Podcast
Questions and Answers
Apa arti dari APD dalam konteks pertolongan pertama?
Apa arti dari APD dalam konteks pertolongan pertama?
Alat Perlindungan Diri
Sebutkan 2 contoh APD yang umum digunakan dalam pertolongan pertama.
Sebutkan 2 contoh APD yang umum digunakan dalam pertolongan pertama.
Sarung tangan lateks, masker penolong, kacamata pelindung
Apa tujuan utama dari pertolongan pertama?
Apa tujuan utama dari pertolongan pertama?
Memberikan pertolongan segera
Apa yang dimaksud dengan 'penolong pertama'?
Apa yang dimaksud dengan 'penolong pertama'?
Mengapa penting untuk meminta izin sebelum menolong?
Mengapa penting untuk meminta izin sebelum menolong?
Berikan 2 contoh kewajiban seorang penolong pertama.
Berikan 2 contoh kewajiban seorang penolong pertama.
Apa yang harus dilakukan jika menemukan korban?
Apa yang harus dilakukan jika menemukan korban?
Apa saja 3 hal yang harus diperhatikan saat menilai pernapasan korban?
Apa saja 3 hal yang harus diperhatikan saat menilai pernapasan korban?
Sebutkan langkah pertama dalam menangani luka bakar.
Sebutkan langkah pertama dalam menangani luka bakar.
Apa yang tidak boleh dioleskan pada luka bakar?
Apa yang tidak boleh dioleskan pada luka bakar?
Sebutkan 2 contoh penyebab suatu kondisi membutuhkan pemindahan darurat korban
Sebutkan 2 contoh penyebab suatu kondisi membutuhkan pemindahan darurat korban
Apa yang dimaksud dengan 'pembidaian'?
Apa yang dimaksud dengan 'pembidaian'?
Sebutkan 2 contoh gejala keracunan.
Sebutkan 2 contoh gejala keracunan.
Mengapa penting untuk memantau tanda-tanda vital penderita saat teratur?
Mengapa penting untuk memantau tanda-tanda vital penderita saat teratur?
Mengapa penderita pingsan harus berbaring dengan kaki ditinggikan?
Mengapa penderita pingsan harus berbaring dengan kaki ditinggikan?
Flashcards
Apa itu Pertolongan Pertama?
Apa itu Pertolongan Pertama?
Pemberian pertolongan segera pada penderita sakit, cedera, atau kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.
Siapa itu Penolong Pertama?
Siapa itu Penolong Pertama?
Penolong pertama kali tiba di tempat kejadian, memiliki kemampuan, dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Apa Tujuan Pertolongan Pertama?
Apa Tujuan Pertolongan Pertama?
Menyelamatkan jiwa, mencegah cacat, dan memberikan rasa nyaman serta menunjang proses penyembuhan.
Sebutkan contoh Alat Perlindungan Diri (APD)
Sebutkan contoh Alat Perlindungan Diri (APD)
Signup and view all the flashcards
Mengapa penting mempelajari Anatomi dan Faal Dasar?
Mengapa penting mempelajari Anatomi dan Faal Dasar?
Signup and view all the flashcards
Apa yang harus dilakukan saat menemukan korban?
Apa yang harus dilakukan saat menemukan korban?
Signup and view all the flashcards
Apa itu PLNB dalam pemeriksaan fisik?
Apa itu PLNB dalam pemeriksaan fisik?
Signup and view all the flashcards
Sebutkan cara memeriksa kondisi korban!
Sebutkan cara memeriksa kondisi korban!
Signup and view all the flashcards
Apa itu pembidaian?
Apa itu pembidaian?
Signup and view all the flashcards
Apa itu patah tulang (fraktur)?
Apa itu patah tulang (fraktur)?
Signup and view all the flashcards
Apa itu cerai sendi (dislokasi)?
Apa itu cerai sendi (dislokasi)?
Signup and view all the flashcards
Apa itu Terkilir Otot (Strain)?
Apa itu Terkilir Otot (Strain)?
Signup and view all the flashcards
Apa itu Terkilir sendi (Sprain)
Apa itu Terkilir sendi (Sprain)
Signup and view all the flashcards
Apa itu luka bakar?
Apa itu luka bakar?
Signup and view all the flashcards
Apa itu Syok?
Apa itu Syok?
Signup and view all the flashcards
Study Notes
Pertolongan Pertama
- Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera/kecelakaan.
- Pertolongan pertama memerlukan penanganan medis dasar.
- Tindakan perawatan dalam pertolongan pertama berdasar ilmu kedokteran.
- Ilmu ini dapat dimiliki orang awam yang terlatih secara khusus.
Penolong Pertama
- Disebut sebagai penolong pertama.
- Penolong pertama adalah orang yang pertama kali tiba di tempat kejadian.
- Penolong pertama memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Tujuan Pertolongan Pertama
- Menyelamatkan jiwa penderita.
- Mencegah cacat.
- Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
Dasar Hukum Pertolongan: Pasal 531 KUHP
- Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang dalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan adalah tindakan ilegal.
- Pertolongan itu dapat diberikan atau diadakan tanpa mengkhawatirkan bahaya bagi diri sendiri atau orang lain.
- Jika orang yang perlu ditolong itu mati dapat diancam dengan sangsi KUHP 45, 165, 187, 304s, 478, 525, 566.
Kerahasiaan: Pasal 322 KUHP
- Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpan karena jabatan atau pekerjaannya dapat dipidana.
- Pidana penjara berlangsung selama 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 9.000,-.
- Jika kejahatan dilakukan tertentu, hanya dapat dituntut atas pengaduan orang lain.
- Penolong juga perlu meminta izin sebelum menolong.
Persetujuan Tindakan Pertolongan
- Persetujuan tindakan pertolongan adalah ijin bagi penolong untuk melakukan tindakan.
- Persetujuan terbagi dua bentuk, yaitu:
- Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat.
- Persetujuan yang dinyatakan secara lisan atau secara tertulis oleh penderita.
Kewajiban Penolong Pertama
- Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang di sekitarnya.
- Menjangkau penderita.
- Mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa.
- Meminta bantuan / rujukan.
- Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat sesuai keadaan penderita.
- Membantu penolong yang lain.
- Menjaga kerahasiaan medis penderita.
- Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat.
- Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi / dirujuk ke fasilitas kesehatan.
Kualifikasi Penolong Pertama:
- Jujur dan bertanggungjawab.
- Profesional.
- Mempunyai kematangan emosi.
- Mampu bersosialisasi.
- Kemampuan nyata terukur sesuai sertifikasi.
- Mempunyai kondisi fisik baik.
- Mempunyai rasa bangga.
Alat Pelindung Diri (APD)
- Sebagai pelaku PP, penting mengutamakan keselamatan diri sendiri.
- Alat Pelindung Diri (APD) digunakan agar penolong tidak tertular penyakit.
- APD tidak perlu mahal, contohnya:
- Sarung tangan lateks
- Masker penolong
- Kacamata pelindung
- Darah dan semua cairan tubuh bisa menularkan penyakit.
- Selain APD, ada beberapa peralatan yang diperlukan:
- Kasa Steril
- Pembalut gulung / perban
- Pembalut perekat / plester
- Gunting pembalut
- Bidai
- Pinset
- Senter
- Selimut
- Alkohol 70%
- Kapas
Anatomi dan Faal Dasar Tubuh Manusia
- Anatomi adalah ilmu urai tubuh, mempelajari susunan dan bentuk tubuh.
- Ilmu faal/fisiologi yaitu ilmu yang mempelajari fungsi bagian dari alat atau jaringan tubuh.
Posisi Anatomis
- Tubuh berdiri tegak, kedua lengan di samping tubuh, telapak tangan menghadap ke depan.
- Terdapat tiga bidang khayal yang dikenal dalam posisi anatomis:
- Bidang Medial: membagi tubuh menjadi dua, yaitu kiri dan kanan.
- Bidang Frontal: membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan belakang (posterior).
- Bidang Transversal: membagi tubuh menjadi dua, yaitu atas (superior) dan bawah (inferior).
Bagian Tubuh Manusia
- Tubuh manusia dilindungi kulit dan diperkuat rangka.
- Tubuh manusia umumnya dibagi menjadi 5 bagian:
- Kepala
- Terdiri dari tengkorak, wajah dan rahang bawah
- Leher
- Batang Tubuh
- Terdiri dari dada, perut, punggung dan panggul
- Anggota Gerak Atas
- Terdiri dari sendi bahu, lengan atas, siku, lengan bawah, pergelangan tangan, dan tangan
- Anggota Gerak Bawah
- Terdiri dari sendi panggul, tungkai atas (paha), lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki, dan kaki
- Kepala
Rongga Tubuh
- Selain pembagian tubuh, ternyata tubuh kita terdapat 5 (lima) buah rongga:
- Rongga Tengkorak: Berisi otak dan melindunginya.
- Rongga Tulang Belakang: Berisi bumbung syaraf atau “spinal cord”; terbentuk dari rongga-rongga tulang belakang.
- Rongga Dada: Disebut juga rongga toraks; dilindungi tulang rusuk; berisi jantung, paru-paru, pembuluh darah besar, kerongkongan, dan saluran pernapasan.
- Rongga Perut: Terletak diantara rongga dada dan rongga panggul; dikenal sebagai abdomen; berisi organ pencernaan seperti lambung, usus, limpa, hati, empedu, pancreas.
- Rongga Panggul: Dibentuk oleh tulang panggul; berisi kandung kemih, sebagian usus besar, dan organ reproduksi.
Sistem Tubuh Manusia
- Sistem tubuh adalah susunan organ yang mempunyai fungsi tertentu.
Sistem Rangka (Kerangka/Skeleton)
- Fungsi:
- Menopang bagian tubuh
- Melindungi organ tubuh
- Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh
- Memberi bentuk tubuh
Sistem Otot (Muskularis)
- Organ/alat berfungsi menggerakkan tubuh
Sistem Pernapasan (Respirasi)
- Terdiri atas:
- Pernapasan Dalam: pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida terjadi dalam jaringan.
- Pernapasan Luar: pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida terjadi didalam paru-paru.
Sistem Peredaran Darah
- Terdiri atas:
- Peredaran darah kecil:
- Jantung - Paru-paru (terjadi pengambilan oksigen dan pembuangan gas karbon dioksida) - Jantung
- Peredaran darah besar:
- Jantung - pembuluh nadi - semua bagian tubuh (terjadi pemberian oksigen serta pengambilan zat sampah di kapiler) - Pembuluh balik - Jantung
Sistem Saraf (Nervus)
- Organ berfungsi melakukan koordinasi dan kerjasama dengan bagian tubuh
Sistem Pencernaan (Digestif)
- Saluran menerima makanan dari luar yang dicerna melalui proses telan, kunyah, dan mencampur dengan bantuan enzim dan zat cair mulai mulut sampai anus.
Sistem Kelenjar Buntu (Endokrin)
Kelenjar mengirimkan hasil sekresinya (produknya) kedalam darah dalam jaringan kelenjar tampa melalui saluran dan hasil sekresi ini disebut hormon.
Sistem Kemih (Urinaria)
- Proses penyaringan darah untuk menyerap zat yang digunakan tubuh yang membebaskan dari zat yang tidak digunakan.
Kulit
- Lapisan jaringan menutupi dan melindungi permukaan tubuh
- Berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga, lubang masuk.
Panca Indera
- Organ menerima jenis rangsangan atau stimulus tertentu, meliputi:
- Indera Penglihatan (Mata)
- Indera Pendengaran (Telinga)
- Indera Penciuman (Hidung)
- Indera Pengecap (Lidah)
- Indera Perasa/Peraba (Kulit)
Sistem Reproduksi
- Terdiri dari Sistem reproduksi Pria dan Sistem reproduksi Wanita.
Penilaian Korban
- Penilaian korban adalah tindakan yang harus dilakukan ketika menemukan korban.
Tindakan Penilaian Korban Terdiri dari
- Penilaian keadaan:
- Dilakukan saat sampai di lokasi kejadian.
- Menilai apakah keadaan sekitar aman atau tidak.
- Jika ragu minta bantuan kepada orang dewasa.
- Perhatikan kondisi, kemungkinan, dan cara mengatasi keadaan.
- Amankan diri sendiri terlebih dahulu.
Tugas Penolong Saat Tiba di Lokasi
- Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang orang disekitar lokasi kejadian.
- Memperkenalkan diri, bila memungkinkan.
- Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera).
- Mengenali dan mengatasi gangguan cedera yang mengancam nyawa.
- Menstabilkan penderita dan meneruskan pemantauan.
- Minta bantuan bila diperlukan.
- Informasi untuk menunjang penilaian didapatkan dari:
- Kejadian itu sendiri
- Penderita (bila sadar)
- Keluarga /Saksi
- Mekanisme kejadian
- Perubahan bentuk yang nyata (cedera yang jelas)
- Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit
Penilaian Dini
- Penilaian dini penting untuk menentukan kondisi penderita secara umum.
- Kesan umum: menilai apakah penderita kasus trauma/medis.
- Kasus Trauma: disebabkan ruda-paksa, seperti luka terbuka, memar, patah tulang.
- Kasus Medis: diderita tanpa riwayat ruda-paksa, seperti sesak napas atau pingsan.
- Memeriksa kesadaran:
- Tingkatan kesadaran: Awas (Alert), Suara (Voice), Nyeri (Pain), Tidak Respon (Un Respon).
- Memastikan jalan napas terbuka dengan baik
- Menilai pernapasan: dengan cara melihat, mendengar, merasakan
Menilai Denyut Nadi
- Sebelum menilai denyut nadi korban, lihat dahulu kondisi korban apakah sadar atau tidak.
- Jika sadar: meraba nadi pergelangan tangan (radial).
- Jika tidak sadar: memeriksa nadi di bagian leher (Carotis).
Pemeriksaan Fisik
- Melibatkan penglihatan, perabaan dan pendengaran.
- Memeriksa perubahan bentuk, luka, nyeri, dan bengkak (PLNB) pada tubuh korban.
- Pemeriksaan secara lengkap dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Pemriksaan Denyut Nadi
- Denyut nadi: setiap kali jantung berdenyut maka pembuluh nadi akan melebar dan berkonstraksi saat darah melaluinya.
- Diperiksa di leher (Arteri karotis), Lengan atas (Arteri brakialis), Pergelangan tangan (A. radialis) dan Lipat paha (A.femoralis).
- Pasien berbaring/duduk tenang.
- Raba nadi dengan telunjuk dan jari tengah, tekan sedikit.
- Bila denyut nadi teratur, nadi diperiksa selama 15 detik, hasilnya dikalikan 4. Bila denyut nadi tidak teratur, ukur selama 60 detik.
- Denyut nadi normal:
- Bayi: 120-150 X/menit.
- Anak: 80-150 X/menit.
- Dewasa: 60-90X/menit.
Pemeriksaan Pernapasan
- Pada penderita sadar jangan beritahukan bahwa frekwensi pernapasannya sedang dihitung.
- Genggam tangan penderita lalu letakkan diatas dada atau perut penderita, lalu amati gerakkan naik turunnya.
- Satu pernapasan: satu kali menghirup napas dan satu kali mengeluarkan napas (satu kali gerakan naik dan turun).
- Pernapasan dihitung selama 30 detik, lalu dikalikan 2 untuk mendapatakan frekuesi pernapasan permenit.
- Frekwensi Pernapasan normal:
- Bayi: 25-50 X/menit.
- Anak: 15-30 X/menit.
- Dewasa: 12-20 X/menit.
Pemeriksaan Suhu
- Suhu tubuh diperiksa dengan cara perabaan menggunakan punggung tangan pada dahi atau leher.
- Kelembaban kulit juga harus dinilai (berkeringat/kering).
- Warna kulit juga perlu dinilai.
- Warna kulit:
- Pucat: gangguan peredaran darah
- Kemerahan: disebabkan tekanan darah tinggi, keracunan alcohol, luka bakar, demam, penyakit infeksi
- Kebiruan (sianossi): Kurangnya oksigen dalam darah
- Kekuningan: gangguan hati
- Biru kehitaman: Tanda perdarahan bawah kulit
Riwayat penderita
- Riwayat penderita diperlukan untuk mengetahui penyebab atau pencetus suatu kejadian.
- Riwayat juga untuk mengetahui mekanisme kejadian atau perjalanan suatu penyakit.
- Diperlukan wawancara yang dapat dilakukan dengan penderita, keluarganya atau saksi mata.
- Akronim KOMPAK digunakan sebagai panduan:
- K = Keluhan utama
- O = Obat-obatan yang diminum
- M = Makanan / Minuman terakhir
- P = Penyakit yang diderita
- A = Alergi yang Dialami
- K = Kejadian
Pemeriksaan Berkala
- Pemeriksaan terus dilanjutkan secara berkelanjutan sebelum mendapat pertolongan medis.
- Pemeriksaan berkala harus menilai kembali :
- Tingkat kesadaran
- Nilai kembali jalan napas
- Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
- Periksa kembali nadi
- Nilai kembali keadaan kulit
- Periksa kembali secara seksama bagian yang belum diperiksa
- Nilai kembali penatalaksanaan penderita (secara keseluruhan)
- Pertahankan komunikasi
Pelaporan
- Setelah selesai menangani penderita penolong melaporkan semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan
- Laporan mencantumkan:
- Umur dan jenis kelamin penderita
- Keluhan utama
- Tingkat kesadaran
- Keadaan jalan napas
- Pernapasan
- Denyut nadi
- Pemeriksaan yang penting
- KOMPAK yang penting
- Penatalaksanaan
- Perkembangan lainnya
Cedera Jaringan Lunak
- Benturan/terkena benda tajam menimbulkan memar dan keluarnya darah.
- Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah oleh benturan (trauma/penyakit).
- Perdarahan besar jadi penyebab syok.
- Syok sendiri merupakan kondisi dimana beberapa sel tubuh tidak mendapat aliran darah yang adekuat.
Jenis Perdarahan
- Perdarahan dibagi menjadi 2:
- Perdarahan luar (terbuka).
- Perdarahan dalam (tertutup).
Perdarahan Luar (Terbuka)
- Terjadi akibat kerusakan dinding pembuluh darah disertai kerusakan kulit yang memungkinkan darah keluar dari tubuh.
- Berdasar pembuluh darah, perdarahan luar dibedakan menjadi:
- Perdarahan Arteri (pembuluh nadi): Darah menyembur sesuai denyut nadi & berwarna merah terang.
- Perdarahan Vena (pembuluh vena): Darah mengalir & berwarna merah gelap.
- Perdarahan Kapiler: Darah merembes & warnanya bervariasi.
Pengendalian dan Penanganan Perdarahan Luar
- Tekan luka dengan jari/telapak tangan & menggunakan sarung tangan.
- Tinggikan anggota tubuh yang cedera.
- Tekan arteri di atas daerah perdarahan.
- arteri brakialis (lengan atas), arteri radialis (pergelangan tangan), arteri femoralis (lipatan paha).
- Penanganan dilakukan dengan:
- Memakai APD
- Tidak menyentuh mulut, hidung, mata dan makanan saat merawat
- Mencuci tangan selesai perawatan
- Membuang bahan yang sudah ternoda dengan benar.
Perdarahan Dalam (Tertutup)
- Benturan dengan benda tumpul sebabkan cedera dalam menyebabkan perdarahan dalam.
- Kehilangan darah tidak terlihat.
- Kecurigaan adanya perdarahan dalam berasal dari pemeriksaan fisik lengkap & analisa mekanisme kejadian.
- Tanda-tanda mengenali perdarahan dalam:
- Cedera pada bagian luar tubuh
- Memar disertai nyeri, pembengkakan terutama diatas alat tubuh penting
- Nyeri, bengkak & perubahan bentuk pada alat gerak
- Nyeri tekan/kekakuan dinding perut
- Muntah darah
- Buang air besar berdarah
- Luka tusuk, khususnya pada batang tubuh
- Darah/cairan mengalir dari hidung & telinga
- Buang air kecil bercampur darah
Penanganan Perdarahan Dalam:
- Baringkan penderita.
- Periksa & pertahankan Air Breath Circulation (ABC).
- Periksa pernapasan & nadi berkala.
- Rawat sebagai syok.
- Jangan berikan makan/minum
- Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat
Syok
- Kondisi dimana beberapa sel & organ vital tubuh tidak cukup mendapat aliran darah yang mengandung oksigen & bahan nutrisi.
Penyebab Syok:
- Kegagalan jantung memompa darah.
- Kehilangan darah dalam jumlah besar.
- Pelebaran pembuluh darah luas (dilatsi)
Tanda-Tanda Syok
- Nadi cepat & lemah
- Nafas cepat & dangkal
- Kulit pucat dingin & lembab
- Wajah pucat & kebiruan (sianosis) pada bibir, lidah, cuping telinga
- Pandangan hampa & pupil mata melebar
- Perubahan keadaan mental (gelisah, cemas)
Gejala Syok
- Mual, mungkin disertai muntah
- Haus
- Lemah
- Pusing (vertigo)
- Tidak nyaman & takut
Penanganan terhadap syok
- Bawa ketempat teduh & aman
- Baringkan telentang
- Tinggikan tungkai
- Longgarkan pakaian
- Selimuti
- Jaga jalan napas
- Kontrol perdarahan & rawat cedera lainnya
- Jangan beri makan & minum
- Periksa tanda vital berkala
- Rujuk ke fasilitas kesehatan
Cedera Sistem Otot Rangka
- Cedera pada otot & rangka menyebabkan rasa sakit dan sulit memfungsikan alat gerak.
- Cedera otot rangka merupakan bentuk cedera yang paling banyak dijumpai.
- Pencegahan cacat tetap adalah penanganan yang baik dapat membantu mencegah terjadinya.
- Cedera otot rangka dapat berupa :
- Patah tulang (Fraktur)
- Cerai sendi (Dislokasi)
- Terkilir otot (Strain)
- Terkilir sendi (Sprain).
Patah Tulang (Fraktur)
- Patah tulang adalah terputusnya jaringan tulang.
- Gejala:
- Perubahan bentuk
- Nyeri & kaku
- Suara berderik pada daerah yang patah
- Pembengkakan
- Memar
- Ujung tulang terlihat
- Gangguan peredaran perdarahan
Jenis Patah Tulang
- Patah tulang terbuka berhubungan dengan udara luar.
- Patah tulang tertutup tidak berhubungan dengan udara luar.
- Cedera otot rangka bisa ditangani dengan pembidaian
Pembidaian Adalah
- Pemakaian alat Bantu untuk menghindari pergerakan, melindungi dan menstabilkan bagian tubuh yang cedera
- Tujuan:
- Mencegah pergerakan/pergeseran ujung tulang patah
- Mengurangi cidera baru disekitar tulang patah
- Mengistirahatkan anggota badan patah
- Mengurangi nyeri, perdarahan
- Mempercepat penyembuhan
Jenis-Jenis Pembidaian
- Bidai Keras: dari bahan yang keras untuk mencegah pergerakan
- Bldai kayu, bidai tiup, bidai vakum
- Bidai dapat dibentuk: Jenis bidai diubah menjadi bentuk & kombinasi sesuai cedera
- Bidai vakum, bantal, selimut, karton,bidai kawat
- Bidai Traksi: Bentuk jadi & bervariasi sesuai pembuatannya dan hanya digunakan oleh tenaga professional utk patah tulang paha
- Gendongan/Blat/Bebat: Pembidaian pembalut. Prinsip memanfaatkan tubuh penderita untuk menghentikan pergerakan cedera
- Bidai Improvisasi: penolong berimprovisasi membuat bidai kuat & ringan
- Majalah, Koran, karton
Pedoman Umum Pembidaian
- Sampaikan rencana tindakan kepada penderita
- Pastikan yuang cedera dapat dilihat, rawat perdarahan bila ada
- Nilai gerakan sensasi-sirkulasi (GSS) sebelum pembidaian,bandingkan dengan GSS yang pertama
- Siapkan alat(bidai dan mitella)
- Upayakan tidak mengubah posisi cidera
- Jangan memasukan bagian tulang patah
- Bidai meliputi dua sendi dari tulang patah
- Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar
- Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari sendi yang banyak bergerak
- Setelah dilakukan pembidaian lakukan (GSS) kembali
Cedera Sendi (Dislokasi)
- Cerai Sendi :Keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi
- Penyebab:
- Sendi teregang melebihi batas normal Kedua ujung tulang terpisah dan tidak pada tempatnya
- Jaringan ikat sendi tertarik melebihi batas sampai robek
- Waspadai gejalanya!:
- Berupa patah tulang terbatas pada daerah sendi
Terkilir Otot (Strain)
- Terkilir otot(Tendon) karena teregang batas normal
- Penyebab:
- terjadi karena secara tiba-tiba pembebanan pada otot
- karena cedera olahraga karena Latihan peregangan tidak cukup
- Latihan peregangan tidak benar
- Teregang melampaui kemampuan
- Gerakan yang tidak benar
- Waspadai gejalanya!:
- Nyeri mendadak pada otot
- Nyeri menyebar keluar kejang otot dan kaku otot
- Bengkak pada daerah cedera
Terkilir Sendi (Sprain)
- Terkilir Sendi: robek/putusnya jaringan ikat sekitar sendi sendi teregang melebihi batas normal.
- Penyebab :
- Terpeleset, gerakan yang salah
- Waspadai gejalanya!:
- Bengkak
- Nyeri Gerak
- Nyeri Tekan
- Warna kulit merah kebiruan
Pertolongan Cedera Pada Sistem Otot Rangka
Pertolongan Cedera
- Lakukan penilaian dini
- Lakukan pemeriksaan Fisik
- Stabilkan bagian patah manual
- Upayakan yang diduga patah dapat dilihat
- Atasi perdarahan, rawat luka
- Siapkan alat seperlunya (bidai dan mitella)
- LAKUKAN PEMBIDAIAN......!!!
- Penanganan terkilir:
- Kurangi rasa sakit
- Baringkan penderita posisi nyaman
- Letakkan penderita posisi yang nyaman
- istirahatkan bagian yang cedera
- Tinggikan bagian tersebut
- Beri kompres dingin (3 menit secara maksimum)
- Balut tekan dan tetap tinggikan
- Rawat sebagai patah tulang
- Rujuk ke fasilitas kesehatan
Pertolongan Cedera Alat Gerak
- Cedera bahu: berikan gendongan
- Patah tulang lengan atas: fiksasi lengan bawah didada, pasang bidai sampai siku, ikat daerah patah sampai siku.
- Patah tulang lengan bawah: fiksasi tangan didada, memasang bidai dari siku sampai lengan. Ikat didaerha patah dan lengan digendong.
- Cedera tangan dan jari: tangan harus dibidai pada posisi fungsional. Paling mudah meletakkan benda dalam telapak tangan, membalut tangan, meletakkannya diatas bidai. Bilayang cedera adalah jari,
- Patah tulang pangkal paha: Pasang dua bidai dari ketiak dan dari lipatan paha sampai sedikit melewati telapak kaki. Ikat kedua kaki diatas lutut, pergelangan kaki. Terapkan bantalan kapas diantar bidai dan paha yang patah. Patah tulang paha dapat menyebabkan perdarahan dalam. Penderita mengalami syok karena ini.
- Cedera lutut: Bidal posisi lutut sesuai posisi lutut. Lurus maka bidailah dalam posisi lurus.
- Patah tulang tungkai bawah: Bidai di luar dari lipatan paha dan dalam sampai lipatan kaki. Bantalan kapas dan kain bidai.
Luka Bakar
- Luka bakar adalah semua cedera akibat paparan suhu tinggi (panas).
Penyebab Luka Bakar
- Panas (Suhu Diatas 60°), contoh : Api, Uap panas, Benda panas
- Listrik, Contoh : Listrik Rumah tangga, Petir
- Kimia, Contoh : Soda Api, Air aki (Zuur)
- Radiasi, Contoh : Sinar Matahari (Ultra Violet), Bahan Radioaktif
Luka Bakar Berdasarkan Tingkat Keparahan
Berdasarkan lapisan kulit yang mengalami cedera, luka bakar dikelompokkan menjadi :
- Luka Bakar Derajat Satu (Permukaan) meliputi permukaan kulit yang paling atas (kulit Ari/Epidermis)
- Luka Bakar Derajat Dua. Sedikit lebih dalam
- Luka Bakar Derajat Tiga. Lapisan yang terkena tidak terbatas bahkan sampai kedalam tulang dan rongga dalam. per daerah tubuh
Luas permukaan luka bakar
Penanganan Luka Bakar
- Alirkan air biasa ke daerah yang luka, bila ada bahan kimia alirkan air terus menerus selama 20 menit atau lebih.
- Lepaskan pakaian dan perhiasan, jika pakaian melekat pada luka bakar gunting sekitarnya jangan memaksa untuk melepasnya.
- Tutup luka bakar, gunakan penutup luka steril (kassa Steril), jangan memecahkan gelembung.
- Jangan gunakan mentega, odol, oli, kecap, kopi, air es.
- Rujuk ke fasilitas kesehatan
Pemindahan Korban
- Pemindahan korban dilakukan sesudah melakukan penilain keadaan dan penilaian dini.
- Kapan saatnya penderita dipindahkan
- Apakan penilaian dan pemeriksaan penderita harus selesai sebelum pemindahan
- Berapa lamakah tulang belakang harus dijaga
Beberapa Hal Diperhatikan Dalam Pemindahan Penderita
- Nilai kesulitan pada saat pemindahan
- Rencanakan gerakan sebelum mengangkat/memindahkan penderita
- Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu
- Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut/Hindari dan membungkuk.
- Jaga keseimbangan
- Rapatkan tubuh penderita dan tubuh penolong
- Perbaiki posisi, lakukan dengan bertahap
- Prinsip dasar pemindahan penderita :
- Jangan lakukan jika tidak perlu
- Sesuai Dengan cara benar
- Kondisi Fisik Penolong terlatih baik
Pemindahan Penderita Digolongkan 2 Bagian
- Pemindahan Darurat :apabila ada bahaya, lakukan.
- Ancaman Kebakaran
- Ancaman Ledakan
- Ancaman Bangunan runtuh
- Ancaman bensin
- Bahan-bahan berbahaya
- Orang sekitar aneh
- Cuaca buruk. Cara:
- Tarikan lengan
- Tarikan Bahu
- Tarikan Baju
- Tarikan selimut
Kedaruratan Medis
- Keadaan seseorang yang mengalami kasus medis atau juga cidera sebagai akibat dari gejala gangguan fungsi tubuh
Gejala dan Tanda Kedaruratan bervariasi
Gejala dari Kedaruratan Medis
- Demam
- Nyeri
- Mual, muntah
- Buang air kecil terlalu kecil atau terlalu banyak
- Pusing, perasaan mau pingsan
- Susah sesak atau merasa sukar bernapas
- Rasa haus, rasa lapar berlebihan. Rasa aneh di mulut
Tanda
- Perubahan mental,( Tidak sadar dan bingung)
- Punggung cepat dan lambat
- Lemah /kuat
- Pernapasan tidak teratur
- Keadaan luar,(suhu dan kelembapan)
- Tekanan darah
Beberpa Kasus yang Sering di Alami
- Pingsan
- Panas -Dingin
- Racun
Pertolongan Penderita
- Jaga jalan napas, tanda pemeriksaan vital secara teratur
- Rujuk kefasilitas dokter
Pingsan
Dapat disebabkan karena kekurangan darah ke otak karena Reaksi badan terhadap nyeri. kelelahan dan lainya.
Sengatan Panas
Berikan tempatkan dingin seperti es
Paparah Dingin
Terjadi kalau suhu dingin , upayakan sehangat mungkin.
Keracunan
Suatu zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan maut.
Penyebab Keracunanan
- Sengaja Bunuh diri
- Tidak sengaja (makanan dan minuman)
- Penyalah gunaan Cara masuk racun
- Melaui mulut atau alat pencernaan
- Gejala
- Mual muntah
- Nyeri perut
- Diare
- Mulut Berbusa _Penanganan
- Beri minum antiracun
- Usahakan muntah
- Jangan muntahkan kalau dengan cairan keras
Keracunan Pernapasan
- Gejala
- Sesak napas
- Kulit kebiruan
- Penanganan
- Beri Oksigen
- Rujuk Dokter segera
Keracunan Kontak Kulit
- Gejala
- Kulit merah
- Nyeri
- melepuh _Penanganano
- Buka baju
- Siram dengan air minimal menit
- *Jangan air soda api
Gigitan Ular
Gejala
- Demam
- Mual
- Muntah
- Pingsan
- Lemah
- Kejang dan Gangguan napas
- Penanganan Amankan diri penolong dan tempat kejadian +Tenangkan penderita +Lakukan penilaian dini +Rawat luka dan pasang bidai +Rujuk Dokter Jangan Menakai Torniket
Studying That Suits You
Use AI to generate personalized quizzes and flashcards to suit your learning preferences.