Dampak Lingkungan Pertambangan

Study Notes

Judul makalah: "Dampak Lingkungan dan Sosial dari Eksploitasi Pertambangan"
Penulis makalah: Julius Desse Patrius, Destri Cheryn, dan Andi Ahmad Dias Fachrezy
Program Studi: Teknik Pertambangan
Fakultas: Teknik
Universitas: Bosowa
Kota: Makassar
Tahun: 2024

Perubahan Bentang Lahan: Aktivitas pertambangan (terutama batubara) memodifikasi bentang alam dengan pembuatan lubang-lubang tambang yang umumnya tidak direklamasi dengan baik.
Penurunan Kesuburan Tanah: Pengupasan lapisan tanah atas (top soil) dan bawah (sub soil) merusak struktur tanah, mengurangi kesuburan, dan memperlambat proses pemulihan.
Ancaman Keanekaragaman Hayati (Biodiversity): Pembukaan lahan untuk tambang merusak vegetasi dan habitat flora-fauna.
Penurunan Kualitas Perairan: Kegiatan tambang dapat mencemari air dengan limbah atau material yang terbawa air hujan, menurunkan kualitas air dan menyebabkan banjir.
Penurunan Kualitas Udara: Aktivitas tambang menghasilkan emisi gas dan debu berbahaya, menurunkan kualitas udara dan berdampak pada kesehatan.
Pencemaran Lingkungan: Limbah pertambangan dapat melepaskan zat-zat berbahaya yang mencemari lingkungan, seperti asam sulfat dan logam berat.

Konflik Sosial: Terjadi konflik antara masyarakat dengan perusahaan tambang, misalnya mengenai pembebasan lahan, pencemaran lingkungan, dan distribusi keuntungan.
Perubahan Pola Pikir Masyarakat: Aktivitas tambang dapat mendorong masyarakat untuk beralih profesi atau mencari penghasilan lain, mempengaruhi pola pikir dan struktur sosial yang ada.
Masalah Kesehatan: Debu dan zat-zat berbahaya dari tambang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat, khususnya masalah pernapasan.
Kehadiran Perusahaan: Perusahaan tambang dapat memiliki dampak sosial, baik positif (pemberdayaan ekonomi) maupun negatif (konflik dan kecemburuan sosial), dan masyarakat memiliki peran yang cukup signifikan dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Dampak Tambang Terhadap Ekosistem: Pertambangan mencemari tanah, air, dan udara karena limbah, erosi, dan emisi.
Hilangnya Lapisan Tanah Atas: Proses pertambangan merusak lapisan tanah atas yang subur.
Erosi: Penggundulan lahan membuat tanah lebih rentan terhadap erosi, terutama saat hujan.
Pencemaran Tanah: Limbah tambang dengan kandungan berbahaya mampu mencemari tanah.
Pencemaran Udara: Emisi dari kegiatan tambang, seperti debu dan gas, mencemari udara.
Pencemaran Air: Limbah dari kegiatan tambang mencemari air permukaan dan air tanah.

Kebijakan Pemerintah: Peraturan dan pengawasan yang tegas diperlukan dalam pengelolaan pertambangan.
Teknologi Modern: Teknologi dapat digunakan untuk meminimalkan kerusakan lingkungan.
Reklamasi dan Rehabilitasi Lahan: Penting untuk mengembalikan fungsi lahan pasca tambang dan mencegah eraso.
Pelatihan Kesadaran Keselamatan: Penting untuk memberikan pelatihan dan meningkatkan kesadaran pekerja teradap keselamatan.
Kolaborasi dengan Masyarakat Lokal: Dialog dan komunikasi yang baik diperlukan dalam melibatkan masyarakat.
Diversifikasi Energi: Penting untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengupayakan energi terbarukan.
Konservasi Keanekaragaman Hayati: Pelestarian flora dan fauna adalah penting dan harus dilindungi.
Konservasi Sumber Daya Air: Mempertahankan kualitas air akan berdampak positif terhadap lingkungan sekitar.
Konservasi Tanah: Mempertahankan kualitas tanah bertujuan menjaga kesuburan dan produktivitas.