Perkuliahan Tumbuhan Bahari

Tumbuhan Bahari sebagai Obat

• Tumbuhan bahari adalah sumber bahan tambahan farmasi dan sediaan yang diperdagangkan.
• Mahasiswa mampu mengidentifikasi bahan alam bahari yang berkhasiat sebagai obat.
• Mahasiswa mampu menjelaskan proses pembuatan obat dari bahan alam bahari.
• Mahasiswa mampu menjelaskan senyawa sederhana dan kompleks dari bahan alam bahari.
• Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa akan mampu menjelaskan tumbuhan bahari sebagai obat.
• Faktor penting mengenai tumbuhan bahari, meliputi peran sebagai produsen yang mengubah senyawa anorganik sederhana menjadi zat organik majemuk.
• Ragam bentuk dan jenis flora bahari lebih bervariasi dibandingkan flora terestrial.
• Produsen primer terpenting di perairan laut adalah fitoplankton.

Faktor Pembatas

• Faktor pembatas pertumbuhan flora bahari, meliputi substrat dan cahaya.
• Lithoral (2%) merupakan salah satu faktor pembatas.
• Flora melekat (pantai berbatu/karang) contohnya Ulva.
• Pantai berpasir, contohnya Caulerpa.

Ragam Flora Bahari

• Perairan laut: Thallophyta, Spermatophyta.
• Daratan: Bryophyta, Pteridophyta.

Thallophyta

• Divisi terbesar.
• Sifat primitif, hanya memiliki thallus.
• Terdiri dari alga laut dan bakteri laut.
• Memiliki chromatophore atau cahaya.
• Kelas: Myxophyceae (hijau biru), Chlorophyceae (hijau), Phaeophyceae (coklat), Rhodophyceae (merah), Chrysophyceae (hijau-kuning).

Myxophyceae

• Uniseluler atau multiseluler.
• Asal warna dari phycocyanin (Anabaena - biru tua).
• Trycodesmium erythraeum (merah).
• Dinding sel dari kitin.
• Beberapa bersifat endophytic, hidup di dalam tumbuhan lain secara simbiosis (Richelia intracellularis dalam diatom Rhizosolenia)

Myxophyceae (Lanjutan)

• Satu sel → dua sel (kecil) → tumbuh → membelah → rantai baru.
• Rantai sel → ujung rantai membelah sebagai perpanjangan tubuh (hormogonia).
• Penyebaran: Perairan payau, perairan laut bersuhu hangat.

Chlorophyceae

• Asal warna dari kloroplast, pigmen klorofil-a, klorofil-b, dan karotenoid (kuning-orange).
• Dinding sel berupa selulosa atau kapor CaCO3.
• Alga berfilamen (benang) dengan septa (sekat) atau tidak, berbentuk lembaran.
• Reproduksi: seksual (membentuk gamet → bersatu → fase benang sporofit → tumbuhan baru), aseksual (sel sporofit → zoospore → gametofit → fragmentasi→ tumbuhan yang menghasilkan gamet).
• Penyebaran: Litoral bagian atas sampai kedalaman 10 m, perairan tropis.
• Jenis di Indonesia: Caulerpa, Ulva.

Phaeophyceae

• Asal warna dari Xanthophyll, Carotin, Fucoxanthin.
• Kelompok alga berukuran besar.
• Membentuk kelp bed.
• Sebagai feeding area.
• Memiliki alat pelekat (bukan akar) sebagai tempat tumbuh stipe (batang) yang berujung bentuk bola dan berisi gas mencapai permukaan air (Nereocytis).
• Reproduksi: seksual (tumbuhan sporofit → fruiting area (sorus) → zoospora → gametofit (jantan dan betina) → pembuahan → tumbuhan sporofit), aseksual (fragmentasi dan tidak membentuk fruiting area bersifat epifit).
• Penyebaran: perairan dingin, tropis dan subtropis (Sargassum dan Fucalus).
• Jenis di Indonesia: Dictyopteris sp, Padina australis, Padina commersonii, Cystoseira sp, Dictyota bartayresiana, Hormophysa triquesa, Hydroclathrus clatratus, Sargassum spp, Turbinaria spp.

Rhodophyceae

• Warna berasal dari klorofil, santofil, karotin, fikoeritrin dan fikosianin.
• Warna tumbuhan lebih beragam (yang hidup di perairan dalam berwarna coklat).
• Ukuran lebih kecil, bentuk beragam, dan jumlah lebih banyak.
• Tersusun atas sel berganda, bentuk benang sampai multi selular.
• Reproduksi: aseksual (gametofit jantan → karpospora, gametofit betina → karpospora, tumbuhan tetrasporik), seksual (tetraspora → tumbuhan seksual).
• Penyebaran: Pada iklim sedang, pada daerah pasut – 130 m, membentuk koralin di terumbu karang.
• Jenis di Indonesia: Acanthophora sp., Actinotrichia fragilis, Amansia glomerata, Amphiora fragilissima, Galaxaura spp., Euchema spp., Gracilaria spp., Gigartina affinis, Gelidiella acerosa., Halymenia, Hypnea, Laurencia, Porphyra, Coralina .

Chrysophyceae

• Mayoritas alga mengapung.
• Mayoritas bersel satu.
• Hidup bergerombol.
• Berklorofil, tapi tertutup pigmen kuning dan coklat.
• Menyimpan tetesan minyak.
• Jenis: Diatom, Dinoflagellata, Phaeocystis, Halosphaera.

Spermatophyta (Lamun)

• Terdiri dari Family Hydrocharitaceae, Family Potamogetonaceae, memiliki 30 jenis Angiospermae.
• Kelompok utama : lamun dan mangrove.
• Habitat perairan pantai (dangkal): memiliki tunas daun tegak, rizoma, berbunga, berbuah dan berbiji, berakar.
• Reproduksi dengan rhizome, serbuk sari tersebar melalui arus.
• Jenis lamun di Indonesia: Cymodocea rotundata, C. Serrulata, Enhalus acoroides, Halodule pinfolia, H. Uninerves, Halophhila decipiens, H.Minor, H. Ovalis, H. Spinulosa, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii, Thalassodendron ciliatum.

Mangrove

• Habitat pada pasang surut.
• Memiliki jaringan yang menyimpan garam pada kulit dan daun tua.
• Jenis tumbuhan mangrove di Indonesia: Bruguiera, Ceriops, Rhizopora, Sonneratia, Avicennia.
• Jenis lain: Pohon perdu, terna, Liana, Epifit, Parasit.

Lain-lain

• Penelitian tentang aktivitas farmakologis Halodule uninervis sebagai obat.
• Pentingnya penelitian lebih lanjut untuk memanfaatkan tumbuhan bahari secara optimal.
• Peran tumbuhan bahari dalam menjaga keanekaragaman hayati laut dan kestabilan ekosistem laut .