Imaging pada Sistem Muskuloskeletal

Imaging pada Sistem Muskuloskeletal

• Subjek utama pembahasan adalah pencitraan pada sistem muskuloskeletal.
• Berbagai indikasi untuk pencitraan termasuk trauma/cedera, nyeri, infeksi, penyakit degeneratif/kronis, neoplasma/massa, kelainan kongenital/perkembangan, penyakit metabolik tulang, evaluasi pasca operasi/prosedur, evaluasi paska cedera berulang, dan gangguan vaskular/nekrosis aseptik.

Tujuan Pencitraan

• Tujuan pencitraan meliputi: diagnosis, dasar terapi, evaluasi terapi, prognosis, dan data penelitian.

Klasifikasi Patologi

• Klasifikasi patologi yang dibahas meliputi: kongenital, infeksi, neoplasma, trauma, dan lainnya.

Jenis Modalitas Radiologi

• Modalitas yang dibahas meliputi: radiografi (X-Ray), USG (Ultrasonografi), CT Scan (Tomografi Komputer), dan MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Syarat Imaging Kasus Trauma

• Untuk kasus trauma, diperlukan 2 proyeksi yang saling tegak lurus.
• Seluruh panjang tulang harus terlihat pada foto.
• Foto harus mencakup 2 sendi.
• Bandingkan foto dengan sisi kontralateral.
• Bandingkan foto dengan foto lama.
• Korelasi dengan hasil klinis.

Posisi AP dan Lateral

• Foto radiografi harus diambil dalam posisi AP (anterior-posterior) dan lateral untuk evaluasi yang komprehensif.

Bandingkan Kontralateral dan Foto Lama

• Perbandingan ini penting untuk mendeteksi perbedaan dan menilai perkembangan kondisi.

Metode Sistematis untuk Review X-Ray Muskuloskeletal

• Metode sistematis untuk review X-Ray:
• Anatomi dan penjajaran (alignment)
• Tulang
• Tulang rawan (cartilage)
• Deformitas dan kepadatan tulang (density)
• Hal lain (everything else), yaitu jaringan lunak.

Alignment

• Alignment dalam pencitraan muskuloskeletal meliputi garis vertebralis anterior dan posterior serta garis spinolaminar.
• Penekanan pada alignment pada berbagai bagian tubuh penting untuk evaluasi.

Bagian-Bagian Tulang

• Tulang terdiri dari bagian proksimal, diafisis, dan distal.
• Bagian-bagian penting seperti epiphysis, metaphysis, dan apophysis.
• Perhatikan diafisis, radius, ulna, dan bagian distal.

Deformitas

• Berbagai jenis deformitas dapat dideteksi pada foto, seperti fibrous dysplasia, osteochondroma, enostosis/bone island, osteomyelitis, simple/unicameral bone cyst, aneurysmal bone cyst, osteoid osteoma, non-ossifying fibroma, dll.

Tulang Rawan (Cartilage)

• Tulang rawan, misalnya meniskus dan permukaan sendi.

Jaringan Lunak (Everything Else)

• Pencitraan perlu memperhatikan jaringan lunak sekitar tulang dan sendi.
• Jaringan lunak mencakup lemak, pembuluh darah, dan susunan lainnya.

Deskripsi Fraktur

• Parameter fraktur yang perlu dijelaskan meliputi jumlah fragmen, arah fraktur, hubungan antar fragmen, jenis fraktur, dll.
• Posisi fragmen distal, seperti displacement (pergeseran), foreshortened (pendekkan), distracted (terpisah), butterfly fracture, segmental fractures, dan lainnya.
• Jenis-jenis fraktur meliputi transverse, linear, oblique, spiral, greenstick, dan comminuted.

Bagaimana Fraktur Didiskripsikan

• Hubungan segmen proksimal-distal meliputi displacement, angulasi, shortening, dan rotasi.
• Posisi relatif fragmen distal terhadap fragmen proksimal juga penting dalam deskripsi.

Contoh Radiografi Antebrachii Kanan AP/Lat

• Kasus fraktur pada radius distal dengan displacement dan shortening.
• Terdapat pembengkakan jaringan lunak (soft tissue swelling) pada wrist.

Fraktur pada Anak

• Tipe-tipe fraktur anak meliputi complete, greenstick, buckle, pipe, dan bow.
• Salter-Harris fractures adalah tipe fraktur yang spesifik pada anak-anak, yang memengaruhi lempeng pertumbuhan.

Klasifikasi Salter-Harris Fracture

• Tipe I: cedera sederhana dari permukaan fraktur melewati lempeng pertumbuhan
• Tipe II: cedera dari permukaan fraktur melalui lempeng pertumbuhan dan melewati bagian tulang
• Tipe III: terjadi pada bagian tulang rawan
• Kasus tipe IV: melewati lempeng pertumbuhan dan melewati bagian tulang
• Kasus tipe V: menekan atau menghancurkan lempeng pertumbuhan

Tulang Rapologi

• Berbagai penyakit patologis pada tulang dapat didokumentasikan, seperti osteoarthritis, erosive osteoarthritis, arthritis kristal kalsium pirofosfat dihidrat, gout, rheumatoid arthritis, dan septic arthritis.
• Berbagai derajat dari gangguan terlihat pada foto, seperti Grade 0 sampai dengan Grade 4

Tumor Tulang

• Tumor tulang perlu dipertimbangkan dalam pencitraan, dan perlu diketahui sifat tumor melalui karakteristiknya (gambar pada slide)

Jenis-jenis Tumor Tulang

• Beberapa tipe tumor tulang yang umum, seperti non-ossifying fibroma, aneurysmal bone cyst, giant cell tumor, Ewing sarcoma, dan osteosarcoma, dan NOF.

Osteogenesis Imperfecta

• Kekurangan pada pembentukan tulang disebabkan oleh kondisi genetik yang ditunjukkan pada foto.

Pencitraan USG

• USG berguna untuk mendeteksi kelainan jaringan lunak serta timbunan cairan di sekitar sendi.
• USG dapat digunakan untuk mengevaluasi cedera tendon, ligamen, dan meniskus.

Pencitraan CT Scan

• CT scan digunakan untuk mendeteksi fraktur kompleks, stress fracture, evaluasi penyembuhan fraktur post-operasi, menilai kelainan sendi, serta mendeteksi tumor tulang.

Pencitraan MRI

• MRI berguna untuk evaluasi cedera jaringan lunak, deteksi tumor dan lesi muskuloskeletal, evaluasi kelainan sendi, deteksi edema tulang, serta evaluasi patologi tulang belakang, evaluasi pasca operasi.

• Studi MRI dapat diterapkan untuk mengevaluasi penyakit atau kelainan seperti AVN, spondylodiscitis, dan bone marrow edema.

• Kelebihan dan kekurangan masing-masing modalitas pencitraan dibahas.

Quiz ini membahas tentang pencitraan pada sistem muskuloskeletal, termasuk indikasi dan tujuan pencitraan. Selain itu, juga akan diperkenalkan berbagai jenis modalitas radiologi seperti X-Ray, USG, CT Scan, dan MRI. Materi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai pentingnya pencitraan dalam diagnosis dan terapi.