Summary

This document discusses ADL (activities of daily living) and IADL (instrumental activities of daily living) in the context of occupational therapy. It covers various aspects from terminology to practice. The document emphasizes the importance of understanding ADL and IADL in pediatric contexts.

Full Transcript

ADL & Self Help Skill Reza Nur Arsyi Amd.OT, SST, M. Si Activity Daily Living ADL secara umum merupakan aktifitas atau tugas dari seseorang yang dilakukan setiap hari untuk mempertahankan dan merawat dirinya sendiri. ADL → Mobility at home, Feeding, Dressing, Bathing,...

ADL & Self Help Skill Reza Nur Arsyi Amd.OT, SST, M. Si Activity Daily Living ADL secara umum merupakan aktifitas atau tugas dari seseorang yang dilakukan setiap hari untuk mempertahankan dan merawat dirinya sendiri. ADL → Mobility at home, Feeding, Dressing, Bathing, Grooming, Toileting, Basic Comunication, and Personal Hygiene (Trombly,1995a) Cont… ADL adalah aktivitas perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari (Brunner & Suddarth, 2002) ADL adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari,aktivitas pokok perawatan diri meliputi : ke toilet,makan, berpakaian(berhias), mandi dan berpindah tempat (Hardywinito & Setiabudi,2005) IADL Selain ADL dasar, terapi okupasi juga berfokus pada aktivitas kehidupan sehari-hari instrumental (IADL) yang lebih kompleks, seperti mengelola uang atau menggunakan transportasi umum. (Shin, 2021) Penelitian mengungkapkan bahwa IADL sering kali dianggap penting dalam terapi okupasi pediatrik, dan pendekatan yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan individu anak (Shin, 2021) Terminologi Daily Living Skill (Ketrampilan dalam kehidupan sehari-hari) Selfcare ( perawatan diri) Self Help ( Menolong diri sendiri) Personal Management (Pengelolaan diri) →Semua membahas tentang aktivitas yang dilakukan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hariannya dalam hal pemeliharaan diri. 5 aspek yang perlu diperhatikan Gerak motoric Ciri Kemandirian Kemampuan Bahasa/komunikasi Sosialisasi Kognitif Tangga tumbuh kembang akademis (baca tulis hitung Sosial kognitif (atensi, konsentrasi) Emosi Perilaku biacara, bahasa, komunikasi Kemandirian Tanggung jawab Oral motor&praksisnya(tiup,sedot,gigit, kunyah telan) Kedisiplinan Percaya diri Motorik halus&praksisnya Inisiatif Kreatif Motorik kasar&praksisnya sensori ADL pada anak ? Anak mampu mengerjakan aktivitas kehidupan sehari – hari secara mandiri sesuai dengan tugas perkembangannya Bagi OT ? Mengetahui perkembangan ADL Mengetahui Keterbatasan atau hambatan pada ADL Memberikan evaluasi dan Intervensi pada klien Tugas Perkembangan Kemandirian ADL 1. Makan 2. Minum 3. Berpakaian 4. Grooming 5. Toileting ADL.. Bathing and Showering Functional mobility Preparatory activities Health promotion Bladder and bowel Personal device care management Personal hygiene Dressing /grooming Eating and swallowing Sexual activity Feeding Sleep/rest Toilet hygiene Pedoman Desain Intervensi pada ADL Asses ADL yang akan dilakukan, termasuk tujuan dan rekomendasi. Menjelaskan peran OT kepada klien dan / atau keluarga. Gunakan tindakan pencegahan universal selama intervensi. Atasi defisit kinerja dan melakukan modifikasi lingkungan yang memungkinkan anak untuk berhasil berpartisipasi dalam pekerjaan seperti ADL. Mendorong partisipasi klien aktif, dan melibatkan pengasuh. Pedoman Desain Intervensi pada ADL Ingat bahwa proses OT pediatrik adalah satu proses dinamis dan bahwa perubahan rencana intervensi dapat ditunjukkan dari waktu ke waktu. Ots mengkonsultasikan dengan klien, dan tim (termasuk keluarga, pengasuh, dan anggota staf) selama proses berlangsung tentang tujuan dan kemajuan. Dokumentasikan kemajuan dengan jelas. Memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk membantu pencapaian goal. Berkolaborasi dengan semua anggota tim, agar home program tetap dilakukan. Program pengajaran ADL Driiling Dipecah pecah menjadi bagian Doing practice bagian kecil skill Dengan bahan buatan, misal papan ADL Dengan aplikasi langsung Rutinitas keseharian Meraih Kemampuan Menggenggam Pinch motoric halus Manipulasi KoordinasiDexterity Pemahaman perintah Pemahaman tahapan Pemahaman Pemahaman konsep aktivitas, misal : bajudepan- belakang, luar dalam, dll. Fungsi ADL 1. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pokok untuk memelihara dan memenuhi kebutuhan- kebutuhan pribadi. 2. Untuk melengkapi tugas-tugas pokok secara efisien dalam kontak sosial sehingga dapat di terima lingkungan. 3. Meningkatkan kemandirian. Macam-Macam ADL : 1. ADL Dasar 2. ADL Instrumental Aktivitas Instrumental Kehidupan Sehari-hari (IADLs) didefinisikan oleh Asosiasi Terapi Okupasi Amerika (AOTA) sebagai "aktivitas yang mendukung kehidupan sehari-hari di dalam rumah dan komunitas yang seringkali memerlukan interaksi yang lebih kompleks daripada perawatan diri yang digunakan dalam ADL.” Memilih pakaian yang sesuai dan berpakaian. Menggunakan kamar mandi tanpa bantuan. 3. ADL Vokasional ADL yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan sekolah. 4. ADL non Vokasional ADL yang bersifat rekreasional, hobi, dan mengisi waktu luang. ADL dipengaruhi oleh: ROM sendi Kekuatan otot Tonus otot Sensori Persepsi visual Kognitif Koordinasi Skala atau pengukuran Instrument ADL : 1. Indeks Barthel alat ukur yang menggambarkan kemampuan aktivitas sehari-hari dan mobilisasi.Terdiri dari 10 pengkajian, yaitu makan, bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan kembali lagi ke kursi roda, berdandan, mandiri ke toilet, mandi, berjalan, duduk dan berdiri, berpakaian, buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). 2. Indeks Katz 3. FIM (Functional Independence Measure) ADL Merapikan Tempat Tidur ⬜ Materi yang diajarkan: Merapikan seprai, selimut, dan bantal. ⬜ Tujuan : Setiap bangun Tidur anak merapikan tempat tidurnya ⬜ Proses : 1. Ajarkan anak bagaimana harus merapikan tempat tidurnya kembali. 2. Bila seprai & sarung bantal harus diganti ajarkan bagaimana ia harus melakukannya (bagi yang sudah mungkin) 3. Bila ia belum memungkinkan ajarkan padanya untuk membawa seprai kotor ke tempat cucian. Makan 18 bln – 2 thn ○ Berhenti minum dari botol dan minum dengan cangkir ○ Minum dengan cangkir, sedikit tumpah ○ Bisa makan di meja dengan acak-acakan ○ Menguyah dengan mulut tertutup ○ Mengigit makanan secara bertahap 2 – 2,5 thn ○ Tidak ada cairan yang tumpah dari mulut ○ Secara bertahap rahang, membuka untuk makanan yang bervariasi ketebalannya ○ Mengunyah dengan rotasi ○ Minum dengan sedotan 2,5 – 3 thn ○ Makan sendiri dengan sedikit tercecer ○ Minum sendiri dari cangkir dengan sedikit tercecer ○ Menggunakan garpu untuk makan ○ Menuang air dari wadah yang kecil 3 – 4 thn ○ Mempunyai semua komponen gerakan dasar fungsi motorik oral ○ Mempunyai etika cara makan 4 – 5 thn ○ Mampu menyiapkan makanannya sendiri 5 – 6 thn ○ Mampu membuat makanan sendiri (sereal) ○ Memotong makanan dengan pisau Berpakaian 2 – 2,5 tahun ○ Melepas kaos, baju dan celana pendek ○ Memakai dan melepas retsleting 2,5 – 3 tahun ○ Mencoba menalikan tali sepatu (biasanya tidak betul) ○ Tidak bisa mengancingkan kancing baju 1 cm ○ Memakai kaos, baju dan jas/jaket (perlu bantuan untuk mengencangkan) ○ Melepas dan memakai kaos kaki 3 – 4 tahun ○ Memakai sepatu secara mandiri (belum konsisten pemakaian sisi kanan kiri) ○ Menarik baju ke atas ○ Mengancingkan kancing baju 1 cm 4 – 5 tahun ○ Mengancingkan kancing baju sesuai lubangnya (bagian depan) ○ Memakai celana pendek dan melepas baju dan bisa membedakan bagian depan dan belakang ○ Menalikan tali sepatu dan memakai sepatu pada kaki yang benar 5 – 6 tahun ○ Mengancingkan retsleting di bawah secara mandiri ○ Menalikan tali sepatu Berpakaian cont.. Toiletting Usia 18-24 Bulan: Anak mulai menyadari sensasi saat kandung kemih atau ususnya penuh. Mungkin menunjukkan ketidaknyamanan saat popok mereka basah atau kotor. Beberapa anak mungkin mencoba mengeksplorasi area genital mereka. Awal munculnya minat terhadap toilet. Usia 2 Tahun: Toilet training dimulai. Orang tua membantu anak belajar menggunakan potong pipis atau toilet khusus anak. Anak-anak mungkin bisa mengenali sensasi ingin buang air, dan mereka mulai mengucapkan kata-kata terkait toileting. Pemahaman dasar tentang fungsi toilet mulai berkembang. Usia 2,5 Tahun: Anak-anak semakin terbiasa menggunakan toilet untuk buang air besar dan kecil. Mereka mulai mengenali kapan waktu yang tepat untuk pergi ke toilet, terutama saat ingin buang air besar. Proses toilet training menjadi lebih terstruktur. Usia 3 Tahun: Anak-anak semakin konsisten dalam menggunakan toilet dan mungkin tidak lagi memerlukan popok saat siang hari. Mereka dapat mengendalikan buang air kecil dengan mandiri dan mungkin mulai mengendalikan buang air besar. Kesadaran tentang proses toileting semakin berkembang. Usia 3,5 Tahun: Toilet training biasanya sudah mencapai tahap yang cukup baik. Anak-anak menjadi lebih terampil dalam mengenali kebutuhan mereka untuk buang air, dan mereka dapat melakukannya dengan lebih mandiri. Kecenderungan untuk menggunakan toilet di tempat-tempat umum mungkin mulai berkembang. Usia 4 Tahun: Banyak anak sudah siap untuk melepaskan popok secara permanen. Mereka dapat menggunakan toilet secara mandiri di rumah dan di tempat-tempat umum seperti sekolah atau restoran. Kemampuan untuk mengendalikan fungsi kandung kemih dan usus berkembang lebih lanjut. Usia 4,5-5 Tahun: Pada usia ini, anak-anak semakin terampil dalam mengendalikan fungsi kandung kemih dan usus. Mereka dapat merespons dengan cepat ketika merasa ingin buang air, bahkan di lingkungan yang tidak biasa. Kemampuan untuk menggunakan toilet di tempat-tempat umum menjadi lebih terbiasa. Usia 5-6 Tahun: Pengendalian kandung kemih dan usus di malam hari mulai berkembang secara konsisten, dan anak mungkin mulai terbangun saat ingin buang air di malam hari. Mereka biasanya bisa mengelola fungsi toileting mereka tanpa perlu dipantau secara ketat oleh orang dewasa. Usia 6 Tahun ke Atas: Anak-anak biasanya sudah bisa mengendalikan fungsi kandung kemih dan usus mereka sepenuhnya, termasuk di malam hari. Proses toileting menjadi kebiasaan yang sangat mandiri dan rutin. Pemahaman tentang menjaga kebersihan pribadi dan kebersihan toilet semakin baik. Berdandan/mencuci muka/mandi 2 -3 thn ○ Mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan ○ Mampu membedakan antara lap yang panas dan dingin 3 – 4 thn ○ Membersihkan dan mengeringkan wajah (perlu diingatkan) ○ Membersihkan hidung bila disuruh ○ Mengacak-acak rambut 4 – 5 thn ○ Mampu mengatur suhu air ○ Membersihkan hidung tanpa bantuan ○ Menyisir rambut 5 – 6 thn ○ Gosok gigi secara mandiri ○ Mandi tanpa bantuan Toilet Training Toilet training berhubungan BAB dan BAK Toilet Training berhubungan dengan celana basah Celana yang basah berhubungan dengan penerimaan lingkungan Penerimaan lingkungan berhubungan dengan behavior yang abnormal Toilet Training Mampu berkomunikasi kebutuhannya Cara komunikasi Sensory awareness Sensitifitas pada stimulus Rutininas/ritual Kesulitan dalam motor planning: lepas pasang celana Urutan pemahaman aktivitas Peningkatan level kecemasan Kesulitan beradaptasi pada situasi yang baru Tahapan cara melatih Toilet Training 1. Mencatat kebiasan BAB dan BAK anak 2. Membuat siklus jam pembiasaan (diarahkan untuk ke toilet gradasi) ; 30 menit, 1jam etc 3. Mengatur asupan 4. Pipis sebelum tidur 5. Minimal 2 jam sebelum tidur tidak minum 6. Biarkan anak tidur tidak memakai diapers 6. Biarkan anak tidur tidak memakai diapers 7. Biarkan anak berbasah dengan perlak 8. Ajak anak untuk bangun tengah malam 9. Tidak minum tengah malam (haus berikan sedikit) Ciri ciri kemandirian Mampu berinisiatif Percara diri Mampu bekerja sendiri Menguasai keterampilan yang sesuai dengan situasi Tanggung jawab Tidak mudah menyerah Bantuan Visual Schedule Jadwal dan waktu Pemahaman perintah PECS (picture exchange communications system) Pemahaman tahapan Latihan pemahaman tahapan aktivitas Latihan pemahaman tahapan (puzzle) Tahapan dengan bantuan kartu Penanaman Konsep aktivitas Drilling pakai sumpit Drilling mengancingkan baju Latihan ADL langsung Rutinitas keseharian sejak kecil Rutinitas keseharian oleh orang tua Kemandirian sejak awal Kemandirian dilibatkan sejak awal Kemandirian didalam ADL perlu memperhatikan 1. Pemahaman 2. Ciri kemandirian 3. Motorik halus 4. ADL skill Shin, J., Decker, B., & Blanchard, S. (2021). Instrumental activities of daily living in pediatric occupational therapy practice: A survey of current practice patterns and perceived importance. Occupational Therapy in Health Care, 35(1), 46-61. https://doi.org/10.1080/01942638.2021.1932687

Use Quizgecko on...
Browser
Browser