Studi Kasus Anatomi Terapan

Anatomi dan Fisiologi Kasus Mycosis Saccus Gutturalis pada Kuda

• Kondisi ini memengaruhi kantung gutturalis pada kuda.

• Gejala Klinis:

  • Peningkatan lendir hidung (ingus)
  • Mimisan
  • Kesulitan menelan
  • Tersedak
  • Kesulitan bernapas
  • Penyokkan di belakang rahang, bengkak seperti balon
  • Kelumpuhan pada wajah

• Observasi 1: Alat endoskopi dimasukkan lewat saluran pernapasan menuju rongga nasofaring.

• Gambaran Saccus Gutturalis:

  • Tulang stylohyoideum (putih) memisahkan bagian lateral dan medial saccus.
  • Bagian medial terdapat lipatan neurovaskular.

• Gambaran Endoskopi:

  • Dinding medial saccus gutturalis (M) dan tulang stylohyoideus (S) terinfeksi jamur (Mycosis).

• Gambaran X-Ray:

  • Gambaran X-ray saccus gutturalis normal.
  • Observasi 2: Gambaran X-Ray menunjukkan infeksi saccus gutturalis, terdapat penumpukan cairan mucopurulen di bagian bawah, dan terlihat tulang styloideus dan ramus mandibula.

Saran Penanganan

• Bedah Saccus Gutturalis:
  • Dengan pendekatan segitiga VIBORG
  • Alternatif metode lainnya.
• Terapi medis pasca operasi:
  • Bilas selama 14 hari dengan cairan garam untuk menetralisir cairan infeksi dan bakteri melalui lubang pembuangan.
  • Obat-obatan (antibiotik).

Orientasi Lokasi Segitiga VIBORG

• Segitiga tersebut terletak di antara tulang, kelenjar/limfonodus, arteri/vena, dan saraf.

Orientasi Saccus Gutturalis (SG)

• SG terletak di antara nasofaring dan telinga tengah.
• Menampung udara sebanyak 300-500 ml.
• Terhubung dengan tuba auditiva dan mudah terefek jika saluran pernapasan atas terinfeksi.
• Terdiri dari bagian medial dan lateral.
• Bagian medial lebih besar dan mengarah ke bawah, berfungsi sebagai penyeimbang tekanan telinga tengah dan tekanan intrakranial pada arteri karotis interna, terutama saat kuda merumput.

Anatomi dan Fisiologi Kasus Mastitis Sapi Perah

• Ambing bengkak, kemerahan, dan hangat merupakan tanda mastitis.
• Produksi susu ambing kanan depan tidak normal.
• Susu menggumpal.
• Pemerahan yang tidak tuntas berperan sebagai pemicu.

Organ Target Kasus: Ambing pada Kasus Mastitis

• Kelenjar mammari sapi memiliki 4 kelenjar mammari dan 4 puting.
• Saat bunting, alveoli, kelenjar, dan duktus meningkat oleh estrogen dan progesteron.
• Setelah melahirkan, sintesis susu dikendalikan oleh prolaktin.
• Kelenjar mammari berkembang pesat dan mulai memproduksi susu.

Titik Orientasi Ambing (Corpus Mammae)

• Terletak pada regio inguinal, di bawah rongga pelvis, di belakang otot perut, dan diapit oleh paha bagian tengah.

Struktur Ambing

• Ambing terdiri dari 4 bagian kuartir/glandula dengan 4 puting susu.
• Ambing kanan dan kiri dipisahkan oleh lamina medial.
• Bagian luar dipisahkan oleh slcus intermamari.

Penggantung Ambing

• Ligamentum suspensorium Uberis berfungsi untuk menopang posisi ambing.
• Terdiri dari tendo symphysialis, jaringan median berupa jaringan kolagen yang turun dari sisi atas ambing hingga mencapai inguinal ring, serta bertemu dengan tunica abdominis dan linea alba.
• Berupa jaringan elastis.

Penggantung Tengah Ambing

• Terdiri dari lamina medial.

Sekresi Ambing dan Kuartir

• Kuartir depan dan belakang ambing tidak saling terhubung/bercampur.
• Sekresi setiap kuartir tidak saling tercampur dikarenakan adanya sekat pembatas.

Lokasi Sintesis Susu

• Alveoli lactiferus menghasilkan susu dari nutrisi konsentrat dan hijauan.
• Hasilnya dialirkan lewat duktus lactiferus colligentes menuju sinus glandulae.

Struktur Alveoli

• Alveoli lactiferus terdiri dari sel lactiferus, droplet fat, sel myoepitel, dan membran sel.
• Alveoli diliputi oleh kapiler arteri/vena yang mendistribusikan nutrisi.

Sinus Lactiferus dan Puting

• Terdiri dari sinus glandulae dan sinus puting.
• Sinus puting melepaskan susu lewat ductus papilaris.

Sistem Pembuluh Darah Ambing

• Pembuluh terkait ambing (arteri dan vena) berasal dari pembuluh iliaca externa, pudenda externa, dan mamaria cranialis/caudalis.
• Vena mamaria di samping membentuk cincin vena ambing, menuju jantung.

Sistem Limfatik Ambing

• Limfonodus popliteal (berbentuk oval, panjang kurang lebih 20 mm) terletak di antara M. Biceps Femoris dan Semitendinosus.
• Pembuluh afferent berasal dari bagian distal Ambing, dan pembuluh efferent menuju LN. iliaca Medialis.

Fraktur Diafisis Os Femur Anjing

• Anjing jantan umur 2 tahun dengan berat badan 6,4 kg menderita fraktur pada tulang paha akibat terlindas mobil.

Anatomi Organ Target: Os Femur

• Berbentuk silindris dan dibatasi oleh metafisis proximal dan distal.

Otot Yang Melekat Pada Diafisis Femur

• Pada regio subtrochanterica, terdapat M. Vastus lateralis, M. Vastus intermedius, dan M. Vastus medialis.
• Pada regio caudal, terdapat M. Adductor magnus et brevis.
• Pada regio caudo medial, terdapatM. Pectineus dan M. Semimembranosus.

Prosedur Operasi (Posisi Pasien, Insisi)

• Posisi pasien: lateral recumbency.
• Titik orientasi : proximal → trochanter major, distal → os patella.
• Insisi: kulit → lemak → fascia → pada sisi lateral, sepanjang margo craniolateral diafisis os femur, hingga os patella
• Insisi selanjutnya di distal M. Tensor Fascia Lata, sepanjang sisi cranial M. Biceps Femoris.
• M. Biceps Femoris di traksi ke caudal hingga terlihat corpus os femur, kemudian lakukan insisi pada fascia (septum aponeurotic) M. Vastus Lateralis dan menraksi ke cranial.

Alasan Prosedur Operasi di Sisi Craniolateral

• Karena posisinya tersebut jauh dari pembuluh darah besar dan saraf.

Sistem Pembuluh Darah Terkait Organ Target

• A. femoralis merupakan kelanjutan dari A. iliaca externa, dan bercabang menjadi A. Circumflexa iliaca superficial, A. Circumflexa femoralis lateralis, A. Femoralis caudal proximal, A. Genicularis descendens, A. Saphenous, dan A. Femoralis caudal medial/distal.

Sistem Saraf Terkait Organ Target

• Cabang superfisial N. Femoralis berada di sekitar M. Iliospoas.
• N. Saphenous berada di permukaan medial M. Quadriceps Femoris.

Mencakup Saccus Guttularis, Mastitis, dan Fraktur Diafisis Femur