam yang ada di Indonesia c. Pelajaran besar dari fakta sejarah Kerajaan Islam di Indonesia d. Mengapresiasi jasa para pendahulu yang telah berjasa terhadap bangsa dan Negara e.Belajar dari sejarah kelam efek politik devide et impera dalam hidup berbangsa dan bernegara saat ini Refleksiku Setelah kalian mempelajari materi di atas, renungkan dan jawablah pertanyaan- pertanyaan berikut! 1. Apa yang kalian pahami tentang sejarah kerajaan Islam di Indonesia? 2. Coba kalian klasifikasikan berbagai kerajaan Islam di Indonesia? 3. Sebutkan beberapa kebijakan sultan/raja yang dapat kalian petik dari fakta sejarah tersebut untuk kehidupan saat ini? 4. Mengingat “setiap masa ada tokohnya dan setiap tokoh ada masanya”, apa yang kalian lakukan saat ini untuk bangsa dan negara ? 5. Pelajaran apa yang dapat kalian petik dari politik devide et impera yang pernah dialami bangsa kita terdahulu? 32 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX Rencana Aksiku No. Peran Rencana Perilaku yang Hasil melakukan akan saya lakukan 1. Dilingkungan rumah Peduli lingkungan 2. Dilingkungan Membantu guru dan Madrasah teman 3. Di masyarakat Berpartisipasi akrif di masyarakat 4. Untuk negara Bela negara 5. Untuk agama Cinta Islam Rangkuman 1. Kerajaan Islam di Sumatra a. Kerajaaan Samudera Pasai Raja-raja yang memerintah di Kerajaan Samudera Pasai adalah Sultan Malik al- Saleh, Sultan Muhammad Malik Zahir, Sultan Mahmud Malik Zahir, Sultan Zainal Abidin Malik Zahir, Sultanah Nahrisyah, Abu Zain Malik Zahir, dan Mahmud Malik Zahir. b. Kerajaan Aceh Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1530. Kemudian, ia digantikan oleh Sultan Alauddin Ri’ayat Syah al-Qahar (Sultan Muda), Sultan Iskandar Muda, dan Sultan Iskandar Thani/Sani. 2. Kerajaan Islam di Jawa a. Kerajaan Demak Demak berdiri pada tahun 1500 sebagai sebuah kerajaan yang terletak di daerah Bintoro, dekat muara sungai Demak. Raja-raja yang memerintah di Demak yaitu Raden Fatah sebagai pendiri dan raja pertama, Pati Unus, Sultan Trenggono, dan Sunan Prawoto. b. Kerajaan Mataram Islam Mataram berdiri pada tahun 1586 dengan Raja pertamanya Sutawijaya yang bergelar Penembahan Senopati. Setelah ia wafat pada tahun 1601 (dimakamkan di Kotagede Yogyakarta), pemerintahan dilanjutkan putranya yang bernama Mas Jolang/Raden Mas Rangsang (Sultan Agung). Mataram mencapai kejayaan pada Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX 33 masa Sultan Agung. Pengaruh Mataram memudar setelah Sultan Agung meninggal pada tahun 1645. c. Kerajaan Islam Cirebon Asal-usul nama Cirebon terdapat dua pendapat. Pertama, menurut Babad Cirebon disebutkan bahwa Cirebon berasal dari kata ci dan rebon (udang kecil). Nama tersebut berkaitan dengan kegiatan para nelayan di Muara Jati, Dukuh Pasambangan, yaitu membuat terasi dari udang kecil (rebon). Kedua, versi lain yang diambil dari kitab Nagarakertabhumi menyatakan bahwa Cirebon adalah perkembangan dari kata “caruban” yang berasal dari istilah “sarumban” yang berarti pusat percampuran penduduk. Pendiri Kerajaan Cirebon adalah Walangsungsang. Namun, tokoh yang berhasil meningkatkan statusnya menjadi sebuah kerajaan adalah Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Ia merupakan keponakan sekaligus menggantikan Pangeran Cakrabuana sebagai Penguasa Cirebon. Dialah pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten. Sepeninggal Fatahillah, karena tidak ada calon lain yang layak menjadi raja, tahta kerajaan jatuh kepada Pangeran Emas, yaitu putra tertua Pangeran Dipati Carbon atau cicit Sunan Gunung Jati. Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon selama kurang lebih 79 tahun hingga tahun 1649. Saat kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa, Kesultanan Cirebon dibagi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman. Pangeran Martawijaya diangkat menjadi Sultan Keraton Kasepuhan dan memerintah hingga tahun 1703. Adapun Pangeran Kartawijaya diangkat menjadi Sultan Keraton Kanoman dan memerintah hingga tahun 1723. d. Kerajaan Islam Banten Pada awalnya, kawasan Banten yang dikenal pula dengan sebutan Banten Girang merupakan bagian dari Kerajaan Sunda. Kedatangan pasukan Kerajaan Demak di bawah pimpinan Maulana Hasanuddin ke kawasan tersebut, selain untuk memperluas wilayah juga sekaligus menyebarkan dakwah Islam. Kemudian, dipicu oleh adanya kerja sama Sunda-Portugis dalam bidang ekonomi dan politik, hal ini dianggap dapat membahayakan kedudukan Kerajaan Demak selepas kegagalan mereka mengusir Portugis dari Malaka tahun 1513. Atas perintah Sultan Trenggono, Maulana Hasanuddin bersama Fatahillah melakukan penyerangan dan penaklukan Pelabuhan Kelapa sekitar tahun 1527 di mana waktu itu masih merupakan pelabuhan utama dari Kerajaan Sunda. Masa Sultan Ageng Tirtayasa bertahta (1651‒1682) dipandang sebagai periode kejayaan Banten. Di bawah kekuasaannya, Banten memiliki armada yang mengesankan, dibangun berdasarkan 34 Sejarah Kebdayaan Islam MTs Kelas IX contoh Eropa, serta telah mengupah orang Eropa bekerja pada Kerajaan Banten. Dalam mengamankan jalur pelayaran, Banten juga mengirimkan armada lautnya ke Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura (sekarang di Kalimantan Barat) dan menaklukkannya pada tahun 1661. Pada masa ini, Banten juga berusaha keluar dari tekanan yang dilakukan VOC yang sebelumnya telah melakukan blokade atas kapal-kapal dagang menuju Banten. 3. Kerajaan Islam di Sulawesi Kerajaan Islam yang terdapat di Sulawesi, di antaranya Gowa Tallo/Makassar, Bone, Wajo dan Soppeng, serta Buton. Dari sekian banyak kerajaan itu, yang paling terkenal adalah Gowa-Tallo. Pada awalnya, di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yaitu Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero, dan Kalili, yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa. Kerajaan ini mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin. Atas keberan

Use Quizgecko on...
Browser
Browser