Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium
42 Questions
0 Views

Choose a study mode

Play Quiz
Study Flashcards
Spaced Repetition
Chat to lesson

Podcast

Play an AI-generated podcast conversation about this lesson

Questions and Answers

Keselamatan kerja berkaitan dengan penggunaan alat laboratorium dan bahan yang digunakan selama praktikum.

True

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang dapat diprediksi dan biasanya direncanakan selama praktikum.

False

Standar OHSAS 18001 menjelaskan bahwa K3 melibatkan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

True

K3LH hanya berfokus pada keselamatan tenaga kerja tanpa memperhatikan lingkungan hidup.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Laboratorium adalah tempat yang tidak perlu dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan percobaan.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Prinsip K3 harus dipahami oleh praktikan sebelum melakukan praktikum.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Penerapan K3 tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja.

<p>False</p> Signup and view all the answers

K3 merupakan program perlindungan yang hanya bertujuan untuk melindungi tenaga kerja.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Pemanasan di laboratorium kimia hanya dilakukan menggunakan tabung reaksi.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Selama pemanasan menggunakan gelas kimia, air sebaiknya diisi setengah penuh untuk menghindari tumpahan.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Ketika menggunakan pembakar spritus, tidak ada risiko kebakaran jika tumpah di meja.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Limbah bahan kimia beracun harus dibuang langsung ke lingkungan.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Asam sulfat pekat harus dituangkan sedikit-demi-sedikit ke dalam air saat mengencerkan.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Jika terkena asam kuat di kulit, sebaiknya mencuci dengan air mengalir.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Sarung tangan tidak diperlukan saat memasukkan gelas pada prop-karet.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Limbah organik harus dibuang bersama limbah berbahaya.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Faktor manusia berkontribusi terhadap kecelakaan kerja sekitar 70-75%.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Pengendalian bahaya kerja bertujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Kecelakaan kerja tidak dapat terjadi di lingkungan laboratorium.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Kurangnya pengetahuan tentang bahan kimia dapat menjadi salah satu penyebab kecelakaan di laboratorium.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Penilaian risiko tidak perlu melibatkan pengendalian untuk menghilangkan atau mengurangi risiko.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Sikap tidak mengikuti aturan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan di laboratorium.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Semua kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor lingkungan saja.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Kejelasan petunjuk kegiatan laboratorium dapat mengurangi risiko kecelakaan.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Sumber bahaya di laboratorium dapat berasal dari perangkat dan alat-alat laboratorium.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Menggunakan sepatu dengan hak tinggi di laboratorium adalah tindakan yang aman.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Kebakaran di laboratorium tidak memerlukan oksigen untuk terjadi.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Semua kecelakaan di laboratorium hanya dianggap sebagai kecelakaan ringan.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Kondisi darurat skala besar di laboratorium dapat termasuk kebakaran dan banjir.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Peringatan pandemic adalah salah satu keadaan darurat yang mungkin mempengaruhi laboratorium.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Menggunakan bahan kimia yang beracun sangat aman jika tidak ada api di sekitar.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Risiko dalam laboratorium hanya berasal dari alat-alat dan bahan kimia saja.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Bahaya hayati dapat muncul di laboratorium lain selain laboratorium mikrobiologi.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Racun akut selalu menyebabkan efek berbahaya pada paparan kedua.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Silil halida termasuk dalam kategori bahan beracun yang bersifat iritan.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Karbon dioksida dan metana tergolong sebagai toksin reproduktif.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Benzena dan klorometil metil eter adalah contoh dari karsinogen.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Toksin hanya mempengaruhi sistem neurologis dan reproduktif.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Reaksi merugikan oleh sistem kekebalan tergolong dalam kategori alergen dan pemeka.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Asam nitrat termasuk dalam kategori zat korosif.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Paparan terhadap neurotoksin tidak memiliki efek permanen.

<p>False</p> Signup and view all the answers

Pelarut organik termasuk dalam kategori toksin yang berbahaya bagi janin selama kehamilan.

<p>True</p> Signup and view all the answers

Study Notes

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium

  • K3 berkaitan dengan penggunaan alat, bahan, proses praktikum, tempat dan lingkungan laboratorium, dan cara melakukan praktikum.
  • Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang terjadi saat praktikum berlangsung.
  • Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 mendefinisikan K3 sebagai kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja.
  • Standar Internasional OHSAS 18001 mengartikan K3 sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
  • K3LH (Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup) bertujuan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman.

Pentingnya K3 di Laboratorium

  • Laboratorium adalah tempat yang dilengkapi peralatan khusus untuk percobaan.
  • Bekerja di laboratorium berpotensi terjadi kecelakaan kerja karena penggunaan alat kimia dan bahan berbahaya.
  • Penerapan K3 penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat di laboratorium, melindungi pekerja, dan mencegah kecelakaan kerja.

Aturan Umum Bekerja di Laboratorium

  • Pegang botol reagen dengan label berada di telapak tangan.
  • Berhati-hati dengan pecahan kaca dan gunakan sarung tangan saat menangani gelas.
  • Gunakan kaki tiga sebagai penopang gelas kimia saat pemanasan dan tambahkan batang gelas atau batu didih untuk menghindari pemanasan mendadak.
  • Gunakan pembakar spritus dan bunsen dengan hati-hati, pastikan selang bunsen dalam kondisi baik.
  • Encerkan asam sulfat pekat dengan meneteskan asam ke dalam air secara perlahan, bukan sebaliknya.
  • Buang limbah bahan kimia pada tempat yang disediakan.
  • Buang limbah organik pada tempat terpisah untuk daur ulang.
  • Buang limbah padat seperti kertas saring, korek api, dan endapan di tempat khusus.
  • Buang limbah yang tidak berbahaya seperti detergen dengan pengenceran air yang cukup.
  • Buang segera limbah bahan kimia setelah pengamatan selesai.
  • Kumpulkan limbah cair yang tidak larut dalam air dan beracun dalam botol dan beri label jelas.

Pertolongan Pertama Kecelakaan Kerja

  • Tetap tenang dan jangan panik saat terjadi kecelakaan.
  • Cuci bagian tubuh yang terkena asam atau basa kuat dengan air mengalir untuk mengurangi konsentrasi asam/basa.
  • Gunakan sikat dan dilap untuk membersihkan asam/basa.
  • Buang pecahan glassware pada tempat sampah khusus.

Jenis Bahaya di Laboratorium

  • Keselamatan kerja terdiri dari dua golongan: faktor mekanis dan lingkungan, dan faktor manusia.
  • Faktor manusia memiliki pengaruh besar terhadap kecelakaan kerja, sekitar 80-85%.

Sumber Bahaya

  • Perangkat/alat-alat laboratorium: Pecahan kaca, pisau bedah, korek api, alat logam.
  • Bahan-bahan kimia, fisik dan biologis: Suhu ekstrem, suara, gelombang elektromagnet, larutan asam/basa, alkohol, kloroform, jamur, bakteri, serbuk sari, racun gigitan serangga.
  • Proses keja laboratorium: Kesalahan prosedur, penggunaan alat yang tidak tepat, faktor psikologi kerja (terburu-buru, takut).

Contoh Kecelakaan di Laboratorium

  • Terpeleset: Akibat lantai licin, mengakibatkan memar, fraktura, dislokasi, memar otak.
  • Kebakaran: Akibat bahan kimia, kompor, bahan desinfektan yang mudah terbakar dan beracun.
  • Luka bakar dan keracunan: Akibat kebakaran dan kurang hati-hati dalam menggunakan bahan kimia.

Keadaan Darurat Skala Besar dan Situasi Sensitif

  • Keadaan Darurat Skala Besar: Kebakaran, banjir, gempa bumi, peringatan pandemic, pemadaman listrik, larangan perjalanan, dll.
  • Situasi Sensitif: Tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya, hilangnya bahan/peralatan/data/sistem komputer, hilangnya peralatan bernilai tinggi.

Bahaya Hayati

  • Bahaya hayati muncul di laboratorium yang menangani mikroorganisme atau bahan yang terkontaminasi.
  • Penilaian risiko bahan bahaya hayati mempertimbangkan organisme yang dimanipulasi, perubahan yang dilakukan pada organisme, dan kegiatan yang dilakukan dengan organisme tersebut.

Paparan Bahan Kimia Beracun

  • Risiko paparan bahan kimia beracun di laboratorium kimia.
  • Bahan beracun menimbulkan efek berbahaya dan berbeda-beda:
    • Racun akut: Mengakibatkan dampak berbahaya sejak paparan pertama (misalnya, hidrogen sianida, nitrogen dioksida).
    • Iritan: Menyebabkan efek radang sementara (misalnya, silil halida, hidrogen selenida).
    • Zat korosif: Menghancurkan jaringan hidup dengan kontak kimia (misalnya, klorin, asam nitrat).
    • Alergen dan pemeka: Menghasilkan reaksi merugikan oleh sistem kekebalan (misalnya, diazomethane).
    • Asfiksian: Mengganggu pengiriman oksigen ke organ vital (misalnya, karbon dioksida, metana).
    • Neurotoksin: Mengakibatkan efek buruk pada sistem saraf pusat atau periferal (misalnya, merkuri, karbon disulfida).
    • Toksin reproduktif: Menyebabkan kerusakan kromosom, teratogenik pada fetus (misalnya, arsenik).
    • Toksin: Beraksi selama kehamilan dan berbahaya bagi fetus (misalnya, pelarut organik).
    • Bahan beracun: Mempengaruhi organ selain sistem neurologis dan reproduktif (misalnya, hidrokarbon berklor).
    • Karsinogen: Menyebabkan kanker setelah paparan berulang (misalnya, benzena, klorometil metil eter).

Pencegahan Kecelakaan di Laboratorium

  • Ketahui aturan keselamatan kerja, bahaya yang mungkin terjadi, dan tindakan yang perlu dilakukan saat terjadi kecelakaan.

  • Gunakan perlengkapan keselamatan yang sesuai.

  • Berhati-hati saat melakukan kegiatan di laboratorium.

  • Ikuti petunjuk dan aturan yang ditetapkan.

  • Laporkan setiap bahaya atau kecelakaan kepada pengawas laboratorium.

  • K3 merupakan aspek penting dalam laboratorium untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, melindungi pekerja, dan mencegah kecelakaan kerja.

  • Setiap orang yang bekerja di laboratorium harus memahami dan menerapkan prinsip K3 untuk menjaga keamanan diri sendiri dan orang lain.

Studying That Suits You

Use AI to generate personalized quizzes and flashcards to suit your learning preferences.

Quiz Team

Related Documents

Modul Bab 1 (K3LH) PDF

Description

Quiz ini membahas tentang pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di laboratorium. Materi yang akan diujikan mencakup definisi K3, peraturan yang berlaku, serta dampak dari penerapan K3 di lingkungan laboratorium. Apakah Anda siap menguji pengetahuan Anda tentang K3?

More Like This

Use Quizgecko on...
Browser
Browser