Kanker Paru di Indonesia 2022

Organisasi profesi yang berfokus pada penelitian dan pengobatan kanker paru.

Organisasi profesi yang menaungi dokter spesialis penyakit paru di Indonesia.

Organisasi profesi yang menaungi dokter spesialis penyakit dalam di Indonesia.

Sp.Rad (K) adalah singkatan dari Spesialis Radiologi (Konsultan).

Sp.P (K) adalah singkatan dari Spesialis Paru (Konsultan).

Sp.PA (K) adalah singkatan dari Spesialis Patologi Anatomi (Konsultan).

Sp.BTKV adalah singkatan dari Dokter Spesialis Bedah Thoraks Kardiovaskular.

Sp.PD-KP adalah singkatan dari Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Pulmonologi.

Risiko terkena kanker paru meningkat sekitar 50% untuk anggota keluarga dengan riwayat kanker paru dibandingkan individu yang tidak memiliki anggota keluarga dengan kanker.

Studi GWAx-GWAS mengungkap 8 lokus baru yang rentan terhadap kanker paru, melibatkan gen perbaikan DNA, gen metabolik, dan gen kecenderungan merokok.

Asap rokok mengandung 5.000 bahan kimia, termasuk karsinogen, racun, dan zat iritan yang dapat merusak paru-paru.

Merokok adalah faktor utama penyebab kanker paru, bertanggung jawab atas 62,43% kasus kanker paru di dunia.

Perokok aktif berisiko 14 kali lebih besar terkena kanker paru dibandingkan orang yang tidak pernah merokok.

Perokok berat (40 bungkus-tahun) memiliki risiko 17 kali lebih besar terkena kanker paru dibandingkan orang yang tidak pernah merokok.

Radon adalah gas radioaktif tidak berbau dan tidak berwarna yang dapat meningkatkan risiko kanker paru.

Paparan radon di dalam rumah dapat meningkatkan risiko kanker paru.

Kanker paru-paru adalah penyebab kematian utama dari semua jenis kanker di Indonesia pada tahun 2022, menyumbang 11,9% kematian akibat kanker.

Pada tahun 2022, 34.339 orang meninggal karena kanker paru-paru di Indonesia, dengan tingkat kematian 13,4 per 100.000 penduduk.

Lebih dari 75% kasus kanker paru-paru didiagnosis pada stadium lanjut (III/IV), yang mengakibatkan tingkat keberhasilan pengobatan dan kelangsungan hidup yang rendah.

Pada pria, kanker paru-paru merupakan jenis kanker paling umum dengan 29.107 kasus baru di tahun 2022.

Pada tahun 2022, terdapat 38.904 kasus baru kanker paru-paru di Indonesia, menempati peringkat kedua setelah kanker payudara.

Pasien yang terdiagnosis kanker paru-paru pada stadium IV memiliki tingkat kelangsungan hidup 1 tahun hanya 15-19%, dibandingkan dengan stadium I dengan tingkat kelangsungan hidup 81-85%.

Penyakit yang berhubungan dengan polusi udara rumah tangga seperti stroke, penyakit jantung iskemik, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) dan kanker paru.

Konsumsi tembakau merupakan penyebab utama kanker paru-paru, menyumbang 64,99% dari disability-adjusted life years (DALYs) kanker paru-paru.

Skrining dan deteksi dini kanker paru-paru sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan dan kesintasan, serta mengurangi beban pembiayaan akibat kanker paru-paru.

Partikel halus dan polutan lain dari polusi udara rumah tangga yang terhirup masuk paru-paru, merusak kekebalan tubuh dan mengurangi kapasitas oksigen dalam darah.

Pembakaran biomassa dalam rumah meningkatkan risiko kanker paru.

Peningkatan waktu paparan asap dapur berkorelasi positif dengan peningkatan risiko kanker paru.

Polusi udara di seluruh dunia menyebabkan kematian dini, terutama di negara berkembang.

Penyakit jantung, penyakit pernafasan dan kanker disebabkan oleh paparan partikel halus dalam polusi udara.

Paparan polusi udara kendaraan meningkatkan insiden kanker paru dan kematian akibat kanker paru

Paparan nitrogen dioksida, nitrogen oksida, dan PM dalam polusi udara kendaraan secara positif berkaitan dengan kanker paru.

Bahan yang telah terbukti menyebabkan kanker pada manusia dikategorikan sebagai Karsinogen pada manusia.

IARC mengklasifikasikan bahan karsinogen menjadi 4 kelompok berdasarkan potensi karsinogeniknya pada manusia.

IARC adalah lembaga yang mengklasifikasikan bahan/agen karsinogen pada manusia berdasarkan penelitian.

Bahan yang mungkin menyebabkan kanker pada manusia, tetapi penelitiannya masih terbatas, dikategorikan sebagai Mungkin sebagai Karsinogen pada manusia.

Bahan yang kemungkinan menyebabkan kanker pada manusia, tetapi informasinya masih terbatas, dikategorikan sebagai Mungkin sebagai karsinogen pada manusia namun informasi epidemiologi terbatas.

Bahan yang belum diklasifikasikan sebagai karsinogen pada manusia.

Bahan yang kemungkinan tidak berpotensi menyebabkan kanker pada manusia.

IARC meninjau dan memperbaharui klasifikasi bahan karsinogen secara berkala untuk memastikan akurasi informasi.

Contoh bahan karsinogen kelompok 1 adalah Asbes, Silika, Arsenik, Berilium, Kadmium, Kromium, Nikel, dan Radiasi.

Contoh bahan karsinogen kelompok 2A adalah Polisiklik Aromatik Hidrokarbon dan Insektisida Non-Arsenik.

Pengukuran dan pemantauan bahan karsinogenik dilakukan untuk melindungi pekerja dari paparan bahan berbahaya yang dapat menyebabkan kanker paru.

Pengendalian lingkungan kerja meliputi upaya untuk mengurangi paparan bahan karsinogenik seperti ventilasi yang baik, kontrol debu, dan penggunaan teknologi yang aman.

Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung tangan, dan pakaian pelindung digunakan untuk mencegah paparan bahan karsinogenik.

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah panduan lengkap yang mengatur bagaimana pekerja dapat melakukan tugasnya dengan aman dan mengurangi risiko paparan bahan karsinogenik.

Mitigasi adalah upaya untuk mengurangi dampak risiko kanker paru akibat kerja dengan cara pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi.

CERDIK adalah singkatan dari Cek Kesehatan, Enyahkan Asap Rokok, Rajin Olahraga, Diet Seimbang, Istirahat Cukup, dan Kelola Stress. Ini adalah panduan untuk menjaga kesehatan secara umum dan mencegah berbagai penyakit termasuk kanker.

Upaya Berhenti Merokok (UBM) adalah program yang membantu perokok untuk berhenti merokok secara bertahap dengan dukungan dan terapi yang tepat.

Skrining dan deteksi dini adalah upaya untuk menemukan kasus kanker paru pada tahap awal sehingga pengobatan dapat dilakukan lebih efektif.