Ergonomi: Definisi, Klasifikasi, Faktor Risiko, dan Manfaat

Study Notes

Ergonomi berasal dari kata Latin "ergos" yang berarti "kerja" dan "nomos" yang berarti "hukum alam".
Ergonomi adalah aturan atau norma dalam sistem kerja untuk menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan, dan produktivitas kerja.
Ergonomi dapat diterapkan di mana saja, baik di lingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan sosial, maupun di lingkungan kerja.
Ergonomi dapat dilakukan kapan saja dalam 24 jam sehari, sehingga dapat melakukan dengan sehat, aman, dan nyaman.

Ergonomi fisik: berkaitan dengan anatomi manusia dan karakteristik antropometri, fisiologis, dan biomekanik yang berkaitan dengan aktivitas fisik.
Ergonomi kognitif: berkaitan dengan proses mental, seperti persepsi, memori, penalaran, dan respon motorik.
Ergonomi organisasi: berkaitan dengan optimalisasi sistem teknis sosial, termasuk struktur organisasi, kebijakan, dan proses.

Faktor fisik lingkungan kerja:
- Pencahayaan: dapat menyebabkan kelelahan mata, sakit kepala, dan kesulitan berkonsentrasi.
- Kebisingan: dapat menyebabkan stres, gangguan pendengaran, dan kesulitan berkomunikasi.
- Suhu: dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan mengurangi produktivitas.
- Ventilasi: dapat menyebabkan kualitas udara yang buruk dan masalah pernapasan.
Faktor organisasi kerja:
- Jam kerja: dapat menyebabkan kelelahan, stres, dan masalah kesehatan lainnya.
- Istirahat: dapat menyebabkan kelelahan dan meningkatkan risiko cedera.
- Beban kerja: dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan burnout.
- Kurangnya pelatihan: dapat menyebabkan pekerja tidak mengetahui cara bekerja dengan aman dan efisien.
Faktor individu:
- Tingkat kebugaran: dapat meningkatkan risiko cedera.
- Usia: dapat meningkatkan risiko cedera musculoskeletal.
- Jenis kelamin: wanita lebih berisiko mengalami beberapa jenis cedera muskuloskeletal daripada pria.
- Riwayat kesehatan: dapat menambahkan risiko cedera musculoskeletal.