Makalah Kebijakan Distribusi 2024 - Universitas Negeri Medan - PDF
Document Details
Universitas Negeri Medan
2024
Tags
Related
- Economics And Business Management - 1st and 3rd Year - Distribution of Wealth
- Repayment Flexibility & Risk Taking in Credit Contracts (2023) PDF
- Repayment Flexibility and Risk Taking (PDF)
- Repayment Flexibility And Risk Taking In Credit Contracts (2023) PDF
- Distribution Channels Environment PDF
- Basic Economic Terms PDF
Summary
This document is a student's research paper about distribution strategies. It discusses the topic of distribution strategies, types of distribution channels, and the factors to consider when choosing a distribution strategy.
Full Transcript
MAKALAH KEBIJAKAN DISTRIBUSI Dosen pengampu: Aurora Elise Putriku S.E.,M.Si Disusun Oleh Kelompok 7: Zackya Hayati Lubis (7242540004) Ananda Sakinah (7243240012) Tasya Oren Sagala (7243240027) Jenaya Febina (7...
MAKALAH KEBIJAKAN DISTRIBUSI Dosen pengampu: Aurora Elise Putriku S.E.,M.Si Disusun Oleh Kelompok 7: Zackya Hayati Lubis (7242540004) Ananda Sakinah (7243240012) Tasya Oren Sagala (7243240027) Jenaya Febina (7241240016) PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN 2024 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah pada mata kuliah pengantar bisnis ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah pengantar bisnis. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Aurora Elise Putriku S.E.,M.Si selaku dosen mata kuliah pengantar bisnis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Medan, November 2024 Kelompok 7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................................1 1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................1 1.3 Tujuan............................................................................................................................................1 1.4 Manfaat..........................................................................................................................................1 BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................................................2 2.1 Pengertian Kebijakan Distribusi....................................................................................................2 2.2 Konsep Dasar Kebijkan Distribusi................................................................................................3 BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................................4 3.1 Jenis Saluran Distribusi.................................................................................................................4 3.2 Strategi Distribusi..........................................................................................................................5 3.3 Lembaga dalam Saluran Distribusi................................................................................................6 3.4 Faktor Pertimbangan Memilih Saluran Distribusi.........................................................................7 3.5 Studi Kasus PT Unilever Indonesia.............................................................................................10 BAB IV PENUTUP...............................................................................................................................12 4.1 Kesimpulan..................................................................................................................................12 4.2 Saran............................................................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................13 ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang kebijakan distribusi adalah untuk memastikan produk dapat mencapai tempat penjualan yang tepat dan dalam waktu yang direncanakan. Kebijakan distribusi hanya menangani pengiriman produk ke pelanggan. Kebijakan distribusi merujuk pada tindakan yang diambil oleh suatu perusahaan, dari tahap manufaktur hingga pengemasan dan pengangkutan akhir, untuk memastikan produk mencapai saluran dan tempat penjualan yang paling tepat dan melakukannya dalam waktu peluncuran dan pengisian ulang produk yang direncanakan. Kebijakan ini tidak mempertimbangkan aspek-aspek seperti sumber bahan baku, pemilihan vendor, atau proses produksi apa pun yang berperan dalam pengembangan produk yang sebenarnya. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan saluran distribusi? 2. Bagaimana tahapan strategi dalam distribusi? 3. Lembaga apa saja dalam saluran distribusi? 4. Faktor apa saja yang menjadi pertimbangan dalam memilih saluran produksi? 5. Apakah ada studi kasus tentang kebijakan distribusi? 1.3. Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari saluran distribusi 2. Mengetahui tahapan strategi dalam distribusi 3. Mengetahui lembaga dalam distribusi 4. Mengetahui faktor yang menjadi pertimbangan pada saluran distribusi 5. Memaparkan studi kasus tentang kebijakan distribusi 1.4. Manfaat Makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan tentang kebijakan distribusi yang akan berguna untuk masa yang akan datang 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kebijakan Distribusi Kebijakan distribusi adalah proses penyaluran produk dari produsen hingga konsumen akhir, berperan penting dalam pemasaran dan keberhasilan perusahaan. Di era persaingan global, keberhasilan distribusi memengaruhi kepuasan konsumen dan kelangsungan hidup bisnis. Saluran distribusi melibatkan berbagai pihak, seperti pedagang, agen, dan grosir, yang memastikan produk tersedia di tempat, waktu, dan jumlah yang tepat. Fungsi Saluran Distribusi Utamanya, fungsi saluran distribusi adalah menyediakan penghubung antara produksi dan konsumsi beberapa fungsi saluran distribusi yaitu: 1. Sarana Informasi Fungsi saluran distribusi sebagai informasi yaitu mencakup pengumpulan atau penyebaran informasi riset pemasaran terkait pelanggan, kompetitor dagang dan pelaku lainnya. Informasi tersebut bermanfaat dalam membuat perencanaan strategi pemasaran. 2. Promosi Promosi dalam fungsi saluran distribusi mengembangkan komunikasi persuasif terkait penawaran yang dirancang untuk menarik pelanggan. Menyebarluaskan komunikasi juga akan berhubungan dengan penawaran-penawaran dari pihak perusahaan pemilik produk. 3. Negosiasi Maksud dari negosiasi ini yaitu untuk mencapai persetujuan akhir yang berkaitan dengan penawaran. Dalam negosiasi, antar pihak akan membahas terkait harga, syarat-syarat, kualitas dan kuantitas dan lain-lain, sehingga transfer kepemilikan bisa dilakukan. 4. Pemesanan Jika ada kontak antara produsen dengan calon pembeli, maka anggota saluran bisa mengkomunikasikan calon pembeli dengan produsen mengenai minat untuk membeli. 5. Pembiayaan Pembiayaan di sini artinya suatu perolehan dan alokasi dana yang dibutuhkan. Tujuannya untuk membiayai persediaan pada tingkat saluran pemasaran yang berbeda. 6. Pengambilan Risiko Pengambilan risiko menjadi fungsi dari saluran distribusi selanjutnya. Pasalnya, asumsi risiko akan berhubungan dengan pelaksanaan fungsi saluran distribusi. 7. Pemilikan Fisik 2 Fungsi ini berkaitan dengan kesinambungan penyimpanan dan pergerakan produk fisik. Contoh dari bahan mentah sampai ke pelanggan akhir. 8. Pembayaran Selain pembiayaan, ada juga pembayaran. Nantinya, pembeli akan membayar tagihan kepada penjual bisa transfer lewat bank atau institusi keuangan lainnya. 9. Hak Milik Hak milik termasuk dalam fungsi saluran distribusi yakni untuk mentransfer kepemilikan sebenarnya. Misal, dari orang ke orang lain atau dari satu organisasi ke organisasi yang lain. 10. Penyesuaian Sebelum kegiatan distribusi dilakukan, produsen perlu mencocokkan penawaran tersebut. Apakah sudah sesuai dengan kebutuhan pembeli, termasuk juga dengan penilaian, merangkai hingga mengemas produk. 2.2 Konsep Dasar Kebijakan Distribusi Tepat di tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Oleh karena itu, distribusi yang sempurna merupakan dasar bagi bisnis yang sukses. Namun sayangnya, menemukan distribusi yang sempurna tidaklah mudah. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan penting juga apakah suatu perusahaan memiliki situs web yang bagus dan apakah produk tersebut agar bisa sukses. Misalnya, Anda harus tahu di mana target pasar Anda. Jika Anda menjual pakaian, tidak masuk akal untuk mendistribusikan di area yang tidak ada orangnya. Sama pentingnya untuk meletakkan produk di tempat yang tepat. Jika Anda menjual mesin berat, maka tidak ada gunanya memajangnya di toko kecil. Pelanggan juga harus dapat melihat dan menyentuh produk, jika tidak, mereka tidak akan membelinya. Di Internet saat ini, tentu saja Kebijakan distribusi adalah seni menjual produk yang tepat kepada pelanggan yang tepat pada waktu yang dapat dipesan secara daring. Ini karena kebanyakan orang saat ini mencari tahu tentang produk secara daring dan juga memesannya secara daring. Jadi, jika suatu perusahaan tidak memiliki kehadiran daring atau produknya tidak tersedia untuk dipesan secara daring, perusahaan akan kesulitan menemukan pelanggan. Jadi tidak ada yang namanya distribusi sempurna, tetapi dengan strategi yang tepat, Anda bisa sedikit lebih dekat dengan kesuksesan. 3 BAB III PEMBAHASAN 3.1 Jenis Saluran Distribusi 1. Distribusi Langsung ke Konsumen Produsen langsung menjual produk tanpa perantara. contoh kegiatan distribusi langsung adalah petani yang secara langsung menjual hasil panennya kepada konsumen. 2. Distribusi Melalui Ritel Distribusi melalui ritel adalah strategi yang digunakan untuk menyalurkan barang dari produsen ke konsumen akhir melalui jaringan saluran ritel. Jaringan ini dapat melibatkan berbagai pihak, seperti pedagang grosir, vendor, dan distributor eceran. 3. Distribusi Grosir ke Konsumen: Distribusi grosir adalah proses pembelian produk dalam jumlah besar dari produsen untuk kemudian dijual ke pengecer dan bisnis komersial lainnya. Dalam proses ini, pedagang grosir berperan sebagai perantara antara produsen dan konsumen.. 4. Distribusi Melalui Agen atau Broker: Distribusi melalui agen atau broker adalah perantara dalam distribusi yang mempertemukan pembeli dan penjual, atau menambahkan keahlian untuk menciptakan saluran yang lebih efisien. Barang didistribusikan melalui agen yang menyalurkannya ke grosir dan penjual eceran. 5. Distribusi Agen ke Konsumen dan Bisnis: Distribusi agen ke konsumen dan bisnis merupakan salah satu cara distribusi tidak langsung, yaitu penyaluran produk dari produsen ke konsumen melalui perantara. Dalam distribusi tidak langsung, perantara yang terlibat bisa berupa agen, broker, komisioner, importir, grosir, dan retailer. Agen penjualan besar melayani konsumen dan pembeli bisnis. 6. Distribusi Langsung ke Bisnis: Distribusi langsung ke bisnis adalah strategi di mana produsen menjual produk secara langsung kepada konsumen tanpa perantara. Dalam distribusi langsung, produsen mengendalikan semua aspek distribusi dan bertanggung jawab atas biaya yang berbeda-beda Produk industri disalurkan langsung ke pembeli industri. 7. Distribusi Grosir ke Industri: Distribusi grosir ke industri adalah proses pembelian produk secara langsung dari produsen, kemudian dijual ke bisnis industri, komersial, institusional, atau profesional lainnya. Toko grosir berperan sebagai perantara antara produsen dan pembeli industri. 4 8. Distribusi Grosir ke Ritel Bisnis: Distribusi grosir ke ritel bisnis adalah proses pengiriman barang dari produsen ke pengecer, yang kemudian menjualnya kepada konsumen akhir. Distribusi ini melibatkan beberapa pihak, seperti produsen, pedagang grosir, dan distributor eceran. Toko grosir menyalurkan produk ke usaha kecil dan menengah. Pemilihan dan penerapan saluran distribusi yang tepat sangat penting karena kesalahan distribusi dapat menyebabkan penurunan penjualan dan mengancam keberlanjutan perusahaan. 3.2 Strategi Distribusi Strategi distribusi dalam perusahaan mencakup penentuan saluran dan manajemen pemasaran untuk menyampaikan produk kepada konsumen dengan tepat (jumlah, waktu, dan lokasi). Berikut beberapa strategi distribusi yang umum digunakan: A. Strategi Struktur Saluran Distribusi Strategi struktur saluran distribusi adalah cara merek menyalurkan produk ke pembeli sasaran Strategi ini berfokus pada penentuan jumlah perantara dalam distribusi barang, yaitu: 1. Distribusi Langsung (Direct Channel): Produk disalurkan langsung dari produsen ke konsumen. Keuntungannya adalah kontrol penuh atas pemasaran dan respons cepat terhadap perubahan pasar. 2. Distribusi Tidak Langsung (Indirect Channel): Melibatkan perantara seperti grosir dan agen, yang memudahkan penyebaran produk dengan biaya lebih rendah melalui pengalaman dan skala ekonomi perantara. Namun, kontrol pemasaran menjadi lebih terbatas. B. Strategi Cakupan Distribusi Strategi distribusi adalah rencana untuk mengangkut barang secara fisik dan digital dari produsen ke konsumen. Strategi ini mencakup saluran, gerai, perantara, dan platform e- commerce. Strategi ini menentukan seberapa luas distribusi di pasar. Ada tiga jenis cakupan distribusi: 1. Distribusi Eksklusif : strategi distribusi produk yang dilakukan dengan memberikan hak eksklusif kepada satu atau sedikit pengecer di suatu wilayah geografis tertentu. Strategi ini merupakan perjanjian antara pemasok dan pengecer, di mana pengecer diizinkan untuk memasarkan produk pemasok di wilayah yang telah ditentukan. Menunjuk satu atau sedikit perantara di wilayah tertentu. Keuntungan: Mendukung citra premium, kontrol harga dan layanan tinggi, serta dukungan penjualan optimal. Kerugian: Volume penjualan rendah, ketergantungan tinggi pada perantara, dan potensi masalah anti monopoli. 5 2. Distribusi Intensif : strategi yang digunakan perusahaan untuk mendistribusikan produknya ke berbagai gerai ritel, distributor, dan tempat lain. Tujuannya adalah agar produk mudah ditemukan oleh konsumen dan meningkatkan kesadaran mereka terhadap produk tersebut. Produk dijual di banyak titik penjualan untuk menjangkau konsumen seluas mungkin. Keuntungan: Ketersediaan tinggi, cocok untuk produk murah dengan perputaran cepat. Kerugian: Sulit mengontrol banyak outlet, komitmen pengecer rendah terhadap promosi. 3. Distribusi Selektif : strategi distribusi yang memilih beberapa distributor atau pengecer untuk menyalurkan produk atau jasa pada daerah pemasaran tertentu. Strategi ini bertujuan untuk menyaring distributor yang berkualitas dan memiliki kinerja terbaik. Produk hanya dijual di beberapa toko tertentu di wilayah tertentu. Keuntungan: Cakupan pasar cukup luas, kontrol tinggi, dan biaya lebih rendah dibanding distribusi eksklusif. Kerugian: Risiko tinggi jika pasar tidak terjangkau dengan baik, karena bergantung pada jumlah gerai yang terbatas. Pemilihan strategi distribusi yang tepat penting agar perusahaan dapat mengoptimalkan biaya, kontrol, dan jangkauan pasar, serta memastikan produk tersedia sesuai kebutuhan konsumen. 3.3 Lembaga dalam Saluran Distribusi Lembaga dalam saluran distribusi berperan sebagai perantara yang membantu menyalurkan produk dari produsen ke konsumen akhir. Berikut adalah jenis-jenis lembaga perantara beserta peran dan manfaatnya: 1.Pedagang Besar (Wholesaler) perorangan atau badan usaha yang membeli barang dalam jumlah besar dari produsen, kemudian menjualnya kembali kepada pengecer atau perusahaan industri. Pedagang besar juga dikenal dengan sebutan grosir atau distributor Pedagang besar terlibat dalam perdagangan grosir dan biasanya tidak melayani konsumen langsung. Mereka membeli barang dalam jumlah besar untuk dijual kembali kepada pengecer atau pengguna bisnis, tetapi bukan kepada konsumen akhir. 2.Pengecer (Retailer) perorangan atau badan usaha yang menjual produk atau layanan secara langsung kepada konsumen akhir dalam partai kecil. Pengecer juga dikenal sebagai distributor eceran. Pengecer bertugas menjual barang langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi atau rumah tangga. Pengecer juga bisa menjual kepada pengguna industri dalam jumlah kecil. Berdasarkan jenis produk, pengecer dapat dibedakan menjadi: 6 1. General Merchandise Store: Menjual berbagai macam barang dari beberapa kategori produk. 2. Single Line Store: Menjual satu jenis produk atau lini produk tunggal. 3. Specialty Store: Menjual sebagian dari satu kategori produk dengan fokus pada barang-barang tertentu. 3.Agen Perantara Agen perantara adalah perorangan atau badan usaha yang bertindak sebagai perantara atau perwakilan dari suatu perusahaan untuk menawarkan produk atau jasa. Agen dapat dipekerjakan untuk mewakili klien dalam negosiasi dan transaksi lain dengan pihak ketiga Agen bertindak sebagai perantara dalam proses perdagangan tanpa memiliki kepemilikan atas barang yang diperdagangkan. Mereka membantu memperlancar proses penjualan dan distribusi. Jenis-jenis agen perantara meliputi: 1. Agen Penjualan: Bertanggung jawab atas riset pasar dan penjualan untuk produsen. 2. Agen Pembelian: Menemukan pemasok untuk pembeli, umumnya digunakan oleh pengecer. 3. Agen Angkutan: Mengantarkan barang dari penjual kepada pembeli, memastikan barang tersedia di pasar dengan efisien. Manfaat Penggunaan Perantara bagi Produsen 1. Mengurangi Beban Pemasaran: Produsen tidak perlu mencari konsumen sendiri. 2. Distribusi Lebih Efisien: Pengalaman perantara meningkatkan efektivitas distribusi. 3. Transportasi dan Penyimpanan: Perantara menyediakan layanan transportasi dan fasilitas penyimpanan. 4. Bantuan Keuangan: Perantara memberikan dana atau kredit bagi pembeli akhir. 5. Promosi dan Informasi: Membantu dalam kegiatan promosi dan memberikan informasi pasar. 6. Pengemasan dan Penyortiran: Membantu dalam pengemasan dan penyortiran produk agar siap dipasarkan. Dengan adanya perantara, distribusi produk menjadi lebih efisien, dan produsen dapat fokus pada produksi tanpa harus menangani seluruh proses pemasaran sendiri. 3.4. Faktor Pertimbangan Memilih Saluran Distribusi Pemilihan saluran distribusi yang tepat sangat penting agar produk sampai ke konsumen dengan efisien dan sesuai kebutuhan pasar. Berikut adalah faktor-faktor utama dalam memilih saluran distribusi: 1. Pertimbangan Pasar Pertimbangan pasar juga dapat merujuk pada pertimbangan yang dilakukan dalam menentukan saluran distribusi, yaitu: Jumlah pembeli potensial, Pasar konsumen, Konsentrasi 7 geografis, Jumlah pesanan, Tingkah laku. Saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh karakteristik pasar dan perilaku konsumen. Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan: 1. Pasar Konsumen dan Industri Pasar industri cenderung tidak menggunakan pengecer, sementara pasar konsumen membutuhkan lebih banyak saluran untuk mencapai konsumen akhir. 2. Jumlah Pembeli Potensial Jika jumlah konsumen sedikit, perusahaan bisa menggunakan saluran langsung ke pengguna akhir. 3. Konsentrasi Geografis Di wilayah dengan kepadatan tinggi, penggunaan distributor industri lebih relevan. 4. Jumlah Pesanan Pesanan besar cenderung dikelola melalui distributor industri, sementara pesanan kecil mungkin langsung dilayani oleh produsen. 5. Kebiasaan Pembelian Konsumen Termasuk kecenderungan membeli secara kredit, pola pembelian berulang, dan preferensi terhadap layanan Purna jual. 2. Pertimbangan Komoditas Karakteristik produk juga berpengaruh terhadap panjang dan kompleksitas saluran distribusi. Faktor-faktornya meliputi: 1. Biaya per Unit Produk berbiaya rendah biasanya menggunakan saluran panjang, sedangkan produk mahal menggunakan saluran pendek atau langsung. 2. Ukuran dan Berat Produk Produk berat lebih baik didistribusikan dengan bantuan perantara untuk mengurangi beban biaya transportasi. 3. Kondisi Barang Produk mudah rusak membutuhkan perantara dengan fasilitas penyimpanan memadai atau distribusi langsung untuk menghindari kerusakan. 4. Kebutuhan Teknis Barang yang membutuhkan penjelasan teknis lebih baik dijual langsung ke konsumen industri dengan tenaga penjual khusus. 8 5. Produk Standar vs. Pesanan Khusus Barang standar bisa didistribusikan melalui distributor dan grosir, sementara produk pesanan khusus biasanya dipasok langsung ke pelanggan. 6. Lebar Lini Produk Jika perusahaan memiliki berbagai macam produk, distribusi langsung ke reseller lebih menguntungkan. Namun, untuk satu produk, distributor dan grosir bisa menjadi pilihan yang tepat. 3. Pertimbangan Bisnis Beberapa faktor bisnis mempengaruhi keputusan dalam memilih saluran distribusi: 1. Kondisi Keuangan Perusahaan dengan keuangan kuat lebih mampu menjalankan saluran distribusi langsung. 2. Pengalaman dan Manajemen Perusahaan yang baru masuk pasar cenderung menggunakan perantara untuk memanfaatkan pengalaman dan jaringan mereka. 3. Layanan yang Disediakan oleh Penjual Perusahaan dapat memilih reseller yang menyediakan layanan tambahan, seperti etalase atau layanan Purna jual. 4. Pertimbangan Sementara (Perantara) Keputusan memilih perantara bergantung pada beberapa aspek berikut: 1. Jasa Perantara Perantara yang menyediakan fasilitas seperti gudang lebih diutamakan oleh produsen. 2. Kemampuan Kompetitif Perantara Perantara yang memiliki inisiatif dan kompetensi dalam pasar akan lebih dipercaya. 3. Kesediaan Perantara Menanggung Risiko Jika perantara bersedia berbagi risiko dengan produsen, mereka lebih mungkin dipilih sebagai distributor. 4. Volume Penjualan Produsen akan memilih perantara yang mampu menjual dalam volume besar secara konsisten. 5. Biaya 9 Saluran distribusi dengan biaya lebih rendah diprioritaskan demi efisiensi operasional. Pemilihan saluran distribusi yang tepat harus mempertimbangkan seluruh faktor di atas untuk memastikan produk sampai ke tangan konsumen dengan cara yang paling efektif dan efisien. 3.5 Studi Kasus PT Unilever Indonesia PT Unilever Indonesia adalah perusahaan yang menyediakan berbagai produk kebutuhan sehari-hari, seperti sabun, sampo, deterjen, makanan, dan minuman. Untuk mencapai konsumen di seluruh Indonesia, Unilever menggunakan berbagai saluran distribusi: Jenis Saluran Distribusi: 1. Distribusi Langsung ke Konsumen: Dilakukan melalui penjualan langsung di platform e- commerce mereka. 2. Distribusi Melalui Ritel: Unilever mendistribusikan produknya ke berbagai supermarket, minimarket, dan toko kelontong di seluruh Indonesia. 3. Distribusi Grosir ke Ritel Bisnis: Produk dijual ke grosir yang kemudian mendistribusikannya ke toko-toko kecil dan pasar tradisional. Strategi Distribusi 1. Distribusi Tidak Langsung (Indirect Channel): Unilever lebih banyak menggunakan strategi distribusi tidak langsung dengan mengandalkan perantara, seperti grosir dan pengecer, yang memudahkan penyebaran produk secara luas. 2. Distribusi Intensif: Mengingat produk Unilever adalah barang-barang kebutuhan sehari- hari dengan perputaran cepat, distribusi intensif dilakukan agar produk tersedia di sebanyak mungkin titik penjualan. Lembaga dalam Saluran Distribusi 10 1. Pengecer (Retailer): Produk Unilever dijual melalui pengecer besar seperti Indomaret dan Alfamart, yang merupakan minimarket dengan jaringan luas di berbagai daerah. 2. Pedagang Besar (Wholesaler): Grosir besar dan agen turut berperan dalam menyebarkan produk ke daerah terpencil atau ke toko-toko kecil di pasar tradisional. Faktor Pertimbangan Memilih Saluran Distribusi 1. Pertimbangan Pasar: Unilever mempertimbangkan kepadatan pasar di perkotaan dan pedesaan, sehingga distribusi lebih banyak menggunakan pengecer dan grosir agar produk mudah dijangkau konsumen di berbagai wilayah. 2. Pertimbangan Komoditas: Karena produk Unilever memiliki variasi harga dan ukuran, saluran distribusi dirancang berbeda. Produk dengan ukuran besar lebih banyak dijual di supermarket, sementara produk berukuran kecil mudah ditemukan di minimarket dan warung. 3. Pertimbangan Bisnis: Unilever bekerja sama dengan pengecer dan grosir yang memiliki jaringan luas dan kemampuan pemasaran yang baik, sehingga produk bisa dijangkau konsumen dengan harga yang bersaing. 4. Pertimbangan Perantara: Dengan menggandeng pengecer yang berkomitmen menjual produk dalam volume besar, Unilever memastikan ketersediaan barang di pasar dan menjaga tingkat permintaan yang konsisten. Kesimpulan Studi kasus PT Unilever Indonesia menunjukkan bahwa dalam kebijakan distribusinya, perusahaan mempertimbangkan berbagai faktor seperti kebutuhan pasar, karakteristik produk, kemampuan perantara, serta cakupan distribusi yang diinginkan. Hal ini memungkinkan Unilever menjangkau konsumen dengan efektif, memastikan produk tersedia kapan dan di mana konsumen membutuhkannya, dan tetap menjaga efisiensi biaya operasional. 11 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kebijakan distribusi merupakan komponen penting dalam strategi pemasaran yang memengaruhi bagaimana produk atau layanan sampai ke tangan konsumen. Keberhasilan kebijakan distribusi sangat tergantung pada pemilihan saluran distribusi yang efektif, efisiensi dalam pengelolaan logistik, serta kemampuan dalam menyesuaikan strategi dengan kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi. Dengan sistem distribusi yang baik, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, mempercepat waktu pengiriman, dan memaksimalkan efisiensi operasional. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam kebijakan distribusi meliputi jenis produk, target pasar, jangkauan geografis, serta hubungan dengan mitra distribusi. Teknologi dan inovasi dalam distribusi juga memainkan peran yang signifikan dalam mempermudah proses distribusi dan mengurangi biaya. Namun, tantangan seperti biaya logistik yang tinggi, hambatan regulasi, dan perubahan dalam preferensi konsumen juga harus diantisipasi dengan baik. 4.2 Saran 1. Optimalkan Saluran Distribusi: Perusahaan sebaiknya terus mengevaluasi dan mengoptimalkan saluran distribusi yang digunakan. Pilihan seperti distribusi langsung atau tidak langsung harus disesuaikan dengan karakteristik produk dan preferensi konsumen. 2. Manfaatkan Teknologi: Investasi dalam teknologi seperti sistem manajemen rantai pasok dan data analitis dapat meningkatkan efisiensi distribusi dan memberikan wawasan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik. 3. Bangun Hubungan dengan Mitra: Membangun hubungan yang baik dengan mitra distribusi (seperti distributor, agen, atau pengecer) dapat membantu memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efisiensi operasional. 4. Fleksibilitas dan Adaptasi: Kebijakan distribusi harus fleksibel untuk dapat beradaptasi dengan perubahan pasar, seperti munculnya tren e-commerce atau pergeseran preferensi konsumen. 5. Perhatikan Keberlanjutan: Perusahaan perlu mempertimbangkan distribusi yang ramah lingkungan, seperti pengurangan emisi dalam pengangkutan dan penggunaan bahan yang dapat didaur ulang dalam pengemasan. 6. Evaluasi Secara Berkala: Kebijakan distribusi harus dievaluasi secara rutin untuk memastikan efektivitasnya dalam memenuhi kebutuhan pasar dan untuk mengidentifikasi peluang perbaikan. 12 DAFTAR PUSTAKA Siahaan, Sabda Dian Nurani, dkk. (2022). Pengenalan bisnis: Teori dan Praktik. Edisi 1, Cetakan 1. Medan: Merdeka Kreasi. ISBN 978-623-5408-12-5. PT Unilever Indonesia Tbk. (2023). Laporan Tahunan 2023. Diakses dari https://www.unilever.co.id Lubis, M., & Rafiki, A. (2020). Strategi Pemasaran Produk Konsumen Melalui Saluran Distribusi Modern di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 15(2), 125–137. Purba, R., & Sartika, D. (2021). Efektivitas Saluran Distribusi Produk FMCG di Indonesia: Studi pada PT Unilever Indonesia Tbk. Jurnal Manajemen Distribusi, 10(3), 45–58. Indonesia Stock Exchange (IDX). (2023). Company Profile: PT Unilever Indonesia Tbk. Diakses dari https://www.idx.co.id BDC. (n.d.). Retailer. Wikipedia. (n.d.). Pedagang besar Repository UIN SUSKA. (n.d.). BAB II - Landasan Teori. Digilib Universitas Lampung. (n.d.). BAB II - Kajian Pustaka 13