MAKALAH LINGKUNGAN TAMBANG KEL 2.pdf

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Document Details

Universitas Negeri Padang

2024

Tags

environmental impact mining ecosystem preservation

Full Transcript

MAKALAH LINGKUNGAN TAMBANG “Dampak Pertambangan terhadap Lingkungan dan Kelestarian Ekosistem” Disusun Oleh Kelompok II: 1. Delia Gusrienti (22802007) 2. Muhammad Ayra (22802027) 3. Dinda Salsabila...

MAKALAH LINGKUNGAN TAMBANG “Dampak Pertambangan terhadap Lingkungan dan Kelestarian Ekosistem” Disusun Oleh Kelompok II: 1. Delia Gusrienti (22802007) 2. Muhammad Ayra (22802027) 3. Dinda Salsabila (22802008) Dosen Pengampu : Ir.Fitri Nauli, S.T.,M.T Program Studi D3 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2024 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Tambang Bawah Tanah “Dampak Pertambangan terhadap Lingkungan dan Kelestarian Ekosistem” ini tepat pada waktunya. Penyusunan tugas makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat memenuhi penilaian pada mata kuliah “Lingkungan Tambang”pada Prodi D3 Teknik Pertambangan,Universitas Negeri Padang Penulis menyadari bahwa makalah ini hanya sebuah tulisan yang penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Tiada lain karena keterbatasan pengetahuan serta tak sedikitnya hambatan yang dihadapi. Namun berkat usaha dan bantuan dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya, penulis memohon apabila dalam makalah ini masih banyak kekurangannya oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis secara khusus dan para pembaca. Sawahlunto, 9 September 2024 Kelompok II ii DAFTAR ISI COVER................................................................................................................................. i KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR........................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2 2.1 Dampak Pertambangan Terhadap Lingkungan......................................................... 2 2.1.1 Degradasi Lahan................................................................................................... 2 2.1.2 Pencemaran Air.................................................................................................... 3 2.1.3 Pencemaran Udara............................................................................................... 4 2.1.4 Kebisingan dan Getaran....................................................................................... 5 2.1.5 Perubahan Iklim Mikro........................................................................................ 5 2.2 Dampak Pertambangan terhadap Kelestarian Ekosistem........................................... 6 2.2.1 Degradasi Lahan................................................................................................... 6 2.2.2 Pencemaran Air.................................................................................................... 7 2.2.3 Pencemaran Udara............................................................................................... 8 2.2.4 Kebisingan dan Getaran....................................................................................... 8 2.2.5 Hilangnya Habitat dan Fragmentasi Ekosistem.................................................... 9 2.2.6 Penurunan Keanekaragaman Hayati.................................................................... 9 2.2.7 Gangguan Siklus Hidrologi................................................................................. 10 BAB III PENUTUP............................................................................................................ 11 3.1 KESIMPULAN..................................................................................................... 11 3.2 SARAN................................................................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 12 iii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Dampak Pertambangan terhadap lingkungan.............................................................................. 2 Gambar 2. Degradasi Lahan......................................................................................................................... 2 Gambar 3. pencemaran air............................................................................................................................ 3 Gambar 4. pencemaran udara dan kebisingan.............................................................................................. 4 Gambar 5. dampak pertambangan terhadap kelestarian ekosistem............................................................... 6 iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambangan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki peran penting dalam perekonomian banyak negara. Namun, di balik kontribusi ekonominya, aktivitas pertambangan juga menimbulkan berbagai dampak signifikan terhadap lingkungan dan kelestarian ekosistem. Pertambangan adalah kegiatan mengambil dan memanfaatkan bahan-bahan dari dalam perut bumi, yang seringkali berdampak negatif terhadap lingkungan. Aktivitas pertambangan dapat menghasilkan limbah beracun, seperti logam berat dan bahan kimia beracun, yang dapat merusak ekosistem dan berdampak buruk pada kesehatan manusia. Pertambangan seringkali memerlukan lahan yang luas untuk dijadikan lokasi tambang, yang dapat mengakibatkan hilangnya habitat bagi hewan-hewan liar dan tumbuhan- tumbuhan langka. Hal ini dapat menyebabkan spesies-spesies tersebut menjadi terancam punah. Aktivitas pertambangan dapat menghasilkan limbah yang mencemari air dan udara di sekitarnya. Limbah ini dapat menyebabkan polusi udara berupa debu dan pencemaran air bersih, serta berdampak negatif pada kesehatan manusia. Penambangan pasir laut dan batubara dapat menyebabkan kerusakan fisik pada habitat pesisir seperti terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove. Selain itu, aktivitas penambangan juga dapat meningkatkan kepadatan tanah dan menurunkan kesuburan tanah, sehingga dapat menyebabkan degradasi lahan. Dampak sosial-ekonomi dari pertambangan dapat berupa perubahan mata pencaharian, perubahan perilaku masyarakat, kejadian konflik, dan migrasi. Meskipun pertambangan dapat memberikan manfaat bagi perekonomian lokal, seperti terbukanya lapangan pekerjaan dan pembangunan sarana dan prasarana, dampak negatifnya tidak dapat dipandang sebelah mata. Untuk mengelola kegiatan pertambangan dengan baik, diperlukan kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan upaya pengelolaan limbah yang baik. Peraturan perundang-undangan seperti UU Minerba No. 4 tahun 2009 dan UU PPLH No. 32 tahun 2009 harus ditegakkan secara konsisten untuk memastikan bahwa aktivitas pertambangan dilakukan dengan memperhatikan lingkungan dan keseimbangan ekosistem. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana aktivitas pertambangan secara langsung merusak kualitas tanah, air, dan udara di sekitar area tambang? 2. Apa saja jenis polutan utama yang dihasilkan dari aktivitas pertambangan dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan manusia dan ekosistem? 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Dampak Pertambangan Terhadap Lingkungan Gambar 1. Dampak Pertambangan terhadap lingkungan Dampak Pertambangan terhadap Lingkungan adalah segala perubahan negatif yang terjadi pada lingkungan alam akibat aktivitas pertambangan. Perubahan ini bisa bersifat sementara atau permanen, dan dapat berdampak pada kualitas udara, air, tanah, serta ekosistem secara keseluruhan. 2.1.1 Degradasi Lahan Gambar 2. Degradasi Lahan Degradasi lahan akibat aktivitas pertambangan, terutama pertambangan terbuka, dapat menyebabkan perubahan drastis pada bentang alam dengan beberapa dampak yang signifikan. Berikut adalah beberapa aspek yang terkait dengan degradasi lahan akibat pertambangan terbuka. Hal ini meliputi: a) Penghilangan vegetasi Aktivitas pertambangan terbuka seringkali melibatkan pembukaan hutan (land clearing) Untuk mencapai endapan mineral, area yang luas seringkali ditebang habis untuk menghilangkan vegetasi. Hal ini menghilangkan habitat bagi flora dan fauna, mengganggu siklus hidrologi, dan meningkatkan erosi tanah. Kerusakan akar, Akar tumbuhan berperan penting dalam menyatukan partikel 2 tanah. Dengan hilangnya vegetasi, struktur tanah menjadi lebih rentan terhadap erosi. b) Pengupasan lapisan tanah atas Pertambangan terbuka melibatkan penggalian langsung di permukaan tanah. Proses ini dapat mengubah struktur tanah, menggantikan lapisan tanah atas yang subur dengan lapisan tanah bawah yang kurang subur. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kualitas tanah dan mengurangi daya dukung tanah untuk pertumbuhan tanaman. c) Pembentukan lubang-lubang besar Pertambangan terbuka dapat menghasilkan lubang-lubang besar yang dapat berdampak pada topografi dan ekosistem sekitar. Lubang-lubang ini dapat menjadi sumber erosi dan longsor, serta mempengaruhi pola hidrologi di sekitar lokasi tambang. Dampak: Lubang besar yang terbentuk akibat penggalian tanah untuk mencapai endapan mineral (PIT) dapat menjadi tempat penampungan air hujan yang bersifat asam akibat proses oksidasi mineral sulfida. Air asam tambang ini sangat berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup. d) Perubahan topografi Aktivitas pertambangan terbuka dapat mengubah bentang alam secara signifikan, termasuk perubahan topografi. Hal ini dapat menyebabkan perubahan pola hidrologi, meningkatkan risiko erosi, dan mengubah kondisi lingkungan hidup bagi masyarakat dan ekosistem sekitar. Material hasil galian seringkali ditumpuk di sekitar area tambang, membentuk timbunan besar yang dapat mengubah aliran air dan menyebabkan longsor. 2.1.2 Pencemaran Air Gambar 3. pencemaran air Pertambangan dapat menyebabkan pencemaran air melalui: a) Air asam tambang (Acid Mine Drainage) Aktivitas pertambangan seringkali menghasilkan air asam tambang, yang terbentuk ketika batuan sulfida terpapar udara dan air. Air asam tambang sangat asam dan mengandung logam berat seperti besi dan seng, yang dapat merusak ekosistem perairan dan berdampak buruk pada kesehatan manusia jika diminum. 3 b) Sedimentasi Penambangan sering kali menghasilkan erosi tanah dan sedimentasi. Lumpur dan partikel lainnya dapat mengalir ke dalam sungai, danau, dan waduk, menyebabkan air menjadi keruh dan mengganggu ekosistem air yang ada. c) Kontaminasi logam berat Limbah tambang mengandung logam berat seperti arsen, kadmium, timbal, merkuri, dan sianida. Logam-logam ini dapat masuk ke dalam sumber air dan menyebabkan kontaminasi air. Kontaminasi logam berat dapat merusak ekosistem air dan berdampak buruk pada kesehatan manusia jika air tersebut digunakan untuk air minum atau keperluan domestic. d) Pencemaran oleh bahan kimia yang digunakan dalam proses ekstraksi. Bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam proses ekstraksi tambang dapat mencemari air. Bahan kimia ini dapat berupa zat-zat yang digunakan untuk memisahkan batubara dengan sulfur, yang kemudian dapat menyebabkan kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengandung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg, dan Pb, yang dapat merusak ekosistem air dan berdampak buruk pada kesehatan manusia. 2.1.3 Pencemaran Udara Gambar 4. pencemaran udara dan kebisingan Dampak pertambangan terhadap kualitas udara meliputi: a) Emisi debu Aktivitas pertambangan, terutama penambangan batubara, dapat menghasilkan debu yang bertebaran di udara. Debu ini dapat terbentuk dari proses penggalian dan pengangkutan batubara, serta dari peledakan tebing kapur dalam pertambangan kapur. b) Pelepasan gas-gas berbahaya (seperti metana pada tambang batubara). Pertambangan batubara, misalnya, dapat menghasilkan metana sebagai gas buang. Metana adalah gas berbahaya yang dapat menyebabkan ledakan dan juga berdampak negatif pada kualitas udara. Selain metana, pertambangan 4 juga dapat menghasilkan gas-gas lain seperti karbon monoksida dan hidrogen sulfida yang berbahaya bagi kesehatan manusia. c) Emisi dari penggunaan bahan bakar fosil untuk operasi pertambangan. Operasi pertambangan sering kali memerlukan bahan bakar fosil seperti diesel dan bensin untuk menggerakkan alat-alat berat. Penggunaan bahan bakar fosil ini dapat menghasilkan emisi gas-gas berbahaya seperti karbon dioksida, nitrogen oksida, dan partikulat halus, yang dapat meningkatkan tingkat polusi udara di sekitar lokasi tambang. 2.1.4 Kebisingan dan Getaran Aktivitas penambangan dan pengolahan bijih dapat menghasilkan beberapa dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, termasuk: a) Kebisingan yang mengganggu kehidupan manusia dan satwa liar Kebisingan akibat penambangan dapat mencapai tingkat yang sangat tinggi, melebihi ambang batas kebisingan yang diperkenankan. Hal ini dapat mengganggu kehidupan manusia dan satwa liar di sekitar lokasi tambang. Contohnya, penelitian yang dilakukan di PT. Bintang Sumatra Pasifik menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di area bengkel, area pemboran, dan area lintasan kerja masih melebihi nilai ambang batas, dengan tingkat intensitas kebisingan yang berkisar antara 86–97 dB. b) Getaran yang dapat merusak struktur bangunan dan habitat alami. Getaran akibat penambangan juga dapat berdampak negatif. Misalnya, penelitian yang dilakukan di lokasi penambangan batubara menunjukkan bahwa tingkat getaran tertinggi terjadi pada bulan Januari 2011, yaitu 35,063 mm/s, melebihi baku mutu tingkat getaran kejut berdasarkan jenis bangunan yaitu 10 mm/s. Hal ini dapat merusak struktur bangunan dan habitat alami di sekitar lokasi tambang 2.1.5 Perubahan Iklim Mikro Perubahan bentang alam akibat pertambangan dapat menyebabkan beberapa perubahan iklim mikro yang signifikan, termasuk: a) Perubahan pola aliran air permukaan dan air tanah Aktivitas penambangan dapat mengubah bentang alam secara signifikan, termasuk perubahan topografi dan pola hidrologi. Hal ini dapat menyebabkan perubahan pola aliran air permukaan dan air tanah, sehingga mempengaruhi ketersediaan air dan kualitas air di sekitar lokasi tambang. b) Perubahan suhu local. Perubahan bentang alam juga dapat mempengaruhi suhu lokal. Misalnya, penambangan batubara dapat menghasilkan emisi gas-gas berbahaya seperti karbon dioksida, yang dapat meningkatkan suhu lokal dan berdampak pada iklim mikro di sekitar lokasi tambang. c) Modifikasi pola angin local. 5 Aktivitas penambangan juga dapat mempengaruhi pola angin lokal. Misalnya, penambangan terbuka dapat menghasilkan debu dan gas-gas berbahaya yang dapat berdampak pada pola angin lokal, sehingga mempengaruhi kualitas udara di sekitar lokasi tambang. 2.2 Dampak Pertambangan terhadap Kelestarian Ekosistem Gambar 5. dampak pertambangan terhadap kelestarian ekosistem Dampak pertambangan terhadap kelestarian ekosistem sangat signifikan dan kompleks. Berikut adalah beberapa aspek utama dari dampak pertambangan terhadap kelestarian ekosistem 2.2.1 Degradasi Lahan Degradasi lahan akibat kegiatan pertambangan merupakan fenomena yang kompleks dan memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Berikut adalah beberapa aspek utama dari degradasi lahan yang disebabkan oleh pertambangan: a) Pembukaan lahan untuk pertambangan menyebabkan hilangnya vegetasi alami dan lapisan tanah atas. Pertambangan seringkali memerlukan area yang luas untuk operasi penambangan, termasuk penggalian, pemrosesan, dan penimbunan limbah tambang. Ini menyebabkan pembukaan hutan dan penghilangan vegetasi secara besar-besaran b) Kegiatan penggalian dan penimbunan mengubah topografi dan struktur tanah secara drastis. Penggalian lapisan tanah atas yang subur untuk mencapai deposit mineral dapat menyebabkan hilangnya lapisan tanah yang kaya nutrisi. Hal ini dapat memengaruhi produktivitas lahan dan keberlanjutan ekosistem. Perubahan Topografi dan Struktur Tanah Kegiatan penggalian dan penimbunan dalam pertambangan dapat mengubah topografi dan struktur tanah secara drastis. Tanah permukaan (top soil) tercampur dengan tanah lapisan bawah, menyebabkan perubahan kualitas tanah. Tanah bagian atas digantikan oleh tanah dari lapisan 6 bawah yang kurang subur, sementara tanah lapisan atas yang subur berada di lapisan bawah c) Erosi tanah meningkat, menyebabkan sedimentasi di badan air dan penurunan kesuburan tanah. Erosi Tanah Meningkat Aktivitas pertambangan dapat meningkatkan erosi tanah karena pengupasan lapisan tanah atas dan perubahan bentuk lahan. Erosi ini dapat menyebabkan sedimentasi di badan air, seperti sungai dan danau, yang dapat merusak ekosistem perairan. Penurunan Kesuburan Tanah Erosi dan perubahan struktur tanah dapat menurunkan kesuburan tanah. Tanah yang subur digantikan oleh tanah yang kurang subur, sehingga daya dukung tanah untuk pertumbuhan tanaman menjadi rendah. Hal ini dapat mempengaruhi produktivitas lahan dan keberlanjutan ekosistem 2.2.2 Pencemaran Air Pencemaran air akibat pertambangan memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Berikut adalah beberapa aspek utama dari pencemaran air yang disebabkan oleh pertambangan: a) Limbah pertambangan, termasuk logam berat dan bahan kimia berbahaya, mencemari air permukaan dan air tanah. Logam Berat dan Bahan Kimia Berbahaya: Limbah pertambangan, termasuk logam berat seperti arsen, kadmium, timbal, dan merkuri, serta bahan kimia berbahaya seperti sianida, dapat mencemari air permukaan dan air tanah. Hal ini dapat menyebabkan kontaminasi air dan merusak ekosistem air. Contoh limbah cair pertambangan yang berbahaya meliputi Total Dissolved Solid (TDS), logam berat, dan limbah air asam tambang. b) Asam tambang (acid mine drainage) merusak kualitas air dan membahayakan kehidupan akuatik. Pengaruh pada Kualitas Air: Air asam tambang adalah air yang terbentuk ketika batuan sulfida terpapar udara dan air. Air asam tambang sangat asam dan mengandung logam berat seperti besi dan seng. Hal ini dapat merusak ekosistem perairan dan berdampak buruk pada kesehatan manusia jika diminum. Air asam tambang dapat menimbulkan masalah keasaman dan melarutkan logam berat yang berbahaya bagi lingkungan. c) Sedimentasi di sungai dan danau mengganggu habitat ikan dan organisme air lainnya. Gangguan Habitat Ikan dan Organisme Air Lainnya: Sedimentasi di sungai dan danau dapat mengganggu habitat ikan dan organisme air lainnya. Lumpur dan partikel lainnya dapat mengalir ke dalam sungai danau, menyebabkan air menjadi keruh dan mengganggu ekosistem air yang ada. Hal ini dapat mengurangi biodiversitas dan merusak habitat alami bagi berbagai spesies. 7 2.2.3 Pencemaran Udara Pencemaran udara akibat pertambangan memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas udara dan kesehatan makhluk hidup. Berikut adalah beberapa aspek utama dari pencemaran udara yang disebabkan oleh pertambangan: a) Debu dari kegiatan penambangan dan pengolahan mineral mencemari udara. Mencemari Udara: Debu yang dihasilkan dari kegiatan penambangan dan pengolahan mineral dapat mencemari udara. Debu ini dapat berasal dari proses penggalian, pengangkutan, dan pengolahan mineral. Contohnya, penambangan batubara dapat menghasilkan debu yang bertebaran di udara, menyebabkan polusi udara yang berdampak pada kesehatan manusia. b) Emisi gas beracun dan partikel halus berdampak pada kualitas udara dan kesehatan makhluk hidup. Dampak pada Kualitas Udara dan Kesehatan: Emisi gas beracun dan partikel halus dari kegiatan pertambangan dapat merusak kualitas udara dan berdampak pada kesehatan makhluk hidup. Gas-gas beracun seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida, dan gas-gas lainnya dapat menyebabkan penyakit serius, termasuk penyakit paru-paru seperti pneumoconiosis. c) Peningkatan emisi gas rumah kaca berkontribusi pada perubahan iklim global. Kontribusi pada Perubahan Iklim Global: Peningkatan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dari kegiatan pertambangan juga berkontribusi pada perubahan iklim global. Gas-gas ini dapat menyerap panas dari atmosfer dan mempercepat perubahan iklim, yang pada gilirannya dapat menyebabkan perubahan cuaca ekstrem dan risiko bencana alam yang lebih tinggi 2.2.4 Kebisingan dan Getaran. Aktivitas penambangan dan penggunaan alat berat dapat menimbulkan kebisingan dan getaran yang berdampak pada lingkungan dan kesehatan manusia. Berikut adalah beberapa aspek utama dari kebisingan dan getaran yang disebabkan oleh pertambangan: a) Aktivitas penambangan dan penggunaan alat berat menimbulkan kebisingan yang mengganggu kehidupan satwa liar. Mengganggu Kehidupan Satwa Liar: Kebisingan yang dihasilkan dari aktivitas penambangan dan penggunaan alat berat dapat mengganggu kehidupan satwa liar. Penelitian yang dilakukan di PT. Bintang Sumatra Pasifik menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di area bengkel, area pemboran, dan area lintasan kerja masih melebihi nilai ambang batas, dengan tingkat intensitas kebisingan yang berkisar antara 86–97 dB b) Getaran dari peledakan dan operasi mesin berat dapat merusak struktur tanah dan mengganggu habitat bawah tanah. Merusak Struktur Tanah dan Habitat Bawah Tanah: Getaran dari peledakan dan operasi mesin berat dapat merusak struktur tanah dan mengganggu habitat bawah 8 tanah. Misalnya, hasil pengukuran tingkat getaran tertinggi terjadi pada bulan Januari 2011 yaitu 35,063 mm/s, melebihi baku mutu tingkat getaran kejut berdasarkan jenis bangunan yaitu 10 mm/s. 2.2.5 Hilangnya Habitat dan Fragmentasi Ekosistem Pembukaan lahan untuk pertambangan dapat menyebabkan hilangnya habitat alami flora dan fauna, serta fragmentasi ekosistem. Berikut adalah beberapa aspek utama dari hilangnya habitat dan fragmentasi ekosistem: a) Pembukaan lahan untuk pertambangan menghancurkan habitat alami flora dan fauna. Menghancurkan Habitat Alami: Pembukaan lahan untuk pertambangan menghancurkan habitat alami flora dan fauna. Hal ini dapat menyebabkan spesies-spesies tersebut menjadi terancam punah karena kehilangan tempat hidup yang alami. b) Fragmentasi ekosistem akibat pembangunan infrastruktur pertambangan mengisolasi populasi dan mengganggu konektivitas ekologis. Mengisolasi Populasi dan Mengganggu Konektivitas Ekologis: Fragmentasi ekosistem akibat pembangunan infrastruktur pertambangan mengisolasi populasi dan mengganggu konektivitas ekologis. Hal ini dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem lokal dan memicu penurunan populasi berbagai spesies. c) Hilangnya area penting seperti daerah perkembangbiakan atau jalur migrasi satwa. Daerah Perkembangbiakan atau Jalur Migrasi Satwa: Hilangnya area penting seperti daerah perkembangbiakan atau jalur migrasi satwa dapat mempengaruhi keberlanjutan spesies-spesies tersebut. Spesies-spesies yang terisolasi atau kehilangan akses ke sumber daya yang penting dapat mengalami penurunan populasi yang signifikan. 2.2.6 Penurunan Keanekaragaman Hayati Kerusakan habitat akibat pertambangan dapat menyebabkan penurunan populasi berbagai spesies, serta hilangnya spesies kunci yang dapat memicu efek domino dalam rantai makanan. Berikut adalah beberapa aspek utama dari penurunan keanekaragaman hayati: a) Kerusakan habitat menyebabkan penurunan populasi berbagai spesies. enurunan Populasi Berbagai Spesies Kerusakan habitat menyebabkan penurunan populasi berbagai spesies. Hal ini dapat terjadi karena kehilangan tempat hidup yang alami dan fragmentasi ekosistem. b) Hilangnya spesies kunci dapat memicu efek domino dalam rantai makanan. Memicu Efek Domino dalam Rantai Makanan Hilangnya spesies kunci dapat memicu efek domino dalam rantai makanan. Spesies yang berperan penting dalam 9 rantai makanan dapat menghilang, menyebabkan perubahan dalam struktur komunitas ekosistem. c) Introduksi spesies invasif melalui aktivitas pertambangan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem lokal. Mengganggu Keseimbangan Ekosistem Lokal Introduksi spesies invasif melalui aktivitas pertambangan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem lokal. Spesies invasif dapat mengambil sumber daya yang sama dengan spesies asli, menyebabkan penurunan populasi spesies asli 2.2.7 Gangguan Siklus Hidrologi Pertambangan dapat mengganggu siklus hidrologi dengan beberapa cara, termasuk: a) Erosi dan Sedimentasi Mengganggu Pola Aliran Air Permukaan dan Air Tanah: Erosi dan sedimentasi yang dihasilkan dari aktivitas pertambangan dapat mengganggu pola aliran air permukaan dan air tanah. Hal ini dapat menyebabkan perubahan dalam ketersediaan air dan kualitas air di sekitar lokasi tambang. Gangguan siklus hidrologi dapat terjadi melalui erosi dan sedimentasi yang dihasilkan dari aktivitas pertambangan. Upaya pengelolaan lingkungan yang baik, seperti penggunaan alat pelindung diri (APD) dan sistem pengelolaan limbah yang efektif, sangat penting untuk mengurangi dampak negatif ini. 10 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Dampak pertambangan terhadap lingkungan dan kelestarian ekosistem sangat luas dan kompleks, meliputi hilangnya habitat, pencemaran air dan udara, kerusakan lingkungan fisik, serta dampak sosial-ekonomi. Untuk mengurangi dampak negatif ini, perusahaan pertambangan harus menerapkan sistem pengelolaan limbah yang baik, melakukan reklamasi lahan, dan memperhatikan kepentingan lingkungan dan masyarakat lokal. Pemerintah juga harus mengawasi dan menegakkan peraturan yang ada untuk memastikan bahwa aktivitas pertambangan dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. 3.2 SARAN upaya pengelolaan limbah yang baik, reklamasi dan revegetasi, serta kepedulian terhadap lingkungan dan peningkatan sumber daya manusia sangat penting untuk mengurangi dampak negatif pertambangan terhadap lingkungan dan kelestarian ekosistem. 11 DAFTAR PUSTAKA https://www.tanindo.net/contoh-limbah-pertambangan/ https://www.geosinindo.co.id/post/dampak-limbah-pertambangan-begini-cara- menanganinya https://taharica.co.id/dampak-pertambangan-terhadap-ekosistem-dan-cara-mengatasinya/ https://ojs.unimal.ac.id/agrium/article/view/6765 https://media.neliti.com/media/publications/225050-dampak-pertambangan-terhadap- lingkungan-e01f22b1.pdf https://repository.uir.ac.id/4057/4/bab1.pdf https://media.neliti.com/media/publications-test/80463-dampak-pertambangan-batubara- terhadap-ke-798553d0.pdf https://journal.uwgm.ac.id/yuriska/article/download/80/75/154 12

Use Quizgecko on...
Browser
Browser