Kegawatdaruratan Neonatal: Asfiksia
5 Questions
0 Views

Choose a study mode

Play Quiz
Study Flashcards
Spaced Repetition
Chat to lesson

Podcast

Play an AI-generated podcast conversation about this lesson

Questions and Answers

Apa yang dimaksud dengan asfiksia pada bayi baru lahir?

  • Kondisi di mana bayi tidak mengalami asidosis
  • Kegagalan pernafasan secara spontan dan teratur (correct)
  • Pernafasan yang normal saat lahir
  • Kondisi di mana bayi memiliki kejang saat lahir
  • Apa penyebab utama dari asfiksia pada bayi baru lahir?

  • Kelebihan oksigen dalam udara respirasi
  • Infeksi bakteri pada bayi
  • Kondisi lingkungan yang sehat
  • Kurangnya O2 pada udara respirasi (correct)
  • Apa yang menjadi ciri khas asfiksia pada bayi baru lahir?

  • Peningkatan pH darah
  • Kejang yang tidak terduga
  • Kondisi asidosis (correct)
  • Saturasi oksigen yang tinggi
  • Manakah dari pernyataan berikut yang tidak benar mengenai asfiksia?

    <p>Asfiksia selalu disertai kejang</p> Signup and view all the answers

    Mengapa pH darah penting dalam diagnosis asfiksia?

    <p>Mendeteksi keasaman tubuh akibat asidosis</p> Signup and view all the answers

    Study Notes

    Kegawatdaruratan Neonatal

    • Topik meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, dan kejang.

    Asfiksia

    • Definisi: Kegagalan bernapas secara spontan dan teratur saat lahir, menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) (Prambudi, 2013)
    • Penyebab: Kurangnya oksigen dalam udara pernapasan.
    • Gejala:
      • Asidosis (pH darah arteri umbilikalis < 7,0)
      • APGAR skor 0-3 setelah 5 menit.
      • Gejala neurologis (kejang, hipotoni, koma, atau ensefalopati hipoksik iskemik).
      • Gangguan multiorgan.
    • Bayi bernapas cepat dalam waktu singkat, kemudian gerakan pernapasan berhenti, denyut jantung menurun, dan memasuki periode apnea.

    Faktor Risiko Asfiksia Neonatorum

    • Faktor Ibu:
      • Riwayat kehamilan bermasalah (misalnya, malpresentasi, prematuritas, kehamilan ganda, infeksi, hipertensi, perdarahan antepartum, dan partus lama).
      • Kondisi sosioekonomi rendah.
      • Primipara.
      • Riwayat kematian bayi sebelumnya.
      • Penggunaan obat-obatan (anestesi atau opiat).
      • Persalinan sulit dan traumatik.
      • Mekonium dalam cairan ketuban.
      • Ketuban pecah dini.
      • Kompresi tali pusat atau prolaps tali pusat.
      • Trauma saat persalinan (misalnya, penggunaan induksi oksitosin).
    • Faktor Janin:
      • Berat lahir rendah.
      • Pertumbuhan janin terhambat.
      • Anomali kongenital.
      • Pneumonia intrauterin.

    Patofisiologi Asfiksia

    • Hipoksia akut menyebabkan darah mengalir ke organ vital (batang otak dan jantung) dibandingkan organ lain.
    • Perawatan tidak membaik, menyebabkan kondisi hipoksik iskemik pada organ vital.
    • Asfiksia menyebabkan gangguan sistemik pada berbagai organ tubuh (62% pada sistem saraf pusat, 16% kelainan sistemik tanpa gangguan neurologis, dan 20% kasus tidak memperlihatkan kelainan).
    • Gangguan fungsi susunan saraf pusat sering dikaitkan dengan gangguan fungsi organ lainnya.

    Kriteria Diagnostik Asfiksia

    • WHO dalam ICD-10 mengklasifikasikan asfiksia berat apabila Apgar 0-3 pada menit pertama.
    • Gejalanya meliputi:
      • Laju jantung (LJ) menurun atau menetap < 100 kali per menit.
      • Tidak bernapas atau megap-megap.
      • Kulit pucat dan tanpa tonus otot.

    Tatalaksana Asfiksia

    • Mengutamakan mempertahankan ventilasi dan perfusi.
    • Tindakan sesuai etiologi kejang
    • Pemberian obat antikonvulsan.

    Kejang Neonatal

    • Kejang pada 28 hari pertama kehidupan.
    • Diagnosa sulit karena beragam gejala yang tidak khas.
    • Keterlambatan dalam tatalaksana.

    Etiologi Kejang Neonatal

    • Berdasarkan awitan kejang:
      • Pada 0-3 hari
      • Pada > 3 hari.
    • Berdasarkan frekuensi:
      • Pada bayi prematur
      • Pada bayi cukup bulan.

    Gejala Klinis Kejang

    • Aktivitas pada bayi prematur dan cukup bulan yang menyerupai kejang.
      • Gerakan bola mata bolak-balik.
      • Gerakan myoclonic saat tidur.
      • Hiperekpleksia
      • Klonus

    Tatalaksana Kejang Neonatal

    • Prinsip utama dalam tatalaksana kejang neonatal adalah:
      • Mempertahankan ventilasi dan perfusi adekuat.
      • Tindak lanjut etiologi kejang.
      • Obat antikonvulsan.

    Antikonvulsan pada Neonatus

    • Daftar obat dan dosis untuk mengatasi kejang.

    Tetanus Neonatorum

    • Penyakit infeksi oleh bakteri Clostridium tetani.
    • Masuk melalui tali pusat yang tidak steril.
    • Gejalanya meliputi:
      • Tidak mau ASI
      • Mulut mencucur
      • Kejang akibat rangsang
      • Kebiruan
      • Demam
    • Inkubasi 3-14 hari

    Pencegahan Tetanus Neonatorum

    • Imunisasi TT
    • Sterilitas alat persalinan
    • Perawatan tali pusat yang benar.

    Tatalaksana Tetanus Neonatorum

    • Mengeradikasi kuman Clostridium tetani.
    • Menetralkan toksin.
    • Terapi suportif spesifik sesuai keparahan penyakit.
    • Penggunaan Antibiotik (Metronidazole oral atau Penicillin G IV) dan Antikonvulsan (Benzodiazein)
    • Di ruang isolasi, berikan oksigen, dan jaga jalan nafas.

    Studying That Suits You

    Use AI to generate personalized quizzes and flashcards to suit your learning preferences.

    Quiz Team

    Related Documents

    Description

    Ujian ini menguji pemahaman Anda tentang kegawatdaruratan neonatal, khususnya asfiksia. Anda akan membahas definisi, penyebab, gejala, dan faktor risiko terkait asfiksia neonatorum. Materi ini penting untuk memahami penanganan bayi baru lahir yang mengalami kelainan pernapasan.

    More Like This

    Neonatal Sepsis Quiz
    5 questions

    Neonatal Sepsis Quiz

    UnrestrictedMorganite avatar
    UnrestrictedMorganite
    Neonatal Jaundice
    34 questions

    Neonatal Jaundice

    WellBacklitWeasel avatar
    WellBacklitWeasel
    PALS Study Guide for Pediatric Emergencies
    49 questions
    Use Quizgecko on...
    Browser
    Browser