Panduan Tugas Kelompok (PDF)

Summary

Ini merupakan dokumen berisi panduan tugas kelompok dengan beberapa poin pembahasan seperti tahapan, norma, dan kegiatan yang membentuk kelompok. Dokumen ini tidak termasuk tes atau ujian.

Full Transcript

TUGAS PEMANDU KELOMPOK STEFANUS S SANDJAJA TIGA TUGAS PEMANDU KELOMPOK Membuat dan mempertahankan kelompok, yaitu menciptakan system social. Membentuk Budaya. Artinya membentuk kelompok menjadi system social yang terapeutik atau bersifat menyembuhkan. Membentuk Norma berdasar harapan anggo...

TUGAS PEMANDU KELOMPOK STEFANUS S SANDJAJA TIGA TUGAS PEMANDU KELOMPOK Membuat dan mempertahankan kelompok, yaitu menciptakan system social. Membentuk Budaya. Artinya membentuk kelompok menjadi system social yang terapeutik atau bersifat menyembuhkan. Membentuk Norma berdasar harapan anggota terhadap kelompok maupun pengarahan langsung dan tidak langsung dari konselor. MEMBUAT DAN MEMPERTAHANKAN KELOMPOK 1. Wawancara dengan calon anggota 2. Melakukan seleksi calon anggota dengan tepat 3. Menjadi penjaga gawang, artinya mempertahankan supaya anggota tetap hadir dan mengikuti pertemuan kelompok. 4. Mengenal hal – hal yang dapat mempengaruhi kohesivitas atau kesatuan kelompok, seperti kelambatan, absen, subgrouping dan pengkambinghitaman. DUA TUGAS UTAMA DALAM MEMBENTUK BUDAYA A. Menumbuhkan norma – norma yang dipakai sebagai pedoman interaksi kelompok B. Membawa kelompok dari satu factor kuratif ke factor kuratif lainnya MEMBENTUK BUDAYA SECARA RINCI 1. Kebebasan setiap anggota untuk mengemukakan apa yang dipikirkan ataupun dirasakan 2. Kejujuran dan spontanitas 3. Peran serta aktif seluruh anggota 4. Menerima anggota yang lain tanpa penilaian 5. Membuka diri pada tingkat tinggi 6. Ketidakpuasan anggota dengan pola perilaku saat ini 7. Keinginan besar untuk berubah MEMBENTUK NORMA (KONSELOR SEBAGAI PAKAR TEKNIS) Konselor sebagai Pakar Teknis dapat memberi petunjuk secara verbal maupun non verbal (mengangguk – angguk, tersenyum, mengernyitkan dahi, dll) 1. Memberi instruksi langsung untuk kelompok 2. Memberi petunjuk – petunjuk bagi anggota untuk berinteraksi satu sama lain 3. Memberi reinforcemen social untuk mendukung perilaku anggota yang telah banyak berubah MEMBENTUK NORMA (KONSELOR SBG PESERTA PENETAP-MODEL) Perilaku konselor dipakai sebagai contoh / model dalam kelompok 1. Penerimaan tanpa penilaian 2. Ketulusan dalam kesediaan menolong 3. Empati yang akurat 4. Spontanitas dalam bereaksi 5. Memberi komentar proses 6. Keterusterangan konselor terhadap anggota kelompok 7. Kepekaan waktu dalam mengenal suasana emosi kelompok dan pemberian komentar proses TAHAP – TAHAP DALAM KONSELING KELOMPOK Stefanus Soejanto Sandjaja Ada empat tahap utama dalam konseling kelompok, yaitu tahap persiapan, tahap transisi, tahap kerja kelompok dan terminasi. A. Tahap Persiapan Konselor perlu mempersiapkan terbentuknya kelompok. 1. Konselor menerangkan kepada calon klien tentang konseling kelompok, terutama tentang tanggung jawab konselor dan tanggung jawab klien. 2. Pemimpin atau konselor menjelaskan mengenai proses kelompok, yaitu konselor perlu mendorong klien untuk menerima tanggung jawab untuk berperan serta secara aktif di dalam kelompok. 3. Konselor melakukan pembinaan harapan, yaitu dipupuk harapan bahwa kelompok dapat menolong calon klien. 4. Jelaskan jumlah anggota yang diperkirakan akan bergabung serta sifat kelompoknya tertutup(anggotanya tetap selama proses konseling kelompok berlangsung) atau terbuka (setiap saat kelompok dapat menerima anggota baru). 5. Konselor menjelaskan mengenai seleksi anggota kelompok, yaitu apakah bedasarkan umur, jenis kelamin, atau masalah yang sama. 6. Jelaskan tentang waktu pertemuan, yaitu hari apa, mulai dan selesai pukul berapa, lamanya pertemuan serta tempat pertemuan. Lamanya waktu untuk proses konseling dapat dirundingkan Bersama antara konselor dengan anggota. Setelah kelompok terbentuk, konselor dapat melanjutkan ke langkah selanjutnya; yaitu perkenalan, agenda, norma kelompok serta penggalian ide dan perasaan. a. Perkenalan, yaitu konselor memperkenalkan setiap anggota 1. Konselor meminta masing – masing anggota menyebutkan nama, pendidikan, pekerjaan, alamat, hobby dll. 2. Alternatif lain, konselor menyebutkan nama masing – masing anggota kelompok. 3. Cara lain adalah peserta diminta untuk menanyakan identitas anggota lain di sebelah kanannya, kemudian yang bertanya tadi memperkenalkan anggota di sebelah kanannya tadi. 4. Berkenalan perpasangan, yaitu anggota A dan B berpasangan; kemudian A memperkenalkan B dan sebaliknya B memperkenalkan A. b. Agenda adalah tujuan yang akan dicapai di dalam kelompok. Konselor minta kepada setiap anggota untuk menceritakan ketidakpuasan yang selama ini dialami dalam perilaku yang nyata dan perubahan nyata yang ingin dicapai setelah kelompok berakhir. Ketidakpuasan dapat dinyatakan dalam bentuk skala, misal 1 s/d 9; 1 artinya tidak puas dan 9 artinya sangat puas serta 5 cukup puas. Selain itu ada agenda jangka pendek (tujuan untuk setiap pertemuan) dan agenda jangka panjang (tujuan yang ingin dicapai setelah kelompok selesai). c. Norma Kelompok yaitu azas dan aturan – aturan dalam konseling kelompok. 1. Konselor mengemukakan azas kerahasiaan 2. Kehadiran dan absensi, yaitu diharapkan semua anggota hadir dalam setiap pertemuan. Bila tidak hadir untuk memberitahu konselor. 3. Konselor membina suasana positif dalam kelompok, misal aturan main dalam memberikan umpan balik demi kepentingan anggota lain, bukan untuk kepuasan diri sendiri (memberi kritik untuk memenuhi dorongan agresivitas diri sendiri) dan mementingkan pemberian penghargaan kepada apa yang telah dilakukan oleh anggota lain. RUBRIK PENILAIAN MICRO SKILL KONSELING KELOMPOK Nama Mahasiswa : _____________________ NIM : __________________ Nama Supervisor : _____________________ Tanggal : __________________ No. Aspek Yang Dinilai Baik Cukup Kurang A. TAHAP PERSIAPAN A. I Mempersiapkan terbentuknya kelompok 1. Menerangkan apa itu konseling kelompok, tujuan dan manfaanya serta tanggungjawab konselor dan klien. 2. Menjelaskan agar klien menerima tanggung jawabnya untuk berperan serta secara aktif di dalam kelompok. 3. Konselor melakukan pembinaan harapan, yaitu memupuk harapan bahwa kelompok dapat menolong calon klien. 4. Menjelaskan jumlah anggota yang diperkirakan akan bergabung serta sifat kelompoknya tertutup atau terbuka. 5. Konselor menjelaskan mengenai dasar seleksi anggota kelompok 6. Menjelaskan mengenai waktu dan lamanya pertemuan A. II Keterampilan konselor memimpin perkenalan anggota A. III Keterampilan konselor menetapkan agenda 1. Keterampilan untuk meminta klien menceritakan ketidakpuasan yang selama ini dialami dalam perilaku yang nyata dan perubahan nyata yang ingin dicapai setelah kelompok berakhir. 2. Keterampilan menyatakan ketidakpuasan dalam bentuk skala 3. Keterampilan menetapkan agenda jangka pendek maupun jangka Panjang A. IV Keterampilan membangun norma kelompok 1. Keterampilan konselor mengemukakan azas kerahasiaan 2. Keterampilan menjelaskan mengenai kehadiran, absensi dan peraturannya 3. Keterampilan konselor membina suasana positif dalam kelompok (cara memberi umpan balik dan lebih mementingkan memberikan penghargaan) TAHAP – TAHAP DALAM KONSELING KELOMPOK Stefanus Soejanto Sandjaja Ada empat tahap utama dalam konseling kelompok, yaitu tahap persiapan, tahap transisi, tahap kerja kelompok dan terminasi. A. Penggalian ide dan perasaan adalah tugas konselor untuk menggali ide – ide maupun perasaan – perasaan yang muncul dalam diri anggota sebelum pertemuan pertama berakhir. Untuk menjaga rasa positif anggota terhadap kelompok, konselor perlu memberi kesempatan kepada anggota untuk mengekspresikan perasaan yang masih mengganjal. RUBRIK PENILAIAN MICRO SKILL KONSELING KELOMPOK Nama Mahasiswa : _____________________ NIM : __________________ Nama Supervisor : _____________________ Tanggal : __________________ No. Aspek Yang Dinilai Baik Cukup Kurang A. TAHAP PERSIAPAN A. V Keterampilan konselor menggali ide dan perasaan 1. Keterampilan konselor untuk menggali ide – ide / gagasan dari peserta konseling kelompok 2. Keterampilan konselor untuk memberi kesempatan kepada anggota agar mengekspresikan perasaan yang masih mengganjal. TAHAP – TAHAP DALAM KONSELING KELOMPOK Stefanus Soejanto Sandjaja Ada empat tahap utama dalam konseling kelompok, yaitu tahap persiapan, tahap transisi, tahap kerja kelompok dan terminasi. A. Tahap Transisi artinya adalah peralihan antara awal konseling dengan konseling sesungguhnya. Ada tanda – tanda klien menjadi tegang dan mengalami resistensi atau rasa enggan untuk harus membuka diri. Ada tiga keterampilan konselor yang dibutuhkan dalam menghadapi tahap transisi dengan lancar dan efektif. Ketiga keterampilan ini sangat perlu dikuasai oleh konselor agar kelompok tidak bubar sebelum konseling kelompok yang sesungguhnya dimulai dan untuk menjaga kohesivitas kelompok serta mencegah klien melakukan resistensi pasif seperti sering tidak hadir atau kalau hadir, klien diam saja. 1. Kepekaan waktu, yaitu sensitivitas konselor terhadap ketepatan antara intervensi dengan waktu. Konselor harus peka kapan melakukan konfrontasi terhadap anggota dan kapan harus memberikan dukungan. Konselor perlu peka terhadap kebutuhan anggota atau klien saat itu. Bila terjadi ketegangan dalam kelompok, konselor perlu mengkomunikasikan hasil observasinya ini pada saat yang tepat. 2. Observasi pola perilaku, yaitu konselor memerhatikan dengan cermat dan akurat pola perilaku klien atau anggota di dalam kelompok. Beberapa pola perilaku tersebut adalah klien yang selalu menyita waktu, klien yang sangat pasif, klien yang selalu mencela, klien yang selalu merasa bersalah, dll. Konselor perlu mengkomunikasikan hasil observasinya dengan akurat disertai data kongkret agar klien merasakan manfaat yang besar. 3. Pengenalan suasana emosi, yaitu konselor mengenal suasana emosi klien di dalam kelompok melalui reaksi konselor terhadap suasana kelompok. Jadi reaksi emosi konselor dapat menjadi indicator suasana emosi kelompok. RUBRIK PENILAIAN MICRO SKILL KONSELING KELOMPOK Nama Mahasiswa : _____________________ NIM : __________________ Nama Supervisor : _____________________ Tanggal : __________________ No. Aspek Yang Dinilai Baik Cukup Kurang A. TAHAP PERSIAPAN A. TAHAP TRANSISI 1. Kepekaan waktu, yaitu sensitivitas konselor terhadap ketepatan antara intervensi dengan waktu. 1.a. Kepekaan konselor dalam melakukan konfrontasi terhadap anggota atau kapan harus memberikan dukungan. 2.a. Keterampilan konselor dalam mengkomunikasikan hasil observasinya saat terjadi ketegangan dalam kelompok pada saat yang tepat. 2. Observasi pola perilaku, yaitu konselor memerhatikan dengan cermat dan akurat pola perilaku klien atau anggota di dalam kelompok (missal klien yang selalu menyita waktu, klien yang sangat pasif, klien yang selalu mencela, klien yang selalu merasa bersalah, dll.) Keterampilan konselor dalam mengkomunikasikan hasil observasinya dengan akurat disertai data kongkret agar klien merasakan manfaat yang besar. 3. Pengenalan suasana emosi, yaitu konselor mengenal suasana emosi klien di dalam kelompok. Keterampilan konselor mengekspresikan reaksi emosinya terhadap suasana kelompok.

Use Quizgecko on...
Browser
Browser