Stratifikasi Sosial

Stratifikasi Sosial

• Stratifikasi sosial adalah pembagian orang ke dalam kelompok yang berjenjang secara vertikal.
• Contoh stratifikasi sosial: kelas menengah, kelas miskin, dan lain-lain.
• Setiap strata sosial memiliki kedudukan dan status sosial yang sama.
• Kelas sosial merupakan bagian dari stratifikasi sosial di mana orang-orang memiliki orientasi politik, budaya, sikap, dan perilaku yang sama.
• Perbedaan kelas sosial dapat dilihat dari perbedaan pendapatan.
• Semakin rendah stratifikasi sosial, semakin rendah hubungan sosialnya.
• Orang dalam strata sosial yang sama biasanya memiliki tingkat pendapatan yang relatif sama.
• Setiap strata sosial (misalnya kelas miskin) memiliki subkultur sendiri.

Determinan Stratifikasi Sosial

• Faktor usia, jenis kelamin (pada masa lalu), agama, etnis, pendidikan formal, pekerjaan, dan status berpengaruh terhadap stratifikasi sosial.
• Pengaruh faktor-faktor di atas dapat berbeda antara satu status dengan status lainnya.
• Pada masa lalu, jenis kelamin dan agama berperan penting dalam pemilihan kepala suku, misalnya.
• Saat ini, determinan stratifikasi sosial lebih kompleks, meliputi faktor ekonomi (kelas-kelas), sosial (status sosial), dan politik (penguasa).

Stratifikasi Sosial (Jefrris dan Ransford, 1980)

• Hirarki kelas terkait dengan penguasaan barang, ekonomi, uang, rumah, dan kekayaan lainnya.
• Karl Marx meneliti pembagian kelas dalam masyarakat industri berdasarkan kepemilikan alat produksi (kelas borjuis vs proletar).
• Klasifikasi Marx, yang berbasis ekonomi, hanya dapat menjelaskan perbedaan antara majikan dan buruh.
• Di Indonesia, kriteria kemiskinan berdasarkan pada pendapatan per kapita dan pengeluaran kalori.
• Kekayaan diukur berdasarkan kepemilikan barang berharga.
• Masyarakat petani diukur berdasarkan kepemilikan lahan.

Stratifikasi Masyarakat Pesisir

• Masyarakat pesisir (nelayan) memiliki alat tangkap.
• Penguasaan alat produksi (perahu) dan modal yang dimiliki, berbeda dengan buruh.
• Teknologi peralatan juga menjadi faktor pembeda.

Hirarki Kekuasaan

• Kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi nilai-nilai otoritatif (Putnam, 1976).
• Kekuasaan berkaitan dengan peluang untuk mewujudkan keinginan walaupun menghadapi tantangan (Weber, 1920).
• Distribusi kekuasaan tidak merata.
• Kewenangan merujuk pada kekuasaan formal.

Prinsip Hirarki Kekuasaan Politik

• Kekuasaan politik terdistribusi secara tidak merata.
• Terdapat kelompok yang memiliki kekuasaan dan yang tidak.
• Elit memiliki kesadaran dan mengatur diri sendiri.
• Elit berasal dari masyarakat terbatas.
• Elit bersifat otonom dan lepas dari aturan luar.
• Kekuasaan terfragmentasi dalam berbagai kelompok dan dikontrol.

Hirakhi Status

• Manusia dikelompokkan ke dalam status berdasarkan kehormatan.
• Kelompok status memiliki gaya hidup, penghargaan sosial, dan penghormatan tertentu (Weber).
• Terdapat kelompok yang disegani dan kelompok biasa, contohnya masyarakat bangsawan, tokoh agama, dan sesepuh.

Akumulasi Dimensi Stratifikasi

• Seseorang dengan aset ekonomi, keturunan terhormat, dan menjadi pejabat memiliki keunggulan.
• Orang dengan posisi tinggi menguasai berbagai dimensi.
• Basis kekuasaan sosial meliputi aset (modal sosial), sumber keuangan, organisasi sosial politik, jejaring, dan informasi.

Kemiskinan Struktural

• Kemiskinan modern dianggap karena malas, etos lemah.
• Kemiskinan struktural disebabkan oleh perlakuan tidak adil dari struktur kelas yang di atas.
• Struktur masyarakat tidak dapat menyediakan sumber daya untuk menghilangkan kemiskinan.
• Kelompok sosial bergantung pada kelompok di atasnya.

Konsekwensi Stratifikasi Sosial: Gaya Hidup

• Kelas rendah cenderung konservatif dalam agama, moralitas, dan cara berpakaian.
• Kelas menengah/atas cenderung atraktif dan eksklusif.

Peluang Hidup dan Kesehatan

• Kelas rendah memiliki tingkat kemiskinan, lemah jasmani, dan lebih mudah terserang penyakit.
• Tingkat kematian bayi lebih rendah pada kelas sosial yang lebih tinggi.
• Kelas sosial yang tinggi memiliki akses kesehatan yang lebih baik dan asuransi kesehatan.
• Kelas sosial yang rendah rentan terhadap penyakit kronis.

Respon Terhadap Perubahan

• Kelas sosial tinggi cepat merespon perubahan.
• Kelas sosial rendah lambat merespon perubahan dan ragu dalam mengambil keputusan karena keterbatasan informasi.

Kebahagiaan dan Sosialisasi Dalam Keluarga

• Kelas sosial mempengaruhi kebahagiaan dalam keluarga (Easterlin, 1973).
• Orang dengan kelas sosial tinggi lebih mudah memenuhi kebutuhan.
• Konflik keluarga lebih kecil pada kelas sosial tinggi.
• Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) lebih sering terjadi pada keluarga kelas bawah.

Perilaku Politik

• Kelas sosial menengah memiliki partisipasi politik yang tinggi.
• Mereka terlibat dalam memberikan suara, mempengaruhi kebijakan, dan berdiskusi tentang isu sosial politik.
• Mereka cenderung lebih kritis dan tidak terlalu radikal.

Peluang Bekerja dan Berusaha

• Kelas sosial tinggi lebih mudah mendapatkan pekerjaan karena koneksi, pendidikan, dan uang.
• Kelas sosial rendah lebih sulit mendapatkan pekerjaan karena berbagai keterbatasan.