Administrasi Pendidikan PDF
Document Details
Uploaded by AvidSelenite
2016
Dr. Rosmiaty Azis, M.Pd.I
Tags
Related
Summary
This book, "Pengantar Administrasi Pendidikan," explores the concept and components of educational administration. Written for students and educators, it's a guide for achieving efficiency and effectiveness in educational processes.
Full Transcript
Dr. Rosmiaty Azis, M.Pd.I. Pengantar ADMINISTRASI Pendidikan Pengantar ADMINISTRASI PENDIDIKAN Dr. Rosmiaty Azis, M.Pd.I. PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN ©Penulis Penulis: Dr. Rosmiaty Azis, M.Pd.I. Editor: Baharuddin Penata Letak & Desain Sampul: Takdir Ojay Diterbitkan pertama...
Dr. Rosmiaty Azis, M.Pd.I. Pengantar ADMINISTRASI Pendidikan Pengantar ADMINISTRASI PENDIDIKAN Dr. Rosmiaty Azis, M.Pd.I. PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN ©Penulis Penulis: Dr. Rosmiaty Azis, M.Pd.I. Editor: Baharuddin Penata Letak & Desain Sampul: Takdir Ojay Diterbitkan pertama kali dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit SIBUKU Februari 2016 Cetakan Pertama, Februari 2016 ISBN 978-602-6233-73-8 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Perpustakaan Nasional; Katalog Dalam Terbitan (KDT) Dr. Rosmiaty Azis, M.Pd.I. – Yogyakarta, 2016 viii + 162 hlm. : 15.5 x 23 cm. Penerbit Sibuku Ngringinan, Palbapang, Bantul, Yogyakarta (55713) [email protected] www.sibuku.com KATA PENGANTAR بسم هللا الرحمن الرحيم الحمدهللا رب العالمين وبه نستعين على امور الدنيا و الدين والصالة والسالم على اشرف األنبياء والمرسلين و على اله وأصحابه أجمعين Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., dengan nikmat rahmat, hidayat dan inayah-Nya yang senantiasa melimpah, sehingga upaya ilmiah dalam bentuk buku dengan judul “Pengantar Administrasi Pendidikan,” dapat tersusun dengan baik sebagaimana yang ada di hadapan pembaca. Salam dan salawat atas Rasulullah saw., sebagai suri tauladan sejati bagi umat manusia dalam melakoni hidup yang lebih sempurna, dan menjadi reference spiritualitas dalam mengemban misi khalifah. Penulis menyadari penuh dengan segala keterbatasan, namun kehadiran buku ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi dalam kajian Administrasi Pendidikan di dalam dunia akademik di Indonesia, sehingga keberadaan buku ini diharapkan menjadi salah satu rujukan dalam bidang ilmu pendidikan. Buku ini merupakan obsesi akademik penulis. Obsesi yang begitu besar agar buku ini dapat menjadi salah satu referensi bacaan baik mahasiswa maupun dosen dalam melaksanakan iii perkuliahan yang aktif dan efektif pada Jurusan Ilmu Pendidikan, dan khususnya, referensi akademik bagi para calon guru dan administrator pendidikan. Mempertajam, mengembangkan dan meningkatkan kualitas keilmuan dalam bidang administrasi pendidikan di Indonesia. Penulis berharap kritik dan masukan dari segenap pembaca dan mudah-mudahan kehadiran buku ini bermanfaat bagi semua pembacanya dan mendapatkan ridha Allah. Amin. Gowa, Februari 2016 Penulis iv DAFTAR ISI Kata Pengantar ~ iii Daftar Isi ~ v 1 Konsep Administrasi Pendidikan ~ 1 A. Pengertian Administrasi Pendidikan ~ 1 B. Dasar dan Tujuan Administrasi ~ 4 C. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan ~ 11 2 Komponen-Komponen Administrasi Pendidikan ~ 15 A. Pendahuluan ~ 15 B. Komponen-komponen Administrasi Pendidikan ~ 16 C. Aturan, Mekanisme, dan Tata Kerja Administrasi Pendidikan ~ 22 3 Supervisi Pendidikan ~ 31 A. Prinsip-prinsip Supervisi ~ 33 B. Tujuan Supervisi Pendidikan ~ 36 C. Fungsi Supervisi Pendidikan ~ 37 4 Pengawas Sekolah ~ 39 A. Pendahuluan ~ 39 B. Hakekat Pengawas Sekolah ~ 40 C. Tujuan Pengawas Sebagai supervisi ~ 40 v D. Jenis-Jenis Kegiatan Supervisi ~ 43 E. Cara Melaksanakan Supervisi ~ 45 F. Pengawas Organisasional dan Pengawasan Operasional ~ 48 5 Manajemen Perencanaan Operasional ~ 53 A. Pengertian Manajemen ~ 53 B. Perencanaan operasional ~ 55 C. Langkah-Langkah Perencanaan ~ 56 6 Moral Kerja dan Produktivitas Kerja ~ 63 A. Moral Kerja ~ 63 B. Produktivitas Kerja ~ 67 7 Administrasi Pendidikan Suatu Pendidikan ~ 71 A. Landasan Pemikiran ~ 71 B. Konsep Administrasi Pendidikan ~ 74 C. Pendekatan Perspektif Terpadu ~ 76 D. Pola Dasar Pengadministrasian Pendidikan ~ 77 8 Manajemen Pendidikan ~ 81 A. Pengertian Manajemen dan Manajemen Pendidikan ~ 81 B. Prinsip-Prinsip dan Fungsi Manajemen ~ 85 9 Organisasi Pendidikan ~ 91 A. Pengertian Organisasi ~ 91 B. Fondasi-Fondasi Organisasi ~ 93 C. Proses Pengorganisasian ~ 97 D. Hierarki Organisasi ~ 97 E. Jenis-Jenis Organisasi ~ 98 F. Objek, Strategi, dan Taktik dalam Organisasi ~ 99 G. Dinamika Organisasi ~ 100 H. Kekuasaan dalam Organisasi ~ 102 10 Administrasi Pendidikan Dan Praktek ~ 103 A. Dasar dan Tujuan Pendidikan ~ 103 B. Penilaian Pendidikan ~ 107 C. Proses Pendidikan dalam Sistem Administrasi ~ 110 D. Dalil-dalil yang Berkaitan dengan Pembahasan ~ 112 vi 11 Kurikulum ~ 115 A. Kurikulum ~ 115 B. Strategi belajar mengajar ~ 123 C. Bimbingan dan penyuluhan ~ 126 D. Fasilitas Pendidikan ~ 127 E. Organisasi pendidikan ~ 127 F. Ayat dan Hadits ~ 133 12 Kebijakan Pendidikan ~ 135 A. Karakteristik Kebijakan Pendidikan ~ 135 B. Kebijakan Pendidikan di Indonesia ~ 143 13 Monitoring dan Evaluasi ~ 147 A. Konsep Monitoring ~ 147 B. Konsep evaluasi ~ 150 C. Persamaan dan perbedaan monitoring dan evaluasi ~ 154 Daftar Pustaka ~ 157 Tentang Penulis ~ 161 vii 1 KONSEP ADMINISTRASI PENDIDIKAN A. Pengertian Administrasi Pendidikan Administrasi pendidikan merupakan perpaduan dari dua kata yakni “administrasi” dan “pendidikan” yang masing-masing dari kata tersebut memiliki arti tersendiri, tetapi bila dirangkaikan membentuk arti baru. Pada hakikatnya, administrasi pendidikan merupakan penerapan ilmu administrasi dalam dunia pendidikan atau pembinaan, pengembangan, dan pengendalian usaha praktek-praktek pendidikan.1 Berdasarkan etimologis, “administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri dari “Ad” dan “ministro”. “Ad” mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti “melayani”. Secara bebas dapat diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu.2 Di bawah ini ada beberapa pendapat mengenai pengertian administrasi pendidikan yaitu sebagai berikut: 1 Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Cet I; Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), h. 11. 2 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan (Cet. III; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 1. 1 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN Pertama, Hadari Nawawi mengatakan, “administrasi pen- didikan adalah rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang di selenggarakan dalam lingkungan tertentu, terutama dalam lembaga pendidikan formal”.3 Selanjutnya dikatakan, ada perbedaan antara administrasi pendidikan dan kegiatan operasional kependidikan. Kegiatan operasional kependidikan adalah kegiatan-kegiatan teknis edukatif, seperti kegiatan belajar mengajar, bimbingan dan penyuluhan dan sebagainya. Sedangkan administrasi pendidikan menyangkut kemampuan mengendalikan kegiatan operasional agar secara serentak bergerak dan terarah pada pencapaian tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan itu adalah mengusahakan terwujudnya efesiensi dan efektivitas yang tinggi. Kedua, Engkoswara mengatakan, “Administrasi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari penataan sumber daya manusia yaitu, kurikulum dan fasilitas untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan penciptaan suasana yang baik bagi manusia dalam mencapai tujuan pendidikan.4 Selanjutnya dikatakan bahwa tujuan administrasi pendidikan adalah mencapai tujuan pendidikan secara produktif, yaitu efektif dan efisien. Ukuran keberhasilan administrasi pendidikan produktivitas pendidikan, yang dapat dilihat pada produk, hasil atau efektivitas proses, suasana atau efesiensi dalam pendidikan. Dalam pencapaian produktivitas itu di perlukan suatu proses, minimal meliputi prilaku manusia berorganisasi, yang dapat dinyatakan dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atau pembinaan atas kewajiban administratif. Tugas kewajiban administratif itu dapat dikelompokkan dalam tujuh kategori yaitu: a) Program pendidikan b) Murid c) Personil d) Kantor sekolah, 3 Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, h. 11. 4 Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, h. 11. 2 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN e) Pelayanan bantuan, f) Hubungan sekolah dan masyarakat.5 Tugas kewajiaban diatas dapat dikategorikan dalam program pendidikan atau sumber belajar dan fasilitas pendidikan. Menurut Ngalim Purwanto, “Administrasi pendidikan ialah segenap proses pengarahan dan pengertian segala sesuatu, baik personal, spritual dan material, yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Selanjutnya dikatakan bahwa proses administrasi pendidikan melibatkan segenap usaha dalam proses pencapaian tujuan pendidikan itu yang diintegrasikan, diorganisasikan dan dikoordinasikan secara efektif agar semua materi yang diperlukan dapat dimanfaatkan secara efisien.6 Dari beberapa batasan di atas dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan adalah tindakan mengkoordinasikan prilaku manusia dalam pendidikan, agar semua daya yang ada dapat ditata sebaik mungkin, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif. Hal ini sehubungan di dalam QS. al- Baqarah/2:282; ….. Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu melakukan utang-piutang (bermuamalah tidak secara tunai) untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menulisnya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menulisnya dengan adil. Dan janganlah penulis enggan menulisnya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. (QS. al- 5Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, h. 12. 6Yusak Baharuddin, Administrasi Pendidikan, h. 13 3 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN Baqarah/2:282)7 Pada dasarnya yang menjadi perhatian administrasi adalah tujuan, manusia sumber, dan juga waktu. Kalau keempat unsur tersebut dibangunkan dan dilihat dari bentuk dan prilakunya, maka akan menampakkan dirinya sebagai suatu satuan sosial tertentu yang sering disebut organisasi. Bahkan dapat dinyatakan pula bahwa administrasi itu adalah sub sistem dari organisasi itu sendiri yang unsur-unsurnya terdiri dari unsur organisasi yaitu tujuan, manusia, sumber dan waktu.8 B. Dasar dan Tujuan Administrasi 1. Dasar Administrasi Administrasi akan berhasil baik apabila didasarkan atas dasar-dasar yang tepat. Dasar diartikan sebagai suatu kebenaran yang fundamental yang dapat di pergunakan sebagai landasan dan pedoman bertindak dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut ini akan dipaparkan beberapa dasar yang perlu di perhatikan agar administrator dapat mencapai sukses dalam tugasnya. Terdapat banyak dasar administrasi, antara lain: a. Prinsip efisiensi Seorang administrasi akan berhasil dalam tugasnya bila mana dia efisien dalam menggunakan semua sumber tenaga dana dan fasilitas yang ada. b. Prinsip Pengelolahan Administrasi akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien melalui orang-orang lain dengan jalan melakukan pekerjaan manejemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengontrol. c. Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan Jika disertai pekerjaan manejemen dan kooperatif dalam waktu yang sama, seseorang administrasi cenderung untuk 7DepertemenAgama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta Timur: CV Darus Sunnah, 2012), h. 49. 8Supandi dan Rustana Ardiwinata, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1992), h. 4. 4 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN memberikan prioritas pertama pada pekerjaan operatif, Administrator harus mampu menghindari kecenderungan negatif ini, sebab ia terlalu sibuk dengan tugas-tugas operatif, maka pekerjaan pokoknya yaitu pengelolaan akan terbengkalai. Hal ini juga merupakan ciri khas terbang tinggi atau rendahnya taraf organisasi. Makin tinggi taraf suatu organisasi maka akan dililihat dari makin banyaknya pekerjaan operatif yang harus dilakukan oleh administrator. d. Prinsip kepemimpinan yangefektif Seorang administrator yang berhasil dalam tugasnya apabila dia menggunakan gaya kepemimpinan yang efektif, yakni yang memperhatikan dimensi-dimensi hubungan antar manusia, (human relationship), dimensi pelaksanaan tugas dan di mensi situasi dan kondisi yang ada. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah saw. yang berbunyi: Artinya: “Diriwayatkan Abdullah bin Umar r.a. bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, maka ia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya”. (Disebutkan oleh Bukhari pada kitab ke-33 kitab tentang kekuasaan, bab-5 Bab Keutamaan Pemimpin yang Allah dan Hukuman bagi Pemimpin yang Zalim, serta anjuran untuk Lemah Lembut kepada Rakyat dan Larangan Memberatkan mereka)9. e. Prinsip kerjasama Seseorang administrator akan berhasil baik dalam tugasnya bila ia mampu mengembangkan kerjasama di antara orang-orang yang terlibat, baik secara horisontal maupun secara vertikal.10 9Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Kumpulan Hadis Sahih Bukhari Muslim (Al- lu’lu’walmarjan), (Cet. VI; Jawa Tengah: Insan Kamil, 2012) h. 540 10Yusak Baharuddin, Administrasi Pendidikan, (Cet I, Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), h. 17 5 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN Perlu di tambahkan bahwa ada dua asas yang dapat dipergunakan sebagai landasan kerja kegiatan administrasi pendidikan di sekolah, yaitu: asas Idiil dan asas landasan operasional. a. Asas Idiil Pelaksanaan administrasi pendidikan di suatu negara tergantung pada sistem pendidikan yang di anut oleh suatu negara. Sistem pendidikan yang dianut oleh negara Indonesia adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Karena administrasi pendidikan pada hakikatnya adalah sub sistem pendidikan secara luas, maka landasan idiil yang di pergunakan dalam kegiatan administrasi pendidikan di sekolah juga Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. b. Asas operasional/prinsip Sebagaimana telah diketahui, bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, sistem pendidikan di sekolah Indonesia telah mengalami pembaharuan. Upaya pembaharuan itu di lakukan antara lain juga untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat sekolah.11 Bentuk pembaharuan sistem pendidikan di sekolah di cantumkan dalam bentuk kurikulum 2013. Kurikulum tersebut merupakan landasan operasional dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam kurikulum 2013 sebagai landasan administrasi operasional kegiatan administrasi di sekolah adalah sebagai berikut: 1. Prinsip Fleksibilitas Penyelenggaraan pendidikan di sekolah harus memperhati- kan faktor-faktor ekosistem dan kemampuan menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pendidikan sekolah. 2. Prinsip Efisien dan Efektivitas Efisiensi tidak hanya dalam penggunaan waktu secara tepat, 11M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 14 6 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN melainkan juga dalam pendayagunaan tenaga secara optimal. 3. Prinsip berorientasi pada Tujuan Semua kegiatan pendidikan harus beriorientasi untuk mencapai tujuan. Administrasi pendidikan di sekolah merupakan komponen dalam sistem pendidikan, maka untuk menjamin tercapainya tujuan tersebut, tujuan operasional yang sudah dirumuskan harus menjadi sandaran orientasi bagi pelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah 4. Prinsip Kontinuitas Prinsip kontinuitas ini merupakan landasan operasional dalam melaksanakan kegiatan administrasi di sekolah. Karena itu, dalam tiap jenjang pendidikan harus memiliki hirarki yang saling berhubungan. 5. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup Setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang. Karena itu masyarakat ataupun pemerintah diharapkan dapat menciptakan situasi yang dapat mendukung dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan administrasi pendidikan, prinsip tersebut perlu digunakan sebagai landasan operasional.12 2. Tujuan Administrasi Pendidikan Tujuan administrasi pendidikan pada umumnya adalah agar semua kegiatan mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Dengan kata lain, administrasi yang digunakan dalam dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan sederhana. Kalimat yang sederhana ini sebetulnya mengandung makna yang mendalam karena di dalam dunia pendidikan melibatkan banyak orang yang masing-masing harus melakukan kegiatan sendiri- sendiri secara teratur, sekaligus melakukan kegiatan yang sama untuk mencapai tujuan pendidikan.13 Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Bukhari, yaitu: 12M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 15. 13Yusak Baharuddin, Administrasi Pendidikan, h. 21. 7 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN Artinya: Diriwayatkan dari Hudzaifah r.a. ia berkata, Rasulullah saw. menceritakan kepada kami dua hadis, aku menyaksikan salah satu hadis dan menunggu hadis lainnya. Rasulullah saw. telah menceritakan kepada kami, “Sesungguhnya amanah itu berada dalam setiap hati orang-orang. kemudian mereka baru mengetahui amanah tersebut dari Al-Qur’an dan al-Sunnah”. (Disebutkan oleh Bukhari pada kitab pertama (I) kitab Iman, bab ke-65 bab hilangnya amanah dan Iman dari sebagian hati dan datangnya fitnah kepada hati).14 Sergiovanni dan Carver (1975) menyebut empat tujuan administrasi yaitu: a) Efektifitas produksi; b) Efisiensi; c) Kemampuan menyesuaikan diri; dan d) Kepuasan kerja15 Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh: sekolah memiliki fungsi untk mencapai efekivias produksi, yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntunan kurikulum. Dalam mencapai tujuan tersebut harus dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu dengan menggunakan kemampuan dana, dan tenaga seminimal mungkin, tetapi memberikan hasil sebaik mungkin, sehingga lulusan tersebut dapat melanjutkan ketingkat berikutnya dan dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolahnya yang baru. Selanjutnya lulusan ini akan mencari kerja pada perusahaan yang memberi kepuasaan kerja kepada mereka. Sekolah merupakan subsistem pendidikan Nasional, maka tujuan Administrasi pendidikan yang dilaksanakan di sekolah juga bersumber pada tujuan pendidikan di Indonesia guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan Nasional tersebut. 14Bagi Muhammad Fu’ad Abdul, Kumpulan Hadits Shahih Bukhari Muslim (Al- lu’lu’wa al-Marjan), (Cet. VI; Jawa Tengah: Insan Kamil, 2012), h. 41 15M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 17. 8 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa tujuan pendidikan Nasional adalah: meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri yang turut serta bersama –sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Dalam sekolah, administrasi merupakan sub sistem dalam sistem pendidikan sekolah. Tujuan administrasi pendidikan ini adalah menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Di bawah ini terdapat beberapa contoh tujuan umum yaitu sebagai berikut: a. Tujuan umum Umum Pendidikan Sekolah Dasar (SD) adalah agar lulusan: 1) Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik. 2) Sehat jasmani dan rohani. 3) Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran, bekerja di masyarakat dan mengembangkan diri.16 b. Tujuan umum Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah agar lulusan; 1) Menjadi warga Negara yang baik sebagai manusia yang utuh, sehat, kuat, lahhir, dan batin. 2) Menguasai hasil Pendidikan umum yang merupakan kelanjutan dari pendidikan di SD. 3) Memiliki bekal untuk melanjutkan pelajaran ke sekolah lanjutan atas dan untuk tujuan ke masyarakatan.17 c. Tujuan Umum Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah agar lulusan: 1) Menjadi warga Negara yang baik sebagai manusia yang utuh, sehat, kuat, lahhir, dan batin. 2) Menguasai hasil Pendidikan umum yang merupakan kelanjutan dari pendidikan di SMP. 16Yusak Baharuddin, Administrasi Pendidikan, h. 22. 17Yusak baharuddin, Administrasi Pendidikan, h. 22. 9 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN 3) Memiliki bekal untuk melanjutkan studinya ke lembaga perguruan tinggi. 4) Memiliki bekal untuk terjun ke masyarakat dengan mengambil keterampilan untuk bekerja yang dapat dipilih oleh siswa sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat. Secara singkat, administrasi pendidikan di sekolah bertujuan menciptakan situasi yang memungkinkan anak mempunyai pengetahuan dasar yang kuat untuk melanjutkan pelajaran, mempunyai suatu kecakapan dan keterampilan khusus untuk dapat hidup sendiri dalam masyarakat, serta mempunyai sikap hidup sebagai manusia Pancasila dengan pengabdian untuk membangun masyarakat Pancasila Indonesia.18 Hal ini berkaitan dengan Q.S Al-Imran ;159. Terjemahnya: “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentulah mereka menjauh kan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka; mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membuatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah , sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada- Nya.19 Adapun tugas administrasi, tepatnya administrasi pendidikan mengupayakan agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Secara agak rinci dan kewajiban administrasi sehubungan dengan tujuan pendidikan ini dapat dikemukakan sebagai berikut: 1) Berusaha agar tujuan pendidikan tampil secara formal dengan 18M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 22. 19Depertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 72. 10 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN jalan merumuskan, menyeleksi, menjabarkan dan menetap- kan tujuan pendidikan yang akan dapat dicapai sesuai dengan lembaga atau organisasi pendidikan yang bersangkutan secara formal. 2) Menyebarluaskan dan berusaha menanamkan tujuan pendidikan itu kepada anggota lembaga, sehingga tujuan pendidikan tersebut menjadi kebutuhan dan pendorong kerja para anggota lembaga. 3) Memilih, menyeleksi, menjabarkan dan menetapkan proses berupa tindakan, kegiatan, dan pola kerja yang di- perhitungkan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 4) Mengawasi pelaksanaan proses pendidikan dan lainnya dengan memantau, memeriksa dan mengendalikan setiap kegiatan dan tindakan pada setiap tahap proses sistem. 5) Menilai hasil yang telah dicapai dan proses yang sedang atau telah berlaku, mengupayakan agar informasi tentang hasil dan proses itu menjadi umpan balik yang dapat memperbaiki proses dan hasil selanjutnya20 C. Ruang Lingkup Adminisrasi Pendidikan Bidang-bidang yang mencangkup dalam administrasi pendidikan adalah sangat banyak dan luas. Tetapi yang sangat penting dan perlu diketahui oleh para kepala sekolah dan guru- guru pada umumnya ialah sebagai berikut: a. Bidang tata usaha sekolah meliputi: 1. Organisasi dan struktur pegawai tata usaha 2. Anggaran belanja keuangan sekolah 3. Masalah kepegawaian dan personalia sekolah 4. Keuangan dan pembukuan 5. Korespondensi/surat-menyurat 6. Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, lapor- an, pengisian buku induk, rapor, dan sebagainya. b. Bidang personalia murid meliputi: 20M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 22 11 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN 1. Organisasi murid 2. Masalah kesehatan murid 3. Masalah kesejahteraan murid 4. Evaluasi kemajuan murid 5. Bimbingan dan penyuluhan bagi murid.21 c. Bidang personalia meliputi: 1. Pengangkatan dan penempatan guru 2. Organisasi personel guru 3. Masalah kepegawaian 4. Masalah kondite dan evaluasi kemajuan diri 5. Refreshing dan up-grading guru-guru d. Bidang pengawasan (supervisi) meliputi: 1. Usaha membangkitkan semangat guru-guru dan pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing. 2. Mengusahakan dan mengembangkan kerjasama yang baik antara guru, murid, dan pegawai tata usaha sekolah. 3. Mengusahakan dan membuat pedoman cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran. 4. Usaha mempertinggi mutu dan pengalaman guru-guru pada umumnya. e. Bidang pelaksanaan dan pembinaan kurikulum meliputi: 1. Berpedoman dan mengetrapkan apa yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran. 2. Melaksanakan organisasi kurikulum beserta metode- metodenya, disesuaikan dengan pembaruan pendidikan dan lingkup masyarakat.22 Hadari Nawawi menyatakan, bahwa secara umum ruang lingkup administrasi berlaku juga di dalam administrasi pendidikan. Ruang lingkup tersebut meliputi bidang-bidang kegiatan sebagai berikut: Pertama, Manajemen Administrasi (Administrasitive Manage- 21M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 24. 22M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 24. 12 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN ment). Bidang kegiatan ini disebut juga “management of “administrative function” yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi/kelompok kerjasama mengajarkan hal-hal yang tepat sesai dengan tujuan yang hendak dicapai. Kedua, Manajemen Operatif (Operative Management). Bidang kegiatan ini disebut juga “Management of Operative Function” kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan dan membina agar dalam mengerjakan pekerjaan yang menjadi beban tugas masing-masing setiap orang melaksanakan dengan tepat dan benar.23 23M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 27. 13 2 KOMPONEN-KOMPONEN ADMINISTRASI PENDIDIKAN A. Pendahuluan Pembaruan dan pengembangan pendidikan di Indonesia, di samping harus memenuhui kebutuhan program-program pembangunan akan tenaga kerja yang terdidik baik, harus pula mampu menghadapi tantangan dari keluatan-kekuatan baru yang sedang muncul. Di antaranya ialah pertumbuhan penduduk yang tergolong tinggi dan peningkatan dalam aspirasi dan harapan masyarakat akan pendidikan. Ini membawa implikasi-impikasi berat bagi usaha perluasan dan pemerataan kesempatan belajar bagi seluruh penduduk.24 Administrasi pendidikan merupakan proses keseluruhan dan kegiatan-kegitan bersama yang harus di lakukan oleh semua pihak yang terlibat di dalam tugas-tugas pendidikan. Oleh karena itu, administrasi pendidikan seyogyanya harus diketahui bahannya oleh pihak sekolah atau pemimpin-pemimpin pendidikan lainnya, tetapi juga harus diketahui dan dijalankan oleh para guru dan pegawai-pegawai sekolah sesuai dengan 24Oeng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoretis Untuk Praktek Profesional, (Bandung Angkasa, 1998), h. 5. 15 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN fungsi jabatannya masing-masing. Tanpa adanya pengertian bersama sukar diharapkan adanya kerja sama untuk menuju satu tujuan yang sudah digariskan.25 Selama 25 tahun telah banyak dilakukan pembaruan pendidikan baik yang mengarah ke perubahan kuantitatif (pemerataan dan efesiensi) maupun kualitatif (mutu dan relevansi). Perubahan kualitatif yang berkategori “project promoting innovation and change” meliputi sistem pendidikan sacara umum, kurikulum, ketenagaan pendidikan, pengelolaan proses belajar- mengajar, saran dan prasarana dan lain.26 B. Komponen-komponen Administrasi Pendidikan 1. Administrasi Pendidikan sekolah Pegawai pada suatu sekolah ialah semua manusia yang tergabung di dalam kerja sama suatu sekolah untuk melaksanakan tugas-tugas dalam mencapai tujuan pendidikan.27 Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni: tenaga struktural, tenaga fungsional, dan tenaga penyelenggaraan pendidikan. Tenaga struktural merupakan tenaga pendidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak langsung atas satuan pendidikan. Tenaga fungsional merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yakni jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis kependidikan. Sedangkan tenaga teknis kependidikan merupakan tenaga kependidikan yang pelaksanaan pekerjaannya lebih di tuntut 25Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2012). h. 5. 26Moch. Idichi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manejemen Biaya Pendidikan (Jakrta: Raja Grafindo persada, 2003), h. 56. 27M. Darmayanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 30. 16 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN kecakapan teknis operasional atau teknis administratif.28 Administrasi personel sekolah adalah segenap proses penataan personel di sekolah. Administrasi personal sekolah direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh- sungguh serta dibina secara kontinu di sekolah, sehingga para pegawai dapat membantu atau menunjang kegiatan-kegiatan sekolah secara efektif dan efesien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah di tetapkan. Para personal harus dikelola dengan baik agar mereka senantiasa aktif dan bergairah dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.29 Dari sudut administrasi pendidikan (sekolah) dapat dilihat bahwa komunikasi pada hakikatnya adalah problem hubungan kerja sama manusia (human relationship). Keberhasilan dalam hubungan-hubungan kerjasama manusia ini akan di tentukan oleh efesiensi dan efektifitas mereka yang berkepentingan dalam: a. Menyampaikan berita kepada orang lain. b. Memahami dengan tepat isi/maksudnya dengan harapan mau menerima30 2. Administrasi Kurikulum Pada jenis dan tingkat sekolah apa pun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Inilah tanggung jawab kepala sekolah yang paling penting dan banyak tantangannya. Sedangkan stafnya mendapat bagian tanggung jawab dalam membantu usaha pelaksanaan dan pengembangan program pengajaran yang efektif. Agar kepala sekolah mampu memberikan pimpinan yang efektif dalam bidang ini, hendaknya ia mengetahui berbagai teori mengenai kurikulum dan menyadari kaitannya dengan kebijaksanaan dan langkah-langkah administratif yang sedang berlaku.31 28Eka Prihati, Teori Administrasi Pendidikan (Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2011), h. 73-74. 29Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro (Cet. I Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), h. 21. 30M. Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta; Rineka Cipta, 1990), h. 35. 31 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 36. 17 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN Kurikulum lebih merupakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya. Dalam mempergunakan kurikulum, guru atau pendidik, disamping menuruti dan mengikuti apa tercantum di dalamnya, berhak dan berkewajiban pula memilih dan menambah materi-materi, sumber-sumber, atau metode-metode pelaksanaan yang lebih sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat lingkungan sekolah, dan mengurangi apa yang dianggapnya sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan dan kebutuhan masyarakat dan negara pada umumnya.32 Administrasi kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar yang dialami oleh siswa yang membutuhkan strategi tertentu sehingga menghasilkan produktifitas belajar. Strategi mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi perlu didukung oleh sumber daya yang memadai. Manejemen kurikulum di tinjau dari kurun waktu bisa short-term dan long-term yang penting ada keterkaitan komprehensif, dan keberlanjutan antara satu program dengan program yang berikutnya. Dengan demikian, pengertian dari administrasi kurikulum adalah merupakan upaya mengoptimalkan pengalaman-pengalaman belajar siswa secara produktif.33 Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian dari pengalaman belajar siswa. Karena itu tugas satuan sekolah yang paling penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran. Di samping itu, sekolah juga bertugas dan berwenang untuk mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungan setempat.34 Kurikulum muatan lokal pada hakikatnya merupakan suatu perwujudan pasal 38 ayat 1 UU tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) yang berbunyi “Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan atas kurikulum yang 32M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2012), h. 13. 33Eka Prihati, Teori Administrasi Pendidikan (Cet. I; Bandung: Alfabeta, 2010), h. 54. 34E. Mulyasa, Manejemen Berbasis Sekolah (Cet. VII; Bandung; Rosdakarya, 2007), h. 40. 18 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN berlaku secara nasional dan kurikulum yang di sesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan”. Sebagai tindak lanjut hal tersebut muatan lokal telah dijaadikan strategi pokok untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan lokal dan sejauh mungkin melibatkan peran serta masyarakat dalam peraencanaan dan pelaksanaan.35 3. Administrasi Prasarana dan Sarana Pendidikan Secara etimologis, prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagainya. Sedang sarana seperti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya; buku, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya.36 Sedangkan menurut Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No.079/1975, sarana pendidikan terdiri dari tiga kelompok besar yaitu: a. Bangunan dan perabot sekolah. b. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan dan alat-alat peraga laboratorium c. Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil.37 Administrasi sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta penataan. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat dan fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat di manfaatkan secara optimal untuk 35E.Mulyasa, Manejemen Berbasis Sekolah, h. 40 36M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 51. 37M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 51. 19 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.38 4. Administrasi Siswa Pengelolaan dan kesiswaan merupakan salah satu garapan Administrasi murid yang tidak dapat ditinggalkan. Pada intinya ada 3 macam data yang perlu sekali dikelola, yaitu; data tentang identitas murid, tentang hasil belajar murid dan tentang kehadiran murid.39 Administrasi peserta didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Secara kronologis operasional, rentangan kegiatannya mulai dari penerimaan peserta didik baru sampai mereka meninggalkan sekolahnya, sehingga ia tidak terdaftar lagi sebagai peserta didik sekolah tersebut.40 Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam administrasi peserta didik yaitu: pembinaan peserta didik menangkal kenakalan anak/remaja (Juvenile Delinquency), dan penanggulangan penyalahgunaaan narkotika, ganja, morfin, dan alkohol.41 5. Hubungan Sekolah dan Masyarakat Hal yang mencakup hubungan sekolah-sekolah lain, hubungan sekolah dengan pemerintah setempat, hubungan sekolah dengan istansi-istansi dan jawaban-jawaban lain, dan hubungan sekolah dengan masyarakat pada umumnya. Hendaknya semua hubungan itu merupakan hubungan kerja sama yang bersifat pedagogis, sosiologi, dan produktif, yang dapat mendatangkan keuntungan dan perbaikan serta kemajuan 38E.Mulyasa, Manejemen Berbasis Sekolah, h. 47. 39M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 51. 40Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, h. 11. 41Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, h. 11. 20 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN dari kedua belah pihak. Untuk ini kepala sekolah memegang peranan penting dan menentukan.42 a. Pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat Ada beberapa pandangan fillosofis tentang hakikat sekolah itu sendiri dan hakikat masyarakat, serta hubungan antara keduanya. 1. Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat, ia bukan merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat 2. Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat. 3. Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan. 4. Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat salaing berkolerasi, keduanya saling membutuhkan. 5. Masyarakat adalah pemilik sekolah , sekolah ada karena masyarakat memerlukannya.43 b. Jenis-jenis hubungan sekolah dengan masyarakat Hubungan kerja sama sekolah dengan masyarakat dapat digolongkan menjadi 3 jenis hubungan yaitu: 1) Hubungan edukatif Maksudnya disini ialah hubungan kerja sama dalam hal mendidik murid, antara guru di sekolah dan orang tua dalam keluarga. Dengan adanya hubungan ini di maksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap pada diri anak/murid. 2) Hubungan kultural Maksudnya ialah usaha kerja sama antara sekolah dengan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakaat tempat sekolah itu berbeda. 42M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 12. 43M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 118. 21 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN 3) Hubungan Internasional Yakni hubungan kerja sama antara sekolah dengan lembaga- lembaga intansi-instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerja sama antara sekolah dengan sekolah-sekolah lain, dengan kepala pemerintah setempat, Kementerian Komunikasi, Kementerian Pertanian, Perikanan, dan Peternakan dengan perusahaan-perusahaan negara atau swasta, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.44 C. Aturan, Mekanisme, dan Tata Kerja Administrasi Pen- didikan 1. Administrasi Personel Sekolah Ada beberapa dimensi kegiatan administrasi personal sekolah, antara lain: a) Recruitmen atau penarikan mulai dari pengumuman penerimaan pegawai, pendaftaran, pengetesan, pengumuman diterimanya pegawai sampai dengan daftar ulang.45 b) Placement atau penempatan, yaitu proses penanganan pegawai baru yang sudah melaksanakan pendaftaran ulang untuk diinformasikan pada bagian seksi mana mereka ditempatkan. Penugasan dilakukan sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan lembaga. Di dalam tahap ini sebenarnya penanganan bukan berarti sampai menempatkan dan memberi tugas saja, tetapi juga menggunakan pegawai tersebut sebaik-baiknya, merangsang kegairahan kerja dengan menciptakan kondisi atau suasana kerja yang baik. Di samping itu juga memberi kesejahtraan berupa gaji, insentif, memberi cuti izin, dan pertemuan-pertemuan yang bersifat kekeluargaan.46 c) Development atau pengembangan, dimaksudkan untuk peningkatan mutu pegawai baik dilakukan dengan melalui 44M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 194. 45Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, (Cet. I; Bandung; Alfabeta, 2011), h. 74. 46Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, h. 74. 22 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN pendidikan maupun kesempatan-kesempatan lain seperti penataran, diskusi ilmiah, lokakarya, membaca majalah dan surat kabar,menjadi anggota organisasi profesi, dan lain sebagainya. Mengatur kenaikan pangkat, kenaikan gaji, dapat dikategorikan sebagai pemberian kesejahtraan dan dapat dikategorikan sebagai pengembangan pegawai. Pegawai yang diberi penghargaan dengan atau pemberian kedudukan, akan mendorong pegawai tersebut untuk meningkatkan tanggung jawabnya. Profesi, pemecahan masalah, kegiatan remedial, pemeliharaan motivasi kerja dan ketahanan oerganisasi pendidikan.47 d) Pengawasan atau evaluasi, merupakan aspek terakhir dalam penanganan pegawai. Pada tahap ini dimaksudkan bahwa pada tahap-tahap tertentu pegawai periksa, apakah yang mereka lakukan sudah sesuai dengan tugas yang seharusnya atau sebelum. Selain evaluasi atau penilaian juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kenaikan kemampuan personil setelah mereka memperoleh pembinaan dan pengembangan.48 Allah swt. berfirman dalam QS. al-An’am/6:135 Terjemahnya: Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, Sesungguhnya akupun berbuat (pula). kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.49 Dari ayat di atas bahwasanya Allah swt. memerintahkan kepada hambanya untuk bekerja dan mencari nafkah di dunia ini 47EkaPrihatin, Teori Administrasi Pendidikan, h. 74. 48EkaPrihatin, Teori Administrasi Pendidikan, h. 74. 49Depertemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 195. 23 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki dan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemimpin/pemerintah. Karena sesungguhnya Allah swt. sangat menghargai apa yang dikerjakan oleh hambanya-Nya apapun itu yang jelas sesuai dengan peraturan Islam. Sebagaimana sabda Nabi saw. berikut ini: Artinya: Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas Telah menceritakan kepada kami Syu’bah dari Abu Mas’ud Al anshari maka aku berkata: Dari Nabi saw. beliau bersabda: Jika seorang muslim memberi nafkah kepada keluarganya dengan niat mengharap pahala, maka baginya hal itu adalah sedekah. (HR. Bukharai)50. 2. Administrasi kurikulum Ada beberapa aspek penting yang dipahami dalam pengelolaaan administrasi kurikulum yaitu; a. Isi kurikulum Isi kurikulum merupakan perangkat bidang studi, mata pelajaran, atau-pokok sajian yang mengandung unsur-unsur rumusan tujuan mata pelajaran, garis besar pokok bahasan, penilaian, dan petunjuk pelaksanaan. b. Proses kurikulum Merupakan pengalaman yang berkaitan dengan perilaku, kegiatan, tindakan atau prosedur dalam belajar mengajar. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum sangat ditentukan oleh apa yang diajarkan, kepada siapa, dan bagaimana caranya. c. Penyusunan kurikulum Kurikulum harus disusun dengan urutan yang logis dari hal- 50Mahmud Thahhan, Ilmu Hadits Praktis (Bandung; Thariqul Izzah, 2007), h. 177. 24 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN hal yang bersifat mendasari seseorang pegawai mengetahui bidang tugasnya sampai dengan hal-hal yang bersifat pokok dan menunjang tugasnya.51 3. Administrasi Prasarana dan Sarana Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. al-Hasyr/59:18)52 a. Perencanaan kebutuhan. Perencanaan kebutuhan sarana pendidikan merupakan pekerjaan yang kompak karena harus terintegrasi dengan rencana pembangunan baik yang nasional, regional, dan lokal. Perencanaan ini merupakan sistem perencanaan terpadu dengan perencanaan pembangunan tersebut. Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan tergantung pada jenis program pendidikan dan tujuan yang ditetapkan, perencanaan ini mencakup: 1) Perancanaan pengadaan tanah untuk gedung/bangunan sekolah. 2) Perencanaan pengadaan bangunan. 3) perencanaan pembangunan; dan 4) Perencanaan pengadaan perabot dan perlengkapan pendidikan.53 b. Pengadaan sarana dan prasarana Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat 51Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, h. 53 52Depertemen Agama RI, Al-Quran Karim dan Terjemahnya, h. 779. 53Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, h. 58-59. 25 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya untuk pengadaan tanah bisa dilakukan dengan cara membeli, menerima hibah, menerima hak pakai, menukar dan sebagainya. Dalam pengadaan gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru, membeli menyewa, menerima hiba dan menukar bangunan. Untuk pengadaan perlengkapan dan perabot dapat dilakukan degan membeli. Perabot yang dibeli dapat dilakukan dengan jalan membeli. Dalam pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi pemerintah di luar Kementerian Pendidikan atau Dinas Pendidikan, badan-badan swasta, masyarakat dan sebagainya.54 c. Inventarisasi Sarana dan prasarana pendidikan yang ada disekolah atau lembaga pendidikan lainya ada yang berasal dari pemerintah ada juga yang berasal dari usaha sendiri, seperti; membeli, sumbangan dan sebagainya. Semua barang yang ada tersebut hendaknya diinventaris, melalui inventasi memungkinkan dapat diketahui jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan ukuran, harga dan sebagainya. Khusus untuk sarana dan prasarana yang berasal dari pemerintah (milik negara) wajib diadakan inventarisasi secara cermat, dengan menggunakan format-format yang telah ditetapkan, atau mencatat semua barang inventarisasi di dalam buku Induk dan Buku Golongan Inventaris. Buku inventaris ini mencatat semua barang inventaris milik menurut urutan tanggal, sedangkan buku golongan barang inventaris mencatat barang inventaris menurut golongan barang yang telah di tentukan.55 d. Pemeliharaan Sarana dan prasarana merupakan penunjang untuk keaktifan proses belajar mengajar. Barang-barang tersebut kondisinya tidak akan tetap, tetapi lama-lama akan mengarah kepada kerusakan dan kehancuran bahkan kepunahan. Namun agar sarana dan 54Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, h. 59. 55Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, h. 60. 26 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN prasarana tersebut tidak cepat rusak atau hancur diperlukan usaha pemeliharaan yang baik dari pihak pemakainya. Pemeliharaan merupakan suau kegiatan yang kontinu yang mengusahakan agar sarana da prasarana pendidikan yang ada tepat dalam keadaan baik dan siap dipergunakan.56 e. Penggunaan Pengunaan/pemakaian sarana dan prasaran pendidikan di sekolah merupakan tanggung jawab pimpinan lembaga pendidikan tersebut yang bisa dibantu oleh wakil bidang sarana dan prasarana atau petugas yang berkaitan dengan penanganan sarana dan prasarana. Yang perlu di perhatikan dalam penggunaan sarana dan prasarana: 1) Penyusunan jadwal penggunaan harus dihindari benturan dalam kelompok lainnya. 2) Hendaklah kegiatan pokok sekolah merupakan prioritas pertama. 3) Waktu atau jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun ajaran. 4) Penugasan/penunjukan personil sesuai dengan keahlian pada bidangnya, misalnya; laboratorium, perpustakaan, operator komputer, dan sebagainya. 5) Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah, antara kegiatan intrakuler harus jelas.57 f. Penghapusan Barang-barang yang ada di lembaga pendidikan, terutama yang berasal dari pemerintah tidak akan selamanya bisa digunakan/dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan. Hal ini karena rusak berat sehingga tidak dapat digunakan lagi, barang tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan dan kebutuhan. Dengan keadaan seperti di atas, maka barang-barang harus segera dihapus untuk membebaskan biaya pemeliharaan dan meringankan beban kerja inventaris dan membebaskan 56Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, h. 60. 57Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, h. 61. 27 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN tanggungjawab lembaga terhadap barang-barang tersebut.58 4. Administrasi Siswa Rekrutmen peserta didik, setiap tahun ajaran baru sekolah disibukkan dengan penerimaan peserta didik yang baru. Dalam penerimaan peserta didik terbagi beberapa tahap secara geris besar antara lain: a. Pembentukan panitia penerimaan peserta didik b. Pendaftaran calon peserta didik c. Seleksi calon peserta didik d. Pendaftaran kembali calon peserta didik yang diterima e. Pelaporan pertanggung jawaban pelaksanaan penerimaan calon peserta didik kepada kepala sekolah.59 Langkah tersebut akan berjalan efektif jika dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Namun, untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) tahap penerimaan peserta didik lebih sederhana.60 Untuk data tentang identitas dan hasil belajar siswa sebaliknya tidak terpisah, karena itu merupakan suatu kesatuan. Penyimpanan data itu dapat dilakukan dengan menggunakan sistem kartu atau dapat pula menggunakan sistem buku induk. Apabila menggunakan sistem kartu sebaiknya di buatkan sehelai kartu untuk setiap siswa. Kartu-kartu itu di urutkan menurut nomor induk siswa yang ditulis pada pojok kanan atas, sehingga muda mencarinya kembali. Pada setiap ganti tahun angkatan, sebaiknya diberi kartu penyekat atau kartunya diganti dengan kartu yang berwarna lain. Dengan sistem kartu ini upaya pencarian kembali setiap data yang diperlukan akan lebih mudah. Apabila menggunakan buku induk, sebaiknya menggunakan buku ukuran folio, dengan menggunakan dua muka untuk setiap siswa. Lembar muka sebelah kiri untuk data identitas siswa dan lembar muka sebelah kanan data hasil belajar siswa.61 58Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, h. 61. 59Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, h. 66. 60Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, h. 66. 61M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 66. 28 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN Dalam administrasi sekolah tidak hanya melibatkan orang- orang yang ada dalam sekolah itu namun juga harusnya melibatkan masyarakat karena bagaimanapun juga masyarakat mempunyai peran yang penting dalam proses pendidikan sebagaimana hadits berikut Artinya: Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian saling dengki, saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang besaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya, dia tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan menghinanya. Taqwa itu di sini (seraya menunjuk dia menghina sebanyak tiga kali) Cukuplah seorang muslim dikatakan buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim yang lain; haram darahnya, hartanya, dan kehormatannnya. (Riwayat Muslim)62 Ametembun merumuskan program hubungan sekolah masyarakat yaitu: a. Perencanaan hubungan sekolah masyarakat haruslah integral dengan program pendidikan yang bersangkutan. b. Setiap pejabat/petugas sekolah terutama guru haruslah menganggap dirinya adalh petugas hubungan masyarakat (Public Relations Officer). c. Program hubungan sekolah masyarakat didasarkan atas kerja sama bukanlah sepihak (one way) tetapi adanya timbal baik 62Mahmud Thahhan, Ilmu Hadits Praktis, h. 178. 29 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN (two way) prosesnya.63 Ada beberapa jalur komunikasi yang mungkin dapat ditempuh, meskipun demikian, jalur yang paling menguntungkan adalah jalur yang langsung berhubungan dengan murid dan situasi pertemuan langsung (face to face). Jalur-jalur lain yang mungkin dapat ditempuh dalam hubungan sekolah dan masyarakat adalah: 1) Anak/Murid; 2) Surat-Surat Selembaran dan bulletin sekolah; 3) Massa Media (media massa); 4) Pertemuan informal; 5) Laporan kemajuan murid (raport); 6) Kontak formal; 7) Memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia di masyarakat; 8) Badan pembantu penyelenggaraan pendidikan.64 Sumbangan dalam partisipasi masyarakat untuk sekolah dapat diperinci menurut jenisnya sebagai berikut: a. Partisipasi buah pikiran/ide. Sumbangan pikiran, pengalaman dan pengetahuan yang diberikan dalam pertemuan, diskusi sehingga menghasilkan suatu keputusan. b. Partisipasi pasangan dengan memberikan tenaga dan waktu untuk menghasilkan sesuatu yang telah diputuskan. c. Partisipasi keahlian/keterampilan di mana seseorang bertindak sebagai ahli, penasehat, resources, dan sebagainya, yang perlukan dalam kegiatan pendidikan disekolah. d. Partisipasi harta benda berupa iuran atau sumbangan, baik dalam bentuk benda atau uang secara tetap atau insidentual.65 63M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 75. 64M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 79. 65Eka Prihatin, Teori Administrasi Pendidikan, h. 85. 30 3 SUPERVISI PENDIDIKAN Di dalam buku Pedoman kurikulum tahun 1975 dan diperbaharui sebagai kurikulum 1984 yaitu buku IIID yang berjudul pedoman Administrasi dan Supervisi Pendidikan disebut definisi supervisi yakni: pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan situasi belajar dengan lebih baik.66 Dengan pengertian tersebut diketahui bahwa sasaran kegiatan supervisi dapat dibedakan dengan kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Sarana kegiatan bimbingan dan penyuluhan adalah murid, sedang supervisi sasarannya adalah guru dan anggota staf tata usaha. Keduanya bertujuan meningkatkan kualitas hasil kegiatannya. Di dalam pengembangannya akhir-akhir ini supervisi mengarah kepada suatu pengertian yang lebih baik lagi, yaitu yang disebut dengan “supervisi klinis”. Yang dimaksud dengan supervisi klinis adalah suatu bentuk supervisi yang difokuskan 66Ibid. halaman 154 31 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN pada peningkatan kualitas mengajar dengan melalui sarana siklus yang disistematik untuk langkah-langkah perencanaan, pelak- sanaan pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan untuk mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Menurut arti katanya, supervisi dapat diterjemahkan dengan “melihat dari atas” atau “melihat dari kelebihan”. Jadi searti dengan pengawas tetapi dengan pengertian yang agak berbeda dari pengawas sebagai “controlling”. Meskippun supervisi mengandung arti dan sering diterjemahkan sebagai pengawas atau mengawas, tetapi pada prinsipnya supervisi mempunyai arti khusus yaitu “membantu dan turut serta dalam usaha-usaha perbaikan dan peningkatan mutu’. Cartr Good’s Dictionary of Education mendefinisikan supervisi sebagai segala usaha dari para pejabat sekolah yang diarahkan kepada penyediaan kepemimpinaan bagi para guru dan tenaga pendidikan lain dalam perbaikan pengajaran, melihat stimulasi pertumbuhan professional dan perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode- metode mengajar, dan evaluasi pengajaran.67 Secara umum supervisi berarti upaya bantuan agar guru mampu membantu para siswa dalam belajar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Supervisi merupakan suatu teknis pelayanan profesional dengan tujuan utama mempelajari dan memperbaiki bersama-sama dalam membimbing dan mempengaruhi pertumbuhan anak. Supervisi sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar yang baik, supervisi ialah suatu kegiatan yang disediakan untuk membantu para guru menjalankan pekerjaan mereka dengan lebih baik.68 Supervisi sebagai aktivitas yang dirancang untuk memperbaiki pengajaran pada semua jenjang persekolahan, berkaitan dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Supervisi juga merupakan bantuan dalam perkembangan dari 67Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung, Alfabeta, 2009), h. 229. 68Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, h. 230. 32 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN belajar mengajar dengan baik.69 Dari sudut manejerial, supervisi adalah usaha menstimulir, mengkordinasi, dan membimbing guru secara terus-menerus baik individu maupun kolektif agar memahami secara efektif pelaksanaan aktivitas mengajar dalam rangka pertumbuhan murid secara berkelanjutan.70 Artinya: Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash ra. Berkata: Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya orang-orang berlaku adil menurut pandangan Allah, akan di tempatkan di atas mimbar dari cahaya sisi kanan Tuhan yang maha pengasih. Mereka itulah orang-orang yang berlaku adil dalam keputusannya dan tidak bergeser dari keadilannya” (HR. Muslim dan al- Nasa’iy) A. Prinsip-Prinsip Supervisi Bagaimana seorang bekerja dengan orang lain, telah banyak dipelajari, dikembangkan keberhasilannya secara luas di berbagai bidang industri, perusahaan dan militer. Hasil penelitian dalam bidang-bidang tersebut diaplikasikan dibidang pendidikan yaitu di dalam bidang supervisi terhadap guru-guru dalam usaha meningkatkan peningkatan prestasi belajar murid mengenai peningkatan kualitas pengajaran melalui supervisi juga menggunakan hasil-hasil penelitian tentang pendekatan yang bersifat manusiawi. Hal ini dapat diketahui dari defenisi tentang supervisi yang dikemukakan oleh beberapa antara lain Carl Glickman sebagai berikut: “The goal of instruction supervision is ti help teacher learn how to increase their own capacity to achieve professed learning goals their student”71 69SyaifulSagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, h. 230. 70SyaifulSagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, h. 230. 71Suharsimi Arikunto, Op. cit ; hal 159 33 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN Melihat pada sasaran kegiatan supervisi adalah guru-guru dan staf sekolah yang lain, maka tujuan supervisi adalah meningkatkan kualitas pekerjaan staf sekolah tersebut. Namun dalam pembicaraan ini difokuskan pada guru. Yang di mana tujuannya adalah mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi meng- ajarnya. Menilik dari tujuannya adalah mengembangkan situasi belajar mengajar melalui pembinaaan maka kegiatan ini dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Supervisi bersifat ilmiah (scientific) yaitu bahwa supervisi memenuhi 3 kriteria sebagai prosedur ilmiah yakni: a. Sistematis karena dilakukan dengan cara teratur, melalui dengan perencanaan yang matang dan dilakukan secara kontinyu. b. Objektif karena dilakukan bukan atas prasangka individu, tetapi didasarkan atas informasi dan data yang nyata. c. Menggunakan instrumen yang baik untuk mengumpulkan data sehingga data yang diperoleh benar-benar data yang terandalkan. 2. Supervisi dilakukan dengan prinsip demokratis, karena perintah atau takut atasan tetapi dilakukan dalam situasi kekeluargaan, melalui musyawarah, saling memberi dan menerima. 3. Supervisi dilakukan dengan cara kerja sama, kooperatif dan selalu mengarahkan kegiatannya untuk mencapai tujuan bersama dengan menciptakan situasi belar mengajar yang lebih baik. 4. Supervisi bukan dilakukan dengan instruktif tetapi atas dasar kreatifitas dan inisiatif guru sendiri, dimana supervisior hanya memberikan dorongan agar terciptanya situasi belajar mengajar sengan baik. 5. Supervisi dilakukan dengan suasana terbuka, tidak sembunyi- sembunyi, tetapi dengan cara terus terang melalui pemberitahuan baik resmi maupun tidak resmi sehingga guru yang akan disupervisi sudah mengetahui terlebih dahulu 34 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN bahwa akan di supervisi. 6. Supervisi bukan hanya tertuju kepada suatu atau lebih unsur yang ada di sekolah tetapi meliputi guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, dan obyeknya meliputi kurikulum, sarana, pembiayaan, kesiswaan, kegiatan humas, dan tata laksana.72 Adapun ayat al-Qur’an yang sedikit menyangkut tentang prinsip-prinsip supervisi pendidikan yaitu terdapat pada QS. Al- Ashr pada potongan ayat 13;........ وتواصوا بالحق......... Terjemahnya:.... saling menasehati pada kebenaran…………… Dan adapun hadis Rasulullah saw. yang berhubungan tentang prinsip-prinsip supervisi pendidikan yaitu: Artinya: Aidz bin Amru r.a ketika ia masuk kepada Ubaidillah bin Ziyad berkata: Hai anakku saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya sejahat-jahat pemerintah yaitu yang kejam (otoriter), maka janganlah kau tergolong dari pada mereka (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun prinsip pokok tentang supervisi modern yang bias dipakai sebagai petunjuk bagi diskusi lebih lanjut dapat di cermati prinsip supervisi yang dikemukakan oleh Sutisna (1983; 224) adalah: 1. Supervisi merupakan bagian integral dari pogram 72Suharsimi Arikunto, Op. cit; hal 157-159 35 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN pendidikan, ia adalah pelayanan yang bersifat kerja sama. 2. Semua guru memerlukan dan berhak atas bantuan supervisi. 3. Supervisi hendaknya di sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dan personil sekolah. 4. Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan-tujuan dan sarana-sarana pendidikan, dan hendaknya menjelaskan inplikasi-inplikasi dari tujuan-tujuan dan sarana-sarana itu. 5. Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua anggota staf sekolah, dan hendaknya membantu dalam pengembangan hubungan sekolah dengan masyarakat yang baik. 6. Tanggung jawab dalam pengembangan program supervisi berada pada kepala sekolah bagi sekolahnya dan pada pengawas bagi sekolah-sekolah yang berada di wilayahnya. 7. Harus ada dana yang memadai bagi program kegiatan supervisi dalam anggaran tahunan, 8. Efektivitas program supervisi hendaknya membantu menjelaskan dan menerapkan dalam praktek penemuan penelitian pendidikan yang mutakhir.73 B. Tujuan Supervisi Pendidikan Tujuan supervisi pendidikan harus sama dengan tujuan Pendidikan Nasional sesuai Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2003 melalui perbaikan serta peningkatan kegiatan belajar mengejar. Sedangkan jabaran yang lebih lanjut menjadi tujuan khusus supervisi pendidikan yang merupakan tugas-tugas khusus seorang supervisior yaitu: a. Membina guru-guru untuk lebih memahami tujuan umum pendidikan. Dengan demikian agar menghilangkann anggapan tentang adanya mata pelajaran/bidang studi penting/tidak penting, sehingga setiap guru mata pelajaran dapat mengajar dan mencapai perestasi maksimal bagi siswa- siswinya. b. Membuna guru-guru mengatasi problem-problem siswa demi 73OtengSutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Professional, (Cet. I; Bandung, Angkasa, 1993), h. 265-266. 36 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN kemajuan prestasi belajarnya. c. Membina guru-guru dalam mempersiapkan siswa-siswa untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif, kreatif, etis, serta strategis. d. Membina guru-guru dalam meningkatkan kemampuan mengevaluasi, mendiagnosa kesulitan belajar, dan seterusnya. e. Membina guru-guru dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja yang demokratis, kooperatif serta kegotong- royongan. f. Memperbesar ambisi guru-guru dan karyawan dalam meningkatkan mutu profesinya, g. Membina guru-guru dan karyawan dalam meningkatkan popularitas sekolahnya. h. Melindungi guru-guru dan karyawan meningkatkan popularitas sekolahnya i. Melindungi guru-guru dan karyawan pendidikan terhadap tuntutan serta kritik-kritik tak wajar dari masyarakat. j. Mengembangkan sikap kesetiakawanan dan keteman sejawatan dari seluruh tenaga pendidikan.74 Jadi dapat ditegaskan bahwa tujuan supervisi adalah untuk meningkatkan situasi dan proses belajar mengajar berada dalam rangka tujuan pendidikan nasional dengan membantu guru-guru untuk lebih bermutu, tumbuh dan peranan sekolah unttuk mencapai tujuan. Secara umum tujuan supervisi dapat dirumuskan adalah untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya agar menjadi guru yang lebih baik dalam melaksanakan pengajaran. C. Fungsi Supervisi Pendidikan Menurut Sweringan ada 8 fungsi yaitu: a. Mengkordinasi semua usaha sekolah b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah c. Memperluas pengalaman guru 74Ary H. Gunawan, Administrasi Pendidikan Mikro, (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.198-199 37 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN d. Menstimulir usaha-usaha yang kreatif e. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus f. Menganalisis situasi belajar mengajar g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf. h. Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.75 Menurut Ametembun ada 4 fungsi, yaitu: a. Penelitian b. Penilaian c. Perbaikan d. Pembinaan.76 Jadi tegasnya bahwa fungsi supervisi adalah untuk memelihara program pengajaran dengan sebaik-baiknya. Kemudian adapun Al-Qur’an yang berhubungan tentang fungsi supervisi pendidikan terdapat pada QS. al-Mujadalah:7 yang berbunyi; 7 Terjemahnya: Tidaklah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah, mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan dialah yang keempatnya, dan tiada pembicaraan antara lima orang melainkan dialah yang keenamnya dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak melainkan dia ada bersama mereka di manapun mereka berada kemudian dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang mereka kerajaan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu. 75Ary H. Gunawan, Administrasi Pendidikan Mikro, h. 199. 76Ary H. Gunawan, Administrasi Pendidikan Mikro, h. 199. 38 4 PENGAWAS SEKOLAH A. Pendahuluan Supervisi pendidikan atau yang lebih di kenal dengan pengawasan pendidikan memiliki konsep dasar yang paling berhubungan. Dalam konsep dasar supervisi pendidikan dijelaskan beberapa dasar-dasar tentang supervisi pendidikan itu sendiri. Pendidikan berbeda dengan mengajar, pendidikan adalah suatu proses pendewasaan yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik dengan memberikan stimulus positif yang mencakup kognitif, efektif, dan psikomotorik. Sedangkan pengajaran hanya mencakup kognitif saja artinya pengajaran adaah suatu proses pentransferan ilmu pengetahuan tanpa membentuk sikap dan kreatifitas peserta didik. Oleh karena itu, pendidikan haruslah diawasi atau disupervisi oleh supervisor yang dapat disebut sebagai kepala sekolah dan pengawas-pengawas lain yang ada di Kementrian Pendidikan. Pengawasan disini adalah pengawasan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai sekolah lainnya dengan cara memberikan pengarahan-pengarahan yang baik dan bimbingan serta masukan tentang cara atau metode mendidik 39 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN yang baik dan professional. Dalam perkembangannya supervisi pendidikan di Indonesia sehingga para pendidik memiliki kemampuan mendidik yang kreatif, aktif, efektif dan inovatif. Dengan adanya mata kuliah supervisi pendidikan pada institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan akan lebih menunjang para mahasiswa untuk mengetahui bagaimana mengawasi atau mensupervisi para pendidik yang baik. Dalam tulisan ini akan dipaparkan beberapa konsep dasar tentang supervisi pendidikan beserta sub-subnya. B. Hakekat Pengawas Sekolah Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi belajar dan untuk sekolah. Sahertian menegaskan bahwa pengawasan atau supervisi pendidkan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran.77 Baharuddin memperjelas hakekat pengawasan pendidikan pada hakekat subtansinya. Subtansi hakikat pengawasan yang dimaksud menunjuk pada segenap upaya bantuan supervisor kepada stakeholder pendidikan terutama guru yang bertujuan pada perbaikan- perbaikan dan pembinanaan aspek pembelajaran. Bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan penelitian atau pengamatan yang cermat dan penilaian yang objektif serta mendalam dengan acuan perencanaan program pembelajaran yang telah dibuat. Proses bantuan yang diorentasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar itu penting, sehingga bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi bantuan yang diberikan itu harus mampu memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar mengajar. 78 C. Tujuan Pengawas Sebagai supervisi Pada zaman penjajahan, supervisi dijalankan oleh pemilik 77Sahertian, P. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 19. 78Baharuddin, Analisis Administrasi Manejemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), h. 284. 40 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN sekolah atau kepala sekolah terhadap guru-guru di wilayahnya. Tujuannya ialah untuk mengetahui apakah segala peraturan, perintah atau larangan dijalankan sesuai dengan petunjuk. Apabila semua sudah sesuai dan tidak menyimpang sedikitpun, maka sekolah itu dinilai “baik” para karyawan mendapat kondite baik dan menerimah hadiah; kenaikan pangkat, kenaikan gaji dan sebagainya.79 Sebaliknya, apabila karyawan menyimpang dari peraturan maka ia mendapat kondite “buruk” sehingga menerima hukuman administratif, misalnya di pendidikan ke tempat yang tidak menyenangkan, tertundanya kenaikan pangkat dan sebagainya. Jadi supervisi zaman dahulu hanyalah untuk membagi hadiah kepada karyawan sekolah yang taat melaksanakan perintah dari pusat, dan untuk mencari kesalahan para karyawan, yang kemudian mendapat hukuman. Supervisor (orang yang menjalankan supervisi) pada waktu itu dinamakan inspektur. Usaha pembimbingan dan memberi nasehat guna kesempurnaan pelaksanaan tugas-tugas tidak ada. Karena itu suasana kepegawaian adalah tertekan dan takut, tidak ada kegembiraan bekerja, karena semua karyawan dihinggapi rasa khawatir mendapat kondite buruk apabila sekonyong-konyong ada pemilikan.80 Sekolah dalam usahanya mencapai tujuan, atau dengan kata lain tujuan supervisi adalah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Jadi pengawasan bertujuan untuk mengadakan evaluasi, yaitu untuk pengukuran kemajuan sekolah. Selanjutnya dalam pengawasan diketemukan situasi positif yang memungkinkan tercapainya tujuan dengan baik, dan situasi negatif yang menghemat tercapainya tujuan. Follow-up supervisi adalah bimbingan atau nasehat dari pihak supervisor kepada guru dan karyawan untuk lebih meningkatkan hasil, dan untuk menghilangkan semua hambatan dalam mencapai tujuan.81 Dalam zaman kemerdekaan, dengan usaha demokrasi dan 79Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h. 171. 80Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 172. 81Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 172. 41 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN partisipasi di lapangan pendidikan di sekolah ini. Supervisi, evaluasi, guidance an counseling merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.82 Untuk mengukur perkembangan dalam usaha mencapai tujuan, mutlak perlu adanya pengawasan (supervisi) dan untuk mencapai tujuan sebaik-baiknya perlu supervisior memberi bimbingan dan penyuluhan (quidance an cousslling).83 Jelaslah, bahwa dalam zaman kemerdekaan ini, supervisi tidak bertujuan melulu untuk memberikan kondite pada karyawan guna memberi hadiah maupun hukuman, melainkan untuk dapat memberi pimpinan dalam mencapai tujuan sekolah. Hal ini dengan jelas tercantum Undang-Undang tentang pendidikan dan pengajaran No. 12 Tahun 1945 Bab XVI Pasal 27 yang berbunyi:84 “Pengawasan pendidikan dan pengajaran berarti memberi pimpinan kepada guru untuk mencapai kesempurnaan di dalam pekerjaannya” Karena itu dalam masyarakat yang senantiasa berkembang ini, seorang guru hendaknya dapat mengikuti perkembangan- perkembangan itu, jika tidak, maka dia akan tertinggal dan secara tidak sadar akan merupakan faktor penghalang bagi perkembangan masyarakat. Perkembangan dan perbaikan inilah yang terkandung dalam arti supervisi. Masyarakat akan maju jika pendidikannya maju; pendidikan akan maju jika guru-gurunya maju dan progresif; guru-gurunya akan maju jika ada yang membimbingnya, ada yang menggerakkannya, ada yang memimpinnya untuk meningkatkan dan mengembangkan profesinya. Bimbingan semacam inilah yang merupakan inti dari pengertian supervisi.85 Sebagaimana hadits Rasulullah saw. sebagai berikut: 82Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 172 83Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 172 84Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 173 85Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 173. 42 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN 93 Artinya: Hadits dari Abdullah bin Umar bahwa Rasullulah saw. bersabda: Seorang muslim wajib mendengar, taat pada pemerintahnya dalam apa yang disetujui ataupun tidak disetujui, kecuali jika diperintah berbuat maksiat, maka tidak wajib mendengar dan tidak wajib taat.” (Dikeluarkan oleh Imam al-Bukhari, dalam (93) kitab; “Al-Ahkam,” (4) bab “Mendengarkan dan menaati pemimpin selagi tidak memerintahklan untuk berbuat dosa)” 86 D. Jenis-Jenis Kegiatan Supervisi Ada 4 tahap kegiatan supervisi pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian terhadap keadaan guru/orang yang supervisi dalam menjalankan tugas-tugasnya. 2. Penilaian (evaluation) yakni penafsiran tentang keadaan guru/orang-orang yang supervisi, baik mengenai kekurangan atau kelemahan-kelemahanya maupun tentang kebaikan- kebaikannya, berdaasarkan data hasil penilitian. 3. Perbaikan (improvement) yakni memberikan bimbingan dan petunjuk untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan guru, serta mendorong pengembangan kebaikan-kebaikan guru yang disupervisi. Usaha mengatasi kesulitan dan kelemahan itu harus dilakukan oleh guru yang bersangkutan. 4. Pembinaan yakni kegiatan menumbuhkan sikap yang positif pada guru/orang yang disupervisi agar mampu menilai diri sendiri dan berusaha memperbaiki atau mengembangkan diri sendiri karena terbentuknya keterampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang selalu up to date.87 86Rachmat Syafe’I, Al-Hadits (Aqidah, Akhlak, Sosial dan Hukum), (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h. 142-144. 87Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1984), h. 112. 43 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN Tugas supervisior adalah menstimulir guru-guru atau orang- orang yang disupervisi agar mempunyai keinginan menyelesaikan problema pengajaran dan mengembangkan kurikulum. Mengidentifikasi kebutuhan guru sebagai bahan in-servise dan survey sebagai permintaan observasi. Merencanakan langkah- langkah pelaksanaan dan mengevaluasi in-servise program, dengan mengembangkan rencana pengajaran untuk pengem- bangan staf dan membuat komponen-komponen pengetahuan dan fasilitas yang digunakan, kemudian mencatat partisipas guru- guru dan sukses keberhasilan in-service. Oleh karena itu, tugas besar bagi pemimpin pengajaran adalah mengubah guru-guru dari “apatis menjadi dinamis” dari tidak mampu menjadi berkemampuan”, dari tidak peduli menjadi peduli dari yang sembrono mendi cermat, kritis dan mengerti akan tugas-tugasnya sebagai guru.88 Tugas professional perangkat sekolah mempunyai implikasi pada kinerja guru dan juga kinerja supervisior. Oleh karena itu, supervisior juga perlu didespesifikasikan pada tugas yang berkaitan dengan pengajaran secara kritis. Ben. M. Haris (1985) mengemukakan 10 bidang tugas supervisior yaitu: 1. Mengembangkan kurikulum. Mendesain kembali (ridesign) apa yang diajarkan, dan membimbing pengembangan kurikulum, menetapkan standar, merencanakan unit pelajar- an, dan melembagakan pelajaran. 2. Pengorganisasian pengajaran, pengelolaan murid, staf, ruang belajar, dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara koordinatif dilaksanakan dengan efesien dan efektif. 3. Pengadaan staf. Menyediakan staf pengajaran dengan jumlah yang cukup sesuai kompetensi bidang pengajaran dan melaksanakan pembinaan secara terus menerus. 4. Menyediakan fasilitas. Mendesain perlengkapan dan fasilitas untuk kepentingan dan memilih fasilitas sesuai keperluan pengajaran, jika di sekolah tidak tersedia fasilitas tersebut, 88Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), h. 244. 44 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN direkomendasikan untuk disediakan oleh pemerintah. 5. Penyediaan bahan-bahan. Memilih dan mendasain bahan- bahan yang digunakan dan diimplementasikan untuk pengajaran. 6. Penyusunan penataran pendidikan. Merencanakan dan mengimplementasikan pengalaman-pengalan belajar untuk memperbaiki kemampuan staf pengajaran dalam menumbuh- kan pengajaran. 7. Pemberian orientasi anggota-anggota staf. Memberi informasi pada staf pangajar atas bahan dan fasilitas yang ada untuk melakukan tanggung jawab pengajaran. 8. Pelayanan murid. Secara koordinatif memberikan pelayanan optimum dan hati-hati terhadap murid untuk mengembang- kan pertumbuhan belajar. 9. Hubungan masyarakat. Memberikan dan menerima informasi dari masyarakat untuk meningkatkan pengajaran yang lebih optimum. 10. Penilaian pengajaran terhadap perencanaan pengajaran. Implementasi pengajaran menganalisis dan menginter- prestasikan data, mengambil keputusan, dan melakukan penilaian hasil belajar murid, untuk memperbaiki pengajaran.89 E. Cara Melaksanakan Supervisi Cara melaksanakan pengawasan, seorang pemimpin tidak sama dengan pemimpin yang lain. Hal ini tergantung pada tipe atau corak kepemimpinannya. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah saw bersabda: 89Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, h. 44. 45 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN Artinya: Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. telah bersabda: Barangsiapa yang taat kepadaku, berarti taat kepada Allah, Dan barang siapa yang melanggar padaku berarti melanggar pada Allah, dan barang siapa yang taat kepada pemimpin berarti taat kepadaku, siapa yang maksiat kepada pemimpin berarti maksiat kepadaku.90 (H.R Bukhari dan Muslim) Seorang otoriter menjalankan supervisi untuk mengetahui kesalahan-kesalahan petugas dalam melaksanakan tugasnya, yaitu menjalankan peraturan dan instruksi yang diberikan oleh pusat kepada bawahannya. Guru yang banyak kesalahan mendapat kondite buruk, dan sebaliknya yang patuh mendapatkan kondite bagus, dan dicalonkan untuk menduduki pangkat yang lebih tinggi. Tidak ada usaha dari padanya untuk memberi bimbingan atau pimpinan. Supervisi dijalankan dengan sekonyong-konyong tanpa pengetahuan petugas yang diawasi, seolah-olah supervisior bertugas sebagai resensir yang mengintai untuk menemukan pelanggaran. Suasana antara karyawan sekolah di bawah pimpinan diktatoris seperti tersebut di atas adalah tertekan, tegang, kegembiraan bekerja tidak ada sama sekali.91 Adapun kepala sekolah yang bercorak laissez atau masa bodoh tidak menjalankan pengawasan. Ia membiarkan semua guru dan murid-murid bekerja sendiri-sendiri sesuai dengan kemauannya masing-masing. Ia membiarkan semua aktifitas sekolah tidak diawasinya sama sekali. Kehidupan ssekolah kacau, program kerja tidak ada; organisasi dan kordinasi tidak ada; batas- batas kekuasaan dan tanggung jawab masing-masing kurang jelas, bahkan tidak ada; prasarana tidak terawat dan berserakan dimana-mana; gedung dan halaman tidak terurus dan kotor; suasana lesu dan pengajaran yang buruk. Dalam kehidupan sekolah semacam itu mudah timbul kesimpangsiuran, perselisihan, karena semua karyawan menjalankan tugas menurut kebijaksanaan dan kepentingan masing-masing, yang kadang- 90Rachmat Syafe’i, Al-Hadits (Aqidah, Akhlak, Sosial, dan Hukum), h. 147. 91Daryanto. Administrasi Pendidikan, h. 118. 46 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN kadang bertentangan satu sama lain.92 Situasi buruk makin lama makin menjadi, sehingga akhirnya tidak teratasi lagi. Kepala sekolah semacam ini tidak memiliki sifat kepemimpinan yang baik dan tidak pantas menjadi pimpinan sekolah, karena dapat merusak tunas muda bangsa. Selanjutnya seorang kepala sekolah yang bercorak demokratis menjalankan pengawasan menurut program kerja tertentu. Dalam rapat sekolah sudah ditentukan organisasi pembagian tugas, sebagai tempat ikut berpartisipasi menurut kecakapan masing- masing, koordinasi serta komunikasi, program dan pengarahan kerja dan sebagainya. Kepala sekolah memberi kepercayaan kepada semua karyawan sehingga masing-masing merasa diakui dan dihargai sebagai sekelompok sederajat. Pengawasan ia jalankan dengan ikut bekerja secara aktif. Kadang-kadang di muka untuk menjadi teladan, kadang-kadang di tengah untuk membangkitkan semangat, dan kadang-kadang dibelakang untuk memberi kebebasan bekerja pada guru, tetapi mempengaruhinya. Dengan ikut bekerja ini, kepalah sekolah dapat mengetahui situasi sekolah seluruhnya dan sebagainya.93 Berdasarkan hasil pengawasannya itu, ia bersama-sama dengan guru-guru lain berusaha mendapatkan syarat-syarat yang diperlukan, dan berusaha menghilangkan bersama-sama mendapatkan metode-metode bekerja gotong royong yang efesien, produktif sesuai dengan kondisi setempat, perselisihan yang mungkin timbul dicarikan pemecahan secara musyawarah. Kekeliruan secara bekerja segera di ketahui, hingga tidak menjadi berlarut-larut. Guru yang kurang pengabdian atau semangat, dipimpin dan diinsyafkan tugasnya dengan baik. Jadi jelas, bahwa pengawas secara demokratis mempunyai cirri-ciri sebagai berikut; 1. Pengawasan secara gotong royong atau kooperatif, tidak ditangan seorang raja, yaitu kepala sekolah. 2. Pengawasan dijalankan terang-terangan, diketahui oleh semua petugas yaitu guru-guru, tidak secara sembunyi- 92Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 118. 93Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 119. 47 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN sembunyi seperti pengawasan polisi reserse. 3. Pengawasan dijalankan kontinu dan bersifat tutwuri handayani (bersifat pembimbingan) seperti dikehendaki oleh pemerintah.94 F. Pengawas Organisasional dan Pengawasan Operasional Pengawasan bisa digolongkan sebagai organisasional atau operasional. Pengawas organisasional, atau juga sering disebut pengawasan manejerial, ialah proses dengan dimana para manejer menjamin bahwa sumber-sumber diperoleh dan digunakan dengan efektif dan efesien dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pengawas operasional ialah proses menjamin bahwa tujuan-tujuan khusus dijalankan dengan efeektif dan efesien. Umpan balik adalah suatu unsur yang menentukan dalam proses pengawasan ini. Metode-metode pengawasan organisasional menilai per- buatan keseluruhan dari organisasi atau bidang-bidang bagiannya. Standar-standar pengukuran, seperti biaya satuan permurid, rasio guru murid, angka pengulangan dan putus sekolah, tingkat penguasan murid-murid rata-rata, dan lain-lain mengukur aspek-aspek luas dari perbuatan organisasi pendidikan formal. Terhadap kegagalan untuk mengetahui standar pengawasan mempunyai landasan yang sama luasnya. Perbaikan itu bisa meliputi tujuan yang didesain kembali, rencana yang disusun kembali, perubahan dalam struktur organisasi formal, yang lebih efektif, dan pegawai lebih mendorong peningkatan prestasi.95 Pengawasan operasional mengukur efisiensi perbuatan dari hari ke hari dan menunjukkan bidang-bidang yang segera memerlukan tindakan pembetulan. Jika misalnnya, buku dan alat- alat pelajaran yang perlu bagi proses pengajaran tidak ada bila diperlukan, tindakan harus segara diambil untuk memperolehnya. Kehadiran guru, murid dan personil pelayanan pendidikan lainnya harus mematuhi jadwal kegiatan pendidikan dan 94Daryanto, Administrasi Pendidikan, h. 118. 95Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan (Bandung, 1983), h. 243. 48 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN pengajaran yang telah ditetapkan. Standar-standar kualitas kegiatan mengajar harus dipenuhi. Jika tidak, suatu tindakan perbaikan (seperti peningkatan keterampilan guru dalam menggunakan teknik penyusunan rencana mengajar yang dikenal dengan prosedur pengembangan sistem instruksional) harus cepat diambil untuk mencegah praktek-praktek yang merugikan belajar melanjut. Pengawasan organisasional dan operasional dua-duanya adalah perlu bagi pengawasan yang efektif dalam organisasi. Allah swt memberi arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an surat al-Hasyr:18 yang berbunyi: 18 Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperlihatkan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.96 Karakteristik pengawasan yang efektif: 1. Proses pengawasan yang efektif memperlihatkan beberapa karakteristik. 2. Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi. Ia hendak memperhatikan pola dan tata organisasi seperti, susunan peraturan-peeraturan, tugas- tugas dan kewenangan yang terdapat dalam organisasi. 3. Pengawasan hendaknya diarahkan menemukan fakta-fakta tentang bagaimana tugas-tugas dijalankan. Pengawasan tidak dimaksudkan, untuk terutama menemukan siapa yang salah, jika ada ketidak beresan, melainkan untuk menemukan apa yang tidak betul. 4. Pengawasan hendaknya mengacu kepada tindakan perbaik- 96Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 548. 49 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN an. Ia hendaknya tidak saja mengungkapkan penyimpanan dari pelaksanaan yang kehendakinya; ia juga hendaknya menyarankan beberapa bidang yang mungkin bagi tindakan perbaikan. Maka menjadi tugas administratorlah untuk meneliti bidang-bidang masalah yang mungkin ini dan menetukan tindakan perbaikannya atau kombinasi tindakan yang memecahkan masalah itu. 5. Pengaawasan harus bersifat fleksibel. Fleksibilitas dalam keseluruhan proses pengawasan adalah penting bagi penyesuaian kepada kondisi yang berubah. Rencana atau standar yang mendasari pengukuran pengawasan mungkin memerlukan perbaikan bila keadaan yang mendasarinya berubah. 6. Pengawasan harus bersifat prenventif; Ia harus dapat mencegah timbulnya dari penyimpangan semula. Untuk ini pengawasan harus prediktif, artinya ia harus bisa mengantisipasi dan mengidentifikasi suatu masalah sebelum itu terjadi. 7. Sistem pengawasan harus dapat dipahami. Jika pengawasan hendak berarti, orang-orang yang terlibat harus memahami apa yang hendak dicapai oleh pengawasan itu dan bagaimana mereka selaku individu dapat menarik manfaat sepenuhnya dari hasilnya. 8. Pengawasan adalah alat administrasi. Pelaksanaan peng- awasan harus mempermudah tercapainya tujuan-tujuan. Oleh karena itu, pengawasan harus bersifat membimbing supaya para pelaksana meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan tugas-tugas yang telah ditentukan bagi mereka.97 Firman Allah dalam QS. al-Shof ayat 3; Terjemahnya: Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu katakan apa-apa yang 97Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan, h. 244. 50 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN tidak kamu kerjakan” Ayat tersebut memberikan ancaman dan peringatan terhadap orang yang mengabaikan pengawasan terhadap perbuatannya.98 98Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 551 51 5 MANAJEMEN PERENCANAAN OPERASIONAL A. Pengertian Manejemen Dalam menelusuri beberapa literatur, terdapat banyak- banyak rumusan mengenai pengertian atau definisi mengenai manejemen. Berikut adalah beberapa rumusan oleh beeberapa ilmuan yang dikemukakan oleh Hasibuan (2007:2-3)99 1. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan Manejemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber lainya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 2. Andrew F. Sikula Manejemen pada umumnya diartikan dengan aktifitas- aktifitas perencanaan, pengorganisasian, penempatan, peng- arahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk 99E.Mulyasa, Manejemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 53 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN mengkordinasikan sebagai sumber daya dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan satu produk atau jasa secara efesien. 3. G. R. Terry Manejemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainya. 4. Harold Koontz Cyril, O’Donnel Manejemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manejer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Dari keempat defenisi yang telah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan bahwa: a) Manejemen adalah usaha besama atau kerjasama dua orang atau lebih b) Usaha bersama tersebut dimaksud untuk mencapai tujuan tertentu dengan memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki baik berupa sumber daya manusia maupun sumber daya material. c) Manejemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni d) Manejemen merupakan proses kegiatan yang sistematis, kooperatif dan terkoordinasi. Dalam QS. al-Nahl/16:90 dijelaskan bagaimana menajemen yang baik.100 Terjemahnya” Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan dia melarang 100Al-jumsnatul Ali, Al-qur’an dan terjemahan 54 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberikan pengajaran kepadammu agar kammu dapat mengambil pelajaran” Sedangkan dari hadits Rasulullah saw. dijelaskan: Artinya: Apabila suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggu saat kehancurannya. (H.R. Bukhari) B. Perencanaan operasional Rencana-rencana yang dilakukan berbagai tingkat adminis- trasi bisa digolongkan dalam beberapa cara yaitu: 1) Rencana jangka pendek, meliputi periode 1 tahun atau kurang. 2) Rencana jangka sedang, meliputi lebih dari satu tahun tetapi tidak lebih dari 5 tahun. 3) Rencana jangka panjang, meliputi 5 tahun.101 Tujuan yang diwujudkan dalam perencanaan strategis sebagai misi perencanaan itu perlu dioperasionalkan agar dapat dilaksanakan. Usaha mengoperasionalkan disini tidak hanya terbatas kepada menspesifikasi tujuan, melainkan juga sampai kepada usaha menyelesaikan tujuan-tujuan spesifik tersebut. Dengan kata lain, perencanaan operasional berusaha menspesifikasi tujuan dan memecahkan tujuan menjadi kenyataan dengan berbagai alternatif pemecahan. Sesudah tiap-tiap tujuan spesifik memiliki alternatif-alternatif pemecahan dan sudah dipilih alternatif yang terbaik, maka operasional maju selangkah lagi ialah mengimplentasikan program tersebut dalam kegiatan pendidikan yang nyata di lapangan. Setelah tiba waktunya kegiatan nyata ini dinilai dan direview apakah program itu telah memberi hasil seperti yang diharapkan atau belum. Hasil ini menentukan tindakan tim 101Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional (Bandung: Angkasa, 1989), h. 76. 55 PENGANTAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN perencana berikutnya, yaitu berhenti karena sudah puas atau berhenti karena gagal sama sekali, atau mengulang dengan program yang di revisi. C. Langkah-Langkah Perencanaan Langkah-langkah yang dimaksud adalah mencakup langkah keseluruhan, yaitu mulai perencanaan strategi sampai kepada perencanaan operasional. Sebagaimana biasanya setiap orang memiliki pandangan sendiri-sendiri, maka isi langkah-langkah itu pun tidak sama antara seorang ahli dengan ahli lainnya.102 1. Morphet Prosedur-prosedur yang harus di perhatikan adalah: a) Mengumpulkan informasi dan analisa data b) Menyelesaikan perubahan dalam bentuk kebutuhan c) Mengidentifikasi tujuan dan prioritas d) Membentuk alternatif-alternatif penyelesaian e) Mengimplementasi, menilai dan memodifikasi 2. Mc Ahsan