UTS Psikep (1) PDF
Document Details
Tags
Summary
This document seems to be a chapter or section of a psychology textbook focusing on the definition of personality, covering various aspects such as its origins, characteristics, and different approaches to understanding it. It also includes discussions on related topics and concepts.
Full Transcript
2 : Definisi Kepribadian Tanggal @September 12, 2022 Status Personality Asal kata Personality Persona (Yunani) : topeng Personality : seperti topeng Personality = kepribadian → public self atau tampilan d...
2 : Definisi Kepribadian Tanggal @September 12, 2022 Status Personality Asal kata Personality Persona (Yunani) : topeng Personality : seperti topeng Personality = kepribadian → public self atau tampilan diri, yaitu presentasi diri seseorang ke dunia luar Atkinson dkk : segala bentuk pola pikiran, emosi, dan perilaku yang berbeda dan merupakan karakteristik yang menentukan gaya personal individu dan mempengaruhi interaksinya dengan lingkungan. — Note: kita harus memperkaya diri dengan berbagai situasi (pengalaman) sehingga nanti kita dapat merecall Whiterington : keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan, sebagaimana yang nampak pada orang lain. Kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik yang paling dalam pada diri (inner psychological charactreristics) manusia. How every human being is : like all other human beings like some other human beings like no other human being Watak dan pribadi seseorang dalam manifestasi sehari-hari tidak selalu menggambarkan diri apa adanya Menggunakan topeng untuk menutupi kelemahan Karakterstik Kepribadian 1. Menggambarkan perbedaan individu 2. Menunjukkan konsistensi dan berlangsung lama 3. Dapat berubah (situasi) Manusia itu unik dan kompleks unik → terdapat perbedaan 2 : Definisi Kepribadian 1 kompleks → melibatkan berbagai aspek Istilah-istilah Personality (kepribadian) → organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam penyesuaian diri dengan atau terhadap lingkungannya Watak → Lebih bersifat stabil, herediter, atau bawaan, dan bersifat normatif Tempramen → Gejala karakteristik dari sifat emosi individu, termasuk mudah atau tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan, serta kecepatanya bereaksi, kualitas kekuatan susana hatinya; gejala ini tergantung pada faktor konstitusional dan terutama berasal dari keturunan Sifat (trait) → Sistem neuropsikis yang digeneralisasikan dan diarahkan dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, memulai serta membimbing tingkah laku adaptif dan ekspresif secara sama Kebiasaan (habit) → Sama dengan sifat, hanya perbedaannya pada situasi apa yang cocok atau respon apa yang terjelma dari kondisi tsb Sikap (attitude) → Berhubungan dengan suatu objek, dapat berbeda-beda dari yang lebih khusus ke yang lebih umum. Biasanya memberikan penilaian(menerima/menolak) terhadap objek yang dihadapi Wundt’s views : personality’s job Personality : a. Sensation and Perception : sensation - perception b. Motives and Emotion : memory - emotion c. Emotion and Cognition : cognition - consciousness — notes : ketika berperilaku kita tidak bisa melepaskan sistem dan subsistem di atas tanpa kita sadar, kita lahir dari masa lalu kita, ada bagian dari masa lalu kita yang membentuk bagaimana kita sekarang (bagaimana kita mengambil keputusan) kalau emosi sudah lancar (positif), kognitif juga akan berjalan lancar kognisi akan berjalan baik jika disertai dengan kesadaran (consciosness) kalau kesadaran akan penuh maka kita akan bisa berpikir juga dengan penuh emosi juga akan berpengaruh terhadap motives dan mmotives tidak akan terlepas dari masa lalu contoh : ketika kita memilih baju yang akan dipakai itu tidak terlepas dari sensasi dan persepsi kita dan itu merepresentasikan kepribadian kita Definition of Personality personality is the organized, developing, system withim the individual that represents the collective action of that individual’s major psychological subsystemns some psychological systems… 2 : Definisi Kepribadian 2 self control motives and emotions knowledge guidance action implementation — notes : kepribadian itu menyatu dari keempat subsitem tersebut, gabisa hanya salah satu kepribadian itulah yang menentukan bagaimana seseorang berperilaku perilaku itu diproses dan diolah, jadi untuk memunculkan satu perilaku itu ga mudah The Molecular Molar Continuum (timbal balik) molecular — molar physics - chemistry - biology - psychology - sociology — notes : antara fisik dan psikis tidak dapat dipisahkan fisik dapat berpengaruh terhadap psikologis dan sebaliknya individu dapat memengaruhi kelompok dan kelompok dapat memengaruhi individu Personality amidst its subsystems Sociological level groups including or interacting with personality orang akan melihat kepribadian si a bagaimana ia di kelompoknya Psychological / symbolic level internal personality external situation : ada rangsangan dari luar yang membuat subsystem tadi berfungsi Biological level nervous system situational elements Kesimpulan → Kepribadian memiliki keunikan atau kekhasan yang berbeda antara individu satu dengan yang lain. → Individu memiliki gaya untuk berpikir dan berperilaku yang konsisten dalam menghadapi lingkungan yang berbeda-beda → Kepribadian memiliki fungsi adaptasi, yaitu menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. 2 : Definisi Kepribadian 3 3 : Psikoanalisa Tanggal @September 19, 2022 Status Psikoanalisis Klasik Personality Development & Anxiety Defense Mechanism Tambahan: tidak ada yang bisa menggantikan psikoanalisa, terutama dalam dinamika seringkali teori freud disebut dengan psikodinamika karena terdapat dinamika kepribadian pada id muncul dorongan, impuls dari dalam yang dapat bersifat primitif — sampai pada dimana id ini termanifestasikan pada perilaku contoh : pacaran, puasa, menyontek selalu ada pertentangan antara id dan superego ego melakukan perilaku berdasarkan reality testing ego harus menjalankan dan menengahi antar aid dan superego fungsi ego : mengidentifikasi ego : mereduksi ketegangan dan mengurangi kecemasan melalui defense mechanism ego bisa bekerja kalau ia berfungsi (harus bisa mengidentifikasi, reality testing kalau seseorang egonya tidak bekerja dengan baik, maka yang dilakukan adalah realisasi dari id (mengikuti dorongan; tindakan yang primitif ) bukan superego contoh: odgj kalau ego melemah, maka 2 sistem kepribadian lainnya akan ikut melemah dan berfungsi tidak baik contoh : depresi, ego melemah maka pengambilan keputusan juga tidak seperti seharusnya (yang tidak tepat) kalau terlalu banyak defense maka ego juga akan capek, jadi lelah dan energinya akan berkurang sehingga ego akan melemah gerbang semua gangguan adalah cemas 3 : Psikoanalisa 1 4 : Behaviorisme Tanggal @September 26, 2022 Status 💡 What is Behaviorisme all about? Behavioral psychology adalah studi tentang perilaku eksternal Perilaku itu objektif dan dapat diamati, sedangkan apa yang ada dalam pikiran seseorang tidak akan pernah benar-benar diketahui atau diukur (pikiran adalah “black box” Perilaku merupakan respon organisme terhadap rangsangan History of Behaviorisme Pavlov (1903) Basic Model of Classical → Seorang ahli fisiologi Rusia menemukan Conditioning pengkondisian klasik (Classical Conditioning) dengan mempelajari sistem pencernaan dan bereksperimen pada anjing Dia melakukan operasi di pipi anjing dan memasukkan botol kaca kecil yang bertugas mengumpulkan air liur anjing. Dia memperhatikan suatu hari bahwa anjing itu mulai mengeluarkan air liur sebelum makanan itu diperkenalkan, sebagai tanggapan terhadap langkahlangkah eksperimen. Pengamatan ini membawa Pavlov untuk mencoba semua jenis rangsangan (Unconditioned stimuli) yang dipasangkan dengan makanan (Unconditioned stimuli) Contoh Anak-anak yang sering terkena radang tenggorokan, setelah banyak mengusap tenggorokannya, mulai tersedak segera setelah mereka memeriksakan diri ke dokter. Mendengar seorang guru, teman sekamar, pacar / pacar berkata kepada Anda, "Kita perlu bicara". Setelah mendengar kalimat ini perut Anda "berdebar-debar" Kesimpulannya, kita belajar mengasosiasikan suatu rangsangan dengan suatu tanggapan, dan akhirnya tubuh kita melakukan ini secara otomatis di hadapan rangsangan tersebut dan mengaikbatkan respon yang muncul secara tidak disengaja Memutar musik yang menenangkan, meredupkan lampu untuk menenangkan dan membuat siswa rileks 4 : Behaviorisme 1 Pengondisian klasik yang tidak disengaja : Test anxiety Math anxiety Public speaking anxiety General school anxiety Extinction Classical conditioning bisa berupa “extinction”, yang artinya pembelajaran dibatalkan. Ini dapat terjadi secara alami (anjing berhenti mengambil daging saat musik dimainkan). Atau bisa terjadi melalui beberapa jenis terapi dalam kasus reaksi kecemasan atau trauma yang parah → Pengondisian klasik lebih dari sekadar membentuk asosiasi - ini adalah respons fisiologis yang tidak disengaja The Begining of Behaviorism John B. Watson (1878-1958) → Seorang staff pengajar di John Hopkins University Dia memulai pekerjaan akademisnya dalam filsafat, tetapi kemudian beralih ke psikologi, dan pada tahun 1913 menerbitkan : ”Psychology as the Behaviorist Views it” Ide Watson dalam Makalahnya Watson berpendapat bahwa jika psikologi menjadi ilmu pengetahuan, psikolog harus menghentikan keterlibatan mereka dalam topik-topik seperti proses mental dan keadaan kesadaran, yang merupakan topik utama dari sekolah-sekolah sebelumnya, seperti strukturalisme dan fungsionalisme Hanya perilaku yang dapat diamati yang dapat menjadi subyek sains. Emosi, pikiran, dll, menarik bagi behavioris hanya jika mereka dapat didefinisikan dalam hal perilaku yang dapat diamati Ide Utama Watson Berpikir, menurut Watson, hanyalah sebuah varian dari perilaku verbal, sebuah " a sub-vocal speech”, seperti yang dibuktikan oleh gerakan-gerakan small vocal-cords yang diklaimnya menyertai pikiran. Watson mengklaim bahwa perilaku yang diamati dapat diprediksi, dan akhirnya dikendalikan oleh para ilmuwan. Karya Pavlov meyakinkan Watson bahwa prinsipprinsip belajar cukup untuk menjelaskan hampir semua perilaku manusia. Kepribadian adalah "produk akhir dari sistem kebiasaan kita". Artinya, selama hidup kita dikondisikan untuk menanggapi rangsangan tertentu dengan cara yang lebih mudah diprediksi dan menjelaskan konsistensi yang diamati dalam karakteristik kepribadian. Kontrol Lingkungan Menurut Watson, individu diberi kontrol yang cukup atas lingkungan, individu dapat mengambil bayi apa pun, dan terlepas dari kemampuan dan fitur bawaan anak, ia dapat membentuk anak menjadi apa pun atau siapa pun yang diinginkannya 4 : Behaviorisme 2 "Beri saya selusin bayi sehat, bugar, dan dunia khusus saya sendiri untuk membesarkan mereka dan saya akan menjamin untuk mengambil salah satu secara acak dan melatihnya menjadi semua jenis spesialis yang mungkin saya pilih - dokter, pengacara , artis…" — (Watson,1924). 💡 Watson tertarik pada pengkondisian respons emosional, dan "eksperimen" dengan Little Albert. Little Albert Albert adalah seorang bayi yang gembira dan tidak takut bahkan senang bermain-main dengan tikus putih berbulu halus. Dalam eksperimennya, Watson memulai proses pembiasaannya dengan cara memukul sebatang besi dengan sebuah palu setiap kali Albert mendekati dan ingin memegang tikus putih itu. Akibatnya, tidak lama kemudian Albert menjadi takut terhadap tikus putih juga kelinci putih. Bahkan terhadap semua benda putih, termasuk jaket dan topeng Sinterklas yang berjenggot putih (generalization) Watson’s View of Human Nature Perspektif Watson bersifat deterministik : orang dapat dikondisikan untuk bereaksi (secara emosional atau perilaku) terhadap rangsangan tanpa kesadaran mereka Dalam pengertian ini, merujuk pada pertanyaan filosofis lama apakah kita memiliki kendali atas kehidupan, ia tampaknya mendukung posisi yang kita yang do not have FREE WIILL. Pandangan Watson tentang perilaku manusia dapat digambarkan sebagai reduksionis—dalam arti bahwa pola perilaku yang kompleks dapat direduksi menjadi hubungan sederhana respons-stimulus , yang dibentuk atas dasar classical conditioning (Pavlovian): learning by association Warisan utama Watson terlihat dalam pergeseran dari introspeksi subjektif ke dalam sistem penjelasan yang menganjurkan definisi operasional dari variabel- yaitu setiap variabel yang diteliti perlu didefinisikan dalam hal operasi spesifik yang dapat digunakan untuk mengukurnya. Selain itu, gagasannya bahwa belajar adalah inti psikologi telah menjadi sangat lazim. History Para ilmuwan Jerman yang bekerja di Universitas Leipzig dan Heidelberg menjadi tertarik pada hubungan antara peristiwa atau rangsangan di dunia fisik, dan persepsi mereka dalam pikiran. Mereka adalah yang pertama menggunakan eksperimen laboratorium, dan memang laboratorium pertama dalam psikologi eksperimental didirikan by Wundt 1879 di University of Leipzig (Germany). Di bid. Psikologi dia terlibat dalam memahami bagaimana sifat fisik rangsangan di dunia eksternal (misalnya intensitas cahaya, atau nada suara) terkait dengan pengalaman sensori Bidang ini mencari hukum yang akan menggambarkan hubungan antara dunia fisik yang obyektif dan pengalaman batin subjektif dari pikiran manusia. 4 : Behaviorisme 3 Wundt & the School of Voluntarism Sekolah Wundt telah dikenal sebagai Voluntarism Dia tertarik untuk menggambarkan pengalaman sadar langsung seseorang, dengan menggunakan introspeksi yang sistematis. Wundt menggambarkan kesadaran sebagai tersusun dari sensations, affect (feelings), and ideas (the thinking mind). Edward Lee Thorndike (1874-1949) → Seorang Psikolog Amerika Dalam rangkaian percobaan yang mengharuskan kucing untuk melarikan diri dari 'kotak teka-teki', dia menolak anggapan bahwa kucing mungkin menggunakan wawasan untuk membuka kotak untuk belajar melalui tanggapan terkondisi (Trial and Error): Ide utama tentang Law of Effect—tanggapan/respon yang diikuti ('kebaruan') dengan mendapatkan hadiah—menjadi berhubungan dengan situasi dan lebih memungkinkan untuk diulang. Konsekuensi negatif dapat menyebabkan melemahnya hubungan stimulus dan respon Thorndike berpendapat bahwa pembelajaran merupakan suatu proses menghubung-hubungkan di dalam sistem saraf. Yang dihubungkan adalan peristiwa fisik dan mental. Fisik: segala rangsangang (stimulus) dan gerak balas (respons). Mental: segala yang dirasakan oleh pikiran (akal). Temuan Thorndike: the law of readiness Seorang siswa akan lebih berhasil belajarnya jika siswa tsb telah siap secara fisik dan psikis untuk melakukan aktivitas apapun dalam belajar the law of exercise Siswa akan berhasil belajarnya apabila hubungan antara stimulus yang diberikan dengan respon siswa terjadi dan diperkuat dengan kegiatan latihan dan pengulangan the law of effect Seseorang dalam melakukan suatu tindakan akan menimbulkan pengaruh terhadap dirinya Misalnya, ketika sedang belajar bersepeda atau belajar bahasa seperti pengucapan kata-kata yang sulit. Kegagalan diulang terus-menerus lama-kelamaan akan berhasil Skinner & Radical Behaviorism (1904-1990) Biografi Burrhus Frederic Skinner dilahirkan pada tanggal 20 Maret 1904 di Susquehanna, Pensylvania, Amerika Serikat. Ayahnya adalah seorang pengacara yang menjadi General Counsel di sebuah perusahaan batu bara besar, dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Dia dididik oleh orang tuanya dengan didikan 4 : Behaviorisme 4 model kuno dan disiplin. Skinner merupakan anak yang kreatif dan ingin sekali menjadi seorang penulis dan ia pun mencobanya dengan mengarang lalu mengirim puisi dan cerita pendek. Setelah lulus dari sekolah menengah, ia pun melanjutkan belajarnya di Hamilton College, di dekat Uthica. Kemudian ia mengikuti kuliah psikologi di Harvard pada tahun 1928 dengan mengkhususkan diri pada bidang tingkah laku hewan. Sebelum mengambil keputusan untuk kuliah jurusan psikologi. Skinner berhasil meraih gelar doctor pada tahun 1931. Beberapa tokoh yang mempengaruhi pemikiran Skinner yaitu Crozier, Jacques Loeb, C.S. Sherington, Ivan Pavlov, J.B. Watson dan E.L.Thorndike. Skinner menjalani karir sebagai pengajar Universitas Minnesota dan pernah ditunjuk sebagai dekan Fakultas Psikologi Universitas Indiana. Setelah itu, ia kembali ke Harvard dan di sana menerima jabatan guru besar psikologi di Universitas Harvard. Skinner menulis dan selalu berkarya sampai akhir hayatnya. Skinner pun meninggal pada tanggal 18 Agustus 1990 Burrhus Frederic Skinner (1904-1990) diterbitkan pada 1938 pandangannya tentang pembelajaran. Dia berpendapat bahwa paradigma pengkondisian klasik Pavlov tidak dapat menjelaskan semua perilaku Skinner menyarankan bahwa tipe R conditioning, operant conditioning, lebih mampu menjelaskan perilaku Posisi Skinner adalah deterministik— ia mempertahankan bahwa persepsi kebebasan pribadi dalam ilusi, dan bahwa perilaku kita dikendalikan oleh faktor lingkungan, melalui proses pengondisian operan sering tanpa sepengetahuan kita. Posisinya sehubungan dengan pertanyaan kuno adalah bahwa tidak ada kehendak bebas Bentuk behaviorisme Skinner dianggap hari ini sebagai radikal dan tidak pantas untuk menjelaskan kompleksitas perilaku manusia → Ini menolak kegunaan memeriksa perasaan dan pikiran batin kita, dan itu mengabaikan peran hereditas dalam mekanisme perilaku manusia Ia juga mengklaim bahwa manusia lebih kompleks daripada hewan laboratorium yang digunakan dalam penelitian perilaku (padahal manusia mampu mempertimbangkan berbagai tindakan alternatif, melihat tujuan jangka panjang. Operant Conditioning Dasar untuk pengkondisian operan adalah perilaku yang dipancarkan oleh organisme, kadang-kadang secara acak Konsekuensi dari perilaku tersebut menentukan apakah itu akan diulang di masa depan (dalam kondisi yang sama) Konsekuensi yang meningkatkan frekuensi perilaku disebut reinforcement, Konsekuensi yang mengurangi frekuensi perilaku disebut punishment Ini melibatkan pengkondisian perilaku yang sukarela dan terkendali, bukan respons 4 : Behaviorisme 5 fisiologis otomatis dalam Pengkondisian Klasik Dengan Operant Conditioning, Respon datang sebelum Stimulus (kebalikan dari CC) Guru dapat dengan sengaja menggunakan pengkondisian operan dengan siswanya (pelatihan) Bagaimana seseorang bereaksi terhadap perilaku kita menentukan apakah kita melanjutkan perilaku tersebut atau tidak Jika kita diberi penghargaan untuk sesuatu, kita kemungkinan besar akan melakukannya lagi Effect of Punishment Meskipun hukuman bekerja cukup baik dengan hewan di laboratorium, penelitian menunjukkan bahwa efektivitas hukuman terbatas karena beberapa alasan. 1. hukuman tidak mengajarkan perilaku yang diinginkan. 2. untuk menjadikan hukuman efektif harus disampaikan segera dan konsisten Selain itu, melalui proses pengkondisian klasik, perasaan negatif yang menyertai hukuman dapat dikaitkan dengan orang (sering orang tua) memberikan hukuman. Terlebih lagi, hukuman mengajarkan anak untuk berperilaku agresif. Emosi negatif yang terkait dengan hukuman dapat mengganggu belajar tanggapan yang tepat. Pada kabut, hukuman dapat menekan perilaku untuk sementara. Shaping Dalam banyak situasi kita ingin menggunakan penguatan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan, tetapi perilaku tidak dipancarkan oleh subjek Terdapat metode shaping (pembetukan), atau metode pendekatan yang berurutan 4 : Behaviorisme 6 Adalah prosedur yg didalamnya ketika peneliti/lingkungan menilai perilaku secara umum, kemudian menilai lebih dekat lagi hingga akhirnya dapat menggarap perilaku yang diinginkan Shaping bisa dengan memberi penghargaan sedikit demi sedikit terhadap perilaku akhir (yang diinginkan) mengganggu pembelajaran dengan tanggapan yang tepat. Pada akhirnya hukuman dapat menekan perilaku untuk sementara. → Dilakukan melalui proses penguatan terhadap pendekatan bertahap (successive approximation) → penguatan berturut-turut → memberi penghargaan bagi tindakantindakan yang semakin dekat dgn target prilaku yang diharapkan Contoh: melatih anak memakai pakaian sendiri. → Tujuan final →anak sanggup mengenakan pakaian dengan lengkap. Tiap proses dipisah menjadi perilaku-perilaku kecil: Anak diberi hadiah ketika dapat menekuk lengan siku dengan benar kearah lengan baju kiri. Setelah mendapat penguatan beberapa kali hadiah dapat ditahan Jika anak dapat memasukkan seluruh tangan ke lengan baju dengan cepat maka akan mendpt hadiah. Penguatan tidak mesti diberikan setiap saat anak berhasil Perilaku final dapat dicapai setelah perilaku dipisah menjadi bagian-bagian kecil perilaku Efek Over-Justification Sebuah temuan menarik yang muncul dalam psikologi sosial mengenai penguatan adalah, bahwa ketika Anda membayar (reinforce) orang untuk melakukan sesuatu yang mereka senang lakukan, hadiah itu mengurangi frekuensi perilaku. Ini disebut efek over-justifikasi Kekurangan Perilaku termotivasi oleh hadiah, bukan oleh kepentingan Anak juga menjadi kurang mengerti tentang sebuah kedisipilnan Kelebihan pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya → dihilangkannya sistem hukuman. adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan. Prinsip-prinsip perilaku diterjemahkan ke dalam prosedur terapeutik (Behavior Modification) yang menggunakan kriteria obyektif ketika ingin mengubah perilaku Prosedur modifikasi perilaku cocok untuk anak-anak atau orang yang sangat terlambat 4 : Behaviorisme 7 Bandura (1925) Albert Bandura (1925) mengilustrasikan transisi dari pandangan perilaku tradisional untuk memasukkan variabel internal Baginya, kami bukan penerima pasif dari ganjaran dan hukuman dari lingkungan Bandura berpendapat bahwa ada faktor penentu eksternal dan internal perilaku—dan kedua set ini berinteraksi dalam mode yang dia beri label sebagai determinisme timbal balik. Self-Regulation Bandura berpendapat bahwa sebagian besar perilaku dilakukan tanpa adanya external reinforcement & external punishment. Sebagian besar tindakan sehari-hari kita dikendalikan oleh pengaturan sendiri. Kita sering bekerja menuju tujuan yang ditentukan sendiri dengan inner reward. Reward yang berasal dari perasaan berprestasi atau sebaliknya disebut Bandura sebagai self-efficacy. Self-Efficacy One of Bandura’s most important concepts is self-efficacy Istilah ini mengacu pada sejauh mana seseorang percaya bahwa dia dapat membawa hasil terapeutik tertentu Apakah orang melakukan upaya untuk mengatasi masalah dan berapa lama mereka bertahan dalam upaya mereka untuk berubah- ditentukan oleh apakah mereka percaya bahwa mereka mampu mencapai perubahan, yaitu persepsi mereka tentang efikasi diri Observational Learning Bandura berpendapat bahwa pembelajaran tidak terbatas pada pengkondisian klasik atau operan. Kita juga bisa belajar dengan mengamati orang lain, atau dengan membaca tentang tindakan orang lain. Banyak perilaku yang terlalu kompleks untuk dipelajari melalui proses penguatan dan hukuman yang lambat. Learning Vs. Performance Bandura menggambarkan perbedaan penting antara pembelajaran dan kinerja. Perilaku yang dipelajari melalui metode observasi tidak perlu dilakukan. Kinerja tersebut bergantung pada harapan akan penghargaan atau hukuman. Kritik terhadap Behaviorism External rewards dapat mengurangi motivasi intrinsik Studi di mana peserta mengerjakan tugas yang menarik (misal: tekateki) → kelompok eksperimen diberi hadiah ketika selesai sedangkan kelompok kontrol tidak. 4 : Behaviorisme 8 Pada periode awal, selama waktu non-reward, peserta diberi pilihan antara melanjutkan mengerjakan tugas atau beralih ke aktivitas lain. Hasil tipikal adalah bahwa peserta dalam kelompok eksperimen menghabiskan lebih sedikit waktu pada aktivitas daripada kelompok kontrol. Ini dianggap sebagai indikasi bahwa penghargaan mengurangi motivasi intrinsik. Pizza Hut dulu memberikan pizza gratis kepada anak-anak yang membaca sejumlah halaman. 💡 Praktik ini dihentikan karena justru mengikis motivasi intrinsik siswa untuk membaca Behaviorisme tidak memperhitungkan apa pun yang bukan merupakan perilaku yang dapat diamat. Bukankah ada lebih banyak hal yang terjadi daripada yang bisa diamati ? Behaviorisme hanya menjelaskan pembelajaran melalui pengalaman langsung dengan lingkungan (bukan pembelajaran observasional) 4 : Behaviorisme 9 5 : Humanistik Tanggal @October 10, 2022 Status 💡 Abraham Maslow (1908-1970) Humanistik Mahzab ketiga dalam perkembangan psikologi ini lahir sebagai reaksi atas teori-teori behaviorisme (kental dengan sifat behavioristik, asosianistik dan eksperimental) dan psikoanalisis (depth psychology dengan sifat klinis-pesimistik). Suatu telaah terhadap sisi-sisi yang lebih bermanfaat, bermakna dan dapat diterapkan bagi kemanusiaan, yang kemudian menjadi titik tolak bagi pengembangannya. Menurut Maslow, manusia itu… → makhluk kreatif → dikendalikan oleh kekuatan: 1. value/nilai memberikan energi untuk mengendalikan manusia dab menjadi sistem yg mengatur/mempengaruhi perilaku manusia 2. mausia mampu membuat pilihan sendiri, bukan dikendalikan oleh kekuatan eksternal atau tidak sadar. perilaku manusia semata-mata bukan karena pengaruh dari luar namun karena pilihan/rencananya sehingga manusia bertanggungj awab atas tindakan dan pilihannya sendiri. → mempunyai : potensi merealisasikan kemampuan dasar yang baik Teori Belajar Humanistik Teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. hal ini menjadikan teori belajar humanistik bersifat sangat elektif. Banyak tokoh penganut aliran humansitik, dalam teori belajar diantaranya adalah: Kolb yang terkenal dengan “belajar empat tahap” Honey dan Mumford dengan “pembagian tentang macam macam siswa” Habermas dengan “tiga macam tipe belajar” Bloom dan Krathwohl yang terkenal dengan “taksonomi bloom.” 5 : Humanistik 1 3 Prinsip Dasar Psikologi Humanistik 1. Individu merupakan makhluk yang holistik dan terintergarlistik dikaji secara menyeluruh menjadi suatu kaitan dipelajari secara utuh, menyeluruh, spesifik & terorganisasi, bukan dilihat secara sepotong- potong contoh : melihat individu tidak hanya dari mana ia berasal tapi bagaimana tipe spesifiknya, dilihat dalam berbagai situasi kondisi (terorganisasi). tingkah laku manusia tidak bisa dipahami secara elementalistik → sebagai kritik terhadap behavior 2. Manusia mempunyai pembawaan baik Manusia terlahir netral mempunyai pembawaan baik manusia lahir tidak berpihak dalam menyikapi lingkungan kekuatan yang jahat dan merusak merupakan hasil dari lingkungan yang jelek. Sebagai kritik terhadap teori psikoanalisis yang beranggapan : manusia mempunyai karakter jelek, bila tidak dikendalikan akan melakukan tindakan yang menjurus kepada penghancuran terhadap diri maupun sesamanya → Dalam id, insting yang dominan adalah agresi, jika tidak dikendalikan mengerah pada destruktif/merusak. 3. Manusia berbeda dengan hewan Manusia mempunyai ciri khas yang berbeda dengan hewan, yaitu mempunyai gagasan, nilai, rasa semangat, humor, kecemburuan, dll Kepribadian manusia bukan terdiri dari refleks terkondisi dan tidak terkondisi Pandangan Dasar 1. Manusia sebagai organisme holistik dinamis 2. Manusia dapat merealisasikan potensi → pandangan optimistik 3. Manusia mempunyai pembawaan positif → konsep mental care (kesehatan mental) → harus ada penataan lingkungan Humanistik Merupakan perpaduan dan sintesis dari beberapa pandangan, yaitu: a. Tradisi fungsional (James Dewey) b. Organismik (Goldstein) → manusia akan mempunyai atribut yang menjadi wadah c. Gestalt (Wertheimer) d. Dinamis (Freud, Fromm, Horney, Jung, Adler) → kepribadian seseorang bisa berubah Holistik Dinamik Ciri: Memiliki usnur integral : melihat fungsi manusia secara keseluruhan 5 : Humanistik 2 Melihat motivasi manusia dalam mencapai tujuan : prosesnya bagaimana & mengukur ukuran- ukurannya Manusia Perilaku manusia diwarnai dengan kebutuhan: Kebutuhan pokok menyangkut fisiologis Pemuasan Homeostatik (keseimbangan) Tidak dipengaruhi oleh budaya Klasifikasi kebutuhan manusia: 1. Innate needs (Dasar) 2. Acquired Needs (Kebutuhan perolehan) Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow 💡 Deficiency Needs : kebutuhan yang akan selalu kurang. Jika tidak dipenuhi memunculkan gejala-gejala psikopatologis Psikopatologis merupakan rasa frustasi yang mana berasa dari sifat penting manusia Need → kebutuhan manusia itu kompleks dan tidak tunggal Maslow menggambarkan kebutuhan manusia 1. Physiological need ke dalam 5 hierarki Kebutuhan fisiologis yang bersifat homeostatis (co: makan, aktivitas seksual) yang jika tidak dipenuhi akan menimbulkan gangguan perilaku. 2. Safety and security need Kebutuhan akan kepastian, keamanan, dan proteksi dalam bentu stuktur hukum, aturan, dan norma-norma sosial 4. Belongingness and love need Kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai juga Deficiency Needs mencintai → Physiological needs, safety and Growth Needs security needs, belongingness and love → Self-esteem dan self-actualization needs 4. Self-esteem Kebutuhan akan penghargaan atas diri sendiri dan dari orang lain 5 : Humanistik 3 5. Self-actualization Menjadikan semua potensi yang ada menjadi satu sehingga manusia pun “menjadi jadi”. Hal ini menjadi sentral/pusat motivasi manusia. Ia bersifat mistis dan tidak berbentuk. Hal ini juga memunculkan dorongan-dorongan (drives) Contoh: Saat lulus SMA keigninan seseorang adalah tercapainya nilai yang bagus, melakukan hura-hura dan menyemprot seragam sekolah. Setelah itu muncul lah need baru yaitu keinginan masuk perguruan tinggi, dan setelah masuk muncul keinginan mendapat ipk bagus, dan seterusnya. Teori Maslow → memunculkan teori motivasi Motivasi merupakan bangunan siklus yang melibatkan subsistem. Motivasi dibangun oleh 3 elemen, yaitu needs (kebutuhan) yang kemudian memuculkan dorongan (drive) yang diarahkan pada suatu tujuan (goals) Perubahan Teori Kebutuhan Maslow Perubahan Pertama: Kognitif & Astetik Sekitar tahun 1970-an hirarki kebutuhan Maslow dilengkapi dengan kebutuhan kognitif dan astetik di bawah kebutuhan teratas: self-actualization. → kognitif - kebutuhan atas ilmu pengetahuan. → astetik - kebutuhan atas kecantikan Hirarki kebutuhan bertambah menjadi 7 tingkatan, walaupun Maslow tidak menganggap 2 aspek terbaru ini menjadi sebuah tingkatan dari model 5 hirarkinya. Perubahan Kedua: Superior (Transcedence) Hirarki kebutuhan kemudian dikembangkan lagi tahun 1990-an dengan menambahkan aspek transcendence needs menempati tingkat teratas melampai kebutuhan self-actualization. Kebutuhan ini spesial karena pada tingkatan ini dijelaskan bahwa seorang individu butuh sesuatu/seseorang membantu orang lain mencapai tingkat self-actualization masing-masing Teori Belajar Maslow Proses belajar yang ada pada diri manusia adalah proses untuk sampai pada aktualisasi diri (learning how to be). Belajar di satu sisi adalah memahami bagaimana setiap manusianya berbeda dengan 5 : Humanistik 4 yang lain (individual differences), dan di sisi lain adalah memahami bagaimana menjadi manusia yang sama seperti manusia lain (persamaan dalam specieshood or humanness) Pentingnya kesadaran akan perbedaan individu adalah untuk memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan. Dengan menggali dan menemukan sisi-sisi kemanusiaan, pada taraf tertentu kita akan sampai pada penemuan diri. Social-Learning Theory Sekitar tahun 1960 psikologi beralih ke social-learning theory. Konsep utamanya adalah bahwa lingkungan tidak hanya memengaruhi perilaku kita, tetapi perilaku kita menentukan jenis lingkungan tempat kita berada. Social-learning theory mengklaim bahwa orang-orang memberikan penguat batin mereka sendiri, tanpa adanya pengaruh eksternal Rotter’s Social-Learning → Kekuatan potensi perilaku bergantung pada harapan—yang merupakan probabilitas bahwa opsi perilaku akan menghasilkan penguat yang diberikan, dan nilai penguatan— menghasilkan tingkat di mana kita lebih menyukai satu penguat di atas yang lain. Contoh: jika anda tidak suka permen, ditawarkan permen apapun tidak akan memengaruhi anda. Teori Julian Rotter → Suatu perilaku tidak terjadi dalam ruang hampa. Seseorang akan terus memberikan reaksi terhadap aspek-aspek lingkungan eksternal dan internalnya. Rotter, Bandura, dan Skinner sepakat bahwa sebagian perilaku bisa dipelajari. Nampaknya, Rotter melihat bagian luar dan dalam suatu organisme, yakni penguatan dan proses-proses kognitif dalam, guna menjelaskan perilaku Kepribadian akan terus mengalami perubahan sebagai akibat dari penampakan pengalaman baru yang manusia alami. Kepribadian juga memiliki tingkat stabilitas atau kontinuitas tinggi sebab ini dipengaruhi oleh pengalaman kita sebelumnya dengan mengintegrasikan dua kecenderungan terpisah dan penting dalam riset kepribadian: teori-teori penguatan dan teori-teori kognitif Konsep-Konsep Dasar Teori Social-Learning 1. Potensi perilaku Potensi perilaku mengacu pada kemungkinan bahwa perilaku tertentu akan terjadi dalam sebuah situasi tertentu. 2. Expectancy (pengharapan) Kepercayaan individu bahwa dia berperilaku secara khusus pada situasi yang diberikan yang akan diikuti oleh penguatan yang telah diprediksikan. 3. Nilai penguatan (reinforcement value) Tingkat pilihan untuk satu reinforcement sebagai ganti yang lain. 4. Situasi psikologis Kita secara terus menerus memberikan reaksi pada lingkungan internal maupun lingkungan eksternal kita. selanjutnya masing-masing lingkungan ini secara konstan saling mempengaruhi yang lain. 5 : Humanistik 5 5. Kebebasan bergerak Harapan yang besar akan memberikan kebebasan bergerak yang luas, sementara harapan yang kecil juga berakibat pada kebebasan bergerak yang sempit 6. Tingkat tujuan minimal Penguatan adalah suatu rangkaian yang terjadi terus-menerus, dimana rangkaian mulai dari penguatan yang sangat diinginkan hingga penguatan yang sangat tidak diinginkan 5 : Humanistik 6 6 : Eksistensial & Kognitif Tanggal Status Eksitensialisme 💡 Tokoh-tokoh: Ludwig Binswanger, Medard Bross, Victor Frankl, Rollo May Apakah Eksistensialisme? → Pandangan filosofis yang menekankan pentingnya keberadaan, termasuk tanggung jawab seseorag atas eksistensi diri psikologis seseorang. Hal ini bukanlah : → Psikoanalisis yang menggunakan transferensi dan asosiasi bebas → Behaviorisme yang menggunakan stimulus/respon, reinforcement/punishment. → Pendekatan teknis konseling atau aturan untuk terapi Pandangan tentang Manusia Asumsi Pertama: Sebagai manusia, konflik dasar kita adalah antara diri kita dan kodrat dari keberadaan kita. Bukan dari insting id, ego, maupun superego, juga bukan dari orang dewasa yang signifikan pada awal kehidupan seseoarang yang diperlukan untuk penerimaan dan persetujuan. Kecemasan yang kita alami adalah ketika kita dihadapkan dengan kodrat keberadaan kita. Asumsi Kedua: Keberadaan di dunia membawa kita pada anxiety normal dan neurotik Anxiety muncul dari kebutuhan pribadi kita untuk bertahan hidup. untuk melestarikan keberadaan kita, dan untuk asertif terhadap keberadaan kita (Cornsini & Wedding, 2005) Anxiety terjadi ketika kita mencoba untuk menangani tema kehidupan penting, seperti: hidup dan mati; kebebasan, tanggung jawab, dan pilihan; isolasi dan mencintai; keberartian dan ketidakberartian Asumsi Ketiga: Sebagai manusia kita memiliki kapasitas untuk self-awareness Semakin besar self-awareness kita, semakin besar kemungkinan kita untuk bebas Kita dapat meningkatkan kemampuan kita untuk menjalani hidup sepenuhnya 6 : Eksistensial & Kognitif 1 Asumsi Keempat: Jika seseorang memahami dan dibantu untuk memahami dirinya sendiri, orang itu harus memahami dari perspektif here and now Masa lalu penting hanya merupakan bagian dari keberadaan seseorang saat ini. Tidak ada upaya untuk mengugkap apa yang terjadi di masa lalu, karena masa lalu bukan fokus pada pengalaman di masa sekarang Asumsi Kelima: Arti penting dari keberadaan kita (siapa kita) tidak pernah tetap karena manusia selalu menciptakan kembali diri kita, berkembang, dan menjadi (Corey, 2005) Inti dari siapa kita tidak pernah diperbaiki sampai kita mati. Kita beresistensi untuk menggunakan steriotipe atau label. Konsep Utama: Being-in-the-World Berada-di-dunia : memeriksa diri sendiri, orang lain, dan hubungan seseorang dengan dunia, sehingga mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi (Dasein) → Empat cara “Berada-di-dunia” 1. Um welt — Dunia sekitar Berkaitan dengan dunia benda di sekitar kita (longkungan); memperhatikan aspek biologis dan fisik dari dunia-kebutuhan biologis, drive, dan naluri 2. Mit welt — Dengan dunia Sebuah cara di mana individu berhubungan dengan dunia yang berinteraksi secara sosial dengan orang lain. → Fokusnya adalah pada hubungan manusia, bukan hubungan biologis atau fisik 3. Eigen welt — Dunia sendiri / Own world Persepsi tentang sesuatu di dunia yang berarti untuk setiap individu yang mengamati. Hal itu adalah self-awareness dan self-relatedness yang unik pada manusia. 4. Uber welt Keyakinan agama atau spiritual tentang dunia yang ideal, suatu cara berada di dunia Konsep Anxiety Normal anxiety: tepat pada situasi. Tidak memerlukan represi. Bisa digunakan secara kreatif dan mendorong kita untuk mengidentifikasi dan menghadapi apapaun yang menyebabkan kecemasan di tempat yang pertama Neurotic anxiety: tidak sesuai dengan situasi, direpresi, dan destruktif. Hal ini cenderung melumpuhkan seseorang daripada merangsang kreativitas. Existensial anxiety: kesadaran kebebasan kita sendiri untuk membuat pilihan. Ketika kita menjadi sadar akan pilihan yang kita miliki, kita juga menjadi sadar akan tanggung jawab atas pilihan-pilihan. Hal ini juga dilengkapi dengan kekuatan yang tak terduga dan merupakan bagian dari kecemasan normal. 6 : Eksistensial & Kognitif 2 Gulit → Seperti anxiety dapat berbentuk normal dan neurotik Normal guilt: kepekaan terhadap aspek moral perilaku kita. Neurotic guilt: sering muncul dari khayalan Jenis lain dari guilt: kegagalan dalam hidup sesuai potensi kita (Jika kita mengunci potensi kita) Kita merasa bersalah karena tidak memenuhi apa yang diberikan kepada kita Thrown Condition → Kondisi dilemparkan menyebabkan “keberadaan terbatas” merupakan kekuatan tak terduga atau peristiwa dalam dunia yang tidak disebabkan oleh seseorang. The “I-Am” experience adalah realisasi dari keberadaan seseorang → Kita akan menjadi korban dari lingkungan kita sampai kita menyadari bawah “Saya hdiup dan mengalami, saya memilih menjadi diri sendiri.” Boundary Situation → Sebuah pengalaman yang memaksa individu untuk menghadapi situasi eksistensial (konfrontasi dengan kematian dirinya) Self-transcendence: di luar situasi seseorang untuk memahami keberadaan orang tsb dan untuk bertanggung jawab bagi kehidupan itu Hal ini berada di luar kebutuhan sendiri untuk mengambil tanggung jawab orang lain atau melihat dunia dengan cara yang berbeda. Authenticity: menjadi asli dan nyata, serta menyadari keberadaan seseorang Indivdiu otentik menghadapi pilihan moral, makna hidup, dan manusia. Givens of the Human Condition Jika kita mengesampingkan perhatian sehari-hari dan merefleksikannya secara mendalam, maka kita harus menghadapi “perhatian utama yang merupakan bagian tak terhadirkan dari keberadaan kita di dunia. Yalom (1981) mengidentifikasi 4 konsep: Death, Freedom, Isolation, dan Meaningless Death — Kematian Kita semua akan mati, tidak dapat dihindari Kesadaran kita menghantui kita sehingga kita melakukan defense mechanisme untuk menjaga pikiran-pikiran dari kesadaran kita Defense mechanisme ini merupakan penolakan dan dapat menjadi perilaku yang maladaptif. Psikopatologi juga berasal dari teror akan kematian seseorang Freedom Vs. Responsibility Kita berhak memilih apa yang kita yakini dan apa yang kita anggap peran penting untuk menentukan masa depan kita 6 : Eksistensial & Kognitif 3 Kita juga harus berani bertanggung jawab dengan apapun pilihan kita, karena setiap pilihan yang kita buat akan ada resiko yang kita ambil Deny (menyangkal/menghindari) → menjadikan pikiran menjadi irrasional di mana manusia tidak mempertanggungjawabkan perilaku mereka Isolation Interpersonal isolation: jurang antara diri dan orang lain (kekurangan dalam keterampilan sosial dan takut akan keintiman) Intrapersonal isolation: diisolasi dari bagian diri kita sendiri (pengalaman, mempengaruhi, keinginan) yang dipisahkan dari kesadaran Eksistensi isolation: tidak peduli seberap dekat kita berhubungan dengan individu lain, masih ada kesenjangan yang tak terjembatani Kita memasuki keberadaan kesendirian Kita harus mati sendirian—walaupun orang mungkin ada bersama kita ketika kita mati, tetapi kita sendirilah yang mengalami kematian Meaningless Jika kita semua mati, jika kita semua menciptakan dunia kita sendiri dan jika setiap orang merupakan sendirian, lalu apakah mungkin arti kehidupan dapat dimiliki? Sebagai manusia, kita membutuhkan makna. Kita berusaha untuk mengatur dan memberikan makna pada pengalaman kita. Dalam dunia yang kacau, kita mencari penjelasan atau makna bagi keberadaan kita. Jika tidak ada desain ditakdirkan dalam hidup, maka kita harus membangun makna kita sendiri dalam hidup. Dari skema kita menghasilkan sebuah hirarki nilai. Nilai-nilai ini memberikan blue print untuk kehidupan—tidak hanya mengapa kita hidup tapi bagaimana untuk hidup Terdapat dilema → “Bagaimana kita sebagai manusia membutuhkan makna dan menemukan makna dalam alam semesta yang tidak ada artinya” Theory of Illness → Anxiety → Defense mechanism Kita menggunakan defense mechanism untuk menghadapi/mengatasi anxiety yang kita alami. Defense mecahnism memberikan kita keselamatan/keamanan, tetapi juga membatasi pertumbuhan kita. Defense mechanism mungkin tidak efektif atau maladaptif. Hal ini hanya mmeberikan istirahat sementara dari anxiety, tetapi pada akhirnya melumpuhkan kemampuan seseorang untuk hidup sepenuhnya secara otentik dan kreatif, dan dapat menyebabkan anxiety sekunder lebih lanjut Theory of Cure → Seseorang harus memulai penjelajahan penyelidikan diri terkait tujuan dengan cara: Memahami konflik tidak sadar 6 : Eksistensial & Kognitif 4 Mengidentifikasi mekanisme pertahanan diri yang maladaptif Mengurangi anxiety sekunder dengan memperbaiki cara-cara maladaptif yang berhubungan dengan diri dan orang lain Mengembangkan cara lain utnuk mengatasi anxiety utama sehingga dapat hidup lebih penuh dan otentik Terapis Eksistentialis Terapi ini menekankan aspek yang berbeda: Yalom : menekankan 4 masalah utama dan membahas pentingnya kehidupan “hidup otentik” Frankl : menekankan pentingnya orang menemukan makna atau tujuan dalam hidup mereka → Logotherapy (’Manusia Mencari Makna”) Victor Frankl Biografi Lahir di Wina pada tanggal 26 Maret 1905 Anak dari Gabriel Frankl dan Elsa Frankl Anak kedua dari tiga bersaudara yang dikenal sebagai seorang anak yang cerdas dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi Ketika berusia 4 tahun, ia bercita-cita menjadi fisikawan Di sekolah menengah, Victor terlibat aktif dalam organisasi Buruh Sosialisasi Muda yang menggiringnya pada studi-studi psikologi 1925: bertemu dengan Freud Frankl lebih tertarik pada teori Adler dan setahun kemudian dia menerbitkan sebuah artikel berjudul “Psychotheraphy and Weltanschauung” dalam jurnal internasional psikologi individual milik Adler Frankl menggunakan istilah logoterapi pertama-tama untuk kuliah-kuliah umum yang ia berikan dan mulai membangun teori psikologinya sendiri di kemudian hari 1928-1929: Frankl mengadakan pusat konseling gratis untuk para remaja di Wina dan 6 kota lainnya dan mulai bekerja di Psychiatric University Clinis Teori → Teori-teori Frankl terlahir dari pengalamannya selama dia berada di tahanan, yaitu: 💡 Mereka yang tetap berharap bisa bersatu dengan orang-orang yang dicintai, mereka yang merasa punya sesuatu yang perlu dituntaskan di masa depan, mereka yang punya keyakinan kuat, ternyata punya kesempatan yang lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang kehilangan harapan. Frank menamakan terapinya sebagai Logoterapi (Berasal dari bahasa Yunani; Logos yang artinya pelajaran, ruh, kata, tuhan, atau makna) Logoterapi mempostulatkan kehendak untuk makna sebagai sumber utama motivasi manusia 6 : Eksistensial & Kognitif 5 Frankl mencoba menyeimbangkan pandangan fisiologis dengan perspektif spiritual dan menganggap hal ini sebagai langkah paling penting untuk mengembangkan terapi yang lebih efektif Logotherapy Concept : Socratic Dialogue Terapi ini menantang klien untuk mencari makna kehidupannya. — A type of existensial therapy that focuses on challenging clients to search for meaning in their lives Socratic Dialogue: membantu klien dengan pertanyaanya yang mengantarkan secara logika pada jawaban dan kesimpulan tentang hipotesa tertentu sebagai petunjuk Dereflection: Suatu teknik dimana klien memusatkan pada permasalahannya untuk mengurangi anxiety Paradoxical intention: Strategi terapi mengintruksikan klien berusaha secara berlebihan berperilaku mencari perubahan. Terapis membuat pasien lebih menyadari situasinya dan membantu mengambil jarak pembentukan simtom-simtom Konsep Frankl Hati Nurani Semacam spiritualitas alam bawah sadar, yang sangat berbeda dari insting-insting alam bawah sadar seperti yang dikatakan oleh Freud, menjadi inti dari keberadaan manusia dan merupakan sumber integritas personal kita Pemahaman diri yang bersifat pra-reflektif dan ontologism () atau “kearifan hati” atau “sesuatu yang lebih sensitif dibanding kesensitifan ratio Kevakuman Eksistensial Salah satu tanda kevakuman yang terjadi di dalam masyarakat kita adalah rasa bosan Lingkaran neurosis yang menyiksa ini didasarkan pada: 1. Kecemasan anitipatori Kecemasan antisipatori menyebabkan apa yang ditakuti menjadi kenyatanan. Co: Ada orang yang takut terhadap penyakit tertentu, sehingga ketakutannya inilah yang justru membawa penyakit tsb kepada dirinya. Sangat takut mendapat nilai jelek saat ujian → tidak dapat mengerjakan soal ujian dengan baik 2. Hiper-intensi → Usaha yang terlalu keras yang justru menghalangi anda sampai pada apa yang diusahakan itu sendiri. Co: insomnia. Banyak orang kesulitan untuk tidur walaupun sudah memaksakan dirinya untuk tidur. Mereka menerapkan segala macam cara dengan membaca buku dsb dan justru usaha itulah yang menghalangi mereka untuk tidur 3. Hiper-refleksi → Orang yang berpikir terlalu keras. Kadang-kadang berharap sesuatu bisa terjadi, dan memang terjadi hanya karena kejadian itu sangat terikat dengan keyakinan atau sikapnya. 6 : Eksistensial & Kognitif 6 Co: seorang wanita yang punya pengalaman seksual di masa kecil saat dewasa justru memiliki kepribadian yang kuat dan sehat Psikopatologi Frankl merinci asal mula berbagai bentuk psikopatologi sebagai contoh beragam neurosis kecemasan berawal dari kecemasan eksistensial (kepekaan nurani) Seorang individu yang tidak memahami bahwa kecemasan muncul karena dia merasa tidak mampu memikul tanggung jawab dan tidak menemukan makna kehidupan akan menggunakan rasa cemasnya dalam menghadapi setiap kesulitan hidup (saya) Orang yang hipokondira misalnya, akan memfokuskan rasa cemasnya pada penyakit-penyakit mematikan, alih-alih memfokuskan pada kelebihan hidup sehat Frankl mengatakan bahwa—”Kadang-kadang dengan neurosis yang dimilikinya, orang memperlakukan keluarganya dengan “tangan besi” atau menggunakannya sebagai alat untuk membenarkan orang lain atau dirinya sendiri Serupa dengan gangguan obsesi-kompulsif, Orang yang obsesi-kompulsif adalah orang yang tidak memiliki rasa puas sebagaimana yang dimiliki orang lain Orang normal merasa puas dan yakin dengan mengunci pintu dimalam hari. Berbeda dengan orang yang obsesif-kompulsif, mereka berusaha sekuat tenaga agar keamanan rumah dalam keadaan sempurna. Karena kesempurnaan dalam setiap hal adalah mustahil, maka orang obsesif-kompulsif akan mengalihkan perhatiannya pada hal-hal yang pernah mendatangkan masalah di masa lal Bagaimana tugas terapis? Seorang terapis harus membantu pasiennya agar bisa santai dan tidak melawan dorongan-dorongan pikiran dan tindakannya Yang diperlukan pasien adalah menyadari bahwa keingin dan segala sesuatunya akan berjalan dengan sempurna itu adalah hal bodoh → perlahan pasien akan menerima sedikit-demi sedikit → orang yang obsesi-kompulsif dan neurotic anxiety akan menemukan makna kehidupan mereka Ketika kebermaknaan hidup kembali ditemukan, kecemasan neurotis tidak akan berpengaruh lagi. Psikologi Postif Sejarah Bagian dari ilmu psikologi yang membahas mengenai aspek positif manusia Sudah dipakai oleh A. Maslow tetapi baru muncul menjadi sebuah gerakan pada 1988 ketika Martin Seligman menjadi ketua PA Semenjak itu perbandingan atara research negative dan positive menjadi lebih seimbang 6 : Eksistensial & Kognitif 7 IPPA didirikan pada 2007 dan telah mengadakan 6 kali World Congress of Positive Psychology dimana yang ke enam untuk pertama kali diadakan di Asia Pasific, lalu di Melbourne pada Juli 2019 Ada sekitar 7000 peserta dengan sekitar 20 pesertanya dari Indonesia. Ada puluhan track dibuka secara palalel selama dua setengah hari acara Saat ini paling tidak 3 Master of Applied Positive Psychology di Universitas Penssylvania, Universitas Melbourne, dan Universitas East London Apa itu Psikologi Positif? 💡 Happiness is Expectation Gap Martin Seligman → Seorang Ketua APA pada 1996 Ia mengungkapkan kalau psikologi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Academics more interested in science Clinicians interested in practice of psychotherapy Ia mengharapkan dapat menyatupadukan sains dan praktisi bersama Alkisah, pada suatu hari, di sebuah taman milik Seligman, anaknya melemparkan tanaman kepadanya. Seligman yang merasa kesal pun berteriak kepada anaknya, Nikki. Setelah beranjak dewasa, Nikki pun mereka ulang kejadian ini dan mengatakan kepada ayahnya bahwa “Ayah, saat aku berusia 3 sampai 5 tahun, aku adalah seorang perengek. Aku merengek setiap hari. Namun pada hari ulang tahun ke-5 ku, aku memutuskan untuk berhenti merengek. Itu adalah hal tersulit yang pernah aku lakukan. Jika aku bisa berhenti merengek, maka kamu juga bisa berhenti menjadi seorang yang penggerutu.” → Tujuannya bukanlah memperbaiki atau membenarkan kekurangan anaknya, namun untuk mendidik nikki agar ia dapat mengembangkan kekuatan sosial intelegen. Hal ini lah yang menjadi misi Seligman sebagai Ketua APA. 6 : Eksistensial & Kognitif 8 Teori Kognitif Sosial Biografi sigkat Lahir pada 4 Desember 1925 Mengenyam pendidikan menengah atas di sekolah yang hanya memiliki 2 guru Menempuh pendidikan tinggi di University of British Columbia pada jurusan Psikologi Mengambil program pasca sarjana Psikologi Kliinis Bekerja di Fak. Psikologi Standford University Pernah menjabat sebagai ketua APA Belajar Proses yang mengatur pembelajaran observasi 1. Perhatian Faktor yang mengontrol perhatian: Adanya kesamaan Model yang atraktif dan menarik Sifat dasar perilaku yang akan ditiru 2. Representasi Merepresentasikan informasi secara simbolis di dalam ingatan baik berupa gambaran, bunyi, maupun verbal 3. Produksi perilaku Meliputi: Proses mengubah representasi kognitif ke dalam tindakan Melibatkan proses monitor dan evaluasi 4. Motivasi Mengontrol perhatian dan produksi perilaku 6 : Eksistensial & Kognitif 9 Tradic Reciprocal Causation Kebetulan dan Ketidaksengajaan Kebetulan dan ketidaksengajaan memainkan peran dalam kehidupan manusia Kebetulan dan ketidaksengajaan membuat manusia tidak mungkin dapat memprediksi secara akurat Pertemuan yang kebetulan tidak selalu tidak dapat di kontrol Agen Manusia Manusia bersifar meregulasi diri sendiri, proaktif, merefleksikan, serta memiliki kekuatan untuk mempengaruhi tinndakannya sendiri Agen manusia sebagai esensi dari kemanusiaan Agen manusia merupakan proses aktif dari mengeksplorasi, memanipulasi, dan mempengaruhi lingkungan untuk mencapai suatu hal yang diinginkan Agensi manusia: Intensionalitas: tindakan yang dilakukan seseorang secara bertujuan Visi: memugkinkan manusia dapat menentukan tujuan, merencanakan, dan mengantisipasi Reaktivitas diri: memungkinkan manusia termotivasi dan meregulasi tindakan serta memonitor kemajuan Refleksi diri: memungkinkan manusia mengevaluasi nilai, tujuan hiduo, motivasi, dsb Efikasi Diri (Self-Efficacy) Menurut Bandura efikasi diri adalah keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk melakukan suatu kontrol terhadap keberfungsiannya dan kejadian lingkungan Faktor yang mempengaruhi: Mastery experience → performa masa lalu; keberhasilan meningkatnya efikasi diri, sedangkan kegaglan menurunkan efikasi diri Modeling sosial (vicarious experience) → keberhasilan dan kegagalan orang lain yang setara dapat mempengaruhi efikasi diri Persuasi sosial → kata-kata atau kritik dari seseorang yang dipercaya dapat mempengaruhi efikasi diri Kondisi fisik dan emosional → emosi yang kuat dapat mempengaruhi efikasi diri 6 : Eksistensial & Kognitif 10 Agen Proxi Proxi → kontrol tidak langsung atas kondisi sosial yang dapat mempengaruhi kehidupa sehari-hari. Terlalu bergantung pada agen proxi dapat mengurangi efikasi pribadi dan kolektif Efikasi kolektif: keyakinan orang-orang bahwa usaha mereka bersama akan membawa suatu pencapaian kelompok. Efikasi kolketif muncul karena adanya keyakinan bahwa mereka dapat bekerja sama dalam cara yang terkoordinasi dan interaktif. Faktor yang mempengaruhi: Dunia bersifat transnasional Teknologi Tingkatan birokrasi Besaran masalah Regulasi Diri Faktor internal: 1. Observasi diri terhadap performa 2. Proses penilaian menggunakan standar pribadi dan performa rujukan 3. Reaksi diri Faktor eksternal: 1. Lingkungan yang membentuk standar individual untuk evaluasi 2. Intensif 💡 Manusia meregulasi tindakannya melalui standar moral dari perilaku, namun prinsip moral dapat memprediksi perilaku hanya kaetika prinsip tsb diubah menjadi tindakan. Regulasi diri berfungsi hanya apabila mereka diaktifkan secara selektif. Aktivasi Selektif Mekanisme yang terjadi ketika konrol diri diaktifkan secara selektif: 1. Mendefinisikan ulang perilaku dengan melakukan justifikasi moral, membandingkan, dan memperhalus label 2. Tidak menghiraukan konsekuensi dari perilaku 3. Dehumanisasi atau menyalahkan korban 4. Memindahkan atau mengaburkan tanggung jawab 6 : Eksistensial & Kognitif 11