Pediatric Nutrition Care

• Asuhan nutrisi pada anak dan remaja
• Pediatric Nutrition Care

Waktu

• Pencapaian kompetensi sesi di kelas: 4 x 50 menit (classroom session).
• Sesi dengan fasilitasi pembimbing: 4 x 50 menit (coaching session).
• Sesi praktik dan pencapaian kompetensi: 4 minggu (facilitation and assessment).
• Satuan waktu ini adalah perkiraan untuk mencapai kompetensi dan pelaksanaan modul dapat dilakukan bersamaan dengan modul lain secara komprehensif.

Tujuan Umum

• Setelah mengikuti sesi, peserta didik mampu melakukan asuhan nutrisi serta mengenali masalah makan pada anak dan remaja.

Tujuan Khusus

• Setelah mengikuti sesi, peserta didik akan memiliki kemampuan untuk menilai status nutrisi, menentukan kebutuhan nutrisi, cara pemberian, jenis nutrisi yang diberikan serta memantau pelaksanaan pemberian nutrisi.
• Setelah mengikuti sesi, peserta didik akan mengenali masalah makan pada anak dan remaja, memberikan terapi sebelum dirujuk, mampu merujuk ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.

Strategi Pembelajaran Tujuan 1

• Menilai status nutrisi, menentukan kebutuhan nutrisi, cara pemberian, jenis nutrisi yang diberikan serta memantau pelaksanaan pemberian nutrisi.
• Metode pembelajaran termasuk interactive lecture, small group discussion (journal reading, case study, problem based learning, etc), peer assisted learning (PAL), bedside teaching, and praktek mandiri dengan pasien.

Strategi Pembelajaran Tujuan 1: Must to know key points

• Penilaian status nutrisi.
• Menentukan kebutuhan nutrisi.
• Menentukan cara pemberian nutrisi.
• Dukungan nutrisi enteral dan atau parenteral.
• Menentukan jenis nutrisi yang diberikan.
• Pemantauan pelaksanaan asuhan nutrisi.

Strategi Pembelajaran Tujuan 2

• Mengenali masalah makan pada anak dan remaja, memberikan terapi sebelum dirujuk, mampu merujuk ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
• Metode pembelajaran meliputi interactive lecture, small group discussion (journal reading, case study, problem based learning, etc), peer assisted learning (PAL), bedside teaching, and praktek mandiri dengan pasien.

Strategi Pembelajaran Tujuan 2: Must to know key points

• Mengenali masalah makan pada anak dan remaja.
• Mencari etiologinya.
• Memberikan terapi sebelum dirujuk.
• Mampu merujuk ke spesialis yang relevan.
• Mampu menindaklanjuti sesudahnya.

Persiapan Sesi

• Materi presentasi dalam program power point, Asuhan Nutrisi pada Anak dan Remaja.
• Slide 1-2: Pendahuluan.
• Slide 3-5: Status nutrisi.
• Slide 6-9: Kebutuhan nutrisi (cara pemberian, jenis nutrisi, pemantauan).
• Slide 10-16: Masalah makan pada anak dan remaja serta etiologinya.
• Slide 17-23: Terapi.
• Slide 24: Sistem rujukan.
• Slide 25: Kesimpulan/ringkasan.
• Kasus: 1. Nutrisi Enteral; 2. Nutrisi Parenteral; 3. Bulimia/ Anoreksia nervosa.
• Sarana dan Alat Bantu Latih: Penuntun belajar (learning guide).
• Tempat belajar (training setting): Poliklinik, ruang rawat inap.

Kompetensi

• Mampu melakukan asuhan nutrisi serta mengenali masalah makan pada anak dan remaja.

Asuhan Nutrisi pada Anak dan Remaja (Pediatric Nutrition Care)

• Pelayanan kesehatan memerlukan tiga jenis asuhan: asuhan medik (medical care), asuhan keperawatan (nursing care), asuhan nutrisi (nutritional care).
• Ketiga jenis asuhan tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
• Asuhan nutrisi bertujuan agar setiap pasien dapat dipenuhi kebutuhannya terhadap zat gizi secara optimal dengan 5 kegiatan yang berurutan: membuat diagnosis masalah nutrisi, menentukan kebutuhan nutrisi (requirement), memilih alternatif tentang cara pemberian zat gizi, memilih alternatif bentuk sediaan gizi, serta evaluasi / pengkajian respons.
• Malnutrisi rumah sakit (hospital malnutrition) dilaporkan terjadi pada 40-50% pasien rawat inap, bahkan 5-10% diklasifikasikan sebagai malnutrisi berat.
• Defisiensi nutrisi dapat terjadi dalam 48 jam sebagai respons terhadap stress.
• Penelitian di Bangsal Rawat Inap - Bagian Kesehatan Anak – FKUI/Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta mendeteksi penurunan berat badan pada 23,4% pasien yang dirawat selama 14 hari.

Masalah Makan

• Masalah makan pada anak dan remaja harus segera diatasi untuk mencegah terjadinya malnutrisi.
• Masalah makan karena kelainan organik umumnya lebih sederhana, dengan mengatasi kelainan organik yang ada biasanya kesulitan makan dapat teratasi.

Studi Kasus: Arahan

• Baca dan lakukan analisis terhadap studi kasus secara perorangan.
• Jawab pertanyaan yang diberikan.
• Gunakan langkah dalam pengambilan keputusan klinik pada saat memberikan jawaban.
• Lakukan diskusi studi kasus dan jawaban yang dikerjakan oleh masing-masing kelompok.

Studi Kasus 1: Penilaian

• Penilaian terhadap keadaan anak tersebut mencakup berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, BB/U, TB/U, dan BB/TB.
• Kesan: Gizi buruk, gagal tumbuh, diare kronik, kemungkinan alergi susu sapi.

Studi Kasus 1: Diagnosis (identifikasi masalah dan kebutuhan)

• Yang harus segera dilakukan berdasarkan penilaian saudara adalah menentukan kebutuhan kalori per harinya 7.2 x (110-120) kalori = 792 – 864 kalori ~ 800 kalori.

Studi Kasus 1: Pelayanan (perencanaan dan intervensi)

• Berdasarkan diagnosis tersebut bagaimana tata laksana pasien?
• Menentukan formula yang digunakan: susu formula hidrolisat ekstensif.
• Menentukan cara pemberian: melalui pipa nasogastrik.

Studi Kasus 1: Penilaian ulang

• Apakah yang harus dipantau dalam tindak lanjut pasien selanjutnya ?
• Pemantauan toleransi minum, kenaikan berat badan.
• Tumbuh kembang umum.

Tujuan Pembelajaran

• Proses, materi, dan metoda pembelajaran telah disiapkan bertujuan untuk alih pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang terkait dengan pencapaian kompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali dan menatalaksana asuhan nutrisi yaitu:
• Menilai status nutrisi, menentukan kebutuhan nutrisi, cara pemberian, jenis nutrisi yang diberikan serta memantau pelaksanaan pemberian nutrisi.
• Mengenali masalah makan pada anak dan remaja, memberikan terapi sebelum dirujuk, mampu merujuk ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.

Evaluasi

• Pada awal pertemuan dilaksanakan penilaian awal kompetensi kognitif dengan kuesioner 2 pilihan yang bertujuan untuk menilai sejauh mana peserta didik telah mengenali materi atau topik yang akan diajarkan.
• Materi esensial diberikan melalui kuliah interaktif dan small group discussion, pembimbing akan melakukan evaluasi kognitif dari setiap peserta selama proses pembelajaran berlangsung.
• Membahas instrumen pembelajaran keterampilan (kompetensi psikomotor) dan mengenalkan penuntun belajar; Dilakukan demonstrasi tentang berbagai prosedur dan perasat untuk memberikan asuhan nutrisi anak dan remaja; Peserta akan mempelajari prosedur klinik bersama kelompoknya (Peer-assisted Learning) sekaligus saling menilai tahapan akuisisi dan kompetensi prosedur pada pasien.
• Peserta didik belajar mandiri, bersama kelompok dan bimbingan pengajar/instruktur, baik dalam aspek kognitif, psikomotor maupun afektif.
• Penilaian kompetensi pada akhir proses pembelajaran meliputi ujian OSCE (K, P, A) dilakukan pada tahapan akhir pembelajaran oleh kolegium.
• Peserta didik dinyatakan mahir (proficient) setelah melalui tahapan proses pembelajaran.
• Magang: peserta dapat menegakkan diagnosis dan memberikan tata laksana asuhan nutrisi anak dan remaja.
• Mandiri: melaksanakan mandiri diagnosis dan tata laksana asuhan nutrisi anak dan remaja.

Instrumen Penilaian: Kuesioner Awal

• Pilih B bila pernyataan benar dan S bila pernyataan salah.
• Berat badan menurut tinggi badan adalah indeks yang terbaik untuk menentukan status nutrisi (B/S, Jawaban B, Tujuan 1).
• Seorang anak dikatakan mengalami obesitas jika mempunyai indeks massa tubuh di antara P85-95 (B/S, Jawaban S, Tujuan 1).
• Bulimia lebih sering terjadi pada usia remaja (B/S, Jawaban B, Tujuan 2).

Instrumen Penilaian: Kuesioner Tengah

• Tujuan penilaian status nutrisi adalah: Menentukan keadaan gizi, mendeteksi defisiensi nutrien, memantau pertumbuhan fisik, menentukan kebijakan pemerintah, semua jawaban benar.
• Nutrisi enteral adalah: Forced feeding, Tube feeding, Oral feeding, Jawaban A dan B benar, Semua jawaban benar.
• Untuk mengetahui apakah kekurangan gizi bersifat akut atau telah berlangsung lama maka beberapa indeks di bawah ini harus diukur: BB/U, TB/U, BB/TB, BB/U, BB/TB, LLA/U, BB/U, TB/U, LLA/TB, BB/U, TB/U, LLA/U, BB/U, BB/TB, LLA/TB.
• Indeks yang terbaik untuk menentukan status gizi anak yang mengalami obesitas adalah dengan mengukur: BB/U, BB/TB, BB/U, TB/U, BB/TB, TB/U, BB/U, TB/U, BB/TB, Indeks masa tubuh (IMT=BMI=Body mass index).
• Nutrisi parenteral dapat dihentikan apabila: Toleransi dan akseptabilitas terhadap nutrisi enteral baik, kesadaran pasien baik (kompos mentis), nutrisi enteral telah mencapai 2/3 kebutuhan, semua jawaban benar, semua jawaban salah.
• Di bawah ini keuntungan pemberian nutrisi enteral dibandingkan dengan nutrisi parenteral, kecuali: Kadar gula darah lebih mudah dikontrol, kemungkinan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih besar, risiko terjadinya infeksi/sepsis lebih kecil, jumlah kalori dapat diberikan lebih tinggi, balans nitrogen lebih baik.
• Formula di bawah ini termasuk formula khusus, kecuali : Formula bayi prematur, Formula kedelai, Formula bebas laktosa, Formula lanjutan, Formula semi-elemental.

Penuntun Belajar (Learning Guide)

• Lakukan penilaian kinerja pada setiap langkah / tugas menggunakan skala penilaian.
• Perlu perbaikan: langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar atau dalam urutan yang salah (bila diperlukan) atau diabaikan.
• Cukup: langkah atau tugas dikerjakan secara benar dalam urutan yang benar (bila diperlukan) tetapi belum dikerjakan secara lancar.
• Baik: langkah atau tugas dikerjakan secara efisien dan dikerjakan dalam urutan yang benar (bila diperlukan).

Daftar Tilik

• Berikan tanda centang jika keterampilan/tugas telah dikerjakan dengan memuaskan
• Berikan tanda x jika tidak dikerjakan dengan memuaskan
• T/D = Tidak diamati

Penuntun Belajar Asuhan Nutrisi Anak Dan Remaja

• No. I Anamnesis: Sikap profesionalisme, menanyakan masalah makan, menanyakan pola makan, menarik kesimpulan.
• No. II Pemeriksaan Fisis: Sikap profesionalisme, menentukan kesan klinis status gizi, pengukuran tanda vital, pemeriksaan antropometri, pemeriksaan mata, rongga mulut/lidah, leher, paru, jantung, abdomen, ekstremitas, perkembangan seksual, menghitung kebutuhan nutrisi.
• No. III Pemeriksaan Penunjang: Menentukan pemeriksaan laboratorium / penunjang yang sesuai.
• No. IV Diagnosis: Diagnosis penyakit, status pertumbuhan, diagnosis masalah gizi.
• No. V Pengobatan / Tatalaksana: Merancang intervensi nutrisi yang sesuai, memberi penjelasan mengenai intervensi, memantau hasilnya.
• No. VI Pencegahan: Memantau akseptabilitas, toleransi, mencatat digestibilitas dan efek samping yang mungkin timbul.