Handout Midterm 1 Grade 8 PDF

Summary

This handout provides information about the interconnection of faith and Islam, discussing the six pillars of faith and their significance in daily life. It also explores the concept of creation and the interconnectedness of all things.

Full Transcript

MATERI 1 Interconnection Faith/Iman and Islam as The Way of Life Tujuan konsep pembelajaran: peserta didik dapat mendalami enam rukun iman dan memahami hubungannya secara keseluruhan dalam menyikapi dan memberikan respon di kehidupan sehari-hari berupa pemikir...

MATERI 1 Interconnection Faith/Iman and Islam as The Way of Life Tujuan konsep pembelajaran: peserta didik dapat mendalami enam rukun iman dan memahami hubungannya secara keseluruhan dalam menyikapi dan memberikan respon di kehidupan sehari-hari berupa pemikiran, ucapan, emosi, perbuatan, yang sesuai pemahaman dan keyakinan tentang konsep keimanan dalam rukun iman. Flow pembahasan: - Dimulai dengan membahas bahwa kita semua yakin adalah orang yang beriman. Beriman bukan hanya sekedar mengetahui tetapi juga memahami. Dengan memiliki iman, berarti kita yakin dan percaya dalam hati bahwa Allah itu ada serta diwujudkan dengan perbuatan. - Menjelaskan segala sesuatu ada yang menciptakan. Benda benda yang kita gunakan semua ada manusia yang membuatnya. Jika kita melihat pesawat gedung tinggi, komputer, internet, metaverse, kita melihat ada proses intelektual dan kecerdasan penciptanya dan bukan sekedar kebetulan. - Begitu pula alam semesta. Alam semesta memiliki permulaan , dan segala sesuatu yang memiliki permulaan tidak dapat berasal dari ketiadaan. Alam semesta ada yang menciptakan. Perhatikan bagaimana kehidupan kita sangat bergantung pada jarak bumi dengan matahari, rotasi bumi, jumlah oksigen di udara, dan semua keseimbangannya harus berjalan dengan presisi. Sedikit perbedaan saja dalam keseimbangan alam dapat menyebabkan punahnya kehidupan. - Sejak zaman dahulu manusia mencari eksistensi Tuhan dan penciptaan alam semesta. Di tahun 300 SM, seorang filsuf Yunani terkenal Aristoteles sudah menyebutkan dalam teori Metaphysics yang ditulisnya bahwa ada 4 sebab keberadaan segala sesuatu di alam, yaitu material cause (fisik yang dapat disentuh dan dilihat), formal cause (struktur, design atau blueprint), efficient cause (prinsip yang menjadi sumber kejadian dan faktor yang menjalankan atau menggerakkan kejadian) dan final cause (sebab final/tujuan suatu hal terjadi. - 4 Penyebab ini berlaku untuk semua kejadian di alam semesta, bahwa ada yang menciptakan alam semesta dan ada tujuan diciptakannya alam semesta. Aristoteles juga menyatakan adanya gerak dan bahwa segala sesuatu yang digerakkan berarti digerakkan oleh sesuatu selain dirinya sendiri, maka tentu harus ada yang menggerakkan, yang berujung pada suatu penggerak akhir. - Teori Metaphysics Aristoteles ini kemudian digunakan ilmuwan di zaman zaman berikutnya dan dijadikan dasar pengembangan ilmu pengetahuan di masa Neoplatonisme di Abad 3M, yang dikembangkan dari ajaran Plato dan Aristoteles yang mengatakan adanya To Hen (Yang Satu) yang merupakan sumber awal segala realitas. - Teori ini yang kemudian dikembangkan oleh para ilmuwan muslim di abad 9M. Salah satu Ilmuwan dan filsuf muslim, Al Kindi, mengatakan dengan bahwa ada satu Tuhan, Tuhan adalah Pencipta, bukan Penggerak Pertama saja. Al Kindi mempertahankan prinsip Creatio Ex Nihilo, bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan menjadi ada. Tuhan adalah Penyebab dari segala sebab dan terus bertindak aktif. Tuhan menciptakan alam semesta, menggerakkan alam semesta dan terus aktif memelihara keseimbangannya. - Keberadaan Tuhan dapat dibuktikan dengan sains dan keyakinan. Sains dapat memperkuat keimanan karena dengan metode sains (ilmiah), manusia sebagai makhluk yang diberikan kemampuan intelektual dapat mempelajari, mengamati, menganalisa, dan mengungkapkan kehebatan Tuhan yang terdapat di seluruh makhluk dan ciptaan - Keberadaan Allah juga dapat dilihat dari bukti-bukti penciptaan dan pengatur alam semesta. Dengan merujuk ke Al Quran, manusia diajak untuk membaca, mengamat, dan berpikir, untuk mendapatkan jawaban atas semua pandangan akan adanya keberadaan Tuhan sang pencipta dan seluruh tujuan penciptaan manusia dan alam semesta. Allah sebagai the Prime Cause pencipta dan pengatur alam semesta disebutkan di QS Al Mulk ayat 3: َّ ‫ف َخ ۡلق‬ ‫الر ۡح ٰم ِن ِم ۡن‬ ۡ ِ ‫َّال ِذ ۡى َخ َل َق َس ۡب َع َس ٰم ٰو ٍت ِط َب ًاقا ؕ َما َت ٰرى‬ ِ ِ ُ ُ َ َ َۙ َ َ َ ۡ َ َٰ ‫ص ه ۡل ت ٰرى ِم ۡن فط ۡور‬ ‫تف ُو ٍت ؕ ف ۡار ِج ِع الب‬ Allazii khalaqa sab'a samaawaatin tibaaqam maa taraa fii khalqir rahmaani min tafaawutin farji'il basara hal taraa min futuur. Artinya : Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat? - Allah SWT menciptakan dan mengurus alam semesta dengan teratur. Untuk memahami alam semesta, manusia diberi-Nya akal dan berbagai kecerdasan. Dengan kemampuan akal, manusia mengungkap rahasia alam, dan melahirkan berbagai cabang ilmu. Ilmu pengetahuan penting dalam menjalani kehidupan. - Banyak pesan dan ajaran Nabi Muhammad yang berhubungan dengan dorongan mencintai dan menguasai ilmu. Bagi umat muslim, beliau berpesan bahwa menuntut ilmu itu suatu keharusan. - Kita tidak dapat melihat Allah, tetapi bukti terbesar keberadaan Allah adalah keberadaan kita, MANUSIA. Sebagaimana di QS 52:35. “apakah mereka tercipta tanpa asal-usul ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)” Nothing comes from nothing. There must be something that creates our existence. Begitu pula semua makhluk dan alam semesta, there must be something that creates them. Sebagaimana disebutkan di QS 88:17-20. Manusia atau makhluk ciptaan, tidak akan mampu melakukan semua kebesaran sang Pencipta. - Menjelaskan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sempurna yang memiliki fisik, ruh, dan akal (body, mind, soul). Tentunya Allah menciptakan manusia dengan suatu tujuan. Bagaimana kita sebagai manusia mengetahui tujuan penciptaan kita? Allah menciptakan manusia agar dapat melaksanakan peran yang Allah SWT berikan yaitu menjadi khalifah di bumi. Dengan tujuan tersebut, Allah menyampaikannya melalui Nabi dan Rasul NYA untuk memberikan petunjuk kepada manusia - Allah SWT memberikan instruksi dan pengetahuan, perintah dan larangan serta petunjuk agama kepada Nabi dan Rasul melalui perantara malaikat Jibril. Kumpulan dari apa yang didapat oleh seorang Nabi dan Rasul dari Allah SWT disusun sebagai kitab suci. (Ref PAI kelas 8 K13 hal.3) - Karena Allah SWT menyayangi manusia, Allah mengutus Nabi dan Rasul di berbagai wilayah bumi untuk memberi petunjuk kepada manusia sesuai zaman dan kebutuhan manusia. Mereka bertugas membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat dunia dan akhirat. Nabi Muhammad adalah rasul terakhir. Islam sebagai agama yang dibawanya merupakan ajaran dan petunjuk paling lurus dan benar. Semua ajaran tersebut terdapat pada Al-Qur’an dan hadist.( Ref PAI kelas7 Merdeka hal.4) - Allah SWT menurunkan Al Qur’an sebagai Kitab Suci terakhir kepada Nabi Muhammad SAW, yang berlaku Sampai Akhir Zaman. Ajaran Al Quran adalah yang paling sempurna dan tidak ada lagi kitab lain yang seharusnya dijadikan petunjuk bagi manusia. Al Quran merupakan manual book bagi kehidupan manusia yang berisi semua petunjuk menjalani kehidupan sesuai dengan tujuan penciptaan manusia. - Inti ajaran Agama dalam Al Quran adalah: 1. TAUHID, bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali hanya Allah SWT dan agar manusia di bumi ini beribadah kepada Allah baik dalam bentuk ibadah langsung thd Allah maupun ibadah dalam menjalankan peran sbg khalifah (wakil Allah) di bumi. 2. Memberi petunjuk agar manusia berada di jalan yang baik dan benar. 3. Mengatur hubungan dengan sesama manusia dan alam semesta dalam bentuk akhlak yg baik. 4. Menceritakan tentang kehidupan dunia dan kehidupan setelah dunia (akhirat). - Agama memberi arahan hidup agar manusia dapat merespon dan mengaplikasikan dengan cara yang tepat dalam menjalani kehidupan yang nantinya akan menentukan tujuan kita untuk kehidupan ‘’afterlife” pada saat datangnya hari akhir. - Maka kita harus menerima Al Quran dengan keimanan dan ditambah pembuktiannya dengan akal melalui sains (seluruh cabang ilmu). Nantinya manusia akan terbantu untuk memahami hal-hal yang diluar jangkauan manusia karena Allah lah sebagai sang pencipta yang tahu dan merencanakan segala hal untuk ciptaannya. - Sebelum alam semesta dan manusia diciptakan, Allah sudah membuat master plan atau perencanaan untuk segala hal dan Allah sudah menentukan hukum alam dan kausalitas (Qada dan Qadar) - Ilmu Allah meliputi segala sesuatu dan Allah maha berkehendak, namun itu tidak berarti Allah memaksa manusia melakukan sesuatu. Allah membuat perencanaan jauh sebelum alam semesta dan manusia diciptakan untuk setiap manusia dan makhluk lainnya di alam semesta. Allah tentukan Qada dan Qadar dan memberi petunjuk sebagai aturan main dalam hidup dengan ajaran Agama. Allah berikan manusia free will untuk menentukan sendiri jalan yang dipilih dalam setiap peristiwa kehidupan, sebagai bagian ujian hidup. - Allah memberikan kita free will dalam menjalankan kehidupan. Jadi hidup adalah pilihan dan manusia akan hidup sesuai dengan pilihan pilihan yang kita buat. Kita akan menjalani dan merasakan konsekuensi dari pilihan pilihan dalam setiap segmen kehidupan kita. - Dalam menyikapi setiap kejadian dalam hidup, sebagai orang beriman kita menggunakan petunjuk Allah untuk memilih pilihan dan memberi respon sesuai keinginan Allah. Dengan begitu, kita dapat memanfaatkan potensi intelektual dan spiritual yang kita miliki untuk terus berjalan di jalan yang telah Allah tunjukkan (manusia bervisi akhirat) - Jika kehidupan dunia diibaratkan dengan GAMES, Allah adalah CREATOR GAMES OF LIFE, dengan coding dan algorithma yang telah Allah design. Manusia adalah CHARACTER dalam GAMES OF LIFE, dengan 2 ROLE OF THE CHARACTER: sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah pemelihara bumi, diberikan TOOLS dalam bentuk akal dan freewill. RULE OF THE GAMES-nya adalah mengikuti panduan agama. Kita hanya perlu mengasah skill dan terus mengikuti RULES of the GAMESnya, jika kita ingin terus naik level dalam games Allah (yang berarti naik derajat di mata Allah). - Jadi jika kita yakin Allah adalah sang Pencipta, sudah sepatutnya kita selalu mengikutsertakan Allah dalam setiap peristiwa yang kita alami. Jika kita sudah mendalami semua bagian dari rukun iman dan memahami hubungannya dengan kehidupan, kita akan dapat memberikan respon yang tepat sesuai dengan aturan agama dalam menyikapi setiap peristiwa kehidupan baik itu dalam bentuk pemikiran, emosi, ucapan, maupun perbuatan. - MATERI 2 - IMAN KEPADA NABI DAN RASUL Wawasan Kehidupan manusia terus berkembang semenjak manusia pertama yang menginjakkan bumi, yaitu Nabi Adam AS berserta Siti Hawa, dan berlanjut dengan keturunannya, hingga kita yang sekarang ini sebagai keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa. Kehidupan manusia berlangsung berabad-abad lamanya dengan peradaban yang terus berkembang. Di setiap masa kehidupan manusia, pasti manusia membutuhkan ilmu, arahan, panduan tentang bagaimana cara manusia hidup dan bagaimana manusia berinteraksi dengan manusia lain , dengan alam semesta (yang sesungguhnya Allah sediakan untuk dimanfaatkan manusia selama manusia hidup di bumi), dan yang tidak kalah penting adalah ilmu atau panduan tentang adanya Allah dan bagaimana manusia berinteraksi dengan Allah SWT Sang Pencipta. Kasih sayang Allah kepada manusia diwujudkan dengan mengirimkan Nabi atau Rasul beserta masing-masing wahyunya, sebagai manusia pilihan Allah yang akan menyampaikan petunjuk ataupun panduan Allah kepada seluruh manusia di masa dan tempat dimana Nabi dan Rasul itu berada, untuk itu Nabi Adam AS adalah manusia pertama sekaligus Rasul pertama yang Allah SWT pilih untuk memberi panduan-panduan tersebut. Iman kepada Nabi dan Rasul Beriman kepada Nabi dan Rasul adalah bagian dari Rukun Iman di dalam Islam. Rukun Iman merupakan pokok-pokok keimanan dalam agama Islam yang menjadi dasar keyakinan seorang muslim. a. Iman kepada nabi dan rasul adalah membenarkan dan meyakini bahwa Allah memiliki nabi dan rasul yang sengaja dipilih untuk menyampaikan wahyu kepada umat manusia. Diutusnya nabi dan rasul merupakan bentuk perhatian dan rasa sayang Allah kepada manusia. Allah mengutus nabi dan rasul kepada umatnya di setiap zaman untuk memberi arahan sesuai kondisi umat manusia di masa dan tempat dalam rangka meyakini keberadaan Allah dan kemudian memberi teladan dalam menjalankan kehidupan dengan tepat sesuai dengan arahan Allah dan juga untuk beribadah kepada Allah. Pengertian Nabi dan Rasul adalah Seorang Nabi yaitu 1. Orang yang menerima wahyu dari Allah; 2. Menjadi teladan kepada umatnya; 3. tetapi tidak membawa panduan hidup baru, melainkan panduan hidup dari Rasul sebelumnya. Sedangkan, Rasul adalah 1. Orang yang Allah turunkan wahyu kepadanya; 2. diperintahkan untuk menyampaikan wahyu itu kepada umatnya; 3. datang dengan membawa panduan baru atau menghapus beberapa panduan yang dibawa oleh Rasul sebelumnya. Seseorang bisa menjadi nabi/rasul tentu saja karena kehendak Allah. Ini berarti bahwa hanya Allah sajalah yang dapat menentukan siapa yang menjadi seorang nabi/rasul. Menjadi nabi/rasul bukan sesuatu yang dapat diusahakan dan tidak dapat diperoleh dengan banyak berbuat ketaatan atau ibadah. Kenabian semata-mata hanya dari pilihan Allah. b. Para Rasul selain memiliki sifat-sifat benar (siddiq), amat dipercaya (amanah), cerdas (fatanah) dan menyampaikan (tabligh), dan juga sebagai manusia yang terpelihara dari perbuatan buruk kepada TuhanNya yang mengutus mereka. Di dalam Al Qur’an, Q.S Al Ahzab ayat 45-46 : ً ‫ب إ َّنآ َأ ْر َس ْل َن ٰ َك َش ٰ ه ًدا َو ُم َب ّر‬ ً‫ِشا َو َن ِذيرا‬ َّ َ ُّ َ َٰٰٓ َ ُّ ِ ‫ٱلن‬ ِ ِ ‫ي أيها‬ Ayat 45 : [And as for thee,] O Prophet - behold, We have sent thee as a witness [to the truth], and as a herald of glad tidings and a warner, ً ِ‫ٱَّلل ِبإِ ْذنِ ِهۦ َو ِس َرا ًجا ُّمن‬ ‫يرا‬ ِ ‫َو َدا ِعيًا ِإلَى ه‬ Ayat 46 : and as one who summons [all men] to God by His leave, and as a light-giving beacon. Berdasarkan ayat tersebut di atas, Nabi dan rasul diutus oleh Allah SWT, dengan beberapa tugas yaitu: 1. Syahidan (Witness = saksi) memiliki 2 arti : a. Sebagai saksi bagi umatnya. Tugas ini hanya ada pada Rasulullah SAW, yang masih dapat menyaksikan perbuatan umat beliau meski sudah di alam barzah. b. Makna yang ke-2 yaitu menyampaikan kepada umatnya, risalah yang Allah berikan, dan menjadi teladan dalam menjalankan risalah itu. 2. Menyampaikan kabar gembira, yaitu memberikan kabar gembira kepada orang-orang beriman bahwa Allah akan menghadiahkan rewards bagi orang-orang yang taat. 3. Menyampaikan peringatan atas konsekuensi akhirat bagi orang- orang yang mendustakan risalah dari Allah SWT. 4. Sebagai penyampai dakwah. Maksudnya adalah para nabi dan rasul bertugas mengingatkan bahwa hanya Allah Tuhan satu satunya pencipta dan memberi petunjuk dalam kehidupan, membimbing mereka agar beribadah dan menjalankan ajaran agama agar mereka mendapatkan keselamatan dunia akhirat. Berdasarkan tugas-tugas tersebut, kita akan menemukan kemurahan Allah atas diutusnya para nabi dan rasul. Kemurahan itu dapat ditemukan pada tujuan dan tugas-tugas yang diberikan kepada para nabi dan rasul. Pada dasarnya tujuan itu mengarah kepada kebaikan dan kebahagiaan umat manusia, baik ketika hidup di dunia maipun di akhirat kelak. c. Dalam rangka mengokohkan kenabian dan kerasulan itu, Allah memberikan mukjizat kepada nabi dan rasul. Secara Bahasa mukjizat berarti melemahkan. Secara istilah mukjizat adalah peristiwa luar biasa yang terjadi pada seorang nabi atau rasul sebagai bukti kenabian/kerasulannya yang bertujuan untuk melemahkan orang yang tidak percaya atau ingkar terhadap para nabi dan rasul Allah, dan menunjukkan ke-Maha Kuasa-an Allah SWT. Peristiwa luar biasa ini berupa perkara diluar hukum kebiasaan untuk menguatkan bukti kenabian/kerasulan sekaligus sebagai tanda kebenaran bagi orang-orang yang mengingkarinya. Secara umum mukjizat dibagi menjadi dua macam. Pertama, mukjizat bersifat material, indrawi, dan local. Contohnya misalnya mukjizat yang diberikan kepada para nabi dan rasul terdahulu seperti perahu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim tidak terbakar api, tongkat nabi musa berubah menjadi ular, penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa dan lain sebagainya. Mukjizat-mukjizat tersebut dapat disaksikan dan dijangkau langsung lewat indera oleh masyarakat tempat para nabi dan rasul itu berdakwah. Kedua, mukjizat yang bersifat non materi, logis, dan dapat dibuktikan sepanjang masa. Mukjizat ini hanya dimiliki oleh Nabi Muhammad yaitu Al Quran. Dengan mengetahui sifat-sifat dan tugas-tugas para Nabi dan Rasul, maka kita terinspirasi untuk meneladaninya. Contoh : 1. Melatih, membiasakan dan yakin untuk menjadi orang yang memiliki sifat-sifat benar (siddiq), amat dipercaya (amanah), cerdas (fatanah) dan menyampaikan kebaikan (tabligh), seperti sifat-sifat yang dimiliki para Nabi dan Rasul 2. Melatih, membiasakan dan yakin untuk dapat menjadi teladan yang baik bagi teman-teman atau orang sekeliling kita, sesuai dengan kapasitas kita sebagai manusia. Sesungguhnya ada sejumlah Nabi dan Rasul yang Allah utus selama beradabad-abad kehidupan manusia, hingga sekarang. Hanya Allah yang mengetahui jumlah pastinya, namun hanya ada 25 Nabi dan Rasul yang diperkenalkan di dalam Al Qur’an, 5 Nabi/Rasul diantaranya memiliki keistimewaan (disebut Ulul Azmi). Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan pesan ketuhanan dari satu Nabi/Rasul terdahulu ke Nabi/Rasul berikutnya, hingga Rasulullah SAW, yaitu membawa ajaran monoteisme, bahwa hanya satu Tuhan yang menguasai segala sesuatu, tidak ada kekuatan lain yang dapat melebihi kekuatan Tuhan, untuk itu kita meyakini dan menyembah hanya satu Tuhan, Allah SWT. Untuk itu kita harus menghargai agama lain (dari Nabi/Rasul terdahulu dengan wahyu terdahulu) yang memiliki persamaan prinsip dalam hal monoteisme ini, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW semasa beliau di Madinah, dengan akhlak mulianya, melaksanakan kebijakan politik tingkat tinggi dengan meletakkan dasar kenegaraan dalam Piagam Madinah itu dengan mengadakan persetujuan dengan pihak Yahudi atas landasan musyawarah dan persekutuan yang erat. Nabi Muhammad sebagai Nabi/Rasul yang terakhir yang menyampaikan wahyu terakhir (yaitu Al Qur’an) sebagai penyempurna dari wahyu-wahyu terdahulu yang disampaikan kepada Nabi/Rasul yang terdahulu, hingga menjadi agama final, yaitu Islam. Mukjizat Al Quran dapat dijangkau oleh setiap orang yang menggunakan akalnya mulai semenjak diturunkan sampai akhir zaman. Bagi siapapun yang mempelajari Al Quran dengan benar, ia akan mendapatkan bukti kebenaran kenabian dan kerasulan nabi Muhammad. Selain itu bagi yang mempelajari Al Quran ia juga akan mengetahui panduan hidup untuk menjalankan kehidupan, berhubungan dengan Allah, Alam, sesama manusia, dan juga diri sendiri. Iman kepada kitab Allah Beriman kepada kitab-kitab Allah adalah bagian dari Rukun Iman di dalam Islam. Rukun Iman merupakan pokok-pokok keimanan dalam agama Islam yang menjadi dasar keyakinan seorang muslim Iman kepada kitab Allah adalah meyakini bahwa Allah mempunyai kitab-kitab yang diturunkan kepada para rasul-Nya. Kitab-kitab itu merupakan lafadz Allah yang berfungsi sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia. Semua kandungannya merupakan kebenaran yang wajib diikuti dan dilaksanakan. Setiap muslim wajib beriman kepada semua kitab yang diturunkan oleh Allah, baik Al Quran yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, maupun kitab- kitab yang diturunkan kepada nabi dan rasul terdahulu. Seperti halnya beriman kepada Nabi dan Rasul yang Allah utus di setiap zaman, kitab-kitab ini adalah wahyu dari Allah yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul di setiap zamannya juga, menginformasikan pokok/inti ajaran yang sama, ajaran monoteisme, yang hanya meyakini dan menyembah satu Tuhan. Untuk itu kita harus mengimani kitab-kitab ini, karena kita meyakini bahwa kesemuanya berasal dari Allah SWT. Adapun kitab-kitab Allah yang banyak disebutkan di dalam Al Qur’an adalah, Kitab Zabur kepada Nabi Daud, kitab Taurat yang kepada Nabi Musa AS, kitab Injil kepada Nabi Isa AS, dan Al Qur’an kepada Rasulullah SAW. Beriman kepada Al Quran berarti meyakini bahwa Al Quran adalah lafadz Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril yang disampaikan secara bersambung atau bertahap dan memberi pahala bagi orang yang membacanya. Kitab Al Quran adalah kitab paling terakhir sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya yang berlaku sepanjang masa. Menjadi generasi pecinta Al Quran yang Toleran Kita sebagai muslim tentu yakin terhadap Al Quran, namun yakin saja tidak cukup. Sesuai dengan pengertian iman, beriman harus meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan, dan membuktikan dengan perbuatan. Keyakinan dalam hati tentu saja hanya antara kita dengan Allah yang tahu. Sementara mengucapkan syahadat sudah kita lakukan cukup sering pada saat kita shalat. Lalu bagaimana cara membuktikan keimanan kita terhadap Al Quran? Bukti keimanan terhadap Al Quran dapat dilihat dari kecintaan seseorang terhadap Al Quran. Pada masa Nabi Muhammad, sahabat-sahabat nabi adalah orang yang sangat mencintai Al Quran. Setiap kali nabi memberikan ayat, banyak sahabat yang meluangkan waktu untuk mengikuti, menghafal, dan merenungi serta mengamalkan isi kandungannya. Begitu pula dengan generasi setelahnya, mereka bersemangat membaca Al Quran. Kecintaan mereka terhadap Al Quran dibuktikan dengan menjadikan Al Quran sebagai teman dalam kehidupan sehari- hari. Membaca adalah langkah awal dalam mencintai Al Quran. Agar kita dapat membaca Al Quran dengan baik kita perlu berlatih dan konsisten agar hasilnya terlihat. Langkah selanjutnya adalah dengan memahami arti atau isi Al Quran. Kita dapat memahaminya dengan membaca terjemahan dan mengikuti kajian yang membahas tentang Al Quran. Untuk mampu memahami Al Quran dengan baik, membaca terjemahannya saja belum cukup. Bahasa dalam terjemahan kadang sukar kita mengerti dan sangat luas artinya. Kita perlu mendalami arti dari terjemahan tersebut serta mengetahui hadist dan harus dihubungkan dengan tantangan perkembangan zaman yang terus berubah sehingga Al Quran dapat memberi solusi terhadap persoalan yang terjadi. Jika kita sudah memahami artinya, tahapan berikutnya adalah merenungkan maknanya dan membangun kesadaran dalam diri agar terdorong untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa kita amalkan, Al Quran tidak akan bermakna secara maksimal. Maka dari itu kita harus menggabungkan pengetahuan kita tentang isi Al Quran dengan amal perbuatan kita. Mengamalkan Al Quran dalam kehidupan sehari-hari merupakan level tertinggi dari cinta kepada Al Quran. Apakah perilakunya itu mencerminkan isi kandungan Al Quran atau malah bertentangan. Seorang yang mencintai Al Quran sampai level tertinggi pasti memiliki akhlak terpuji, karena Al Quran Allah turunkan sebagai pedoman hidup manusia dalam menjalankan kehidupan yang semestinya. Penyebaran Nabi/Rasul dan kitab suci yang Allah turunkan sejak zaman terdahulu hingga Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman hidup manusia bersumber dari Allah, Tuhan yang satu. Walau dalam aplikasinya tidak semua orang menjalankan, tapi nilai kebenaran tetap harus disampaikan dan dijalankan oleh manusia yang beriman. Tidak ada paksaan dalam menjalankan agama karena manusia sudah diberikan akal dan hati dan diberi petunjuk. Terhadap orang yang berbeda prinsip nilai hidup, kita tetap harus saling menghargai dan toleransi dengan berpegang teguh pada prinsip Quran. Pada masa Nabi Muhammad saw, nabi membangun hubungan baik dengan umat yahudi dan nasrani, yang mana umat Yahudi yang beriman kepada kitab Taurat dan umat Nasrani yang beriman kepada kitab Injil. Sebagai pemimpin, Nabi Muhammad saw memberikan hak dan kewajiban yang sama kepada mereka seperti penduduk kota lainnya. Meskipun seorang nabi utusan Allah, Muhammad saw tidak memaksa umat Yahudi dan Nasrani untuk berpindah agama memeluk agama Islam. Umat Yahudi dan Nasrani diberi kebebasan memiliki keyakinannya masing-masing. Mereka dapat menjalankan agamanya berdampingan secara harmonis dengan umat Islam di Madinah. Hubungan yang harmonis ini dibangun atas dasar kesadaran untuk saling menghargai dan menghormati. Meskipun kitab sucinya berbeda-beda, Islam, Yahudi, dan Nasrani memiliki hubungan sejarah yang sama, yakni nabi-nabi yang sama dengan kitab-kitab suci yang sama. Namun perjalanan sejarah menyebabkan pemahaman dan praktik keagamaan yang berbeda sehingga menghasilkan agama yang berbeda-beda. Masing-masing agama memiliki ajaran, lembaga, pemimpin, umat, hari besarnya, tempat-tempat yang disucikan, serta banyak hal yang berbeda. Karenanya tidak ada agama yang sama, semua agama berbeda. Perbedaan-perbedaan ini sering kali menyebabkan munculnya ketegangan antar umat beragama. Agar terjadi hubungan yang harmonis, maka yang seharusnya dicari adalah titik temu persamaan yaitu dalam hal kemanusiaan dan bukan menonjolkan perbedaan. Dengan menemukan persamaan, maka hubungan yang harmonis di antara umat beragama seperti yang dicontohkan Rasulullah saw dapat dijadikan teladan di masa kini. Hubungan yang harmonis itu terwujud dalam perilaku yang saling menghargai perbedaan, saling menghormati antar sesama, serta saling bekerjasama dan berkolaborasi dalam membangun masyarakat. Dengan demikian, seorang muslim yang beriman kepada Al Quran dengan benar akan menampilkan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari, seperti dapat dipercaya, menghargai perbedaan, dan lain sebagainya. Sebaliknya ia akan terhindar dari perilaku buruk, seperti menyebarkan berita bohong, merusak lingkungan dan alam, berlaku anarkis, menyebarkan kebencian, korupsi, dan lain sebagainya. Hubungan iman kepada Nabi, Rasul, Quran bagi generasi digital Kita semua tahu bahwa masa sekarang ini dikenal dengan istilah era digital. Istilah digital merujuk kepada penggunaan teknologi sistem komputerisasi yang terhubung dengan internet. Di era digital informasi dapat diperoleh sekaligus disebarluaskan dengan mudah dan cepat, mulai dari ilmu pengetahuan sampai hiburan. Informasi tersebut juga bisa didapatkan dari berbagai macam platform seperti website, media sosial, dan lain sebagainya. Ada banyak sekali hal positif yang bisa dilakukan di era digital. Kita bisa mendapatkan informasi dengan macam-macam topik dengan cepat dan mudah, serta bisa dijadikan sarana untuk mempererat tali silaturahmi melalui media sosial. Banyak sekali orang yang bisa tahan sampai berjam-jam didepan komputer atau gadgetnya. Apakah kalian termasuk orang itu? Disamping dampak positif, era digital ini juga banyak dampak negatif jika tidak diperhatikan. Banyak sekali informasi yang kita dapatkan berupa hoax atau berita bohong, menyajikan kekerasan, dan juga ujaran kebencian seperti hasutan, gibah, dan fitnah. Selain itu era digital juga bisa menyebabkan orang tidak memperhatikan waktu sehingga kehilangan waktu produktif karena perhatiannya tersita pada hiburan yang tersedia pada gadgetnya. Dalam kondisi seperti ini perlu ada inspirasi dan keteladanan agar kita bisa meraih manfaat positif dari internet sekaligus terhindar dari dampak negatifnya. Keimanan kepada nabi, rasul dan Quran dapat memberikan inspirasi keteladanan dalam membangun karakter diri. Kita dapat meneladani sifat rasul yang memiliki pribadi jujur, dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan cerdas. Kita juga bisa dapat melihat di Al Quran bahwa Allah memberi arahan hal hal yang benar dan baik sebagai panduan hidup. Kita juga diarahkan untuk melakukan hal yang bermanfaat dan tidak suka buang-buang waktu untuk hal yang tidak baik. Kita juga diberi arahan untuk selalu bersikap baik kepada sesama dan harus memiliki toleransi terhadap sesama manusia, karena di era digital ini juga kita akan melihat berbagai info dan lifestyle dengan berbagai moral values yang berbeda, cara kita menyikapinya adalah dengan tetap saling menghargai perbedaan dengan toleransi namun tetap berprinsip kuat dalam hidup kita agar tidak mudah terpengaruh. Jika kita sudah mengikuti arahan dari Quran dan juga mencontoh sifat rasul, kita pasti akan berhati-hati dalam bertindak di era digital ini, kita akan berhati-hati dalam ketikan kita pada saat memberi komentar di media sosial, dan juga dalam memposting di sosial media kita sendiri. Dengan mengetahui bahwa Nabi/Rasul dan kitab suci yang diturunkan untuk memberi panduan kepada umat di setiap masa adalah bagian dari proses pembelajaran untuk seluruh umat manusia, kita dapat mengambil hikmahnya dengan mempelajari dan mengkaji Al Qur’an. Kita dapat belajar dari sejarah peradaban manusia dan mempelajari sifat dasar manusia yang punya tendensi selalu mengikuti desire, keinginan. Allah mengarahkan manusia agar mempergunakan seluruh potensi (intelektual, fisik, spiritual) secara seimbang, sesuai dengan panduan Allah SWT, dan tidak mengikuti desire/logika semata. Contoh yang dapat kita ambil hikmahnya adalah peristiwa di masa Nabi Luth, dimana di masa itu ada kaum homoseksual dimana perilaku ini diluar fitrah manusia, dimana Allah telah menciptakan manusia, terdiri dari laki-laki dan perempuan agar dapat memiliki keturunan, sehingga tugas manusia sebagai khalifah di bumi terus berlangsung. Namun kaum ini membantah dan melawan arahan Nabi Luth sehingga Allah membinasakan kaum tersebut. Dengan demikian, kita sebagai manusia yang bertakwa kepada Allah SWT, kita dapat mengambil pelajaran dari sejarah di atas, agar kita selalu berperilaku sesuai fitrah manusia, tidak mudah terbawa oleh pergaulan, konsep, perilaku yang melanggar ajaran Allah SWT.

Use Quizgecko on...
Browser
Browser