Pertemuan 1 PDF: Konsep Dasar Sistem Pengendalian Manajemen
Document Details
Uploaded by UndisputedVignette
Universitas Padjadjaran
Tags
Summary
This document provides an introduction to the fundamental concepts of management control systems. It discusses different aspects of systems, including elements, interactions, and goals. The document is suitable for university undergraduate study.
Full Transcript
BAB I KONSEP DASAR SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN A. Capaian Pembelajaran Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu memahami dan menjel...
BAB I KONSEP DASAR SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN A. Capaian Pembelajaran Setelah selesai mengikuti materi pada pertemuan ini, mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep dasar sistem pengendalian manajemen. B. Materi 1. Pengertian Sistem Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu atau menjalankan fungsi tertentu. Pada konteks yang lebih umum, sistem merujuk pada suatu entitas atau struktur yang terdiri dari komponen atau unsur yang saling terkait dan saling memengaruhi. Sistem dapat ditemukan di berbagai bidang, seperti ilmu komputer, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial, teknologi, dan banyak lagi. Sistem memiliki beberapa karakteristik utama, termasuk di antara lain adalah sebagai berikut: Sistem Pengendalian Manajemen 1 a. Elemen atau Komponen: Sistem terdiri dari elemen- elemen atau komponen-komponen yang berperan dalam menjalankan fungsi sistem. Elemen-elemen ini bekerja bersama untuk mencapai tujuan sistem. b. Interaksi: Elemen-elemen dalam sistem saling berinteraksi atau berhubungan satu sama lain. Interaksi ini penting untuk mencapai tujuan sistem dan menjaga keseimbangan dalam sistem. c. Tujuan atau Fungsi: Setiap sistem memiliki tujuan atau fungsi yang harus dicapai. Tujuan ini menentukan mengapa sistem dibentuk dan apa yang ingin dicapai oleh sistem tersebut. d. Batasan Lingkup: Setiap sistem memiliki batasan yang menggambarkan apa yang termasuk dalam sistem dan apa yang tidak termasuk. Batasan ini membantu dalam memahami ruang lingkup sistem. e. Input dan Output: Sistem menerima input dari lingkungannya, memprosesnya, dan menghasilkan output. Input dan output adalah komponen penting dalam pemahaman cara kerja sistem. f. Umpan Balik: Sistem dapat menerima umpan balik dari lingkungannya atau dari elemen-elemennya sendiri. Umpan balik digunakan untuk mengatur atau mengendalikan sistem agar berfungsi sesuai dengan tujuannya. Sistem dapat ditemukan dalam berbagai skala dan tingkat kompleksitas, mulai dari sistem sederhana seperti lampu lalu lintas hingga sistem yang sangat kompleks Sistem Pengendalian Manajemen 2 seperti sistem ekologi global. Pemahaman tentang sistem membantu dalam analisis, perancangan, dan pengelolaan berbagai aspek dalam berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan. Pandangan tentang sistem dapat bervariasi tergantung pada konteks dan disiplin ilmu tertentu. Berikut adalah beberapa definisi tentang sistem menurut beberapa ahli: a. Ludwig von Bertalanffy (Bertalanffy, 1968): Bertalanffy adalah salah satu tokoh utama dalam teori sistem. Menurutnya, sistem adalah "kumpulan elemen yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan atau fungsi tertentu." Teori sistem yang dikembangkan oleh Bertalanffy menekankan pandangan holistik dalam memahami fenomena dan proses alam. b. Talcott Parsons (Parsons, 1951): Parsons adalah seorang sosiolog terkenal yang mengembangkan teori sistem fungsional. Menurut Parsons, sistem adalah "kumpulan elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama dan menjalankan fungsi tertentu dalam masyarakat." c. Kenneth Boulding (Boulding, 1969): Boulding adalah seorang ahli ekonomi dan ilmu politik yang mendefinisikan sistem sebagai "kumpulan elemen yang memiliki hubungan antara satu sama lain dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu." d. Peter Checkland (Checkland, 1981): Checkland adalah seorang ahli dalam bidang ilmu manajemen Sistem Pengendalian Manajemen 3 dan pengembangan sistem. Ia mendefinisikan sistem sebagai "kumpulan elemen yang berinteraksi dengan lingkungan mereka untuk mencapai tujuan tertentu." e. Donella Meadows (Meadows et al., 2006): Meadows adalah seorang ahli dalam bidang ilmu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Ia menggambarkan sistem sebagai "seperangkat elemen yang terkait satu sama lain dalam suatu pola atau struktur tertentu dan saling memengaruhi." Setiap ahli memiliki pandangan yang sedikit berbeda tentang apa yang merupakan sistem, tergantung pada fokus dan disiplin ilmu mereka, namun intinya adalah bahwa sistem adalah entitas atau struktur yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan atau menjalankan fungsi tertentu. Sistem memiliki banyak manfaat dan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan dan ilmu pengetahuan. Beberapa manfaat utama dari pemahaman dan penerapan sistem termasuk: a. Memahami Kompleksitas: Sistem membantu dalam memahami dan mengatasi kompleksitas. Pada berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, dan bisnis, banyak fenomena dan masalah yang kompleks dapat dianalisis dan dimengerti dengan melihat interaksi antara elemen-elemen dalam sistem. b. Perbaikan Proses: Melalui cara menganalisis sistem, kita dapat mengidentifikasi area-area di mana perbaikan diperlukan. Ini memungkinkan kita untuk Sistem Pengendalian Manajemen 4 merancang dan mengimplementasikan perubahan yang akan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas dalam berbagai proses. c. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Sistem membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dengan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsekuensi dari berbagai pilihan dengan melihat sistem secara keseluruhan, kita dapat mengantisipasi dampak keputusan dalam jangka panjang. d. Perencanaan yang Lebih Baik: Melalui cara dengan perencanaan, pemahaman sistem memungkinkan kita untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari berbagai tindakan dan kebijakan. Ini membantu dalam merancang strategi yang lebih efektif dan berkelanjutan. e. Pengembangan Teknologi: Sistem digunakan dalam pengembangan teknologi, baik dalam desain perangkat keras maupun perangkat lunak. Pemahaman tentang interaksi antara komponen sistem memungkinkan pengembangan teknologi yang lebih canggih dan efisien. f. Manajemen Risiko: Pada manajemen risiko, pemahaman sistem membantu dalam mengidentifikasi potensi risiko dan dampaknya pada sistem secara keseluruhan. Ini memungkinkan langkah-langkah mitigasi risiko yang lebih efektif. Sistem Pengendalian Manajemen 5 g. Keberlanjutan dan Pelestarian Lingkungan: Pada konteks pelestarian lingkungan dan keberlanjutan, sistem membantu dalam memahami bagaimana aktivitas manusia memengaruhi ekosistem dan cara mengambil tindakan yang lebih berkelanjutan. h. Inovasi: Melalui cara melihat sistem secara holistik, kita dapat mengidentifikasi peluang inovasi dan pembaruan yang mungkin tidak terlihat jika kita hanya fokus pada bagian-bagian individu. i. Peningkatan Kualitas Hidup: Penerapan konsep sistem dalam berbagai sektor dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup, termasuk di bidang kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. j. Pemahaman dalam Ilmu Pengetahuan: Sistem juga berperan penting dalam berbagai ilmu pengetahuan, termasuk fisika, biologi, ekologi, ekonomi, dan lainnya, dengan membantu para ilmuwan dalam memahami dan menjelaskan hubungan antara berbagai fenomena alam. Ringkasan, pemahaman, dan penerapan sistem memiliki manfaat yang luas dalam membantu kita memahami, mengelola, dan meningkatkan berbagai aspek kehidupan dan ilmu pengetahuan. 2. Pengertian Pengendalian Pengendalian adalah suatu proses atau tindakan yang dilakukan untuk mengatur, mengelola, atau mengawasi suatu situasi, proses, atau entitas dengan Sistem Pengendalian Manajemen 6 tujuan mencapai tujuan tertentu atau meminimalkan risiko. Pada berbagai konteks, pengendalian dapat merujuk pada tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa suatu sistem atau aktivitas berjalan sesuai dengan rencana atau standar yang telah ditetapkan. Pengendalian seringkali digunakan untuk mencegah kesalahan, penyalahgunaan, atau ketidakpatuhan terhadap aturan dan prosedur yang berlaku. Pengendalian dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam manajemen bisnis, keuangan, teknologi informasi, lingkungan, keamanan, dan banyak lagi. Tujuan pengendalian adalah untuk menjaga kualitas, keamanan, efisiensi, dan kepatuhan terhadap standar atau kebijakan yang relevan. Pada konteks manajemen, pengendalian juga dapat merujuk pada proses pemantauan dan penilaian kinerja organisasi atau departemen untuk memastikan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tercapai dan untuk mengidentifikasi masalah atau potensi perbaikan. Pengendalian dapat dilakukan melalui berbagai metode, termasuk pengawasan, pemantauan, perencanaan, pengukuran, dan tindakan koreksi. Konsep pengendalian telah didefinisikan oleh berbagai ahli di berbagai bidang, terutama dalam konteks manajemen, keuangan, teknologi, dan bidang lainnya. Berikut adalah beberapa definisi pengendalian menurut beberapa ahli: Sistem Pengendalian Manajemen 7 a. Henry Fayol (Fayol, 1949): Henry Fayol adalah seorang tokoh manajemen terkenal yang menyatakan bahwa pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen. Menurutnya, pengendalian melibatkan perencanaan, organisasi, pengarahan, dan pengawasan. Fayol mendefinisikan pengendalian sebagai upaya untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai dengan cara mengawasi dan mengukur kinerja serta melakukan tindakan koreksi jika diperlukan. b. Robert N. Anthony (Anthony et al., 1989): Robert N. Anthony adalah seorang ahli akuntansi yang dikenal dengan konsep "manajemen pengendalian". Menurut Anthony, pengendalian adalah proses yang melibatkan pengukuran kinerja aktual, perbandingannya dengan standar atau rencana, dan tindakan perbaikan jika ditemukan ketidaksesuaian. Anthony memandang pengendalian sebagai alat penting dalam manajemen keuangan dan akuntansi. c. William J. Bruns Jr. (W. J. B. Jr., 2000): William J. Bruns Jr. mengembangkan konsep "action control" dalam konteks manajemen. Menurutnya, pengendalian adalah proses yang mengarah pada tindakan perbaikan dalam situasi di mana ada ketidaksesuaian antara kinerja aktual dan target yang ditetapkan. Pengendalian menurut Bruns adalah respons terhadap ketidaksesuaian yang ditemukan. Sistem Pengendalian Manajemen 8 d. Robert Simons (Simons, 1995): Robert Simons mengembangkan konsep "levers of control" dalam manajemen. Menurut Simons, pengendalian adalah tentang mengidentifikasi dan menggunakan alat-alat kontrol yang sesuai untuk mencapai tujuan organisasi. Ia mengidentifikasi empat jenis kontrol utama: kontrol hasil, kontrol tindakan, kontrol budaya, dan kontrol sistem. e. International Organization for Standardization (ISO) (Abuhav, 2017): Pada konteks sistem manajemen mutu, seperti ISO 9001, pengendalian mengacu pada pengawasan dan tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa organisasi memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Perlu diingat bahwa konsep pengendalian dapat bervariasi tergantung pada konteks dan disiplin ilmu yang diterapkan, namun pada umumnya, pengendalian melibatkan tindakan pemantauan, evaluasi, dan tindakan perbaikan untuk mencapai tujuan atau standar yang telah ditetapkan. Pengendalian memiliki banyak manfaat dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam konteks manajemen, keuangan, teknologi, keamanan, dan lingkungan. Beberapa manfaat utama dari pengendalian adalah: a. Mencapai Tujuan: Pengendalian membantu organisasi dan individu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui cara memantau kinerja dan Sistem Pengendalian Manajemen 9 mengambil tindakan perbaikan saat diperlukan, pengendalian membantu memastikan bahwa aktivitas dan proses bergerak menuju pencapaian tujuan yang diinginkan. b. Meningkatkan Efisiensi: Melalui cara memantau dan mengevaluasi kinerja, pengendalian membantu mengidentifikasi proses yang tidak efisien, menghilangkan pemborosan, dan meningkatkan produktivitas. Ini dapat menghasilkan penghematan waktu dan sumber daya. c. Mencegah Kesalahan: Pengendalian membantu mencegah kesalahan, ketidaksesuaian, atau kegagalan dalam aktivitas atau proses. Dengan memonitor dengan cermat, Anda dapat mendeteksi potensi masalah sebelum mereka menjadi masalah yang lebih serius. d. Pengelolaan Risiko: Pengendalian membantu mengidentifikasi dan mengurangi risiko yang dapat memengaruhi keberhasilan organisasi. Melalui cara mengevaluasi risiko dan mengambil tindakan pencegahan, pengendalian dapat membantu melindungi aset dan reputasi organisasi. e. Peningkatan Kualitas: Pengendalian dapat membantu memastikan bahwa produk atau layanan memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Ini adalah penting dalam konteks bisnis dan industri yang berkualitas tinggi. Sistem Pengendalian Manajemen 10 f. Transparansi: Pengendalian menciptakan tingkat transparansi dalam proses dan kinerja. Ini penting untuk pertanggungjawaban dan komunikasi yang efektif dalam organisasi. g. Pengambilan Keputusan yang Terinformasi: Melalui data dan informasi yang terkait dengan pengendalian, pemimpin dan manajer dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi. Pengendalian membantu dalam memahami sejauh mana suatu program atau proyek berjalan dengan baik dan apakah tindakan perbaikan diperlukan. h. Kepatuhan Terhadap Standar dan Regulasi: Pada banyak industri, pengendalian diperlukan untuk memastikan bahwa organisasi mematuhi standar, regulasi, dan peraturan yang berlaku. Kepatuhan ini dapat mencegah sanksi hukum atau denda yang mungkin dikenakan. i. Peningkatan Keamanan: Pada konteks keamanan, pengendalian membantu mengidentifikasi potensi risiko keamanan dan melindungi organisasi atau sistem dari ancaman keamanan. j. Perbaikan Berkelanjutan: Pengendalian menciptakan siklus umpan balik yang memungkinkan organisasi untuk terus memperbaiki dan mengembangkan proses, produk, atau layanan mereka. Pengendalian adalah alat penting dalam manajemen dan bidang lainnya untuk mencapai tujuan, meminimalkan risiko, dan menjaga kualitas dengan Sistem Pengendalian Manajemen 11 menggunakan pengendalian yang efektif, organisasi dan individu dapat mencapai kesuksesan yang lebih besar. 3. Pengertian Manajemen Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, dan pengkoordinasian sumber daya (seperti manusia, uang, waktu, dan peralatan) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Pada konteks bisnis dan organisasi, manajemen melibatkan pengambilan keputusan, alokasi sumber daya, pengawasan, dan pengaturan berbagai aspek operasional agar mencapai hasil yang diinginkan. Beberapa elemen utama dalam pengertian manajemen meliputi: a. Perencanaan (Planning): Manajemen melibatkan perencanaan yang mencakup penetapan tujuan, perumusan strategi, perencanaan taktis, dan pengembangan rencana operasional untuk mencapai tujuan tersebut. b. Pengorganisasian (Organizing): Ini mencakup pengorganisiran sumber daya, termasuk penentuan struktur organisasi, alokasi tanggung jawab, dan pembentukan tim kerja yang efisien. c. Pengarahan (Actuating): Manajemen juga melibatkan pengarahan, yaitu proses memotivasi, mengarahkan, dan menginspirasi orang-orang dalam organisasi agar Sistem Pengendalian Manajemen 12 bekerja menuju tujuan bersama. Ini melibatkan kepemimpinan, komunikasi, dan interaksi antar anggota tim. d. Pengendalian (Controlling): Pengendalian melibatkan pemantauan kinerja dan penilaian terhadap hasil yang dicapai dalam rangka mencapai tujuan. Hal ini termasuk pengukuran kinerja, perbandingan dengan rencana, dan pengambilan tindakan korektif jika diperlukan. e. Koordinasi: Manajemen juga melibatkan koordinasi berbagai aspek aktivitas dalam organisasi untuk memastikan bahwa semua bagian bekerja bersinergi menuju tujuan yang sama. Manajemen dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk dalam bisnis, pemerintahan, organisasi nirlaba, dan bahkan dalam kehidupan sehari- hari. Tujuannya adalah mencapai efisiensi, efektivitas, dan keberlanjutan dalam mencapai tujuan organisasi atau individu. Manajemen telah menjadi subjek studi yang luas, dan berbagai ahli telah memberikan definisi dan pandangan mereka tentang konsep manajemen. Berikut adalah beberapa definisi dari beberapa ahli terkenal dalam bidang manajemen: a. Henri Fayol (Fayol, 1949): Salah satu teoritisi manajemen klasik pertama, Henri Fayol, mendefinisikan manajemen sebagai "mengatur, Sistem Pengendalian Manajemen 13 merencanakan, mengorganisasi, memerintah, dan mengendalikan." Fayol juga mengidentifikasi lima fungsi manajemen dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, dan koordinasi. b. Frederick Taylor (Taylor, 1919): Frederick Taylor adalah tokoh dalam gerakan manajemen ilmiah dan menekankan pada pendekatan ilmiah untuk manajemen. Menurut Taylor, manajemen adalah "ilmu eksak yang terdiri dari mengatur produksi dan kemudian berupaya untuk memajukan kemakmuran pegawai dan perusahaan." c. Peter Drucker (Drucker, 1986): Peter Drucker, seorang pakar manajemen terkenal, mengemukakan bahwa manajemen adalah "proses yang melibatkan perencanaan, organisasi, motivasi, dan pengendalian sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan informasi untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien." d. Chester I. Barnard (Barnard, 1948): Chester Barnard menggambarkan manajemen sebagai "suatu usaha yang terorganisasi dan dilakukan melalui orang lain untuk mencapai tujuan tertentu." e. Mary Parker Follett (Follett, 1896): Mary Parker Follett adalah salah satu tokoh awal dalam manajemen dan memandang manajemen sebagai "seni memimpin melalui proses kooperatif." Sistem Pengendalian Manajemen 14 f. Max Weber (Weber, 1947): Max Weber berfokus pada aspek organisasi dan mengembangkan konsep "rasionalitas hukum" dalam manajemen. Dia mengatakan bahwa manajemen adalah "ilmu yang sistematis tentang pelaksanaan tugas-tugas administratif." Setiap ahli memiliki perspektif dan penekanan yang berbeda dalam memahami manajemen. Ini mencerminkan keragaman pandangan dan pendekatan dalam disiplin manajemen yang luas. Selain definisi di atas, ada banyak pandangan lain yang juga relevan dalam kajian manajemen, dan definisi manajemen dapat bervariasi tergantung pada konteks dan pendekatan yang digunakan. Manajemen memiliki banyak manfaat penting dalam berbagai konteks, termasuk bisnis, pemerintahan, organisasi nirlaba, dan kehidupan sehari-hari. Beberapa manfaat utama dari manajemen meliputi: a. Pencapaian Tujuan: Manajemen membantu organisasi untuk merencanakan, mengorganisasikan, dan mengarahkan sumber daya menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Ini membantu dalam mencapai hasil yang diinginkan. b. Efisiensi: Manajemen membantu dalam pengelolaan sumber daya dengan cara yang efisien, mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja, waktu, uang, dan aset lainnya. Sistem Pengendalian Manajemen 15 c. Efektivitas: Manajemen membantu dalam mencapai efektivitas, yaitu mencapai tujuan organisasi dengan cara yang benar. Ini berkaitan dengan memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. d. Pengaturan dan Pengendalian: Manajemen membantu dalam mengatur dan mengendalikan operasi organisasi. Hal ini melibatkan pemantauan kinerja dan pengambilan tindakan korektif jika diperlukan. e. Peningkatan Produktivitas: Melalui pengelolaan yang baik, manajemen dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan sumber daya lainnya, menghasilkan lebih banyak dengan sumber daya yang tersedia. f. Pengembangan Tim: Manajemen memainkan peran penting dalam membentuk dan mengelola tim kerja yang efisien. Ini melibatkan pemberian arahan, motivasi, dan dukungan kepada anggota tim. g. Koordinasi: Manajemen membantu dalam mengkoordinasikan berbagai fungsi dan departemen dalam organisasi agar bekerja bersinergi menuju tujuan bersama. h. Pengambilan Keputusan yang Baik: Manajemen melibatkan pengambilan keputusan yang berdasarkan data dan informasi yang relevan, membantu organisasi untuk menghindari keputusan yang impulsif atau berdasarkan intuisi semata. Sistem Pengendalian Manajemen 16 i. Inovasi: Manajemen berperan dalam memfasilitasi inovasi dan perubahan yang diperlukan agar organisasi tetap relevan dan bersaing di lingkungan yang terus berubah. j. Keberlanjutan: Manajemen yang baik membantu organisasi untuk beroperasi secara berkelanjutan, mengelola risiko, dan memastikan bahwa organisasi dapat bertahan dalam jangka panjang. k. Pengembangan Karyawan: Manajemen memungkinkan organisasi untuk mengembangkan karyawan mereka melalui pelatihan, pembinaan, dan pengembangan karir. l. Meningkatkan Kualitas Produk dan Layanan: Manajemen membantu organisasi untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka, sehingga dapat memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Manajemen adalah alat yang penting untuk mencapai kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan, dan manfaat-manfaat ini menjelaskan mengapa manajemen menjadi bagian integral dari operasi organisasi modern. 4. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen Sistem pengendalian manajemen adalah suatu rangkaian prosedur, praktik, dan alat yang digunakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk mengelola, Sistem Pengendalian Manajemen 17 mengawasi, dan mengarahkan kegiatan operasionalnya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen adalah untuk memastikan bahwa organisasi berjalan efisien, efektif, dan sesuai dengan rencana serta strategi yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian manajemen melibatkan beberapa elemen kunci, termasuk: a. Perencanaan: Proses perencanaan melibatkan penetapan tujuan, strategi, dan rencana operasional. Ini adalah langkah awal dalam sistem pengendalian manajemen, di mana organisasi menetapkan visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai. b. Pelaksanaan: Setelah rencana telah ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengimplementasikannya. Ini melibatkan alokasi sumber daya, delegasi tanggung jawab, dan memastikan bahwa aktivitas operasional sesuai dengan rencana. c. Pengukuran dan Evaluasi: Organisasi perlu mengukur kinerja mereka secara teratur untuk memantau sejauh mana mereka mencapai tujuan mereka. Evaluasi dapat melibatkan pengumpulan data, analisis, dan pembandingan dengan standar yang telah ditetapkan. d. Koreksi dan Perbaikan: Jika dalam proses pengukuran dan evaluasi ditemukan penyimpangan dari rencana atau tujuan, organisasi perlu mengambil tindakan koreksi dan perbaikan. Hal ini melibatkan perubahan rencana, perbaikan proses, atau perubahan strategi. Sistem Pengendalian Manajemen 18 e. Umpan Balik: Sistem pengendalian manajemen melibatkan proses umpan balik yang memungkinkan manajemen untuk memahami dampak tindakan mereka dan memperbaiki keputusan di masa depan. Sistem pengendalian manajemen berperan penting dalam memastikan bahwa organisasi mencapai tujuan mereka dengan cara yang efisien dan efektif. Ini membantu manajemen dalam pengambilan keputusan, pengelolaan risiko, dan pengoptimalkan sumber daya, selain itu sistem pengendalian manajemen juga berperan dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi dalam organisasi. Sistem pengendalian manajemen telah menjadi subjek kajian dan pandangan yang beragam dari berbagai ahli manajemen. Berikut adalah beberapa pandangan dari beberapa ahli mengenai sistem pengendalian manajemen: a. Robert N. Anthony (Anthony dan Govindarajan, 2008): Robert N. Anthony adalah seorang ahli manajemen terkemuka yang mengemukakan konsep "sistem pengendalian manajemen" sebagai suatu sistem yang melibatkan perencanaan, pengawasan, dan evaluasi kinerja organisasi. Menurutnya, sistem pengendalian manajemen membantu manajer untuk memastikan bahwa tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif. Sistem Pengendalian Manajemen 19 b. William L. Hays (Hays, 1969): William L. Hays memandang sistem pengendalian manajemen sebagai alat yang digunakan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Ia menekankan pentingnya perencanaan, pengawasan, dan umpan balik dalam sistem ini. c. Robert Simons (Simons, 1995): Robert Simons mengembangkan model "Leverage and Balance" yang menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara berbagai variabel pengendalian, termasuk pengukuran kinerja keuangan dan non-keuangan. Menurut Simons, pengendalian manajemen harus mencakup pengukuran kinerja yang beragam untuk mencapai keselarasan dengan tujuan strategis organisasi. d. Kenneth A. Merchant dan Wim A. Van der Stede (Merchant dan Stede, 2017): Merchant dan Van der Stede memandang sistem pengendalian manajemen sebagai sistem informasi yang menyediakan informasi yang relevan untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Mereka menekankan pentingnya peran informasi dalam pengendalian kinerja. e. Don Hansen dan Maryanne M. Mowen (Mowen et al., 2018): Hansen dan Mowen mengemukakan bahwa sistem pengendalian manajemen mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengukuran kinerja, dan tindakan koreksi. Mereka menyoroti pentingnya siklus Sistem Pengendalian Manajemen 20 pengendalian sebagai elemen utama dalam sistem tersebut. Pandangan dari berbagai ahli ini mencerminkan keragaman dalam pendekatan terhadap sistem pengendalian manajemen. Meskipun ada perbedaan dalam penekanannya, semua pandangan ini menekankan pentingnya memiliki sistem yang terstruktur dan terkoordinasi untuk memastikan bahwa organisasi mencapai tujuannya dengan efisien dan efektif, selain itu mereka menyoroti pentingnya perencanaan, pengukuran kinerja, umpan balik, dan pengambilan tindakan koreksi sebagai komponen utama dari sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen memiliki banyak manfaat bagi suatu organisasi. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari sistem pengendalian manajemen: a. Pencapaian Tujuan: Sistem pengendalian manajemen membantu organisasi dalam mencapai tujuan mereka dengan mengukur kinerja dan membandingkannya dengan tujuan yang telah ditetapkan, organisasi dapat mengidentifikasi apakah mereka sedang berada dalam jalur yang benar atau perlu mengambil tindakan koreksi. b. Perbaikan Kinerja: sistem pengendalian manajemen memberikan informasi yang relevan tentang kinerja, sistem pengendalian manajemen memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi area-area di mana Sistem Pengendalian Manajemen 21 perbaikan diperlukan. Ini dapat mendorong inovasi, efisiensi, dan produktivitas. c. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Sistem pengendalian manajemen menyediakan data dan informasi yang dapat digunakan oleh manajer untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. Ini membantu dalam merencanakan strategi, alokasi sumber daya, dan perubahan yang diperlukan. d. Pengelolaan Risiko: Sistem pengendalian manajemen membantu dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan memantau kinerja, organisasi dapat lebih cepat merespons masalah atau potensi risiko yang mungkin muncul. e. Akuntabilitas: Sistem pengendalian manajemen menciptakan akuntabilitas di seluruh organisasi. Setiap unit atau individu bertanggung jawab atas pencapaian tujuan mereka, yang mendorong tanggung jawab dan kedisiplinan. f. Transparansi dan Tanggung Jawab: Sistem pengendalian manajemen membantu dalam menjaga transparansi dan tanggung jawab dalam organisasi. Informasi kinerja dibagikan dengan semua pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham, karyawan, dan pihak eksternal, seperti regulator. g. Pemantauan Kinerja: Sistem pengendalian manajemen memungkinkan organisasi untuk memantau kinerja secara berkala dengan Sistem Pengendalian Manajemen 22 pemantauan yang rutin, organisasi dapat menghindari pemborosan waktu dan sumber daya. h. Keselarasan dengan Strategi: Sistem pengendalian manajemen membantu organisasi untuk memastikan bahwa semua kegiatan dan inisiatif sesuai dengan tujuan dan strategi yang telah ditetapkan. Ini membantu dalam menjaga keselarasan dan fokus organisasi. i. Evaluasi Investasi: Organisasi dapat menggunakan sistem pengendalian manajemen untuk mengevaluasi investasi dan proyek dengan membandingkan kinerja aktual dengan rencana, mereka dapat menilai apakah investasi tersebut menguntungkan atau tidak. j. Peluang Perbaikan Berkelanjutan: Sistem pengendalian manajemen menciptakan siklus perbaikan berkelanjutan di mana organisasi terus memperbaiki proses, taktik, dan strategi mereka. Melalui semua manfaat ini, sistem pengendalian manajemen menjadi alat penting dalam membantu organisasi mencapai tujuannya dan tetap kompetitif di pasar yang berubah-ubah. 5. Gambaran dan Pelaksanaan Sistem Pengendalian Manajemen Sistem pengendalian manajemen adalah rangkaian prosedur, praktik, dan alat yang digunakan oleh sebuah organisasi atau perusahaan untuk mengelola, Sistem Pengendalian Manajemen 23 mengawasi, dan mengendalikan aktivitas operasionalnya dengan tujuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut adalah gambaran umum dari komponen- komponen utama dalam sistem pengendalian manajemen: a. Perencanaan: Perencanaan adalah langkah pertama dalam sistem pengendalian manajemen. Organisasi menetapkan tujuan dan strategi yang ingin dicapai. Rencana operasional juga disusun untuk mencapai tujuan ini. Perencanaan menciptakan kerangka kerja untuk kegiatan yang akan datang. b. Pelaksanaan: Setelah rencana telah ditetapkan, langkah berikutnya adalah mengimplementasikannya. Ini melibatkan alokasi sumber daya, delegasi tanggung jawab, dan pelaksanaan aktivitas operasional sesuai dengan rencana. c. Pengukuran Kinerja: Pengukuran kinerja adalah elemen kunci dalam sistem pengendalian manajemen. Organisasi perlu mengukur kinerja mereka secara teratur dengan menggunakan berbagai indikator dan metrik. Ini dapat mencakup kinerja keuangan, operasional, atau kinerja yang berkaitan dengan tujuan organisasi. d. Evaluasi: Evaluasi kinerja melibatkan analisis data dan informasi yang dikumpulkan melalui pengukuran kinerja. Organisasi membandingkan kinerja aktual dengan tujuan dan rencana yang telah ditetapkan. Sistem Pengendalian Manajemen 24 Evaluasi membantu dalam mengidentifikasi penyimpangan dan masalah yang perlu diatasi. e. Umpan Balik: Umpan balik adalah proses yang memberikan informasi mengenai kinerja kepada manajer dan staf. Umpan balik dapat digunakan untuk memahami dampak tindakan yang telah diambil dan untuk memperbaiki keputusan di masa depan. f. Tindakan Koreksi: Jika dalam proses evaluasi ditemukan penyimpangan atau ketidaksesuaian dengan rencana, organisasi perlu mengambil tindakan koreksi. Ini bisa berupa perubahan rencana, perbaikan proses, atau penyesuaian strategi. g. Akuntabilitas: Sistem pengendalian manajemen menciptakan akuntabilitas di seluruh organisasi. Setiap unit atau individu bertanggung jawab atas pencapaian tujuan mereka dan harus memberikan laporan kinerja yang sesuai. h. Keselarasan dengan Strategi: Sistem pengendalian manajemen membantu memastikan bahwa semua kegiatan dan inisiatif organisasi sesuai dengan tujuan dan strategi yang telah ditetapkan. Ini membantu dalam menjaga fokus dan keselarasan organisasi. i. Proses Berkelanjutan: Sistem pengendalian manajemen adalah proses berkelanjutan yang memungkinkan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan kondisi pasar. j. Fleksibilitas: Sistem pengendalian manajemen harus bersifat fleksibel untuk mengakomodasi perubahan Sistem Pengendalian Manajemen 25 dalam tujuan, strategi, atau kondisi eksternal. Organisasi harus dapat menyesuaikan rencana dan taktik mereka sesuai kebutuhan. Sistem pengendalian manajemen adalah alat penting yang membantu organisasi mencapai tujuan mereka dengan cara yang efisien dan efektif. Sistem pengendalian manajemen menggunakan informasi dan umpan balik yang dihasilkan oleh sistem ini, manajer dapat membuat keputusan yang lebih baik dan mengelola organisasi dengan lebih baik. Pelaksanaan sistem pengendalian manajemen melibatkan serangkaian langkah yang harus diambil oleh organisasi untuk menerapkan dan menjalankan sistem pengendalian manajemen dengan efektif. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pelaksanaan sistem pengendalian manajemen: a. Perencanaan Awal: Tentukan tujuan dan strategi organisasi: Pastikan bahwa organisasi memiliki tujuan yang jelas dan strategi yang akan dijalankan. Identifikasi indikator kinerja: Tentukan metrik dan indikator kinerja yang akan digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan. b. Penetapan Standar Kinerja: Tetapkan standar atau target kinerja yang harus dicapai. Ini bisa berupa target keuangan, operasional, atau kinerja lainnya. Sistem Pengendalian Manajemen 26 c. Pemantauan dan Pengukuran: Mulailah pemantauan kinerja dengan mengumpulkan data yang relevan, baik internal maupun eksternal. Gunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk mengukur kinerja aktual dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan. d. Evaluasi Kinerja: Lakukan evaluasi kinerja secara berkala untuk menilai sejauh mana organisasi telah mencapai tujuannya. Identifikasi penyimpangan antara kinerja aktual dan standar yang telah ditetapkan. e. Umpan Balik dan Pelaporan: Berikan umpan balik tentang kinerja kepada manajer dan staf yang relevan. Laporan kinerja harus disusun dan didistribusikan kepada pemangku kepentingan yang terkait. f. Tindakan Koreksi: Jika ditemukan penyimpangan atau ketidaksesuaian dengan rencana, organisasi harus mengambil tindakan koreksi. Ini mungkin melibatkan perubahan rencana, perbaikan proses, atau penyesuaian strategi. g. Siklus Perbaikan Berkelanjutan: Sistem pengendalian manajemen adalah proses berkelanjutan. Organisasi perlu menjalankan siklus Sistem Pengendalian Manajemen 27 perbaikan berkelanjutan dengan terus memantau, mengevaluasi, memberikan umpan balik, dan mengambil tindakan koreksi. h. Pelatihan dan Pengembangan: Pastikan bahwa manajer dan staf terlatih dalam menggunakan sistem pengendalian manajemen. Berikan pelatihan dan dukungan yang diperlukan untuk memastikan pemahaman yang baik tentang penggunaan sistem ini. i. Keterlibatan Pihak Terkait: Pastikan keterlibatan dan dukungan penuh dari semua pihak terkait dalam organisasi. Komunikasikan pentingnya sistem pengendalian manajemen dan manfaatnya kepada seluruh tim. j. Penyesuaian dan Perbaikan: Berdasarkan hasil evaluasi dan umpan balik, organisasi harus bersedia untuk menyesuaikan dan memperbaiki sistem pengendalian manajemen sesuai kebutuhan. Pelaksanaan sistem pengendalian manajemen adalah proses berkelanjutan yang memerlukan komitmen dan perhatian berkelanjutan dari seluruh organisasi. Melalui implementasi yang baik, sistem ini dapat membantu organisasi mencapai tujuan mereka dengan lebih efisien dan efektif serta menjaga keselarasan dengan strategi mereka. Sistem Pengendalian Manajemen 28 Sistem pengendalian manajemen tidak hanya dapat dijelaskan secara tekstual, tetapi juga dapat digambarkan dalam bentuk diagram alur atau bagan. Berikut ini adalah diagram alur yang menggambarkan sistem pengendalian manajemen dalam bentuk grafis: Gambar 1.1 Diagram Alur Sistem Pengendalian Manajemen Sistem Pengendalian Manajemen 29 Pada diagram di atas, setiap langkah dalam sistem pengendalian manajemen disusun secara berurutan, dimulai dengan penetapan tujuan dan perencanaan, pelaksanaan rencana strategis, pengukuran kinerja, evaluasi, umpan balik, tindakan koreksi, hingga akuntabilitas. Proses ini membentuk siklus berkelanjutan di mana organisasi secara terus-menerus memantau dan mengendalikan kinerjanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ini adalah gambaran visual sederhana tentang bagaimana sistem pengendalian manajemen berjalan. Harap diingat bahwa setiap organisasi mungkin memiliki variasi dalam implementasi sistem pengendalian manajemen sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya, selain itu sistem pengendalian manajemen dapat juga dilihat pada suatu tabel untuk mencakup berbagai elemen yang terkait dengan pengelolaan suatu organisasi. Berikut ini adalah contoh tabel sederhana yang mencakup beberapa elemen utama dari sistem pengendalian manajemen: Sistem Pengendalian Manajemen 30 Tabel 1.1 Elemen Utama Sistem Pengendalian Manajemen No. Elemen Deskripsi Visi, Misi, dan Menetapkan arah dan sasaran 1. Tujuan organisasi Penetapan rencana jangka Perencanaan 2. panjang untuk mencapai Strategis tujuan Penetapan alokasi sumber 3. Anggaran daya finansial untuk mencapai tujuan Pengukuran kinerja terhadap 4. Evaluasi Kinerja tujuan dan standar yang ditetapkan Evaluasi kinerja individu Pengukuran 5. terhadap tugas dan tanggung Kinerja Individu jawabnya Pelaporan kinerja dan 6. Sistem Pelaporan perkembangan kepada pihak terkait Pelatihan dan pengembangan Pengembangan 7. karyawan untuk meningkatkan Karyawan kinerja dan keterampilan Sistem Pengendalian Manajemen 31 No. Elemen Deskripsi Skema insentif untuk 8. Sistem Insentif mendorong pencapaian tujuan Sistem Pengakuan dan penghargaan 9. Penghargaan atas pencapaian kinerja Proses pemantauan dan Monitoring dan 10. evaluasi berkelanjutan Evaluasi terhadap pelaksanaan strategi Tabel di atas mencakup beberapa elemen umum dalam sistem pengendalian manajemen, namun tergantung pada jenis industri atau organisasi, tabel tersebut dapat dimodifikasi atau diperluas untuk mencakup elemen-elemen lain yang mungkin relevan. Setiap elemen dalam tabel ini merupakan bagian integral dari sistem pengendalian manajemen yang efektif. Sistem pengendalian manajemen juga dapat dilihat alurnya untuk melibatkan sejumlah tahapan yang membentuk siklus berkelanjutan dalam pengelolaan dan pengendalian kinerja organisasi. Berikut adalah gambaran alur umum dari sistem pengendalian manajemen: Sistem Pengendalian Manajemen 32 a. Perencanaan (Planning): Penetapan Tujuan: Langkah awal adalah menetapkan tujuan organisasi atau unit bisnis. Tujuan ini harus jelas, terukur, dan relevan. Perencanaan Strategis: Organisasi mengembangkan rencana strategis untuk mencapai tujuan tersebut. Ini mencakup menentukan strategi, alokasi sumber daya, dan rencana tindakan. b. Pelaksanaan (Execution): Pelaksanaan Rencana: Organisasi mengimplementasikan rencana strategis yang telah ditetapkan. Ini melibatkan alokasi sumber daya, delegasi tanggung jawab, dan pelaksanaan aktivitas operasional. c. Pengukuran Kinerja (Performance Measurement): Pengumpulan Data: Organisasi mengumpulkan data tentang kinerja mereka, termasuk data keuangan, operasional, dan lainnya. Pengukuran Kinerja: Data ini digunakan untuk mengukur kinerja organisasi dengan menggunakan indikator dan metrik yang telah ditentukan sebelumnya. d. Evaluasi (Evaluation): Perbandingan dengan Standar: Organisasi membandingkan kinerja aktual dengan standar atau target yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan. Sistem Pengendalian Manajemen 33 Identifikasi Penyimpangan: Jika terdapat penyimpangan antara kinerja aktual dan standar, ini akan diidentifikasi. e. Umpan Balik (Feedback): Pemberian Umpan Balik: Hasil evaluasi kinerja dikomunikasikan kepada manajer dan staf yang relevan. Umpan Balik yang Diterima: Manajer dan staf menerima umpan balik tentang bagaimana kinerja mereka terkait dengan tujuan dan standar. f. Tindakan Koreksi (Corrective Action): Perbaikan Kinerja: Jika penyimpangan signifikan ditemukan, organisasi mengambil tindakan koreksi. Ini bisa berupa perubahan rencana, perbaikan proses, atau perubahan strategi. g. Akuntabilitas (Accountability): Tanggung Jawab dan Akuntabilitas: Organisasi memastikan bahwa setiap unit atau individu bertanggung jawab atas pencapaian tujuan mereka dan kinerja mereka diukur dan dievaluasi. h. Siklus Berkelanjutan (Continuous Cycle): Sistem pengendalian manajemen adalah proses berkelanjutan, sehingga langkah-langkah di atas diulang secara berkala, seringkali secara bulanan, kuartalan, atau tahunan. Organisasi terus memantau, mengevaluasi, dan memperbaiki kinerja mereka seiring waktu. Sistem Pengendalian Manajemen 34 i. Pengembangan (Development): Organisasi harus selalu berupaya mengembangkan sistem pengendalian manajemen mereka agar tetap relevan dan efektif dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Alur sistem pengendalian manajemen ini membentuk kerangka kerja untuk memastikan bahwa organisasi mencapai tujuan mereka dan menjaga keselarasan dengan strategi yang telah ditetapkan. Ini adalah proses yang berkelanjutan yang membantu organisasi mengidentifikasi masalah, peluang perbaikan, dan pengambilan tindakan yang sesuai untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Berikut adalah sebuah contoh kasus sistem pengendalian manajemen di sebuah perusahaan fiksi: a. Nama Perusahaan: PT Maju Sejahtera b. Industri: Manufaktur pakaian c. Kasus: Pengendalian Kinerja Produksi d. Langkah 1: Penetapan Tujuan PT Maju Sejahtera telah menetapkan tujuan produksi untuk tahun ini, yaitu meningkatkan produksi pakaian mereka sebesar 10% dibandingkan tahun sebelumnya untuk memenuhi permintaan yang meningkat. e. Langkah 2: Perencanaan Perencanaan Strategis: Manajemen perusahaan telah merumuskan strategi untuk mencapai tujuan Sistem Pengendalian Manajemen 35 produksi tersebut. Ini melibatkan pengadaan mesin produksi baru, peningkatan kualitas produk, dan pelatihan staf produksi. Rencana Operasional: Rencana operasional mencakup alokasi sumber daya, rencana produksi bulanan, dan penjadwalan produksi. f. Langkah 3: Pelaksanaan PT Maju Sejahtera memulai pelaksanaan rencana dengan menginvestasikan dalam mesin produksi baru, menyediakan pelatihan bagi staf produksi, dan memulai produksi sesuai rencana bulanan. g. Langkah 4: Pengukuran Kinerja Perusahaan mengumpulkan data produksi secara rutin, termasuk jumlah pakaian yang diproduksi, tingkat kualitas, waktu produksi, dan penggunaan bahan baku. Indikator kinerja mencakup produktivitas staf, efisiensi mesin, tingkat produksi per jam, dan tingkat reject produk. h. Langkah 5: Evaluasi Hasil pengukuran kinerja menunjukkan bahwa produksi mencapai target, tetapi terdapat tingkat reject yang tinggi pada produk tertentu. Evaluasi menunjukkan bahwa diperlukan tindakan koreksi untuk mengurangi tingkat reject dan meningkatkan efisiensi. Sistem Pengendalian Manajemen 36 i. Langkah 6: Umpan Balik Manajer produksi memberikan umpan balik kepada tim produksi mengenai hasil evaluasi dan menyoroti area di mana perbaikan diperlukan. Tim produksi mengusulkan perbaikan proses produksi dan pelatihan tambahan. j. Langkah 7: Tindakan Koreksi PT Maju Sejahtera memutuskan untuk melaksanakan perbaikan proses produksi, meningkatkan pengendalian kualitas, dan memberikan pelatihan lebih lanjut kepada staf produksi. k. Langkah 8: Akuntabilitas Staf produksi bertanggung jawab atas pelaksanaan tindakan koreksi dan mencapai target produksi dengan kualitas yang lebih baik. Kinerja staf produksi akan terus dipantau untuk memastikan perbaikan berkelanjutan. l. Langkah 9: Siklus Berkelanjutan PT Maju Sejahtera akan terus memantau dan mengendalikan kinerja produksi secara berkala untuk mencapai target tahunan dan memastikan bahwa sistem pengendalian manajemen berfungsi dengan baik. Ini adalah contoh kasus sistem pengendalian manajemen di mana perusahaan berusaha mencapai tujuan produksi sambil terus memantau kinerja dan Sistem Pengendalian Manajemen 37 mengambil tindakan koreksi jika diperlukan untuk memastikan pencapaian target yang telah ditetapkan. Pada dasarnya konsep dasar sistem pengendalian manajemen adalah fondasi utama yang menjadi dasar bagi pengembangan dan implementasi sistem pengendalian manajemen dalam sebuah organisasi. Berikut adalah beberapa konsep dasar yang perlu dipahami: a. Tujuan dan Sasaran: Sistem pengendalian manajemen dimulai dengan penetapan tujuan dan sasaran organisasi. Tujuan ini harus jelas, terukur, dan relevan dengan visi dan misi organisasi. Tujuan dan sasaran ini menjadi pedoman utama dalam pengambilan keputusan dan evaluasi kinerja. b. Perencanaan: Perencanaan adalah langkah awal dalam sistem pengendalian manajemen. Organisasi harus merencanakan bagaimana mereka akan mencapai tujuan mereka melalui strategi, taktik, dan rencana operasional. Perencanaan memberikan arah dan kerangka kerja untuk kegiatan operasional. c. Pengukuran dan Evaluasi: Pengukuran kinerja adalah elemen kunci dalam sistem pengendalian manajemen. Organisasi perlu mengukur sejauh mana mereka mencapai tujuan mereka dan sejauh mana rencana telah dijalankan. Evaluasi kinerja ini dapat melibatkan berbagai indikator dan metrik yang relevan dengan tujuan organisasi. Sistem Pengendalian Manajemen 38 d. Umpan Balik: Sistem pengendalian manajemen memungkinkan untuk umpan balik yang terus- menerus. Umpan balik ini dapat berupa hasil pengukuran kinerja, komentar pelanggan, atau informasi lain yang membantu manajemen memahami bagaimana organisasi berkinerja. e. Koreksi dan Perbaikan: Jika dalam proses pengukuran dan evaluasi ditemukan penyimpangan dari rencana atau tujuan, organisasi perlu mengambil tindakan koreksi dan perbaikan. Ini bisa melibatkan perubahan rencana, perbaikan proses, atau perubahan strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. f. Akuntabilitas: Sistem pengendalian manajemen juga menciptakan akuntabilitas di seluruh organisasi. Setiap unit atau individu bertanggung jawab atas pencapaian tujuan mereka dan harus memberikan laporan kinerja yang sesuai. g. Proses Berkesinambungan: Sistem pengendalian manajemen adalah proses berkesinambungan yang memungkinkan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan kondisi pasar. Ini memungkinkan organisasi untuk tetap relevan dan kompetitif. h. Fleksibilitas: Sistem pengendalian manajemen harus bersifat fleksibel untuk mengakomodasi perubahan dalam tujuan, strategi, atau kondisi eksternal. Organisasi harus dapat menyesuaikan rencana dan taktik mereka sesuai kebutuhan. Sistem Pengendalian Manajemen 39 Konsep dasar ini membentuk kerangka kerja dasar yang digunakan dalam perancangan, pelaksanaan, dan pengelolaan sistem pengendalian manajemen. Menerapkan konsep ini dengan baik dapat membantu organisasi mencapai tujuan mereka dengan lebih efisien dan efektif. C. Latihan 1. Apa pengertian sistem pengendalian manajemen dan mengapa itu penting dalam dunia bisnis? 2. Apa perbedaan antara perencanaan strategis dan rencana operasional dalam konteks sistem pengendalian manajemen? 3. Bagaimana langkah-langkah dalam siklus pengendalian manajemen membantu sebuah organisasi mencapai tujuannya? 4. Bagaimana organisasi menentukan tujuan dan standar kinerja yang relevan dalam sistem pengendalian manajemen? 5. Apa peran pengukuran kinerja dalam sistem pengendalian manajemen, dan bagaimana organisasi mengukur kinerja? 6. Bagaimana proses evaluasi kinerja membantu organisasi dalam mengidentifikasi masalah dan peluang perbaikan? 7. Bagaimana sistem pengendalian manajemen dapat membantu organisasi dalam pengelolaan risiko? Sistem Pengendalian Manajemen 40 8. Apa yang dimaksud dengan umpan balik dalam sistem pengendalian manajemen dan mengapa itu penting? 9. Bagaimana organisasi mengambil tindakan koreksi berdasarkan temuan dari evaluasi kinerja? 10. Apa peran akuntabilitas dalam sistem pengendalian manajemen dan bagaimana organisasi memastikan bahwa tanggung jawab ditegakkan? 11. Bagaimana sistem pengendalian manajemen dapat membantu organisasi dalam menjaga keselarasan dengan strategi yang telah ditetapkan? 12. Apa peran teknologi informasi dalam mendukung sistem pengendalian manajemen modern? 13. Apa tantangan yang mungkin dihadapi oleh organisasi dalam implementasi sistem pengendalian manajemen, dan bagaimana mereka dapat diatasi? 14. Bagaimana sistem pengendalian manajemen dapat membantu organisasi dalam mengidentifikasi peluang perbaikan berkelanjutan? 15. Bagaimana fleksibilitas merupakan elemen kunci dalam sistem pengendalian manajemen dan bagaimana organisasi dapat memastikan bahwa sistem mereka dapat beradaptasi dengan perubahan? Sistem Pengendalian Manajemen 41 D. Referensi Abdurachman, T. A., Abidin, J., & Jarno, J. (2022). Sosialisasi Implementasi sistem Pengandalian Manajemen bagi UMKM di Tangerang Selatan. Dedikasi Pkm, 3(3), 311. https://doi.org/10.32493/dedikasipkm.v3i3.23936 Abuhav, I. (2017). ISO 9001:2015 - A Complete Guide To Quality Management Systems. CRC Press. Andrews, K. R. (1971). The Concept of Corporate Strategy. Dow Jones-Iriwn. Ansoff, H. I. (1965). Corporate Strategy: An Analytical Approach to Business Policy for Growth and Expansion. McGraw-Hill, Inc. Anthony, R. N., Dearden, J., & Bedford, N. M. (1989). Management Control System (Sixth). Richard D. Irwin, Inc. Anthony, R. N., & Govindarajan, V. (2008). Management Control Systems (Eleventh). Salemba Empat. Anthony, R. N., & Reece, J. S. (1979). Accounting Principles (Fourth). Richard D. Irwin, Inc. Armstrong, M. (2006). Handbook of Personnel Management Practice (Tenth). Kogan Page. Atkinson, A. A., Kaplan, R. S., & Young, S. M. (2013). Management Accounting: Information for Decision Making and Strategy Execution (Sixth). Pearson Education Limited. Sistem Pengendalian Manajemen 42 Barnard, C. I. (1948). Organization and Management, Selected Papers. Harvard University Press. Beach, D. S. (1980). Personnel: The Management of People at Work (Fourth). Macmillan Publishing. Bertalanffy, L. von. (1968). General System Theory (First). George Braziller. https://doi.org/10.1016/B978-0-444- 52076-0.50006-7 Boulding, K. E. (1969). Economics as a moral science. The American Economic Review, 59(1), 1–12. https://doi.org/10.4324/9781315205434 Cameron, K., & Quinn, R. (2006). Diagnosing and Changin Organizational Culture : Based on the Competing Values Framework (Third). John Willey and Sons. Checkland, P. (1981). Systems Thinking, Systems Practice. John Willey and Sons. Child, J. (1984). Organization: A Guide To Problems and Practice (First). Harper and Row. Cleland, D. I. (2004). Field Guide to Project Management (Second). John Willey and Sons. Deal, T. E., & Kennedy, A. A. (1982). Corporate Cultures: The Rites and Rituals of Corporate Life (First). Addison Wesley Publishing Company. Denison, D. R. (1984). Bringing Corporate Culture to The Bottom Line. Organizational Dynamics, 13(2), 4–22. Dessler, G. (1978). Personnel Management: Modern Sistem Pengendalian Manajemen 43 Concepts and Techniques. Reston Pub. Co. Donaldson, L., & Davis, J. H. (1991). Stewardship Theory or Agency Theory: CEO Governance and Shareholder Returns. Australian Journal of Management, 16(1), 49–64. https://doi.org/10.1177/031289629101600103 Drucker, P. F. (1986). Management: Tasks, Responsibilities, Practices. Truman Talley Books. Drury, C. (2018). Management and Cost Accounting (Tenth). Cengage Learning. Fayol, H. (1949). General and Industrial Mangaement. Sir Isaac Pitman and Sons, LTD. Flippo, E. B. (1976). Principles of Personnel Management (Fourth). McGraw-Hill Kogakusha. Follett, M. P. (1896). The Speaker of the House of Representatives. Longman Green and Co. Gantt, H. L. (1910). Work, Wages, and Profit. Engineering Magazine. Gantt, H. L. (1974). Work, Wages, and Profits (Republishe). Hive Publishing. Garrison, R., Noreen, E., & Brewer, P. (2020). Managerial Accounting (Seventeent). McGraw-Hill, Inc. Garvin, D. A. (1988). Managing Quality: The Strategic and Competitive Edge. Free Press. Griffin, R. W. (1990). Management (Third). Houghton Miffiln. Sistem Pengendalian Manajemen 44 Hampton, D. R. (1986). Management (Third). McGraw-Hill, Inc. Handy, C. (1995). Understanding Organizations. Oxford University Press. Hawkins, D. F. (1977). Corporate financial reporting: Text and cases (The Willard J. Graham series in accounting). Richard D. Irwin, Inc. Hays, W. L. (1969). Qualification in Psychology. Prentice Hall. Herzberg, F., Mausner, B., & Snyderman, B. B. (1959). The Motivation to Work (2nd ed.). John Willey and Sons. Hofstede, G. (1984). Culture′s Consequences: International Differences in Work-Related Values (Abridged). SAGE Publications, Inc. Horngren, C. T., Foster, G., & Datar, S. M. (1994). Cost Accounting A Managerial Emphasis (Eighth). Prentice Hall. Horngren, C. T., Sundem, G. L., & Stratton, W. O. (2005). Introduction to Management Accounting (Fourteen). Pearson Education Limited. Huber, G. P. (1980). Managerial Decision Making (Management Applications Series). Scott Foresman and Company. Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305– Sistem Pengendalian Manajemen 45 360. Jr., W. J. B. (2000). Accounting for Managers (Second). Thomson Learning Custom Publishing. Jr, A. D. C. (1962). Strategy and Structure: Chapters in The History of The industrial Enterprise. MIT Press. Kaplan, R. S., & Norton, D. P. (1996). The Balanced Scorecard Translating Strategy Into Action (First, Issue 1). Harvard Business School Press. Kerzner, H. (2017). Project Management: A Systems Approach to Planning, Scheduling, and Controlling (Twelfth). John Willey and Sons. Koontz, H., & O’donnell, C. (1968). Principles of Management; An Analysis of Managerial Functions (Fourth). McGraw-Hill, Inc. Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran (B. Sabran (ed.); 13th ed.). Erlangga. Lawrence, P., & Lorsch, J. (1969). Developing Organizations: Diagnosis and Action (First). Addison Wesley Publishing Company. Likert, R. (1932). A Technique for the Measurement of Attitudes. Archives of Psychology, 22(140), 5–55. https://doi.org/10.4135/9781412961288.n454 Luthans, F., & Doh, J. P. (2018). International Management: Culture, Strategy and Behaviour, Tenth Edition (Tenth). McGraw-Hill, Inc. Sistem Pengendalian Manajemen 46 Meadows, D., Randers, J., & Meadows, D. (2006). Limits to Growth (The 30-Year Update). Earthscan. Merchant, K. A., & Stede, W. A. Van der. (2017). Management Control Systems: Performance Measurement, Evaluation And Incentives (Fourth). Pearson Education Limited. Milkovich, G. T., Newman, J. M., & Gerhart, B. (2011). Compensation (Tenth). McGraw-Hill, Inc. Mintzberg, H. (1979). The Structuring of Organizations. Prentice Hall. Mosley, D. C., Megginson, L. C., & Pietri, P. H. (1985). Supervisory Management : The Art of Working With and Through People. South-Western Pub. Co. Mowen, M. M., Hansen, D. R., & Heitger, D. L. (2018). Managerial Accounting: The Cornerstone of Business Decision-Making (Seventh (ed.)). Cengage Learning. Mulcahy, R. (2015). PMP Exam Prep (Eighth). RMC Publishing, Inc. Newman, W. H., & Summer, C. E. (1961). The Process of Management Concepts, Behavior, and Practice. Prentice Hall. Otley, D. T. (1980). The Contingency Theory of Management Accounting: Achievement and Prognosis. Accounting Organizations and Society, 5(4), 413–428. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/0361- 3682(80)90040-9 Sistem Pengendalian Manajemen 47 Parsons, T. (1951). The Social System. In Pareto’s General Sociology (First). Routledge. https://doi.org/10.4159/harvard.9780674493155.c3 Prahalad, C. K., & Hamel, G. (1990). The Core Competencies of the Corporation. Harvard Business Review, 68(3), 79–91. Robbins, S. P., Judge, T. A., & Breward, K. E. (2018). Essential of Organizational Behaviour. Pearson Canada Inc. Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jordan, B. D. (2000). Fundamentals of Corporate Finance (Fifth). McGraw- Hill, Inc. Schein, E. H. (2010). Organizational Culture and Leadership (Fourth). John Willey and Sons. Simons, R. (1995). Levers of Control: How Managers Use Innovative Control Systems to Drive Strategic Renewal. Harvard Business School Press. Stoner, J. A. F., Freeman, R. E., & Gilbert, D. R. (1994). Management (Sixth). Prentice Hall. Taylor, F. W. (1919). The Principles Scientific Management. Harper and Brothers Publishers. Terry, G. R. (1977). Principles of Management. Richard D. Irwin, Inc. Weber, M. (1947). Bureaucracy. The Free Press. Werther, W. B., & Davis, K. (1996). Human Resources and Sistem Pengendalian Manajemen 48 Personel Management (Fifth). McGraw-Hill, Inc. Weston, J. F., Besley, S., & Brigham, E. F. (1996). Essentials of Managerial Finance. Dryden Press. Worth, M. J. (2018). Nonprofit Management: Principles and Practice (Fifth). CQ Press. Yoder, D. (1979). Personnel Management and Industrial Relations (Sixth). Prentice Hall. Zimmerer, T. W., Scarborough, N. M., & Wilson, D. (2007). Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management (Fifth). Pearson College Div. Sistem Pengendalian Manajemen 49