Full Transcript

Alergi Susu Sapi LATAR BELAKANG  WHO (2007)  Alergi  penyakit epidemik terbanyak yang diderita anak di negara berkembang  1,9 – 4,9%  1st year: 2,2-2,8%  Mediasi oleh IgE: 60%  Anafilaksis: 10-19% 90% of food allergy reactions are caused by a limited number of...

Alergi Susu Sapi LATAR BELAKANG  WHO (2007)  Alergi  penyakit epidemik terbanyak yang diderita anak di negara berkembang  1,9 – 4,9%  1st year: 2,2-2,8%  Mediasi oleh IgE: 60%  Anafilaksis: 10-19% 90% of food allergy reactions are caused by a limited number of foods. In children In adults Milk Peanuts Egg Tree Nuts Peanuts Fish Wheat Shellfish Soy Tree Nuts Food is the leading cause of anaphylaxis in children. Also commonly seen in adults. Symptoms may subside and then recur hours Imunopatogenesis  IgE mediated : hipersensitivitas tipe 1 (beberapa menit-2 jam)  Non IgE mediated : hipersensitivitas tipe 4 (2 jam – beberapa hari) Epidemiologi  2-6% populasi usia produksi IgE -> terikat pada basofil/sel mast  Paparan berikutnya -> IgE terikat alergen -. Pelepasan mediator inflamasi Risk of Manifesting Atopy Based on Family History of Atopy Family History of Atopy Risk of Atopy (%) Biparental (same allergy) 50% -80% Biparental or uniparental + 40% - 60% sibling Uniparental or sibling 20% - 40% No parent 5% - 15% Reaksi non IgE mediated  Circulating IgE (-), skin prick test (-)  Diduga diperantarai sel Th1 dan adanya interaksi antara limfosit T, sel mast dan persyarafan yang menggangu fungsi otot halus dan motilitas usus Toleransi Susu Sapi  Toleransi diatur oleh Treg (TGF-β1, IL-10) dan NK  Surpresi T-reactive specific antigen cell oleh Treg  Treg diduga berperan dalam persistensi alergi susu sapi MANIFESTASI KLINIS Alergi Susu 2,5 % Sapi bayi 1 tahun awal kehidupan IgE Mediated  Muncul 1-2 jam setelah konsumsi susu  Gejala :  Biduran  Angioedema  Pruritus pada mulut dan bibir  Nyeri abdomen  Muntah  Diare  Rhinorrhea  Wheezing back Non IgE Mediated  Muncul >2 jam setelah konsumsi susu  Gejala :  Food Protein-Induced Enterocolitis (FPIES)  Muncul 2-3 jam setelah konsumsi alergen  diare dan letargi  Mer et al : ¼ wpisode akur FPIES mengalami hipotermia ( 95% IgE Mediated b. IgE RAST (Radio Allergo Sorben Test) Dilakukan apabila SPT tidak dapat dilakukan karena adanya lesi kulit yang luas pada daerah pemeriksaan dan bila penderita tidak bisa lepas obat minum antihistamin Bila hasil pemeriksaan kadar serum IgE spesifik unutk susu sapi > 5 kIU/L pada anak usia ≤ 2 tahun atau > 15 kIU/L pada anak usia > 2 tahun maka hasil ini mempunyai nilai duga positif 53%, nilai duga negatif 95%, sensitivitas 57%, dan spesifisitas 94%. IgE Mediated c. Uji Eliminasi dan Provokasi Double Blind Placebo Controlled Food Challenge (DBPCFC) merupakan Gold Standard untuk menegakkan diagnosis alergi makanan Uji ini dilakukan berdasarkan riwayat alergi makanan dan hasil positif SPT atau uji RAST Jika gejala alergi menghilang setelah dilakukan eliminasi diet selama 2-4 minggu  uji provokasi dengan memberikan formula dengan bahan dasar susu sapi Uji provokasi dinyatakan positif gejala alergi susu sapi muncul kembali, maka diagnosis alergi susu sapi dapat ditegakkan Uji provokasi dinyatakan negatif  tidak timbul gejala alergi susu sapi pada saat uji provokasi dan satu minggu kemudian  bayi diperbolehkan minum formula susu sapi. Non IgE Mediated  Tidak terapat tes validasi  Diagnosis dari gejala klinis dan biopsi dengan ≥15 eosinophil/high power field setelah terapi agresif dengan obat anti-gastroesophageal, dan hilangnya eosinophil diikuti dengan eliminasi diet  Beberapa peneliti  SPT dan APT sebagai petunjuk eliminasi diet TATALAKSANA  HINDARI produk susu sapi  Susu substitusi KESIMPULAN  Alergi susu sapi : hipersensitivitas terhadap protein susu sapi melalui mekanisme imunologi spesifik  Paling sering ditemuka pada anak-anak  Alergen : whey dan kasein  Mekanisme imun : diperantarai IgE, tidak diperantarai IgE dan campuran  Prognosis baik sebelum usia 3 tahun  Dapat disertai penyakit alergi lain  Hindari produk susu sapi Daftar Pustaka 1. Kliegman R, Nelson WE, editors. Nelson textbook of pediatrics. 19th ed. Philadelphia, PA: Elsevier/Saunders; 2011. 2610 p. 2. WASPADAI ALERGI SUSU SAPI PADA BAYI [Internet]. IDAI - Ikatan Dokter Anak Indonesia. [cited 2015 Jul 12]. Available from: http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/waspadai- alergi-susu-sapi-pada-bayi.html 3. Venter C, Brown T, Shah N, Walsh J, Fox AT. Diagnosis and management of non-IgE-mediated cow’s milk allergy in infancy - a UK primary care practical guide. Clin Transl Allergy. 2013;3(1):23. 4. Kattan JD, Cocco RR, Järvinen KM. Milk and Soy Allergy. Pediatr Clin North Am. 2011 Apr;58(2):407–26. 5. Huang F, Kim JS. IgE-mediated cow’s milk allergy in children. Curr Allergy Asthma Rep. 2012 Dec;12(6):630–40. 6. Jo J, Garssen J, Knippels L, Sandalova E. Role of cellular immunity in cow’s milk allergy: pathogenesis, tolerance induction, and beyond. Mediators Inflamm. 2014;2014:249784. 7. Luyt D, Ball H, Makwana N, Green MR, Bravin K, Nasser SM, et al. BSACI guideline for the diagnosis and management of cow’s milk allergy. Clin Exp Allergy. 2014 May;44(5):642–72. 8. Cow’s milk allergy: evidence-based diagnosis and management for the practitioner - Springer. [cited 2015 Jul 14]; Available from: http://link.springer.com/article/10.1007/s00431-014-2422-3/fulltext.html 9. Hochwallner H, Schulmeister U, Swoboda I, Spitzauer S, Valenta R. Cow’s milk allergy: From allergens to new forms of diagnosis, therapy and prevention. Methods. 2014 Mar;66(1):22–33. 10. Koletzko S, Niggemann B, Arato A, Dias JA, Heuschkel R, Husby S, et al. Diagnostic approach and management of cow’s-milk protein allergy in infants and children: ESPGHAN GI Committee practical guidelines. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 2012 Aug;55(2):221–9. 11. Ludman S, Shah N, Fox AT. Managing cows’ milk allergy in children. BMJ. 2013 Sep 16;347(sep16 1):f5424–f5424.

Use Quizgecko on...
Browser
Browser