Kuliah 6: Unsur Tindak Pidana Penganiayaan

Menyertakan unsur niat/kesengajaan, perbuatan, dan akibat (rasa sakit atau luka) yang menjadi tujuan.

Perbuatan yang menyebabkan rasa sakit atau luka pada orang lain, termasuk kerusakan kesehatan.

Seorang dokter gigi mencabut gigi pasien, memberikan suntikan antibiotik yang menimbulkan rasa sakit. Hal ini tidak termasuk penganiayaan karena tujuannya bukan untuk menyakiti.

Dokter yang diwajibkan melakukan pemeriksaan medikolegal terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga, berdasarkan UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Surat resmi yang diajukan oleh penyidik kepolisian kepada dokter untuk melakukan pemeriksaan medikolegal terhadap korban.

Penilaian dampak luka pada korban, meliputi jenis, luas, dan tingkat keparahannya, yang bertujuan untuk menentukan tingkat gangguan kesehatan yang dialami.

Prosedur pemeriksaan dan pengumpulan bukti medis yang dilakukan oleh dokter terhadap korban untuk kepentingan peradilan.

Dokter berperan membantu penyidik dalam mengumpulkan bukti medis terkait kasus KDRT, seperti foto dan rekaman medis, namun tetap menjaga kerahasiaan pasien.

Informasi tertulis atau lisan yang diberikan oleh dokter kepada penyidik terkait dengan pemeriksaan medikolegal yang telah dilakukan.

Bukti fisik yang ditemukan pada tubuh korban, seperti luka, memar, atau bekas luka bakar, yang dapat menunjukkan adanya kekerasan.

Tujuan utama untuk menentukan tingkat keparahan gangguan kesehatan yang dialami korban, baik fisik maupun psikis.

Pola luka yang khas, seperti bentuk memar atau luka sayat, yang dapat menunjukkan cara atau jenis kekerasan yang dialami korban.

Kekerasan terhadap anak, meliputi kekerasan fisik, seksual, psikis, atau penganiayaan.

Penentuan derajat luka berdasarkan dampaknya terhadap fungsi tubuh dan potensi bahaya maut.

Luka yang tidak menyebabkan gangguan fisiologis secara nyata.

Luka yang menimbulkan gangguan fisiologis sementara waktu.

Luka yang mengganggu fungsi tubuh dan mengancam nyawa.

Proses penyembuhan luka yang terjadi secara alami.

Dokumen resmi yang berisi keterangan tentang jenis, ukuran, dan jumlah luka.

Keterangan lisan yang diberikan oleh ahli medis tentang hasil pemeriksaan luka.

Luka yang diakibatkan oleh tindakan kekerasan yang disengaja.

Luka yang terjadi tanpa disengaja akibat kecelakaan.

Luka yang dialami korban akibat upaya perlawanan.

Syarat untuk menentukan apakah sebuah luka dikategorikan 'berat' dalam hukum.

Pembuatan laporan tertulis yang berisi hasil pemeriksaan luka.

Analisa dan interpretasi dari hasil pemeriksan luka.

Tujuan utama laporan hasil pemeriksaan luka.

Penentuan prognosis penyakit berdasarkan hasil pemeriksaan luka.

Luka pada korban laki-laki berusia dua puluhan yang tidak menyebabkan penyakit atau hambatan dalam bekerja.

Luka pada korban laki-laki berusia dua puluhan yang menyebabkan penyakit atau hambatan dalam bekerja.

Ilmu yang mempelajari penerapan ilmu kedokteran gigi dalam konteks hukum.

Ilmu yang mempelajari penerapan ilmu kedokteran dalam konteks hukum.

Peran utama IKGF adalah untuk mengidentifikasi korban yang tidak dikenal, baik yang hidup maupun yang sudah meninggal.

Gigi sangat kuat dan tahan lama, sehingga bisa digunakan sebagai bukti dalam kasus kebakaran.

Identifikasi gigi sangat penting untuk memulai investigasi kriminal.

Gigi memiliki 5 permukaan yang unik, dan kemungkinan dua orang memiliki pola gigi yang sama adalah 1:2 milyar.

Metode untuk identifikasi korban, termasuk rekam medis gigi, sidik jari, dan DNA.

Metode untuk identifikasi korban, termasuk visual, properti, fotografi, dan catatan medis.

Masyarakat Indonesia umumnya belum memiliki data gigi ante mortem.

Penyalahgunaan resume oleh pihak di luar PSSKPD FK UNUD berada di luar tanggung jawab HMKU FK UNUD.

Perbedaan ciri fisik antara pria dan wanita pada rahang.

Proses penyelidikan oleh pihak penegak hukum untuk mencari bukti.

Memberikan keterangan ahli dalam persidangan.