Modul 2 Irama Derita PDF
Document Details
Uploaded by ReadableStrontium187
M. Fethullah Gulen
Tags
Summary
This document, Modul 2 Irama Derita, explores the acceptance of truth by those in positions of power and wealth, and the challenges faced by those advocating for it. It examines historical and contemporary perspectives, and offers guidance for those working to overcome injustice in society. The text discusses characteristics of effective advice-givers and the importance of understanding social dynamics and power structures in times of injustice.
Full Transcript
IRAMA DERITA MODUL 2 Penulis M. Fethullah Gulen Penerjemah Abdul Aziz Andy Purnama Bagus Hartanto Haerul Al Aziz M Aufal Marom Editor Amelia P Andini Tegar R Ramadhan DAFTAR ISI 1. Penerimaan Kebenaran oleh Merek...
IRAMA DERITA MODUL 2 Penulis M. Fethullah Gulen Penerjemah Abdul Aziz Andy Purnama Bagus Hartanto Haerul Al Aziz M Aufal Marom Editor Amelia P Andini Tegar R Ramadhan DAFTAR ISI 1. Penerimaan Kebenaran oleh Mereka yang Memiliki Kekuasaan dan Kekayaan…….. 3 2. Karakteristik Penasihat yang Baik……… 12 3. Sikap yang harus diambil ketika Menghadapi Kezaliman…………………. 25 4. Tuduhan dan Fitnah kepada Hizmet (Bagian 1)................................................... 36 5. Tuduhan dan Fitnah kepada Hizmet (Bagian 2)................................................... 52 6. Beberapa Pertimbangan Terkait Media (Bagian 1)................................................... 64 7. Beberapa Pertimbangan Terkait Media (Bagian 2)................................................... 78 8. Kriteria dalam Menyibukkan Diri dengan Media…………………………………….. 89 2 1. Penerimaan Kebenaran oleh Mereka yang Memiliki Kekuasaan dan Kekayaan 1 Pertanyaan: Ketika menelaah banyak kisah, baik kisah dalam kehidupan Rasulullah maupun kisah para nabi yang dibahas dalam Al-Qur’an, orang-orang yang memiliki status sosial di atas rata-rata masyarakatnya serta menjalani standar hidup yang tinggi cenderung keras kepala dan merespon kasar ketika hakikat kebenaran disampaikan kepada mereka. Menghadapi kenyataan yang demikian, hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh para relawan yang ingin menjadi penerjemah bagi kebenaran dan hakikat? Jawaban: Sebagaimana terjadi di setiap masa, terdapat satu kelompok kecil oligarki yang menindas dan menggunakan orang-orang yang tidak berpikir seperti jalan pikir mereka serta tidak bergabung dalam saf mereka layaknya babu. Kelompok kecil oligarki ini hendak mendesain dunia sesuai keinginan mereka. Untuk itu, mereka mengabaikan orang lain selain kelompoknya sendiri dan menatap orang lain dengan pandangan rendah. Kelompok yang kita sebut sebagai Şirzime- i kalîl (berasal dari bahasa Persia yang berarti suatu kelompok yang anggotanya terbatas), kelompok minoritas nan angkuh ini sebagaimana hadir di negeri kita ia juga ada di negeri-negeri Islam. Keberadaannya tak terbatas pada masa ini saja, ia juga akan hadir di masa mendatang. 1 Diterjemahkan dari artikel: https://fgulen.com/tr/eserleri/kirik-testi/guc-ve- imkan-sahiplerinin-hakki-kabulu 3 Satu-Satunya Pelaku Kebenaran adalah yang berkata “Aku Takkan Merelakan hak-hakku!” Bagaimanapun, adalah tidaklah benar untuk berpikir bahwa orang-orang ini, yang melihat diri mereka pada tingkat tertinggi seperti dalam pembagian derajat pada sistem kasta, selalu dapat mengatur masyarakat di bawah pengawasan dan dominasi mereka. Mereka terkucil, diciutkan dan dikutuk untuk tetap berada dalam lingkaran terbatas, terutama selama periode- periode di mana nilai-nilai agama dan moral berlaku dalam arti yang sebenarnya. Namun, tak bisa dipungkiri bahkan saat ruang geraknya dibatasi mereka tetap memelihara pikiran untuk memperbudak masyarakat. Lebih dari itu, mereka terus menghasilkan proyek dan rencana perusakan yang baru. Ketika kesempatan yang ditunggu tiba, mereka pun menduduki semua bidang kehidupan. Adalah benar bahwa mereka menggunakan kekuatan dan kekerasan untuk menggilas orang-orang yang menghalangi rencananya. Namun, jangan bayangkan bahwa situasi ini terjadi hanya karena kezaliman dan kebengisan mereka. Di sisi lain, ketidakpedulian dan acuhnya masyarakat, ketidakmampuan meraih semangat persatuan dan kesatuan di antara orang-orang mulia, serta melawan tanpa perhitungan yang matang juga memainkan peranan penting dalam menciptakan situasi tersebut. Dapat kita katakan bahwasanya tidak ada satu pun masyarakat yang berusaha demi kontinuitasnya kemudian bisa ditindas di bawah dominasi kelompok zalim. Memahami bahwasanya setiap bala dan masalah terjadi karena kekurangan dan kealpaan kita merupakan nasihat dari Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman: “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu 4 adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu) (QS Asy Syura 42:30). Selama akalnya masih sehat, sebenarnya seorang manusia tidak mungkin dengan sengaja membahayakan dirinya. Namun kekurangan dan kealpaan seperti kelalaian, ketidakmampuan memperhitungkan masa depan, kecintaan pada hawa nafsu, ambisi terhadap pangkat dan jabatan telah membuka jalan bagi datangnya kerugian. Kerugian yang timbul hingga membuat orang yang melihatnya berkata: “Bisa-bisanya merugikan diri sendiri!”. Apabila seorang manusia masih memiliki sisi-sisi baik nan indah di saat dirinya diliputi oleh beragam kesalahan dan dosa, maka ia harus sadar bahwasanya kebaikan dan keindahan tersebut berasal dari Allah. Penyair ternama Mehmet Akif Ersoy menyampaikan bahwa satu-satunya pelaku kebenaran di dunia ini adalah orang yang mengatakan, ''Aku tidak akan memaafkanmu/Aku tidak akan merelakan hakku atasmu.'' Dari sisi ini, menghadapi ketidakadilan dan kezaliman kelompok oligarki minoritas tak bisa hanya melalui teriakan dan melontarkan tuntutan belaka. Menggunakan semata-mata pendekatan ini tidak akan memberikan hasil yang positif. Sebaliknya, supaya hak-haknya tidak dirampas maka masyarakat harus memberikan perjuangan yang masuk akal dan logis. Jika di awal sempat lalai sehingga hak-haknya terlanjur dirampas, ia harus mengerahkan segala daya dan upaya untuk memulihkannya kembali. Bila perlu segala jenis pengorbanan perlu dilakukan demi bisa memenuhi arahan dari Al-Qur’an dan Sunnah. Usaha-usaha perlu 5 dikerahkan di dalam kerangka hukum dan keadilan hingga akhirnya kita bisa hidup dan menikmati hak-hak asasi kita sebagai manusia. Sosok-Sosok Arogan dan Mereka yang Menjadi Corong Suara Kebenaran di Masa Ini Sebagaimana terjadi di masa lalu, pada hari ini orang-orang yang menguasai permodalan di dunia, memiliki kekuatan, kekuasaan, pangkat dan jabatan memandang orang lain dengan tatapan rendah, sedangkan mereka memandang dirinya tinggi- tinggi, seakan sedang menatap langit. Jumlah mereka pada hari ini bahkan semakin bertambah banyak, sehingga rasanya tak cukup lagi untuk menyebut mereka sebagai kelompok minoritas. Tentu saja di hadapan kekuatan dan kekuasaan Allah, apa yang mereka miliki tak ada nilainya sedikit pun. Hal yang sama berlaku juga di hadapan orang-orang yang senantiasa berlindung di sisi Allah ta’ala. Namun, kekosongan yang muncul akibat kelalaian dan kelemahan kita telah membuat kekuasaan itu menjadi bermakna. Minoritas oligarki kemudian menggunakan kekuatan itu untuk melawan kita. Tidaklah benar untuk berpikir bahwa kelompok-kelompok minoritas yang hidup dengan jalan menjadi beban bagi negara ini akan selalu berada pada posisi seperti itu. Anda dapat melakukan analisis psiko-sosiologis terhadap profil para sahabat yang pertama-tama mengimani Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan menjadi pusat dari gerakan inspirasinya. Misalnya, banyak orang di masa itu mencari juru selamat demi menyelamatkan hidupnya yang berada dalam situasi yang buruk. Ketika melihat profil Nabinya para nabi 6 shallallahu alaihi wasallam dengan kesadikan, ifah, fatanahnya yang agung, dan kegigihannya, Anda dapat menyebut kondisinya dengan ungkapan: mereka berlari ke pengayomannya karena merasa bahwa beliau adalah sosok yang memiliki otoritas. Anda juga dapat memikirkan bahwasanya mereka lebih mudah mengambil langkah untuk memilih jalan Allah karena mereka tidak memiliki ikatan apa- apa dengan harta dunia ataupun bahwa pilihan yang mereka buat tidak akan banyak merugikan mereka secara materi. Atau barangkali karena Rasulullah dengan kasih sayangnya yang luas merangkul, mengayomi, dan mendukung penuh hak-hak mereka sehingga orang-orang yang terzalimi ini lebih mudah untuk menerima Islam. Selain faktor-faktor tersebut, Anda juga dapat mengevaluasi kondisi mereka yang berada dalam kemiskinan dan butuh pertolongan sehingga kecenderungannya kepada sang Cahaya Abadi merupakan bagian dari ilham ilahi. Namun, faktor mana pun yang akan Anda pilih akan Anda temukan bahwasanya para pahlawan yang mengisi ring pertama Rasulullah mayoritas adalah orang-orang miskin ataupun orang-orang yang dianggap tak berdaya oleh para pemuka masyarakat di masa itu. Bagaimanapun, nantinya tiba suatu masa di mana para pemuka masyarakat yang dulunya menjadi pihak yang menindas kaum muslimin di setiap kesempatan pada akhirnya turut bergabung dengan saf barisan kaum muslimin. Misalnya pada tahun ke-6 kenabian, demi merespon serangan kata-kata yang tidak tepat dan tidak layak yang ditujukan kepada Rasulullah pada akhirnya Sayyidina Hamzah melakukan perlawanan terhadap kaum musyrikin (Baca juga Ibnu Ishak, as-Sirah 2/151-152; Ibn 7 Hisyam, as-Siratun-Nabawiyyah 2/129). Artinya, dalam jiwanya terdapat permata dan potensi. Sosok yang menjadi simbol kepahlawanan, meskipun pada awalnya muncul keraguan sementara di kepalanya, tetapi ia tetap menyerahkan diri sepenuhnya kepada Islam sehingga ketika syahid di Uhud namanya tertulis di langit sebagai “singanya Allah” (at- Tabarânî, al-Mu’jamul-kabîr 3/149; al-Hâkim, al-Mustadrak 3/149). Abu Sufyan pun yang di masa sebelumnya sangat keras kepala, setelah Fathul Mekkah mengambil posisi terpuji di samping Rasulullah (Baca juga al-Baihaqî, Dalâilun- nubuwwah 5/102; Ibn Asâkir, Târîhu Dimasyq 23/458). Masih ada banyak lagi pimpinan kaum musyrikin seperti dirinya yang di masa berikutnya kemudian beralih barisan dan masuk Islam. Jangan Sampai ada Satu pun Manusia yang Tidak Kebagian Kebaikan Untuk itu, siapa yang akan tahu bahwa mereka yang pada hari ini melihat dirinya berada di puncak sistem kasta, kaum minoritas oligarki yang senantiasa menganggap dirinya berhak menindas orang lain, kemudian beberapa di antaranya akan bertransformasi menjadi sosok-sosok menawan, sultan berwajah mawar, perdana menteri layaknya Husrev Pasya Han (Perdana Menteri di masa Sultan Murad IV), di mana mereka siap menanggung amanah dalam mendukung Anda membumikan nilai-nilai universal kemanusiaan. Bahkan saat ini bisa dikatakan tanda-tandanya sudah mulai terlihat seperti embun di dedaunan, meski belum bisa dikatakan seperti hujan. Oleh karena itu, mereka yang memiliki banyak harta benda, yang dilihat orang lain menempati puncak sistem kasta, yang secara pandangan keduniawian jauh dari Anda, yang tak pernah 8 disangka akan memiliki visi yang sama dengan Anda, ketika mengenal kebaikan mereka pun merangkul dan mengayomi kegiatan-kegiatan Anda yang berbasis kemanusiaan dan perdamaian. Anda perhatikan sebagian dari mereka kemudian berkeinginan untuk membuka sekolah. Pihak lainnya ingin membuka universitas. Kelompok berikutnya ingin memberi lahannya kepada Anda supaya dibangun institusi-institusi pendidikan. Hal ini kemudian menginspirasi pihak lainnya sehingga mereka pun berkata: “Saya mau ambil bagian untuk membangun sekolah; Kalau saya mau berkontribusi untuk membangun universitas.” Untuk itu, kewajiban kita adalah tidak membeda-bedakan siapa mereka. Kita harus mengayomi mereka semua tanpa kecuali. Pemikiran “Aktivitas perbaikan hanya dapat dilaksanakan bersama orang-orang fakir miskin dan kelas menengah” sungguh sangat tidak tepat. Barangkali orang-orang ini sudah menerima ide Anda sedari awal. Barangkali mereka sebenarnya telah membuka hati mereka lebar-lebar. Bisa jadi Anda juga telah banyak duduk dan berdiskusi bersama mereka. Namun, karena pada hari ini ada banyak pekerjaan yang harus ditunaikan demi kemanusiaan, Anda harus menjaga semangat supaya tetap tinggi, dan menebarkan semangat ini ke semua orang di semua tempat. Anda harus mengalokasikan waktu untuk melibatkan pihak yang memiliki keluasan harta dan mempunyai posisi tinggi supaya turut ambil bagian dalam pekerjaan ini. Namun, ketika sedang mengusahakannya supaya terwujud jangan lupa bahwasanya pesan Anda bisa saja langsung bisa diterima dalam sehari, tetapi untuk orang lain waktu yang dibutuhkan bisa jadi butuh satu minggu, satu bulan, atau bahkan butuh pendekatan hingga setahun lamanya. 9 Siapa gerangan yang tahu secara pasti berapa kali Rasulullah mengetuk pintu Abu Jahal demi bisa menyampaikan risalah kenabian kepadanya? Beliau selalu memanfaatkan setiap kesempatan tanpa kenal apa itu rasa kecewa ataupun frustasi demi bisa menyampaikan hakikat-hakikat iman kepadanya. Karena Abu Jahal adalah tokoh besar bagi kabilah Bani Makhzum (Baca juga Ibnu Ishak, as-Sirah 4/191; Ibnu Abî Syaibah, al-Musannaf 7/255-256). Apabila ia bisa masuk Islam, terdapat potensi besar seluruh anggota Bani Makzum berbondong-bondong masuk Islam. Tidak terbatas pada Abu Jahal, Rasulullah juga mengetuk pintu rumah semua pemimpin masyarakat Mekkah. Beliau datang dan pergi tanpa kenal lelah, kecewa, apalagi putus asa. Barangkali Abu Jahal tetap berakhir dalam keadaan tidak beriman. Namun, kasih sayang dan ampunannya yang luas akhirnya direspon oleh putra Abu Jahal, yaitu Ikrimah, yang datang dan menyatakan iman kepada Sang Rasul (Baca juga Ibnu Asâkir, Tarih Dimasyq 41/55-56). Bahkan akan tiba suatu hari di mana tak tersisa satu pun pemimpin Mekkah yang belum menyatakan iman kepada Rasulullah. Barangkali sedikit terdapat pengaruh psikologi massa di mana masyarakat di seluruh Semenanjung Arab berbondong-bondong masuk Islam (Baca juga Ibnu Hisyâm, as-Sîratun-Nabawiyyah 5/248-249; Ibnul-Asir, al-Kamil fit- tarih 2/157-161). Untuk itu, semua sarana perlu dimaksimalkan guna merengkuh semua level masyarakat. Kita harus bergerak dengan banyak alternatif. Kita harus mengetuk semua pintu tanpa kenal bosan, lelah, putus asa, ataupun kecewa. Barangkali sebagian dari 10 mereka akan mencela Anda. Mereka akan menyematkan sebutan seperti “ketinggalan zaman, tak berbudaya, dan sebagainya” kepada Anda. Namun, demikian pentingnya usaha ini, ketika melaksanakannya Anda akan beruntung secara mutlak. Sedangkan apabila tidak ditunaikan maka secara mutlak mereka akan merugi. Apabila pesan-pesan Anda merupakan kunci ajaib yang memastikan mereka yang memegangnya menjadi orang-orang yang beruntung secara mutlak, maka Anda layak untuk sering-sering mencium tangan- tangan tulus yang menularkan semangat untuk menggenggam kunci ajaib ini kepada tangan-tangan lainnya. Ya, bagi para pelayan Al-Qur’an tak ada satupun ketidakadilan dan penindasan maupun kata-kata dan penghalang yang dapat menghentikan usaha mereka dalam membuka jalan kebahagiaan abadi demi kebaikan umat manusia. 11 2. KARAKTERISTIK PENASIHAT YANG BAIK Pertanyaan: Bagaimana kita sebaiknya memahami Nabi Musa yang meminta supaya beliau dibantu oleh seorang pendamping, padahal sudah ada wahyu yang mendukungnya? Apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih seorang pendamping/penasihat? Jawaban: Setiap Anbiya Izam adalah teladan, panutan, dan contoh yang harus kita ikuti. Sebenarnya, ayat-ayat di dalam Al-Qur’an banyak menjelaskan kisah-kisah para nabi. Kisah- kisah tersebut sebagiannya tersirat dan sebagian lagi secara tersurat memerintahkan kita untuk mengikuti jalan mereka. Dalam satu ayat disebutkan ﺴﻨَﺔَ أُﺳ َْﻮة ٌ َﺣ ِ ﺳﻮ ِل ﱠُ ٌﻟَﻘَ ْﺪ َﻛﺎنَ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻓِﻲ َرyang artinya “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik (QS Al-Ahzab 33:21)” yang merujuk kepada Rasulullah sebagaimana sebutan yang sama juga digunakan untuk Nabi Ibrahim di ayat َِﯿﻢ َواﻟﱠﺬِﯾﻦ َ َﺖ ﻟَ ُﻜ ْﻢ أُﺳ َْﻮة ٌ َﺣ َ ﺴﻨَﺔٌ ﻓِﻲ إِﺑ َْﺮاھ ْ ﻗَ ْﺪ ﻛَﺎﻧ ُ َﻣﻌَﮫyang artinya “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia (QS Al Mumtahanah 60:4). Oleh karena setiap nabi merupakan contoh teladan bagi kita, berarti terdapat beberapa pelajaran penting dari peristiwa Nabi Musa yang meminta kepada Allah Swt. supaya dikirimkan pendamping. Pertama-tama, mari kita lihat bagaimana peristiwa itu terjadi. Allah subhanahu wa ta’ala mengamanahkan pesan penting kepada Nabi Musa yang memiliki kecerdasan agung supaya disampaikan kepada Firaun. Akan tetapi, pesan tersebut tidak hanya akan disampaikan kepada Firaun saja. Masih ada sosok- 12 sosok lain seperti Haman dan Qarun yang di masa itu menduduki posisi puncak sistem kasta yang dibangun oleh Firaun. Haman adalah sosok orang yang selalu mencari justifikasi dari setiap pekerjaan yang dilakukan oleh Firaun. Ia adalah sosok yang senantiasa menghipnotis Firaun dengan pujian dan tepuk tangan. Sedangkan Qarun adalah sosok orang yang tunduk di bawah kekayaan yang dimilikinya. Dengan demikian, Nabi Musa akan menghadapi representasi ifrit dari masyarakatnya. Beliau akan menyampaikan pesan Ilahi yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Dengan kata lain, beliau akan menyampaikan segala pengetahuan yang belum pernah diketahui sebelumnya. Selain itu, terdapat pengaruh psikologis yang mungkin juga dihadapi Nabi Musa yang dibesarkan di dalam istana Firaun yang tak boleh diabaikan. Nabi Musa senantiasa menyaksikan Firaun dan para penasihatnya sebagai sosok pemimpin dan pemerintah. Terlebih lagi, Firaun berlaku layaknya ayah ataupun kakak kepada Nabi Musa. Apalagi Bani Israil menempati strata terendah dalam sistem kasta yang dibangun oleh Firaun. Karena beliau tidak berasal dari keturunan Firaun, bisa jadi perlakuan Firaun kepadanya sama seperti perlakuan Firaun kepada anak-anak Bani Israil lainnya meskipun Nabi Musa dibesarkan di dalam istana. Ketika kita mengevaluasi semua faktor-faktor tersebut, maka peristiwa Nabi Musa yang meminta adanya pendamping kepada Allah menunjukkan ketinggian fatanah dan firasatnya. Pertama- tama, kita perlu memahami kesulitan apa saja yang akan dihadapinya. Dalam Surat Thaha ayat 29-32, Nabi Musa 13 bersabda; َﺎرونَ أ َ ِﺧﻲ ا ْﺷﺪُ ْد ﺑِ ِﮫ أ َ ْز ِري ُ ﯾﺮا ِﻣ ْﻦ أ َ ْھ ِﻠﻲ ھ ً َواﺟْ ﻌَ ْﻞ ِﻟﻲ َو ِز َوأ َ ْﺷ ِﺮ ْﻛﮫُ ﻓِﻲ أ َ ْﻣ ِﺮيyang artinya: “…dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (29) yaitu Harun, saudaraku, (30) teguhkanlah kekuatanku dengan (adanya) dia, (31) dan jadikanlah dia teman dalam urusanku, (32)..” yang mana beliau meminta Nabi Harun supaya diutus untuk membantunya. Nabi Harun sendiri tumbuh besar dalam atmosfer yang lebih bebas dibandingkan Nabi Musa. Beliau hidup bebas di tengah-tengah masyarakat Bani Israil. Karena beliau berasal dari keturunan para nabi, beliau senantiasa menyampaikan pesan-pesan agama kepada masyarakatnya. Jadi, beliau adalah sosok yang berpengalaman. Selain itu, terdapat sisi psikologis dari peristiwa Nabi Musa meminta pendamping ini.Bisa saja beliau merasa kurang nyaman jika harus menemui seseorang yang memiliki pangkat tinggi sendirian. Hal tersebut tentu dapat menyulitkan dalam menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya. Demikianlah, Nabi Musa meminta adanya seorang pendamping yang akan menguatkan diri dan melapangkan jalan yang diambilnya sehingga beliau dapat menyampaikan pesan Ilahi dengan baik. Setelah mengulas sekilas beberapa sisi dari kisah Nabi Musa, kini kita bisa beralih pada sisi yang kita hadapi. Dari peristiwa tersebut, kita bisa mengambil kesimpulan sebagai berikut: melengkapi orang-orang yang diamanahi tugas-tugas penting dengan para penasihat terampil merupakan sebuah keniscayaan secara akal dan logika. Setiap orang yang memiliki misi penting, setiap pemimpin yang bertanggung jawab mengelola 14 sekelompok orang, ketika mereka mengangkat seorang penasihat yang akan menyempurnakan kekurangan dan memperbaiki jika melakukan kekeliruan merupakan tanda ketajaman firasat dan ketinggian kecerdasannya. PEMILIHAN PENASIHAT Namun, segera perlu dijelaskan bahwasanya meskipun melengkapi seorang petugas dengan seorang penasihat merupakan hal yang penting, proses pemilihan penasihat dan penentuan kriteria apa saja yang harus dimilikinya adalah hal yang lebih penting lagi. Apabila dalam proses pemilihan penasihat diambil langkah yang kurang tepat, alih-alih manfaat, justru kerugian yang akan didapat. Penasihat yang dipilih bukanlah sosok seperti Haman yang selalu membenarkan segala yang dikerjakan Firaun dan menutup mata atas kesalahan yang dilakukannya, melainkan sosok penasihat yang memiliki kecerdasan tinggi, yang senantiasa mampu memberikan peringatan atas kesalahan kecil sekalipun dengan tata cara yang santun tanpa perlu menyakiti orang yang dinasihatinya. Seorang penasihat harus memiliki ciri-ciri seperti itu, sehingga ia pun tidak diam apabila ada seekor semut yang terinjak. Ia harus berani berkata: “Pak Ketua, seharusnya Anda tidak menginjak semut ini!” Jika tidak, maka seperti halnya Haman yang menyikapi pernyataan Firaun di hadapan rakyatnya: أَﻧَﺎ َرﺑﱡ ُﻜ ُﻢ ْاﻷ َ ْﻋﻠَﻰyang artinya “Akulah tuhanmu yang paling tinggi (QS. An Naziat 79:24)” dengan diam, atau barangkali dia bahkan berkata:”Apa yang Anda katakan betul-betul tepat, wahai rajaku!” tidak ada keraguan bahwa pemimpin yang dikelilingi para penasihat yang selalu menyanjung semua sikap yang 15 diambilnya berarti sedang menyiapkan musibah yang akan menimpanya. Apalagi para penasihat yang memanfaatkan wibawa atau jabatan dari orang yang didampinginya untuk keuntungan pribadi, memenangkan tender, mengumpulkan profit sebanyak- banyaknya tidak peduli apabila di masa mendatang orang tersebut akan jatuh. Ia akan selalu berusaha diperhatikan, menyenangkan hati, dan terlihat menyenangkan di hadapan orang yang didampinginya tersebut. Ia akan memuji pekerjaan- pekerjaan yang sebenarnya tak ada gunanya. Pernyataan- pernyataan yang dikeluarkan si pemimpin segera dikomentari dengan hiasan tertentu supaya dapat lebih diterima. Singkatnya, ia akan melakukan segala cara supaya keuntungan pribadi yang diraihnya terus mengalir. Tidak ada keraguan bahwa orang-orang seperti ini, yang telah menyusun lingkaran di sekitar si pemimpin dan menciptakan siklus profit dengan memanfaatkan wibawanya, melalui segala macam puja dan puji lambat laun akan membuat si pemimpin keluar dari jalurnya. Mereka akan menempatkannya di luar jalur. Mereka juga akan mendandaninya dengan pakaian dan riasan yang tidak sesuai. Si pemimpin yang malang ini seiring berjalannya waktu akan mulai melihat dirinya berbeda dari yang lain. Ia melihat dirinya di atas, lebih mulia dari orang- orang di sekitarnya. Ini karena pujian dan sanjungan akan membuat seseorang jadi lupa diri. 16 URUSAN RUMAH TANGGA Di sisi lain, orang-orang berjiwa kelam seiring berjalannya waktu akan mengatur urusan rumah tangga dari si pemimpin yang didampinginya dan mencegah suara-suara dari luar untuk masuk. Mereka melabrak suara-suara dari kanan dan kiri yang datang. Anda pun hanya dapat mendengar pantulan suaranya saja. Orang-orang ini melingkari orang yang mereka dampingi bagaikan cincin di sekitar Planet Saturnus. Demikian kuat pengaruhnya, bahkan ide cemerlang yang datang akan berubah warna karena bersinggungan dengan mereka. Oleh karena itu, orang-orang baik pun akan tampak buruk di hadapannya. Meskipun para peniti jalan nabi menyampaikan pesan-pesan mulia layaknya pesan-pesan samawi, ia akan memandangnya sebagai seorang yang sedang menggunakan dialektika untuk memperdayainya. Seiring berjalannya waktu, ukuran nilai menjadi rusak akibat kesalahan pendampingan. Pada akhirnya, kebenaran secara perlahan mulai terlihat. Sebagaimana diketahui, pada masa Usmani terdapat posisi- posisi seperti penasihat, staf ahli, direktur jenderal, dan kesekretariatan negara di sekitar sultan. Pada permasalahan- permasalahan rumit, sultan akan berkonsultasi dengan mereka. Pada waktu yang sama, mereka menjadi perisai yang melindungi sultan dari bahaya-bahaya yang dapat muncul dari luar. Pada masa-masa terbaiknya, kesekretariatan negara (mabeyn-i hümayun) telah menunaikan tugas-tugas yang amat penting dalam menjembatani kesultanan dengan rakyat. Dalam menjalankan tugasnya, mereka menyampaikan harapan dan keinginan, pemikiran dan nasihat dari masyarakat kepada 17 sultan. Dalam menyampaikan suara ini, mereka tidak menciptakan penghalang untuk membendungnya. Namun, ketika dilihat dari sejarah dan hari-hari di masa kini, sering kali hal yang demikian tidak terwujud. Sayangnya, kesekretariatan negara (mabeyn-i hümayun) secara umum membentuk penghalang antara rakyat dengan pemimpinnya. Mereka tidak mengizinkan suara dari bawah tersampaikan apa adanya ke telinga si pemimpin. Khususnya pada beberapa masa terdapat penasihat, pemimpin umum, dan ajudan yang penuh rasa ria dan oportunis; atau mereka yang berkumpul di sekitar pemimpin apa pun nama dan jabatannya, yang mana mereka berhasil meraih kepercayaan si pemimpin kemudian mengarahkannya ke jalan yang keliru. Perasaan dan pemikiran dari rakyat tidak disampaikan sebagaimana mestinya kepada si pemimpin. Mereka memanipulasinya sedemikian rupa sesuai keinginan mereka. Dengan demikian, selain menipu si pemimpin, mereka juga telah mengkhianati masyarakat. Meskipun pemimpin negara ini seorang wali sekalipun, ia tidak akan bisa mengetahui wajah asli maupun niat sebenarnya dari penasihat-penasihat di sekitarnya tersebut. Mereka bisa saja tidak selamat dari jebakan dan intrik yang dimainkan para penasihatnya. Salah satu sosok pemimpin yang saya idolakan adalah Sultan Abdul Hamid II. Ketika saya masih berumur 14-15 tahun, saya pernah tinggal bersama Medet Efendi (ketika saya tinggal bersamanya, ia berumur 80-an tahun), seorang pensiunan perwira menengah yang pernah mengabdi sebagai ajudan Sultan Abdul Hamid II. Darinya, saya mendengar banyak sekali 18 fadhilah dan keistimewaan dari Sultan Abdul Hamid II. Oleh karenanya, Sultan Abdul Hamid II menjadi sosok yang sangat saya idolakan. Oleh karena itu, saya tidak bisa mengkritiknya. Namun, di masa kepemimpinannya terdapat intelektual- intelektual yang mengkritisi dengan serius kebijakan- kebijakannya. Misalnya yaitu Mehmet Akif Ersoy, sosok yang juga sangat saya idolakan. Beliau adalah sosok yang sangat tulus dan lurus. Ia tidak mengenal apa yang namanya ria. Ia tidak pernah memiliki pengharapan apa pun pada dunia. Akan tetapi, dua sosok ini tidak akur satu sama lain. Masyarakat umum tentu mengetahui syair yang ditulis oleh Mehmet Akif untuk mengkritik Sultan Abdul Hamid II. Selain Mehmet Akif, juga ada Al-Allamah Muhammad Hamdi Yazir, sosok yang dalam sejarah ilmu tafsir menjadi salah seorang di antara sedikit mufassir yang mampu menggabungkan riwayat dan dirayah secara paripurna. Beliau pun salah satu tokoh yang turut mengkritisi Sultan Abdul Hamid II rahimahullah. Sebab terpenting mengapa sosok-sosok mulia seperti mereka mengkritisi Sultan Abdul Hamid II adalah orang-orang di mabeyn-i hümayun yang mengelilingi Sultan. Mereka tidak memperkenankan pemikiran dan luapan perasaan tokoh-tokoh dari kelas intelektual terdengar oleh Sultan. Suara dan kata termurni sekalipun akan dimanipulasi sesampainya di sana. Sehingga Sultan Abdul Hamid II tidak mampu melihat apa yang sebenarnya terjadi dari sisi yang paling tepat. Barangkali ia telah diarahkan dengan keliru oleh orang-orang di sekitarnya dan ia pun tertipu. Sebagaimana disampaikan Badiuzzaman, sekalipun orang itu wali, selama Allah tidak mengilhaminya 19 pengetahuan maka ia tidak akan bisa mengetahui kejadian yang sebenarnya. PENGANGKATAN JABATAN SESUAI KAPASITAS Oleh karena kesekretariatan negara merupakan faktor yang sangat penting dalam manajemen pemerintahan, diperlukan para penasihat yang baik sehingga akan mengarahkan si pemimpin kepada kebaikan dan mencegahnya dari segala keburukan. Para penasihat ini pertama-tama harus menyampaikan saran dan solusi kepada pemimpin atas masalah dan kesulitan yang dihadapi. Kemudian, semua saran, penawaran, dan keluhan yang datang dari masyarakat harus disampaikan kepada atasan tanpa dibumbui pendapat-pendapat pribadinya. Sayangnya, hal tersebut merupakan salah satu masalah terbesar dewasa ini. Oleh karena mereka tidak memasang telinga baik- baik dan tidak serius dalam mengumpulkan aspirasi masyarakat, permasalahan yang ada selalu disampaikan dengan tidak tepat. Hal tersebut menyebabkan kebijakan yang kemudian diambil pun keliru. Para penasihat, staf ahli, ajudan, dan jabatan lain yang membentuk kesekretariatan negara sayangnya menjadi penghalang antara rakyat dan pemimpin sehingga memisahkan si pemimpin dari rakyatnya. Dengan demikian, mereka menghalangi pemimpin dan rakyat untuk saling melihat dan memahami dengan benar. Sebagaimana para pemimpin hanya menemui rakyat di lapangan kampanye yang penuh dengan orang bersorak-sorai menyambut pidato- pidatonya, rakyat pun tidak memiliki kesempatan untuk mengenal dengan baik wajah asli dari para pemimpinnya. 20 Supaya kedua belah pihak dapat saling mengenal dengan baik, maka penghalang-penghalang ini harus disingkirkan. Untuk itu, kesekretariatan negara harus menjalani proses transparansi. Dari sisi ini, pemilihan orang yang akan ditugasi harus dilakukan berdasarkan kapasitasnya. Orang yang akan dipilih harus dilihat dari pengalaman-pengalamannya, penguasaan pengetahuannya, kemampuannya dalam mengelola pekerjaan, serta rekam jejak prestasinya. Hal-hal lain seperti hubungan kekeluargaan, kedekatan, dan persahabatan tidak boleh menjadi faktor dalam proses pemilihan. Meskipun menjaga muruah kepada para kerabat merupakan hal yang bijaksana, tetapi dalam penugasan yang sifatnya kepemimpinan bahkan dalam pemilihan kepala desa sekalipun kita tidak boleh memberikan perlakuan khusus kepada kerabat kita. Pada permasalahan ini tidak ada toleransi sedikit pun. Baik ikatan kekeluargaan, hubungan persahabatan, maupun keuntungan dan manfaat pribadi tidak boleh menjadi kriteria dalam permasalahan ini. Apabila permasalahan ini tidak diperhatikan dengan baik, lalu kriteria pengangkatan jabatan yang dilakukan bukan berdasar pada kapasitas seseorang sehingga karena sebab-sebab tertentu orang yang diangkat adalah orang-orang yang tidak menguasai bidangnya, maka keberlangsungan suatu negara berada dalam bahaya. Di sisi lain, sangat sulit bagi orang-orang yang berada dalam koalisi pemerintahan untuk mengambil sikap yang berbeda apabila terdapat kesalahan dalam kebijakan yang diambil dan kemudian berani menyampaikan kebenaran. Karena mereka sedari awal membangun hubungan di atas rasa hormat dan 21 loyalitas, bisa jadi mereka tidak mampu melihat kebijakan yang diambil dari sudut pandang oposisi. Kemudian ada faktor bahwa mereka digaji untuk melakukan pekerjaan, adanya usaha untuk mempertahankan jabatan, hingga keinginan untuk promosi naik jabatan juga merupakan penghalang penting yang bisa membatasinya untuk bersuara secara bebas. Orang-orang yang mengambil sikap dengan memperhitungkan hari esok kehidupan pribadinya, misalnya seorang penasihat yang memimpikan di masa mendatang ia diangkat sebagai Anggota Dewan ataupun Menteri, sungguh sulit diharapkan ia bisa menyampaikan permasalahan sesuai realita. Mereka tidak akan mampu menentukan sikap terhadap kekeliruan dalam pengambilan kebijakan. Mereka pun tidak akan mampu menahannya. Meskipun dengan langkah tersebut ia akan berhasil menjaga jabatan dan keuntungan pribadinya, pada akhirnya bangsa dan negara-lah yang akan menerima kerugian. Dari segi ini, maka para pemimpin hendaknya tidak mencukupi diri dengan para penasihat yang berasal dari kalangannya sendiri. Hendaknya ia juga memaksimalkan gagasan-gagasan dari orang-orang yang pemikiran dan pandangan politiknya berseberangan tetapi memiliki pandangan menyeluruh atas semua peristiwa dan bernasionalisme tinggi. Karena orang- orang yang demikian tidak akan bekerja demi keuntungan pribadi para pemimpin. Ia tidak akan terpaku pada asal partai belaka. Melainkan ia hanya akan menggunakan manfaat bagi bangsa dan negaranya sebagai kriteria utama. Ya, sebelum sebuah negara mengambil langkah-langkah strategis yang akan memengaruhi rakyat negaranya, mengambil gagasan dan 22 pikiran dari orang-orang yang objektif adalah hal yang amat penting. EVALUASI PERMASALAHAN DARI PERSPEKTIF PARA RELAWAN HIZMET Menggunakan kriteria-kriteria tersebut sebatas pada pemilihan penasihat dan para staf dalam kesekretariatan negara berarti mempersempit permasalahan tersebut. Kriteria-kriteria tersebut juga berlaku bagi siapa saja yang terlibat dalam pengelolaan dan manajemen sumber daya manusia di suatu institusi pada semua lapisan masyarakat. Oleh karena itu, dapat kita katakan bahwa prinsip-prinsip tersebut juga berlaku bagi orang-orang yang mengabdi di jalan Allah. Meskipun pada sistem yang dijalankan oleh para relawan hizmet tidak terdapat struktur seperti mabeyn-i humayun (kesekretariatan dan protokoler negara), sebagian orang yang berada pada posisi pimpinan meletakkan struktur semacam itu dan menjadikannya sebagai tirai penghalang antara mereka dan orang lain. Hal tersebut menyebabkan terjadinya “gerhana matahari dan bulan” pada diri mereka sendiri maupun pada orang lain. Karenanya, mereka tidak mampu melihat segala sesuatu dengan jelas dan terang. Orang-orang yang membersamainya dalam perjuangan hizmet tidak bisa memiliki kemudahan dalam mengakses dan menyampaikan keluhan-keluhan kepada mereka. Padahal kewajiban mereka adalah senantiasa bersikap terbuka kepada siapa saja dan berkonsultasi kepada para ahli dalam setiap permasalahan. Para pemimpin manajemen yang menjadi representasi dari kegiatan hizmet baik berupa sekolah maupun instansi lainnya harus berusaha 23 menemukan para penyokong yang dapat menegakkan punggung di saat ia bungkuk serta memperbaikinya saat melakukan kesalahan tanpa perlu jatuh dalam kekeliruan yang bersifat ushul (dasar pemikiran) dan uslub (cara atau metode yang digunakan). Orang- orang yang mendampinginya harus merupakan orang-orang yang benar, mustakim, dan pemberani seperti mereka yang berseru kepada Sayyidina Abu Bakar: “Jika kami melihatmu berada dalam kelalaian, akan kami tegur dirimu dengan pedang-pedang kami!” Nabi Musa sekalipun meminta kepada Allah SWT.: ٱ ْﺷﺪُ ْد ﺑِ ِ ٓۦﮫ أَ ْز ِرىyang artinya “teguhkanlah kekuatanku dengan (adanya) dia” supaya dirinya diperkuat dengan diutusnya Nabi Harun sebagai pendampingnya. Terlebih kita, sudah pasti membutuhkan pendamping dengan kriteria yang demikian. Karena tidak ada satu pun dari kita yang disokong oleh wahyu. Diri kita pun tidak dibekali ke-fatanah-an sebagaimana dimiliki para Nabi. Oleh karena itu, kita harus memperkuat nalar dan pemikiran kita melalui para penasihat yang baik dan ide-ide mereka yang bermanfaat. Jika kita berhasil mengerjakannya, kita tidak akan tenggelam dalam kelemahan diri sendiri dan kita tidak akan mudah tersungkur. Oleh karena itu, penggunaan prinsip-prinsip tersebut dalam permasalahan tadi sangatlah penting dan besar kebutuhannya dalam setiap level kehidupan. Diterjemahkan dari artikel: https://fgulen.com/tr/eserleri/kirik-testi/hayirli-bir-danismanin-ozellikleri 24 3. SIKAP YANG HARUS DIAMBIL KETIKA MENGHADAPI KEZALIMAN Pertanyaan: Sikap apa yang harus diambil untuk menghindari segala jenis kezaliman yang marak dilakukan dewasa ini? Jawaban: Pembahasan tentang kezaliman mendapatkan tempat yang luas dalam Al-Qur’an dan Sunah. Namun, secara singkat kezaliman dapat didefinisikan sebagai perbuatan yang melampaui batas dan melanggar hak orang lain. Tentu saja terdapat variasi tingkat kezaliman. Misalnya, apabila Anda menginjak seekor semut artinya Anda telah berbuat zalim kepada semut tersebut karena tidak ada seorang pun yang boleh mengakhiri hak hidup hewan lain tanpa sebab. Apabila korban ketidakadilan tersebut adalah sesama manusia, tentu saja tingkat kezalimannya akan menjadi lebih besar. Adapun kezaliman yang dilakukan kepada suatu komunitas ataupun kelompok, hal itu merupakan kejahatan yang sangat besar lagi menakutkan yang tak bisa dibandingkan dengan kezaliman- kezaliman lainnya. Bagaimanapun, segala jenis kezaliman merupakan sebuah penyimpangan dan kesesatan yang dikutuk oleh Allah. Rasulullah bersabda: ظﻠُ َﻤﺎتٌ ﯾَ ْﻮ َم ْاﻟ ِﻘﯿَﺎ َﻣﺔ ُ اﻟﻈ ْﻠ َﻢ اﻟﻈ ْﻠ َﻢ ﻓَﺈِ ﱠن ﱡ ِاِﺗﱠﻘُﻮا ﱡ artinya: Hindarilah kezaliman, karena kezaliman adalah kegelapan (yang membawa kesengsaraan) pada Hari Kiamat... (Sahih Bukhari, mazalim, 9; Sahih Muslim, Birr, 56). Melalui sabdanya tersebut, beliau menarik perhatian kita pada dampak kezaliman secara ukhrawi. Jadi, kezaliman yang 25 dilakukan manusia selama tinggal di dunia baik kepada hewan, sesama manusia, atau bahkan kepada Allah jalla jalaluhu, akan menyambutnya di akhirat sebagai penderitaan dan kesengsaraan dengan ragam kesulitan yang berbeda-beda. Di akhirat, Allah akan memberi pelajaran kepada orang-orang zalim yang bertindak tak tahu diri dan melampaui batas selama hidup di dunia. Selain itu, pernyataan para ulama hakiki bahwa kezaliman dapat menghalangi iman juga merupakan suatu hal yang harus diperhatikan. Bahkan mereka juga menyampaikan bahwa sebagaimana kezaliman dapat menghalangi iman kepada Allah, ia juga merupakan salah satu sebab penting yang dapat mengeluarkan seseorang dari lingkaran keimanan. MENCEGAH KEZALIMAN Kezaliman dari sisi kemanusiaan merupakan pekerjaan yang buruk nan keji, oleh karena itu ia harus dicegah. Dalam hadis, setiap orang harus berusaha mencegah kezaliman, kadang- kadang dengan tangan dan kadang-kadang dengan lidah mereka, tergantung pada kemampuan, kekuatan, dan posisi masing-masing. Ketika seseorang tidak mampu melakukannya dengan tangan atau lidah, setidaknya ia harus membenci perilaku orang-orang yang zalim dengan hatinya (Baca di Sahih Muslim, Iman 78; Tirmizi, fitan 11; Abu Daud, salat 239). Demikianlah sehingga pepatah yang membahas supaya orang- orang tidak berdiam diri ketika melihat kezaliman ini pun menjadi masyhur: 26 ﺎن أ َ ْﺧ َﺮس ٌ ﻄَ ﺷ ْﯿ ِ ّ ﻋ ِﻦ ْاﻟ َﺤ َ ﻖ ﻓَ ُﮭ َﻮ َ ُ َﻣ ْﻦ َ َﺳ َﻜﺖ Barang siapa yang berdiam diri dari menyampaikan kebenaran (ketika diwajibkan), maka ia adalah "Setan yang Bisu”. Terkadang mencegah kezaliman dalam skala kecil masih bisa dilakukan dalam tataran individu ataupun pemerintah. Namun, terdapat beberapa kezaliman yang hanya bisa dicegah oleh wewenang pemerintah. Faktanya, terdapat beberapa kezaliman yang dilakukan di dunia ini di mana keadilan dan demokrasi tengah berlaku meskipun tidak dalam bentuk yang sempurna sampai-sampai negara sekalipun tidak dapat mengatasinya. Dalam keadaan ini yang dapat mencegah tumpahnya darah, hancurnya rumah tangga, yatimnya anak-anak, menjandanya para istri, serta hilir mudiknya kekejaman dan kebengisan hanyalah beberapa lembaga dan organisasi internasional. Dari aspek-aspek ini, ketika pihak-pihak tersebut, baik individu, pemerintahan negara, ataupun lembaga dan organisasi internasional memilih berdiam diri padahal mereka memiliki kemampuan dan kapasitas untuk mencegahnya, maka mereka itulah yang disebut sebagai setan yang bisu. Ketika pihak-pihak tersebut memiliki kapasitas untuk mencegah kezaliman tetapi justru memilih menganggapnya sebagai hal biasa atau bahkan menutup mata, sesungguhnya mereka telah bersekongkol dengan kezaliman dan akan mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat nanti. Sebagaimana menyikapi kezaliman dan mencegahnya supaya tidak terjadi merupakan perbuatan yang sangat penting, menentukan strategi paling tepat serta tidak keliru dalam mengambil sikap juga tak kalah krusial. Pertama-tama, kita 27 harus memperhitungkan dengan baik supaya tindakan-tindakan penindasan terhadap manusia dapat dicegah. Kita harus mengetahui apa saja kesempatan yang kita miliki. Di waktu yang sama, jangan sampai niat untuk mencegah kezaliman justru menyebabkan fitnah yang lebih besar. TIDAK ADA SUATU PENCAPAIAN APA PUN YANG DAPAT DIRAIH DENGAN KEZALIMAN Beberapa orang berpikir bahwa mereka bisa mencapai tujuan melalui penindasan dan ketidakadilan. Sesungguhnya mereka berada dalam kesalahan yang besar karena sampai saat ini belum pernah ada suatu cita-cita mulia yang dapat dicapai melalui penganiayaan atau perampasan hak orang lain. Di sisi lain, sebagaimana suatu cita-cita tak dapat digapai melalui kezaliman, hak-hak yang sudah dirampas pun tak mungkin untuk dikembalikan lagi. Apabila orang-orang berusaha meraih cita-citanya melalui jalan kezaliman atau melalui kezaliman ia berusaha merebut kembali hak-haknya yang telah dirampas, sesungguhnya apa yang mereka lakukan itu akan menjadi sebab bagi lahirnya kezaliman yang baru. Apa yang mereka kerjakan merupakan penindasan terhadap hukum dan pengoyakan terhadap keadilan. Apabila yang mereka cari adalah tegaknya kebenaran dan keadilan, maka pekerjaan tersebut sedari awal hingga akhir tak boleh sedikit pun terlepas dari kebenaran. Sebagaimana sering kita sampaikan sebelumnya, tujuan yang luhur harus dicapai dengan sarana dan jalan yang luhur pula. 28 Lalu, apakah kita memiliki kapasitas untuk mencegah kezaliman dan ketidakadilan yang terjadi dewasa ini? Sejauh mana kita bisa berhasil? Kita tidak memiliki jawaban pastinya. Namun, yang terpenting adalah kita harus berada di jalan islah dan perbaikan. Tugas yang diamanahkan kepada para peniti jalan islah adalah senantiasa menjadi representasi kebenaran dan kebaikan, membuka diri kepada semua orang, serta tidak membalas kezaliman dan ketidakadilan yang diterimanya dengan balasan yang serupa. Sebagaimana disampaikan melalui syair Nabi: Jangan ganggu orang lain dengan menzaliminya Jangan berlaku tidak adil meski ia menzalimimu Jangan ketuk pintu Allah dengan mengeluhkannya Serahkan mereka yang menzalimimu kepada pengadilannya Allah saja MENJADI RUMI Mungkin kita sering mengutip sosok-sosok seperti Rumi, Yunus Emre, Ahmet Yesevi, atau Haji Bektaş-ı Velî ketika membahas toleransi. Bagaimanapun, mengutip kata-kata mutiara Rumi amatlah mudah. Yang tidak mudah adalah menjadi Rumi. Ketika sedang mengutip Rumi apakah Anda benar-benar dapat merangkul mereka yang telah berlaku kasar kepada Anda? Apakah Anda telah mencari jalan keluar menangani permasalahan ini secara lembut apabila ia menimpa Anda? Bisakah di kemudian hari nanti Anda berbaur dengan orang-orang yang sebelumnya memelihara permusuhan kepada Anda? Inilah makna sebenarnya dari meneladani Rumi. 29 Terdapat sebuah peristiwa tentang toleransi Rumi. Pada suatu hari, terdapat seorang fanatik rusuh yang muncul di hadapan Rumi dan mengkritik salah satu pengajarannya yang berbunyi “Satu kakiku berdiri di atas pusat kaum muslimin, sedangkan satu kaki lainnya berdiri di atas 72 bangsa.” Ia menuduh Rumi telah berbuat bid’ah dan melakukan penyimpangan. Rumi tetap bergeming dan menyimak semua yang disampaikan orang ini dengan ketenangan yang dianugerahkan Allah kepadanya tanpa menyelanya sedikit pun. Setelah orang ini selesai menyampaikan kritiknya, Rumi bertanya: “Apakah yang ingin Anda sampaikan telah tuntas?” Ketika orang ini menjawab: “Ya”, Rumi dengan suara yang lembut berkata: “Kemarilah, Anda pun boleh bergabung” (dalam bahasa Turkinya: “Sen de gel…”, penerj). Inilah titik di mana tidak ada lagi kata dan kalimat untuk menimpalinya. Dalam keadaan demikian, segala negativitas dari lawan bicara pun perlahan luluh. Kebencian dan kedengkian yang mengendap pun sekonyong-konyong berubah menjadi percikan cinta yang menghujani mulai dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Ketika ada metode untuk menghujani umat manusia dengan cahaya, lalu atas dasar apa kita justru menghujani mereka dengan meteor?! Apabila Anda hanya memfokuskan diri supaya benar-benar bisa menjadi representasi dari semangatnya Rumi, mereka yang memusuhi Anda meskipun tetap menzalimi dan berbuat tidak adil sebanyak sekali, dua kali, tiga kali, empat kali, karena tidak mendapatkan respons yang diharapkan maka lama kelamaan mereka akan meninggalkan kezalimannya. Kini, ketika terdapat 30 solusi yang bisa dicapai melalui kelembutan dan mulayamah, lalu mengapa kita akan mengambil jalan yang akan memicu kemarahan dan kebencian..?! Namun, saya merasa ada manfaatnya untuk menyampaikan kembali penjelasan yang pernah dibahas dalam kesempatan- kesempatan sebelumnya untuk memberikan pemaparan yang lebih luas. Penjelasannya adalah sebagai berikut: Kita mampu mengabaikan perampasan hak yang kita alami. Kita bisa memaafkannya. Namun, kita tidak bisa menampilkan hal yang sama ketika serangan yang dilancarkan ditujukan kepada agama, keyakinan, serta nilai-nilai berbangsa dan bernegara. Dalam keadaan demikian hal yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pertama-tama, kita berikan penjelasan logis kepada orang-orang yang berbuat keburukan ini. Kita upayakan langkah perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan. Apabila mereka tetap keras kepala, maka kita perlu mengeluarkan pernyataan untuk menyangkalnya. Apabila mereka tidak berhenti dari kesalahan dan tetap bebal, maka kita perlu melayangkan gugatan perdata. Meskipun demikian, ketika menjalankan langkah-langkah ini, kita harus tetap memperhatikan batasan-batasan yang ditetapkan oleh hukum dan nilai-nilai akhlak. Kita sekali-kali tak boleh mengorbankan sikap jentelmen. Kita harus senantiasa bersikap manusiawi. Ketika memberikan penjelasan, perbaikan, dan penyangkalan sekalipun, kita harus senantiasa menyiratkan pesan positif melalui kata-kata, sikap, pandangan, dan gaya penyampaian. Jangan sekali-kali kita longgar pada aspek ini. Kata-kata yang ingin kita sampaikan hendaknya 31 jangan sampai berupa bisikan-bisikan setan, melainkan berupa kata-kata dan hembusan napas yang jujur layaknya pesan yang berasal dari Jibril Yang Terpercaya. Kezaliman dan serangan kepada orang lain adalah cerminan dari karakter aslinya. Situasi yang ada hendaknya tidak menghalangi sosok-sosok yang menisbahkan dirinya dengan pemikiran islam dan nilai-nilai kemanusiaan yang universal untuk melakukan apa yang diharapkan dari karakternya. APAKAH KEZALIMAN INI LAYAK UNTUK DILAKUKAN? Menurut saya, pada masa hidup kita di dunia yang pendek ini, amatlah disayangkan apabila harus diisi dengan berbuat kezaliman ataupun membalas perbuatan zalim dengan kezaliman yang serupa. Pada akhirnya kita semua merupakan seorang penumpang. Setelah kita singgah sebentar di dunia, kita akan melanjutkan perjalanan menuju akhirat di mana semua perbuatan yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan. Apakah masa yang singkat itu layak untuk diisi dengan pertengkaran? Apakah ia layak untuk diisi dengan pertentangan dan perpecahan? Apakah ia layak diisi dengan kezaliman dan ketidakadilan? Terdapat pepatah anonim yang menerangkan betapa tak bernilai dan sementaranya dunia: Perhatikanlah dengan mata hikmah dan temukan bahwa ia hanyalah tempat singgah belaka Ia adalah istana yang rapuh, tak ada satu orang pun yang bisa tinggal di dalamnya untuk selamanya 32 Tak peduli kaya ataupun miskin, semua orang pada akhirnya hanya akan mengenakan kain kafan Jika tahu demikian hakikatnya, bukankah suatu kegilaan bila ada orang yang membanggakan diri dengannya? Hingga hari ini, umat manusia sering kali menggunakan kemarahan dan kebencian untuk memecahkan masalah- masalah yang ditemuinya. Andai saja setelah ini kasih sayang dan toleransi bisa kita gunakan juga! Andai kita mampu membuka kalbu untuk merangkul semua orang di mana tak ada satu pun orang yang khawatir tak kebagian tempat! Seandainya kita mampu bermuamalah kepada semua orang dengan rasa hormat dan respek yang dalam! Kalau saja kita bisa membaca perasaan para penduduk dunia dan lingkungan budaya di mana mereka tumbuh dengan rasa empati yang serius dan memperlakukan semua orang dengan semestinya! Karena sikap seperti apa yang kita harapkan dari orang lain itu juga yang mereka harapkan dari kita. Apabila kita berharap respek, kita pun harus menunjukkan rasa hormat kepada orang lain. Jika kita ingin hak kita dihormati, kita pun harus menghormati hak dan kedaulatan orang lain. Perlu diketahui bahwa permasalahan pada hari ini telah menjadi begitu kompleks sehingga pikiran sempit dan pikiran tumpul tidak dapat mengatasinya. Tak banyak sumbangsih untuk perdamaian manusia dan penaklukan kalbu penduduk dunia yang diberikan oleh orang-orang yang bergerak dengan pemahaman radikal dan semangat fanatik. Apalagi dengan kekakuan mereka dalam bersikap di mana hal tersebut tidak akan pernah mampu memancarkan rasa respek dari kalbu lawan 33 bicaranya. Dengan pendekatan yang demikian mereka tidak akan mampu membuat orang lain untuk mulai mencintai Rasulullah. Karena mereka adalah budak dari nafsu mereka sendiri. Untuk itu, demi memecahkan permasalahan umat dibutuhkan manusia dengan nurani yang jembar, hati yang kaya, dan pemikiran yang dalam. Sebagaimana Rumi yang pada 7-8 abad yang lalu menawarkan resep logis untuk kembali menyatukan umat manusia di mana kondisinya saat itu sedang mengalami perpecahan dan pertikaian yang amat serius, maka tugas kita di masa di mana umat manusia saling terpisah, memiliki tujuan yang saling bertentangan, serta tidak memiliki hubungan satu sama lain kecuali berupa cekcok dan permusuhan adalah menghidupkan semangat Rumi tersebut sekali lagi. Apabila hal tersebut tak mampu dilakukan rasanya tidak mungkin kita bisa mengatasi kezaliman dan permusuhan yang terjadi di seantero dunia. Ketika mempertimbangkan bahaya yang mengancam perdamaian dan kerukunan dunia oleh sebab senjata pemusnah masal nan menakutkan yang disiapkan untuk saling balas di antara para tiran, maka kita akan memahami betapa besar tanggung jawab jiwa-jiwa yang mendedikasikan dirinya untuk kasih sayang dan toleransi. Diterjemahkan dari artikel: https://fgulen.com/tr/eserleri/kirik-testi/zulum-karsisinda-alinacak-tavir Ucapan Imam Abu ‘Ali ad-Daqqaq dikutip oleh Imam an-Nawawi dalam Syarah Sahih Muslim 34 Nabi, dikenal juga sebagai Yusuf Nabi, adalah nama seorang penyair yang lahir di Sanliurfa, Turki pada tahun 1642. Nazamnya yang paling populer adalah Divan, Dîvânçe, Tercüme-i Hadîs-i Erbaîn, dan Hayrâbâd. Sedangkan di antara karya syairnya adalah Tuhfetü’l-Haremeyn, Münşeât, dan Fetihnâme-i Kamaniçe 35 4. TUDUHAN DAN FITNAH KEPADA HIZMET (BAGIAN 1) Pertanyaan: Apa saja penyebab dari sebagian tuduhan, fitnah, dan cemoohan yang ditujukan kepada gerakan yang konsisten dengan kasih, toleransi, altruisme, dan dedikasi sedari awal kemunculannya. Lalu, apa saja yang harus dilakukan untuk menghadapinya? Jawaban: Pertama-tama, saya merasa perlu untuk membahas topik yang sebenarnya sering diulas melalui beragam kesempatan ini. Apa pun nama yang disematkan kepada pengabdian di bidang pendidikan, budaya, dan tolong- menolong, entah itu gerakan, jamaah, ataupun komunitas pencerahan, merupakan hal yang tidak benar jika mengklaimnya sebagai pencapaian individu-individu tertentu belaka, menjadi fanatik karenanya, ataupun menyampaikan bahwa aktivitas ini berada di bawah koordinasi terpusat dengan hierarki tertentu. Komentar dan pandangan yang demikian bersumber dari ketidaktahuan akan esensi utama permasalahannya. Ini karena perjuangan melawan musuh paling penting umat manusia saat ini yaitu kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan serta menyelenggarakan berbagai kegiatan guna menunjukkan cara hidup yang manusiawi dalam kerangka idealisme yang logis, disukai, dan layak mendapat pujian merupakan karya dari para relawan tulus yang berkumpul dalam satu kesatuan. Sebagaimana orang-orang dengan tujuan, perasaan, dan cita- cita yang sama berkumpul di masjid untuk mendirikan salat 36 jumat, bertawaf mengelilingi Ka’bah di mathof (tempat tawaf) , atau pun wukuf di Padang Arafah, maka faktor yang mampu mengumpulkan para relawan hizmet untuk mengerjakan kegiatan ataupun proyek-proyek tertentu adalah kesamaan pemikiran dan perasaan. Sebagian jiwa-jiwa yang berdedikasi di mana kalbunya selalu dilingkupi oleh semangat pengabdian kepada umat manusia serta memimpikan datangnya masa depan yang indah senantiasa berpikir bahwa dirinya harus memberi kontribusi ketika melihat kesempatan pengabdian terkecil sekalipun di suatu tempat. Demikianlah, mereka pun mulai memberikan dukungan kepada program-program pelayanan masyarakat yang direncanakan di sana. Secara khusus, ketulusan, kepercayaan, harapan, dan antusiasme dari orang-orang yang telah bergabung dengan kafilah ini di masa sebelumnya serta mendedikasikan hidup untuk pengabdian tanpa berharap pamrih sesungguhnya telah menarik banyak orang untuk terlibat ke dalam pekerjaan ini. Maksudnya, pengabdian-pengabdian yang telah dikerjakan hingga saat ini dilaksanakan oleh para relawan yang tak berharap pamrih apa pun melainkan termotivasi oleh semangat pengabdian kepada umat manusia. Keagungan akhlaknya yang mulia telah menjadi referensi penting bagi orang lain sehingga mereka pun turut mendukung kegiatan-kegiatan ini. Akhirnya, pada hari ini terdapat banyak orang dari beragam budaya, suku, bahkan agama yang menerima dan mendukung kegiatan-kegiatan hizmet telah menunjukkan betapa luas cakupan dari pembahasan ini. Meskipun pada awalnya kegiatan-kegiatan tersebut hanya dihadiri oleh 5-10 individu 37 saja, orang-orang yang menyaksikan bahwa program ini adalah program yang tepat dan bermanfaat kemudian membuat program-program hizmet yang serupa di daerah domisili mereka. Dengan kata lain, ada banyak orang dengan latar belakang perspektif dan sudut pandang yang berbeda-beda ini kemudian berkumpul karena hizmet ternyata sangatlah logis. Sebagian dari orang-orang ini kemudian mengambil peran dan tanggung jawab secara langsung baik di bidang pendidikan, budaya, maupun dialog. Sedangkan sebagiannya lagi memberikan dukungan materiil dan immateriil. Apabila kegiatan yang dilakukan tidak logis serta tidak sesuai dengan nilai-nilai universal manusia dan situasi di masa kita hidup, tidak mungkin jutaan orang akan terlibat dalam gerakan kebaikan ini. Tidak akan ada ratusan sekolah yang berhasil dibuka mulai dari di Asia Tenggara hingga Afrika; ataupun di Asia Tengah hingga Eropa. Tidak akan ada pengusaha- pengusaha yang mendonasikan harta kekayaannya untuk mengayomi para penuntut ilmu. Tidak akan terbangun jembatan-jembatan dialog kepada orang-orang dari beragam pemikiran yang berasal dari beragam negara. Semua itu terwujud berkat terpenuhinya prinsip-prinsip dasar dalam agama yang Anda anut serta selarasnya ia dengan nilai-nilai yang Anda praktikkan dan Anda yakini. Selain itu, apa pun pendapat orang, faktor terpenting bagi keberhasilan hizmet yang Anda lakukan untuk terus berlanjut hingga saat ini dalam cakupan yang luas adalah berkat pertolongan dan inayat Allah. Terkadang Allah hendak menunjukkan keagungan-Nya dengan jalan menjadikan orang- 38 orang yang kecil lagi lemah mampu menunaikan pekerjaan- pekerjaan besar. Menurut kami hal tersebut dapat terlihat dengan jelas jika memperhatikan hizmet-hizmet yang dilakukan. Namun, hal ini bisa jadi tidak objektif bagi semua orang. Hal yang dapat menjelaskan bagaimana bisa anak-anak muda yang baru saja menyelesaikan kuliahnya, tidak memiliki informasi mendalam tentang negara tujuan dan apa yang akan mereka kerjakan di sana, serta keterbatasan materi, tetapi mampu membuka banyak sekolah di negara tujuan di mana sekolah-sekolah tersebut dapat diterima dan dicintai oleh penduduk lokal, hanyalah pertolongan dan inayat Allah semata. Beberapa orang keliru dalam memahaminya sebab hanya memperhatikan besarnya pekerjaan yang ditunaikan tetapi tidak menyadari keagungan Allah sehingga mereka pun menghayalkan adanya kekuatan besar yang tersembunyi di balik kesuksesan ini. Menurut kriteria mereka yang bengkok, orang-orang yang berada di balik program-program besar haruslah sosok-sosok seperti Napoleon dan Julius Caesar atau lembaga think tank yang besar. Melalui pertanyaan: “Dari mana sumber dana yang digunakan untuk membuat program- program ini berasal?” atau dengan menyebut bahwa terdapat kekuatan tersembunyi dibaliknya, salah satu pihak ingin membuat bingung banyak orang. Karena tidak menyadari betapa besar inayat Allah dan betapa hebat kekuatan yang dikandung oleh semangat altruisme, maka mereka menatap kebaikan-kebaikan yang dikerjakan ini dengan penuh rasa skeptis. Bahkan sebagiannya melakukan penyerangan dan menebarkan fitnah. 39 Padahal menurut kita, semua itu dapat terwujud berkat dorongan dan inayat Ilahi, baru kemudian berkat dukungan dan kerja keras jiwa-jiwa tulus yang menganggap pekerjaan tersebut perlu untuk ditunaikan dan mendedikasikan diri untuk mengerjakannya. Kita meyakini bahwa selama kita beriman kepada-Nya dan mengerjakan segala sesuatu di jalur yang diridai-Nya maka Dia tidak akan membiarkan kita sendirian meniti jalan ini. HUKUM TIDAK BOLEH DITETAPKAN BERDASARKAN KHAYALAN DAN DUGAAN Mereka yang melakukan aktivitas untuk melawan para relawan hizmet, pada satu titik tertipu karena mengambil tindakan berdasarkan khayalan dan dugaan semata. Mereka juga membandingkan relawan-relawan hizmet dengan orang lain, mungkin juga membandingkannya dengan diri mereka sendiri. Ketika memiliki wewenang, beberapa pihak menggunakannya untuk menambah materi maupun untuk memperkuat posisinya. Di sisi lain, mereka menggunakan wewenangnya untuk menindas dan menekan orang-orang yang tidak memiliki pikiran yang sama seperti dirinya. Untuk itu, mereka berpikir bahwasanya orang lain yang memiliki wewenang akan melakukan hal yang sama seperti dirinya. Karena pada suatu masa mereka pernah merasuki pembuluh darah bangsa ini melalui cara-cara gelap dan menciptakan sistem-sistem pengawasan untuk mengontrol orang-orang yang tidak sepaham. Mereka menilai segala sesuatu berjalan seperti cara yang mereka tempuh. Untuk itu, mereka pun menyematkan sebagian agenda-agenda rahasia kepada orang-orang hizmet yang membuka pintu hatinya bagi semua orang. Meskipun 40 orang-orang yang meraih beberapa kesempatan melalui bantuan kawanan penjahat hanya berjumlah kecil, tetapi sikap dan kata-kata mereka mampu mempengaruhi masyarakat yang lebih luas. Dengan cara itu mereka mencampuri pikiran masyarakat. Misalnya, mereka merasa sangat tidak nyaman pada kondisi di mana posisi-posisi penting negara diisi oleh orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Sebagian orang yang tak bisa berdamai dengan pihak-pihak yang tak sepaham tersebut kemudian mengeluarkan fitnah bahwasanya para relawan hizmet telah melakukan infiltrasi dengan menempatkan kader- kadernya sebagai pegawai negeri. Padahal setiap warga negara berhak menduduki posisi apa pun di dalam negara jikalau ia layak dan memenuhi kriteria. Melarang mereka untuk melakukannya adalah diskriminasi. Sebenarnya hal ini telah saya sampaikan secara terbuka dari mimbar-mimbar masjid semenjak 40-50 tahun yang lalu. Saya sampaikan, "Mengapa orang-orang saleh di negeri ini hanya menyekolahkan anak- anak mereka hanya ke taman pendidikan Al-Qur'an, madrasah, dan fakultas dirasat islamiyah saja? Apakah negeri ini tidak memiliki sekolah yang mempelajari jurusan-jurusan lain? Mengapa Anda tidak mengajak anak-anak Anda untuk mendalami ilmu kedokteran? Mengapa Anda tidak mendorong anak-anak Anda untuk memilih jurusan sains seperti fisika ataupun kimia? Mengapa Anda tidak mengarahkan anak-anak Anda untuk mengambil jurusan politik, hukum, akademi militer, atau pun akademi kepolisian? Negeri ini adalah negeri kita. Sekolah-sekolahnya pun merupakan sekolah kita. Jika demikian, maka masyarakat negara ini harus mengarahkan 41 anak-anak mereka ke semua bidang yang mereka anggap berguna.” Saya dengan terbuka telah menyampaikan pemikiran saya ini di mimbar-mimbar masjid. Pada hari ini pun saya masih menyampaikan hal yang sama. Meskipun demikian, mereka tetap saja menyebutnya sebagai infiltrasi. Padahal infiltrasi memiliki makna masuknya suatu unsur asing ke sebuah struktur secara rahasia. Orang-orang yang berasal dari latar belakang bangsa yang berbeda berusaha melakukan infiltrasi secara rahasia demi bisa menentukan takdir dari bangsa ini. Namun, anak-anak bangsa ini tidak akan melakukan infiltrasi. Sebaliknya, mereka akan masuk ke sana setelah memenuhi syarat dan kriterianya. Jika ia telah memenuhi syarat dan kriterianya, maka berada di sana adalah haknya. Anak-anak asli bangsa ini memiliki hak untuk berada di semua lembaga- lembaga penting. Mereka memiliki hak dan harus mengambil peran dalam menentukan masa depan negerinya. Menuduh hal yang tidak-tidak kepada anak-anak asli bangsa ini adalah cacat pikiran. Di sisi lain, memunculkan beberapa delusi dan kekhawatiran akan masa depan merupakan sikap yang sangat tidak pantas. Para relawan hizmet di masa mendatang akan tetap bergerak dan menjaga sikapnya sebagaimana gerak dan sikap mereka pada hari ini, insya Allah. Ini karena mendekati semua manusia dengan kasih dan sayang, membuka pintu hati untuk semua orang tanpa kecuali, bahkan berlaku manusiawi dan kesatria terhadap pihak yang memusuhi sekalipun merupakan prinsip- prinsip dasar mereka. Apabila ada sebuah agenda yang harus 42 dibahas, kehormatan, pangkat dan jabatan, serta kekuasaan duniawi tidak termasuk di dalamnya. Mereka hanya mengharapkan rida Allah semata. Terhadap semua kepentingan lain, mereka telah mengunci pintu rapat-rapat. Tidak hanya pangkat dan kekuasaan duniawi, orang-orang yang ber-hizmet bahkan menganggap bahwasanya tidak tepat atau bahkan tidak boleh menantikan balasan ukhrawi atas pengabdian yang dilakukannya. Misalnya, ketika melakukan pengabdian demi menggapai rida Ilahi seseorang bisa saja menemui beragam masalah di tengah perjalanan. Mereka rawan dibuntuti, diinvestigasi, diancam, dan diasingkan. Mereka terancam dijebloskan ke dalam penjara atau bahkan terpaksa meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila dalam kondisi demikian mereka berkata: “Saya berharap mendapat balasan surga atas ketabahan saya dalam menghadapi semua ini” maka sesungguhnya mereka sedang berharap untuk mendapat sesuatu yang harganya murah. Ketika ada peluang untuk bisa meraih rida Allah, lalu mengapa kita berharap sesuatu yang lebih rendah darinya? Ya, seorang muslim bisa saja memohon balasan surga dan dijauhkan dari api neraka dalam doa-doa yang dipanjatkannya. Namun, menautkan kebaikan-kebaikan yang dilakukan padanya serta menjadikannya sebagai cita-cita utama ibarat mengharapkan sesuatu yang kecil di saat bisa meminta yang lebih besar. Kini, apabila balasan surga untuk kebajikan-kebajikan yang ditunaikan atas nama hizmet saja merupakan ganjaran yang kecil, maka kekuasaan duniawi bila dibandingkan dengannya tak akan memiliki nilai apa-apa. Oleh karena itu, ketika terdapat 43 kesempatan untuk meraih rida Sang Pencipta dan peluang untuk tinggal berdampingan bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, tidak mungkin kita menjadikan pengabdian- pengabdian ini sebagai sarana untuk meraih keuntungan dan jabatan yang bersifat duniawi. Untuk itu, jabatan seperti anggota dewan, menteri, perdana menteri, ataupun pujian dan tepuk tangan yang menjadi tujuan bagi sebagian besar manusia merupakan hal-hal yang jauh dari angan-angan kita. Mengharapkan hal-hal yang demikian kami pandang sebagai sesuatu yang menjatuhkan harga diri. Bagi insan yang memiliki kesempatan untuk memasuki aula singgasana dan bertatap muka langsung dengan sang sultan tidaklah benar jika mereka justru berharap pada sesuatu yang terdapat di koridor istana. PERBEDAAN DUNIA ALAM PIKIRAN Sebenarnya semangat altruisme para relawan hizmet yang luar biasa telah banyak diketahui baik di dalam Turki sendiri maupun di banyak negara di dunia. Orang-orang yang berinteraksi dekat dengan mereka rasanya tidak mungkin untuk tidak melihat ataupun tidak mengetahui betapa besar semangat altruisme mereka. Faktanya, kisah-kisah tentang anak-anak muda yang baru saja lulus dari kuliahnya, kemudian berangkat membelah lautan menuju negara-negara tujuan tanpa mengetahui pasti nama negara itu, atau nama negaranya begitu asing sehingga membuat mereka kesulitan menemukan letak negara tersebut di peta, di mana balasan atas pengorbanan tersebut nilainya hanya setara dengan beasiswa anak mahasiswa, bahkan itu pun terkadang tidak tersedia sehingga mereka harus menjadi kulinya sendiri demi bisa membangun 44 sekolah yang direncanakan telah sering dikisahkan oleh banyak orang. Altruisme yang mereka lakukan pun tidak terbatas untuk rentang waktu tertentu saja. Betapa banyak para relawan hizmet yang kini telah berumur 50-60an tahun tetap konsisten dengan semangat altruismenya. Setelah puluhan tahun hidup dalam semangat yang sama secara konsisten rasanya tidak mungkin jika tiba-tiba mereka ingin melanjutkan sisa hidupnya dalam kenyamanan ataupun berganti haluan hidup supaya pangkat dan jabatan duniawi bisa diraih. Karena semua pengorbanan dan kesulitan yang dihadapi tak sebanding bila dilakukan hanya untuk meraih sebagian keuntungan duniawi. Siapa kiranya yang akan mengorbankan seluruh umurnya demi kenyamanan hidup selama 5-10 tahun belaka! Itu artinya tujuan dari semua pengorbanan yang telah kami sampaikan di awal semata-mata demi meraih rida Allah serta kebahagiaan ukhrawi semata. Maksudnya, ketika relawan- relawan altruis ini mengulurkan tangan untuk menyelamatkan masyarakat dari lumpur kemiskinan, kebodohan, dan perpecahan, sebenarnya mereka berharap untuk meraih keselamatan yang hakiki. Bagaimanapun juga, rasanya tidak mungkin orang-orang yang tumbuh di lingkungan budaya yang berbeda dan tidak memiliki informasi tentang pemikiran-pemikiran Anda bisa memahaminya. Mereka tidak akan bisa memahami apa arti dari semua pengorbanan tersebut sebelum meluangkan waktunya untuk berinteraksi dengan Anda serta sebelum mengetahui 45 spesifikasi dari jalan yang Anda tempuh ini. Karena pengorbanan yang mereka lakukan selama ini dilakukan demi meraih keuntungan bagi pribadinya masing-masing. Orang- orang yang berlari dan menghabiskan seluruh umurnya demi dunia tidak akan mungkin bisa memahami pengabdian yang dilakukan dengan semangat dedikasi yang serius tanpa berharap keuntungan dunia meski hanya sedikit sekalipun. Karena mereka tidak pernah memikirkan, mendengar, melihat, atau hidup dengan cara yang demikian. MENJELASKAN PRINSIP-PRINSIP KITA Saya tidak mengungkapkan semua ini atas nama pembenaran dan justifikasi atas keraguan dan paranoia mereka terhadap masalah ini. Sebaliknya, saya mengatakan hal-hal ini supaya kita dapat membaca peristiwa yang sedang terjadi dengan benar sehingga kita bisa menentukan tindakan apa yang harus diambil sesuai dengan kondisi tersebut. Apalagi kita tetap harus terus menjelaskan nilai-nilai ini meskipun mereka tidak memahaminya. Meskipun mereka menjaga jarak, kita harus berusaha dekat dengan mereka. Persis seperti apa yang dilakukan Baginda Rasulullah. Beliau tidak mencukupkan diri dengan sekali, dua kali, ataupun tiga kali penjelasan. Kita pun harus melanjutkannya untuk yang keempat, kelima, dan seterusnya… Seperti yang Anda ketahui dengan baik, Rasulullah barangkali telah mengunjungi Amr bin Hisyam yang populer disebut sebagai Abu Jahal sebanyak 50-100 kali. Padahal sebenarnya Abu Jahal merupakan sosok insan yang karakternya sulit untuk menerima iman. Ia telah mengunci dirinya dengan kekufuran 46 dan kesesatan. Benar-benar keras kepala. Ia melihat dirinya berada pada level di atas manusia lainnya. Ia memandang orang lain berada pada posisi yang lebih rendah. Sebagai pemimpin Bani Mahzum, ia bermimpi pada suatu hari nanti bisa menjadi pimpinan bagi masyarakat Mekkah. Tepat ketika harapannya memuncak, kemunculan seseorang yang akan memimpin masyarakat secara menyeluruh baik dari segi materi maupun maknawi bukanlah situasi yang dapat dicerna oleh seorang Abu Jahal. Sebenarnya Rasulullah shallalahu alaihi wasallam mengetahui kondisi ini dengan sangat baik. Karena beliau adalah sosok fatanah yang luar biasa. Namun, beliau mengabaikan dan tetap melanjutkan dakwahnya. Karena berdakwah adalah tugasnya. Perkara undangannya kepada Islam diterima atau tidak adalah urusan mereka dengan Allah. Untuk itu, kita tidak boleh memandang bahwa usaha kita dalam menjelaskan pemikiran dan nilai yang kita yakini ini sudah cukup. Kita harus terus melakukannya secara kontinu. Terdapat satu sosok penting yang datang mengunjungiku beberapa waktu yang lalu. Ia berkata: “Masih ada banyak orang yang belum mengetahui semangat dan makna dari gerakan pencerahan ini”. Itu artinya sejauh ini kita masih sangat lambat dalam bergerak. Kita masih belum mampu menjelaskan nilai kita kepada orang lain secara benar. Kita masih belum mampu menyampaikan siapa diri kita baik melalui kata-kata maupun melalui sikap. Kita belum memberi mereka kesempatan untuk mengenali kita dari dekat. Ketika pengabdian yang dilakukan membumbung ke langit secara vertikal, sayang sosialisasinya masih mendatar secara horizontal. 47 Oleh karena itu, dalam perkara ini kita tidak boleh bermalas- malasan. Jika diperlukan, kita harus berangkat mengunjungi tiap orang satu per satu dan membangun dialog bersama mereka, persis seperti yang pernah dilakukan di tahun 90an. Apabila kita tidak ingin menemui masalah yang merintangi jalan yang sedang dilalui, maka kita harus memperluas lingkungan pergaulan kita dengan kadar yang setara dengan perkembangan dan peningkatan kita. Jika kita tidak ingin hal- hal yang telah diwarisi sejak masa lalu seperti permusuhan, kekerasan, terkuncinya hati oleh rasa iri dan dengki, atau munculnya orang-orang yang tidak memiliki pendidikan Islam memotong jalan kita, maka secara kontinu kita harus senantiasa melangkah untuk memecahkan permusuhan, memperluas lingkungan pergaulan, memperbanyak simpatisan, dan membangun persahabatan. Apakah Anda tidak mau pada suatu hari nanti ada banyak orang yang mengenali keindahan yang Anda miliki serta terinspirasi untuk menemani Anda meniti jalan ini? Apakah Anda tidak kepingin orang-orang yang memfitnah Anda nantinya berbalik membela Anda? Jika demikian, maka Anda berkewajiban untuk terus berjalan dalam menjelaskan sifat-sifat istighna, tanpa pamrih, tulus dan ikhlas, cinta dan toleransi yang Anda miliki kepada mereka yang memiliki perbedaan pandangan dan pemikiran serta kepada pihak yang salah dalam mengenal dan menuduh Anda yang bukan-bukan. Selain penjelasan, Anda perlu duduk bersama mereka untuk waktu yang lama sehingga mereka dapat mengenal Anda lebih baik dan melihat perasaan seperti apa yang Anda miliki 48 terhadap kemanusiaan. Satu hal yang perlu diketahui, mereka akan terus ragu dan sangsi kecuali Anda mulai memberi penjelasan yang benar kepada mereka tentang siapa diri Anda. Apabila Anda berkeinginan agar orang-orang berjalan mendatangi Anda, tirulah akhlak ilahi, berlarilah ke arah mereka. Apabila Anda berkeinginan supaya mereka membuka dirinya kepada Anda, bukalah diri Anda kepada mereka. Jika Anda mengharapkan senyuman dari wajah mereka, pertama- tama Anda harus menyambut mereka dengan senyum dan sambutan hangat. Bukalah kalbu Anda untuk semua manusia sehingga ribuan kalbu pun terbuka untuk kita. Taklukkanlah hati manusia sehingga Anda tak lagi menemukan reaksi antipati. Dekatlah kepada semuanya sehingga orang-orang pun tak menjaga jaraknya dengan Anda. Selain itu, apabila kita ingin supaya orang-orang dapat memahami dan mengenali kita dengan tepat maka kita harus transparan dan terbuka kepada semua orang. Kita harus selalu mengekspresikan tulusnya perasaan kita kepada pihak-pihak luar. Namun, ketika melakukannya hendaknya kita juga perlu memahami perbedaan derajat pemahaman setiap orang dan jangan sampai kita menerapkan metode yang salah. Selain itu, semua pekerjaan yang kita lakukan haruslah sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip yang dianut oleh negara tempat kita beraktivitas. Bahkan sebelum memulai melangkah, sebaiknya kita bertemu dan berkonsultasi dengan otoritas setempat. Kita juga harus mengundang mereka untuk menghadiri kegiatan dan program yang kita kelola. Program- 49 program yang kita buat harus terbuka untuk semua orang supaya mereka bisa mengenal kita dari dekat. Kita harus menunjukkan bahwasanya kita adalah orang yang bisa dipercaya dan tak ada bahaya yang akan orang lain dapatkan dari kita. Untuk itu, kita harus menjauhi sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan kecemasan dan ketidaknyamanan bagi orang lain. Kita harus mengelolanya sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang salah. Hal yang sama harus kita lakukan supaya tidak membangkitkan kecurigaan bahwa kita sedang melakukan hal-hal yang rahasia. Satu hal yang tak boleh dilupakan, kesalahan yang Anda buat tidak hanya merugikan rekan-rekan yang berhizmet di seluruh penjuru dunia. Pada waktu yang sama, hal tersebut juga menempatkan sahabat- sahabat dekat serta calon penerus Anda pada posisi yang sulit. Tentu saja semua itu tidak akan bisa terwujud secara seketika. Pada awalnya Anda akan menemui kesulitan. Sebelum Anda berhasil memperkenalkan diri dengan benar kepada lawan bicara, selama itu pula Anda akan menemui keragu-raguan dari mereka. Namun, jika mereka berhasil melihat bahwa Anda betul-betul orang yang dapat dipercaya setelah bertahun-tahun mengujinya, maka berikutnya merekalah yang akan memperkenalkan Anda kepada orang lain. Mereka akan berkata: “Anda dapat mempercayai orang-orang ini. Mereka tidak akan mendatangkan keburukan kepada Anda.” Bagaimana mereka memperkenalkan dan membela Anda merupakan sebuah referensi penting di masa mendatang. Penjelasan mereka pengaruhnya lebih kuat dibandingkan bila 50 Anda harus menjelaskannya sendiri. Meskipun sosok seperti Abu Jahal, Utbah, dan Syaibah akan selalu hadir di setiap waktu, napas mereka akan diputus oleh suara, derap napas, dan semangat kolektif. Demi hasil akhir yang demikian maka kesabaran dalam menghadapi rintangan pun menjadi layak untuk diperjuangkan. Karena segala hal mengganggu yang membuat kita harus bersabar dan menoleransinya pada hari ini nantinya akan membahagiakan kita di masa mendatang. Satu hal yang tak boleh dilupakan, segala hal yang Anda kerjakan adalah investasi kepada manusia. Investasi kepada manusia untuk balik modal setidaknya membutuhkan waktu seperempat atau bahkan setengah abad lamanya. (Akan berlanjut) Diterjemahkan dari artikel: https://fgulen.com/tr/eserleri/kirik-testi/hizmet-aleyhindeki-itham-ve- iftiralar 51 5. TUDUHAN DAN FITNAH KEPADA HIZMET (BAGIAN 2) DISPEPSIA DAN BERAGAM KEDENGKIAN Salah satu penyebab penting munculnya gerakan antipati pada sebagian anggota masyarakat terhadap relawan hizmet adalah kecemburuan dan kedengkian. Suatu hari terdapat seorang tokoh mengirimkan surat kepadaku yang berisi: “Telah terjadi pendudukan yang sedemikian rupa sehingga tak tersisa ruang bagi orang lain untuk berkarya.” Melalui suratnya tersebut seakan disampaikan bahwasanya di dunia yang luar biasa besar ini tak tersisa lagi tempat untuk melakukan pengabdian agama. Padahal ada banyak tempat di seluruh dunia di mana umat manusia masih mencari solusi atas masalah-masalah yang dihadapinya di mana di sana juga dibutuhkan penjelasan akan kebenaran dan hakikat. Anda bisa berangkat ke Afrika, Timur Jauh, Cina, Rusia, atau pun Amerika. Pergilah ke mana saja Anda mau, perkenalkan kekayaan kultur Anda pada masyarakat di sana dan ambillah inspirasi dari kekayaan budaya mereka. Betapa banyak wilayah yang masih tak tersentuh dan berpotensi untuk ditebarkan benih kebaikan serta dipanen hasil-hasilnya! Mengabaikan kebutuhan tersebut untuk kemudian mengeluhkan pengabdian yang sedang berlangsung menunjukkan betapa besar dispepsia yang sedang menjangkiti kalbunya. Hal ini menunjukkan bahwasanya pembahasan ini menjadi perbincangan di antara mereka di mana mereka menyampaikan kejengkelannya terhadap pengabdian yang tengah berlangsung. Kedengkian dapat menyebabkan kerusakan yang lebih dahsyat melebihi kerusakan yang dapat 52 ditimbulkan oleh kekufuran. Orang-orang yang dengki akan menggunakan segala cara untuk menebarkan kebohongan, fitnah, dan propaganda negatif supaya atensi masyarakat terhadap karya dan pengabdian Anda bisa dipatahkan. Bahkan mereka akan berusaha menisbatkan sebagian tuduhan, baik yang ada hubungannya dengan anda ataupun tidak. Mereka membenturkan Anda dengan negara dan berusaha menunjukkan bahwasanya Anda merupakan musuh negara. Sebagaimana kita sedari kemarin menghadapi masalah-masalah ini, di hari-hari berikutnya pun kita masih akan berkutat dengan masalah yang serupa. Saya tak bisa mengetahui apakah kita memiliki cukup kekuatan untuk mematahkan kedengkian dan jiwa rivalitas yang terdapat pada banyak orang. Namun, kita bertanggung jawab atas apa yang telah diamanahkan kepada kita. Amanah tersebut adalah bergerak secara transparan, bertindak sangat sensitif supaya tidak memicu lahirnya kedengkian orang lain, kemudian menawarkan tujuan kita barangkali cocok menjadi tujuan mereka sehingga dengan demikian kita membuka jalan bagi orang lain untuk bisa menitinya. Misalnya Anda mencanangkan tujuan untuk mendaki puncak Everest. Setelah itu, raihlah tangan mereka yang berbeda pikiran nan mendengki dan katakan: “Mari kita mendaki ke puncak bersama-sama.” Tunjukkan bahwa Anda tidak memiliki tujuan yang berbeda dengan mereka. Terlebih lagi jangan lupakan bahwasanya mereka juga bisa memberikan kontribusinya kepada Anda. Janganlah Anda persempit keluwesan yang sudah ditetapkan Islam hanya karena hal-hal tertentu. Jangan ubah jalan raya menuju tujuan menjadi gang 53 sempit. Jika tidak, Anda akan tertinggal di tengah jalan sehingga tak mampu lagi tiba di tempat tujuan. Khususnya apabila Anda bisa berkumpul bersama orang-orang yang sepakat dengan muhkamat pada Al-Qur’an dan Hadis, maka Anda tak perlu membuka perdebatan pada topik-topik ikhtilaf. Hormatilah jalan yang diyakini masing-masing orang dengan rasa hormat yang luar biasa. Rasa hormat adalah kunci ajaib. Apabila Anda menghormati orang lain maka hal tersebut akan memicu perasaannya untuk membalas rasa hormat Anda kepadanya. Apabila Anda berlaku tanpa mengindahkan rasa hormat kepada orang lain itu artinya Anda telah menyebabkan orang lain untuk menyerang nilai-nilai yang Anda yakini. Bahkan sampaikanlah pujian Anda kepada mereka. Lakukanlah hal tersebut dengan motivasi bukan karena hal tersebut mampu menaklukkan orang lain melainkan karena Anda melakukannya dengan tulus dari hati dan yakin dengan apa yang Anda lakukan. Hal-hal ini akan menunjukkan ketulusan Anda. Karena mengatakan sesuatu tidaklah sama dengan merealisasikannya di mana hal itu telah menjadi bagian dari tabiat kita. Tentu saja ketika mempraktikkannya akan ada banyak titik di mana Anda akan menemui kesulitan. Jalan yang ditempuh orang lain akan terasa bertentangan dengan pemahaman dan fitrah Anda. Terkadang dalam suatu pekerjaan tersisip egoisme dan bahkan keegoisan ini dapat menjadi lebih kokoh dan tahan guncangan karena adanya kefanatikan. Namun, patut Anda ketahui bahwasanya melampaui segala kesulitan sembari memenuhi hak iradat kita, bersabar atas hal-hal yang terasa 54 tidak menyenangkan, bahkan jika diperlukan kita bertindak mundur satu atau dua langkah, semua hal ini akan menjadi sarana bagi diraihnya pahala. Di samping itu, kesabaran Anda akan membuat mereka kemudian berujar: “Ternyata mereka adalah orang yang bisa diajak berjalan dan duduk di meja makan yang sama.” Selain itu, orang-orang yang selama bertahun-tahun tidak melihat Anda melakukan kesalahan akan mulai mempercayai dan merasa mantap untuk melaju bersama Anda. Sebagaimana sering disampaikan bahwasanya jalan menuju Allah ada sebanyak hembusan napas makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Ini merupakan kebutuhan fitrah. Apabila Anda mampu bersatu pada hal-hal yang sifatnya prinsip maka bercerai berai hanya karena hal-hal furu’ adalah tindakan kriminal. Apabila Anda memisahkan diri dari komunitas dengan alasan “saya akan mengikuti jalan yang terbaik” maka sesungguhnya Anda sedang melakukan sebuah kesalahan besar. Al Ustaz Said Nursi pernah berkata: “bersatu dalam perkara- perkara hasan (baik) lebih baik daripada berikhtilaf dalam perkara-perkara ahsan (terbaik).” Untuk itu, menindak perasaan dengki atau pun negativitas lainnya, menyusunnya sedemikian rupa pada sebuah garis, dan meletakkannya dalam sebuah bejana ikhlas benar-benar dibutuhkan, khususnya di hari di mana persatuan dan kesatuan sangatlah diharapkan. Jika tidak, tidak peduli seberapa besar altruisme dan dedikasi yang Anda berikan, selama prinsip-prinsip tadi tidak diperhatikan maka sama halnya Anda melemparkan jalan tersebut kepada bahaya dan menjadi penyebab bagi terjadinya kecelakaan lalu lintas yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kesabaran yang 55 harusnya hanya perlu dialokasikan selama 2 tahun terpaksa harus Anda perpanjang hingga 12 tahun lamanya. FITNAH DAN KERUSAKAN DARI KAUM MUNAFIK Selain itu, peran para munafik yang selalu menjadi makelar bagi timbulnya beragam fitnah dan kerusakan juga tak boleh diabaikan. Apabila mereka bersikap antipati disebabkan oleh agama dan kepercayaan, jalan dan metode, serta perkembangan dan pertumbuhan Anda, maka mereka akan menyiapkan konspirasi dan intrik untuk melawan Anda. Kita tidak pernah kekurangan orang-orang yang menentang agama dan berkeinginan untuk merusak pondasi umum negara, menarik masyarakatnya menuju kekacauan, serta meniupkan api perpecahan dan disintegrasi pada warga negaranya. Orang- orang yang telah terkunci pada pemikiran-pemikiran buruk semacam ini akan selalu merasa tidak nyaman ketika mendengar setiap langkah positif yang bermanfaat bagi negara. Mereka akan melakukan segala daya dan upaya demi bisa mengganggu dan mengeruhkannya. Mereka senantiasa aktif dalam kegiatan-kegiatan seperti membisikkan hal-hal negatif tentang Anda kepada para pimpinan pemerintah; terkadang dengan menciptakan sebagian argumen mereka berusaha menunjukkan bahwa apa yang Anda kerjakan bertentangan dengan nilai-nilai universal; adakalanya mereka memprovokasi orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat untuk melawan Anda. Jika hasutan ini tidak membuahkan hasil, mereka akan mencoba untuk membenturkan dua kelompok masyarakat yang berbeda. 56 Apabila suatu kelompok berhasil ditaklukkan, mereka kemudian akan berusaha menunggangi dan mengendalikannya. Untuk merealisasikan niat ini mereka memiliki lembaga- lembaga think tank dan pusat kajian. Di sana mereka mengembangkan rencana dan proyek untuk mengatasi orang- orang yang memiliki pemikiran yang berbeda. Mereka membuat banyak kebohongan dan fitnah terhadap orang-orang yang memiliki pemikiran yang bertentangan dengan rencana mereka. Demikian dahsyatnya angin fitnah dan kebohongan yang dibuat - sepertinya lebih cocok jika disebut sebagai badai fitnah dan kebohongan - negara pun bisa runtuh karenanya. Karena merusak lebih mudah daripada membangun. Satu hal lagi yang perlu disampaikan bahwasanya semua tuduhan yang dilontarkan kepada hizmet tak satupun yang memiliki dasar. Semuanya tak lebih dari fitnah dan upaya kampanye hitam. Sebenarnya mereka pun menyadari bahwasanya apa yang mereka tuduhkan itu tidak benar dan tak lebih dari fitnah belaka. Ucapan bahwasanya orang-orang hizmet adalah teroris dan pengkhianat bangsa merupakan hasil dari kebencian dan kemarahannya terhadap para relawan hizmet. Sebab, hingga hari ini tidak ada satu pun dari orang- orang yang aktif dalam kegiatan hizmet dan orang-orang yang tersebar ke seluruh penjuru dunia demi menyampaikan pesan kasih sayang ini terlibat dalam tindak kekerasan apalagi kriminal. Jangankan kekerasan, teror, apalagi senjata, orang-orang yang melontarkan fitnah pun mengetahui dengan baik bahwasanya 57 para relawan hizmet ini bahkan tidak membawa sebuah paku sekalipun di sakunya. Orang-orang yang terpaut dengan kasih sayang ini tak pernah menginjak semut dengan sengaja. Meskipun menderita karena beragam tekanan dan provokasi, keteguhan para relawan hizmet dalam menjaga sikap dan bagaimana mereka tak mudah turun ke jalan sudah cukup menjadi bukti bahwa mereka tak bersalah. Sekali lagi, meskipun selama lebih dari setengah abad para relawan hizmet ini dimata-matai oleh badan-badan rahasia, hingga hari ini tak ada satu pun bukti kriminalitas yang berhasil mereka temukan. Bersama dengan itu, banyak negara yang hingga kini memberikan izin operasional terhadap instansi-instansi yang dijalankan oleh para relawan hizmet. Meskipun terdapat fakta-fakta yang demikian, disebabkan oleh alasan-alasan yang sudah kami jelaskan ataupun belum dijelaskan, beberapa golongan yang memelihara permusuhan terhadap para relawan hizmet membuat bukti-bukti rekaan, menyiapkan rencana, dan menjalankan operasi untuk “menghabisi” teman-teman yang berdedikasi ini. Mereka berusaha menampilkan sisi negatif dari sosok-sosok yang jauh dari hal bertentangan dengan masa depan dan maslahat negara, asing dari hal-hal yang kontradiksi dengan prinsip agama, republik, dan demokrasi, serta tak berseberangan dari upaya menciptakan perdamaian dunia, di mana sebaliknya, teman- teman ini mendukung dan mendidik karakternya supaya menjadikan tujuan-tujuan ini sebagai visi hidupnya. Untuk itu, sekali lagi kita memiliki tanggung jawab yang sangat penting untuk menjelaskannya. 58 LANJUTKAN DAKWAH INI Biar saja mereka melakukan keburukan apapun yang telah mereka rencanakan. Mengutip kata-kata yang disampaikan oleh Mehmet Akif, “Kaum yang beriman, yang patuh pada hikmah, dan setia berikhtiar hingga menemukan jalan yang sejati hendaknya tidak ragu, tidak terkejut, dan tidak berhenti dalam usahanya. Sosok-sosok yang diyakini meniti sebuah jalan yang menjanjikan hasil-hasil nan baik demi bangsa maupun umat manusia, mereka senantiasa diuji apakah mereka telah berada di posisi yang benar atau tidak dari sisi nilai-nilai dan kriteria universal di setiap titik perjalanan yang dilaluinya. Apabila mereka terpantau tidak melakukan kesalahan, hendaknya mereka tidak menghiraukan dan tidak panik oleh omongan negatif orang-orang di sekitarnya.” Faktanya, Nabi Nuh dilempari batu, Nabi Hud diancam dan ditekan, Nabi Salih diintimidasi dengan rencana pembunuhan, Nabi Musa terpaksa meninggalkan tanah airnya, Nabi Isa direncanakan untuk disalib, Nabi Zakariya digergaji, dan masih banyak lagi nabi dan rasul yang menerima beragam kezaliman dan penindasan. Meskipun demikian, tidak ada satu pun dari mereka yang putar balik dari jalan yang sedang dititinya. Apabila hamba-hamba Allah yang mulia saja mengalami kezaliman dan penindasan yang tak terbayangkan akal dari orang-orang yang tidak sepakat dengan jalan mereka dan dari para musuh agama, rasanya tidak mungkin orang-orang yang meniti jalan nabi bisa terhindar dari hal yang sama. Dalam sebuah hadis Rasul bersabda: 59 ﻒ َ ُﻒ دِﯾﻨُﮫ َ ُﺿﻌ َ ﻋﻠَﻰ ﻗَﺪ ِْر دِﯾﻨِ ِﮫ ﻓَ َﻤ ْﻦ ﺛ َ ُﺨﻦَ دِﯾﻨُﮫُ ﺛ َ ُﺨﻦَ ﺑَ َﻼ ُؤهُ َو َﻣ ْﻦ َ ُﺿﻌ ﯾُ ْﺒﺘَﻠَﻰ ﱠ َ اﻟﺮ ُﺟ ُﻞ ُﺑَ َﻼؤُه Artinya: “Seorang laki-laki akan diuji sesuai dengan derajat agamanya. Barangsiapa yang derajat agamanya kuat, maka dia akan diuji sesuai dengan ketinggian derajat agamanya. Barangsiapa yang derajat agamanya lemah, maka ujian yang dihadapinya pun setara dengan kadar agamanya yang lemah. (HR Hakim dalam Kitab Al Mustadrak 1/99). Untuk itu, orang-orang yang mendedikasikan dirinya demi meraih rida Allah melalui sarana membangkitkan masa depan umat manusia, mereka akan tetap dianggap sukses meskipun harus terlempar ke lembah kematian. Dari sisi ini, orang-orang yang zalim alih-alih khawatir akan sepak terjang orang-orang yang berdedikasi yang mengancam keberlangsungan rencana- rencana mereka, sebaiknya justru akan meratapi nasib kehancuran hidupnya di akhirat kelak. Dalam peristiwa digantungnya Sayyidina Abdullah bin Zubair oleh Al-Hajjaj, ibundanya yaitu Sayyidah Asma binti Abu Bakar muncul di hadapan Al-Hajjaj dan menyampaikan pesan yang membuatnya terperangah. Salah satu di antaranya adalah sebagai berikut: “Hajjaj! Barangkali dirimu tengah menghancurkan kehidupan putraku. Namun, sadarilah sesungguhnya dia telah menghancurkan kehidupan akhiratmu (sesungguhnya yang kau hancurkan adalah kehidupan akhiratmu sendiri).” Inilah yang sebenarnya membuat kita bersedih. Di samping itu, seberapa pun Anda bersikap toleran dan penuh kasih, beberapa orang yang menjadi hamba setan melalui 60 bisikan yang diterimanya tetap tak akan berpaling dari permusuhannya terhadap Anda. Dalam keadaan demikian, hendaknya abaikan permusuhan tersebut untuk kemudian lanjutkan jalan dakwah Anda dengan penuh kehati-hatian dan langkah antisipasi. Ketika Allah menganugerahi Anda karunia- karunia-Nya, maka para musuh Allah dan rasul-Nya akan resah karenanya. Dalam keadaan demikian, Anda tak boleh mengabaikan kemungkinan rencana intrik dari mereka untuk menodai jalan hizmet yang suci. Sebenarnya tidak mungkin ada pihak-pihak yang resah dengan pengabdian-pengabdian semacam ini selain setan yang telah terusir dari sisi Allah ta’ala. Sayangnya, setan memiliki anak buah dari berbagai golongan. Mereka bisa melakukan keburukan kapan saja. Oleh karena itu, selain Anda perlu untuk melanjutkan jalan dakwah tanpa dihantui rasa khawatir dan panik, Anda tetap harus bergerak dengan penuh kewaspadaan dan antisipatif. Ruang lingkup yang luas ini rasanya tak mungkin ditangani sendirian. Untuk itu, Anda harus membawa pembahasan ini dalam ranah musyawarah dan pikiran kolektif. Apabila Anda tidak mau tertimpa keputusasaan dan kerugian, hendaknya setiap permasalahan disampaikan dalam forum musyawarah. Hendaknya Anda juga mematuhi apapun keputusan yang diambil dalam forum tersebut. MUHASABAH Terakhir, saya ingin kembali mengingatkan satu hal yang sebenarnya sudah sering dibahas. Al-Ustaz melihat bahwasanya di saat ahli dunia menyerang dirinya, itu merupakan pertanda bahwa beliau telah mengambil langkah yang keliru. Kita pun 61 harus menggunakan kriteria ini dalam melakukan muhasabah diri. Kita sering berkata bahwasanya visi kita adalah i’la-i kalimatillah yang merupakan sarana untuk bisa meraih tujuan kita, yaitu meraih rida Allah semata. Apakah kita senantiasa dapat menjaga tujuan ini di setiap sisi kehidupan? Pernahkah pemikiran untuk menikmati sebagian kelezatan dunia dan hidup nyaman terbersit di benak kita? Apakah kita telah mencampuri urusan rububiyah ilahi dengan memelihara harapan pribadi di masa mendatang? Apakah kita terlanjur bersandar pada jangkauan luas hizmet yang telah ditunaikan, menganggapnya sebagai sumber kekuatan, dan lupa pada kekuatan asli, yaitu kekuatan dan kudrah dari Zat Uluhiyah? Pertanyaan-pertanyaan ini bisa kita tambah. Anda dapat memikirkan pertanyaan lain yang jauh lebih baik dan dengan pertanyaan tersebut mari kita melakukan muhasabah diri. Ini karena melakukan sesuatu levelnya berbeda dengan sekedar menyampaikan sesuatu. Kita akan menerima pukulan kasih sayang apabila terdapat kekurangan ataupun keteledoran dalam upaya menunaikannya. Untuk itu, hal yang harus kita lakukan segera setelah menyadari kekurangan ini adalah bertawajuh, bertobat, dan beristigfar kepada-Nya. Karena tidak satu pun dari kita yang suci dari kesalahan, maka kita tidak bisa mengklaim bahwasanya pikiran kita selalu bersih. Seperti halnya sebagian serbuk tepung beterbangan keluar di antara batu penggilingan, demikian juga dengan pemikiran kita, sebagiannya bisa keluar dari batas-batas yang telah ditentukan. Setan bisa memanfaatkan kelengahan ini dan mendorong orang-orang untuk menjadi oposisi kita. Kondisi tersebut di waktu yang sama merupakan hukuman dari Allah untuk kita. 62 Untuk itu, kita harus selalu hati-hati supaya tidak terjadi kekosongan pada hubungan kita dengan Allah. Kita harus sering-sering mengecek apakah kondisi kita masih terjaga atau tidak. Jika ditemukan kekurangan dan kealpaan di dalamnya, maka kita harus segera memperbaikinya. Apabila kita menunaikan tanggung jawab dan menjaga hubungan dengan Allah supaya senantiasa kuat, maka Dia akan melindungi kita dari segala macam serangan dan kezaliman musuh. Apabila kita mampu mematahkan tulang belakang nafsu dan setan kita, maka pemikiran orang-orang yang menjadi oposisi kita pun akan terpatahkan. Karena merekalah pihak-pihak yang membisikkan hal-hal negatif terkait kita. Pendek kata, selama kita tidak mengalami deformasi batin, maka Allah akan senantiasa menganugerahkan nikmat-nikmat-Nya kepada kita. Diterjemahkan dari artikel: https://fgulen.com/tr/eserleri/kirik-testi/hizmet-aleyhindeki-itham-ve- iftiralar-2 63 6. BEBERAPA PERTIMBANGAN TERKAIT ETIKA MEDIA-1 Pertanyaan: Pada masa ini terlihat banyak etika media yang dilanggar dan sebagai akibatnya terdapat begitu banyak dampak negatif. Jika melihat dari sudut pandang ini, menurut Anda tugas apa saja yang seharusnya diemban oleh media? Jawaban: Jika melihat sikap dan perilaku orang-orang saat ini, kita bisa mengatakan bahwa kesehatan mental masyarakat benar-benar sedang dalam keadaan terluka dan bahkan sebenarnya telah hancur. Kondisi tersebut juga ditunjukkan oleh meningkatnya konsumsi obat antidepresan akhir-akhir ini. Angkanya kini mencapai hingga puluhan persen. Itu berarti kebanyakan orang hidup dalam kondisi stres dan depresi. Bahkan disampaikan bahwasanya orang-orang yang terlihat sehat dan secara kasat mata nampak tidak mengalami gangguan psikologi pun menggunakan obat-obatan tersebut. Ketika berhenti mengonsumsinya, mereka tidak bisa bergerak secara seimbang sehingga tindakan yang diambilnya dalam keadaan demikian bukan hanya merugikan dirinya sendiri, tetapi juga akan merugikan orang lain. Seandainya saja kita membawa orang-orang yang hidup pada masa lalu untuk menyaksikan kondisi orang-orang pada masa ini, mungkin mereka akan memvonis bahwa sebagian besar masyarakat ini sedang mengalami gangguan mental. Sayangnya penyakit gangguan jiwa seperti megalomania, paranoid, dan skizofrenia telah menjangkiti banyak manusia di masa kini. Akan tetapi, karena kebanyakan orang merasakan derita yang 64 sama maka mereka tidak dapat menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang sakit. Sebagaimana orang-orang yang dirawat di rumah sakit jiwa merasa bahwa diri mereka “waras” sedangkan orang lain adalah “gila”, demikian juga dengan orang-orang di masa sekarang, mereka tidak menyadari penyakit yang sedang dideritanya. Penyebab timbulnya potret yang menyedihkan ini yaitu karena di masa sekarang terdapat banyak faktor yang merusak psikis dan kemudian membuat manusia mengalami gangguan mental. Orang-orang selalu hidup dalam pergolakan. Ketegangan ternyata bermula dari rumah. Seorang anak ketika membuka matanya secara spontan ia melihat hidup yang penuh dengan ketegangan. Orang-orang bangun dan tidur dalam ketegangan. Tentu saja hal tersebut memengaruhi kehidupan keluarga, pekerjaan, dan hubungan antar manusia yang mereka jalani. Mereka mudah terpicu kemarahannya oleh hal-hal yang tidak penting; membesar-besarkan hal yang remeh;