Podcast
Questions and Answers
Apa yang harus dilakukan jika suatu kriteria tidak ditemukan dalam gambar saat melakukan skoring?
Apa yang harus dilakukan jika suatu kriteria tidak ditemukan dalam gambar saat melakukan skoring?
Apa yang dilakukan setelah menjumlahkan semua total score pada kriteria?
Apa yang dilakukan setelah menjumlahkan semua total score pada kriteria?
Apa yang dimaksud dengan 'profiling kepribadian' dalam konteks interpretasi skor?
Apa yang dimaksud dengan 'profiling kepribadian' dalam konteks interpretasi skor?
Apa yang terjadi dengan angka total score pada kolom setelah dihitung?
Apa yang terjadi dengan angka total score pada kolom setelah dihitung?
Signup and view all the answers
Mana yang bukan merupakan tahap interpretasi skor?
Mana yang bukan merupakan tahap interpretasi skor?
Signup and view all the answers
Apa komponen pertama dalam penyelesaian kasus-real menurut format laporan?
Apa komponen pertama dalam penyelesaian kasus-real menurut format laporan?
Signup and view all the answers
Dalam laporan tugas mahasiswa, komponen apa yang berkaitan dengan hasil analisis keadaan klien?
Dalam laporan tugas mahasiswa, komponen apa yang berkaitan dengan hasil analisis keadaan klien?
Signup and view all the answers
Apa yang dimaksud dengan 'Permasalahan perkembangan' dalam konteks penyelesaian kasus?
Apa yang dimaksud dengan 'Permasalahan perkembangan' dalam konteks penyelesaian kasus?
Signup and view all the answers
Berapa jumlah laporan blind case yang harus dibuat oleh mahasiswa?
Berapa jumlah laporan blind case yang harus dibuat oleh mahasiswa?
Signup and view all the answers
Apa yang termasuk dalam diagnosis dalam laporan kasus?
Apa yang termasuk dalam diagnosis dalam laporan kasus?
Signup and view all the answers
Dalam assesmen, aspek apa yang tidak termasuk dalam kategori permasalahan emosi?
Dalam assesmen, aspek apa yang tidak termasuk dalam kategori permasalahan emosi?
Signup and view all the answers
Apa langkah yang diambil setelah asesmen dalam penyelesaian kasus?
Apa langkah yang diambil setelah asesmen dalam penyelesaian kasus?
Signup and view all the answers
Apa tujuan dari rancangan intervensi dalam laporan kasus?
Apa tujuan dari rancangan intervensi dalam laporan kasus?
Signup and view all the answers
Apa yang menjadi asumsi utama Binet tentang inteligensi?
Apa yang menjadi asumsi utama Binet tentang inteligensi?
Signup and view all the answers
Apa prinsip utama yang ditetapkan oleh Binet dalam menyusun tes inteligensi?
Apa prinsip utama yang ditetapkan oleh Binet dalam menyusun tes inteligensi?
Signup and view all the answers
Apa yang dimaksud dengan 'general mental ability' dalam konteks inteligensi menurut Binet?
Apa yang dimaksud dengan 'general mental ability' dalam konteks inteligensi menurut Binet?
Signup and view all the answers
Mengapa penting untuk tidak menghafal seluruh isi petunjuk tes sebelum melakukan tes?
Mengapa penting untuk tidak menghafal seluruh isi petunjuk tes sebelum melakukan tes?
Signup and view all the answers
Apa langkah pertama yang disarankan dalam penyajian tes intelligensi?
Apa langkah pertama yang disarankan dalam penyajian tes intelligensi?
Signup and view all the answers
Mengapa sangat penting untuk mencatat respons anak dengan tepat saat tes dilakukan?
Mengapa sangat penting untuk mencatat respons anak dengan tepat saat tes dilakukan?
Signup and view all the answers
Apa yang dilakukan tester saat anak tidak bisa menjawab atau diam?
Apa yang dilakukan tester saat anak tidak bisa menjawab atau diam?
Signup and view all the answers
Apa yang menjadi fokus utama dalam skoring saat penyajian tes?
Apa yang menjadi fokus utama dalam skoring saat penyajian tes?
Signup and view all the answers
Siapa pengembang BDI dan pada tahun berapa alat ini diperkenalkan?
Siapa pengembang BDI dan pada tahun berapa alat ini diperkenalkan?
Signup and view all the answers
Apa yang menjadi dasar pengembangan BDI?
Apa yang menjadi dasar pengembangan BDI?
Signup and view all the answers
Apa saja yang diukur oleh BDI?
Apa saja yang diukur oleh BDI?
Signup and view all the answers
Apa yang menjadi pembaruan utama dalam BDI-II?
Apa yang menjadi pembaruan utama dalam BDI-II?
Signup and view all the answers
Apa yang diukur oleh validitas konstruk BDI-II?
Apa yang diukur oleh validitas konstruk BDI-II?
Signup and view all the answers
Apa koefisien alpha yang menunjukkan reliabilitas BDI-II dalam penelitian Ginting et al. (2013)?
Apa koefisien alpha yang menunjukkan reliabilitas BDI-II dalam penelitian Ginting et al. (2013)?
Signup and view all the answers
Apa yang dimaksud dengan 'triad kognitif' dalam teori kognitif depresi?
Apa yang dimaksud dengan 'triad kognitif' dalam teori kognitif depresi?
Signup and view all the answers
Apa yang menjadi fokus dari penelitian Halimah et al. (2018) terkait BDI-II?
Apa yang menjadi fokus dari penelitian Halimah et al. (2018) terkait BDI-II?
Signup and view all the answers
Apa tujuan utama dari ketiga level teori dalam psikologi?
Apa tujuan utama dari ketiga level teori dalam psikologi?
Signup and view all the answers
Apa yang dimaksud dengan teori tes dalam psikometri?
Apa yang dimaksud dengan teori tes dalam psikometri?
Signup and view all the answers
Siapa yang mengembangkan pengukuran inteligensi secara teoritis dan praktis?
Siapa yang mengembangkan pengukuran inteligensi secara teoritis dan praktis?
Signup and view all the answers
Apa yang menjadi fokus dari teori perbedaan individual?
Apa yang menjadi fokus dari teori perbedaan individual?
Signup and view all the answers
Apa yang menjadi inti dari classical test theory dan modern test theory?
Apa yang menjadi inti dari classical test theory dan modern test theory?
Signup and view all the answers
Mengapa pengetahuan common sense dianggap tidak ilmiah dalam psikologi?
Mengapa pengetahuan common sense dianggap tidak ilmiah dalam psikologi?
Signup and view all the answers
Apa hubungan antara ketiga level teori dalam psikologi?
Apa hubungan antara ketiga level teori dalam psikologi?
Signup and view all the answers
Siapa yang memulai teori perbedaan individual?
Siapa yang memulai teori perbedaan individual?
Signup and view all the answers
Apa yang ditunjukkan oleh 'Stimulus 3' pada struktur bakat?
Apa yang ditunjukkan oleh 'Stimulus 3' pada struktur bakat?
Signup and view all the answers
Bagaimana seharusnya seseorang menghadapi tekanan menurut analisis kualitatif?
Bagaimana seharusnya seseorang menghadapi tekanan menurut analisis kualitatif?
Signup and view all the answers
Apa yang dimaksud dengan 'sensitivitas perasaan' dalam stimulus 7?
Apa yang dimaksud dengan 'sensitivitas perasaan' dalam stimulus 7?
Signup and view all the answers
Apa yang terlibat dalam struktur bakat yang ditunjukkan oleh stimulus 5?
Apa yang terlibat dalam struktur bakat yang ditunjukkan oleh stimulus 5?
Signup and view all the answers
Apa yang dicerminkan oleh grafik 'Antrieb' pada analisis grafis?
Apa yang dicerminkan oleh grafik 'Antrieb' pada analisis grafis?
Signup and view all the answers
Menurut struktur bakat, apa yang menjadi ciri dari stimulus 2?
Menurut struktur bakat, apa yang menjadi ciri dari stimulus 2?
Signup and view all the answers
Apa yang menjadi hasil dari grafik 'Geltungstreben'?
Apa yang menjadi hasil dari grafik 'Geltungstreben'?
Signup and view all the answers
Bagaimana cara individu dengan 'A: Aufgeschlossenheit' berperilaku?
Bagaimana cara individu dengan 'A: Aufgeschlossenheit' berperilaku?
Signup and view all the answers
Apa yang menjadi karakteristik 'Nuchterneit' dalam konteks analisis grafis?
Apa yang menjadi karakteristik 'Nuchterneit' dalam konteks analisis grafis?
Signup and view all the answers
Apa implikasi dari 'Sensitivitas' dan 'Empati' dalam stimulus 7?
Apa implikasi dari 'Sensitivitas' dan 'Empati' dalam stimulus 7?
Signup and view all the answers
Apa yang dimaksud dengan 'Arah kemauan menetap' dalam stimulus 6?
Apa yang dimaksud dengan 'Arah kemauan menetap' dalam stimulus 6?
Signup and view all the answers
Dalam konteks 'Insensibilitas' dan 'Afininitas', apa yang menunjukkan perilaku 'kompleks'?
Dalam konteks 'Insensibilitas' dan 'Afininitas', apa yang menunjukkan perilaku 'kompleks'?
Signup and view all the answers
Apa yang menjadi ciri dari individu yang mengalami pengabaian di lingkungan baru?
Apa yang menjadi ciri dari individu yang mengalami pengabaian di lingkungan baru?
Signup and view all the answers
Signup and view all the answers
Study Notes
Pengantar: Asesmen dan Intervensi
- Mata kuliah ini membahas asesmen dan intervensi latar kesehatan, semester gasal 2024/2025.
- Program Profesi Psikologi, Universitas Airlangga.
Deskripsi Mata Kuliah
- Capaian pembelajaran lulusan: Menguasai kemampuan asesmen, diagnosis, dan intervensi psikologi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan masyarakat. Fokus pada pengembangan potensi diri, kesejahteraan psikologis di layanan pendidikan, kesehatan, tempat kerja, dan komunitas.
- Beban studi: 2 SKS.
- Metode pembelajaran: Kuliah (0,5 SKS) dan praktikum (1,5 SKS).
Komponen Penilaian
- Ujian Tengah Semester: 20%
- Ujian Akhir Semester: 25%
- Proyek Mahasiswa: 55%
- Total: 100%
Referensi
- Terdapat daftar referensi berupa berbagai buku dan jurnal yang relevan dengan materi. Daftar terdiri dari beberapa judul publikasi termasuk handbook of Psychological Assessment, Penatalaksanaan Gangguan Psikologis, dll
Rincian Praktikum
- Aktivitas di UPP: selama 6 jam setiap hari
- Aktifitas bekerja mandiri: selama 0,75 jam setiap hari
- Total jam/hari = 6,75 jam
- Total Jam Praktikum= 67,5 jam
- Jumlah Kasus: 5 kasus (Blind Case) & 1 kasus (Real Case).
Deskripsi Laporan Tugas Mahasiswa
- Laporan Blind Case (5 laporan) dan Real Case (1 laporan).
- Laporan blind case dilakukan secara berkelompok (5 orang)
- Laporan Real Case dilakukan secara individual
Definisi Psikodiagnostik
- Definisi psikodiagnostik sangat bervariasi dan digunakan dalam bidang dan cara yang berbeda- beda.
- Jan J.F. ter Laak mengajukan 4 (empat) komponen dan 3 (tiga) level untuk memberikan definisi psikodiagnostik yang lebih lengkap.
- Berdasarkan Jager & Petermann (psikodiagnostik sebagai disiplin ilmu yang menerapkan dan mengembangkan pengukuran untuk mengukur person, situasi, institusi, objek).
- Berdasarkan De Zeeuw (mengevaluasi perbedaan individu dan menerapkan ilmu tersebut pada kesejahteraan masyarakat & individu).
- Berdasarkan Clinical Psychodiagnostic (proses pengambilan keputusan yang sistematis).
Three Levels
- Level 1: Teori Implisit/ Common Sense Theories.
- Level 2: Konsep Teoritis Psikologis.
- Level 3: Pemodelan Matematis.
Kaitan Ketiga Level di Atas
- Merupakan level yang saling berhadapan satu sama lain tetapi berhubungan
- Tujuan yang sama (memahami perilaku, kognisi, dan perasaan orang atau sekelompok orang)
- Meskipun level pertama (common sense) tidak dianggap ilmiah.
Four Components
- Teori tes atau psikometri
- Teori tentang perbedaan individual
- Tes, Instrumen, dan Prosedur
- Proses Diagnostik
Model Pengambilan Keputusan dalam Psikodiagnostik
- Model Multi Attribute Utility
- Teorema Bayes
- Hypothesis Testing Model (HTM)
Kode Etik Psikologi Indonesia
- Berkaitan dengan asesmen
- Pasal 20: Informed Consent
- Bab V: Kerahasiaan Rekam dan Hasil Pemeriksaan Psikologi
- Bab XI: Asesmen
Referensi
- Terdapat daftar pustaka yang mencantumkan detail sumber rujukan.
Teori dan Praktek Asesmen dan Intervensi Latar Kesehatan
- Mata kuliah tentang teori dan praktek asesmen dan intervensi latar kesehatan dengan fokus pada pasien.
Paradigma dalam Asesmen
- Paradigma asesmen menentukan jenis pertanyaan, setting pengambilan informasi, jenis instrumen, cara penggunaan data, inferensi dari data, proses klinisi dari asesmen ke intervensi ketika perubahan diinginkan.
- Kedua paradigma utama adalah paradigma tradisional, dan behavioral.
Perbedaan lain antara Paradigma Tradisional dan Behavioral
- Paradigma tradisional berfokus pada karakteristik disposisional individu, perilaku dijelaskan oleh karakteristik personal individu.
- Paradigma behavioral berfokus pada penentuan kondisi lingkungan yang menyebabkan perilaku. Kondisi lingkungan tersebut yang menjelaskan perilaku individu.
- Pendekatan nomothetic (memeriksa kesamaan di antara individu) dan idiographic (menetapkan keunikan individu).
- Asesmen nomothetic biasanya melibatkan penggunaan instrumen asesmen yang terstandarisasi dengan sejumlah besar individu.
Apakah Atribut Psikologis itu?
- Atribut Fisik: memiliki batasan universal
- Atribut Psikologis: relatif lebih kompleks untuk diukur jika dibandingkan dengan atribut fisik.
Tiga Tingkat Atribut Psikologis
- Berdasarkan asumsi & definisi
- Aspek dalam pengukuran
- Mengukur dan mengklarifikasi
Jenis Atribut Psikologis
- Tingkat kepribadian yang diukur
- Tes, alat, dan sumber
- Karakteristik individu
- Metode pengukuran
Pengukuran Atribut Psikologis
- Pengukuran adalah prosedur perbandingan antara atribut yang akan diukur dengan alat ukurnya.
- Prinsip pengukuran
- Penegasan batasan atribut
- Identifikasi tujuan & kawasan pengukuran
- Memilih konsep/konstruksi teoritik untuk menetapkan indikator perilaku operasional.
Metode Pengukuran Atribut Psikologis
Wawancara Studi kasus Observasi Self-report Tes Psikologi
Mental Status Examination (MSE)
- Mengukur status kesehatan mental
- Hasil menjadi acuan untuk asesmen dan intervensi selanjutnya.
Mini Mental State Examination (MMSE)
- Instrument skrining untuk gangguan kognitif pada komunitas usia lanjut, di rumah sakit, dan institusi.
- Alat ukur yang singkat, mudah, dan hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit.
- Digunakan dalam skrining, memperkirakan beratnya gangguan saat pemeriksaan, patokan perjalanan depresi, dan alat ukur keberhasilan pengobatan.
Penggunaan MMSE
- Skrining gangguan kognitif Memprediksi tingkat keparahan gangguan kognitif yang terjadi saat pemeriksaan Sebagai patokan perjalanan gangguan kognitif Sebagai alat ukur keberhasilan pengobatan
Domain kognitif dalam MMSE
- Orientasi (waktu dan tempat).
- Registrasi (3 nama benda).
- Atensi dan perhitungan (mengeja huruf, mengurangi angka).
- Mengingat kembali (recall).
- Bahasa (melakukan perintah)
- Kemampuan konstruksi (menggambar).
Interpretasi Skor MMSE
- Fungsi kognitif normal (27-30)
- Gangguan kognitif ringan/ MCI (21-26)
- Gangguan kognitif sedang (11-20) dan 23
- Gangguan kognitif berat (0-10).
- Skor bervariasi tergantung umur dan pendidikan.
Keterbatasan MMSE
- Tidak sensitif untuk demensia yang ringan, dan bila digunakan pada pasien yang berintelegensi dan berpendidikan tinggi.
Teori Asesmen Psikologi: Intake Interview
- Intake interview, yaitu wawancara awal yang bertujuan memperoleh gambaran mengenai keluhan klien saat ini, riwayat perkembangan, keberfungsian klien, dan antisipasi bila ada kedaruratan (pikiran bunuh diri/nyakiti diri/ orang lain).
- Bagian penting lainnya dari proses intake interview adalah memberika n gambaran umum mengenai prosedur asesmen dan intervensi lanjutan.
Manfaat Intake Interview
- Mendukung munculnya pemahaman empatik
- Meningkatkan pengalaman berbagi masalah
- Membantu dalam intervensi awal bahkan sebelum intervensi yang telah direncanakan.
Faktor yang Mempengaruhi Intake Interview
- Prosedur kedatangan klien
- Setting institusi
- Orientasi teoritis
- Latar belakang profesional
Struktur Intake Interview
- Membangun Rapport
- Menggali informasi spesifik tentang keluhan klien saat ini
- Meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan atau menanggapi kekhawatiran klien.
- Precipitating Factors (faktor yang memicu masalah)
- History of victimization (riwayat kekerasan)
- History of psychiatric problems
- Symptoms (gejala)
- Affective (afektif)
- Cognitive (kognitif)
- Physical (fisik)
- Substance use and abuse
- Changes in role and social functioning
- Riwayat dan status (fisik, psikis)
- Anamnesis (tentang perkawinan, pendidikan, pekerjaan)
- Kegemaran dan kegiatan lain
Hal yang disarankan dalam Intake Interview
- Ikuti pola berpikir klien pada awal wawancara
- Gunakan struktur pertanyaan yang terbuka, tidak mengarahkan
- Gunakan bahasa klien sendiri
- Waspada terhadap tanda-tanda awal hilangnya kontrol perilaku
- Identifikasi kekuatan dan area permasalahan klien
- Tetapkan batasan pada perilaku yang mengancam
- Hindari jargon dan bahasa teknis
- Hindari pertanyaan yang memulainya dengan "Mengapa"
- Jangan memberikan kepastian terlalu dini
Intake Form (Dewasa dan Anak)
- Data pribadi, keluarga
- Riwayat keluhan dan perawatan kesehatan
- Status praesens (fisik dan psikis)
- Anamnesis (riwayat perkawinan, pendidikan, pekerjaan)
- Kegemaran dan kegiatan lain
Grafis Test (Baum, DAP & HTP)
- Indikasi dari fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia.
- Ekspresi untuk mencari keteraturan dalam dunia yang kompleks.
- Memberikan informasi tentang anak (pikiran dan problem solving).
- Tidak ada gambar yang merupakan output automatic dari beberapa persepsi dunia.
- Memahami nature of translation dan action of drawing.
- Tes proyektif untuk menilai kepribadian, yang dapat menilai bagaimana cara seorang menampilkan kepribadian di lingkungannya melalui tes proyektif.
Sifat Tes Proyektif
- Tugas yang relatif tak berstruktur
- Memungkinkan beragam tanggapan
- Petunjuk pengerjaan singkat, sehingga subyek dapat bebas dengan fantasinya.
- Rangsangan ambigu (tidak jelas)
Macam Tes Gambar
- Baum Test (Menggambar Pohon)
- DAP (Draw A Person) Test (Menggambar Orang)
- K-H-T-P (The House-Tree-Person) Test (Menggambar Rumah-Pohon-Orang)
- Wartegg Test
- Menggambar dengan warna secara bebas
- Expressive Drawing
Rapport pada Tes Grafis
- Upaya untuk menarik minat, kerjasama subjek.
- Memperhatikan perkembangan subjek, latar belakang & budaya.
- Memahami bahwa tes dapat menimbulkan ancaman harga diri bagi subjek.
Perhatian pada Tes Grafis
- Variabel pengetesan (testee, tester, pengkaji).
- Kecemasan terhadap tes.
- Pengaruh latihan pada hasil tes.
- Motivasi tersembunyi dibalik 'faking' (baik buruk).
Draw A Person (DAP)
- Kepribadian berkembang melalui pergerakan, perasaan,dan pikiran
- Aktivitas kreatif mencakup konflik dan kebutuhan yang ditekan pada seseorang.
- Terdapat hubungan erat antara figur yang digambar dan penggambar.
Body as a Vehicle for Self Expression
- Individu menggunakan gambaran tubuh untuk mengekspresikan diri, khususnya dalam soal
- Proses pertumbuhan terkait dengan sensasi, persepsi, emosi
- Persepsi individu terhadap body image berpengaruh pada gambaran "orang" yang dibuat.
- DAP (Draw-A-Person) sebagai alat mengekspresikan kebutuhan dan konflik tubuh.
DAP : Administrasi
- Menjelaskan cara melakukan tes DAP secara jelas.
- Subyek diminta menggambar orang dengan jenis kelamin yang berlawanan dengan gambar sebelumnya.
- Meminta detail observasi.
Asosiasi: Secara Umum
- Mengidentifikasi nama, jenis kelamin, aktivitas, dan hubungan subyek dengan klien.
Asosiasi : Klinis
- Machover Figure Drawing Test atau proses menggambar.
- Meminta klien melakukan asosiasi dengan gambaran.
- Berguna untuk interpretasi.
Observasi Tes DAP
- Mencatat semua aktivitas verbal dan nonverbal subyek selama tes DAP.
- Mengobservasi dan mencatat cara menggambar, jenis figur, urutan gambar, waktu menggambar.
Aspek Interpretasi DAP
- Kognisi (proporsi, shading, dll), Emosi (ukuran gambar, kualitas, proporsi, dll), Sosial (kontak mata, keterbukaan tangan, perilaku, dll).
Baum Test
- Tanaman (system yang terbuka)
- Konstitusi tubuh manusia dan hewan (sistem tertutup)
- Konsep keberadaaan dan pusat
- Memahami konteks interpretasi pohon.
Baum : Administrasi
- Meminta peserta menilai pohon.
- Instruksi (gambar pohon).
- Peserta menulis nama pohon saat selesai.
Baum: Administrasi Klasikal
- Orientasi kertas secara vertikal
- Meminta subyek menuliskan (nama, kelamin, pendidikan, usia, tanggal tes).
- Subyek memutar kertas dan mendengarkan instruksi selanjutnya dari tester.
Baum: Interpretasi
- Akar (bagian bawah pohon): fungsi sebagai tempat menyerap nutrisi, menopang pohon. Fungsi id (dorongan insting, kebutuhan, keinginan bawah sadar)
- Batang: fungsi sebagai penyalur makanan, menopang pohon. Fungsi ego (kesadaran, kebijakan).
- Mahkota: (bagian atas pohon): fungsi sebagai hiasan, perlindungan, melakukan operasi fotosintesis. Fungsi superego (norma, etika, ideal).
- Bagian tertentu juga perlu dianalisis dari ukuran, bentuk, warna, perspektif, dll
Interpretasi Ruang
- Kanan Atas: kesadaran terkendali, orientasi ke masa depan, mudah bergaul, optimis, rasional
- Kiri Bawah: introvert, kesulitan beradaptasi dengan lingkungan, tidak sadar akan kesulitan, sulit memberitahu kesulitan.
- Kanan Bawah: berkemauan untuk bergaul tapi susah bergaul, berusaha menarik perhatian, susah mengatakannya.
- Kiri Atas: kesadaran akan diri, mengalami kesulitan penyesuaian, menyadari kesulitan tersebut.
- Pohon di tengah Ruang: orang yang menjaga keseimbangan, berpertimbangan, ditakuti orang lain.
- Lebih dari satu pohon: selalu butuh kehadiran orang lain, sehingga tergantung pada orang lain, kepercayaan diri kurang.
HTP: Karakteristik Tes
• Menggambarkan kehidupan subjek di rumah dan relasi subjek dengan saudaranya • Kombinasi tes Rumah, Pohon, dan Orang • Tes proyeksi • Diterapkan pada anak-anak dan orang dewasa.
HTP: Administrasi
- Menggunakan kertas A4/HVS
- Menggambar Rumah-Pohon-Orang
- Observasi
- Cerita tentang gambar
Makna Masing-masing Gambar
- Gambar Utama: Rumah (Ibu), hubungan sosial subyek.
- Gambar Utama: Pohon (Ayah), kehidupan vital dan peranan hidup
- Gambar Utama: Orang (Self), hubungan interpersonal.
Wartegg Zeichen Test (WZT)
- Berawal dari Phantasie Test, pengembangan oleh Ehrig Wartegg
- Menggunakan prinsip Gestalt, terdiri dari 4 elemen dasar (emosi, imajinasi, intelektual, dan aktivitas)
- Kepribadian terbentuk dari fungsi dasar.
Konsep Penting Secara Gestalt
- Stimulus dipahami secara utuh
- Keteraturan, kesederhanaan, dan kesimetrisan
- Prinsip pengorganisasian memengaruhi persepsi
- Memahami pengalaman & referensi
Skema Kepribadian Menurut Wartegg
- Emosi : Outgoing vs Seclusive
- Imaginasi : Combining vs Creative
- Intelijen : Practical vs Speculative
- Aktivitas: Dynamic vs Controlled
Binet
- Konsep inteligensi (penilaian, pemahaman, penalaran, dan penyesuaian diri).
- Inteligensi berkembang seiring usia.
- Tugas-tugas dalam tes disesuaikan dengan usia.
- Hasil berupa skor angka dan dikelompokkan berdasarkan level.
Materi yang dipelajari: Binet
- Teori & Konsep
- Sejarah
- Administrasi
- Skoring
- Interpretasi
Binetgram
- Pembagian level IQ berdasarkan usia anak.
Inventori untuk Screening Kesehatan Mental
- Alat ukur untuk skrining kesehatan mental
- Beberapa contoh: Beck Depression Inventory (BDI), Beck Anxiety Inventory (BAI), Patient Health Questionnaire-9 (PHQ-9).
- Inventori screening mental ini digunakan di klinik, rumah sakit & penelitian
Beck Depression Inventory (BDI)
- Alat penilaian tingkat depresi.
- Dikembangkan oleh Aaron T. Beck.
- Digunakan untuk skrining & menilai keparahan depresi. Awal Pengembangan
- Berdasarkan observasi pola pikir & perilaku pasien depresi
- 21 item berkaitan dng gejala umum depresi
Pengembangan Lanjutan BDI
- BDI-II (1996): Memperbarui dan merevisi beberapa item.
- Format 21 item, pernyataan diperbarui untuk relevansi.
- Memperbaiki pengukuran pada pasien dengan gejala depresi termasuk perubahan tidur dan nafsu makan
Teori Kognitif Depresi pada BDI
- Pola pikir negatif dan distorsi kognitif sebagai faktor penyebab depresi.
- Individu depresi menggunakan skema kognitif negatif dalam menginterpretasikan pengalaman.
- Konsep Triad Kognitif: pandangan negatif tentang diri, dunia, dan masa depan.
Validitas dan Reliabilitas BDI
- Penelitian Ginting et al (2013): meneliti validitas konstruk BDI-II.
- Penelitian Halimah et al (2018): studi pada pasien rawat jalan mengkonfirmasi reliabilitas dan validitas yang tinggi.
Administrasi BDI
- BDI-II terdiri dari 21 pernyataan, masing-masing dengan 4 pilihan jawaban.
- Responden menilai tingkat keparahan gejala dalam 2 minggu terakhir.
- Skor total (0-63): mengukur tingkat depresi.
Skoring BDI
- Mengkategorikan tingkat keparahan depresi
- 0-13: Tidak ada depresi , 14-19: ringan, 20-28: sedang, >29: berat
Beck Anxiety Inventory (BAI)
- Alat penilaian tingkat kecemasan
- Dikembangkan oleh Aaron T. Beck pada 1988.
- Menilai berbagai gejala fisik & kognitif pada orang dengan kecemasan.
- Digunakan untuk menilai keparahan gejala kecemasan.
- Perangkat ini banyak digunakan dalam studi klinis & teruji reliabilitas & validitas tinggi.
Struktur BAI
- Terdiri dari 21 item yang menggambarkan gejala kecemasan (fisik & kognitif).
- Contoh gejala: detak jantung cepat, sesak napas, pusing, keringat berlebih, ketakutan, dll.
- Pengukuran diukur dengan skala Likert 4 poin.
Skoring BAI
- Setiap item menggunakan skala Likert 4 poin (0-3).
- Responden menilai gejala dalam satu minggu terakhir.
- Total skor (0-63) mengukur tingkat kecemasan.
- Kategori berdasarkan skor: Minimal anxiety, Mild anxiety, Moderate anxiety & Severe anxiety.
Validitas dan Reliabilitas BAI
- Penelitian Kurniasari & Widiasih (2021): meneliti versi terjemahan BAI di Indonesia.
- Penelitian Rachmawati & Wulandari (2020): validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Administrasi PHQ-9
- Terdiri dari 9 pertanyaan dengan pilihan jawaban 0-3
- Mengukur tingkat depresi, berdasarkan perasaan/pengalaman 2 minggu terakhir
- Skor total: 0-27
- 0-4: Tidak ada depresi; 5-9: ringan; 10-14: ringan; 15-19: sedang; >=20: berat
Item PHQ-9
- Kurang tertarik/bergairah dalam melakukan sesuatu
- Merasa murung/putus asa
- Sulit tidur/mudah bangun/tidur terlalu banyak
- Merasa lelah/ kurang bertenaga
- Kurang nafsu makan/terlalu banyak makan
- Sulit berkonsentrasi
- Bergerak/berbicara lambat atau sebaliknya
- Merasa lebih baik mati atau ingin menyakiti diri sendiri
Interpretasi PHQ-9
- Memperhatikan konteks klinis & individual pasien.
- Semakin tinggi skor, semakin berat gejala depresi.
- Menilai risiko bunuh diri (penting bila pasien menjawab “beberapa hari” pada item no. 9).
Kategori Interpretasi PHQ-9
- 0-4: Tidak ada depresi
- 5-9: Depresi ringan
- 10-14: Depresi ringan
- 15-19: Depresi sedang
-
20: Depresi berat
Kelebihan dan Keterbatasan PHQ-9
- Kelebihan: mudah dan cepat digunakan
- Keterbatasan: bukan alat diagnostik definitif, potensi social desirability
Self-Reporting Questionnaire (SRQ-20)
- Didevelop oleh WHO
- Mengukur berbagai gangguan jiwa umum.
- Merupakan alat yang mudah diakses, mudah digunakan, efektif.
- Digunakan untuk skrining & evaluasi.
Administrasi SRQ-20
- Terdiri dari 20 pertanyaan yang dapat diisi sendiri oleh pasien atau terapis.
- Jawaban berupa "ya" atau "tidak".
- Pengisian berdasarkan pengalaman 2 minggu terakhir.
Skoring SRQ-20
- Setiap Jawaban "ya" = 1 Poin
- Skor total berkisar dari 0-20
- Nilai cut off: bergantung pada tujuan penelitian, konteks penggunaan.
- Umumnya nilai cut off adalah 6, untuk mendeteksi gangguan mental.
Interpretasi SRQ-20
- Interpretasi skor harus memperhatikan konteks klinis & setting penggunaan.
- Skor lebih tinggi menandakan kemungkinan lebih besar adanya gangguan mental, memerlukan evaluasi lanjut atau intervensi klinis.
- SRQ-20 bukan alat diagnostik definitif.
Kelebihan dan Keterbatasan SRQ-20
- Kelebihan: mudah, cepat, tidak memerlukan pelatihan khusus, efisien
- Keterbatasan: bukan alat diagnostik definitif, potensi social desirability, validitas yang berbeda antar budaya,
General Health Questionnaire-12 (GHQ-12)
- Mengevaluasi gangguan penyesuaian (Adjustment Disorder /AD) pada pasien di Puskesmas.
- Instrumen skrining AD yang valid dan reliable.
- Sensitivitas & spesifisitas tinggi,
- Merupakan alat ukur skrining GP di puskesmas
- Ketiga pendekatan skoring (kriteria Likert, bimodal, dan CGHQ) punya koefisien reliabilitas tinggi (>0.8).
Penyusunan Dinamika Psikologis - Psikopatologis berdasarkan Perspektif Biopsikososial
- Pendekatan biologis: faktor genetik, neurobiologis, dll.
- Pendekatan psikologis: kepribadian, cara berpikir, emosi, mekanisme koping, dll
- Pendekatan sosial: lingkungan sosial, dukungan sosial, status ekonomi-sosial, faktor budaya, dll
Tahapan Menyusun Dinamika Psikologis
- Mengumpulkan data riwayat klien.
- Melakukan penilaian biopsikososial
- Mengidentifikasi interaksi antar faktor
- Merumuskan kasus.
Penugasan Studi Kasus
- Pembentukan kerangka/ formulasi kasus yang terdiri dari gambaran masalah, faktor predisposisi, faktor pemicu, faktor pemelihara, dan kekuatan pasien.
- Kasus Helen sebagai contoh penerapan model biologis, psikologis, dan sosial
- Melakukan analisis kasus berdasarkan lima poin (Presenting problem, predisposing factors, precipitating factors, maintaining factors, protective/positive factors)
Clinical Case Formulation
- Untuk mengatur, menjelaskan, atau mengintegrasikan sejumlah besar data dan menentukan rencana pengobatan
- Menyusun formulasi kasus secara konseptual & berstruktur.
- Unsur-unsur yang perlu dicantumkan: gejala, masalah, latar belakang, predisposisi, faktor pencetus, dan faktor yang mempertahankan
- Evaluasi menggunakan DSM-5
DSM-5 Case Formulation Process
- Penilaian menggunakan kriteria DSM-5
- Merumuskan kasus dengan informasi riwayat dan latar belakang klien
- Merancang terapi & intervensi
Fundamental Changes
- DSM 5 berorientasi pada kriteria dimensional dan pengalamasn kehidupan sepanjang hidup
- Lebih memperhatikan perbedaan perkembangan dan faktor budaya
DSM-5’s Single Axis System
- Satu sumbu untuk mengklasifikasikan semua gangguan mental.
- Pengklasifikasian yang terpadu untuk semua kondisi yang menjadi fokus pengobatan.
- Meintegrasikan penyakit medis (foremerly Axis III).
DSM-5 Tools and Enhancements
- Skala penilaian klinis
- WHO DAS 2.0
- Cultural formulation interview
Biopsychosocial Model in Case Formulation
- Biologis, Psikologis, dan Sosiokultural saling terkait.
The Five P's of Case Formulation
- Presenting problem
- Predisposing factors
- Precipitants
- Perpetuating factors
- Protective/positive factors
Diagnostic Criteria dalam DSM-5
- Kriteria spesifik untuk gangguan
- Subtipe dan penunjuk
- Kerangka berpikir explanatory terkait dengan masalah utama, kejadian, dan faktor perpetuating.
Diagnostic Work-Up
- Menggunakan measure DSM 5
- PHQ-9 (20 = severe)
- General Disability Score = 85 (Mild)
- Subscale: Life Activities = 14 (Moderate)
- Subscale:Participation in Society = 28 (Moderate)
- Menentukan diagnosis & kemungkinan kemungkinan diagnostik
- Menentukan pola pengobatan berikutnya
Case Formulation (Kasus Helen)
- Menggambarkan masalah Helen, faktor predisposisi, pencetus, pemelihara, dan kekuatan Helen.
- Menyatakan hubungan di antara faktor-faktor tersebut.
From Formulation to Treatment
- Bagaimana formulasi menginformasikan rencana perawatan?
- Praktik terbaik untuk gangguan ini?
- Jenis intervensi apa yang diperlukan untuk mengatasi predisposisi, faktor pencetus dan pemelihara?
- Bagaimana memastikan faktor-faktor keragaman dipertimbangkan?
- Bagaimana menyesuaikan terapi agar lebih berfokus pada kekuatan dan kekuatan?
Tes VMI
- Mengukur integrasi visual-motorik.
- Membantu mengidentifikasi anak dengan kesulitan belajar/kesulitan neurologis.
- Batasan usia: 0-6 tahun, 4-13 tahun (berdasarkan berbagai referensi).
- Terdiri dari 24 gambar geometri yang semakin sulit ditiru.
- Skor ditentukan dengan membandingkan kinerja anak dengan norma usia.
Administrasi Tes VMI
- Letakkan buku soal di depan anak
- Gunakan kertas HVS, pensil & penghapus
- Berikan instruksi sederhana untuk menyalin gambar
- Lakukan observasi pada cara anak memegang pensil, menggambar, dll
Observasi Tes VMI
- Catatan observasi pada perilaku anak selama melakukan tes.
- Cara anak memegang pensil
- Cara anak menggambar dan meniru
- Apakah anak terburu-buru atau ragu-ragu?
- Apakah ada tanda-tanda kesulitan seperti mengulang, bingung atau tertekan?
Aspek Interpretasi Tes VMI
- Penilaian setiap aspek gambar (misalnya bentuk, ukuran, dll.)
- Mengidentifikasi pola yang tidak umum atau masalah yang muncul
- Kaitkan antara gambar dengan aspek psikologis, perilaku, dan neurologis.
Teknik Tes VMI
- Angulation Changes (Rigit)
- Circles Modification
- Closure Difficulties
- Concreteness
- Curvature Modified
- Dots Modified
- Lines Changed to Dots
- Expansion
- Sequential Expansion
- Sequential Reduction
- Marked Inconsistency
- Rigid, Methodical
- Logical
- Confused
- Crowded
- Expansive
Norma Tes VMI
• Klasifikasikan kondisi berdasarkan Skor 0-40: Tidak ada gangguan; 41-75: ringan/sedang
75: Berat
Scoring Criteria Organic Brain Pathology
- Disusun berdasarkan Confused Sequence, Collision, Superimposition of Design, Workover
- Line Quality, Angulation Difficulty, Preservation, Line Extension, Contamination, Rotation, Omissions, and Retrogression
Interpretasi SDR (Stimulus Drawing Relation)
- Memahami cara anak memposisikan dan mewarnai setiap stimulus.
- Menentukan apakah terdapat afinitas atau insensibilitas terhadap stimulus.
Interpretasi Content dan Execution
- Mencocokkan hasil observasi dengan kriteria dan data.
- Menemukan hubungan antara gambar, hal yang terjadi pada diri/lingkungannya.
- Mengidentifikasi berbagai elemen: gejala, predisposisi, peran lingkungan.
- Perumusan kasus (case formulation).
Teknik Interpretasi (Analisa Content)
- Struktur Penyesuaian (penyesuaian diri terhadap lingkungan baru, emosi, konflik, kecemasan, ambisi, dsb).
- Arketipe / Struktur Bakat (permulaan suatu hal, bakal hidup, peningkatan, dll).
- Analisa Kualitatif (contoh: cara memegang pensil, gaya mencoret, ekspresi, dll)
Faktor Biologis
- Genetika (predisposisi genetik terhadap gangguan psikologis)
- Neurobiologi (struktur & fungsi otak, neurotransmiter, dll)
- Kesehatan fisik
Faktor Psikologis
- Kepribadian & trait psikologis (neurotisme, ekstroversi, resilience)
- Proses kognitif (pola pikir, persepsi, ingatan)
- Emosi dan regulasi emosi
- Pengalaman emosional masa lalu dan trauma
Faktor Sosial
- Hubungan interpersonal (dukungan sosial, konflik, isolasi)
- Lingkungan sosial dan ekonomi (status sosial-ekonomi, pekerjaan, pendidikan)
- Budaya dan nilai-nilai sosial
Aplikasi Pendekatan Biopsikososial
- Dalam proses perencanaan perawatan pasien
- Memperhatikan faktor biologis, psikologis, dan sosial
- Evaluasi lebih komprehensif.
- Contoh: kasus depresi/kecemasan.
Dinamika Psikologis
- Proses, mekanisme, dan interaksi internal
- Hubungan antara emosi, persepsi, motivasi, pola pikir dengan lingkungan internal & eksternal.
Elemen Utama Dinamika Psikologis
- Emosi, Kognisi. Kepribadian, Motivasi dan Mekanisme Koping, Pengalaman Sosial.
Tahapan Menyusun Dinamika Psikologis
- Mengumpulkan data riwayat
- Penilaian biopsikososial
- Identifikasi interaksi antar faktor
- Perumusan kasus (Formulation)
Pengumpulan Data Riwayat
- Sejarah kesehatan fisik
- Sejarah kesehatan psikologis
- Riwayat sosial (hubungan interpersonal, dukungan sosial, kondisi sosial-ekonomi, aspek budaya)
Penilaian Biopsikososial
- Mengidentifikasi keterkaitan antara faktor biologis, psikologis, dan sosial.
- Meneliti interaksi dinamis antara faktor-faktor tersebut untuk menjelaskan kondisi klinis pasien.
Perumusan Kasus (Case Formulation)
- Gambaran masalah
- Faktor predisposisi
- Faktor pemicu
- Faktor pemelihara
- Kekuatan pasien
Studying That Suits You
Use AI to generate personalized quizzes and flashcards to suit your learning preferences.
Related Documents
Description
Quiz ini mengeksplorasi berbagai aspek tentang pengukuran skor dan interpretasi dalam psikologi. Pertanyaan mencakup kriteria skoring, profiling kepribadian, hingga laporan kasus. Cocok untuk mahasiswa yang mengambil mata kuliah terkait psikologi dan asesmen.