Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Quiz

BPR (Bank Perkreditan Rakyat) dan Bank Umum berbeda dalam berbagai aspek. BPR fokus pada penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat, sedangkan Bank Umum memiliki layanan yang lebih luas.

BPR menawarkan produk simpanan seperti deposito, tabungan, serta penempatan dana. Namun, BPR tidak melayani simpanan giro, jual-beli valuta asing, dan produk asuransi.

Bank Umum menawarkan berbagai produk dan layanan yang lebih luas, termasuk penerbitan surat pengakuan hutang, penyimpanan surat/barang berharga, dan jual-beli valuta asing, serta kredit yang bervariatif.

Plafon kredit yang ditawarkan oleh BPR terbatas dan tidak sebesar bank umum. Umumnya hanya kredit tanpa agunan atau untuk karyawan/bisnis kecil.

Bunga simpanan di BPR cenderung lebih tinggi daripada bank umum, dan dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) hingga maksimal 6,75%.

Suku bunga pinjaman di BPR juga biasanya lebih tinggi daripada bank umum.

Syarat permodalan diatur oleh POJK ( Peraturan OJK).

BPR bertujuan menghimpun dana masyarakat lalu menyalurkannya kembali untuk memperoleh keuntungan.

Pertimbangan BPR bukan agunan, melainkan prospek usaha jangka panjang. Nasabah bisa menggunakan jaminan yang tidak harus likuid.

Lebih cepat dari bank umum (beberapa hari kerja).

BPR mengutamakan kepercayaan dan pendekatan personal pada nasabah.

Nasabah yang sudah pernah meminjam dan melunasi tepat waktu.

BPR lebih proaktif dalam melayani pelanggan, terutama untuk UMKM dengan sistem jemput bola.

Syarat pinjaman lebih mudah, proses pencairan cepat, pelayanan proaktif, bunga simpanan kompetitif, dan mengutamakan relasi

Penjelasan kekurangan tidak ada di dokumen.

Jenis BPR yang menjalankan proses perbankan konvensional, tidak menggunakan prinsip syariah.

Jenis BPR yang menerapkan prinsip-prinsip perbankan syariah.

Jenis BPR yang beroperasi di wilayah pedesaan.

Jenis BPR yang tidak beroperasi di wilayah pedesaan.

Produk BPR untuk menyimpan uang dengan suku bunga yang bervariasi.

Produk BPR untuk meminjam uang, terbatas pada beberapa jenis kredit.

Surat berharga jangka pendek dari Bank Indonesia.

Lembaga yang memberikan kredit di daerah pedesaan, bisa berbagai bentuk badan usaha.

Merubah bentuk utang menjadi bentuk lain, seperti mengubah utang menjadi ekuitas atau saham.

Meringankan beban keuangan dan memberikan kesempatan untuk memperbaiki kondisi finansial.

Meningkatkan kemungkinan pemulihan pinjaman yang lebih besar daripada jika debitur dibiarkan gagal bayar.

Proses penataan ulang kredit yang sudah ada, seperti perpanjangan waktu pembayaran atau perubahan suku bunga.

Profil risiko peminjam, kondisi ekonomi, dan kebijakan lembaga keuangan.

BPR adalah singkatan dari Bank Perkreditan Rakyat. BPR adalah lembaga keuangan yang fokus pada penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat, terutama di wilayah pedesaan dan menengah.

Proses pengajuan kredit di BPR meliputi beberapa tahap, yaitu: mengisi formulir permohonan, verifikasi dokumen, analisis kredit, peninjauan agunan, keputusan kredit, pencairan dana, dan pembayaran cicilan.

Analisis Kredit 5C adalah metode penilaian kelayakan kredit yang digunakan oleh BPR. Kelima C tersebut adalah: Character (Karakter), Capacity (Kapasitas), Capital (Modal), Collateral (Agunan), dan Conditions (Kondisi).

Menilai reputasi dan integritas pemohon kredit berdasarkan riwayat kredit, catatan pembayaran, dan stabilitas dalam pekerjaan atau bisnis.

Mengevaluasi kemampuan pemohon dalam membayar kembali pinjaman melalui analisis pendapatan, arus kas, dan komitmen finansial lainnya.

Memeriksa kekuatan modal pemohon, baik dalam bentuk ekuitas usaha (untuk bisnis) atau aset pribadi. Modal yang kuat menunjukkan pemohon bisa menanggung risiko dan menjaga kelangsungan usaha.

Menilai agunan atau jaminan yang disediakan oleh pemohon kredit sebagai pengganti jika terjadi gagal bayar. Agunan ini bisa berupa aset tetap seperti tanah, rumah, atau barang berharga lainnya.

Mempertimbangkan kondisi ekonomi dan industri yang dapat mempengaruhi kemampuan pemohon dalam membayar kembali pinjaman.

Sistem untuk menilai kemampuan debitur dalam melunasi utang berdasarkan riwayat pembayaran dan jangka waktu keterlambatan.

Debitur membayar tepat waktu sesuai kesepakatan.

Terdapat indikasi kesulitan keuangan debitur, tapi belum terlambat bayar.

Debitur terlambat bayar dan menunjukkan tanda kesulitan finansial.

Debitur memiliki riwayat pembayaran buruk dan kemungkinan besar tidak dapat melunasi.

Debitur tidak membayar utang dan kemungkinan besar utang tidak dapat ditagih.

Agar debitur dapat melunasi kewajiban pembayaran utang dan menghindari gagal bayar.