Pramoedya Ananta Toer dan Yayasan Hadiah Magsaysay

Mochtar Lubis, pengarang dan wartawan, dan H.B.Jassin, kritikus dan dokumentator sastra, merupakan dua dari sasaran utama Pramoedya di masa kampanye fitnah dan teror mental tersebut.

Pramoedya tidak pernah terdengar menyesalkan perang yang dilakukannya dulu, tidak pernah mengakui seluruh sepak-terjangnya di masa itu sebagai tindakan pembrangusan kemerdekaan kreatif yang dilakukan secara sistematik.

Seniman-seniman non komunis pasca 1965 tidak memperlakukannya seperti Pramoedya dkk. memperlakukan mereka 30-35 tahun yang lalu, malah membela hak menulisnya, memprotes pelarangan bukunya dan menyayangkan pembatasan-pembatasan yang dikenakan pada dirinya.

<p>Para penandatangan khawatir bahwa pemberian hadiah kepada Pramoedya sekaligus berarti pula bahwa Yayasan hadiah Magsaysay membayarnya untuk tindakannya menindas kebebasan kreatif sejak awal hingga pertengahan 60-an di Indonesia.</p> Signup and view all the answers

<p>Surat terbuka tersebut ditandatangani oleh Mochtar Lubis, pemenang Magsaysay, pengarang H.B.Jassin, pemenang Magsaysay, kritikus &amp; dokumentator sastra Ali Hasjmy, pengarang Asrul Sani, pengarang, sineas, Wiratmo Soekito, pengarang Rendra, penyair, pengarang naskah drama &amp; sutradara teater, Yunan Helmy Nasution, pengarang naskah drama, dan lainnya.</p> Signup and view all the answers