Asesmen Diagnostik Gaya Belajar Siswa SD

Karakter siswa yang diharapkan terbentuk dalam implementasi Kurikulum Merdeka, memiliki enam dimensi: berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong, dan berkebhinekaan global.

Strategi pembelajaran yang mengakomodir keragaman kebutuhan belajar siswa, bakat, dan minat, untuk memaksimalkan potensi masing-masing.

Penilaian yang dilakukan di awal pembelajaran untuk memetakan kesiapan belajar siswa, pemahaman awal, dan kebutuhan belajar mereka.

Mengetahui kesiapan belajar siswa, pemahaman awal, dan kebutuhan belajar siswa, sehingga guru dapat merencanakan pembelajaran yang lebih efektif.

Kesiapan siswa untuk belajar, terkait dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sebelum pembelajaran dimulai.

Rasa ingin tahu atau keinginan siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, dipengaruhi oleh faktor situasional dan individu.

Preferensi belajar individu siswa, meliputi gaya belajar, preferensi lingkungan, dan interaksi sosial.

Cara siswa memilih, memperoleh, memproses, dan menyimpan informasi baru, dikelompokkan menjadi tiga: visual, auditori, dan kinestetik.

Penyesuaian materi pembelajaran berdasarkan kesiapan, minat, dan profil belajar siswa.

Penyesuaian proses pembelajaran sesuai dengan kesiapan, kemampuan, dan minat siswa, misalnya melalui kegiatan berjenjang dan kelompok.

Penyesuaian bentuk penugasan dan penilaian agar siswa dapat mengekspresikan pemahaman mereka dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar dan minat mereka.

Pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam sebuah tema, sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman konseptual dan aplikatif.

Rangkaian bahan ajar yang terstruktur dan terorganisir, dibuat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, untuk memudahkan proses pembelajaran.

Peran kepala sekolah dalam memotivasi guru, menyelenggarakan program pengembangan, dan memberikan dukungan terhadap implementasi strategi pembelajaran baru.

Faktor yang mendukung implementasi pembelajaran berdiferensiasi, seperti dukungan kepala sekolah, pelatihan guru, dan ketersediaan sumber daya.

Faktor yang menghambat atau memperlambat implementasi pembelajaran berdiferensiasi, seperti kesiapan guru, kurangnya pelatihan, dan kurangnya pemahaman terhadap konsep.

Kemampuan guru dalam melaksanakan asesmen diagnostik dengan tepat, meliputi pemilihan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis hasil.

Tingkat pemahaman guru terhadap konsep Profil Pelajar Pancasila, termasuk enam dimensinya, dan bagaimana mewujudkan karakter tersebut dalam pembelajaran.

Tingkat efektivitas pembelajaran dalam mencapai tujuan, diukur dari pemahaman siswa, penguasaan kompetensi, dan pengembangan karakter.

Rencana pembelajaran yang disusun oleh guru, mengandung materi pembelajaran, metode, sumber, dan penilaian yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Suasana dan kondisi di kelas yang mendukung proses pembelajaran, termasuk tata ruang, suasana kelas, dan ketersediaan sumber daya.

Penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran, untuk memonitor perkembangan siswa, mencari tahu kesulitan, dan memberikan umpan balik.

Strategi diferensiasi konten, menawarkan bahan bacaan dengan tingkat kesulitan yang berbeda, sesuai dengan kemampuan membaca siswa.

Strategi diferensiasi proses, mengelompokkan siswa untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas, mendiskusikan masalah, dan saling membantu.

Strategi diferensiasi produk, memberikan siswa pilihan tugas yang berbeda, sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.

Proses saling ketergantungan dan integrasi antar negara di berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, dan budaya.

Perjanjian antara guru dan siswa yang berisi tentang tujuan, langkah-langkah, dan penilaian pembelajaran.

Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, melalui penggunaan strategi pembelajaran baru, pengembangan profesional guru, dan evaluasi pembelajaran.