Makalah Kelompok 2 NEW (PDF)

Document Details

Sekolah Tinggi Multimedia 'MMTC'

2024

Antonius Yoga Kriswantoro, Astiara Adsel Alexa Theodora, Christian, Mahardika Defryananta R.

Tags

moral philosophy religious studies christianity ethics

Summary

This is a student research paper on the moral implications of in-vitro fertilization (IVF), also known as the 'test-tube baby' procedure, from a Christian perspective. It examines the stances of the Catholic Church along with different aspects of the procedure.

Full Transcript

Moral awal hidup manusia & program bayi tabung menurut gereja Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Katolik Semester 1 Dosen Pengampu: Fredeswinda Nur Widayati, M.Pd Disusun oleh: Antonius Yoga Kriswantoro _024231441810_Matekstosi Astiara Adsel Alexa T...

Moral awal hidup manusia & program bayi tabung menurut gereja Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Katolik Semester 1 Dosen Pengampu: Fredeswinda Nur Widayati, M.Pd Disusun oleh: Antonius Yoga Kriswantoro _024231441810_Matekstosi Astiara Adsel Alexa Theodora_024231431152_Manarita Christian_02423145634_Animasi Mahardika Defryananta R._Matekstosi SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA “MMTC” YOGYAKARTA 2024 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Moral awal hidup manusia & program bayi tabung menurut gereja”. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Fredeswinda Nur Widayati, M.Pd. yang telah memberikan bimbingan, saran, dan dorongan selama proses penulisan makalah ini. Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini. Penyusun berharap semoga karya ilmiah yang penyusun susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca. Penyusun berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas daripada itu, penyusun memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi. Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih Jogja, 31 agustus 2024 i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii BAB 1 KASUS.......................................................................................................................... 1 A. Contoh Kasus Program Bayi Tabung yang Gagal.......................................................... 1 B. Contoh Kasus Program Bayi Tabung yang Berhasil....................................................... 2 BAB 2 LANDASAN TEORI................................................................................................... 3 A. Teori Secara Umum........................................................................................................ 3 1. Pengertian Bayi Tabung............................................................................................. 3 2. Siapa yang Memerlukan Bayi Tabung....................................................................... 3 3. Tujuan Program Bayi Tabung.................................................................................... 4 4. Peringatan dan Larangan Bayi Tabung...................................................................... 4 5. Sebelum Bayi Tabung................................................................................................ 5 6. Prosedur Bayi Tabung................................................................................................ 6 7. Setelah Bayi Tabung.................................................................................................. 9 8. Faktor Penentu Keberhasilan Bayi Tabung............................................................. 10 9. Komplikasi atau Efek Samping Bayi Tabung.......................................................... 10 B. Pandangan gereja Katolik.............................................................................................. 11 1. Martabat Embrio...................................................................................................... 11 2. Prokreasi dalam Perkawinan.................................................................................... 11 3. Metode Pengambilan Sperma.................................................................................. 11 4. Alternatif Diterima................................................................................................... 12 5. Dokumen Gereja...................................................................................................... 12 6. Konseling Pastoral................................................................................................... 12 7. Kesimpulan.............................................................................................................. 12 BAB 3 REFLEKSI KELOMPOK........................................................................................ 13 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 14 ii Bab I Kasus A. Contoh Kasus Program Bayi Tabung yang Gagal 1. Kasus di Menteng, Jakarta Seorang ibu yang telah menikah selama tiga tahun tanpa anak memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung di sebuah rumah sakit di Menteng. Setelah proses yang berjalan selama 28 minggu, ibu tersebut berhasil hamil dan melahirkan bayi dengan berat 2,2 kg. Namun, bayi tersebut lahir dengan Edward Syndrome, sebuah kondisi genetik yang menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan. 2. Kasus di California, Amerika Serikat Seorang perempuan melahirkan bayi yang ternyata bukan anak biologisnya karena kesalahan klinik kesuburan yang memberikan embrio yang salah. Setelah melakukan tes DNA, ditemukan bahwa bayi tersebut adalah anak dari pasangan lain. Kedua keluarga akhirnya sepakat untuk menukar bayi mereka. 3 Kasus di New York Seorang dokter kandungan diduga menggunakan spermanya sendiri dalam prosedur bayi tabung, bukan sperma dari suami pasien. Hal ini menimbulkan kontroversi dan tuntutan hukum dari pasien yang merasa ditipu. B. Contoh Kasus Program Bayi Tabung yang Berhasil 1. Kasus di Surabaya, Indonesia Seorang pasangan yang telah menikah selama 10 tahun tanpa anak akhirnya berhasil memiliki bayi melalui program bayi tabung di sebuah klinik kesuburan di Surabaya. Setelah beberapa kali gagal, mereka akhirnya berhasil dan kini memiliki seorang putra yang sehat. 2. Kasus di Inggris Louise Brown, yang lahir pada tahun 1978, adalah bayi tabung pertama di dunia. Keberhasilannya membuka jalan bagi banyak pasangan di seluruh dunia untuk memiliki anak melalui teknologi reproduksi berbantu. 3 Kasus di India Seorang wanita berusia 70 tahun di India berhasil melahirkan anak pertamanya melalui program bayi tabung. Ini menjadi salah satu kasus tertua di dunia di mana seorang wanita berhasil melahirkan melalui teknologi ini. 2 Bab II Landasan Teori A. Teori Secara Umum 1. Pengertian Bayi Tabung Bayi tabung adalah istilah untuk bayi yang didapatkan dari proses pembuahan sel telur oleh sel sperma di laboratorium alias in vitro fertilization (IVF). Pembuahan itu bertujuan menciptakan embrio-embrio calon bayi. Dari sejumlah embrio itu, embrio yang paling berkualitas ditransfer ke dalam rahim agar bisa tumbuh dan berkembang. Di seluruh dunia, sudah ribuan program bayi tabung yang berhasil. Bayi tabung pertama di dunia adalah Louise Joy Brown, yang lahir pada 1978 di Inggris. Sedangkan bayi tabung pertama di Indonesia adalah Nugroho Karyanto, yang lahir pada 1988. Program ini diterapkan oleh pasangan yang ada hambatan untuk menghasilkan keturunan dengan cara hubungan seksual pada umumnya. Patut digaris bawahi bahwa anak hasil bayi tabung tidaklah berbeda dengan anak lain yang lahir dari proses hubungan seksual biasa. Menurut berbagai penelitian, anak bayi tabung memiliki kemampuan fisik dan psikis yang setara dengan anak-anak lain. 2. Siapa yang Memerlukan Bayi Tabung Bayi tabung adalah metode untuk membantu orang tua yang menghendaki keturunan tapi memiliki hambatan. Biaya bayi tabung terbilang Cukup Mahal. Karena itu, dokter menyarankan pemeriksaan terlebih dahulu untuk menentukan seberapa besar peluang kehamilan dengan hubungan seksual sebelum merekomendasikan bayi tabung. Dokter pun bisa menyarankan penanganan masalah tersebut lebih dulu untuk melihat hasilnya. Bila ternyata penanganan tidak berhasil, barulah bayi tabung dapat menjadi opsi. 3 Berikut kondisi pasangan suami istri yang umumnya memerlukan bayi tabung: * Suami tidak menghasilkan sperma, sperma kurang berkualitas, atau gerak sperma untuk mencapai sel telur buruk (motilitas). * Istri mengalami masalah kesuburan. * Istri memiliki cadangan ovarium rendah, yang berarti sedikit sel telur dengan kualitas baik. * Istri mengalami masalah struktural reproduksi, yang paling sering saluran tuba tersumbat. * Istri ada gangguan jaringan rahim yang menyebabkan infertilitas. * Suami, istri, atau keduanya didiagnosis tidak subur tanpa penyebab yang jelas. * Istri berulang kali mengalami keguguran. * Istri memiliki gangguan hormon sindrom polikistik ovarium yang menyebabkan ovarium membesar dengan kista kecil di bagian luar. 3.Tujuan Program Bayi Tabung Tujuan program bayi tabung yang paling utama adalah menghasilkan bayi yang sehat dan terhindar dari komplikasi medis baik pada bayi maupun ibunya. Bagi ibu yang hendak hamil dengan cara natural, ia harus memiliki sel telur yang berkualitas, berovulasi, dan mendapatkan sperma yang juga berkualitas saat masa subur. Bagi pasangan suami-istri yang memiliki hambatan untuk menjalani proses tersebut, program bayi tabung menjadi salah satu pilihan yang bisa diambil. 4. Peringatan dan Larangan Bayi Tabung. Prosedur bayi tabung tidak direkomendasikan pada wanita dengan gangguan kesehatan berikut: Sindrom Marfan Gagal jantung stadium lanjut Hipertensi pulmonal Sindrom Eisenmenger Koarktasio aorta 4 Pasangan suami istri dapat menjalani program bayi tabung jika kedua belah pihak sudah siap secara fisik dan mental. Namun, biasanya dibutuhkan lebih dari sekali tindakan (siklus) percobaan agar bayi tabung bisa sukses. Penting untuk diketahui, bertambahnya usia wanita dapat menurunkan peluang keberhasilan program bayi tabung dan berisiko menimbulkan kelainan kromosom pada janin. Berat badan berlebih dan gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, juga berisiko menurunkan peluang keberhasilan bayi tabung. 5.Sebelum Bayi Tabung Sebelum menjalani prosedur bayi tabung, ada serangkaian tes yang akan dilakukan oleh dokter yaitu sebagai berikut. a. Ovarian reserve testing Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan kualitas sel telur dengan mengukur kadar follicle-stimulating hormone (FSH), anti-mullerian hormone (AMH), dan hormon estrogen pada awal siklus menstruasi. Bila diperlukan, dokter juga akan menjalankan USG panggul. b. Pemeriksaan penyakit infeksi menular Dokter akan melakukan pemeriksaan atau skrining kepada pasien dan pasangannya jika terdapat infeksi menular. Contohnya seperti HIV atau hepatitis c. Pemeriksaan dinding rahim Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan khusus ke dalam rahim melalui leher rahim, lalu dilanjutkan dengan USG untuk mendapatkan gambaran rongga rahim (sonohisterografi). Pemeriksaan dinding rahim juga bisa dilakukan dengan memasukkan selang lentur berkamera ke rahim melalui vagina (histeroskopi). 5 d. Percobaan pemindahan embrio tiruan Prosedur ini bertujuan untuk melihat ketebalan rongga rahim dan mencari teknik yang paling sesuai saat pengerjaan bayi tabung. e. Tes sperma Tes ini dilakukan untuk mengetahui jumlah, bentuk, dan kualitas sperma yang dimiliki pasien. 6. Prosedur Bayi Tabung Prosedur bayi tabung terdiri dari lima tahap yaitu induksi ovulasi, pengaimbilan telur, pengambilan sperma, pembuahan, dan transfer embrio. Berikut adalah penjelasannya. a.Induksi ovulasi Induksi ovulasi adalah pemberian hormon sintetis dan obat-obatan, contohnya seperti: Follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), atau kombinasi keduanya untuk merangsang indung telur (ovarium). Human chorionic gonadotropin (hCG), umumnya diberikan 8–14 hari setelah suntikan perangsang ovarium, untuk membantu proses pematangan sel telur jika sel telur sudah siap untuk diambil. Obat penekan ovulasi prematur, untuk mencegah sel telur lepas terlalu cepat dari indung telur. Hormon progesteron sintetik yang diberikan pada hari pengambilan sel telur, untuk mempersiapkan dinding rahim menjadi tempat penempelan embrio. 6 Induksi ovulasi umumnya memerlukan waktu 1–2 minggu sebelum sel telur dapat diambil. Selama proses ini, pasien juga akan menjalani USG transvaginal untuk memastikan sel telur tumbuh, serta tes darah guna memastikan hormon estrogen dan progesteron dalam kadar yang tepat. Dokter dapat menunda proses bayi tabung jika pertumbuhan sel telur rendah, terlalu tinggi, atau bila terjadi ovulasi prematur. Selanjutnya, dokter akan mengulang proses ini dengan mengganti dosis hormon yang diberikan. b.Pengambilan telur Proses pengambilan telur dilakukan 34–36 jam setelah suntikan hormon terakhir dan sebelum ovulasi. Sebelum prosedur ini dilakukan, pasien akan diberikan suntikan obat penenang dan antinyeri untuk mengurangi sakit yang muncul selama proses pengambilan telur berlangsung. Berikut adalah tahapan dalam proses pengambilan telur: Sel telur akan diambil dari rahim menggunakan jarum kecil dengan panduan USG transvaginal. Jika tidak memungkinkan, dokter dapat membuat sayatan sebesar lubang kunci di dinding perut dan memasukkan jarum kecil dengan bantuan USG di perut. Beberapa sel telur akan disedot melalui jarum tersebut selama kurang lebih 20 menit. Telur yang sudah matang akan disimpan di wadah inkubasi yang berisi cairan khusus untuk dibuahi sperma. c.Pengambilan sperma Untuk mengambil sampel sperma, dokter akan meminta pasien pria melakukan masturbasi. Cara lain yang dapat dilakukan adalah mengambil sampel sperma langsung dari testis dengan menggunakan jarum. 7 d.Pembuahan Proses pembuahan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut. Inseminasi Proses ini dilakukan dengan mencampur sperma dan sel telur yang sehat dalam waktu semalaman hingga menjadi embrio. Intracytoplasmic sperm injection (ICSI) ICSI dilakukan dengan menyuntikkan satu sperma sehat ke masing-masing sel telur. ICSI umumnya dilakukan ketika kualitas sperma buruk atau bila proses pembuahan dengan cara inseminasi gagal dilakukan. Perlu diingat bahwa tidak semua embrio dapat bertahan setelah proses pembuahan terjadi. e.Transfer Embrio Tahap terakhir ini dilakukan 3–5 hari setelah proses pengambilan telur, yaitu ketika embrio sudah mulai berkembang. Namun, sebelum embrio dipindahkan ke dalam rahim, dokter akan memeriksa apakah terdapat kelainan kromosom atau penyakit tertentu. Beberapa tahapan yang dilakukan dokter dalam proses transfer embrio adalah: 1. Memberikan penenang atau bius ringan untuk meredakan nyeri 2. Memasukkan selang fleksibel (kateter) ke dalam rahim melalui vagina 3. Menyuntikkan satu atau beberapa embrio ke dalam rahim melalui kateter Proses ini dinyatakan berhasil jika embrio tertanam di dinding rahim dalam waktu 6–10 hari setelah embrio ditransfer. Jika calon ibu mengalami kondisi tertentu dan transfer embrio perlu ditunda, dokter akan menyarankan agar embrio dibekukan terlebih dahulu. 8 7.Setelah Bayi Tabung Beberapa hal yang harus diperhatikan setelah menjalani proses bayi tabung adalah: Pasien yang sudah menjalani prosedur bayi tabung bisa beraktivitas kembali. Namun, hindari aktivitas yang berat karena dapat memicu rasa tidak nyaman pada rahim. Setelah transfer embrio, cairan bening atau darah mungkin akan keluar dari vagina. Pasien juga bisa mengalami gejala seperti sembelit, kram perut, dan perut kembung. Selain itu, payudara pasien mungkin akan terasa nyeri akibat tingginya kadar hormon estrogen. Dokter akan memberikan hormon progesteron sintetis dalam bentuk suntik atau pil, untuk digunakan sampai 8–10 hari setelah transfer embrio. Obat ini berguna untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan embrio di rahim. Pasien perlu ke dokter bila mengalami demam, nyeri panggul, perdarahan berat dari vagina, atau terdapat darah dalam urine. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi, sindrom hiperstimulasi ovarium, atau indung telur terpuntir (torsi ovarium) Sekitar 12–14 hari setelah transfer embrio, pasien disarankan datang ke rumah sakit atau klinik untuk memeriksakan kehamilan. Bila terjadi kehamilan, dokter akan menyarankan penggunaan hormon sintetis dilanjutkan sampai 8–12 minggu. Dokter juga akan menyarankan pasien agar menjalani kontrol kehamilan rutin. Jika hasil bayi tabung negatif, dokter akan meminta pasien untuk menghentikan penggunaan hormon progesteron. Pasien biasanya akan mengalami haid dalam 1 minggu. Jika tidak menstruasi, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter. 9 8.Faktor Penentu Keberhasilan Bayi Tabung. Program bayi tabung tidak selalu berhasil dan tepat untuk mengatasi masalah ketidaksuburan. Namun program ini memiliki tingkat keberhasilan yang baik. Terdapat banyak variabel yang menjadi faktor penentu keberhasilan program ini, antara lain: Masalah yang melatari infertilitas Usia istri Kualitas dan kuantitas sel telur Kualitas dan kuantitas sel sperma Kondisi kesehatan reproduksi Kualitas embrio yang dihasilkan 9.Komplikasi atau Efek Samping Bayi Tabung. Berikut ini adalah beberapa komplikasi atau efek samping yang mungkin terjadi pada prosedur bayi tabung: Kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah Sindrom hiperstimulasi ovarium, akibat suntik obat kesuburan, seperti human chorionic gonadotropin (hCG) Kehamilan ektopik, yaitu kehamilan di luar rahim, seperti di tuba falopi Kelainan kromosom pada bayi Kehamilan kembar Keguguran Stres, yang bisa disebabkan oleh terkurasnya waktu, tenaga, dan uang 10 B. Pandangan gereja Katolik 1. Martabat Embrio Gereja Katolik mengajarkan bahwa kehidupan manusia dimulai sejak pembuahan. Setiap embrio dianggap sebagai kehidupan manusia yang harus dihormati dan dilindungi. Dalam proses IVF, sering kali dihasilkan lebih banyak embrio daripada yang dibutuhkan. Embrio-embrio yang tidak digunakan biasanya dibekukan, dihancurkan, atau digunakan untuk penelitian. Gereja menolak praktik ini karena dianggap tidak menghormati martabat kehidupan manusia. 2. Prokreasi dalam Perkawinan Gereja menekankan bahwa prokreasi harus terjadi dalam konteks hubungan suami-istri yang sah. Proses IVF memisahkan pembuahan dari hubungan suami- istri, yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Gereja tentang kesucian perkawinan. Gereja percaya bahwa tindakan provokasi harus menjadi hasil dari tindakan kasih antara suami dan istri, bukan melalui intervensi teknologi. 3. Metode Pengambilan Sperma Pengambilan sperma untuk IVF biasanya dilakukan melalui masturbasi, yang dianggap sebagai tindakan dosa dalam ajaran Katolik. Gereja mengajarkan bahwa tindakan seksual harus terjadi dalam konteks perkawinan dan harus terbuka terhadap kemungkinan prokreasi. 11 4. Alternatif yang Diterima Gereja mendorong pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil agar mencari alternatif yang sesuai dengan ajaran moral Katolik. Beberapa alternatif yang diterima termasuk: Adopsi: Gereja sangat mendukung adopsi sebagai cara untuk memberikan kasih sayang dan rumah bagi anak-anak yang membutuhkan. Metode Alami: Pasangan dapat menggunakan metode alami untuk meningkatkan kesuburan, seperti Metode Ovulasi Billings atau Metode Simpto-Termal, yang sesuai dengan ajaran moral Katolik. 5. Dokumen Gereja Pandangan Gereja Katolik mengenai IVF dan teknologi reproduksi lainnya dijelaskan dalam beberapa dokumen resmi, termasuk: Donum Vitae (1987): Dokumen ini menegaskan bahwa setiap tindakan medis harus menghormati martabat manusia dan bahwa prokreasi harus terjadi dalam konteks perkawinan. Evangelium Vitae (1995): Ensiklik ini menekankan pentingnya menghormati kehidupan manusia sejak konsepsi hingga kematian alami. 6. Konseling Pastoral Gereja juga menyediakan konseling pastoral bagi pasangan yang mengalami kesulitan untuk hamil. Konseling ini bertujuan untuk memberikan dukungan emosional dan spiritual, serta membantu pasangan menemukan solusi yang sesuai dengan ajaran moral Katolik. 7. Kesimpulan Secara keseluruhan, Gereja Katolik tidak mendukung penggunaan teknologi bayi tabung karena berbagai alasan etis dan moral yang berkaitan dengan martabat manusia, kesucian perkawinan, dan perlindungan kehidupan sejak konsepsi. Gereja mendorong pasangan untuk mencari alternatif yang sesuai dengan ajaran moral Katolik dan menyediakan dukungan pastoral untuk membantu mereka dalam perjalanan ini. 12 Bab III Refleksi Kelompok Program bayi tabung, atau fertilisasi in vitro (IVF), pada katolik sering menimbulkan berbagai pandangan dan refleksi. Dari sudut pandang moral dan etika, gereja Katolik mengajarkan bahwa kehidupan manusia dimulai sejak saat pembuahan. Oleh karena itu, setiap tindakan yang mengancam atau merusak embrio dianggap bertentangan dengan ajaran Gereja. IVF sering melibatkan pembuahan beberapa embrio, yang sebagian mungkin tidak dikembangkan lebih lanjut atau dibekukan, menimbulkan kekhawatiran mengenai perlakuan terhadap kehidupan embrio ini. Dalam katolik terdapat alternatif lain seperti adopsi sebagai cara untuk membangun keluarga bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan keturunan. Adopsi dianggap sesuai dengan nilai-nilai Katolik dalam hal memberikan kasih sayang kepada anak-anak yang membutuhkan rumah. Meskipun ada ketidaksepakatan mengenai metode seperti IVF, banyak individu Katolik yang tetap berusaha untuk memahami dan mendukung pasangan yang menghadapi masalah kesuburan. Konseling pastoral dan dukungan dari komunitas sering kali memainkan peran penting dalam membantu pasangan mengatasi tantangan ini. Mengingat bahwa IVF melibatkan pembuahan dan pemilihan embrio, kami mungkin perlu mengevaluasi bagaimana kami memandang nilai kehidupan sejak pembuahan. 13 Daftar Pustaka https://news.detik.com/berita/d-4950318/kasus-bayi-tabung-ma-vonis-3-dokter-di- rs-di-menteng-tak-langgar-etik https://www.bbc.com/indonesia/majalah-59248545 https://pdfcoffee.com/contoh-kasus-bayi-tabung-pdf-free.html https://www.halodoc.com/kesehatan/bayi-tabung http://repository.iainkudus.ac.id/2912/5/05%20BAB%20II.pdf https://tirto.id/apa-itu-bayi-tabung-dan-bagaimana-prosesnya-gMYd https://www.katolisitas.org/unit/pandangan-gereja-katolik-tentang-manusia-tubuh- dan-jiwa-atau-tubuh-jiwa-dan-roh/ 14

Use Quizgecko on...
Browser
Browser