ADL dan IADL dalam Perawatan Diri

Aktivitas yang mendukung kehidupan sehari-hari di dalam rumah dan komunitas, memerlukan interaksi yang lebih kompleks daripada perawatan diri. Contohnya: berbelanja, memasak, mengelola uang.

Aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan sekolah. Contohnya: bekerja, belajar, beradaptasi di lingkungan kerja.

Aktivitas yang bersifat rekreasional, hobi, dan mengisi waktu luang. Contohnya: berolahraga, bermain, bermusik.

Alat ukur kemampuan aktivitas sehari-hari dan mobilisasi. Meliputi 10 pengkajian seperti makan, berpakaian, mandi, berjalan, buang air.

Seperangkat instruksi untuk mengajari anak untuk merapikan tempat tidurnya secara mandiri.

Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti makan, mandi, berpakaian, dan menggunakan toilet.

Aktivitas yang dilakukan setiap hari untuk merawat diri sendiri, seperti makan, berpakaian, mandi, dan menggunakan toilet.

Aktivitas yang lebih kompleks daripada ADL dasar, seperti mengelola uang, menggunakan transportasi umum, atau memasak.

Memahami perkembangan kemampuan anak dalam melakukan ADL, seperti perkembangan cara makan, berpakaian, dan menggunakan toilet.

Mengenali kesulitan atau hambatan yang dialami anak dalam melakukan aktivitas ADL.

Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti berpakaian, makan, dan mandi.

Kemampuan mengontrol gerakan tubuh untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berjalan, berpakaian, atau mengambil barang.

Menilai dan memberikan bantuan kepada anak untuk mengatasi kesulitan dalam melakukan ADL.

Latihan yang dilakukan untuk membantu anak menguasai keterampilan ADL secara bertahap.

Kemampuan menggunakan bahasa dan berkomunikasi dengan orang lain, seperti berbicara, membaca, dan menulis.

Kemampuan berinteraksi dengan orang lain secara sosial, seperti bergaul, bekerja sama, dan membina hubungan.

Metode latihan ADL yang menekankan pada pengulangan dan fokus pada keterampilan yang spesifik.

Membagi keterampilan ADL menjadi bagian yang lebih kecil dan mudah dipahami oleh anak.

Kemampuan berpikir, belajar, dan memecahkan masalah, meliputi konsentrasi, ingatan, dan pemahaman.

Menggunakan alat bantu atau modifikasi untuk membantu anak melakukan ADL.

Serangkaian tahapan perkembangan manusia, mulai dari bayi hingga dewasa, meliputi kemampuan kognitif, fisik, dan sosial.

Kemampuan seorang anak untuk berinisiatif, percaya diri, bekerja sendiri, menguasai keterampilan yang sesuai dengan situasi, bertanggung jawab, dan tidak mudah menyerah.

Proses membantu anak belajar menggunakan toilet, melibatkan tahapan seperti kesadaran sensorik, kemampuan komunikasi, rutinitas, dan motor planning.

Langkah-langkah yang dapat membantu anak berlatih menggunakan toilet, mencakup: mencatat kebiasaan buang air, membuat jadwal ke toilet, mengatur asupan, dan membiasakan anak tidur tanpa popok.

Keterampilan ADL merupakan aspek penting yang perlu dipelajari anak sejak kecil untuk mengembangkan kemandirian di masa depan.

Sistem komunikasi berbasis gambar yang membantu anak berkomunikasi dengan orang lain, terutama untuk anak dengan hambatan dalam berkomunikasi.

Anak usia 18 bulan sampai 2 tahun sudah bisa minum dari cangkir, meskipun mungkin masih tumpah. Ia juga bisa makan di meja, meskipun mungkin masih berantakan. Pada usia ini, anak mulai mengunyah dengan mulut tertutup dan mengigit makanan secara bertahap.

Pada usia 2 tahun sampai 2,5 tahun, kemampuan makan anak meningkat. Anak sudah bisa minum dengan sedotan dan tidak menumpahkan cairan dari mulut. Anak juga mulai mengembangkan kemampuan mengunyah dengan gerakan rotasi.

Anak usia 2,5 tahun sampai 3 tahun sudah bisa makan sendiri dengan sedikit tumpahan. Mereka sudah mampu menggunakan garpu dan menuang air dari wadah kecil.

Anak usia 3 tahun sampai 4 tahun memiliki semua komponen gerakan dasar fungsi motorik oral. Kepribadian dan kebiasaan makan mereka pun berkembang.

Anak usia 2 sampai 2,5 tahun sudah bisa melepas kaos, baju dan celana pendek. Mereka juga bisa memakai dan melepas retsleting.

Anak usia 2,5 tahun sampai 3 tahun mulai mencoba menalikan tali sepatu, meskipun biasanya masih salah. Mereka juga bisa memakai kaos, baju, dan jaket, namun masih membutuhkan bantuan untuk mengencangkan kancing.

Anak usia 3 tahun sampai 4 tahun sudah bisa memakai sepatu secara mandiri, meskipun mungkin belum konsisten memakai sisi kanan kiri. Mereka juga sudah bisa menarik baju ke atas dan mengancingkan kancing baju 1 cm.

Anak usia 5 tahun sampai 6 tahun sudah mampu mengancingkan retsleting di bawah secara mandiri dan menalikan tali sepatu.

Anak mulai menunjukan kesadaran kebutuhan buang air dan dapat menunda buang air hingga sampai toilet. Mereka juga bisa mengendalikan keinginan buang air besar.

Anak semakin konsisten menggunakan toilet dan bisa lepas popok di siang hari. Mereka bisa mengontrol buang air kecil sendiri, dan mungkin mulai mengontrol buang air besar.

Toilet training sudah mencapai tahap yang baik. Anak bisa mengenali kebutuhan buang air dan menggunakan toilet dengan mandiri. Mereka mungkin mulai berani menggunakan toilet di tempat umum.

Anak sudah bisa lepas popok sepenuhnya. Mereka bisa menggunakan toilet dengan mandiri di rumah dan tempat umum. Kemampuan mengontrol kandung kemih dan usus semakin berkembang.

Anak semakin berkembang dalam mengontrol kandung kemih dan usus. Mereka bisa merespon cepat saat ingin buang air, bahkan di lingkungan yang tidak biasa.

Anak mulai bisa mengontrol kandung kemih dan usus di malam hari. Mereka bisa bangun sendiri saat ingin buang air di malam hari.

Anak sudah bisa mengontrol kandung kemih dan usus sepenuhnya, termasuk di malam hari. Toilet training sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.

Anak semakin mengerti pentingnya kebersihan pribadi dan kebersihan toilet.