Buku 2 - Perbankan PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
null
2019
null
Tirta Segara
Tags
Summary
Buku 2 dari Seri Literasi Keuangan, fokus pada perbankan di Indonesia. Buku ini ditujukan untuk mahasiswa dalam mempelajari perbankan dan memberikan kontribusi bagi perkembangan industri perbankan di Indonesia. Buku ini mengupas secara mendalam sektor jasa keuangan.
Full Transcript
Buku 2 - Perbankan 1 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Seri Literasi Keuangan Perbankan Buku ini didedikasikan untuk pembelajaran dan manfaat bagi Mahasiswa guna mempersiapkan serta memberikan kontribusi terbaik bagi perkembangan Perbankan di Indonesia. ...
Buku 2 - Perbankan 1 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Seri Literasi Keuangan Perbankan Buku ini didedikasikan untuk pembelajaran dan manfaat bagi Mahasiswa guna mempersiapkan serta memberikan kontribusi terbaik bagi perkembangan Perbankan di Indonesia. 4 Sambutan Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jasa Keuangan” untuk tingkat SMP meletakkan program peningkatan dan tingkat SMA (kelas X). Selanjut- literasi keuangan dan perluasan nya pada tahun 2016, bekerja sama akses masyarakat terhadap industri dengan Kementerian Riset, Teknologi keuangan formal sebagai salah satu dan Pendidikan Tinggi, OJK telah program prioritas. Sebagai panduan, menerbitkan buku literasi keuangan OJK telah menerbitkan Strategi untuk perguruan tinggi yang bertujuan Nasional Literasi Keuangan Indonesia untuk meningkatkan pemahaman (SNLKI) Tahun 2013 dan Revisit SNLKI mahasiswa atas industri jasa keuangan Tahun 2017 bagi Lembaga Jasa yang dinamis dan menciptakan aset Keuangan agar upaya peningkatan bangsa yang mandiri secara finansial. literasi dan inklusi keuangan Pada tahun 2016, OJK telah berlangsung dengan lebih terstruktur meluncurkan seri buku literasi dan sistematis. keuangan yang terdiri dari 9 buku Salah satu pilar dalam Revisit SNLKI yang meliputi buku: (1) Otoritas tersebut adalah penyusunan dan Jasa Keuangan dan Pengawasan penyediaan materi Literasi Keuangan Mikroprudensial, (2) Perbankan, (3) pada setiap jenjang pendidikan formal. Pasar Modal, (4) Perasuransian, (5) OJK bersama-sama dengan Kemente- Lembaga Pembiayaan, (6) Dana rian Pendidikan dan Kebudayaan serta Pensiun, (7) Lembaga Jasa Keuangan Industri Jasa Keuangan telah mener- Lainnya, (8) Industri Jasa Keuangan bitkan buku literasi keuangan “Menge- Syariah, (9) Perencanaan Keuangan. nal Jasa Keuangan” untuk tingkat SD Selanjutnya pada tahun 2019, dalam (kelas IV dan V), serta buku “Mengenal rangka mengikuti perkembangan Otoritas Jasa Keuangan dan Industri industri jasa keuangan yang 5 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan dinamis, OJK kembali melakukan Pada akhirnya, kami menyampai- penyempurnaan kondisi dan data kan ucapan terima kasih dan apresiasi terkini juga mewujudkan kolaborasi atas dukungan Kementerian Riset, dengan Direktorat Jenderal Pajak Teknologi dan Pendidikan Tinggi (DJP), Kementerian Keuangan yang Republik Indonesia, DJP, Kemente- selama ini telah terbina, dengan rian Keuangan, ADB serta segenap menambahkan buku (10) Aspek anggota Kelompok Kerja Penyusun Perpajakan Sektor Jasa Keuangan, buku yang merupakan perwakilan dari untuk memberikan gambaran yang industri jasa keuangan, dosen Fakul- lebih menyeluruh dan aplikatif tentang tas Ekonomi, serta rekan narasumber produk dan jasa keuangan. dari OJK. Kami juga mengambil manfaat dari Akhir kata, kami berharap buku perkembangan teknologi internet dan ini bermanfaat bagi mahasiswa digital yang memberikan kesempatan dalam meningkatkan pemahaman- bagi mahasiswa dan pembelajar nya mengenai sektor jasa keuangan secara mandiri menentukan keber- sehingga mampu mengelola keuangan hasilannya secara efisien dan efektif dengan baik yang pada akhirnya dapat melalui platform digital. Pada revisi mewujudkan masyarakat Indonesia seri buku perguruan tinggi terbitan yang sejahtera. tahun 2019 ini atas bantuan Asian Development Bank (ADB), buku seri literasi keuangan tersebut kemudian dapat diakses secara bebas melalui https://sikapiuangmu.ojk.go.id dalam bentuk modul e-book. Jakarta, Juli 2019 Tirta Segara Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Otoritas Jasa Keuangan. 6 Kata Pengantar Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Dalam Undang-Undang Dasar Pendidikan Nasional. Pasal 4 ayat 5 Negara Republik Indonesia tahun UU No 20/2003 menjelaskan bahwa 1945, para pendiri bangsa telah pendidikan diselenggarakan dengan merumuskan bahwa tujuan Negara mengembangkan budaya membaca, Kesatuan Republik Indonesia adalah menulis, dan berhitung bagi segenap melindungi segenap bangsa dan warga masyarakat. seluruh tumpah darah Indonesia, Sementara itu, UNESCO dan memajukan kesejahteraan umum, Deklarasi Praha pada tahun 2003 mencerdaskan kehidupan bangsa dan telah merumuskan tatanan budaya ikut serta melaksanakan ketertiban literasi dunia yang dikenal dengan dunia berdasarkan kemerdekaan, istilah literasi informasi yang terkait perdamaian abadi dan keadilan sosial. dengan kemampuan untuk mengiden- Dalam rangka mencerdaskan tifikasi, menentukan, menemukan, kehidupan bangsa, Pasal 31 ayat (3) mengevaluasi, menciptakan secara mengamanatkan bahwa pemerintah Efektif dan terorganisir, menggunakan mengusahakan dan menyeleng- dan mengkomunikasikan informasi garakan satu sistem pendidikan untuk mengatasi berbagai persoalan. nasional, yang meningkatkan keima- Kemampuan-kemampuan tersebut nan dan ketakwaan serta akhlak merupakan kompetensi dasar yang mulia dalam rangka mencerdaskan perlu dimiliki setiap individu sebagai kehidupan bangsa, yang diatur syarat untuk berpartisipasi dalam dengan Undang-Undang. Pada saat masyarakat informasi, dan itu bagian ini pengaturan tersebut diimplemen- dari hak dasar manusia menyangkut tasikan dengan Undang-Undang pembelajaran sepanjang hayat. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem 7 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Namun demikian, berdasarkan masyarakat pada umumnya dalam survei nasional literasi keuangan yang mengelola keuangan. Di samping itu, dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuan- materi pada buku ini juga memberi- gan pada tahun 2013, didapat bahwa kan informasi yang lebih lengkap indeks literasi keuangan masyarakat dan aplikatif mengenai industri jasa Indonesia baru mencapai 21,84%, keuangan sebagai bekal dalam sementara indeks inklusi keuangan memasuki dunia kerja. Diprakar- adalah sebesar 59,74%. Seri buku sai langsung oleh otoritas yang ini diharapkan dapat meningkatkan membawahi jasa keuangan, buku indeks literasi dan inklusi tersebut. ini layak menjadi acuan utama di Kemenristekdikti menyambut baik kalangan perguruan tinggi dalam upaya Otoritas Jasa Keuangan dalam mempelajari produk dan jasa meningkatkan literasi keuangan keuangan di Indonesia. melalui penerbitan seri buku ini. Kami mengucapkan terima kasih Dengan terdistribusikannya materi kepada Otoritas Jasa Keuangan dan literasi keuangan kepada seluruh tim penyusun buku yang terlibat di mahasiswa khususnya mahasiswa dalamnya. Semoga seri buku ini dapat fakultas ekonomi yang mencapai memberikan manfaat yang besar, lebih dari 1 juta (sekitar 18% dari total tidak hanya bagi kalangan mahasiswa mahasiswa) pada tahun 2015 secara namun juga bagi para pendidik dan terstruktur dan komprehensif dengan masyarakat pada akhirnya. materi lainnya, diharapkan dapat membuka wawasan dan meningkat- kan keterampilan mahasiswa dan Jakarta, Agustus 2016 Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 8 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Sekapur Sirih Puji syukur kepada Tuhan Yang perbankan dilengkapi dengan studi Maha Kuasa atas limpahan rahmat kasus. Buku Seri Literasi Keuangan - dan karunia-Nya sehingga kami dapat Perbankan ini dapat dijadikan sebagai menyelesaikan penyempurnaan buku pedoman bagi mahasiswa Fakultas Seri Literasi Keuangan untuk tingkat Ekonomi maupun jurusan atau pihak Perguruan Tinggi. Buku Seri ini terdiri terkait dalam pengkayaan materi dan dari 10 (sepuluh) buku yaitu (1) OJK wawasan serta memberikan petunjuk dan Pengawasan Mikroprudensial; praktis untuk mendapatkan gambaran (2) Perbankan; (3) Pasar Modal; secara jelas mengenai industri (4) Perasuransian; (5) Lembaga Perbankan. Pada bab dalam buku ini Pembiayaan; (6) Program Pensiun; disisipkan contoh guna menunjang (7) Lembaga Jasa Keuangan Lainnya; materi yang tengah dibahas. Untuk dan (8) Industri Jasa Keuangan menguji pemahaman pembaca akan Syariah; (9) Perencanaan Keuangan; materi yang telah dikupas, pada dan (10) Aspek Perpajakan Sektor bagian akhir buku disajikan soal-soal Jasa Keuangan. evaluasi sebagai latihan yang dapat dilakukan secara perorangan maupun Buku Seri Literasi Keuangan - kelompok. Perbankan disusun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam menge- Tim Penyusun yang terdiri dari nal industri Perbankan secara lebih akademisi dan praktisi terpercaya di mendalam, dimana buku ini secara masing-masing industri berharap Buku garis besar membahas mengenai Seri Literasi Keuangan untuk Perguruan definisi, sejarah, seluk-beluk di industri Tinggi - Perbankan dapat memberikan 9 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan manfaat di dalam meningkatkan telah membantu dan mendukung pengetahuan dan keyakinan tentang penyusunan serta penyelesaian perbankan termasuk fitur, manfaat materi Buku Seri Literasi Keuangan dan risiko, hak dan kewajiban terkait ini. Semoga buku ini bermanfaat produk dan jasa perbankan, serta bagi masyarakat luas dan bangsa memiliki keterampilan dalam meng- Indonesia. gunakan produk dan jasa perbankan, yang pada akhirnya mempengaruhi sikap dan perilaku pengambilan kepu- tusan keuangan yang berkualitas. Selanjutnya, buku ini kiranya dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang besar atas pengayaan materi dan wawasan mengenai industri perbankan khususnya bagi generasi muda yang akan memimpin bangsa ini kelak. Akhir kata, tim penyusun menyadari bahwa buku ini tidak luput dari kekurangan dan kesempurnaan. Tim Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas kepercayaan yang diberikan dan pihak terkait yang Jakarta, Juli 2019 Tim Penyusun 10 Daftar Isi Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Sambutan 4 Kata Pengantar 6 Sekapur Sirih 8 Daftar Isi 10 Daftar Gambar 14 Daftar Tabel 16 Keterkaitan Antar Bab 17 Layanan Perbankan Digital 18 Bab 1. Landasan Teori Terkait Perbankan 24 Bank Sebagai Pelaksana Intermediasi 28 Peran Penting Perbankan Dalam Sistem Keuangan 30 Peran Bank Sebagai Agen Pembangunan (Agent of Development) 32 Kelembagaan Perbankan 35 Suku Bunga 37 Bab 2. Sejarah Perbankan 64 Asal Mula 65 Bank Pemerintah 72 11 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Bab 3. Jenis Usaha Bank 76 Jenis Bank Berdasarkan Fungsi 78 Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikan 79 Jenis Bank Berdasarkan Status 81 Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasional 82 Perbankan Universal dan Perbankan Spesialis 84 Layanan Perbankan Digital (E-Banking) 86 Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) 90 Bab 4. Fungsi Bank di Indonesia 92 Bank Peduli Bencana 95 Bab 5. Jenis Produk dan Jasa Perbankan 96 Produk-Produk Simpanan Perbankan 98 Produk-Produk Pinjaman Perbankan 112 Kartu Kredit 115 Jasa-Jasa Perbankan 126 Bab 6. Pengaturan Perbankan 140 Kelembagaan 142 Pendirian Bank 142 12 Kepemilikan Bank 146 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Bank 152 Kepengurusan Bank 162 Pelaksanaan Good Corporate Governance 176 Tindak Lanjut Pengawasan Bank dan Penetapan Status 179 Prinsip Kehati-hatian (Prudential Banking) 184 Kualitas Aset 189 Implementasi Basel 200 Bab 7. Pengawasan Perbankan 208 Dasar Pengawasan Bank 210 Pentingnya Pengawasan Bank 213 Tujuan Pengawasan Bank 217 Pengawasan Bank Berdasarkan Risiko (Risk Based Supervision) 218 Bab 8. Profesi di Industri Perbankan 224 Jenis-Jenis Profesi di Perbankan 226 Sertifikasi Profesi di Perbankan 231 Bab 9. Studi Kasus 232 Dampak Pakto 88 234 13 Kasus Lehman Brothers 238 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Lemahnya Pengendalian Internal Kasus Barings Bank 240 Kosa Kata 242 Daftar Pustaka 249 14 Daftar Gambar Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Gambar 1 Ilustrasi Layanan Perbankan Digital 18 Gambar 2 Fungsi Bank 27 Gambar 3 Jenis Bunga Bank 39 Gambar 4 Keseimbangan di Pasar Uang 47 Gambar 5 Teori Keynes Mengenai Hubungan Jumlah Uang dan Permintaan Uang terhadap Suku Bunga 49 Gambar 6 Pola Umum Kurva Yield 53 Gambar 7 Prinsip Pemutusan Kredit 119 Gambar 8 Analisis 5 C 121 Gambar 9 Analisis 7 P Kredit 123 Gambar 10 Tahapan Pemberian Izin Prinsip Pendirian BPR 145 Gambar 11 Tahapan Pemberian Izin Usaha Pendirian BPR 145 Gambar 12 Batas Maksimum Kepemilikan Saham 147 Gambar 13 Pengelompokkan Bank Berdasarkan BUKU 154 Gambar 14 Proses Persetujuan dan Perizinan Pembukaan Kantor Cabang BPR 160 Gambar 15 Proses Pembukaan Kantor Kas BPR 161 Gambar 16 Indikator Dilakukannya Fit & Proper Test (Existing) 165 Gambar 17 Konsekuensi Tidak Lulus Bagi PSP 166 Gambar 18 Konsekuensi Tidak Lulus bagi Anggota Dewan Komisaris, Anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif 166 15 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Gambar 19 Proses UKK Terhadap Calon Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris (New Entry) 171 Gambar 20 Faktor Penilaian Uji Kelayakan dan Kompetensi 172 Gambar 21 Komponen Penilaian GCG 176 Gambar 22 Tujuan Penilaian Ketiga Aspek GCG 177 Gambar 23 Skema Penetapan Status Pengawasan Bank 180 Gambar 24 Skema Penetapan Status Pengawasan Bank 180 Gambar 25 Skema Penetapan Status Pengawasan Bank 181 Gambar 26 Evolusi Kerangka Permodalan Basel 201 Gambar 27 Kerangka Basel II 201 Gambar 28 Kerangka Penilaian RBBR 222 16 Daftar Tabel Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Tabel 1 Jumlah Bank Umum dan Kantor Bank Umum Posisi Desember 2018 85 Tabel 2 Perhitungan Bunga Tabungan 106 Tabel 3 Zona Pendirian BPR 146 Tabel 4 Pembagian Zona dan Penetapan Koefisien 155 Tabel 5 Objek dan Faktor FPT New Entry 164 Tabel 6 Persyaratan Integritas, Kompetensi, dan Reputasi Dewan Komisaris atau Anggota Direksi BPR 167 Tabel 7 Kualitas Kredit BPR 192 Tabel 8 Kualitas Penempatan pada Bank Lain BPR 193 Tabel 9 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) BPR 193 Tabel 10 Agunan yang Dapat Diperhitungkan sebagai Pengurang PPAP 194 Tabel 11 Bobot Penilaian pada CAMEL 198 Tabel 12 Peringkat Tingkat Kesehatan Bank 222 Keterkaitan Antar Bab 17 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan BAB 1 Landasan Teori Terkait Perbankan Memahami berbagai teori yang mendasari peran intermediasi perbankan dan pengaruhnya pada sistem keuangan, kontribusi bank dalam perekonomian, kelembagaan perbankan, suku bunga dengan berbagai sudut pandang yang menjadi dasar dari praktik perbankan. BAB 2 BAB 4 BAB 3 Sejarah Perbankan Fungsi Bank di Jenis Usaha Bank Memahami bahwa sistem Indonesia Memahami berbagai istilah perbankan yang ada saat ini yang menjelaskan tentang Memahami bahwa industri perban- merupakan evolusi dari praktik jenis bank dari berbagai aspek kan di Indonesia mempunyai sehari-hari yang sudah ada di seperti fungsi, kepemilikan, fungsi yang diarahkan oleh otori- peradaban manusia sejak dulu. cakupan usaha. Adanya jenis tas. Fungsi tersebut merupakan Praktik ini kemudian melembaga bank tersebut juga merupakan landasan bagi bank untuk menetap- menjadi institusi formal dan pencerminan evolusi sejarah kan jenis produk layanan yang berkembang dari Eropa sampai perbankan dari waktu ke waktu diberikan dalam kegiatan usahanya ke seluruh dunia termasuk sesuai kebutuhan zaman. masing-masing agar sesuai dengan Indonesia. tujuan pembangunan. BAB 6 Pengaturan Perbankan Memahami bahwa industri perbankan merupakan industri yang vital bagi negara karena menyangkut keper- cayaan masyarakat, sehingga regulator aktif melakukan pengaturan dari waktu ke waktu agar terjadi tata kelola yang baik dalam setiap bank yang beroperasi di Indonesia dan industri perbankan yang sehat. BAB 7 Pengawasan Perbankan Memahami bahwa Otoritas Jasa Keuangan memiliki kewenangan dalam melakukan pengawasan atas setiap bank dalam rangka memastikan bahwa setiap bank berusaha sesuai dengan regulasi yang berlaku, dengan tata kelola yang baik serta memiliki manajemen risiko yang memadai. Peran pengawasan ini akan memperkuat kepercayaan masyarakat atas industri perbankan. BAB 5 BAB 8 Jenis Produk dan Jasa Profesi di Industri Perbankan Perbankan Memahami bahwa terdapat berbagai peluang karir bagi mahasiswa di dunia perbankan. Profesi terse- Memahami berbagai jenis produk dan jasa yang ada but memerlukan level pengetahuan dan keterampi- di bank. Setiap produk mempunyai fitur, manfaat dan lan yang memadai, sehingga regulasi mensyaratkan risiko yang harus dipahami oleh nasabah, sehingga bahwa karyawan pada level dan fungsi tertentu nasabah dapat memahami hak dan kewajibannya. wajib mendapat sertifikasi. Sekaligus menunjukkan Dan akhirnya terampil dalam menggunakan setiap kepada masyarakat bahwa bank harus dikelola oleh produk dan jasa dengan baik. SDM yang profesional. BAB 9 Studi Kasus Dengan studi kasus yang ada, mahasiswa diajak untuk memperdalam pengetahuan mengenai perbankan, menarik hikmah positif dari studi kasus tersebut, dan mempermudah pemahaman industri perbankan. Mahasiswa diajak berdiskusi untuk membahas studi kasus tersebut untuk akan lebih cepat menyerap seluruh materi yang ada. 18 Layanan Perbankan Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Digital Perbankan 24/7 Kemajuan teknologi benar-benar membawa perubahan yang signifikan pada cara bank melayani kebutuhan transaksi keuangan di masyarakat. Jika di masa lalu para nasabah harus datang ke kantor bank untuk melakukan transaksi seperti setor uang, tarik dana, transfer dan lain-lain, maka di zaman modern ini nasabah tidak perlu repot-repot ke kantor bank. Lebih luar biasa lagi, transaksi bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Tidak perlu khawatir terlambat jika jam kerja di kantor bank sudah selesai dan kantor bank sudah tutup, karena kita bisa melakukan transaksi tanpa perlu ke kantor bank dan transaksi bisa dilaku- kan sampai 24 jam setiap hari selama 7 hari dalam seminggu tanpa terganggu oleh hari libur. Pendek kata, saat ini adalah era layanan perbankan digital. Gambar 1 Ilustrasi Layanan Perbankan Digital 19 Bank-bank terus berlomba menarik nasabah dengan menawarkan layanan Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan layanan perbankan digital yang semakin bervariasi. Berbagai kenyamanan layanan dapat diberikan karena didukung oleh kemajuan teknologi. Layanan perbankan digital merupakan era lanjutan dari era Perbankan Elektronik (E-Banking). Pada masa era Perbankan Elektronik masyarakat sudah diberikan kemudahan untuk bertransaksi dengan menggunakan berbagai saluran. Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bank sudah tersebar di mana-mana, sehingga nasabah bisa melakukan transaksi perbankan seperti menyetor uang, menarik uang, transfer ke nasabah lain baik di bank yang sama maupun pada bank yang berbeda, membayar tagihan, membeli tiket pesawat, membayar asuransi dan lain-lain di setiap lokasi ATM manapun dan bisa dilakukan ATM bank apa saja. Tidak cukup layanan di ATM saja, nasabah juga bisa melakukan transaksi melalui jutaan mesin EDC yang tersebar di pertokoan ritel, transaksi melalui telepon seluler masing-masing yang dikenal sebagai mobile banking, dan bisa juga melalui jaringan internet di komputer atau gadget masing-masing alias internet banking. Cukup dengan sekali klik! Transaksi bisa dilakukan dari rumah, kantor, sambil hangout di mal, dalam negeri bahkan di luar negeri. Bahkan era layanan perbankan digital membuat layanan bank semakin canggih karena sekarang masyarakat bisa membuka rekening melalui berbagai aplikasi mobile di telepon seluler masing-masing. Teknik verifikasi melalui biometrik, kemudahan akses Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) secara online telah memungkinkan pembukaan rekening bisa dilakukan tanpa harus ke kantor cabang Bank. Jadi nasabah bisa membuka dan menutup rekening di berbagai bank secara online dan bertransaksi apapun secara online. Tidak perlu ke kantor cabang bank, bahkan kelak tidak perlu lagi ke ATM untuk bertransaksi. Perkembangan layanan perbankan digital juga dipicu oleh perkembangan bisnis daring. Kemajuan di bisnis daring telah mengubah juga ekspektasi masyarakat atas layanan perbankan. Pengguna jasa bisnis berbasis aplikasi daring seperti Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Blibli, Lazada, Traveloka dan lain-lain juga berharap transaksi perbankan bisa dilakukan semudah menggunakan layanan bisnis daring. Tren di masyarakat ini memberikan harapan bahwa kita semua sedang menuju era transaksi cashless. Kolaborasi perbankan dengan perusahaan jasa daring terus bermunculan, di mana sistem bank terhubung langsung dengan aplikasi daring. Saat melakukan akses ke situs bank, nasabah juga bisa langsung akses ke situs penyedia layanan daring tersebut dan sebaliknya sekali akses ke situs daring bisa langsung juga akses ke situs banknya. Semakin mudah dan transaksi tersebut dapat diselesaikan dalam hitungan detik. 20 Layanan perbankan digital memang memberikan kemudahan dan kenyamanan Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan bertransaksi keuangan, namun kemajuan ini juga tidak luput dari risiko yang harus disadari oleh masyarakat. Banyak pelaku kejahatan yang mencari celah untuk membobol rekening nasabah dengan modus operasi yang lebih canggih. Bank-bank terus memperkuat keamanan layanan perbankan digitalnya, namun kewaspadaan utama harus berada di tangan para nasabah. Para nasabah wajib menjaga keamanan data rekeningnya, antara lain: jaga semua informasi pribadi terutama user ID, PIN (Personal Identification Number), jangan memberikan informasi user ID, PIN atau token password kepada siapapun, jangan terpancing pada berita atau email palsu yang menjebak nasabah masuk ke situs palsu, pastikan bahwa gadget atau komputer yang digunakan tidak terserang virus atau aplikasi malware yang bisa mencuri data-data kita, ikuti arahan dari bank untuk melakukan pengkinian data, dan menukar kartu ATM dengan fitur yang lebih terbaru dengan chips. Era layanan perbankan digital akan terus berkembang dan tidak terbayangkan kemajuan yang akan terjadi pada tahun-tahun mendatang. Namun kita yakin bahwa lompatan perubahannya akan sangat cepat. Masyarakat perlu diedukasi tentang layanan perbankan digital. Kita tidak perlu menghindar dari kemajuan teknologi, namun pastikan bahwa kita juga tidak menjadi korban kemajuan teknologi. Nyaman bertransaksi di mana saja dan kapan saja, namun juga bisa tidur tenang karena transaksi layanan perbankan digitalnya aman terjaga. Grameen Bank Kata “Grameen”, berasal dari kata “gram” berarti “desa”. Grameen Bank adalah sebuah organisasi kredit mikro yang dimulai di Bangladesh yang memberikan pinjaman kecil kepada orang yang kurang mampu tanpa membutuhkan agunan. Sistem ini berdasarkan pada ide bahwa orang miskin memang memiliki kemam- puan yang kurang, namun sangat dipercaya dalam tanggung jawab pengem- balian. Terdapat keunikan dalam pola pemberian kreditnya yaitu pinjaman hanya diberikan kepada sekelompok perempuan produktif yang masih berada dalam status sosial miskin. 21 Asal usul Grameen Bank yaitu ketika Profesor Muhammad Yunus, seorang Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan sarjana Fulbright di Vanderbilt University di Amerika Serikat dan Profesor di University of Chittagong, meluncurkan sebuah proyek penelitian untuk mengkaji kemungkinan merancang sebuah sistem layanan kredit perbankan untuk rakyat miskin di pedesaan. Yunus percaya bahwa pinjaman tersebut akan memiliki dampak positif pada pedesaan yang mengalami masalah kemiskinan seperti Bangladesh mengingat negara ini merupakan salah satu negara termiskin di dunia dengan 80% penduduknya hidup dibawah garis kemiskinan. Selain itu, bencana alam yang sering melanda negara tersebut turut memperparah keadaan. Sebagian masyarakat yang tergolong sangat miskin hanya mampu mengemis dari pintu ke pintu untuk meneruskan kehidupannya. Ditambah lagi kenyataan bahwa sebagai negara yang baru merdeka, Bangladesh belum memiliki pondasi perekonomian yang kuat. Pola Grameen Bank ini telah diadopsi oleh hampir 130 negara di dunia (kebanyakan di negara Asia dan Afrika). Jika diterapkan dengan konsisten, pola Grameen Bank ini dapat mencapai tujuan untuk membantu perekonomian masyarakat miskin melalui perempuan. Memang telah terbukti bahwa pola ini berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin di Bangladesh, ditandai dengan pemberian penghargaan Nobel kepada inisiatornya yaitu Profesor Muhammad Yunus. Selain itu terdapat pula peran Grameen Bank dalam penyediaan sarana produksi dan pengolahan melalui lembaga leasing. Dari sisi pemasaran, Grameen Bank, di samping memberikan keleluasaan bagi anggota untuk membayar cicilan pada waktu harga produknya rendah, juga menyediakan informasi harga dan pasar. Profesor Yunus juga telah menetapkan lima tolak ukur keberhasilan usaha Grameen Bank, yang sekaligus juga mengukur keberhasilan suatu cabang Grameen Bank yaitu: 1. Kemampuan mengangkat semua anggotanya keluar dari kemiskinan dalam suatu periode tertentu. Untuk keberhasilan ini Grameen Bank akan memberikan bintang berwarna merah bagi cabang yang berhasil mengangkat 100% anggotanya keluar dari kemiskinan; 2. Cabang yang mampu mengembalikan seluruh pinjaman anggotanya dalam suatu periode akan diberikan bintang berwarna hijau; 3. Cabang yang memperoleh keuntungan atau sisa biaya operasional, akan mendapatkan bintang berwarna biru; 22 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan 4. Bintang berwarna coklat akan diberikan kepada cabang yang semua anak-anak dari anggotanya berhasil menyelesaikan sekolah, minimal di tingkat sekolah dasar; dan 5. Bintang berwarna ungu akan diberikan kepada cabang yang berhasil mengumpulkan simpanan lebih besar dari pinjaman. Bank ini berhasil diperkenalkan pada tahun 1976 di Kabupaten Tangail (sebelah utara ibukota Dhaka). Kemudian segera menyebar ke berbagai kabupaten lain di Bangladesh. Ciri khas lain dari program kredit bank yang signifikan adalah bahwa mayoritas peminjam adalah perempuan. Ditemukan pula bahwa perempuan memiliki risiko kredit yang lebih baik dari pada laki-laki dan lebih bertanggung jawab serta konsisten dalam mengelola sumber dana yang kecil. Namun alasan utama mengapa memilih perempuan sebagai anggota yang diprioritaskan adalah karena Grameen Bank menganggap bahwa perempuan adalah kaum yang paling terpinggirkan diantara yang paling miskin di Bangladesh. Meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan, menurut Yunus berarti menyelamatkan generasi. Jika pembayaran kredit berjalan lancar sampai dengan selesai maka plafon kredit akan dinaikkan sebesar plafon pokok ditambah dengan jumlah simpanan (bertambah 10% s.d 30%). Semakin lancar pengembaliannya maka akan semakin besar jumlah simpanan anggota dan semakin besar pula plafon kredit yang disediakan. Bank juga memberikan pelatihan kepada perempuan dari segi kesehatan ibu, nutrisi, dan perawatan anak yang lebih besar untuk menghasilkan permintaan untuk layanan kesehatan dasar. Pada tahun 1993, dengan 1.039 cabang yang mencakup hampir separuh dari desa Bangladesh, Bank melayani lebih dari 1,8 juta peminjam dan dicair- kan kredit sejumlah 169,000,000.00 dolar AS. Sementara simpanan anggota kumulatif mencapai lebih dari 218,000,000.00 dolar AS. Buku 2 - Perbankan 23 Seri Literasi Keuangan Bab 1. Landasan Teori Terkait Perbankan Buku 2 - Perbankan 24 Seri Literasi Keuangan 25 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Bab ini berisi tentang latar belakang teori- teori yang terkait dengan perbankan, dimulai dengan teori tentang bank sebagai pelak- sana intermediasi keuangan, peran penting bank dalam sistem keuangan, teori tentang suku bunga yang merupakan esensi dari bisnis bank, serta kelembagaan dari institusi perbankan. Dengan memahami latar belakang teori tersebut diharapkan mahasiswa dapat mengaitkan teori dengan praktik sehari-hari yang terjadi dalam aktivitas perbankan baik produk maupun jasa yang diberikan. 26 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang berperan penting dalam perekonomian di sebuah negara termasuk Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, Bank merupakan lembaga perantara keuangan, dimana bank bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, deposito dan kemudian menyalurkan dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peran bank adalah suatu lembaga perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit of funds). Bank menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan, giro, dan deposito. Dana yang dihimpun dari masyarakat tersebut kemudian disalurkan dalam bentuk kredit kepada masyarakat. Penyaluran kredit usaha kepada dunia usaha akan membantu dunia usaha untuk bertumbuh secara berkelanjutan. Penyaluran kredit konsumer secara terkendali akan mendorong peningkatan permintaan masyarakat atas produk dan jasa dari dunia usaha. Pelaksanaan aktivitas perbankan yang sehat akan bermuara pada pertumbuhan ekonomi suatu negara, dimana pertumbuhan ekonomi sangat dibutuhkan untuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan suatu bangsa. Di Indonesia, industri perbankan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, mengembangkan dunia usaha, dan dampaknya mengurangi tingkat pengangguran ataupun kemiskinan di Indonesia. Jadi, sebagai salah satu penopang perekonomian Indonesia, fungsi bank sebagai perantara keuangan harus berjalan dengan baik. Selain menjalankan aktivitas penghimpunan dana dan penyaluran dana, Bank juga melakukan aktivitas pelayanan jasa perbankan kepada masyarakat seperti jasa pengiriman uang, jasa pembayaran (bill payment), jasa penampungan pembayaran tagihan (collection), jasa penitipan barang berharga (safe deposit box) dan lain-lain. Sebagian besar jasa-jasa tersebut memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan transaksi keuangan, sehingga transaksi keuangan antar masyarakat akan semakin cepat, efektif dan efisien. Seluruh aktivitas Bank tersebut akan memberikan pendapatan bagi kelangsu- ngan usaha bank tersebut. Sumber pendapatan terbesar Bank umumnya masih berupa selisih bunga bersih antara bunga kredit dengan biaya bunga dana pihak ketiga, sedangkan sumber pendapatan lain berasal dari fee jasa-jasa perbankan. Biasanya semakin maju perbankan di suatu negara, maka kontribusi pendapatan yang berasal dari fee jasa-jasa perbankan semakin besar. 27 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Pentingnya keberadaan Bank dalam suatu negara sepanjang sejarah telah terbukti dari abad ke abad. Ada beberapa teori yang mendukung perlunya kehadiran Bank yang menjadi kesimpulan umum bahwa bank adalah suatu industri usaha yang perlu hadir dan terus berkembang. Gambar 2 Fungsi Bank 28 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Bank Sebagai Pelaksana Intermediasi Intermediasi keuangan adalah proses/ kegiatan pengalihan dana dari penabung (ultimate lenders) kepada peminjam (ultimate borrowers). Proses inter- mediasi dilakukan oleh lembaga keuangan dengan cara membeli sekuritas primer yang diterbitkan oleh unit defisit dan di sisi lain lembaga keuangan terse- but mengeluarkan sekuritas sekunder kepada penabung atau unit surplus. Sekuritas primer antara lain dapat berupa saham, obligasi, commercial paper, perjanjian kredit dan sebagainya. Sementara yang termasuk sekuritas sekunder adalah giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, polis asuransi, reksa dana, dan sebagainya. Lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi memiliki peran yang sangat strategis dalam proses intermediasi keuangan sebagai berikut: 29 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan 1. Pengalihan aset (asset transmutation). Untuk memenuhi kebutuhan dananya, unit ekonomi. Menerbitkan sekuritas primer yang jangka waktunya dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhannya. Namun surat-surat berharga yang diterbitkan oleh unit defisit mungkin memiliki jumlah, jangka waktu dan bentuk yang berbeda dengan kebutuhan. Lembaga keuangan memecahkan masalah tersebut dengan membeli sekuritas primer tersebut dengan menggunakan dana yang diperoleh dari penerbitan sekuritas sekunder. Lembaga keuangan mener- bitkan sekuritas sekunder yang sesuai dengan kebutuhan unit surplus untuk mendapatkan dana dari unit surplus dan kemudian menukar- kannya dengan sekuritas primer yang dikeluarkan unit defisit. Lembaga keuangan mengubah sekuritas unit surplus menjadi kewajiban. Proses pengalihan dari kewajiban menjadi kekayaan disebut transmutasi aset. 2. Likuiditas berkaitan dengan kemampuan memperoleh uang tunai pada saat dibutuhkan. Lembaga keuangan akan membantu unit ekonomi yang membutuhkan uang tunai dengan menyalurkan kelebihan uang tunai yang berasal dari unit ekonomi surplus. 3. Realokasi pendapatan. Setiap kita memiliki penghasilan dan kita perlu memutuskan alokasi penghasilan tersebut secara tepat. Pada dasarnya kita dapat memilih berbagai alternatif alokasi penghasilan seperti membeli barang konsumsi rumah tangga dan menyimpan barang misalnya perhiasan, rumah, tanah dan sebagainya, namun kita juga memiliki alternatif lain seperti membeli sekuritas sekunder yang dikelu- arkan lembaga keuangan misalnya simpanan di bank, polis asuransi jiwa, reksa dana, program pensiun, dan sebagainya. Alternatif kedua lebih baik dibandingkan dengan alternatif pertama, karena alokasi penghasilan ke rumah tangga umumnya untuk tujuan yang bersifat konsumtif dan bukan untuk peningkatan pendapatan di masa yang akan datang. Sementara itu alokasi penghasilan ke unit usaha, penerbitan sekuritas primer untuk tujuan investasi dapat meningkatkan pendapatan di masa mendatang. 4. Transaksi. Sekuritas sekunder yang diterbitkan lembaga intermediasi keuangan seperti rekening giro, tabungan, deposito berjangka atau serti- fikat deposito dan sebagainya, merupakan bagian dari sistem pemba- yaran/ transaksi. 30 Interaksi langsung antara unit surplus dengan unit defisit mengalami Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan hambatan karena ada kemungkinan informasi asimetris yang mendorong kurangnya kepercayaan yang mendasar antara kedua pihak. Ketika dua orang yang menandatangani kontrak tidak dapat secara independen mengamati hasil yang sama dari biaya yang sama, karena ada kemungkinan pihak yang satu menyembunyikan fakta, dan dengan melakukan hal tersebut mendorong pihak lain untuk mengambil keputusan berbeda dengan keinginannya (Harper darn Eichberger, 1997). Perusahaan keuangan membantu meningkatkan tingkat kepercayaan antar pihak dengan mendesain kontrak-kontrak untuk mengurangi masalah informasi yang paling mendasar. Dalam hal ini, “intermediasi merupa- kan mekanisme respon berbasis pasar yang secara efisien menyelesaikan masalah informasi” (Bhattacharya dan Thakor, 1993). Peran Penting Perbankan Dalam Sistem Keuangan Sistem keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam perekono- mian. Sebagai bagian dari sistem perekonomian, sistem keuangan berfungsi mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus kepada yang mengalami defisit. Apabila sistem keuangan tidak stabil dan tidak berfungsi secara efisien, pengalokasian dana tidak akan berjalan dengan baik sehingga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Pengalaman menunjukkan, sistem keuangan yang tidak stabil, terlebih lagi jika mengakibatkan terjadinya krisis, memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk upaya penyelamatannya. Perbankan merupakan salah satu industri keuangan yang menjadi bagian dari sistem keuangan di samping pasar modal, dana pensiun, asuransi, dan lainnya. Saat ini perbankan Indonesia masih memiliki pengaruh yang paling besar dalam mendukung stabilitas sistem keuangan. Hal ini terjadi karena mayoritas masyar- akat dan perusahaan non keuangan masih menginvestasikan kelebihan dananya pada instrumen keuangan dari bank seperti tabungan, deposito, dan giro meski- pun saat ini sudah tersedia alternatif investasi keuangan seperti saham di pasar 31 modal, asuransi, dana pensiun, obligasi dan lain-lain. Demikian pula sebaliknya Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan masyarakat atau perusahaan yang membutuhkan dana masih mengandalkan kredit dari bank sebagai sumber dana meskipun sudah ada alternatif pencairan dana seperti menerbitkan saham, obligasi di pasar modal, dan lain-lain. Hal ini menjadi dasar bahwa perbankan masih merupakan anchor dalam sistem keuangan di Indonesia. Guncangan pada perbankan dapat berakibat pada gagal proses penghimpunan dana dan penyaluran dana pada sistem keuangan kita. Pelajaran berharga pernah dialami Indonesia ketika terjadi krisis keuangan tahun 1998, dimana pada waktu itu biaya krisis sangat signifikan. Selain itu, diperlukan waktu yang lama untuk membangkitkan kembali kepercayaan publik terhadap sistem keuangan. Krisis tahun 1998 ini membuktikan bahwa stabilitas sistem keuangan merupakan aspek yang sangat penting dalam membentuk dan menjaga perekonomian yang berkelanjutan. Sistem keuangan yang tidak stabil cenderung rentan terhadap berbagai gejolak sehingga mengganggu perputaran roda perekonomian. Secara umum dapat dikatakan bahwa ketidakstabilan sistem keuangan dapat mengakibatkan timbulnya beberapa kondisi yang tidak menguntungkan seperti: 1. Transmisi kebijakan moneter tidak berfungsi secara normal sehingga kebijakan moneter menjadi tidak efektif; 2. Fungsi intermediasi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya akibat alokasi dana yang tidak tepat sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi; 3. Ketidakpercayaan publik terhadap sistem keuangan yang umumnya akan diikuti dengan perilaku panik para investor untuk menarik dananya sehingga mendorong terjadinya kesulitan likuiditas; 4. Sangat tingginya biaya penyelamatan terhadap sistem keuangan apabila terjadi krisis yang bersifat sistemik. Atas dasar kondisi di atas, upaya untuk menghindari atau mengurangi risiko kemungkinan terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan sangatlah diperlukan, terutama untuk menghindari kerugian yang begitu besar lagi. Salah satu upaya adalah memastikan bahwa sistem perbankan di Indonesia berjalan dengan baik dan efisien. 32 Peran Bank Sebagai Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Agen Pembangunan (Agent of Development) Di samping berperan dalam sistem keuangan, peran bank dalam suatu negara juga dapat dilihat dari harapan masyarakat atas keberadaan bank bagi mereka. Terkait dengan harapan masyarakat terse- but maka ada tiga peran penting yang dijalankan oleh perbankan sebagai berikut: 1. Lembaga Kepercayaan (agent of trust) 2. Agen Pembangunan Negara (agent of development) 3. Pemberi Layanan (agent of services) 33 Lembaga Kepercayaan (Agent of Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Trust) Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat mau menitip- kan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanji- kan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinja- man sesuai tujuannya, dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. Agen Pembangunan (Agent of Development) Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi inilah yang menjadi inti kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat. Peran bank sebagai agent of development semakin terasa pada bank-bank pemerintah yang selain menjalankan peran komersial, juga membantu menjalan- kan misi pemerintah untuk mendukung kelancaran program pembangunan yang 34 strategis. Misalnya peran bank pemerintah menyalurkan kredit kepada petani Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan untuk ketahanan pangan negara, menyalurkan kredit ke sektor industri strategis seperti pembangunan infrastruktur kelistrikan, jalan, bandara, dan penyaluran kredit untuk mendukung usaha kecil seperti Kredit Usaha Rakyat. Bankir-bankir yang mengelola bank-nya dengan sistem dan metode yang baik dalam memacu tingkat produktivitas usaha para nasabah (baik industri, perdagangan ataupun petani), akan mampu melihat ke depan dan mengambil keputusan yang baik bagi perkembangan ekonomi negaranya. Negara kita perlu memelihara swasembada pangan dan mengekspor hasil-hasil industri, agar tidak lagi tergolong negara miskin, tetapi telah beralih statusnya menjadi negara berpenghasilan menengah. Fasilitas yang diberikan bank menjangkau pula secara luas kepada seluruh lapisan masyarakat petani maupun para pedagang kecil melalui Kredit Usaha Rakyat, Kredit Perumahan Rakyat, dan Kredit Perda- gangan dengan berbagai kemudahan dan persyaratan-persyaratan yang lunak. Bagi usaha-usaha menengah dan besar, bank menyediakan kredit produksi dan ekspor-impor serta kredit distribusi berskala besar dengan jangkauan ke seluruh dunia. Dalam kaitan inilah bank disebut sebagai agent of development atau alat pemerintah dalam membangun perekonomian bangsa melalui pembiayaan semua jenis usaha pembangunan. Pemberi Layanan (Agent of Services) Selain melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian secara luas. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan. 35 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Kelembagaan Perbankan Bank sebagai lembaga keuangan memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang memiliki kelebihan likuiditas baik itu dunia usaha, pemerintah, dan rumah tangga dengan pihak yang mengalami kekurangan likuiditas yaitu dunia usaha, pemerintah, dan rumah tangga. Peran sebagai inter- mediasi inilah yang membuat bank sangat berperan dalam mendukung segala kegiatan ekonomi suatu negara dalam pencapaiannya. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyar- akat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan keuntungan dan juga sosial, jadi bukan hanya keuntungan saja (Hasibuan, 2003). Menurut Dictionary of Banking and Financial Service by Jerry Rosenberg, bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat berharga, dan menanamkan dananya dalam surat berharga. 36 Kuncoro menyatakan bank sebagai lembaga keuangan yang usaha pokok- Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan nya menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang (Kuncoro, 2002). Oleh karena itu, dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah, Bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri, maupun masyarakat dalam negeri. Dana dari pemilik bank berupa setoran modal yang dilakukan pada saat pendi- rian bank. Dana dari pemerintah diperoleh apabila bank yang bersangkutan ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan dana-dana bantuan yang berkaitan dengan pembiayaan proyek-proyek pemerintah, misalnya Proyek Inpres Desa Tertinggal, Bantuan Pendidikan. Sebelum dana diteruskan kepada penerima, bank dapat menggunakan dana tersebut untuk mendapatkan keuntungan, misalnya dipinjamkan dalam bentuk pinjaman antar bank (Interbank Call Money) berjangka 1 hari hingga 1 minggu. Keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli dana tersebut setelah dikurangi dengan biaya opera- sional. Dana-dana masyarakat ini dihimpun oleh bank dengan menggunakan instrumen produk simpanan yang terdiri dari giro, deposito, dan tabungan. 37 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Suku Bunga Pelaksanaan fungsi intermediasi perbankan selalu terkait dengan suku bunga. Suku bunga mempengaruhi keputusan ekonomi seseorang atau rumah tangga dalam mengonsumsi, membeli rumah, membeli obligasi, atau menaruhnya dalam rekening tabungan. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan ekonomi bagi pengusaha, apakah akan melakukan investasi pada proyek baru, perluasan kapasitas atau menundanya. Ketika suku bunga tinggi, orang biasanya akan lebih suka menyimpan uang mereka di bank karena ia akan mendapat bunga yang tinggi. Sebaliknya jika suku bunga rendah masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank dan akan menarik dana mereka yang ada di bank untuk mendapatkan alternatif investasi yang lebih menarik. Berikut dijelaskan dasar-dasar pemikiran yang membantu kita memahami suku bunga, jenis suku bunga dan proses pembentukan suku bunga sebagai berikut: 1. Pengertian dan jenis suku bunga; 2. Penentuan suku bunga pasar; 3. Pengaruh jangka waktu terhadap struktur suku bunga (terms structure of interest rates); 4. Fungsi tingkat bunga; 5. Tingkat bunga riil dan tingkat bunga nominal; 6. Penentuan suku bunga produk bank; 7. BI rate; 8. Suku Bunga Dasar Kredit. 38 Pengertian dan Jenis Suku Bunga Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Suku bunga sudah ada sejak lama, hampir bersamaan dengan peradaban manusia. Orang yang meminjamkan barang kepada orang lain terkadang meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut sewa yakni harga dari meminjam harta milik orang lain. Hal yang mirip terjadi ketika orang meminjam uang, di mana kreditur meminta imbalan atas jasa pemberian pinja- man tersebut dari debiturnya. Bunga adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur), sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman. Ada berbagai definisi tentang bunga oleh para ahli, misalnya bunga adalah biaya yang harus dibayar borrower atas pinjaman yang diterima dan imbalan bagi lender atas investasinya (Hubbard,1997). Suku bunga adalah biaya pinja- man atau harga yang dibayar atas penyewaan dana (Miskhin, 2007). Suku bunga merupakan sebuah harga dan sebagaimana harga lainnya, maka tingkat suku bunga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran (Kern dan Guttman, 1992). Bagi bank, bunga dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan bank kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (jika nasabah yang memperoleh pinjaman). Edmister mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan suku bunga yaitu: 1. State rate (bunga di kontrak) adalah tingkat bunga yang dinyatakan secara spesifik dalam perjanjian pinjam-meminjam antara kreditur dan debitur dalam satu periode pinjaman. Untuk menghitung nilai bunga yang harus dibayar cukup sederhana, yaitu tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman. Misalnya sebuah pinjaman memberikan state rate sebesar 1% dengan jangka waktu 1 bulan. 2. Annual percentage rate (suku bunga tahunan) adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan state rate untuk jumlah periode per tahun dan jumlah pokok yang benar-benar dipinjam. Dalam contoh di atas maka annual percentage rate sebesar 12 bulan dikalikan 1% sama dengan 12%. 3. Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen dengan satu kontrak keuangan yang memenuhi tiga komponen: jumlah uang yang 39 benar-benar dipinjam pada awal tahun, kemudian dibayar kembali Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan pada akhir tahun, dan bunganya. Misalnya sebuah pinjaman sebesar Rp100.000.000,00 dikenakan bunga 12% per tahun, namun pada saat pencairan nasabah dikenakan biaya administrasi sebesar Rp1.000.000,00. Secara riil pinjaman yang benar-benar diterima nasabah adalah sebesar Rp99.000.000,00, dan bunga yang dibayar pada akhir tahun adalah 12% x Rp100.000.000,00 = Rp12.000.000,00. Dengan demikian yield dari pinjaman ini adalah sebesar Rp12.000.000,00 / Rp99.000.000,00 = 12,1%. Definisi pertama, state rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu kontrak. Definisi kedua, annual percentage rate, menyesuaikan jangka waktu kontrak untuk menghitung ekuivalen tingkat bunga. Sedangkan definisi ketiga, yield, membuat penyesuaian yang diperlukan untuk menghitung tingkat bunga riil dengan satu standar yang ditentukan secara jelas. Dalam pasar keuangan juga dikenal berbagai macam bunga yang disediakan para debitur kepada para kreditur untuk melakukan investasi. Tipe bunga sangat bervariasi dari suatu pasar ke pasar yang lain. Secara umum dikenal 5 macam bunga: Gambar 3 Jenis Bunga Bank 40 1. Bunga Kupon (Coupon Rate) Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Bunga Kupon adalah tingkat bunga yang dijanjikan oleh penerbit sekuritas sesuai dengan kontrak. Penerbit kontrak atau debitur menyetujui untuk melaku- kan pertukaran obligasi atau sekuritas lain. Bunga = Tingkat Bunga Kupon x Nilai Nominal Contoh: Sebuah perusahaan menerbitkan obligasi senilai Rp5.000.000.000,00 per lembar obligasinya dengan jangka waktu 3 tahun. Perusahaan akan membayarkan kupon obligasi setiap 6 bulan. Persentase kupon tersebut adalah 5% per tahun dari nominal nilai obligasi. Maka bunga yang akan dibayar kepada pemegang obligasi per tahun adalah sebesar 5% x Rp5.000.000.000,00 = Rp250.000.000,00. Perusahaan memberikan kupon bunga obligasi sebanyak 6 kupon yang masing-masing akan jatuh tempo setiap 6 bulan. Persentase kupon tersebut adalah sebesar 5% dari nilai nominal obligasi. Maka bunga yang dibayar per kupon adalah sebesar 5% x Rp5.000.000.000,00 = Rp250.000.000,00. 2. Bunga Sederhana Metode bunga sederhana digunakan untuk membebankan kepada debitur terhadap bunga pinjaman atau obligasi selama jangka waktu pinjaman. Jumlah pembayaran bunga akan menurun apabila sebagian pinjaman dilunasi. Formula untuk metode bunga sederhana adalah sebagai berikut: 41 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan I=Pxrxt I = Bunga P = Jumlah Pokok Pinjaman r = Tingkat Bunga t = Waktu Meminjam (Biasanya Dalam Tahun) Contoh Sebuah perusahaan menerbitkan Surat Utang senilai Rp1.000.000.000,00 dengan jangka waktu 1 tahun. Setiap 3 bulan perusahaan mencicil pokok hutang sebesar Rp250.000.000,00. Perusahaan juga akan melakukan pembayaran bunga sebesar 12% per tahun atau 1% per bulan, di mana pembayaran bunga dilakukan setiap 3 bulan sekali. Besar bunga yang dibayar pada akhir bulan ketiga adalah sebesar: I = Rp1.000.000.000,00 x 1% x 3 bulan = Rp30.000.000,00. Pada akhir bulan ketiga perusahaan membayar pokok pinjaman sebesar Rp250.000.000,00, sehingga sisa pokok pinjaman menjadi Rp750.000.000,00. Dan pada akhir bulan keenam, perusahaan akan membayar bunga sebesar: I = Rp750.000.000,00 x 1 % x 3 bulan = Rp22.500.000,00. 42 3. Add-on Rate of Interest Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Metode add-on rate of interest adalah di mana bunga dihitung dari seluruh pokok pinjaman ditambah bunga pinjaman dibagi jumlah angsuran. Bunga = Pokok Pinjaman + Bunga Angsuran Metode ini meningkatkan jumlah bunga efektif yang harus dibayar. Sebab jumlah pokok pinjaman dihitung selama 1 tahun untuk membebankan bunga. Meskipun pokok pinjaman telah diangsur, tetapi bunga yang harus dibayar sebesar 1 tahun. Hal ini terjadi karena jumlah rata- rata yang dipinjam menurun jika sebagian dibayar. Contoh Sebuah perusahaan menerbitkan Surat Utang senilai Rp1.000.000.000,00 dengan jangka waktu 1 tahun. Setiap 3 bulan perusahaan mengangsur pokok hutang sebesar Rp250.000.000,00. Perusahaan juga akan melakukan pembayaran bunga sebesar 12% flat per tahun, di mana pembayaran bunga dilakukan setiap 3 bulan sekali. Besar bunga yang akan dibayar selama satu tahun sebesar Rp1.000.000.000,00 x 12% = Rp120.000.000,00. Sehingga setiap 3 bulan perusahaan akan membayar bunga sebesar Rp120.000.000,00 / 4 = Rp30.000.000,00. Pada akhir bulan ketiga perusahaan membayar pokok pinjaman sebesar Rp250.000.000,00, sehingga sisa pokok pinjaman menjadi Rp750.000.000,00. Pada akhir bulan keenam, perusahaan akan tetap membayar bunga sebesar Rp30.000.000,00 meskipun pokok pinjaman sudah turun menjadi Rp750.000.000,00. Jadi secara efektfnya besarnya bunga yang dibayar pada bulan keenam adalah sebesar (Rp30.000.000,00 / Rp750.000.000,00) x 100% x 12/3 = 16% per tahun. 43 4. Metode Diskon (Discount Method) Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Dengan metode ini bunga ditentukan sebelum pinjaman di keluarkan. Kemudian bunga dikurangkan dari jumlah pokok pinjaman, selanjutnya selisih di berikan kepada debitur. Bunga dibayar = Pokok Bunga x Tingkat Bunga Contoh Sebuah perusahaan menerima pinjaman dari bank sebesar Rp1.000.000.000,00 selama jangka waktu 3 bulan dengan bunga sebesar 12% per tahun dengan metode diskon. Dengan demikian, besar bunga selama 3 bulan adalah sebesar Rp1.000.000.000,00 x 12% x 3/12 = Rp30.000.000,00. Perusahaan akan menerima pencairan pinjaman sebesar Rp1.000.000.000,00- Rp30.000.000,00 = Rp970.000.000,00. Pada akhir bulan ketiga perusahaan melakukan pembayaran ke bank sebesar total Rp1.000.000.000,00. Dengan metode diskon, perusahaan sebenarnya menerima pinjaman riil sebesar Rp970.000.000,00, sehingga sebenarnya bunga efektif yang dibayar perusahaan adalah sebesar Rp30.000.000,00 / Rp970.000.000,00 x 100% x 12/4 = 12.37%. 44 5. Compound Interest Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Beberapa institusi keuangan, khususnya bank komersial dan institusi pinjaman non bank, membayar compound interest kepada para nasabahnya pada tanggal tertentu. Pada metode ini pokok pinjaman akan meningkat menjadi jumlah pokok pinjaman ditambah besarnya bunga. Jadi, bunga yang dibebankan periode tersebut akan menambah jumlah pokok untuk perhitungan jumlah bunga periode selanjutnya. Biasanya bank atau institusi yang menerapkan metode ini harus mengungkapkan hal ini kepada nasabah atau kreditur sebelum kontrak dilakukan. Ini diwajibkan kepada bank atau institusi yang bersangkutan untuk menghindari manipulasi. Formula untuk menghitung compound interest ini sebagai berikut: FV = P ( 1 + r ) t FV = Jumlah Pokok + Akumulasi Bunga Pinjaman P = Pokok Pinjaman r = Tingkat Bunga Tahunan t = waktu/periode Contoh Sebuah perusahaan menerbitkan surat utang sebesar Rp1.000.000.000,00 dengan jangka waktu 3 tahun dengan bunga 12 % per tahun dengan metode compound. Perusahaan akan melunasi seluruh pokok pinjaman dan bunga pada akhir tahun ketiga, sehingga nilai perhitungan bunga setiap akhir tahun adalah: Bunga tahun ke 1: Rp1.000.000.000,00 x 12% = Rp120.000.000,00 Bunga tahun ke 2: (Rp1.000.000.000,00 + Rp120.000.000,00) x 12% = Rp134.400.000,00. Bunga tahun ke 3:(Rp1.000.000.000,00 + Rp120.000.000,00 + Rp134.400.000,00) x 12% = Rp150.528.000,00. Total pembayaran pokok utang dan bunga pada akhir tahun ketiga adalah sebesar: Rp1.404.928.000,00 45 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Jenis suku bunga juga bisa dibedakan berdasarkan metode pembebanannya. Biasanya cara pembeba- nan ini dikaitkan dengan jenis kredit yang diberi- kan kepada nasabah. Penggunaan metode yang berbeda akan mempengaruhi jumlah bunga yang dibayar. Jumlah bunga yang dibayar mempengaruhi jumlah angsuran per bulan, dimana jumlah angsu- ran terdiri dari pinjaman pokok dan bunga. Jenis bunga berdasarkan metode pembebanannya adalah sebagai berikut: 1. Flat rate (bunga merata); 2. Sliding rate (bunga menurun); 3. Annuity Rate (bunga anuitas); 4. Floating rate (bunga mengambang). 46 1. Flat rate (bunga merata) Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Jumlah bunga yang dibebankan setiap bulan adalah tetap dan dihitung dari jumlah pokok awal pinjamannya. Demikian pula cicilan pokok pinjaman dibagi rata sama setiap bulan, sehingga total angsuran setiap bulan juga sama sampai kredit tersebut lunas. Dalam praktiknya flat rate yang dikenakan kepada debitur bersifat tetap (fixed rate), sehingga perubahan suku bunga pasar tidak menim- bulkan perubahan kewajiban angsuran debitur. Suku bunga ini sering ditemukan pada kredit pemilikan kendaraan bermotor dan kredit mikro. 2. Sliding rate (bunga menurun) Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya, sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman. Akan tetapi, pembayaran pokok pinjaman setiap bulan sama. Angsuran nasabah (pokok pinjaman plus bunga) otomatis semakin menurun setiap bulan. Suku bunga ini disebut juga bunga efektif. Jenis kredit ini sering ditemukan dalam kredit investasi jangka panjang. 3. Annuity rate (bunga anuitas) Suku bunga ini termasuk kategori suku bunga efektif, di mana besar bunga yang dibebankan pada setiap angsuran kredit bulanan dihitung secara matema- tis sehingga total angsuran setiap bulan nilainya selalu sama dan beban bunga dihitung dari sisa pinjaman setiap bulan. Jenis bunga ini banyak ditemukan pada pemberian kredit kepemilikan rumah. 4. Floating rate (bunga mengambang) Metode floating rate membebankan besar kecilnya bunga kredit dikaitkan dengan bunga yang berlaku di pasar, sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari suku bunga pasar pada bulan tersebut. Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi atau lebih rendah atau sama dari bulan sebelumnya. Jenis bunga ini banyak ditemukan pada kredit modal kerja dan kredit investasi. 47 Penentuan Suku Bunga Pasar Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Pada dasarnya faktor penentu suku bunga pasar di suatu negara menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar, dan tingkat inflasi yang diharapkan. Sedangkan faktor eksternal merupakan penjumlahan suku bunga luar negeri dan tingkat peruba- han nilai tukar valuta asing yang diharapkan (Edward dan Khan, 1985). Dalam teori klasik, bunga adalah harga dari loanable funds (dana pinjaman). Teori ini dikembangkan oleh kelompok ekonom klasik pada abad 19. Tingkat bunga adalah salah satu indikator dalam memutuskan apakah seseorang akan menabung atau melakukan investasi. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin banyak dana yang ditawarkan. Dengan demikian, terdapat hubungan positif antara tingkat bunga dengan jumlah dana yang ditawarkan. Pada prinsipnya, tingkat bunga adalah harga yang harus dibayarkan atas penggunaan dana untuk setiap unit waktu yang telah ditentukan melalui interaksi permintaan dan penawaran. Permintaan akan loanable fund memiliki hubungan negatif dengan tingkat bunga. Dengan asumsi pendapatan dan faktor-faktor lainnya konstan, pening- katan tingkat bunga akan menurunkan permintaan terhadap dana pinjaman (loanable fund). Asumsi-asumsi tersebut berlaku dalam perekonomian dalam keadaan full employment, harga konstan, supply of money tetap, dan informasi sempurna. Gambar 4 Keseimbangan di Pasar Uang 48 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Pandangan dari Teori Klasik ini diperdebatkan oleh penganut Teori Keynesian yang dikenal dengan The Monetary Theory/ Liquidity Preference Theory. Teori dikembangkan oleh ekonom penganut aliran Keynes yang lebih mengutama- kan peranan spekulasi dalam membentuk ekspektasi. Keynes menganggap bahwa permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga tidak peka terhadap tingkat bunga. Oleh sebab itu, yang dimaksud dengan liquidity preference adalah permintaan uang untuk tujuan spekulasi yang menghubungkan permintaan uang dengan tingkat bunga (Miller dan Pulsmelli, 1985). Argumentasi lainnya yaitu adalah: “walaupun suku bunga sangat rendah selama masa resesi, orang akan tetap memegang uang dibandingkan menginvestasikannya, sehingga tingkat bunga yang direncanakan dan tingkat investasi yang diperlukan tidak sama dengan kondisi normal.“ (Kern dan Guttman, 1992). Menurut Keynes masyarakat memegang uang untuk memenuhi 3 motif, yaitu: 1. Motif transaksi. 2. Motif berjaga-jaga. 3. Motif spekulasi. 1. Motif Transaksi Memegang uang untuk motif transaksi merupakan motif yang telah lama disadari. Di dalam perekonomian yang sangat modern dan tingkat spesialisasi yang sangat tinggi uang sangat diperlukan. Tingkat spesialisasi yang tinggi hanya mungkin terjadi apabila pemilik uang dapat dengan mudah menggunakan uang untuk membeli barang yang diperlukan. Dalam keadaan demikian, orang dapat mengkhususkan dirinya dalam pekerjaan yang ia sukai dan di mana ia mempunyai keahlian yang tinggi. Tujuan utama dari melakukan pekerjaan adalah memperoleh uang yang dapat digunakan untuk membeli barang kebutuhannya yang tidak bisa dihasilkan dari keahlian spesialisasi yang ia miliki. 2. Motif Berjaga-jaga Masyarakat memegang uang untuk mengantisipasi masalah-masalah yang timbul di masa yang akan datang. Setiap orang tidak dapat menduga apa yang 49 akan terjadi di kemudian hari, apakah keberuntungan ataukah sesuatu yang Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan menyulitkan yang harus diselesaikan dengan membutuhkan pengeluaran uang yang banyak. Keadaan semacam ini menjadikan seseorang berjaga-jaga dengan memiliki uang tunai atau bentuk simpanan yang setiap saat mudah dicairkan. 3. Motif Spekulasi Seseorang berusaha memiliki sejumlah uang yang lebih banyak, karena dengan memiliki uang yang cukup banyak seseorang dapat melakukan transaksi yang lebih besar di masa yang akan datang. Gambar 5 Teori Keynes Mengenai Hubungan Jumlah Uang dan Permintaan Uang terhadap Suku Bunga 50 Dalam Gambar 5 di samping, sumbu horizontal mengukur jumlah dan permint- Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan aan uang, dan sumbu vertikal untuk tingkat bunga. Asumsi money supply adalah tetap, hal ini ditunjukkan dengan kurva vertikalnya, sedangkan kurva money demand mempunyai slope negatif. Jika jumlah uang beredar tetap (dengan anggapan money supply ditentukan oleh pemerintah), maka permintaan uang akan menentukan tingkat bunga. Dari sisi permintaan, Keynes menganggap ada 2 faktor penting, yaitu tingkat pendapatan dan harga. Peningkatan pendapatan, dengan asumsi faktor lain tetap, akan menaikkan likuiditas uang yang dibutuh- kan masyarakat sehingga kurva permintaan uang bergeser ke kanan dan tingkat bunga meningkat. Pengaruh harga muncul karena orang ingin memegang sejumlah uang riil. Jika harga barang di pasar naik secara umum, maka dalam rangka mempertahankan uang riil yang dipegang sama dengan sebelumnya, permintaan terhadap uang nominal naik. Ini berarti apabila ekspektasi inflasi naik, kurva permintaan bergeser ke kanan yang mengakibatkan tingkat bunga akan naik. Argumen tersebut merupakan pijakan dasar bagi pendekatan moneter, sehingga penentuan suku bunga bergantung pada penawaran dan permintaan untuk memegang uang. Unsur spekulatif mendorong adanya ketidakseimban- gan atas permintaan dan penawaran jangka panjang. Oleh karena itu, uang dipegang sebagai alternatif terhadap obligasi untuk memperoleh keuntungan. Jika suku bunga meningkat maka harga obligasi turun, sehingga ada kesem- patan untuk membeli obligasi pada harga yang lebih menguntungkan. Sebali- knya jika ekspektasi suku bunga akan turun, maka harga obligasi akan mening- kat, orang akan lebih cenderung memegang obligasi daripada uang. Keynes mengatakan bahwa tingkat bunga merupakan pembayaran penggu- naan sebuah sumber daya yang langka (uang). Tingkat bunga adalah harga yang dikeluarkan debitur untuk mendorong seorang kreditur memindahkan sumber daya langka tersebut. Uang merupakan kekayaan yang paling likuid karena uang mempunyai kemampuan untuk membeli setiap saat, sedangkan surat obligasi tidak dapat untuk membeli setiap saat kecuali kalau diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk uang tunai. Keynes berpendapat permintaan terhadap uang merupakan tindakan rasional. Meningkatnya permintaan uang akan mening- katkan tingkat bunga. Pada dasarnya teori ini menjelaskan proses penentuan suku bunga atas dasar permintaan uang dengan penekanan utama pada motif spekulatif untuk perpindahan obligasi dan uang tunai. 51 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Pengaruh Jangka Waktu Terhadap Struktur Suku Bunga (Term Structure Of Interest Rates) Term structure of interest rate atau yang lebih dikenal dengan sebutan kurva yield (Yield Curve) adalah sebuah kurva yang menggambarkan hubungan antara periode jatuh tempo obligasi dengan struktur tingkat bunga (Damodaran, 2002). Kurva yield merupakan salah satu alat yang umum digunakan dalam metode valuasi obligasi, di mana nilai kurva yield dapat memberikan gambaran mengenai ekspek- tasi pasar terhadap pergerakan tingkat suku bunga sesuai dengan kondisi pasar yang terjadi pada waktu tertentu. Kurva yield haruslah terbentuk dari kumpulan yield yang memiliki tingkat risiko yang sama, atau memiliki rating yang sama. Apabila kurva dibentuk menggunakan beber- apa instrumen yang memiliki tingkat risiko yang tidak sama maka informasi tingkat bunga yang digunakan menjadi tidak tepat. Bentuk dari kurva yield ini akan selalu berubah sesuai dengan terjadinya pergerakan harga di pasar, setiap terjadi perubahan bentuk dari kurva yield dapat diinterpretasikan bahwa investor mengekspektasikan akan terjadi perubahan outlook perekonomian. Secara umum terdapat empat pola utama yang dibentuk oleh kurva yield (Steven, 1992), yaitu: 52 Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan 1. Normal Yield Curve Pada kondisi normal, kurva yield pada umumnya akan berbentuk sesuai Normal Yield Curve, kurva tersebut menggambarkan bahwa pada kondisi normal di mana tidak terdapat perubahan signifikan (seperti tingkat inflasi dan tingkat suku bunga) yang terjadi di pasar, investor akan cenderung menginginkan yield yang lebih tinggi untuk obligasi dengan tenor jangka panjang dibandingkan yield untuk obligasi dengan tenor yang lebih pendek. Dengan kata lain, pasar berekspektasi bahwa obligasi jangka panjang akan memberikan yield yang lebih tinggi daripada obligasi jangka pendek. Hal ini terjadi karena instrumen obligasi jangka pendek biasanya memiliki risiko ketidakpastian pembayaran yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi jangka panjang, sehingga untuk melakukan investasi pada obligasi jangka panjang investor menginginkan adanya tamba- han premium sebagai kompensasi dari risiko yang diambilnya. 2. Flat Yield Curve Kurva flat yield curve menggambarkan kondisi dimana yield yang diingin- kan oleh investor untuk melakukan investasi pada obligasi jangka pendek dan obligasi jangka panjang nilainya relatif sama. Kondisi ini biasanya terjadi pada masa transisi dimana terdapat ekspektasi bahwa tingkat suku bunga akan bergerak, entah tingkat suku bunga jangka pendek akan mengalami kenaikan ataukah tingkat suku bunga jangka panjang akan mengalami penurunan. Pada kondisi ini investor biasanya lebih memperhatikan mengenai credit quality dari investasi obligasi dibandingkan dengan pemilihan berdasarkan tenor obligasi. 3. Inverted/ Negative Yield Curve Inverted/ Negative Yield Curve merupakan kebalikan dari kurva yield normal yang terbentuk dimana yield untuk obligasi tenor jangka panjang lebih rendah dibandingkan yield untuk obligasi tenor jangka pendek. Kondisi ini umumnya jarang terjadi dimana kurva yield ini pada dasarnya menunjukkan ekspektasi bahwa akan terjadi penurunan tingkat suku bunga di masa yang akan datang. Kondisi yield seperti ini pernah terjadi di Indonesia pada saat terjadinya krisis moneter tahun 1998, dimana tingkat suku bunga jangka pendek mencapai level 64% sementara tingkat suku bunga jangka panjang hanya mencapai level 30%. 53 4. Humped Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan Merupakan variasi dari bentuk kurva yield, dimana kurva yield yang terben- tuk sampai dengan tenor tertentu dapat bergerak naik untuk kemudian kembali mengalami penurunan. Gambar 6 Pola Umum Kurva Yield 54 Ada 3 teori term of structure yang menjelaskan hubungan antara Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan suku bunga yang berbeda Jangka Waktu, yaitu: 1. Segment Market Theory Mengatakan pendapat bahwa suku bunga masing-masing instrumen dengan jangka waktu berbeda ditentukan oleh pasar yang berbeda dengan permintaan dan pasokan pasar yang berbeda. Teori ini mengasumsikan peminjam dan pemberi pinjaman memiliki preferensi terhadap jangka waktu tertentu, dalam teori ini peminjam dan pemberi pinjaman tidak berpindah dari satu pasar ke pasar lain sehingga instrumen dengan jangka waktu berbeda tidak saling bersubstitusi. Pendapatan di tiap pasar tercipta dari permintaan dan pasokan di pasar tersebut. Kurva yield yang meningkat menunjukkan adanya permintaan instrumen jangka pendek yang lebih besar dibandingkan permintaan instrumen jangka panjang. Kurva yield menurun menunjukkan permintaan instrumen jangka pendek yang lebih kecil dibandingkan jangka panjang, maka dapat disimpulkan adanya kecenderungan investor umumnya lebih senang memegang instrumen jangka pendek dibandingkan jangka panjang. 2. Expectation Theory Menganggap instrumen jangka waktu berbeda saling bersubstitusi sempurna. Suku bunga merupakan rata-rata ekspektasi suku bunga jangka pendek selama periode instrumen jangka panjang. Teori ini menjelaskan perbedaan term structure of interest rate yang dicerminkan oleh perubahan bentuk kurva yield dari waktu ke waktu dan juga menerangkan kecenderungan suku bunga instrumen jangka waktu yang berbeda bergerak searah karena adanya substitusi. Selain itu menerangkan bahwa kurva yield dapat memberikan prediksi ekspektasi suku bunga jangka pendek dari suku bunga jangka panjang saat ini. 55 Misalnya suku bunga obligasi 1 bulan adalah 6%, suku bunga Seri Literasi Keuangan Buku 2 - Perbankan untuk 2 bulan 7%, 3 bulan sebesar 8% dan 4 bulan 9%. Suku bunga 2 bulan adalah rata-rata dari suku bunga 1 bulan dan ekspektasi satu bulan berikutnya atau: (6% + 7%) / 2 = 6,5%. Apabila suku bunga untuk semua jangka waktu sama, maka ekspektasi suku bunga juga tetap, yaitu 6%. 3. Prefered Habitat Theory Mengatakan bahwa suku bunga jangka pendek sepanjang periode instrumen jangka panjang ditambah dengan liquidity premium yang besarnya tergantung pada kondisi penawaran dan permintaan saat itu. Teori ini mengasumsikan adanya substi- tusi antar instrumen dan adanya preferensi investor atau instru- men tertentu yang disebut juga subtitusi tidak sempurna dalam Preferred Habitat Theory, suku bunga pada periode yang