Patofisiologi Gangguan Indera Khusus dan Keseimbangan PDF

Summary

This document discusses the pathophysiology of specific sensory disorders and balance. It covers various conditions affecting different senses, such as vision, hearing, and smell. The document contains diagrams and text to explain the concepts.

Full Transcript

Patofisiologi Gangguan Indera Khusus dan Keseimbangan Dept. Fisiologi FK USU MATA Gangguan penglihatan  Emmetropia: penglihatan normal  Myopia: penglihatan dekat, sumbu mata terlalu panjang atau kekuatan refraktif lens berlebihan.  Hypermetropia: penglihatan jauh, sum...

Patofisiologi Gangguan Indera Khusus dan Keseimbangan Dept. Fisiologi FK USU MATA Gangguan penglihatan  Emmetropia: penglihatan normal  Myopia: penglihatan dekat, sumbu mata terlalu panjang atau kekuatan refraktif lens berlebihan.  Hypermetropia: penglihatan jauh, sumbu mata terlalu pendek atau lensa terlalu lemah.  Presbiopia  Lensa menjadi menebal dan membesar, kurang elastis, sehingga kemampuan lensa untuk berakomodasi menurun.  Kekuatan akomodasi menurun; 14 dioptri (usia anak)  2 dioptri (45 tahunan)  0 diotri (usia 70an). Koreksi terhadap perubahan focal point Myopia (nearsightedness): focal point di depan retina Akibat ‘too long’ an eyeball atau ‘too much’ refractive power lensa. distant object nearby object 5 Koreksi terhadap perubahan focal point Hyperopia (farsightedness): focal point di belakang retina Akibat ‘too short’ an eyeball atau ‘too weak’ refractive power lensa. distant object nearby object 6 Koreksi terhadap perubahan focal point Presbyopia; berkurangnya kemampuan akomodasi lensa akibat aging. Tidak bermasalah untuk distant object, memerlukan lensa untuk nearby objek. distant object nearby object 7 Koreksi terhadap perubahan focal point Astigmatisma: terdapat perbedaan kelengkungan (curvature) di suatu bagian kornea, atau lensa. Terjadi perbedaan fokus cahaya di retina, image kabur. 8  Strabismus  Deviasi / penyimpangan salah satu mata dibanding mata satunya ketika melihat satu objek spesifik.  Disebabkan kelemahan otot penggerak bola mata pada salah satu mata dan kesalahan sistem pengaturan untuk penyatuan visual sejak masa kanak kanak.  Ambliopia  Berkurangnya kemampuan melihat atau suram  Sering pada penderita diabetes, gagal ginjal, malaria, dan keracunan.  Katarak  Pengeruhan lensa mata  Disebabkan infeksi, radiasi, trauma, efek obat, dan diabetes. Glaukoma:  Peningkatan tekanan intra okular di atas normal (> 30 mmHg)  Peningkatan kronik dapat mengakibatkan hilang kemampuan melihat.  Terganggunya pengaliran aqueous humor terjadi peningkatan tekanan intraokular  menyebabkan kompresi / penekanan terhadap retina dan nervus optik.  Gangguan pengaliran akibat peradangan akut atau terbentuk jaringan fibrous pada ruang trabekula. Peradangan pada mata  Blefaritis  Peradangan pada kelopak mata, biasanya karena infeksi stafilokokus.  Gejala : merah, edema, dan gatal.  Konjungtivitis  Peradangan pada konjungtiva  Penyebab : bakterial, viral, alergi, atau bahan kimia  Gejala : mata merah, nyeri, dan lakrimasi.  Keratitis  Peradangan kornea  Penyebab: infeksi bakteri (dapat menyebabkan terjadi ulserasi), virus Herpes simplex tipe I (biasanya mengenai kornea dan konjungtiva).  Gejala : fotofobia, nyeri, lakrimasi. Buta warna  Red-green color blindness Hijau, kuning, oranye, dan merah memiliki panjang gelombang antara 525-675 nm, dan diterima oleh receptor sel cones merah dan hijau. Ketiadaan salah satu (hijau / merah) jenis sel cones ini membuat hilangnya kemampuan membedakan keempat warna tersebut. Kelainan genetik pada kromosom X, diturunkan dari ibu kepada anak lelaki.  Blue weakness Terjadi akibat ketiadaan sel cones biru.Jarang terjadi. Ishihara’s test for color blindness 74 atau 21 ? Memeriksa red-green blindness 4 atau 2 ? Memeriksa red or green blindness GANGGUAN PENDENGARAN  Tuli konduktif Terjadi perubahan pada telinga luar ataupun tengah yang mengganggu hantaran suara, akibat: Benda asing, serumen, neoplasma pada telinga luar dan dalam, disfungsi tuba eustachius, infeksi dan lain. Otitis Media Akut Tuli sensorineural, dapat terjadi akibat: Terjadi akibat hilangnya hair cells atau gangguan nervus kranial VIII (vestibuocochlearis) dan jalur persarafan. Antibiotik golongan aminoglikosida (streptomisin dan gentamisin) dapat mengganggu kanal mekanosensitif di hair cells dan menyebabkan degenerasi. Paparan bunyi/ bising secara kronis. Presbiakusis Berkurangnya pedengaran secara bertahap akibat degenerasi hair cells dan neuron (dialami 1/3 individu usia > 75 tahun). Ménière Disease Gangguan pada telinga bagian dalam, menimbulkan gejala: vertigo, hoyong, tinitus, sulit mendengar, dan nyeri telinga. Gejala timbul tiba-tiba, kambuhan. Disebabkan respon inflamasi yang menyebabkan peningkatan volume cairan endolimf dan perilimf. Motion sickness Disebabkan stimulasi vestibular yang berlebihan, serta pertentangan informasi yang diterima vestibular dan sistem sesnsori lain. Gejala berupa: mual, perubahan tekanan darah, berkeringat, pucat, muntah. Gangguan Penghidu  Hyposmia: kemampuan menghidu berkurang  Anosmia: tidak mampu menghidu  Penyebab : peradangan pada mukosa nasal, merokok berlebihan, atau tumor yg menekan bulbus olfaktorius. Gangguan Pengecapan  Hipogeusia: berkurangnya kemampuan mengecap.  Ageusia : hilang kemampuan mengecap.  Parageusia/dysgeusia: persepsi rasa tidak enak, serasa logam, asin, basi, anyir.  Disebabkan cedera otak, kerusakan nervus glossopharyngeal dan fasialis, defisiensi zinc dan vitamin B3, atau efek saming obat cislpatin dan captopril.

Use Quizgecko on...
Browser
Browser